Anda di halaman 1dari 16

JURNAL SAINS PEMASARAN INDONESIA Ilyas Muhajir

Volume XIII, No. 3, Desember 2014, halaman 334 - 349

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA


ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN
(Studi Pada PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)
Cabang Semarang)

Ilyas Muhajir

Abstraksi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi hubungan antara gaya kepemimpinan,
budaya organisasi, kepuasan kerja dan kinerja karyawan dalam sampel karyawan di PT. Dok
& Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Cabang Semarang. Data diperoleh melalui kuesioner
dan model penelitian diuji dengan model persamaan struktural/structural equation modeling.Hasil
penelitian menunjukan bahwa semua hipotesis diterima. Hasil akhir analisis SEM telah memenuhi
kriteria indeks kelayakan model (Goodness of fit index criteria; Chi square = 261,212; Probability=
0,241; RMSEA= 0,023; GFI= 0,846; AGFI= 0,812; CFI= 0,995; TLI= 0,994; CMIN/df= 1,062,
semua memenuhi kriteria kecuali nilai GFI dan AGFI adalah marginal. Selain itu diperoleh
hasil bahwa semua hipotesis yang diajukan dapat diterima. Gaya kepemimpinan dan budaya
organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan, gaya kepemimpinan dan
budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui kepuasan kerja. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa Budaya organisasi
paling berpengaruh kuat terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Berdasarkan hasil
data, maka model yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.Atas dasar hasil tersebut,
implikasi manajerial yang dapat disarankan adalah peningkatan kepuasan kerja dan kinerja
karyawan dapat dicapai dengan menciptakan dan menjaga budaya keterlibatan dalam budaya
organisasi perusahaan, menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif sejalan dengan memberikan
tingkat gaji yang dirasa memuaskan bagi karyawan.
Kata kunci : Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Kinerja Karyawan

PENDAHULUAN sebagai unsur yang sangat menentukan


dalam proses pengembangan usaha,
1.1 Latar Belakang sehingga peran sumber daya manusia

S umber daya manusia merupakan faktor


yang sangat penting dalam sebuah
organisasi baik organisasi dalam skala besar
menjadi semakin penting (Tadjudin, 1995).
Diharapkan dengan adanya sumber daya
manusia yang berkualitas dan memiliki
maupun kecil. Pada organisasi berskala kepemimpinan serta budaya organisasi yang
besar, sumber daya manusia dipandang sesuai akan mempengaruhi kepuasan kerja

334 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Kepuasan Kerja

bagi karyawan itu sendiri sehingga kinerja bawahannya agar peningkatan kinerja
karyawan meningkat, serta tujuan yang karyawan tercapai. Tingkat absensi karyawan
ditetapkan oleh organisasi akan tercapai. yang cukup tinggi ini menjadi fenomena bisnis
Kepemimpinan merupakan salah satu dalam perusahaan yang tentunya akan
isu dalam manajemen yang masih cukup mengganggu pelayanan jasa yang diberikan.
menarik untuk diperbincangkan hingga Sektor pelayanan transportasi laut ini
dewasa ini. Karena pada dasarnya tentunya menjadi perhatian khusus bagi
kepemimpinan merupakan sebuah proses manajemen perusahaan, karena hal ini
bagaimana seorang pemimpin mempengaruhi menyangkut dengan keselamatan penumpang
dan memberikan arahan kepada bawahannya dan kapal itu sendiri sebagai moda transportasi.
agar tercapai kinerja karyawan yang optimal Oleh karena itu, dalam sebuah organisasi
(Locke, E.A, 1997). Gaya kepemimpinan sangat dibutuhkan sumberdaya manusia yang
adalah suatu cara yang digunakan oleh memiliki kapabilitas yang mumpuni dan
seorang pemimpin dalam mempengaruhi integritas tinggi pada perusahaan.
perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan
merupakan norma perilaku yang dipergunakan 2.2. Tinjauan Pustaka
oleh seseorang pada saat orang tersebut
mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.
2.1.1 Kinerja Karyawan
Masing-masing gaya tersebut memiliki
Byars (1984), mengartikan kinerja
keunggulan dan kelemahan. Seorang
sebagai hasil dari usaha seseorang yang
pemimpin akan menggunakan gaya
dicapai dengan adanya kemampuan dan
kepemimpinan sesuai kemampuan dan
perbuatan dalam situasi tertentu. Jadi bisa
kepribadiannya (Marzuki, 2002).
dikatakan prestasi kerja merupakan hasil
Dalam mencapai tujuan organisasi
keterkaitan antara usaha, kemampuan, dan
selain dukungan dari gaya kepemimpinan dan
persepsi tugas. Usaha merupakan hasil
budaya organisasi, kepuasan kerja juga
motivasi yang menunjukkan jumlah energi
merupakan variabel penting dalam
(fisik atau mental) yang digunakan oleh individu
meningkatkan kinerja karyawan. Kepuasan
dalam menjalankan suatu tugas. Sedangkan
kerja merupakan dampak atau hasil dari
kemampuan merupakan karakteristik individu
keefektifan performance dan kesuksesan
yang digunakan dalam menjalankan suatu
dalam bekerja. Kepuasan kerja yang rendah
pekerjaan. Kemampuan biasanya tidak dapat
pada organisasi adalah rangkaian dari 1)
dipengaruhi secara langsung dalam jangka
menurunnya pelaksanaan tugas, 2)
pendek. Selanjutnya persepsi tugas
meningkatnya absensi, dan 3) penurunan
merupakan petunjuk dimana individu percaya
moral organisasi. (Yukl, 1989).
bahwa mereka dapat mewujudkan usaha-
Pengembangan peningkatan kinerja usaha mereka dalam tugas dan pekerjaan.
karyawan untuk mempertahankan kualitas
Winardi dalam Waridin dan Guritno
jasa yang diberikan, maka PT. Dok &
(2005) mengatakan kinerja merupakan konsep
Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Cabang
yang bersifat universal yang merupakan
Semarang harus memiliki gaya
efektivitas operasional suatu organisasi,
kepemimpinan yang efektif guna mengarahkan
bagian organisasi dan bagian karyawannya

