Anda di halaman 1dari 7

132 - 138

Pengaruh Motivasi, Komunikasi dan Budaya Organisasi


terhadap Kinerja Karyawan
Eni Erwantiningsih
Fakultas Ekonomi, Universitas Merdeka Pasuruan, Indonesia
enierwanti232@gmail.com

Abstract
The purpose of this research is to analyze the influence of motivation,
communication and organizational culture to employee performance. The object
of this study is Merdeka University Pasuruan. Data collected through
questionnaires given to 42 respondents of educational staff taken by census
method. The results show that: 1) motivatian has a significant effect on employee
performance, 2) communication does not have a significant effect on employee
performanc,e 3) organizational culture has a significant effect on employee
performance, and 4) organizational culture has a dominant effect on employee
performance.

Keywords: Communication, Employee Performance, Motivation, Organizational


Culture

PENDAHULUAN waktu dan prosedur yang ada. Agar


Dalam perkembangan dunia organisasi bisa tetap survive maka suatu
kependidikan saat ini khususnya lembaga organisasi harus terus memperbaiki kualitas
pendidikan tinggi, keberadaan Perguruan sumberdaya manusia serta kualitas hubungan
Tinggi Swasta sangat diperhitungkan baik ke dalam maupun keluar sebagai cara
perkembangannya di masa depan karena untuk menghadapi perubahan dan
harus bersaing dengan Perguruan Tinggi memenangkan persaingan.
Negeri diidentikkan dengan pemberian
pelayanan, pemenuhan sarana dan prasarana Kinerja
serta kualitas lulusan yang lebih unggul dari Kinerja merupakan hasil kerja yang
Perguruan Tinggi Swasta. Menghadapi hal jelas teramati sebagai prestasi kerja karyawan
ini tentunya Perguruan Tinggi Swasta harus baik secara mutu maupun jumlah yang sesuai
mampu mengelola dan meningkatkan potensi dengan kriteria pekerjaan dan tanggung
yang ada baik dari sisi karyawan maupun jawab yang diberikan dan disesuaikan pula
dalam pengelolaan secara mandiri sumber dengan target yang diharapkan oleh
dana yang diperoleh dari masyarakat . organisasi dalam usaha untuk mencapai
Cerminan tingginya kualitas sumber tujuan organisasi pada waktu tertentu.
daya manusia dapat dilihat dari kinerja Dikatakan juga oleh (Hasibuan, 2016) adalah
karyawannya karena hal ini penting dan prestasi yang ditunjukkan seseorang terkait
potensial dalam pencapaian tujuan penyelesaian setiap tugas dan tanggungjawab
organisasi. Kinerja merupakan prestasi kerja yang dibebankan kepadanya disesuaikan
karyawan yang ditunjukkan apakah tugas dan pada keahlian, pengalaman serta
tanggungjawabnya selesai sesuai dengan kesungguhan.

