Anda di halaman 1dari 15

Tugas Ulangan Akhir Proposal

Metode Penelitian Bisnis

Oleh :

NAMA : Grace Sherly L

KELAS : SM.502 (BARU)

NIM : 2022079

FAKULTAS BISNIS DAN AKUNTANSI

(PRODI MANAJEMEN)

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS


“Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan”

BAB I
1.1 Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia sebagai salah satu sumber daya dalam organisasi berperan
peranan penting dalam keberhasilan pencapaian organisasi sasaran. Dalam
pengembangan sumber daya manusia, kinerja seorang karyawan dalam suatu
perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai kinerja itu sendiri dan juga untuk
keberhasilan perusahaan. Meningkatkan kinerja karyawan ini tidak hanya
menguntungkan bagi perusahaan, tetapi juga bagi karyawan itu sendiri. Karena
dengan kinerja yang baik secara teoritis dapat mencapai yang lebih baik tingkat
pengembangan karir karyawan (Razak et al., 2018). Gaya kepemimpinan
merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan
di sebuah perusahaan, pengaruh gaya kepemimpinan motivasi dan disiplin kerja
terhadap kinerja pegawai era globalisasi adalah kepemimpinan transformasional.
Memilih kepemimpinan transformasional sebagai varian untuk menjadi dipelajari,
gaya kepemimpinan transformasional dapat mengubah kesadaran peserta
mengikuti masalah dengan membantu mereka melihat masalah mereka dengan cara
baru, dan mereka dapat menggairahkan, membangkitkan, dan menginspirasi
pengikut untuk menempatkan usaha ekstra dalam mencapai tujuan kelompok, dan
motivasi untuk kehidupan organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


 Apakah gaya kepemimpinan dapat memperngaruhi kinerja karyawan?
 Apakah displin berpengaruh terhadap kinerja karyawan?
 Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan ?

1.3 Tujuan Penelitian :


1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kinerja pegawai.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja
pegawai.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja
pegawai.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan,motivasi dan
disiplin kerja terhadap kinerja pegawai.

1.4 Manfaat penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat digunakan perusahaan sebagai dasar pertimbangan
untuk meningkatkan kinerja karyawan sehingga dapat memenuhi harapan dan
tujuan perusahaan yang berhubungan Pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan
disiplin kerja terhadap kinerja karyawan.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.2.1 . Teori Gaya Kepemimpinan


a. Pengertian Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi, faktor kepemimpinan memegang peranan yang penting
karena pimpinan itulah yang akan menggerakkan dan mengarahkan organisasi
dalam mencapai tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah. Tidak
mudah karena harus memahami setiap perilaku bawahan yang berbeda
beda.Seorang pemimpin harus mengetahui betul fungsi pemimpin dan sekaligus
mengetahui unsur-unsur kepemimpinan sebagai aktivitas mempengaruhi,
kemampuan mengajak, mengarahkan, menciptakan dan mencetuskan ide. Adapun
beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang kepemimpinan,
diantaranya (menurut Robbins dan Judge (dalam Teguh Sriwidadi dan Oey
Charlie, 2011) )menyebutkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai sebuah visi atau serangkaian tujuan
yang direncanakan.
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas
yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok. Menurut
(Ordway Tead dalam buku Kartini Kartono (2010)), kepemimpinan adalah
kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang mempengaruhiorang
lain atau suatu kelompok dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.

2.2.2 Jenis Gaya Kepemimpinan


(Menurut Umam (2010)),
ada lima jenis gaya kepemimpinan,yaitu gaya autokratis,
gaya birokratis, gaya diplomatis, gaya partisipatif dan gaya free rein leader.
1) Gaya kepemimpinan autokratis
Pemimpin yang autokratis adalah pemimpin yang memiliki wewenang dari suatu
sumber, pengetahuan, kekuatan atau kekuasaan untuk memberikan penghargaan
ataupun menghukum. Ia menggunakan authority ini sebagai pegangan atau hanya
sebagai alat atau metode agar sesuatunya dapat dijalankan serta diselesaikan.
2) Gaya kepemimpinan birokratik.
Gaya kepemimpinan yang dijalankan dengan menginformasikan kepada para
anggota atau bawahannya apa dan bagaimana sesuatu itu harus dilaksanakan. Akan
tetapi, dasar-dasar dari perintah gaya kepemimpinan ini hampir sepenuhnya
menyangkut kebijakankebijakan, prosedur-prosedur dan peraturan-peraturan yng
terkandung dalam organisasi.
3) Gaya kepemimpinan diplomatis
Pada gaya ini dapat dikatakan bahwa seorang pemimpin yang diplomat adalah juga
seorang seniman, yang melalui seninya berusaha melakukan persuasi secara
pribadi. Jadi, sekalipun ia memiliki wewenang atau kekuasaan yang jelas, ia
kurang suka mempergunakan kekuasaannya itu. Ia lebih cenderung memilih cara
menjual sesuatu motivasi kepada bawahannya dan mereka menjalankan tugas
pekerjaannya dengan baik.
4) Gaya kepemimpinan partisipatif
Pemimpin dengan gaya partisipatif adalah pemimpin yang selalu mengajak secara
terbuka kepada bawahannya untuk berpartisipasi atau mengambil bagian secara
aktif, baik secara luas atau dalam batas-batas tertentu dalam pengambilan
keputusan, pengumuman kebijakan dan metode-metode operasionalnya. Jenis
pemimpin ini dapat berupa seorang pemimpin yang benar-benar demokratis.
5) Gaya kepemimpinan free rein leader
menunggang kuda yang melepaskan kedua kendali kudanya. Walaupun demikian,
pemimpin dalam gaya ini bukanlah seorang pemimpin yang benar-benar
memberikan kebebasan kepada anggota atau bawahannya untuk bekerja tanpa
pengawasan sama sekali.

