Ilyas Muhajir
Abstraksi
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi hubungan antara gaya kepemimpinan,
budaya organisasi, kepuasan kerja dan kinerja karyawan dalam sampel karyawan di PT. Dok
& Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Cabang Semarang. Data diperoleh melalui kuesioner
dan model penelitian diuji dengan model persamaan struktural/structural equation modeling.Hasil
penelitian menunjukan bahwa semua hipotesis diterima. Hasil akhir analisis SEM telah memenuhi
kriteria indeks kelayakan model (Goodness of fit index criteria; Chi square = 261,212; Probability=
0,241; RMSEA= 0,023; GFI= 0,846; AGFI= 0,812; CFI= 0,995; TLI= 0,994; CMIN/df= 1,062,
semua memenuhi kriteria kecuali nilai GFI dan AGFI adalah marginal. Selain itu diperoleh
hasil bahwa semua hipotesis yang diajukan dapat diterima. Gaya kepemimpinan dan budaya
organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan, gaya kepemimpinan dan
budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui kepuasan kerja. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa Budaya organisasi
paling berpengaruh kuat terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Berdasarkan hasil
data, maka model yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.Atas dasar hasil tersebut,
implikasi manajerial yang dapat disarankan adalah peningkatan kepuasan kerja dan kinerja
karyawan dapat dicapai dengan menciptakan dan menjaga budaya keterlibatan dalam budaya
organisasi perusahaan, menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif sejalan dengan memberikan
tingkat gaji yang dirasa memuaskan bagi karyawan.
Kata kunci : Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Kinerja Karyawan
bagi karyawan itu sendiri sehingga kinerja bawahannya agar peningkatan kinerja
karyawan meningkat, serta tujuan yang karyawan tercapai. Tingkat absensi karyawan
ditetapkan oleh organisasi akan tercapai. yang cukup tinggi ini menjadi fenomena bisnis
Kepemimpinan merupakan salah satu dalam perusahaan yang tentunya akan
isu dalam manajemen yang masih cukup mengganggu pelayanan jasa yang diberikan.
menarik untuk diperbincangkan hingga Sektor pelayanan transportasi laut ini
dewasa ini. Karena pada dasarnya tentunya menjadi perhatian khusus bagi
kepemimpinan merupakan sebuah proses manajemen perusahaan, karena hal ini
bagaimana seorang pemimpin mempengaruhi menyangkut dengan keselamatan penumpang
dan memberikan arahan kepada bawahannya dan kapal itu sendiri sebagai moda transportasi.
agar tercapai kinerja karyawan yang optimal Oleh karena itu, dalam sebuah organisasi
(Locke, E.A, 1997). Gaya kepemimpinan sangat dibutuhkan sumberdaya manusia yang
adalah suatu cara yang digunakan oleh memiliki kapabilitas yang mumpuni dan
seorang pemimpin dalam mempengaruhi integritas tinggi pada perusahaan.
perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan
merupakan norma perilaku yang dipergunakan 2.2. Tinjauan Pustaka
oleh seseorang pada saat orang tersebut
mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.
2.1.1 Kinerja Karyawan
Masing-masing gaya tersebut memiliki
Byars (1984), mengartikan kinerja
keunggulan dan kelemahan. Seorang
sebagai hasil dari usaha seseorang yang
pemimpin akan menggunakan gaya
dicapai dengan adanya kemampuan dan
kepemimpinan sesuai kemampuan dan
perbuatan dalam situasi tertentu. Jadi bisa
kepribadiannya (Marzuki, 2002).
dikatakan prestasi kerja merupakan hasil
Dalam mencapai tujuan organisasi
keterkaitan antara usaha, kemampuan, dan
selain dukungan dari gaya kepemimpinan dan
persepsi tugas. Usaha merupakan hasil
budaya organisasi, kepuasan kerja juga
motivasi yang menunjukkan jumlah energi
merupakan variabel penting dalam
(fisik atau mental) yang digunakan oleh individu
meningkatkan kinerja karyawan. Kepuasan
dalam menjalankan suatu tugas. Sedangkan
kerja merupakan dampak atau hasil dari
kemampuan merupakan karakteristik individu
keefektifan performance dan kesuksesan
yang digunakan dalam menjalankan suatu
dalam bekerja. Kepuasan kerja yang rendah
pekerjaan. Kemampuan biasanya tidak dapat
pada organisasi adalah rangkaian dari 1)
dipengaruhi secara langsung dalam jangka
menurunnya pelaksanaan tugas, 2)
pendek. Selanjutnya persepsi tugas
meningkatnya absensi, dan 3) penurunan
merupakan petunjuk dimana individu percaya
moral organisasi. (Yukl, 1989).