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 335


Ilyas Muhajir

berdasarkan standard dan kriteria yang telah organisasi dan pola kebiasaan dan falsafah
ditetapkan sebelumnya, karena organisasi dasar pendirinya, yang terbentuk menjadi
pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka aturan yang digunakan sebagai pedoman
kinerja sesungguhnya merupakan perilaku dalam berfikir dan bertindak dalam mencapai
manusia dalam memainkan peran yang tujuan organisasi. Budaya yang tumbuh
mereka lakukan didalam suatu organisasi menjadi kuat mampu memacu organisasi
untuk memenuhi standar perilaku yang telah kearah perkembangan yang lebih baik.
ditetapkan agar membuahkan tindakan dan Menurut Rivai (2004), berpendapat
hasil yang diinginkan. bahwa budaya ada dalam tiga tingkat, yaitu
artifact, nilai-nilai yang didukung (espoussed
2.1.2. Gaya Kepemimpinan values) dan asumsi yang mendasari (basic
Kepemimpinan merupakan assumption). Artifact yaitu hal-hal yang ada
kemampuan untuk mempengaruhi suatu untuk menentukan budaya dan
kelompok kearah tercapainya suatu tujuan. mengungkapkan apa sebenarnya budaya itu
Kepemimpinan adalah pribadi yang dijalankan kepada mereka yang memperhatikan budaya,
dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui dalam artifact termasuk produk, jasa, bahkan
proses komunikasi kearah pencapaian satu pola tingkah dari anggota sebuah organisasi
atau beberapa tujuan tertentu. Kepemimpinan dan artifact ini menurut Schein adalah budaya
menyangkut proses pengaruh sosial yang organisasi tingkap pertama. Espoussed
disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap values adalah alasan yang diberikan oleh
orang lain untuk menstruktur aktivitas dan sebuah organisasi untuk mendukung caranya
pengaruh didalam kelompok atau organisasi melakukan sesuatu dan ini merupakan budaya
(Robbins, 2006). organisasi tingkat kedua. Budaya organisasi
Rivai (2004) berpendapat bahwa tingkat ketiga yaitu Basic Assumption yaitu
kepemimpinan dipahami sebagai kekuatan keyakinan yang dianggap sudah ada oleh
untuk menggerakkan dan mempengaruhi anggota suatu organisasi.
orang. Kepemimpinan sebagai sebuah alat,
sarana atau proses untuk membujuk orang 2.1.4. Kepuasan Kerja
agar bersedia melakukan sesuatu secara Lodge dan Derek (1993), berpendapat
sukarela/sukacita. Ada beberapa faktor yang bahwa orang akan merasa puas bila tidak
dapat menggerakkan orang yaitu karena ada perbedaan (discrepancy) antara yang
ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan. diinginkan dengan persepsinya atas
kenyataan. Meskipun terdapat perbedaan
2.1.3. Budaya Organisasi kalau perbedaan tersebut positif maka orang
Robbins (2006), menyatakan bahwa atau pegawai akan merasa puas, demikian
budaya organisasi merupakan suatu sistem juga sebaliknya. Pegawai akan merasa puas
makna bersama yang dianut oleh anggota- bila mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan.
anggota organisasi yang membedakan Makin besar kebutuhannya yang terpenuhi
organisasi itu dari organisasi-organisasi lain. akan semakin puas, begitu pula sebaliknya.
Budaya organisasi adalah suatu sistem nilai Lawler dalam Robbins (2006),
yang diperoleh dan dikembangkan oleh mengatakan ukuran kepuasan sangat

336 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Kepuasan Kerja

didasarkan atas kenyataan yang dihadapi dan bahwa pekerjaan yang dilakukan akan lebih
diterima sebagai kompensasi usaha dan menarik, menyenangkan dan memuaskan
tenaga yang diberikan. Kepuasan kerja dari pada individu yang bekerja dibawah
tergantung dari kesesuaian atau pemimpin yang menggunakan gaya non
keseimbangan (equity) antara yang karismatik : ini merupakan pengecualian dari
diharapkan dengan kenyataan. Indikasi fakta bahwa keseluruhan individu melakukan
kepuasan kerja biasanya dikaitkan dengan pekerjaan secara identik.
tingkat absensi, tingkat perputaran tenaga Berdasarkan uraian di muka, maka
kerja, disiplin kerja, loyalitas dan konflik dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
dilingkungan kerja.
H1 : “Gaya kepemimpinan berpengaruh positif
2.3. Pengembangan Hipotesis terhadap kepuasan kerja”.