2.2.3. Unsur-Unsur Gaya Kepemimpinan


Menurut (Umam (2010), unsur-unsur dari kepemimpinan adalah :
1) Seseorang atau lebih yang berfungsi memimpin, disebut pemimpin (leader).
2) Adanya orang lain yang dipimpin.
3) Adanya kegiatan menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan
mempengaruhi dan mengarahkan perasaan, pikiran dan tingkah lakunya.
4) Adanya tujuan yang hendak dicapai yang dirumuskan secara sistematis.
5) Berlangsung berupa proses didalam institusi, organisasi atau kelompok.

2.3.1. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Setiap pegawai memiliki motivasi yang berbeda-beda untuk bekerja dengan baik,
tidak dapat dipungkiri lagi bahwa berhasil atau tidaknya operasional perusahaan
dalam mencapai tujuannya adalah ditentukan oleh kepemimpinan yang baik dari
seorang pemimpin didalam memberikan motivasi kepada karyawannya. Motivasi
berperan penting didalam suatu perusahaan, sehingga motivasi dapat diartikan
berbeda oleh setiap individu sesuai dengan tempat dan keadaan dari masing-
masing individu. Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan penulis kutipkan beberapa
pendapat mengenai pengertian motivasi.
Menurut (Hasibuan (2012))motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti
dorongan atau daya penggerak. Motivasi dalam manajemen hanya ditunjukan pada
sumber daya manusia umumnya dan khususnya kepada para bawahan atau
pengikut. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan
potensi bawahan agar mau bekerja sama secara produktif, berhasil mencapai dan
mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
b. Jenis-Jenis Motivasi
Teori motivasi yang sudah sering dipakai untuk menjelaskan sumber motivasi
sedikitnya bisa digolongkan mennjadi dua, yaitu motivasi dari dalam diri seseorang
(intrinsik) dan sumber motivasi dari luar diiri seseoang (ekstrinsik). Motivasi
intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu tanpa ada
paksaan atau dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang
dari luar atau bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan
berdasarkan dorongan dari luar yang tidak berkaitan dengan dirinya, cotohnya
seperti motivator dan kesehatan kerja (( Suwanto dan Priansa,2003)).
c. Faktor-faktor Motivasi Kerja
Ada berbagai macam alasan mengapa manusia bekerja. Apabila kita menerima
pandangan yang menyatakan bahwa orang bekerja untuk mendapatkan “imbalan”
yang dirumuskan secara luas, maka imbalan tersebut dapat kita uraikan menjadi
dua macam kelas yang bersifat sangat umum. Motivasi melibatkan faktor-faktor
individu (internal) dan faktor-faktor organisasional (eksternal).

2.3.2. Disiplin Kerja


a. Pengertian Disiplin Kerja
(Menurut S.P.Hasibuan (2012:))disiplin
kerja adalah kesadaran dan kesediaan seseorang
menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan
dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi /
mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Kesediaan adalah
suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai denganperaturan
perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak.Sedangkan, (Menurut Rivai dan
Sagala (2011) disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan oleh para manajer
untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah
suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan
kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial
yang berlaku.
b. Jenis-Jenis Disiplin Kerja
Menurut (Mangkunegara (2011))ada dua bentuk disiplin kerja, yaitu sebagai
berikut:
1) Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan
mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh perusahaan.
Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakkan pegawai berdisiplin diri. Dengan
cara preventif, pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan
perusahaan. Pemimpin perusahaan mempunyai tanggung jawab dalam membangun
organisasi dengan disiplin preventif. Begitu pula pegawai harus dan wajib
mengetahui, memahami semua pedoman kerja serta peraturan-peraturan yang ada
dalam organisasi.
2) Disiplin Korektif
Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan
suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan
pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korektif, pegawai yang
melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Tujuan pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggar,
memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran kepada pelanggar.