bahwa mereka dapat mewujudkan usaha-
Pengembangan peningkatan kinerja usaha mereka dalam tugas dan pekerjaan.
karyawan untuk mempertahankan kualitas
Winardi dalam Waridin dan Guritno
jasa yang diberikan, maka PT. Dok &
(2005) mengatakan kinerja merupakan konsep
Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Cabang
yang bersifat universal yang merupakan
Semarang harus memiliki gaya
efektivitas operasional suatu organisasi,
kepemimpinan yang efektif guna mengarahkan
bagian organisasi dan bagian karyawannya
berdasarkan standard dan kriteria yang telah organisasi dan pola kebiasaan dan falsafah
ditetapkan sebelumnya, karena organisasi dasar pendirinya, yang terbentuk menjadi
pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka aturan yang digunakan sebagai pedoman
kinerja sesungguhnya merupakan perilaku dalam berfikir dan bertindak dalam mencapai
manusia dalam memainkan peran yang tujuan organisasi. Budaya yang tumbuh
mereka lakukan didalam suatu organisasi menjadi kuat mampu memacu organisasi
untuk memenuhi standar perilaku yang telah kearah perkembangan yang lebih baik.
ditetapkan agar membuahkan tindakan dan Menurut Rivai (2004), berpendapat
hasil yang diinginkan. bahwa budaya ada dalam tiga tingkat, yaitu
artifact, nilai-nilai yang didukung (espoussed
2.1.2. Gaya Kepemimpinan values) dan asumsi yang mendasari (basic
Kepemimpinan merupakan assumption). Artifact yaitu hal-hal yang ada
kemampuan untuk mempengaruhi suatu untuk menentukan budaya dan
kelompok kearah tercapainya suatu tujuan. mengungkapkan apa sebenarnya budaya itu
Kepemimpinan adalah pribadi yang dijalankan kepada mereka yang memperhatikan budaya,
dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui dalam artifact termasuk produk, jasa, bahkan
proses komunikasi kearah pencapaian satu pola tingkah dari anggota sebuah organisasi
atau beberapa tujuan tertentu. Kepemimpinan dan artifact ini menurut Schein adalah budaya
menyangkut proses pengaruh sosial yang organisasi tingkap pertama. Espoussed
disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap values adalah alasan yang diberikan oleh
orang lain untuk menstruktur aktivitas dan sebuah organisasi untuk mendukung caranya
pengaruh didalam kelompok atau organisasi melakukan sesuatu dan ini merupakan budaya
(Robbins, 2006). organisasi tingkat kedua. Budaya organisasi
Rivai (2004) berpendapat bahwa tingkat ketiga yaitu Basic Assumption yaitu
kepemimpinan dipahami sebagai kekuatan keyakinan yang dianggap sudah ada oleh
untuk menggerakkan dan mempengaruhi anggota suatu organisasi.
orang. Kepemimpinan sebagai sebuah alat,
sarana atau proses untuk membujuk orang 2.1.4. Kepuasan Kerja
agar bersedia melakukan sesuatu secara Lodge dan Derek (1993), berpendapat
sukarela/sukacita. Ada beberapa faktor yang bahwa orang akan merasa puas bila tidak
dapat menggerakkan orang yaitu karena ada perbedaan (discrepancy) antara yang
ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan. diinginkan dengan persepsinya atas
kenyataan. Meskipun terdapat perbedaan
2.1.3. Budaya Organisasi kalau perbedaan tersebut positif maka orang
Robbins (2006), menyatakan bahwa atau pegawai akan merasa puas, demikian
budaya organisasi merupakan suatu sistem juga sebaliknya. Pegawai akan merasa puas
makna bersama yang dianut oleh anggota- bila mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan.
anggota organisasi yang membedakan Makin besar kebutuhannya yang terpenuhi
organisasi itu dari organisasi-organisasi lain. akan semakin puas, begitu pula sebaliknya.