2.3.1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan


2.3.2. Pengaruh Budaya Organisasi
terhadap Kepuasan Kerja
terhadap Kepuasan Kerja
Hani Handoko (1995) menyatakan
Wexley dan Yulk (1992) dalam Waridin
bahwa gaya kepemimpinan adalah
dan Masrukhin (2006) menyatakan kepuasan
bagaimana seorang pemimpin dapat dengan
kerja merupakan sikap umum seorang
tepat mengarahkan tujuan perseorangan dan
individu terhadap pekerjaanya. Masing-
tujuan organisasi. Lodge dan Derek (1993),
masing individu memiliki tingkat kepuasan
berpendapat bahwa orang akan merasa puas
berbeda sesuai dengan sistem nilai yang
bila tidak ada perbedaan (discrepancy) antara
berlaku dalam dirinya. Semakin banyak aspek
yang diinginkan dengan persepsinya atas
yang sesuai dengan keinginan individu
kenyataan. Dari dua pengertian tentang gaya
tersebut maka semakin tinggi kepuasan
kepemimpinan dan kepuasan kerja dapat
kerjanya. Dari deskripsi tersebut dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa apabila gaya
dikatakan bahwa kepuasan kerja merupakan
kepemimpinan yang diterapkan dapat dengan
perasaan seseorang terhadap pekerjaannya
tepat mengarahkan tujuan organisasi dengan
dengan mempertimbangkan aspek yang ada
aspek-aspek/tujuan yang diharapkan individu
didalam pekerjaannya sehingga timbul dalam
atas pekerjaannya maka semakin tinggi
dirinya suatu perasaan senang atau tidak
kepuasan kerjanya. Menurut De Groot et.al
senang terhadap situasi kerja dan rekan
(2000), kepemimpinan kharismatik
sekerjanya. Apa yang dirasakan individu
mempunyai hubungan yang positif dengan
tersebut dapat positif atau negative
kepuasan kerja.
tergantung dari persepsi terhadap pekerjaan
Kirkpatrick dan Locke (1996), yang dilakukan.
menemukan sebuah hubungan positif antara
Nurhajati Ma’num dan Bisma
perilaku karismatik dan kinerja, kepuasan kerja
Dewabrata (1995), hasil penelitiannya
dan sikap melalui pemimpinnya. Kedua studi
membuktikan adanya pengaruh positif antara
yaitu Howell dan Frost’s dan Kirkpatrick’s
budaya organisasi dengan kepuasan kerja.
menemukaan bahwa pekerjaan individu
Wallach (1983), menyatakan bahwa kepuasan
dibawah pemimpin kharismatik melaporkan
kerja seseorang dan hasil kerja tergantung

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 337


Ilyas Muhajir

kesesuaian antara karakteristik orang tersebut Berdasarkan uraian di muka, maka


dengan budaya organisasi. dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Berdasarkan uraian di muka, maka
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H3 : “Kepuasan Kerja berpengaruh positif
terhadap Kinerja Karyawan”.
H2 : “Budaya organisasi berpengaruh positif
terhadap kepuasan kerja”.
2.3.4. Pengaruh Gaya Kepemimpinan
terhadap Kinerja Karyawan
2.3.3. Pengaruh Kepuasan Kerja Teori Path Goal menjelaskan tentang
terhadap Kinerja Karyawan perilaku pemimpin gaya direktif, gaya suportif,
Ostroff (1992) mengemukakan bahwa gaya partisipatif, gaya pengasuh dan gaya
kepuasan kerja mempunyai hubungan yang orientasi prestasi mempengaruhi
signifikan dengan kinerja, selanjutnya pengharapan ini. Sehingga mempengaruhi
karyawan yang merasa terpuaskan terhadap prestasi kerja bawahan dan kinerja bawahan.
pekerjaan biasanya bekerja lebih keras dan Dengan menggunakan salah satu dari empat
lebih baik dibadingkan karyawan yang gaya tersebut, seorang pemimpin harus
mengalami stress dan tidak terpuaskan berusaha untuk mempengaruhi persepsi para
terhadap pekerjaaannya. Kepuasan dan sikap bawahan dan mampu memberikan motivasi
karyawan merupakan hal yang penting dalam kepada mereka tentang kejelasan-kejelasan
menentukan perilaku dan respon terhadap tugasnya, pencapaian tujuan, kepuasan kerja
pekerjaannya. Melalui ini organisasi yang dan pelaksanaan efektif (Griffin, 1980).
efektif dapat tercapai. Ogbonna dan Harris (2000) dalam
Lawler (1998), mengatakan kepuasan penelitiannya menunjukkan bahwa
kerja tergantung kesesuaian atau kepemimpinan yang diperankan dengan baik
keseimbangan (equity) antara yang diharapkan oleh seorang pemimpin mampu memotivasi
dengan kenyataan. Indikasi kepuasan kerja karyawan untuk bekerja lebih baik, hal ini akan
biasanya dikaitkan dengan tingkat absensi, membuat karyawan lebih hati-hati berusaha
tingkat perputaran tenaga kerja, disiplin kerja, mencapai target yang diharapkan perusahaan,
loyalitas dan konflik di lingkungan kerja. Hal- hal tersebut berdampak pada kinerjanya. Hasil
hal tersebut mempengaruhi kinerja pegawai penelitian Ogbonna dan Harris (2000)
dan efektivitas organisasi. menunjukkan bahwa budaya organisasi
Pernyataan bahwa kepuasan kerja mampu memoderasi pengaruh gaya
dan sikap kerja terkait dengan kinerja kepemimpinan terhadap kepuasan kerja yang
karyawan, telah dibuktikan oleh Iaffaldano dan berdampak pada peningkatan kinerja karyawan.
Muchinsky (1985), adanya korelasi positif yang Chen (2004) dalam penelitiannya
lemah. Sementara yang lain berdasarkan menguji pengaruh antara budaya organisasi
pada meta analisis Petty, Gee dan Cavender dan peran kepemimpinan terhadap komitmen
(1984) memperlihatkan hubungan yang kuat organisasi, kepuasan kerja dan kinerja
positif antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan pada perusahaan industri kecil dan
karyawan (Soon Hee Kim, 2002). menengah di Taiwan. Disamping itu Byars

