Anda di halaman 1dari 31

Bab 1

Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Sumber daya manusia memiliki posisi sangat strategis dalam organisasi, artinya
unsur manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk mencapai
tujuan. Untuk itulah eksistensi sumber daya manusia dalam organisasi sangat kuat. Untuk
mencapai kondisi yang lebih baik maka perlu adanya manajemen sumber daya manusia
secara memadai sehingga terciptalah sumber daya manusia yang berkualitas, loyal dan
berprestasi. Manajemen Sumber daya Manusia merupakan usaha untuk mengarahkan dan
mengelola sumber daya manusia didalam organisasi agar mampu berfikir dan bertindak
sebagaimana yang diinginkan oleh organisasi.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan Peran Kepemimpinan dan
Fungsi Managerial Keperawatan dalam ruang lingkup Pelayanan Keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mahasiswa memahami pengertian Analisi SWOT


Mahasiswa mampu membuat anlisis dan matriks SWOT.
Mahasiswa mampu membuat dan memahami matriks IFE dan EFE.
Mahasiswa mampu membuat prioritas masalah.
Mahasiswa mampu membuat dan memahami fish bone analisis.
Mahasiswa mampu membuat alternative penyelesaian masalah
Mahasiswa mampu membuat manajemen konflik.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian Manajemen?
2. Apa yang dimaksud dengan Fungsi Managemen?
3. Apa yang dimaksud dengan Pengertian Kepemimpinan?
4. Apa yang dimaksud dengan Peran Kepemimpinan?
1.4 Metode Penulisan
Dalam mendapatkan data dan informasi penulis mempergunakan metode sebagai
berikut :
1. Studi Pustaka
1

Metode ini digunakan dengan mencari literature mengenai Manajemen


Keperawatan di Perpustakaan dan buku Referensi yang berfocus pada Manajemen
Keperawatan.
2. Jurnal Keperawatan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I
Bab ini merupakan pengantar sebelum pembahasan yang berisikan latar belakang, tujuan
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II
Bab ini merupakan teori pendahuluan mengenai Peran Kepemimpinan dan Fungsi
Managerial.
BAB III
Bab ini berikan analisis kasus yang ditugaskan dengan menggunakan analisis SWOT.
BAB IV
Bab ini berisikan simpulan dari keseluruhan masalah yang ada dalam makalah.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB II
Landasan Teori

2.1 Pengertian Manajemen


Pengertian manajemen menurut para ahli:
Menurut Malayu S.P Hasibuan (2003 : 10) Manajemen sumb er daya manusia adalah ilmu dan
seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja ag ar efektif dan efisien membantu

terwujutnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyrakat.


Stoner dan Freeman yang dikutip oleh Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah dalam bukunya
Manajemen Sumber Daya Manusia (2003 : 7) : Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pemimpinan, dan pengedalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan
semua lain-lain sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
1. Fungsi Manajerial.
a. Perencanaan

Perencanaan ( Human Resources Planing ) merencanakan tenaga kerja


secara efektif dan efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam
membantu terwujutnya tujuan perusahaan.
b. Pengorganisasian.
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan
dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, dan delegasi wewenang,
integrasi, dan koordinasi dalam bagian organisasi ( organization chart ).
2. Fungsi Operasional
a. Pengadaan.

Pengadaan (Procurement ) adalah proses penarikan, seleksi, penempatan,


orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
b. Pengembangan
Pengembangan (development) adalah proses peningkatan ketrampilan
teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan
pelatihan
c. Kompensasi
3

