Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 2, September 2017

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap


Kinerja Karyawan
(Studi Kasus Ombudsman Republik Indonesia)
Christopher Yudha Erlangga

Program Studi Penyiaran


Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika Jakarta
Jl. Kayu Jati 5 No.2 Pemuda, Jakarta Timur
http:/www.bsi.ac.id
christoper2709@bsi.ac.id

ABSTRAK
This study aimed to analyse the Influence of Leadership Style, Employee Motivation and Performance
of the Ombudsman of the Republic of Indonesia. The subjects were central office clerk Ombudsman Indonesi
numbered as many as 68 respondents. Data was collected using a questionnaire, of 68 questionnaires
distributed, 64 returned the questionnaire and which can be evaluated by 64 questionnaire.
The tools used in this research is multiple linear regression with SPSS (Statistical Package for Social
Science) version 17.0 This study resulted in three discoveries in accordance with the proposed hypothesis. First
Leadership Style significant effect on the performance of employees. Both found Motivation significant effect on
the performance of employees and Discipline significant effect on the performance of employees.

Keywords: Human Resources, Leadership Styles, Motivation, Discipline, Performance

I. PENDAHULUAN Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan


Suatu perusahaan membutuhkan sumber daya yang Belanja Daerah (APBD). Website :
mampu, cakap dan terampil serta memiliki keinginan www.ombudsman.go.id
untuk bekerja dengan giat dalam usaha mencapai hasil SDM merupakan tokoh sentral dalam organisasi
kerja optimal merupakan modal penting dalam suatu maupun perusahaan, maka agar aktivitas manajemen
organisasi. Untuk itu sangat penting bagi sebuah berjalan dengan baik, perusahaan harus memiliki
perusahaan untuk mengelola Sumber Daya Manusia karyawan yang berpengetahuan dan berketerampilan
(SDM) melalui kepemimpinan yang baik dan adanya tinggi, serta usaha untuk mengelola perusahaan seoptimal
pemimpin yang dijadikan model utama untuk memotivasi mungkin, sehingga kinerja karyawan meningkat. Menurut
SDM. Setiyawan dan Waridin (2006), kinerja karyawan
Sebagai salah satu faktor penentu kinerja organisasi merupakan hasil atau prestasi kerja karyawan yang dinilai
kepuasan kerja merupakan faktor yang sangat kompleks dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar
karena kepuasan kerja dipengaruhi berbagai faktor, kerja yang ditentukan oleh pihak organisasi. Kinerja yang
diantaranya adalah motivasi kerja, kemampuan kerja, dan baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang
kompensasi kerja. Ranupandojo dan Husnan (2003) sesuai standar organisasi dan mendukung
mendefinisikan pelatihan adalah kegiatan untuk Melihat pentingnya karyawan dalam organisasi,
memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam maka diperlukan perhatian lebih serius terhadap tugas
kegiatannya dengan aktivitas ekonomi, pelatihan dan yang dikerjakan sehingga tujuan organisasi tercapai.
membantu karyawan dalam memahami suatu Dengan kinerja yang tinggi, karyawan akan bekerja lebih
pengetahuan praktis dan penerapannya guna giat di dalam melaksanakan pekerjaannya. Sebaliknya
meningkatkan keterampilan, kecakapan dan sikap yang dengan kinerja yang rendah, karyawan tidak mempunyai
baik yang dibutuhkan oleh organisasi dalam mencapai semangat kerja, mudah menyerah dan akan selalu
tujuan kesulitan di dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Ombudsman adalah lembaga negara yang Ombudsman RI pada akhir tahun 2013 didukung
mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan sumber daya manusia sejumlah 322 orang yang terdiri
pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh atas Anggota Ombudsman, Asisten, Pegawai Negeri Sipil
penyelenggara negara dan pemerintahan termasuk yang (PNS), dan pegawai kontrak. Komposisi SDM
diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara Ombudsman RI.
(BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan
Badan Hukum Milik Negara (BHMN) Serta badan swasta
atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan
pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh
dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

24 2579-3292
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 2, September 2017