338 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Kepuasan Kerja

(1984), mengatakan untuk mengelola dan semangat yang tinggi dalam bekerja, serta
mengendalikan berbagai fungsi subsistem kewajiban dalam merealisasikan target dan
dalam organisasi agar tetap konsisten dengan tugas instansi mempunyai pengaruh positif
tujuan organisasi dibutuhkan seorang terhadap kinerja pegawai. Sedangkan
pemimpin karena pemimpin merupakan bagian Wallach (1983), menunjukkan bahwa kinerja
penting dalam peningkatan kinerja para pekerja. karyawan dalam hasil kerja yang
Berdasarkan uraian di muka, maka menyenangkan termasuk kepuasan kerja,
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: cenderung untuk tinggal dalam organisasi
dan keterlibatan kerja, tergantung pada
H4 : “Gaya Kepemimpinan berpengaruh kecocokan antara karakteristik individu dan
positif terhadap Kinerja Karyawan”. budaya organisasi.
Sheridan (1992), menunjukkan bahwa
budaya organisasi secara signifikan
2.3.5. Pengaruh Budaya Organisasi berhubungan positif dengan kinerja karyawan,
terhadap Kinerja Karyawan voluntary turnover dan komitmen organisasi.
Hasil penelitian Waridin dan Dikatakan bahwa variasi dalam cultural value
Masrukhin (2006) menunjukan bahwa budaya memiliki pengaruh terhadap tingkat turnover
organisasi yang diindikasikan dengan budaya dan kinerja karyawan.
dituntutnya pegawai mencari cara-cara yang Berdasarkan uraian di muka, maka
lebih efektif dan berani menanggung dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
resikonya, cermat dalam melaksanakan
pekerjaan, perhatian pada kesejahteraan
H5 : “Budaya Organisasi berpengaruh positif
pegawai, tuntutan konsentrasi yang dicapai,
terhadap Kinerja Karyawan”.

2.3.4. Kerangka Pemikiran Teoritis

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 339


Ilyas Muhajir

Sumber : dan interpretasi hasil-hasil SEM adalah antara


H1 : Lok and Peter (2004), Soon He Kim 100 – 200. Maximum likelihood estimation
(2002), Ismail (2008) yang menjadi program default dalam AMOS
H2 : Lok and Peter (2004), Griffin (1980), sangat sering digunakan dan terbukti luas
Brahmasari dan Suprayetno (2008) tidak terpengaruh terhadap data yang tidak
H3 : Koesmono (2005), Ostroff (1992) normal (Hair et al., 2010).
H4 : Masrukhin dan Waridin (2006) Populasi penelitian ini adalah seluruh
manajer dan karyawan PT. Dok & Perkapalan
H5 : Shea, M (1999), Sheridan (1992)
Kodja Bahari (Persero) Cabang Semarang hingga
akhir Desember 2011, jumlah manajer dan
3. Metode Penelitian karyawan di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
(Persero) Cabang Semarang adalah 139 orang.
Metode Pengambilan Sampel Adapun sampel dalam pengumpulan atau
Jumlah sampel yang diambil akan pengambilan kuesioner di PT. Dok & Perkapalan
mengacu pada rekomendasi Hair et al. (2010) Kodja Bahari (Persero) Cabang Semarang
bahwa untuk metode maximum likelihood sebanyak 122 orang, karena memang yang
estimation (MLE), ukuran sampel yang dapat dapat terkumpul sebanyak itu. Adapun distribusi
memberikan hasil yang valid untuk estimasi populasinya adalah sebagai berikut :

Komposisi Jumlah Karyawan PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Cabang Semarang

Sumber : Data primer yang diolah, 2012

340 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Kepuasan Kerja

Alat analisis yang digunakan dalam Berdasarkan SK Menteri Perhubungan


penelitian ini adalah analisis inferensi berbasis tanggal 3 Juli 1964 No. Kab 4/10/16, kegiatan
model persamaan struktural (SEM). yang usaha angkutan air dari PN.PADOS dialihkan
dioperasikan melalui program AMOS 16.0. kepada PN. Djakarta Lloyd, sedangkan Unit
Permodelan penelitian dengan Usaha Angkutan Air Docking Dan Reparasi
memnggunakan SEM memungkinkan Kapal diserahkan sepenuhnya kepada
seorang peneliti dapat menjawab pertanyaan PN.PADOS, kemudian dengan Peraturan
penelitian yang bersifat dimensional dan Pemerintah No.Pe/8/1/13 tanggal 16 Juli 1965
regresi. berubah menjadi PN. IPPA gaya Baru
(PT.Industri Perkapalan dan Perusahaan
4. Analisis Pembahasan angkutan Gaya Baru). Untuk lebih
menegaskan identitas perusahaan antara
nama dan kegiatan agar tidak terjadi salah
4.1. Profil Perusahaan
pengertian maka sejak tanggal 1 Juli 1986
PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
PT.IPPA Gaya Baru berubah nama menjadi
(Persero) Cabang Semarang merupakan
PT. Dok & Galangan Kapal Nusantara
peninggalan penjajah Belanda yang bergerak
(Persero) dan tetap dibawah pembinaan
dibidang pembuatan dan reparasi dengan
Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
nama Semarang-Schestombot and Preuwere
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.13
Veer (SSPV). Namun setelah masa
tanggal 16 Maret 1992 PT. Dok & Galangan
penjajahan Belanda di Indonesia berakhir dan
Kapal Nusantara (Persero) digabung ke PT.
Negara Indoneia menyatakan
Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero).
kemerdekaannya maka semua perusahaan
milik Belanda yang ada di Indonesia diambil
alih oleh pemerintah Indonesia termasuk di 4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas
dalamnya SSPV. Validitas atau tingkat ketepatan, kejituan
Melalui Peraturan Pemerintah No.122/ atau keakuratan adalah kemampuan suatu
12/1961, perusahaan yang semula bernama alat ukur untuk mengukur apa yang
SSPV berubah menjadi Perusahaan Negara seharusnya diukur. Dengan kata lain,
Angkutan Air & Dock Semarang yang disingkat instrumen tersebut dapat mengukur variabel
PN.PADOS, bergerak dalam bidang usaha (konstruk) yang diinginkan oleh pihak peneliti
angkutan air dan docking/reparasi kapal. (Fuad Mas’ud, 2004).