Kompensi ( compensation ) adalah pemberian jasa langsung (direc) dan


tidak langsung (indirec), uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan
jasa yang diberikan kepada perusahaan.
d. Pengintegrasian.
Pengintegrasian (interogation)adalah kegiatan untuk mempersatukan
kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang
baik.
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau
meningkatkan kondisi fisik , mental, dan loyalitas karyawan, agar tetap mau
bekerja sama sampai pensiun.
f. Kedisiplinan.
Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci
terwujudnya tujuan karena tanpa kedisiplinan yang baik sulit terwujut tujuan
yang maksimal.
g. Pemberhentian.
Pemberhentian (sparation) adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari
suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan karena keinginan karyawan,
keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun dan sebab-sebab lainnya
Penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi-fungsi
manajemen sumber daya manusia adalah sebagai acuan dasar bagi seorang
pemimpin dalam melaksanakan kewajibannya untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dimana fungsi ini dibagi menjadi fungsi manajerial yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pengrahan dan pengendalian.
2.2 Pengertian Kepemimpinan
Banyak para ahli dari manajemen yang memberikan pendapatnya tentang definisi dari
kepemimpinan dimana kepemimpinan didefinisikan sebagai proses pengarahan dan mempengaruhi
para karyawan dalam aktivitasnya yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok.
Seorang pemimpin merupakan individu yang dapat menerapkan prinsip motivasi, disiplin, dan
produktifitas, jika bekerja sama dengan orang, tugas dan situasi agar dapat mencapai tujuan dari
sebuah perusahaan kepemimpinan yang efektif sangat tergantung dari landasan manajerial yang
kokoh.

Menurut Howard H. Hyot Yang dikutip oleh Kartini Kartono dalam bukunya Pemimpin dan
Kepemimpinan ( 2004 : 57 ) bahwa : Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah
laku manusia, kemampuan untuk membimbing orang.
DuBrin (2005:3) dalam bukunya Leadership mengemukakan bahwa : Kepemimpinan itu
adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara
mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain
bertindak atau merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang
memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan Jurnal
Manajemen Vol.10 No.3 April 20131308 untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan
diantara bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai.
Siagian (2002:62) dalam bukunya Manejemen Sumber Daya Manusia mengemukakan
bahwa Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain (para
bawahannya) sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin
meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya.
Nimran (2004:64) mengemukakan bahwa Kepemimpinan atau leadership adalah merupakan
suatu proses mempengaruhi perilaku orang lain agar berperilaku seperti yang akan dikehendaki.
Robbins (1996:39) mengemukakan bahwa Kepemimpinan adalah sebagai kemampuan
untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan.
Mintzberg dalam Luthans (2002) dan Sutiadi (20 03:4) mengemukakan bahwa peran
Kepemimpinan dalam organisasi adalah sebagai pengatur visi, motivator, penganalis, dan
penguasaan pekerjaan.
2.3 Peran kepemimpinan
Siagian (2002:66) mengemukakan bahwa peran pemimpin atau kepemimpinan dalam
organisasi atau perusahaan ada tiga bentuk yaitu:
1. Peran yang bersifat interpersonal.

Peran yang bersifat interpersonal dalam organisasi adalah bahwa seorang


pemimpin dalam perusahaan atau organisasi merupakan simbol akan keberadaan
organisasi, seorang pemimpin bertanggung jawab untuk memotivasi dan
memberikan arahan kepada bawahan, dan seorang pemimpin mempunyai peran
sebagai penghubung.
2. Peran yang bersifat informasional.

Peran yang bersifat informasional mengandung arti bahwa seorang pemimpin


dalam organisasi mempunyai peran sebagai pemberi, penerima dan penganalisa
informasi.
3. Peran pengambilan keputusan.
Peran pemimpin dalam pengambilan keputusan mempunyai arti bahwa
pemimpin mempunyai peran sebagai penentu kebijakan yang akan diambil berupa
strategi-strategi bisnis yang mampu untuk mengembangkan inovasi, mengambil
peluang atau kesempatan dan bernegosiasi dan menjalankan usaha dengan
konsisten.
Anoraga et al. (1995) dalam Tika (2006:64) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya
manusia mengemukakan bahwa ada sembilan peranan kepemimpinan seorang dalam
organisasi yaitu :
1. Pemimpin sebagai perencana.
2. Pemimpin sebagai pembuat kebijakan.
3. Pemimpin sebagai ahli.
4. Pemimpin sebagai pelaksana.
5. Pemimpin sebagai pengendali.
6. Pemimpin sebagai pemberi hadiah atau hukuman.
7. Pemimpin sebagai teladan dan lambang atau simbol.
8. Pemimpin sebagai tempat menimpakan segala kesalahan.
9. Pemimpin sebagai pengganti peran anggota lain.
Robert House mengidentifikasi empat gaya kepemimpinan sebagai peran pemimpin
yaitu :
1. Pimpinan direktif, pemimpin yang mengarahkan membiarkan pengikutnya tau apa
yang diharapkan dari mereka, menjadwalkan pekerjaan untuk dilakukan, dan
memberi pedoman yang spesifik seperti terhadap bagaimana menyelesaikan tugas.
2. Pemimpin supportif, ramah dan menunjukkan perhatian akan kebutuhan para
pengikut, kesediaan untuk menjelaskan diri, bersahabat, mudah didekati dan
mempunyai perhatian yang murni terhadap para bawahannya.
3. Pemimpin partisipatif, berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan saran
mereka sebelum mengambil suatu keputusan.
4. Pemimpin berorientasi prestasi, menetapkan tujuan yang menantang dan
mengharapkan bawahan untuk berprestasi pada tingkat tertinggi. Pemimpin
memberi keyakinan kepada bawahan bahwa mereka mampu melaksanakan tugas
pekerjaan dan mencapai tujuan secara baik.Melalui teori ini pemimpin berusaha
membuat jalan kecil (path) untuk mencapai tujuan ( goal ) para bawahannya
dengan sebaik mungkin dan pemimpin dapat mempergunakan gaya yang paling
sesuai dengan variabel-variabel lingkungan yang ada.
6