Tabel 1.1
Komposisi Pegawai Ombudsman RI 2.2.1 Motivasi
No URAIAN JUMLAH Menurut Mathis dan Jackson (2001) motivasi
1 Ketua, Wakil Ketua dan Anggota 8 merupakan hasrat didalam diri seseorang yang
Ombudsman menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan.
2 Kepala Perwakilan 29 Sedangkan Rivai (2002) berpendapat bahwa motivasi
3 Asisten 157 adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang
4 PNS 58 mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik
5 Staf Sekretariat 14 sesuai dengan tujuan individu. Motivasi adalah kesediaan
6 Pegawai Kontrak 56 melakukan usaha tingkat tinggi guna mencapai sasaran
Jumlah 322 organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan usaha
Sumber : Laporan Tahunan Ombudsman RI tersebut memuaskan kebutuhan sejumlah individu
Kepimpinan dan juga motivasi yang ditunjukkan (Robbins dan Mary, 2007). Motivasi merupakan faktor
oleh para pemimpin sebagai dasar dalam pergerakan psikologis yang menunjukan minat individu terhadap
kinerja karyawan. Dengan bentuk kepemimpinan yang pekerjaan, rasa puas dan ikut bertanggungjawab terhadap
tegas dan juga motivasi pimpinan yang tidak berubah- aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan Sedangkan
ubah akan membuat kinerja karyawan berjalan baik. Hasibuan (2002) berpendapat bahwa motivasi adalah hal
SDM berperan dalam mengolah dan memanfaatkan yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung
sumber daya dan material, sehingga menjadi suatu perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias
produk yang dapat diperjualbelikan. Oleh karena itu mencapai hasil optimal. Motivasi merupakan sesuatu
untuk meningkatkan kinerja perlu diperhatikan, agar yang membuat bertindak atau berperilaku dalam cara-
Sumber Daya Manusia bekerja efisien dan menampilkan cara tertentu (Armstrong, 1994).
kinerja yang bisa memberikan sumbangan terhadap Berdasarkan pengertian di atas disimpulkan
produktifitas yang merupakan masalah mendasar dari bahwa motivasi merupakan kegiatan yang
berbagai konsep manajemen dan kepemimpinan. mengakibatkan, menyalurkan, memelihara dan
mendorong perilaku manusia. Pemimpin perlu
II. TINJAUAN PUSTAKA memahami orang-orang berperilaku tertentu agar dapat
2.1. Deskripsi Teori mempengaruhinya dalam bekerja sesuai dengan
2.1.1 Gaya Kepemimpinan keinginan organisasi. Dalam hal ini Siagian (2003)
Gaya kepemimpinan merupakan perilaku yang mengemukakan bahwa dalam kehidupan berorganisasi,
digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba termasuk kehidupan berkarya dalam organisasi bisnis,
memengaruhi orang lain seperti yang dilihat. Kebanyakan aspek motivasi kerja mutlak mendapat perhatian serius
orang menganggap gaya kepemimpinan merupakan tipe dari para manajer. Empat pertimbangan utama Siagian
kepemimpinan. Hal ini dinyatakan oleh Siagian (2003) adalah:
(2003:14), bahwa gaya kepemimpinan seseorang adalah a. Filsafat hidup manusia berkisar pada prinsip “quit
identik dengan tipe kepemimpinan orang bersangkutan. pro quo”, yang dalam bahasa awam dicerminkan
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin itu mempunyai oleh pepatah yang mengatakan “ada ubi ada talas,
sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan kepribadian ada budi ada balas”.
tersendiri yang unik dan khas, hingga tingkah laku dan b. Dinamika kebutuhan manusia sangat kompleks dan
gaya yang membedakan dirinya dengan orang lain. tidak hanya bersifat materi, akan tetapi juga bersifat
Menurut Rivai (2002:122), ada tiga macam gaya psikologis.
kepemimpinan yang memengaruhi bawahan, dalam c. Tidak ada titik jenuh dalam pemuasan kebutuhan
mencapai sasaran organisasi tercapai, yaitu : manusia.
a. Gaya Kepemimpinan Otoriter : gaya kepemimpinan d. Perbedaan karakteristik individu dalam organisasi
ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan atau perusahaan, mengakibatkan tidak adanya
dalam mencapai keputusan dan pengembangan satupun teknik motivasi yang sama efektifnya untuk
strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling semua orang dalam organisasi juga untuk seseorang
diuntungkan dalam organisasi. pada waktu dan kondisi yang berbeda-beda
b. Gaya Kepemimpinan Demokratis : gaya
kepemimpinan ini ditandai oleh adanya suatu 2.3. Disiplin Kerja
struktur yang pengembangannya menggunakan 2.4.
pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Menurut Simamora (1997), disiplin adalah
Di bawah kepemimpinan demokratis bawahan prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan,
cenderung bermoral tinggi, dapat bekerjasama, karena melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin kerja
mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk
diri sendiri. berkomunikasi dengan karyawan, agar mereka bersedia
c. Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas : gaya untuk mengubah suatu perilaku dan sebagai suatu upaya
kepemimpinan yang memberikan kekuasaan penuh untuk meningkatkan kesadaran serta kesediaan seseorang
pada bawahan, struktur organisasi bersifat longgar menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma
dan pemimpin bersifat pasif. Peran utama pimpinan sosial yang berlaku (Rivai, 2002). Hasibuan (2002)
adalah menyediakan materi pendukung dan berpendapat bahwa kedisiplinan adalah kesadaran dan
berpartisipasi, jika diminta bawahan. kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan
dan norma-norma sosial yang berlaku.