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 341


Ilyas Muhajir

Berdasarkan pada Tabel 4.5 dapat (konstruk) pada suatu penelitian.


ditunjukkan bahwa semua indikator adalah
valid, hal ini ditandai dengan nilai Corrected 4.3. Analisis Structural Equation
Item – Total Correlation > r tabel (0,3961). Modelling (SEM)
Pembuktian ini menunjukkan bahwa semua Analisis selanjutnya adalah analisis
indikator (observed) layak digunakan sebagai Structural Equation Model (SEM) secara
indikator dari konstruk (laten variabel). Full Model yang dimaksudkan untuk menguji
Koefisien alpha (cronbach alpha) memiliki nilai model dan hipotesis yang dikembangkan
di atas 0,60 sehingga dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini. Analisis ini menggunakan
variabel – variabel penelitian (konstruk) yang dua macam teknik analisis yaitu analisis faktor
berupa variabel gaya kepemimpinan, budaya konfirmatori (confirmatory factor analysis) dan
organisasi, kepuasan kerja dan kinerja regression weight. Hasil pengolahan data
karyawan adalah reliabel atau memiliki untuk analisis Structural Equation Model SEM
reliabilitas yang tinggi, sehingga mempunyai adalah sebagai berikut :
ketepatan yang tinggi untuk dijadikan variabel

342 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Kepuasan Kerja

4.3. Uji Hipotesis antara budaya organisasi terhadap kepuasan


Hipotesis 1 pada penelitian ini adalah kerja di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
gaya kepemimpinan berpengaruh positif (Persero) Cabang Semarang terlihat pada
terhadap kepuasan kerja. Berdasarkan dari Tabel 4.11 adalah sebesar 4,412 nilai P
pengolahan data yang telah dilakukan sebesar 0,000. Kedua nilai ini menunjukkan
diketahui bahwa nilai CR pada pengaruh nilai diatas 1,96 untuk CR dan dibawah 0,05
antara gaya kepemimpinan terhadap untuk nilai P, dengan demikian dapat dikatakan
kepuasan kerja di PT. Dok & Perkapalan Kodja bahwa hipotesis 2 penelitian ini dapat diterima.
Bahari (Persero) Cabang Semarang terlihat Hipotesis 3 pada penelitian ini adalah
pada Tabel 4.11 adalah sebesar 3,843 nilai kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap
P sebesar 0,000. Kedua nilai ini menunjukkan kinerja karyawan. Berdasarkan dari
nilai diatas 1,96 untuk CR dan dibawah 0,05 pengolahan data yang telah dilakukan
untuk nilai P, dengan demikian dapat dikatakan diketahui bahwa nilai CR pada pengaruh
bahwa hipotesis 1 penelitian ini dapat diterima. antara kepuasan kerja terhadap kinerja
Hipotesis 2 pada penelitian ini karyawan di PT. Dok & Perkapalan Kodja
adalah budaya organisasi berpengaruh Bahari (Persero) Cabang Semarang terlihat
positif terhadap kepuasan kerja. Berdasarkan pada Tabel 4.10 adalah sebesar 6,093 nilai
dari pengolahan data yang telah dilakukan P sebesar 0,000. Kedua nilai ini menunjukkan
diketahui bahwa nilai CR pada pengaruh nilai diatas 1,96 untuk CR dan dibawah 0,05

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 343


Ilyas Muhajir

untuk nilai P, dengan demikian dapat dikatakan mengenai hubungan kausalitas dan variabel-
bahwa hipotesis 3 penelitian ini dapat diterima. variabel yang mempengaruhi Kepuasan
Hipotesis 4 pada penelitian ini adalah Kerja.Selanjutnya Kepuasan Kerja akan
gaya kepemimpinan berpengaruh positif mempengaruhi Kinerja Karyawan.
terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan dari
pengolahan data yang telah dilakukan Implikasi Manajerial
diketahui bahwa nilai CR pada pengaruh Berdasarkan kesimpulan yang
antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan
karyawan di PT. Dok & Perkapalan Kodja saran-saran bagi PT. Dok & Perkapalan Kodja
Bahari (Persero) Cabang Semarang terlihat Bahari (Persero) Cabang Semarang sebagai
pada Tabel 4.11 adalah sebesar 2,091 nilai berikut :
P sebesar 0,037. Kedua nilai ini menunjukkan Kepuasan kerja karyawan akan
nilai diatas 1,96 untuk CR dan dibawah 0,05 meningkat apabila gaya kepemimpinan yang
untuk nilai P, dengan demikian dapat dikatakan berorientasi pada tugas dalam perusahaan
bahwa hipotesis 4 penelitian ini dapat diterima. diperkuat. Hasil ini memberikan implikasi untuk
Hipotesis 5 pada penelitian ini menetapkan satu bentuk gaya kepemimpinan
adalah budaya organisasi berpengaruh yang kuat dalam perusahaan. Indikator-indikator
positif terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan penyusun variabel gaya kepemimpinan seperti
dari pengolahan data yang telah dilakukan bekerja keras dalam kondisi apapun,
diketahui bahwa nilai CR pada pengaruh memperbaharui pengetahuan, disiplin dalam
antara budaya organisasi terhadap kinerja bekerja, tidak suka anak buah yang terlambat,
karyawan di PT. Dok & Perkapalan Kodja menuntut anak buah memprioritaskan tugas,
Bahari (Persero) Cabang Semarang terlihat mengharapkan anak buah cekatan sangat
pada Tabel 4.11 adalah sebesar 2,410 nilai berpengaruh terhadap pembentukan karakter
P sebesar 0,016. Kedua nilai ini menunjukkan gaya kepemimpinan yang kuat. Dari indikator
nilai diatas 1,96 untuk CR dan dibawah 0,05 tersebut menunjukkan bahwa dengan kerja
untuk nilai P, dengan demikian dapat dikatakan keras meskipun dalam kondisi yang tidak
bahwa hipotesis 5 penelitian ini dapat diterima. nyaman di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
(Persero) Cabang Semarang memiliki nilai
Diskusi dan Implikasi yang paling terendah, oleh karena itu
perusahaan harus berusaha untuk
Implikasi Teoritis meningkatkan kembali kinerja karyawannya
Berdasarkan model penelitian yang dengan memotivasi karyawannya untuk selalu
dikembangkan dalam penelitian ini,maka dapat bekerja keras dalam melakukan setiap
memperkuat konsep-konsep teoritis dan pekerjaan walaupun dalam situasi sulit. Langkah
memberikan dukungan empiris terhadap yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
penelitian terdahulu. Literatur-literatur yang beberapa kegiatan pelatihan dan
menjelaskan tentang Gaya Kepemimpinan pengembangan karyawan, motivasi karyawan
dan Budaya Organisasi pada Kepuasan Kerja disetiap jam masuk kerja, serta perhatian
telah diperkuat keberadaannya oleh konsep- dengan pendekatan personal pimpinan dengan
konsep teoritis dan dukungan empiris bawahannya, sehingga kayawan tersebut
dapat memiliki semangat bekerja.