Melalui teori ini pemimpin berusaha membuat jalan kecil (path) untuk mencapai tujuan
( goal ) para bawahannya dengan sebaik mungkin dan pemimpin dapat mempergunakan gaya yang
paling sesuai dengan variabel-variabel lingkungan yang ada :

BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus
Ns Erik sebagai kepala ruangan unit edah tulang di RS Tirta Banjaran. Ruangan
ini kapasitas tempat tidur yang ada sbanyak 25 kapasitas tempt tidur yang terpakai semua.
Adapun BOR pada ruangan ini adalah 70%. Tenaga keperawatan yang tersedia terdiri atas 18
perawat (8 orang D3 Keperawatan dan 10 orang Ners). Sbagian besar klien yang dirawat
diruangan ini adalah klien dengan patah tulang dengan rerata hari rawat lebih dari satu bulan.
Pada ruang ini rata-rata tingkat ketergantungan klien adalah klien dengan partial care (30%)
dan total care(40%) walaupun tidak tertutup kemungkinan klien dengan minimal care (30%).
Dari hasil observasi didapatkan bahwa sarana dan prasarana yang ada diruanagan belum
memadai, alat-alat habis pakai seperti kasa, kapas alcohol, cairan betadine, NaCl 0,9% dan
alat-alat pemeriksaan fisik belum memadai. Ns Erik sebagai kepala ruangan, mencoba
berupaya menjalankan peran kepemimpinan dan fungsi manajerial dengan baik.
3.2 Kajian Analisis dan Situasi Kasus
a. Ruang bedah tulang, perawatan peyakit bedah dengan kapasitas tempat tidur 25
orang BOR 70%, jumlah perawatan 18 orang, dengan kategori pendidikan D3 8
orang, Ners 10 orang.
b. Alat perawatan belum memadai seperti kasa, kapas alcohol, cairan betadine,NaCl
0,9% dan alat pemeriksaan fisik
c. Kepala ruangan pendidikan Ners
d. klien dengan partial care 30% dan total care 40%.
e. Tempat tidur memadai
Fungsi Manajemen : Perencanaan
Perumusan Tujuan Organisasi
Visi :
Meningkatkan mutu pelayanan dan keperawatan
Misi :
1. Menyediakan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien dalam membantu
proses penyembuhan pasien.
8

2. Mengajar dan mengarahkan anggota tim dalam meningkatkan mutu SDM di


ruangan.
3. Meningkat kinerja anggota tim dalam pemberian asuhan keperawatan.
4. Turut serta dan bekerja sama dengan anggota tim kesehatan yang ada di rumah
sakit.
Tujuan :
Ners Erik bertujuan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di ruangan unit
bedah tulang khususnya dalam memenuhi sarana dan prasarana di ruangan tersebut.
Filosofi :
Filosofi Ruang rawat inap Bedah sama dengan filosofi rumah sakit.
Fungsi manajemen : Ketenagaan
Pengumpulan Data (Pengkajian Situasi)
Fungsi manajemen ketenagaan pada kasus adalah perhitungan jumlah tenaga
perawat. Dalam kasus, dijelaskan tingkat ketergantungan klien maka yang digunakan
adalah metode Douglas.
BOR =
JUMLAH PASIEN
X 100%
JUMLAH TEMPAT TIDUR
70% = jumlah pasien x 100%
25
Jumlah pasien = 25 x 70% = 17,5 ( 17 pasien)