2579-3292 25
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 2, September 2017

2.4. Kinerja Gaya


Kepemimpinan
Menurut Ermayanti dan Armanu (2001:3), Motivasi
Kinerja organisasi tergantung dari kinerja individu atau Kerja
Kinerja
dengan kata lain kinerja individu akan memberikan Disiplin
kontribusi pada kinerja organisasi, yaitu perilaku anggota Kerja
organisasi, baik secara individu maupun kelompok
memberikan kekuatan atas kinerja organisasi, khususnya
motivasi akan memengaruhi kinerja organisasi. Bernardin
dan Russel dalam Ruky (2002) Kinerja adalah :
“performance is defined as the record of outcomes
produced on a specified job function or activity during Gambar 2.1
time period. Prestasi atau kinerja adalah catatan tentang Kerangka Pemikiran
hasil hasil yang diperoleh dari fungsi-
fungsi pekerjaan tertentu atau 2.6.2. Hipotesis
kegiatan selama kurun waktu tertentu. Menurut Dari kerangka berpikir dan hasil penelitian pihak lain
Simanjuntak (2005), kinerja adalah tingkat pencapaian yang menunjang, maka diduga adanya pengaruh gaya
hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan Kepemipinan, Motivasi dan Disiplin terhadap Kinerja.
adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka Dengan demikian hipotesis penelitian adalah:
mewujudkan tujuan perusahaan. Manajemen kinerja a. Diduga Gaya Kepemimpinan berpengaruh
adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk terhadap kinerja kerja Karyawan [H1]
meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, b. Diduga Motivasi Kerja Karyawan berpengaruh
termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok terhadap kinerja kerja karyawan [H2]
kerja di perusahaan tersebut. c. Diduga Disiplin Kerja Karyawan berpengaruh
2.5. Penelitian Terdahulu terhadap kinerja Kerja karyawan [H3]
Imam Sucahyo, Tahun 2010 d. Diduga gaya kepemimpinan, motivasi, disiplin
“ Pengaruh kepemimpinan dan motivasi pada berpengaruh secara bersama- sama terhadap
pencapaian kinerja pegawai Sekretariat Presiden kinerja kerja karyawan [H4}
Republik Indonesia ”
Peran kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja III. METODE PENELITIAN
pegawai memiliki korelasi kuat dan nyata. Hal tersebut 3.1. Jenis Penelitian
menunjukkan kepemimpinan di Sekretariat Wakil
Presiden RI memberi dukungan terhadap kinerja pegawai Penelittian ini merupakan penelitian kausal
yang meliputi kemampuan pengarahan pekerjaan, komperatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk
pengambilan keputusan dan pendelegasian pekerjaan. mengetahui kemungkinan adanya hubungan sebab akibat
Hendra Permana Siregar,Tahun 2010 dengan cara tertentu berdasarkan atas pengamatan
“ Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi terhadap akibat yang ada, kemudian mencari factor yang
Berprestasi Terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Dinas diduga penyebabnya (Sumarni dan Wahyuni,2006:53).
Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh-NAD”
Berdasarkan penelitian ditemukan adanya 3.2. Jenis Data
pengaruh secara bersama-sama variabel gaya 1. Data Primer : Dalam penelitian ini data primer
kepemimpinan kepala dinas dan motivasi berprestasi diperoleh melalui wawancara ataupun jawaban
pegawai terhadap kinerja pegawai dinas tergolong kuat kuisioner yang telah diisi oleh responden (sampel)
(70,5%) dan sisanya (29,5%) ditentukan oleh variabel 2. Data sekunder : data yang mendukung data primer
lain. Hal ini menunjukkan bahwa setiap perubahan gaya yang diperoleh peneliti dari Zoya Butik melalui studi
kepemimpinan yang diberikan oleh kepala Dinas dan dokumentasi , seperti : Sejarah, Visi dan Misi
perubahan motivasi berprestasi dari pegawai memberikan perusahaan, Struktur Organisasi dan studi
pengaruh kuat terhadap kinerja para pegawai dalam kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan
mencapai tujuan Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota dalam penelitian ini.
Banda Aceh –NAD. Data yang diperoleh akan dianalisis secara kuantitif
dengan menggunakan metode SPSS analisis Regresi
2.6. Kerangka Berpikir Dan Hipotesis Linear Berganda. Kemudian dapat ditarik kesimpulan.
2.6.1. Kerangka Berpikir Variabel yang diteliti adalah
Gaya Kepeminpinan, Motivasi, Disiplin kerja 3.3. Populasi dan Sampel
berpengaruh terhadap Kinerja Kerja. Dalam hal ini Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
bagaimana gaya kepemimpinan memberikan pengaruh penelitian ini adalah probability sampling. Menurut
besar kepada Motivasi, Disiplin dan Loyalitas, Riduwan (2009:41), probability sampling adalah teknik
diilustrasikan pada Gambar berikut : sampling untuk memberikan peluang yang sama pada
setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel.