132
133

Selanjutnya dikemukakan (Gibson, melatarbelakangi seseorang untuk segera


1996) bahwa kinerja (job perfomance) adalah berkeinginan menyelesaikan tugasnya.
hasil kerja yang diharapkan dari perilaku. Teori motivasi yang kami jadikan
Berdasar pendapat dari (Moenir, 2016) dasar penelitian adalah teori Alderfer yaitu
bahwa “kinerja adalah sebagai hasil dari Teori ERG ( Exsistence, Relatedness, Growth
suatu pekerjaan atau prestasi seseorang pada ). Di dalam teori ini dijelaskan bahwa
suatu waktu tertentu dengan ukuran tertentu terdapat 3 pengelompokan atas kebutuhan
pula.” Dikemukakan (AP Mangkunegara, dasar manusia yaitu :(1) Existence Needs (
2009) kinerja adalah hasil pemikiran dan kebutuhan eksistensi ); (2) Relatedness Needs
karya karyawan dilihat dari mutu dan jumlah (Kebutuhan Hubungan Sosial); (3) Growth
yang buktikan atas penyelesaian Needs (Kebutuhan Pertumbuhan).
pekerjaannya sesuai kewajiban dan beban
yang diberikan. Komunikasi
Sedangkan (Rivai Veitzal, 2013) Dalam suatu organisasi komunikasi
menyatakan kinerja adalah bentuk perilaku termasuk kegiatan untuk melancarkan
sebenarnya yang ditunjukkan oleh setiap hubungan antara pimpinan dengan
orang atas prestasi kerjanya sesuai dengan bawahannya. Mengingat pentingnya fungsi
peran dan tanggungjawabnya dalam tersebut maka komunikasi perlu dilakukan
perusahaan Dikatakan oleh (Dharma, 2012) secara maksimal sebagai upaya agar pesan
dalam mengukur kinerja dipertimbangkan serta maksud yang disampaikan seseorang
kualitas kerja, kuantitas kerja dan ketepatan dapat diterima serta dimengerti oleh orang
waktu lain. Ada beberapa pendapat tentang
komunikasi, antara lain: (Newstrom & Davis,
Motivasi 2002) “Komunikasi adalah suatu proses
Motivasi menurut (Uno, 2007) yaitu memindahkan informasi serta pemahaman
sebagai proses yang berperan dalam dari satu orang ke orang lain”. (Rakhmat,
membantu seseorang mencapai tujuan 2008) mengatakan bahwa “Suatu komunikasi
hidupnya dengan arah serta ketekunan yang akan menjadi lebih berkualitas serta sesuai
terbentuk karenanya. Motivasi merupakan kondisi apabila didukung oleh sikap saling
energi dari dalam dan luar yang mendorong percaya, jujur, dan empati diantara
manusia untuk meraih harapan dan tujuan penyampai pesan serta penerima pesan”.
yang telah ditentukan atau motivasi bisa juga Pendapat lainnya dikemukakan
mengandung arti sebagai proses bagaimana (Ardana, Mujiati, & Utama, 2012) bahwa
orang lain atau karyawannya bisa komunikasi adalah kunci untuk membuka
dipengaruhi untuk beraktivitas serta hubungan serta kerjasama. Selain itu sebagai
menyelesaikan tugasnya sesuai penetapan cara menyampaikan keinginan dan
tujuan yang telah dibuat sebelumnya. keberhasilannya dapat meningkatkan
(Fred, 1995) menegaskan juga kerjasama.
bahwa motivasi merupakan urutan kejadian (Purwanto, 2011) mengatakan
yang diawali dengan adanya situasi defisiensi “bahwa dalam struktur organisasi terdapat
kebutuhan fisiologis, psikologis dan lainnya beberapa jabatan atau kedudukan dimana
yang mendorong sikap atau keinginan masing-masing mempunyai batas
merujuk pada suatu tujuan tertentu atau tanggungjawab dan wewenang. Dalam
insentif. Maka dari itu hal yang mendasar hubungannya dengan proses disampaikannya
sebagai pemahaman proses motivasi ada informasi dari bawahan kepada pimpinan
pada hubungan antara dorongan, keinginan, ataupun sebaliknya.” Adapun arus informasi
dan insentif. dalam komunikasi dapat dikelompokkan
Dijelaskan juga (Terry & Rue, 2019) sebagai komunikasi vertikal dan komunikasi
bahwa motivasi adalah sesuatu yang horizontal.
134