Klasifikasi pasien :
Pasien minimal care = 30% x 17 = 5 pasien.
Pasien partical care = 30% x 17 = 5 pasien.
Pasien total care = 40% x 17 = 7 pasien.
Minimal

Partial

Total

Jumlah perawat/shif

Pagi

0.17 x 5= 0,85

0.27 x 5 = 1,35

0.36 x 7 = 2,52

4,72 (5 orang)

Sore

0.14 x 5 = 0,7

0.15 x 5 = 0,75

0.30 x 7 = 2,1

3,55 (4 orang)

Malam

0.07 x 5 = 0,35

0.10 x 5 = 0,5

0.20 x 7 = 1,4

2,25 (2 orang)

Loss
Day

jmlh hari minggu dlm 1tahun+cuti+hari besar


x jmlh perawat
jmlh harikerja efektif

52 x 12 x 14
x 18= 5,49
286

Faktor Koreksi = (jmlh tenaga keperawatan +loss day) x 25%


= (18 + 5,49) x 25% = 5,87
Jumlah tenaga yang diperlukan = tenaga yang tersedia + faktor koreksi
= 18 orang + 5,87 = 23,8 (24 orang perawat)
a. Analisis Lingkungan internal
Strengths :
1) Ruang Rawat Unit bedah
2) Tempat tidur 25 bed.
3) Karyawan berpendidikan Ners 10 orang
4) Karyawan berpendidikan D3 Keperawatan 8 orang
5) BOR 70%
Weakness:
1) Sarana dan prasarana yang ada di ruangan belum memadai
2) LOS pada pasien yang lama
3) Kekurangan tenaga keperawatan
4) Kepala ruangan yang belum memiliki sertifikat pelatihan manajemen kepala
ruangan.
b. Analisis Lingkungan Eksternal
Opportunities:
1) Mengajukan kepada rumah sakit untuk melengkapi alat-alat yang kurang.
2) Mengikuti pelatihan keterampilan perawatan bedah
3) Penambahan tenaga keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien
4) Mengikuti pelatihan dan sertifikasi manajemen untuk kepala ruangan
Thretas:
1) Beberapa rumah sakit memiliki fasilitas yang lebih lengkap
2) Rumah sakit lain yang memiliki keteraturan dan kualitas ruanganruangannya yang lebih baik.

10

Fungsi Manajemen : Organizing (Pembagian Tugas)


Ns.Erik harus melakukan pembagian tugas terhadap para perawat pelaksana dan staff
dalam tiga shift (pagi, siang, malam).
Fungsi Manajemen : Staffing (Pengarahan)
Ns. Erik harus melakukan operan shift dan sharing sebelum dan setelah
melakukan tugasnya.Dimana Ns.Erik harus mengarahkan kinerja karyawannya yang
berada di Ruang Bedah sesuai dengan tujuannya yaitu perencanaan, prosedur standar,
pendisiplinan kerja dan memotivasi karyawan. Selain itu, memberikan tugas dan
penjelasan rutin mengenai pekerjaan untuk masing-masing karyawan sesuai dengan
jabatannya dan menjelaskan kebijakan yang diterapkan di Rumah Sakit.
Fungsi Manajemen : Buggeting (Pendanaan, efisien dan efektifitas)
Ns. Erik harus selalu melakukan pengarahan tentang bagaimana penggunaan alat
kesehatan secara efektif dan efisien.
Fungsi Manajemen : Controlling (Pengawasan)
Ns.Erik harus selalu melakukan pengawasan kepada perawat pelaksana dan staff
dalam melakukan tugasnya dengan cara membantu tugasnya serta memberi penghargaan
serta dukungan positif.
3.2 Peran Kepemimpinan dalam manajemen keperawatan
Menurut kelompok kami berdasarkan kasus di atas yang harus dilakukan oleh
Ns.Erik sebagai kepala ruangan adalah sebagai berikut :
1. Mengkaji lingkungan internal dan eksternal organisasi dalam meramalkan dan
mengidentifikasi kekuatan pendorong dan hambatan terhadap perencanaan
strategis.
2. Menampilkan visi, dan berpikir kreatif dan inovatif dalam perencanaan organisasi
dan unit sehingga tercipta perencanaan proaktif, bukan reaktif.
3. Mempengaruhi dan menginspirasi anggota kelompok agar secara aktif terlibat
dalam perencanaan jangka panjang.
4. Secara periodik, melalkuakn klarifikasi nilai untuk meningkatkan kesadaran diri.
5. Mengarahkan bawahan pada klarifikasi nilai melalui mendengarkan aktif dan
memberikan umpan balik.
6. Mengomunikasikan dan mengklarifikasi tujuan dan nilai organisasi kepada
bawahan.