Budaya organisasi adalah suatu sistem nilai Lawler dalam Robbins (2006),
yang diperoleh dan dikembangkan oleh mengatakan ukuran kepuasan sangat
didasarkan atas kenyataan yang dihadapi dan bahwa pekerjaan yang dilakukan akan lebih
diterima sebagai kompensasi usaha dan menarik, menyenangkan dan memuaskan
tenaga yang diberikan. Kepuasan kerja dari pada individu yang bekerja dibawah
tergantung dari kesesuaian atau pemimpin yang menggunakan gaya non
keseimbangan (equity) antara yang karismatik : ini merupakan pengecualian dari
diharapkan dengan kenyataan. Indikasi fakta bahwa keseluruhan individu melakukan
kepuasan kerja biasanya dikaitkan dengan pekerjaan secara identik.
tingkat absensi, tingkat perputaran tenaga Berdasarkan uraian di muka, maka
kerja, disiplin kerja, loyalitas dan konflik dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
dilingkungan kerja.
H1 : “Gaya kepemimpinan berpengaruh positif
2.3. Pengembangan Hipotesis terhadap kepuasan kerja”.
(1984), mengatakan untuk mengelola dan semangat yang tinggi dalam bekerja, serta
mengendalikan berbagai fungsi subsistem kewajiban dalam merealisasikan target dan
dalam organisasi agar tetap konsisten dengan tugas instansi mempunyai pengaruh positif
tujuan organisasi dibutuhkan seorang terhadap kinerja pegawai. Sedangkan
pemimpin karena pemimpin merupakan bagian Wallach (1983), menunjukkan bahwa kinerja
penting dalam peningkatan kinerja para pekerja. karyawan dalam hasil kerja yang
Berdasarkan uraian di muka, maka menyenangkan termasuk kepuasan kerja,
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: cenderung untuk tinggal dalam organisasi
dan keterlibatan kerja, tergantung pada
H4 : “Gaya Kepemimpinan berpengaruh kecocokan antara karakteristik individu dan
positif terhadap Kinerja Karyawan”. budaya organisasi.
Sheridan (1992), menunjukkan bahwa
budaya organisasi secara signifikan
2.3.5. Pengaruh Budaya Organisasi berhubungan positif dengan kinerja karyawan,
terhadap Kinerja Karyawan voluntary turnover dan komitmen organisasi.
Hasil penelitian Waridin dan Dikatakan bahwa variasi dalam cultural value
Masrukhin (2006) menunjukan bahwa budaya memiliki pengaruh terhadap tingkat turnover
organisasi yang diindikasikan dengan budaya dan kinerja karyawan.
dituntutnya pegawai mencari cara-cara yang Berdasarkan uraian di muka, maka
lebih efektif dan berani menanggung dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
resikonya, cermat dalam melaksanakan
pekerjaan, perhatian pada kesejahteraan
H5 : “Budaya Organisasi berpengaruh positif
pegawai, tuntutan konsentrasi yang dicapai,
terhadap Kinerja Karyawan”.
Komposisi Jumlah Karyawan PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Cabang Semarang
untuk nilai P, dengan demikian dapat dikatakan mengenai hubungan kausalitas dan variabel-
bahwa hipotesis 3 penelitian ini dapat diterima. variabel yang mempengaruhi Kepuasan
Hipotesis 4 pada penelitian ini adalah Kerja.Selanjutnya Kepuasan Kerja akan
gaya kepemimpinan berpengaruh positif mempengaruhi Kinerja Karyawan.
terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan dari
pengolahan data yang telah dilakukan Implikasi Manajerial
diketahui bahwa nilai CR pada pengaruh Berdasarkan kesimpulan yang
antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan
karyawan di PT. Dok & Perkapalan Kodja saran-saran bagi PT. Dok & Perkapalan Kodja
Bahari (Persero) Cabang Semarang terlihat Bahari (Persero) Cabang Semarang sebagai
pada Tabel 4.11 adalah sebesar 2,091 nilai berikut :
P sebesar 0,037. Kedua nilai ini menunjukkan Kepuasan kerja karyawan akan
nilai diatas 1,96 untuk CR dan dibawah 0,05 meningkat apabila gaya kepemimpinan yang
untuk nilai P, dengan demikian dapat dikatakan berorientasi pada tugas dalam perusahaan
bahwa hipotesis 4 penelitian ini dapat diterima. diperkuat. Hasil ini memberikan implikasi untuk
Hipotesis 5 pada penelitian ini menetapkan satu bentuk gaya kepemimpinan
adalah budaya organisasi berpengaruh yang kuat dalam perusahaan. Indikator-indikator
positif terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan penyusun variabel gaya kepemimpinan seperti