344 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja akan meningkat apabila keahlian, atau beban kerja karyawan, sehingga
budaya organisasi kekeluargaan diperkuat. Hasil karyawan dapat merasakan kepuasan dalam
ini memberikan implikasi untuk memperinci jenis kerjanya dan diharapkan kinerja karyawan
budaya organisasi yang sesuai dengan kondisi lebih meningkat.
perusahaan. Tinjauan terhadap indikator
penyusun variabel budaya organisasi seperti Agenda untuk Penelitian Mendatang
sikap saling terbuka, sikap yang ramah, rasa Setelah mempelajari seluruh proses
aman dalam bekerja, sikap optimis serta merasa penelitian yang menyangkut seluruh
bangga dan dihargai sangat berpengaruh permasalahan yang diuji selanjutnya untuk
terhadap pembentukan budaya organisasi kepentingan praktik manajerial pada PT. DOK
kekeluargaan dalam perusahaan. Dari hasil dan Perkapalan kodja bahari cabang semarang
analisis menunjukkan indikator anggota maupun kepentingan penelitian yang akan
organisasi atau karyawan yang bersikap ramah datang disampaikan saran sebagai berikut :
dalam pergaulan memiliki skor penilaian yang
Membudayakan nilai-nilai atau filosofi
paling rendah. Hasil ini menunjukkan perlu
yang dianut oleh perusahaan kepada setiap
adanya perubahan yang berkesinambungan
karyawan dapat dilakukan dengan cara
agar suasana lingkungan pekerjaan menjadi
menyampaikan nilai yang dikehendaki dalam
kondusif seperti saling menyapa atau menegur
bahasa yang dianut oleh mayoritas karyawan,
sesama rekan kerja dengan penuh senyuman
memotivasi karyawan dengan peringatan
dan rasa hangat merupakan langkah yang
positif tentang kemampuan mereka dalam
efektif untuk memperkuat budaya kekeluargaan
mengembangkan nilai moral yang dianut
di perusahaan.
bersama dengan mengenal dan memahami
Peningkatan kepuasan kerja akan budaya organisasi akan memudahkan
meningkatkan kinerja karyawan. Hasil ini manajerial mengambil keputusan baik
memberikan implikasi kepuasan kerja pada strategis atau operasional serta penuturan
karyawan perusahaan. Tinjauan terhadap arti nilai yang dikehendaki sesuai manfaat
indikator penyusun variabel kepuasan kerja dalam organisasi perusahaan yang nantinya
seperti kecukupan gaji atau tunjangan akan dirasakan para anggotanya.
karyawan, promosi pekerjaan sesuai dengan
Hasil-hasil penelitian dan
kinerja karyawan, atasan yang bertanggung
keterbatasan-keterbatasan yang ditemukan
jawab, atasan yang mendukung pekerjaan
dalam penelitian ini dapat dijadikan sumber
yang dilakukan karyawannya serta pekerjaan
ide bagi pengembangan penelitian
yang menarik bagi karyawan sangat
selanjutnya, untuk pengembangan penelitian
menentukan tinggi rendahnya kepuasan kerja
yang disarankan dari penelitian ini adalah
karyawan dalam perusahaan. Indikator
menambah jumlah indikator tiap variabel serta
kecukupan gaji sesuai dengan tanggung jawab
menambah jumlah variabel independen yang
yang dipikul oleh karyawan memiliki nilai
mempengaruhi kinerja karyawan misalnya
terendah. Oleh karena itu perlu adanya
motivasi, atau mengganti variabel intervening
perbaikan yang berkesinambungan dalam
menjadi komitmen organisasi yang dapat
pemberian gaji kepada karyawan, misalnya
meningkatkan kinerja karyawan. Sehingga
dengan penyesuaian grade atau tingkatan gaji
diharapkan dengan menambah jumlah
berdasarkan masa kerja, keterampilan atau
indikator dan variabel ini dapat melihat

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 345


Ilyas Muhajir

pengaruh antar variabel lebih dalam. Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja


Penelitian mendatang sebaiknya Karyawan Serta Dampaknya Pada
mengarahkan penelitian pada obyek yang Kinerja Perusahaan (Studi Kasus
lebih luas dengan mengambilbeberapa unit Pada PT. Pei Hai International
perusahaan atau tidak menutup kemungkinan Wiratama Indonesia), Jurnal
beberapa unit perusahaan yang tergabung Manajemen Dan Kewirausahaan,
dalam grup pelindo. Vol.10 (2), Pp.124-135
Mengembangkan variabel atau konstruk Byars, Lloyd. L 1984, Manajemen
dengan menggunakan single composite index, Sumberdaya Manusia, Andi Offset,
sehingga criteria nilai yang digunakan dapat Yogyakarta
mengalami peningkatan jadi bukan hanya nilai
AGFI dan AGFI saja melainkan nilai-nilai criteria Chen, Li. Yueh, 2004, Examining The Effect
lain yang mendukung terciptanya angka yang Of Organization Culture And
layak atau goodness of fit , seperti: Nilai CFI, Leadership Behaviors On
TLI, RMSEA, Probability, NFI, maupun CMIN/ Organizational Commitment, Job
df yang signifikan. Satisfaction, And Job Performance
At Small And Middle-Sized Firma Of
Mengembangkan variabel atau
Taiwan, Journal of American Academy
konstruk dan indikator yang relevan untuk
of Business, Vol. 5 (1/2), Pp.432-438
meningkatkan kinerja karyawan serta
menambah jumlah sampel yang lebih besar Program Pasca Sarjana Magister
dan jumlah indikator yang digunakan sehingga Manajemen, Fakultas Ekonomi –
AGFI dan GFI dapat normal sesuai standar Universitas Diponegoro
goodness of fit yang ditetapkan. Chiun Lo, M. T, Ramayah, Hii Wei Min and
Songan, P, 2010, The relationship
between leadership styles and
***** organizational commitment in
Malaysia: role of leader–member
DAFTAR REFERENSI exchange, Asia Paciûc Business
Review, Vol.16 (1-2), Pp.79-103
Achmad Sobirin, 2002, Budaya : Sumber Daft, R. L, 2005, The Leadership Experience,
Kekuatan Sekaligus Kelemahan 3rd edition, Vancouver, Thomson-
Organisasi. Jurnal Siasat Bisnis, Southwestern
Vol.1, NO.7, Pp.1-20
Davis, S, 1994, Managing Corporate Culture,
Augusty, T. Ferdinand, 2006, Structural MA, Belinger, Cambridge
Equation Modeling Dalam Penelitian
De Groot, Timothy, Kiker, D. Scott, and Cross,
Manajemen, Badan Penerbit
Thomas. C, 2000, A Meta Analysis
Universitas Diponegoro, Semarang
to Review Organizational outcomes
Brahmasari, I.A, dan Suprayetno, A, 2008, Related to Charismatic Leadership,
Pengaruh Motivasi Kerja, Canadian Journal of Administrative
Kepemimpinan Dan Budaya Science, Vol.17, Pp.356-371

346 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Kepuasan Kerja

Fuad Mas’ud, 2004, Survai Diagnosis Leader Behavior, Proximity And


Organisasional: Konsep dan Aplikasi, Successful Services Marketing,
Badan Universitas Diponegoro, Semarang Journal of Services Marketing, Vol. 16
(6), Pp.487-502
Glisson. Charless, Durick. Mark, 1988,
Predictors of Job Satisfaction and Imam, Ghozali, 2003, Aplikasi Analisis
Organizational commitment in Human Multivariate dengan Program SPSS,
Service Organizational, Administrative Badan Penerbit Universitas
Science Quartely, Vol.33, Pp.61-81. Diponegoro, Semarang
Gomes, Faustino. Cardoso, 2001, ______, 2008, Konsep & Aplikasi Dengan
Manajemen Sumber Daya Manusia, Program AMOS 16.0, Badan Penerbit
Andi Offset, Yogyakarta Universitas Diponegoro, Semarang
Griffin, Ricky. W, 1980, Relationships Among _____, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate
Individual, Task Design, and Leader dengan Program IBM SPSS 19,
Behavior Variables, Academy of Badan Penerbit Universitas
Management Journal, Vol.23 (4), Diponegoro, Semarang
Pp.665-683.
Ibrahim Ismail, 2008, Pengaruh Budaya
Gujarati, D , 2003, Basics Econometrics, 4th Organisasi Terhadap Kepemimpinan
Edition, McGraw-Hill, Singapore dan Kinerja Karyawan Pemerintah
Kabupaten-Kabupaten di Madura,
T, Hani. Handoko, 1995, Manajemen
Ekuitas, Vol.12 (1), Pp.18-36
Personalia dan SDM, Edisi 2, BPFE,
Yogyakarta Kirkpatrick S, & Loecke E. A, 1996, Direct and
Indirect Effect of Three Core Charismatic
Harris S. G, & Mossholder K. W, 1996, The
Leadership Components on
Effective Implication of Perceived
Performance and Attitudes, Journal of
Congruence with Cultural Dimensions
Applied Psychology, Vol.81, Pp.36-51.
During Organizational Transformation,
Journal of Management, Vol.22, Koesmono, Teman. H, 2005, Pengaruh
Pp.527-547 Budaya Organisasi, Terhadap
Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta
Hersey P, & Blachard K. H, 1969, Life Cycle
Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor
Theory of Leadership, Training and
Industri Pengolahan Kayu Skala
Development Journal, Vol.23 (2),
Menengah Di Jawa Timur, Jurnal
Pp.26-34.
Manajemen & Kewirausahaan, Vol.7,
Hofstede, Geert, Harris. Bond, Michael, Luk, NO.2, Pp.171-188
Chung-Leung, 1993, Individual
Lawler (1998) : Job Satisfaction and
Perceptions of Organizational
Expression of emotion in
Cultures: A Methodological Treatise
Organizations.
on Levels of Analysis, Organization
Studies, Vol. 14 (4), Pp. 483-503 Locke, E. A, 1997, Esensi Kepemimpinan,
Mitra Utama, Jakarta
Humphreys, J. H, 2002, Transformational