11

7. Memotivasi bawahan untuk terlibat dalam membuat kebijakan, termasuk


mengembangkan, mengimplementasikan, serta menelaah filosofi, tujuan umum,
tujuan khusus, kebijakan, prosedur dan aturan dalam unit.
8. Terbuka untuk ide baru dan berbagi ide.
9. Menjadi model peran dalam menerapkan metode perencanaan proaktif bagi
bawahan.

3.3 Analisis SWOT


Strength
1. Mutu

Weekness

Opportunity

1. Alat

1. Perencanaan untuk

Threats
1. Ketidak puasan

SDM

perawatan

menambah alat-

klien terhadap

tingkat

terbatas

alat kesehatan

pelayanan

pendidika

( kassa,

diruangan tersebut.

Ruangan

n Ners

kapas

berjumlah

alcohol,

10 orang

cairan

dan

betadine,

tingkat

NaCl

pendidika
n D3
berjumlah
8 orang

2. Perecanaan
pendidikan bagi
D3 dan pelatihan
kepala ruangan.
3. Perencanaan untuk

0,9%)
2. Kepala

menambah tenaga

ruangan

keperawatan.

belum
4. Peningkatan

memiliki
sertifikat

kualitas pelayanan

dan

manajeme

keperawatan.

prasarana

mencakup

pelatihan

2. Sarana

karena
peralatan yang
kurang
memadai
2. Resiko infeksi
nosokomial
akibat alat
bekas pakai
3. Adanya
persaingan dari
RS lain karena
rendahnya
jenjang

25 tempat
12

tidur,
BOR
70% .

kepala

pendidikan

ruangan.
3. Tenaga

4. Kekurangan
tenaga

keperawat
3. Kepala

an kurang
4. Lost pada

keperawatan

dengan

pasien yg

menghambat

pendidika

lama.

proses

ruangan

akan

n Ners

penyembuhan
pasien.

4. Tempat
tidur
lengkap
3.4 Matriks SWOT
Strength (S)

Weakness (W)

1. Mutu SDM tingkat

1. Alat perawatan tidak

pendidikan Ners

memadai terbatas

berjumlah 10 orang

( alat-alat habis pakai

dan tingkat

seperti kassa,kapas

pendidikan D3

alcohol, cairan

berjumlah 8 orang

betadine, NaCl 0,9%)


2. Kepala ruangan belum

2. Sarana dan prasarana

memiliki sertifikat

mencakup 25 tempat

manajemen kepala

tidur, BOR 70% .


3. Kepala ruangan
dengan pendidikan
Ners.

ruangan
3. Tenagakeperawatan
yang kurang
4. Proses penyembuhan
yang lama

13

SO Strategy
1. Kebijakan R.S untuk

WO Strategy
1. Mengadakan pelatihan

melanjutkan tingkat

manajemen kepala

pendidikan D3

ruangan dan

sehingga mutu SDM

melanjutkan study bagi

medis meningkat

D3

2. Kebijakan R.S

2. Mengadakan

terhadap struktur alat

penambahan alat-alat

sehingga alat

kesehatan.

diruangan memadai
3. Perencanaan untuk

3. Menikatkan jumlah
tenaga keperawatan

menambah tenaga
keperawatan.
ST Strategy
1. Mendukung tenaga

WT Strategy
1. Meningkatkan mutu

keperawatan untuk

pendidikan bagi

melanjutkan

perawat

pendidikan.
2. Menambah alat alat
yang kurang.
3. Menambah jumlah
perawat.