Budaya Organisasi keakraban, saling pengertian serta


Suharto memberikan pandangannya memperlancar aktivitas. Penelitian terkait hal
terkait budaya organisasi merupakan nilai ini dilakukan oleh (Hastuti, Sularso,
yang digunakan sebagai acuan dan digunakan 2013),(Lakoy, 2015), (Srimiatun &
seseorang untuk memecahkan setiap Prihatinta, 2017) serta (Samodro & Lestari,
masalah, sebagai usaha beradaptasi saat 2018) diperoleh pembuktian empiris bahwa
bergabung dalam suatu lembaga sehingga komunikasi berpengaruh terhadap kinerja
setiap hal yang menjadi acuan perilaku dapat karyawan.
diketahui serta dipahami oleh semua anggota Di sisi lain, prestasi kerja seseorang
organisasi. dibentuk oleh faktor dari luar dan dari dalam
Dikemukakan oleh (Robbins & dirinya sendiri. Sebuah dorongan dalam diri
Judge, 2008) “ budaya organisasi individu akan menggerakkan seseorang
(organizational culture) adalah nilai yang untuk berusaha demi mencapai keinginan dan
diyakini dan menjadi acuan seluruh anggota tujuannya. Penelitian (Hastuti, Sularso,
dan mampu membuat perbedaan dengan 2013), (Rahmayanti, 2014), (Prihono,
organisasi yang lain. Adapun karakteristik Budhiarta, 2016), (Amalia & Fakhri, 2016)
yang ada diantaranya : 1) Inovasi serta berani telah memberikan bukti secara signifikan
mengambil risiko ( Inovation and risk bahwa motivasi mempengaruhi kinerja
taking ), 2) Perhatian kepada detil ( Attention seorang karyawan.
to detail ), 3) Bertujuan kepada hasil
(Outcome orientation), 4) Bertujuan kepada Hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut :
manusia ( People orientation), 5) Bertujuan H1: motivasi berpengaruh terhadap kinerja
pada tim (Team orientation), 6) Agresivitas karyawan di Universitas Merdeka
( Aggressiveness) dan 7) Stabilitas (Stability). Pasuruan.
H2: komunikasi berpengaruh terhadap
Pengaruh Budaya Organisasi, Komunikasi kinerja karyawan di Universitas
dan Motivasi Terhadap Kinerja Merdeka Pasuruan.
Karyawan H3: budaya organisasi berpengaruh
Pola pikir dan cara pandang karyawan terhadap kinerja karyawan di
terhadap tugas dan tanggungjawabnya sangat Universitas Merdeka Pasuruan
menentukan bagaimana tujuan organisasi
dapat dicapai melalui kinerja karyawan di
dalamnya. Dimana cara pandang yang sudah
diyakini sehingga menjadi ciri khas
organisasi itu sendiri akan bermuara menjadi
sebuah budaya didalamnya. Penelitian
(Soedjono, 2005), (Taurisa Chaterina, 2012),
(Arianty Nel, 2014), (Baan, 2015),
(Prihono,Budhiarta, 2016) serta (Sagita,
Susilo, & Cahyo W.S, 2018) menyimpulkan
terdapatnya pengaruh positif antara budaya
organisasi terhadap kinerja.
Kinerja yang tinggi dalam suatu
budaya organisasi yang kondusif juga
dipengaruhi bagaimana cara anggota
organisasi mampu berkomunikasi serta
bekerjasama dengan rekan sekerja maupun Gambar 1. Kerangka Konseptual Variabel
atasan. Komunikasi dilakukan oleh seseorang
baik di lingkungan organisasi kerja maupun
di masyarakat untuk meningkatkan
135