26 2579-3292
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 2, September 2017

Populasi dalam penelitian ini adalah para pegawai PNS Kinerja Sebesar 0,078 Dengan demikian
dan Non PNS yang bekerja di Ombudsman Republik pengujian Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
Indonesia. memperlihatkan bahwa Gaya Kepemimpinan
Untuk menentukan ukuran sampel, penulis (X1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja (
menggunakan rumus Slovin. Dalam penelitian ini y).
diketahui ukuran populasi sebanyak 68 orang dan persen b. Jika apek motivassi ditambahkan maka kinerja
kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan akan bertambah satu maka akan sebesar 0,331
pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir sebesar Dengan demikian pengujian Ho ditolak dan Ha
5%. Jadi jumlah sampel yang dapat diambil peneliti diterima. Hal ini memperlihatkan bahwa
sebanyak 67,53 dibulatkan menjadi 68 sampel penelitian. Motivasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap
3.4. Variabel Penelitian Kinerja Kerja (Y).
Variabel penelitian dalam penelitian ini meliputi : c. Jika variable Disiplin ditambahkan maka kinerja
1. Variabel Dependen (variabel Y), yaitu Kinerja akan bertambah satu maka akan sebesar 0,110
2. Variabel Independen (variabel X) yaitu diri dari Dengan demikian pengujian Ho ditolak dan Ha
Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin diterima. Hal ini memperlihatkan bahwa
Disiplin (X3) berpengaruh signifikan terhadap
3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Kinerja Kerja (Y).
Penelitian ini menggunakan korelasi Pearson d. Pengaruh Gaya kepemimpinan (X1), motivasi
Product Moment untuk menguji validitas alat ukur yang (X2) Dan kinerja (X3) Secara Bersama-Sama
digunakan dan koefisien alfa atau Cronbach’s alpha Terhadap kinerja (Y).Berpengaruh bersama
untuk mengukur tingkat reliabilitasnya. Tingkat validitas sama terhadap variabel loyalitas konsumen(Y)
diperoleh dengan membandingkan probabilitas nilai r dengan koofeisien korelasi sebesar 0. 0,519
hitung dengan r table dan bila tingkat signifikansi atau Koefisien determinasi berganda (R2) digunakan
kesalahan ≤0,5 maka alat ukur tersebut dikatakan valid. untuk mengetahui besarnya sumbangan atau kontribusi
Item pengukuran dikatakan reliable jika memiliki nilai dari keseluruhan variabel bebas pengaruhnya terhadap
koefisien alfa lebih dari 0,6 (Juliansyah, 2012:130). variabel terikat (Y), sedangkan sisanya dipengaruhi
Untuk memudahkan perhitungan dalam melakukan uji oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.
validitas digunakan bantuan program SPSS (Statistical Hasil koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel
Package For The Social Sciences) for windows Ver.20,0. berikut ini :
Model Summary
IV. HASIL PENELITIAN
R Adjusted R Std. Error of the
4.1. Analisis
Model R Square Square Estimate
4.1.1 Deskripsi Responden
Responden yang dipilih dalam penelitian ini, 1 .526a .276 .249 4.40153
hanya meliputi jenis kelamin dari 68 karyawan dari 203 a. Predictors: (Constant), Disiplin, Gaya, Motivasi
karyawan yang menjadi pegawai Ombudsman Republik
Tabel 4.1
Indonesia baik PNS atau Non PNS. Kuesioner
Hasil Koefisien Determinasi (Model Summary)
disebarkan kepada responden setelah diberikan Surat Izin
dari Universitas BSI Bandung lalu ditembuskan oleh Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa
Sekertaris Jendral Ombudsman Republik Indonesia. koefisien determinasi (R2) sebesar 0,249 atau 24,9 %.
Responden yang dipilh untuk menjawab kuesioner
Artinya variabel Y dijelaskan sebesar 24,9 % oleh
meliputi NON PNS 35 orang (51%) dan PNS 33 orang variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan
49%
Disiplin (X3) dan sisanya sebesar 75,1 % dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.1.2. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Uji hipotesis dilakukan dengan teknik statistik uji F
Dari hasil uji alat ukur yang mengukur variabel
(secara bersamaan) dan uji t (secara parsial). Dari hasil
penelitian, semua variabel penelitian dinyatakan valid dan uji tersebut dapat disimpulkan bahwa Gaya
reliable sehingga dapat digunakan dalam penelitian. Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin memiliki pengaruh
4.2. Analisis Data dan Uji Hipotesis yang signifikan baik secara bersama maupun secara
Ringkasan hasil regresi linier berganda pada ketiga parsial terhadap Kinerja Pegawai Ombudsman Republik
variabel dapat dilihat pada persamaan berikut : Indonesia.
Ỷ = 0,078(X1)+0,331(X2) + 0,11(X3)
4.2.1 Uji Gejala Penyimpangan Regresi
Dari hasil persamaan regresi diatas maka dapat diketahui Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar variabel
bahwa : independen maka dilakukan dengan melihat Variance
Y = Kinerja
Inflation Factor (VIF), bila VIF lebih kecil dari 5 (lima)
Variabel terikat yang nilainya akan diprediksi oleh maka tidak terjadi multikolinieritas (Singgih Santoso,
variabel bebas. Pada penelitian ini variabel terikat adalah 2005:206)
Kinerja, nilainya akan diprediksi oleh variabel Motivasi
(X1), Motivasi (X2), dan Disiplin (X3)
Dari hasil persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
a. Jika tidak ada perubahan Gaya Kepemimpinan
maka kinerja menjadi 0,845 dan jika aspek Gaya
Kepemimpian satu maka akan Meningkatkan

2579-3292 27
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 2, September 2017