2. Mendukung kebijakan
dari kepala ruangan
3. Mempertahankan dan
menambah peralatan
kesehatan yang kurang.

14

Analisis SWOT

o
1

MI (ketenagaan)

Bobot

Rating

Bobot x rating

Factor internal (IFAS)


Kekuatan.
a. Tenaga

S-W =0,980,6

0,18

0,4

0,8

2,9 = -1,92

keperawatan
terdiri dari 18
perawat, 10 orang
Ners dan 8 orang
D3 keperawatan
b. Kepela ruangan
dengan
pendidikan Ners
Total
Kelemahan

0,98

a. Kurangnya
tenaga

0,9

2,7

0,1

0,2

2,9

0,7

keperawatan
b. Proses
penyembuhan
yang lama
Total
Faktor eksternal (EFAS)
Peluang
a. Perencanaan
study lanjut bagi
D3
b. Perencanaa
pelatihan manajemen

2,1

O-T =2,70,98=

kepala ruangan
15

Total

0,3

0,9

Ancaman
a. Adanya
persaingan
dengan RS lain

Karena masih
rendahnya

0,4

0,8

0,6

0,18

jenjang
pendidikan.
b. Adanya
persaingan
dengan RS lain
dalam fasikits
(sarana dan
prasarana yang
lengkap)
Total
M2 (sarana dan
prasarana)
Faktor internal (IFAS)

0,98

Kekuatan
2

a. Jumlah tempat
tidur 25 buah.

S W= 2,8

b. Tempat tidur

4 = -1,2

bersih
0.8

2,4

0,2

0,4

Total
Kelemahan
a. Kurangnya alat-

16

alat kesehtan
(kassa, kapas

2,8

alkhol, cairan
betadine, NaCL,
dan alat-alat

0,6

1,8

0,4

1,2

pemeriksaan
fisik)
b. BOR 70%
Total
Faktor Eksternal (EFAS)
Peluang
a. Perencnaan untuk
menambah alatalat kesehatan di

ruangan tersebut.
Total
Ancaman:

O T = 32=1

a. Tuntutan dari
klien dan
keluarga utk
mendapatkan
fasilitas (sarana
dan prasarana)
1

Total
1

17

Diagram Layang Analisis SWOT Ruang Bedah Tulang


3,0
M1(-1,92 2,06)

2,0
1,0

M2 (1,2, 1)

0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
-2 -1,0 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0,10,2
0,3

18

0,4
0
0,6
0,7
0,8
0,9
3.5 Prioritas Masalah

Proses untuk memprioritaskan masalah dengan metode pembobotanyang


memperhatikan aspek :
1. Magnetude (Mg)

: Kecenderungan besar dan seringnya masalah terjadi

2. Severy (Sv)

: Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah

3. Manageability (Mn) : Berfokus pada keperwatan sehingg dapat diatur untuk


perubhan
4. Nursing consent (Nc)

: Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat

5. Affability (Af)

: Ketersediaan sumber daya alam

Rentang nilai yang digunakan adalah 1-5 :


1. Sangat penting

: 5

2. Penting

: 4

3. Cukup penting

: 3

4. Kurang penting

: 2

5. Sangat kurang penting

:1

No

Masalah

Mg

Sv

Mn

Nc

Af

Skor

Ket

1.

Belum

22

optimalnya
Manjemen
19

kepemimpinan
Mutu
2.

pendidikan
tenaga kerja
yang masih

21

II

21

III

20

IV

20

rendah
3.

Kurangnya
tenaga
keperawatan
Alat-alat

4.

keperawatan
yang kurang
memadai

5.