METODE terhadap suatu keadaan pada waktu yang


Jenis dan Sumber Data berbeda, dengan Alpha Cronbach lebih besar
Data pada penelitian ini berupa data atau sama dengan 0,6.
kuantitatif yang berasal dari jawaban
responden atas kuesioner yang disebarkan Uji Asumsi Klasik
serta disajikan berdasar skala likert. Adapun Metode statistik yang digunakan yaitu
sumber data primer diperoleh langsung dari analisis linier berganda karena digunakan 3
kuesioner yang diberikan ke karyawan variabel independen dan 1 variabel
administasi Universitas Merdeka Pasuruan dependen. Sebelum dilakukan analisis
sebagai obyek penelitian. tersebut, uji asumsi klasik perlu dilakukan
terlebih dahulu dengan tujuan hasil
Populasi dan Sampel regresinya untuk memperkirakan variabel
Populasinya adalah seluruh karyawan terkait tidak bias.
administrasi di Universitas Merdeka Uji Normalitas bertujuan untuk
Pasuruan yang berjumlah 42 orang dengan menguji variabel dalam penelitian ini model
dengan masa kerja 2-5 tahun. Penelitian regresinya terdistribusi normal atau
dilakukan secara sensus sehingga semua mendekati dengan pendekatan grafik Normal
anggota populasi dijadikan sampel. P-P of Regresion Standardized Residual. Jika
data menyebar disekitar garis diagonal dan
Teknik Analisa Data mengikuti garis diagonal, maka disimpulkan
Teknis analisa data pada penelitian ini asumsi normalitas terpenuhi.
menggunakan analisis linier berganda : Uji autokorelasi menjelaskan tidak
saling berpengaruhnya varian residual (e).
Ŷ = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ e Untuk mengetahui hasil pengujian ini
dilakukan tes Durbin-Watson (Gujarati,
dengan keterangan : 1993:217).
X1 = motivasi Uji Heteroskedastisitas bertujuan
X2 = komunikasi untuk menilai apakah ada ketidaksamaan
X3 = budaya organisasi varian dari residual untuk semua pengamatan
e = eror pada model regresi linear.
Y = kinerja karyawan Heteroskedastisitas tidak terjadi jika varian
α = konstanta residu homogen. Jika probabiltias atau p-
β1,2,3 = koefsien regresi value > (α = 0,05) atau nonsignifikan, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji Validitas dan Reliabilitas Uji multikolinieritas adalah menguji
Tujuan uji validitas ini adalah apakah terdapat hubungan antar variabel
mengembangkan instrumen penelitian yang bebas (independent) dalam model regresi.
sudah ditetapkan sebelumnya. Untuk Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan
menganalis digunakan teknik r Product menghitung nilai VIF (Variance Inflating
Moment, yang membandingkan perhitungan Factor), apabila lebih kecil dari 5% maka
berdasarkan kriteria kevalidan yaitu suatu multikolinieritas tidak terjadi.
item pernyataan disebut valid apabila
koefesien rhitung lebih besar dari r tabel pada HASIL DAN PEMBAHASAN
taraf signifikansi α = 0,05. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Uji reliabilitas untuk mengetahui Berdasar hasil SPSS diperoleh nilai
tingkat kemantapan. Maksudnya adalah dapat signifikansi pada masing-masing variabel
“diandalkan”(dependability ) dan hasilnya 0,2973 pada variabel pertama, 0,2973 untuk
“dapat diramalkan” (predictabilit). Suatu variabel kedua, dan 0,2973 untuk variabel
instrumen dikatakan reliabel apabila ketiga. Dapat disimpulkan butir pertanyaan
memberikan hasil yang terukur sama
136

pada variabel motivasi, komunikasi dan independent terhadap variabel dependent,


budaya organisasi telah valid. dengan nilai konstanta sebesar 2,164
Sesuai hasil pengolahan data dengan menunjukkan bahwa jika tidak ada motivasi,
SPSS semua variabel nilai koefisien Alpha komunikasi dan budaya organisasi maka
Cronbach nya lebih dari 0,6 sehingga tingkat kinerja karyawan di Universitas
disimpulkan instrumen pertanyaan yang Merdeka Pasuruan adalah 2.164 satuan score.
dipakai sudah reliable atau sangat reliable Koefisien regresi X1 sebesar 0,370
memberikan gambaran jika variabel motivasi
Pengujian Asumsi Klasik meningkat sebesar 1 satuan maka kinerja
Hasil Uji Normalitas pada penelitian karyawan meningkat pula sebesar 0,370
ini menunjukkan pola yang yang terbentuk satuan atau berpengaruh positif terhadap
pada histogram mendekati benul bel dan plot kinerja karyawan. Koefisien regresi X2
linier menunjukkan data yang bergerak sebesar 0,109 mengartikan jika variabel
mengikuti garis linier diagonal, maka komunikasi meningkat sebesar 1 satuan maka
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. kinerja karyawan naik sebesar 0,109 satuan
Begitu juga dengan Uji Autokorelasi, atau berpengaruh positif terhadap kinerja
menunjukkan nilai statistik uji dw berada karyawan. Sementara koefisien regresi X3
diantara nilai dU dan 4 – dU maka pada sebesar 0,499 mengartikan jika variabel
kasus ini tidak terjadi autokorelasi. budaya organisasi meningkat sebesar 1
Sedangkan metode Uji Heterokedastisitas satuan maka kinerja naik pula sebesar 0,499
dalam penelitian ini menggunakan metode satuan atau berpengaruh positif terhadap
grafik dengan memakai grafik plot dan sesuai kinerja karyawan.
hasil yang ada terlihat penyebaran titik yang
acak tanpa bentuk pola tertentu. Hal ini Pembahasan
menunjukkan indikasi tidak terjadi Pada pengujian hipotesis, diperoleh
heterokedastisitas. Untuk Uji nilai signifikansi uji F sebesar 0.000. Karena
Multikolinieritas, sesuai hasil pengolahan nilainya dibawah 5% maka H0 ditolak.
data diperoleh nilai tolerance lebih besar dari Artinya, dengan tingkat kepercayaan sebesar
0.10 , nilai VIF kurang dari 10 maka 95% dapat dikatakan variabel motivasi,
disimpulkan tidak terjadi asumsi komunikasi dan budaya organisasi
multikolinearitas. mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap kinerja karyawan.
Analisis Regresi Linier Berganda Berdasar hasil analisa statistik pada
tabel 1, variabel motivasi mempunyai nilai
Tabel 1. Hasil Analisa Statistik signifikan 0,013 lebih kecil dari taraf
Unstandardized Standardized keyakinan 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga
Coefficients Coefficients
Std. dapat disimpulkan ada pengaruh positif dan
Model B Error Beta t Sig. signifikan motivasi terhadap kinerja
1 (Constant) 2.164 1.912 1.132 .265 karyawan yaitu sebesar 0.370 (=37%). Hasil
X1 .351 .134 .370 2.619 .013 penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
X2 .130 .178 .109 .730 .470
X3 .224 .064 .499 3.509 .001
(Hastuti, Sularso, 2013), (Rahmayanti, 2014),
Sumber : data diolah (Prihono,Budhiarta, 2016), (Amalia &
Fakhri, 2016) yang menyatakan bahwa
Dari analisa statistik pada tabel 1 di secara signifikan motivasi mempengaruhi
atas didapatkan sebuah persamaan: kinerja seorang karyawan.
Untuk variabel komunikasi
Y = 2.164 + 0,370X1 + 0,109X2 + 0,499 mempunyai nilai signifikan 0.470 lebih besar
dari taraf keyakinan 0,05 maka H0 diterima.
Hasil regresi tersebut Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi
menggambarkan pengaruh variabel tidak mempunyai pengaruh signifikan
137