dari pengolahan data yang telah dilakukan bekerja keras dalam kondisi apapun,
diketahui bahwa nilai CR pada pengaruh memperbaharui pengetahuan, disiplin dalam
antara budaya organisasi terhadap kinerja bekerja, tidak suka anak buah yang terlambat,
karyawan di PT. Dok & Perkapalan Kodja menuntut anak buah memprioritaskan tugas,
Bahari (Persero) Cabang Semarang terlihat mengharapkan anak buah cekatan sangat
pada Tabel 4.11 adalah sebesar 2,410 nilai berpengaruh terhadap pembentukan karakter
P sebesar 0,016. Kedua nilai ini menunjukkan gaya kepemimpinan yang kuat. Dari indikator
nilai diatas 1,96 untuk CR dan dibawah 0,05 tersebut menunjukkan bahwa dengan kerja
untuk nilai P, dengan demikian dapat dikatakan keras meskipun dalam kondisi yang tidak
bahwa hipotesis 5 penelitian ini dapat diterima. nyaman di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
(Persero) Cabang Semarang memiliki nilai
Diskusi dan Implikasi yang paling terendah, oleh karena itu
perusahaan harus berusaha untuk
Implikasi Teoritis meningkatkan kembali kinerja karyawannya
Berdasarkan model penelitian yang dengan memotivasi karyawannya untuk selalu
dikembangkan dalam penelitian ini,maka dapat bekerja keras dalam melakukan setiap
memperkuat konsep-konsep teoritis dan pekerjaan walaupun dalam situasi sulit. Langkah
memberikan dukungan empiris terhadap yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
penelitian terdahulu. Literatur-literatur yang beberapa kegiatan pelatihan dan
menjelaskan tentang Gaya Kepemimpinan pengembangan karyawan, motivasi karyawan
dan Budaya Organisasi pada Kepuasan Kerja disetiap jam masuk kerja, serta perhatian
telah diperkuat keberadaannya oleh konsep- dengan pendekatan personal pimpinan dengan
konsep teoritis dan dukungan empiris bawahannya, sehingga kayawan tersebut
dapat memiliki semangat bekerja.
Kepuasan kerja akan meningkat apabila keahlian, atau beban kerja karyawan, sehingga
budaya organisasi kekeluargaan diperkuat. Hasil karyawan dapat merasakan kepuasan dalam
ini memberikan implikasi untuk memperinci jenis kerjanya dan diharapkan kinerja karyawan
budaya organisasi yang sesuai dengan kondisi lebih meningkat.
perusahaan. Tinjauan terhadap indikator
penyusun variabel budaya organisasi seperti Agenda untuk Penelitian Mendatang
sikap saling terbuka, sikap yang ramah, rasa Setelah mempelajari seluruh proses
aman dalam bekerja, sikap optimis serta merasa penelitian yang menyangkut seluruh
bangga dan dihargai sangat berpengaruh permasalahan yang diuji selanjutnya untuk
terhadap pembentukan budaya organisasi kepentingan praktik manajerial pada PT. DOK
kekeluargaan dalam perusahaan. Dari hasil dan Perkapalan kodja bahari cabang semarang
analisis menunjukkan indikator anggota maupun kepentingan penelitian yang akan
organisasi atau karyawan yang bersikap ramah datang disampaikan saran sebagai berikut :
dalam pergaulan memiliki skor penilaian yang
Membudayakan nilai-nilai atau filosofi
paling rendah. Hasil ini menunjukkan perlu
yang dianut oleh perusahaan kepada setiap
adanya perubahan yang berkesinambungan
karyawan dapat dilakukan dengan cara
agar suasana lingkungan pekerjaan menjadi
menyampaikan nilai yang dikehendaki dalam
kondusif seperti saling menyapa atau menegur
bahasa yang dianut oleh mayoritas karyawan,
sesama rekan kerja dengan penuh senyuman
memotivasi karyawan dengan peringatan
dan rasa hangat merupakan langkah yang
positif tentang kemampuan mereka dalam
efektif untuk memperkuat budaya kekeluargaan
mengembangkan nilai moral yang dianut
di perusahaan.
bersama dengan mengenal dan memahami
Peningkatan kepuasan kerja akan budaya organisasi akan memudahkan
meningkatkan kinerja karyawan. Hasil ini manajerial mengambil keputusan baik
memberikan implikasi kepuasan kerja pada strategis atau operasional serta penuturan
karyawan perusahaan. Tinjauan terhadap arti nilai yang dikehendaki sesuai manfaat
indikator penyusun variabel kepuasan kerja dalam organisasi perusahaan yang nantinya
seperti kecukupan gaji atau tunjangan akan dirasakan para anggotanya.