Hasil Uji Multikolinearitas


Variance Inflation Factor Tabel 4.22
Variabel
(VIF) Tabel Uji F (Anova)
Gaya
1,267
Kepemimpinan ANOVAb
Motivasi 1,368
Sum of Mean
Disiplin 1,142 Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 591.931 3 197.310 10.185 .000a
Gambar 4.2
Sumber: Data Primer Diolah (2015) Residual 1549.879 80 19.373
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.9 di
Total 2141.810 83
dapat nilai Variance Inflation Factor (VIF) di atas 10
maka tidak terjadi multikolinieritas. Nilai VIF untuk gaya a. Predictors: (Constant), Disiplin, Gaya, Motivasi
kepemimpinan 1,267, Motivasi 1,368 dan disiplin 1,142.
Dalam analisis regresi linier berganda untuk b. Dependent Variable: Kinerja
mendapatkan hasil yang baik selain tidak terjadi
multikolinearitas, maka varians dalam komponen Berdasarkan hasil perhitungan yang dapat dilihat
pengganggunya harusa sama (homokedastisitas). Jika pada tabel 4.18, menunjukkan Signifikansi F = 0,000.
asumsi ini tidak bias dipenuhi maka terjadi Jadi Sig F < 5 % (0,000 < 0,05), dengan demikian Ha
heterokedastisitas. diterima dan Ho ditolak yang berarti bahwa secara
serempak variabel X1, X2 X3 mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel Y. Jadi terbukti
bahwa variabel Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan
Disiplin berpengaruh secara bersama-sama terhadap
Kinerja Kerja.

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
mengenai pengaruh gaya kepemimpinan,
motivasi dan displin terhadap kinerja kerja
karyawan studi kasus Ombudsman Republik
Indonesia, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Gaya Kepemimpinn mempunyai pengaruh
Gambar 4.1
signifikan positif terhadap Motivasi karena,
Grafik Uji Heterokedastisitas
Koefisien korelasi sebesar 0,328 dan
koefisien jalur sebesar 0,078, yang berati
Dari gambar diatas terlihat bahwa titik-titik
bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh
menyebar secara acak tidak membentuk pola tertentu
positif dan signifikan
yang jelas, seperti bergelombang, melebar kemudian
2. Motivasi mempunyai pengaruh positif
menyempit. Selain itu, titik-titik tersebut menyebar diatas
terhadap Disiplin karena, koefisien korelasi
dan dibawah angka pada sumbu Y, maka dapat
sebesar 1,00 dan koefisien jalur sebesar
disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.
0,331 yang berarti bahwa Motivasi dan
Kinerja kerja memiliki pengaruh yang
4.3. Pembahasan
positif dan signifikan.
Dari hasil analisis regresi linier berganda diketahui
3. Variabel Disiplin mempunyai pengaruh
bahwa koefisien regresi masing-masing variabel bebas
positif terhadap kinerja, karena koefisien
bertanda positif. Hal ini menunjukan adanya hubungan
korelasi sebesar 0,505 dan koefisien jalur
yang searah antara variabel Gaya Kepemimpinan (X1),
sebesar 0.110 yang berarti bahwa Disiplin
Motivasi(X3) dan Disiplin (X3) dengan Kinerja (Y)
dan Kinerja kerja memiliki pengaruh yang
Pegawai Ombudsman Republik Indonesia.
positif dan signifikan.
Pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui
4. Variabel Gaya Kepemimpinn (X1),
pengaruh antara variabel independen (bebas) dengan
Motivasi (X2) dan Disiplin (X3)
variabel dependen (terikat). Dalam hipotesis
berpengaruh secara simultan atau bersama-
penelitian ini, diduga bahwa seluruh variabel Gaya
sama dan signifikan terhadap Kinerja Kerja
Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan variabel
Karyawan Ombudsman Republik
Disiplin (X3) secara serempak mempengaruhi
Indonesia. Hal ini dibuktikan bahwa
Kinerja Kerja. Hasil pengujian hipotesis F dapat
adanya pengaruh bersama sama terhadap
dilihat pada tabel berikut ini
Kinerja Kerja (Y) dengan koofeisien
korelasi sebesar 0,519.