terhadap kinerja, Hasil pnelitian ini tidak Daya Manusia (1st ed.). Yogyakarta:
sejalan dengan hasil penelitian yang Graha Ilmu.
dilakukan oleh (Hastuti, Sularso, Arianty Nel. (2014). Pengaruh Budaya
2013),(Lakoy, 2015), (Srimiatun & Organisasi terhadap Kinerja pegawai.
Prihatinta, 2017) serta (Samodro & Lestari, Manajemen Dan Bisnis, 14. Retrieved
2018) dimana dalam penelitian tersebut from ISSN 1693-7619
diperoleh pembuktian empiris bahwa Baan, Y. F. (2015). Pengaruh Budaya
komunikasi berpengaruh dengan kinerja Organisasi terhadap kinerja
karyawan. Karyawan Hotel Grand Victoria.
Sedangkan untuk variabel budaya EJournal Ilmu Administrasi Bisnis,
organisasi nilai signifikannya 0.001 lebih 3(3), 675–686. Retrieved from
kecil dari taraf keyakinan 0,05 maka H0 journal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id
ditolak. Sehingga dapat dinyatakan ada Dharma, S. (2012). Manajemen Kinerja
pengaruh positif budaya organisasi terhadap Falsafah Teori dan Penerapannya.
kinerja karyawan sebesar 0.499 (=49.9%). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fred, L. (1995). Perilaku Organisasi.
(Soedjono, 2005), (Taurisa Chaterina, 2012), Yogyakarta: Andi.
(Arianty Nel, 2014), (Baan, 2015), Gibson, J. L. (1996).
(Prihono,Budhiarta, 2016) serta (Sagita, Organisasi:perilaku,struktur,proses
Susilo, & Cahyo W.S, 2018) yang (N. Andriani, ed.). jakarta: Binarupa
menyimpulkan terdapat pengaruh positif Aksara.
antara budaya organisasi terhadap kinerja. Hasibuan, M. S. (2016). Manajemen Sumber
Berdasarkan nilai koefisien regresi, Daya Manusia (revisi). Jakarta: PT.
dari ketiga variabel bebas yang diteliti, faktor Bumi Aksara.
budaya organisasi yang berpengaruh Hastuti, Sularso, K. (2013). Pengaruh
dominan dibandingkan dengan faktor Komunikasi, Motivasi dan Etos Kerja
motivasi dan komunikasi. terhadap Kinerja Pegawai
Koordinator Unit Pelaksana Teknis
Kesimpulan Dinas Pendapatan Propinsi Jawa
Motivasi dan budaya organisasi Timur di Probolinggo. JEAM, XII.
berpengaruh siginifikan terhadap kinerja, Retrieved from issn:1412-5366
sedangkan komunikasi tidak mempunyai Lakoy, A. C. (2015). Pengaruh Komunikasi,
pengaruh signifikan terhadap kinerja Kerjasama Kelompok, dan Kreativitas
karyawan tenaga kependidikan di Universitas terhadap Kinerja karyawan pada
Merdeka Pasuruan. Dari ketiga variabel Hotel Aryaduta Manado. EMBA, 3,
bebas yang diteliti, faktor budaya organisasi 981–991. Retrieved from issn:2302-
yang berpengaruh dominan dibandingkan 11
dengan faktor motivasi dan komunikasi. Moenir, H. A. . (2016). Manajemen
Pelayanan Umum di Indonesia (12th
DAFTAR PUSTAKA ed.). Bumi Aksara.
Amalia, S., & Fakhri, M. (2016). Pengaruh Newstrom, J. W., & Davis, K. E. (2002).
Motivasi terhadap Kinerja PT. Human Behavior at Work (11th ed.).
Gramedia Asri Cabang Emerald McGraw-Hill.
Bintaro. Computech Dan Bisnis, 10, Prihono,Budhiarta, A. (2016). Pengaruh
119–127. Motivasi, Budaya Organisasi dan
AP Mangkunegara, A. P. (2009). Manajemen Spiritualitas pada Kinerja Pegawai
Sumber Daya Manusia Perusahaan. Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Bandung: Rosda. Negara di Propinsi Bali. Ekonomi
Ardana, I. K., Mujiati, N. W., & Utama, I. Dan Bisnis Universitas Udayana,
W. M. (2012). Manajemen Sumber 2063–2090. Retrieved from
138