karyawan, promosi pekerjaan sesuai dengan
Hasil-hasil penelitian dan
kinerja karyawan, atasan yang bertanggung
keterbatasan-keterbatasan yang ditemukan
jawab, atasan yang mendukung pekerjaan
dalam penelitian ini dapat dijadikan sumber
yang dilakukan karyawannya serta pekerjaan
ide bagi pengembangan penelitian
yang menarik bagi karyawan sangat
selanjutnya, untuk pengembangan penelitian
menentukan tinggi rendahnya kepuasan kerja
yang disarankan dari penelitian ini adalah
karyawan dalam perusahaan. Indikator
menambah jumlah indikator tiap variabel serta
kecukupan gaji sesuai dengan tanggung jawab
menambah jumlah variabel independen yang
yang dipikul oleh karyawan memiliki nilai
mempengaruhi kinerja karyawan misalnya
terendah. Oleh karena itu perlu adanya
motivasi, atau mengganti variabel intervening
perbaikan yang berkesinambungan dalam
menjadi komitmen organisasi yang dapat
pemberian gaji kepada karyawan, misalnya
meningkatkan kinerja karyawan. Sehingga
dengan penyesuaian grade atau tingkatan gaji
diharapkan dengan menambah jumlah
berdasarkan masa kerja, keterampilan atau
indikator dan variabel ini dapat melihat
Satisfaction, The Business Review, Stoner, James A.F., Freeman, R. Edward; Gilbert
Vol.4, Pp.196 JR, Daniel. R, 1996, Manajemen, Jilid
I, PT Bhuana Ilmu Populer
Schein, E. H, 2004, Organizational Culture
and Leadership, 3rd Edition, Jossey Sukarno Marzuki, 2002, Analisis Pengaruh
–Bass Publishers, San Francisco Perilaku Kepemimpinan terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja Account
Shea, C. M, 1999, The Effect of Leadership
Officer : Studi Empirik pada Kantor
Style on Performance Imptovement
Cab BRI di Wilayah Jawa Timur,
on a Manufacturing Task, Journal of
Tesis, Program Pasca Sarjana
Business, Vol.72, Pp.3-11
Magister Manajemen Universitas
Sheridan J. E, 1992, Organizational Culture Diponegoro (tidak dipublikasikan)
and Employee Retention, Academy
Sunarto, 2005, MSDM Strategik, Amus,
of Management Journal, December,
Yogyakarta
Vol.65, Pp.1036 - 1056.
Tadjudin, 1995/1997, Menciptakan SDM
Siagian, P. S, 1997, Organisasi
Bermutu, Usahawan, Vol 26, No.1
Kepemimpinan dan Perilaku
Administrasi, Gunung Agung, Jakarta Veithzal Rivai, 2004, Kepemimpinan dan
Perilaku Organisasi, Edisi 2, PT. Raja
__________ , 1999, Teknik Menumbuhkan dan
grafindo Persada, Jakarta
Memelihara Perilaku Organisasional,
Haji Mas Agung , Jakarta. Wallach, E. J, 1983, Individual and
Organizations: The Culture Match,
Soedjono, 2005, Pengaruh Budaya
Training and Development Journal,
Organisasi Terhadap Kinerja
Vol.37 (2), Pp.29-36
Organisasi dan Kepuasan Kerja
Karyawan pada Terminal Penumpang Waridin dan Masrukhin, 2006, Pengaruh
Umum di Surabaya, Jurnal Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja,
Manajemen & Kewirausahaan,Vol. 7, Budaya Organisasi dan Kepemimpinan
NO. 1, Pp.22-47 Terhadap Kinerja Pegawai, EKOBIS,
Vol. 7 (2), Pp.197-209
Soon, H. Kim, 2002, Participative
Management and Job Satisfaction : Yiing, L. H. and Ahmad, K. Z., 2008, The
Lesson for Management Leadership, moderating effects of organizational
Public Administration Review, Vol.62 culture on the relationships between
(2), Pp.231 – 241 leadership behaviour and organizational
commitment and between organizational
S. Tsui, Anne, L. Pearce, Jone, W. Porter,
commitment and job satisfaction and
Lyman, M. Tripoli, Angela, 1997,
performance, Leadership &
Alternative Approaches to The
Organization Development Journal,
Employee-Organization Relationship:
Vol.30 (1), Pp.53-86
Does Investment In Employees Pay
Off, Academy of Management Journal, Yukl, G, 1989, Kepemimpinan Dalam
Vol. 40, NO. 5, Pp.1089-1121 Organisasi, Leadership in
Organization 3e, Prenhallindo, Jakarta