LOS yang
terlalu lama

3.6 Penyelesaian Masalah


1. Manajemen keperawatan yang belum optimal
2. Mutu pendidikan yang belum optimal
3. Kurangnya tenaga keperawatan
4. Alat kesehatan yang tidak memadai
5. LOS yang terlalu lama.
3.7 Fish Bone Analisis
1. Manajemen keperawatan yang belum optimal

MAN
Kepala ruangan belum
memiliki sertifikat
manajemen pelatihan
kepala ruangan
MONEY

20

MATERIAL

MACHINE

METODE

ENVIRONMENT

2. Mutu pendidikan yang urang optimal


MAN

MONEY

METODE

Kepala ruangan belum memiliki


sertifikat pelatihan dan masih ada
tenaga keperawatan D3

Masalah
METHODE

MACHINE
ENVIRONMENT

3. Tenaga keperawatan yang kurang

MONEY

METODE

MAN

-----Masalah
METHODE

MACHINE
ENVIRONMENT
Kurang puasnya klien
atas pelayanan diruangan

21

4. Alat kesehatan yang kurang memadai


MAN
METODE

MONEY

Kinerja perawat terhambat,

-----Masalah
METHODE

ENVIRONMENT

MACHINE
alat yang belum memadai
seperti alat habis
pakai(kassa,kapas alcohol,
cairan betadine, dan NaCl
0,9)

5. LOS yang terlalu lama


MAN
MONEY

METODE
------

Pelayanan yang kurang


memuaskan klien
Masalah

METHODE

MACHINE

ENVIROMENT
Klien tidak puas dengan
pelayanan ruangan

22

3.8 Plan Of Action


N
o
1

Masalah

Strategi

Sub Kegiatan

Tujuan

Sasaran

Pelayanan
manajemen
yang kurang
optial

Mengadakan
pelatihan
kepada
Kapala
Ruangan

Melakukan
pelatihan
Manajemen
Kepala
Ruangan

TU:
Memberikan
pelayanan
secara
optimal.

Kepala
Mengunakan
Ruangan metode
pelatihan.

Secepat
mungkin

Perawat
di
ruangan

Secepat
mungkin

Mutu
pendidikan
tenaga kerja

Melakukan
sekolah
lanjutan
untuk
jenjang yang
lebih tinggi

Untuk D3 harus
menempuh
pendidikan
lanjutan

Khusus:
Dapat
Manage
ruangan
dengan
perawat agar
pelayanan
lebih baik dan
optimal
Umum:
Jenjang
pendidikan
para perawat
yang masih
rendah dapat
lebih tinggi
Khusus:
Dengan
23

Metode

Dalam
melakukan
study lanjut
harus
berdasarkan
perencanaan
yang matang
agar bias
membagi
waktu antara

Waktu

Biaya

Rumah
Sakit

PJ

Jumlah
tenaga
keperawatan
yang kurang

Alat-alat
yang kurang
memadai

Mengajukan
ketenaga
kerjaan di
bagian
ketenaga
kerjaan

Melakukan
pengecekan
alat
kesehatan
yang sudah
ada sehingga
dapat
menentukka
n seberapa
banyak alat-

Mengadakan
musyawarah
dengan bagian
ketenagakerjaan

Menilai tindakn
yang dilakukan
oleh perawat
pelaksana
sesuai prosedur
atau belum

jenjang
pendidikan
yang tinggi
pelayan
keperawatan
pada pasien
akan semakin
baik
umum:
agar
pelayanan
klien dapat
terpenuhi.
Khusus:
Adanya
tambahan
tenaga
keperawatan
Umum:
Meningkatka
n
kenyamanan
pasien dalam
perawatan
Khusus:
Mewujudkan
kepuasan
24

di ruangan
dan kuliah

perawat Metode
dan
pengajuan
Ruangan proposal
permintaan
penambahan
tenaga kerja

2 minggu
setelah
diajukan
proposal

Perawat
dan
ruangan

2 minggu
yang akan
datang
setelah
mengajuka
n proposal

Rumah
Sakit

Kepala
Ruangan

Membuat
proposal
untuk
mengajukan
pemebelian
alat-alat
kesehatan

alat yang di
butuhkan
5

Los yang
terlalu lama

Mengadakan
diskusi
anatar
KARU dan
perawatnya

Mengdeleksika
n perawat
ruangan ke
pelatihan
maupun jenjang
pendidikan
yang lebih
tinggi

pelayanan dri
perawat
kepada pasien
Umum:
Dapat
meberikan
pelayanan
keperawatan
secara
tepat,cepat
dan tanggap.
Khusus:
Meningkatka
n kemampuan
perawat

25

Klien

Menggunaka
n metode
Asuhan
keperawatan
tim yang
telah di pakai.