issn:2337-3067 Dasar Manajemen (B. S. Fatmawati,


Purwanto, A. J. (2011). Metode Penelitian ed.). Jakarta: Bumi Aksara.
Kuantitatif dan Administrasi Publik Uno, H. B. (2007). Teori Motivasi dan
dan Masalah Sosial. Yogyakarta: Pengukurannya. Jakarta: Bumi
Gava Media. Aksara.
Rahmayanti. (2014). Pengaruh Motivasi
Kerja terhadap Kinerja Karyawan
pada CV. Puyra Kaltim Samarinda.
Ilmu Administrasi Bisnis, 2, 215–229.
Retrieved from
ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id
Rakhmat, J. (2008). Psikologi Komunikasi
(26th ed.). Remaja Rosdakarya.
Rivai Veitzal. (2013). Manajemen SDM
untuk Perusahaan. Bandung: Rajawali
Pers.
Robbins, S., & Judge. (2008). Perilaku
Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Sagita, A. A., Susilo, H., & Cahyo W.S, M.
(2018). Pengaruh Budaya Organisasi
terhadap Kinerja dengan Motivasi
sebagai Variabel Moderator.
Administrasi Bisnis, 57(1).
Samodro, C. A., & Lestari, S. P. (2018).
Pengaruh Komunikasi Organisasi
Atasan Bawahan terhadap Kinerja
Karyawan Koperasi BMT Fosilatama.
Egaliter, 1(2).
Soedjono. (2005). Pengaruh Budaya
Organisasi terhadap Kinerja
Organisasi dan Kepuasan Kerja
Karyawan pada Terminal Penumpang
Umum di Surabaya. Manajemen Dan
Kewirausahaan, 7, 22–47. Retrieved
from
http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journal
s/
Srimiatun, & Prihatinta, T. (2017). Pengaruh
Komunikasi dan Konflik terhadap
Kinerja Tenaga Kependidikan
Politeknik Negeri Madiun.
Epicheirisi, 1(1).
Taurisa Chaterina, R. (2012). Analisis
Pengaruh Budaya Organisasi dan
Kepuasan Kerja terhadap Komitmen
Organisasional dalam Meningkatkan
Kinerja Karyawan. Bisnis Dan
Ekonomi (JBE), 19, 170–187.
Retrieved from issn:1412-3126
Terry, G. R., & Rue, L. W. (2019). Dasar-

Anda mungkin juga menyukai