28 2579-3292
Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 2, September 2017

Simamora Henry.1997. Manajemen Sumber Daya


DAFTAR PUSTAKA Manusia. Edisi 2. Jogyakarta : Bagian
Penerbitan STIE YKPN.
Amir, Faisal M. 2006. Mengolah dan Membuat Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi
Interpretasi Hasil Olahan SPSS Untuk Kinerja. Jakarta: FE UI.
Penelitian Ilmiah. Jakarta: Edsa Mahkota Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linier
Amstrong, M. (1994) Manajemen Sumber Daya Manusia Ganda dengan SPPS. Edisi Pertama. Cetakan
Terjemahan Sofyan Cikmat dan Haryanto. Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu
Jakarta :Elex Media Komputindo Toha, Miftah. 2001. Perilaku Organisasi Konsep Dasar
Arep, L dan Tanjung, H., (2003). Manajemen Motivasi. dan Aplikasinya. CV. Rajawali. Jakarta
Jakarta: Pt. Prenhallindo. Sugihartono, A (2012) Pengaruh Kepemimpinan dan
Bangun, Wilson. 2012. Manajemen SDM. Jakarta: Kepuasan Kerja terhadap Kinerja dengan
Penerbit Erlangga. Mediasi Komitmen (di PT Alam Kayu Sakti
Dessler, Gary. 2009. Manajemen SDM. Jilid 2. Ed. 10. Semarang) Jurnal Mitra Ekonomi dan
Jakarta: Indeks. Manajemen Bisnis vol. 3 no. 1, 123-140.
Damodar N. Gujarati, 2003 “Basic Econometrics ” fourth
edition McGraw-Hill, New York. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Ermayanti Dwi, Thoyib Armanu, 2001. Pengaruh Faktor dan R&D. Bandung: Alfabeta Bandung.
Motivasi terhadap Prestasi Kerja Karyawan Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan
pada Kantor Perum Perhutani Unit II Surabaya, Tesis Bisnis Edisi Kedua. Jakarta: PT
Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya RajaGrafindo Persada
Malang. Widodo, Prabowo Pudjo. 2013. Modul 9. Asumsi Klasik
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dalam Analisis Regresi. Jakarta.
dengan Program SPSS, Badan Penerbit Wursanto, 2002, Dasar-dasar Ilmu Organisasi, Jakarta
Universitas Diponegoro, Semarang.
Handoko, Hani, T. 2008. Manajemen Personalia dan Referensi lain
Sumber Daya Manusia. Edisi 2, BPFE, Laporan Kerja Ombudsman Republik Indoneseia. 2013
Yogyakarta. www.ombudsman.go.id
Hasibuan, Melayu. 2002, Manajemen SDM, Bumi Aksara
Jakarta..
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber
Daya Manusia Perusahaan, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Martoyo, Susilo, 2007, Manajemen Sumber Daya
Manusia, BPFE Yogyakarta.
Mathis, Robert L. & John H. Jackson. (2006).
Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi
Sepuluh. Salemba Empat, Jakarta.
Nawawi, Hadari, 2003, Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Bisnis yang Kompetetif, Gajah
Mada University Press, Yogyakarta.
Panggabean, Mutiara. S, 2004. Manajemen SDM. Ghalia
Indonesia, Bogor
Ranupandojo, Heidjrachman dan Husnan. 2003.
Manajemen Personalia. Edisi Keemat, Cetakan
Kesepuluh, BPFE, Yogyakarta
Rivai, 2002, Manajemen Sumber Daya Perusahaan, Raja
Grafindo Persada.
Riduwan. 2006. Dasar-dasar Statistika. Edisi Revisi.
Bandung : Alfabeta

Ruky, Ahmad. S. 2002 Sistem Manajemen Kinerja,


Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Robbins, Stephen P., Coulter, Mary. (2007). Manajemen.
Indeks, Jakarta.

Setiyawan, Budi & Waridin. (2006).Pengaruh Disiplin


Kerja Karyawan dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja di Divisi Radiologi RSUP
Dokter Kariadi, Semarang: JRBI Vol 2. No 2.
Hal: 181-198
Siagian, Sondang. P. (2003).Manajemen Sumber Daya
Manusia. Cetakan 10, Jakarta: Bumi Aksara.

2579-3292 29

Anda mungkin juga menyukai