3.9 Alternatif Penyelesaian Masalah


Setelah prioritas masalah didapatkan maka suatu seleksi penyelesaian atau strategi-starategi eksternal dan eksternal guna
mendapatkan strategi yang akan digunakan terlebih dahulu untuk menyelesaikan masalah dengan mempertimbangkan
kemampuan, kemudahan, kesiapan dan daya ungkit strategi. Seleksi penyelesaian masalah menggunakan pembobotan CARL
yaitu:
C: Cappability = Kemampuan melaksanakan alternative
A: Acceability = Kemudahan menggunakan alternative
R: Readiness = Kesiapan dalam melaksanakan alternative
L: Leverage = Daya ungkit alternative dalam penyelesaian masalah
Rentang

penilaian

5 = Sangat
4 = Mampu
3

Cukup

Alternative

Score

Ket

o
1.
2

penyelesaian masalah
Mengadakan pelatihan
Melakukan sekolah

5
4

5
3

4
4

5
2

500
96

I
II

2 = Kurang

lanjutan yang lebih

tinggi
Menambah tenaga

192

III

keperawatan
Melakukan

144

IV

240

Tidak

kesehatan sehingga
dapat menentukan
berapa banyak alat-alat
kesehatan yang kurang
Mendegelasi perawat
ruangan ke pelatihan
dan jenjang pendidikan
yang lebih tinggi

mampu
mampu
mampu

pengecekan alat-alat

1-5 yaitu

26

mampu

Hasil scoring diatas merupakan penyelesaian masalah dari yang tertinggi sampai yang terendah didapatkan, yaitu :
27

I
II
III
IV

Mengadakan pelatihan
Melakukan sekolah lanjut.
Menambah tenaga keperawatan.
Melakukan pengecekan alat-alat kesehatan sehingga dapat menentukan berapa banyak alat-alat kesehatan

yang kurang
Mendegelasi perawat ruangan ke pelatihan dan jenjang pendidikan yang lebih tinggi

28

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kasus yang telah kami analisis, Ns.Erik sebagai kepala ruangan harus melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai manager dimana Ns.Erik menjalankan fungsi-fungsi manajerial yang di dalamnya Ns.Erik melakukan proses
perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengedalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya
organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Hal terpenting yang harus diperhatikan oleh Ns.Erik
sebagai manager adalah bagaimana mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien agar terwujudnya
tujuan organisasi di ruangan.
Peran kepemimpinan yang hendaknya dilakukan Ns.Erik dalam menjalankan managerial di ruangan adalah :
1. Mengkaji lingkungan internal dan eksternal organisasi dalam meramalkan dan mengidentifikasi kekuatan
pendorong dan hambatan terhadap perencanaan strategis.
2. Menampilkan visi, dan berpikir kreatif dan inovatif dalam perencanaan organisasi dan unit sehingga tercipta
perencanaan proaktif, bukan reaktif.
3. Mempengaruhi dan menginspirasi anggota kelompok agar secara aktif terlibat dalam perencanaan jangka
4.
5.
6.
7.

panjang.
Secara periodik, melalkuakn klarifikasi nilai untuk meningkatkan kesadaran diri.
Mengarahkan bawahan pada klarifikasi nilai melalui mendengarkan aktif dan memberikan umpan balik.
Mengomunikasikan dan mengklarifikasi tujuan dan nilai organisasi kepada bawahan.
Memotivasi bawahan untuk terlibat dalam membuat kebijakan, termasuk mengembangkan,
mengimplementasikan, serta menelaah filosofi, tujuan umum, tujuan khusus, kebijakan, prosedur dan aturan

dalam unit.
8. Terbuka untuk ide baru dan berbagi ide.
29

9. Menjadi model peran dalam menerapkan metode perencanaan proaktif bagi bawahan.
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga kritik yang membangun sangat kami harapkan
dalam proses pembelajaran ini.

30

Daftar Pustaka
Marquis & Hutson. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGC
Nursalam. (2011). Manajemen keperawatan edisi 3. Saemba : Jakarta
http://blog.ub.ac.id/senyumu/files/2013/11/Peran-Pemimpin-Terhadap-Motivasi-Kerja-Pegawai.pdf

31

Anda mungkin juga menyukai