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 347


Ilyas Muhajir

Lodge, B dan Derek, C, 1993, Organizational Komunikasi Penelitian Manajemen di


Behavior and Design, Gramedia, Indonesia.
Jakarta
Ogbonna, E And Harris, L. C, 2000,
Iaffaldano M. T, & Muechinsky, 1985, Job Leadership Style, Organizational
Satisfaction and Job Performance: a Culture, And Performance : Empirical
Metaanalysis, Psychologycal Bulletin, Evidence From UK Companies,
Vol.97, Pp. 251-273 International Journal Of Human
Resources Management, Vol.11 (4),
Lok, Peter, dan Crawford, John, 2004, The
Pp.766-78.
Effect of Organizational Culture and
Leadership Style on Job Satisfaction Ostroff, C, 1992, The Relationship Between
and Organizational Commitment, The Satisfaction Attitudes And
Journal of Management Development, Performance An Organizational Level
Vol.23, Pp. 4-11 Analysis, Journal Of Applied
Pscychology, Vol.77 (68), Pp. 933-974
Luthans, Fred, 2006, Perilaku Organisasi,
Edisi 10, Penerbit Andi, Yogyakarta Petty, M. M, G. W, McGee, & J. W, Cavender,
1984, A Meta-Analysis of The
Mahmudi, 2005, Manajemen Kinerja Sektor
Relationship between Individual
Publik, Akademi Manajemen
Performance, Academy of Management
Perusahaan YKPN, Yogyakarta
Review, Vol.9 (4), Pp.712-21
McNeese-Smith, Donna, 1996, Increasing
Pool, Steven. W, 1997, The Relationship of Job
Employee Productivity, Job
Satisfaction With Substitutes of
Satisfaction, and Organizational
Leadership, Leadership Behavior, and
Commitment, Hospital and Health
Work Motivation, The Journal of
Services Ad, Vol. 41 (2), Pp.160-175
Psychology, May, Vol.13 (2), Pp. 45-49
Mowday,Richard, T, Porter, Lyman, W, and
Pool, S. W, 2000, Organizational culture and
Steers, Richard. M, 1982, Employee-
its relationship between job tension
Organization Linkages: The
in measuring outcomes among
Psychology of Commitment,
business executives, Journal of
Absenteeism, and Turnover. New York:
Management Development, Vol.19,
Academic Press, Inc, Pp. 881-884
No.1, Pp. 32-49
Motowidlo, S. J, and Van Scotter, J. R, 1994,
Robbins, S. P, 2006, Perilaku Organisasi,
Evidence that task performance should
Edisi 10, PT Indeks, Jakarta
be distinguished from contextual
performance, Journal of Applied Robbins, S. P, dan Judge, T, 2008, Perilaku
Psychology, Vol.79, Pp.475-80 Organisasi Buku 2, Edisi 12, Salemba
Empat, Jakarta
Nurhayati, Ma’num dan Bisma Dewabrata,
1995, Identifikasi Nilai-Nilai Budaya Sarminah BT Samad, 2005, Unvraveling the
Kerja dan Pengaruhnya Terhadap Organizational Commitment and Job
Sikap Kerja, Studi Kasus Direktorat Performance Relationship: Exploring
Produksi PT.IPTN, Proceeding Forum the Moderating Effect of Job

348 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Kepuasan Kerja

Satisfaction, The Business Review, Stoner, James A.F., Freeman, R. Edward; Gilbert
Vol.4, Pp.196 JR, Daniel. R, 1996, Manajemen, Jilid
I, PT Bhuana Ilmu Populer
Schein, E. H, 2004, Organizational Culture
and Leadership, 3rd Edition, Jossey Sukarno Marzuki, 2002, Analisis Pengaruh
–Bass Publishers, San Francisco Perilaku Kepemimpinan terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja Account
Shea, C. M, 1999, The Effect of Leadership
Officer : Studi Empirik pada Kantor
Style on Performance Imptovement
Cab BRI di Wilayah Jawa Timur,
on a Manufacturing Task, Journal of
Tesis, Program Pasca Sarjana
Business, Vol.72, Pp.3-11
Magister Manajemen Universitas
Sheridan J. E, 1992, Organizational Culture Diponegoro (tidak dipublikasikan)
and Employee Retention, Academy
Sunarto, 2005, MSDM Strategik, Amus,
of Management Journal, December,
Yogyakarta
Vol.65, Pp.1036 - 1056.
Tadjudin, 1995/1997, Menciptakan SDM
Siagian, P. S, 1997, Organisasi
Bermutu, Usahawan, Vol 26, No.1
Kepemimpinan dan Perilaku
Administrasi, Gunung Agung, Jakarta Veithzal Rivai, 2004, Kepemimpinan dan
Perilaku Organisasi, Edisi 2, PT. Raja
__________ , 1999, Teknik Menumbuhkan dan
grafindo Persada, Jakarta
Memelihara Perilaku Organisasional,
Haji Mas Agung , Jakarta. Wallach, E. J, 1983, Individual and
Organizations: The Culture Match,
Soedjono, 2005, Pengaruh Budaya
Training and Development Journal,
Organisasi Terhadap Kinerja
Vol.37 (2), Pp.29-36
Organisasi dan Kepuasan Kerja
Karyawan pada Terminal Penumpang Waridin dan Masrukhin, 2006, Pengaruh
Umum di Surabaya, Jurnal Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja,
Manajemen & Kewirausahaan,Vol. 7, Budaya Organisasi dan Kepemimpinan
NO. 1, Pp.22-47 Terhadap Kinerja Pegawai, EKOBIS,
Vol. 7 (2), Pp.197-209
Soon, H. Kim, 2002, Participative
Management and Job Satisfaction : Yiing, L. H. and Ahmad, K. Z., 2008, The
Lesson for Management Leadership, moderating effects of organizational
Public Administration Review, Vol.62 culture on the relationships between
(2), Pp.231 – 241 leadership behaviour and organizational
commitment and between organizational
S. Tsui, Anne, L. Pearce, Jone, W. Porter,
commitment and job satisfaction and
Lyman, M. Tripoli, Angela, 1997,
performance, Leadership &
Alternative Approaches to The
Organization Development Journal,
Employee-Organization Relationship:
Vol.30 (1), Pp.53-86
Does Investment In Employees Pay
Off, Academy of Management Journal, Yukl, G, 1989, Kepemimpinan Dalam
Vol. 40, NO. 5, Pp.1089-1121 Organisasi, Leadership in
Organization 3e, Prenhallindo, Jakarta

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 349

Anda mungkin juga menyukai