2.3.3 Kinerja Karyawan


a. Pengertian Kinerja Karyawan
Menurut ((Hasibuan, 2007)Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalamandan kesungguhan serta waktu, sebagian besar organisasi,
kinerja para karyawan individual merupakan faktor utama yang menentukan
keberhasilan organisasi. Diskusi pembuka tentang jenis pekerjaan dan menjadi
seorang pemberi kerja terkemuka menerangkan bahwa seberapa baik para
karyawan melakukan pekerjaan mereka mempengaruhi produktivitas dan kinerja
organisasional secara signifikan ((Mathis dan Jackson, 2009)).
b. Penilaian Kinerja Karyawan
Menurut (Rivai (2009)), dalam menilai kinerja seorang pegawai, maka diperlukan
berbagai aspek penilaian antara lain pengetahuan tentang pekerjaan, kepemimpinan
inisiatif, kualitas pekerjaan, kerjasama, pengambilan keputusan, kreativitas, dapat
diandalkan, perencanaan, komunikasi, inteligensi (kecerdasan), pemecahan
masalah, pendelegasian, sikap, usaha, motivasi, dan organisasi. Selanjutnya, dari
aspek-aspek penilaian kinerja yang dinilai.

Kerangka teoritis

Motivasi
(X1)
Work Discipline on
Employee
Performance
Leadeship Karyawan(Y)
Performance
(X2)

HIPOTESIS

Motivasi merupakan pemberian semangat bekerja kepada karyawan. Dengan pemberian motivasi
dimaksudkan pemberian daya semangat kepada karyawan yang bersangkutan agar karyawan tersebut
dapat bekerja dengan segala upayanya. Motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang
menyebabkan orang tersebut bertindak (Malthis, 2006:178). Biasanya orang bertindak karena suatu
alasan untuk mencapai tujuan . Memahami motivasi sangatlah penting karena kinerja, reaksi terhadap
kompensasi dan persoalan sumber daya manusia yang lain dipengaruhi dan mempengaruhi motivasi .
Motivasi sangat penting artinya bagi suatu organisasi atau perusahaan, karena motivasi merupakan
bagian dari kegiatan perusahaan dalam proses pembinaan, pengembangan, pengarahan manusia
sebagai tenaga kerja. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan seorang karyawan harus memiliki motivasi
sehingga dapat memberikan dorongan agar karyawan bekerja dengan giat dan pada akhirnya dapat
meningkatkan kinerja karyawan.

H1: Motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan


Untuk mencapai kinerja yang diharapkan perusahaan dibutuhkan motivasi pada karyawan.
Dengan adanya motivasi dan penilaian kinerja, tujuan organisasi dapat tercapai serta tercapai
pula tujuan pribadi. Pemberian motivasi kepada seseorang merupakan suatu mata rantai yang
dimulai dari kebutuhan,menimbulkan keinginan, menimbulkan tindakan, dan menghasilkan
keputusan. Dari berbagai tahapan pemberian motivasi, faktor utama yaitu kebutuhan dan
pengarahan perilaku. Pemberian motivasi haruslah diarahkan untuk pencapaian tujuan
organaisasi. Hanya dengan kejelasan tujuan maka semua personal yang terlibat dalam organisasi
dapat dengan mudah memahami dan melaksanakannya.

H2: Leadership Performance berpengaruh terhadap kinerja karyawan


Gaya Kepemimpinan seseorang dalam memimpin sangat berpengaruh dan menjadi faktor
penentu bagi peningkatan dan penurunan kinerja karyawan, oleh karena itu terlihat jelas bahwa
dalam setiap perusahaan membutuhkan gaya kepemimpinan yang efektif sebab dalam hal ini
selain bergantung pada keandalan dan kemampuan para karyawan dalam mengoperasikan unit-
unit kerja yang ada dalam suatu organisasi, kepemimpinan yang efektif serta pengaruh dan peran
pimpinan sangat diperlukan karena pada kenyataannya keberhasilan suatu organisasi ditentukan
oleh kepemimpinan dan gaya kepemimpinan yang dikembangkan pada organisasi tersebut untuk
mencapai tujuan dari organisasi.

H3: Motivasi dan Leadership Performance berpengaruh terhadap kinerja karyawan


Dengan adanya motivasi dan leadership performance sangat berpengaruh terhadap karyawan Gaya
kepemimpinan seseorang sangat menentukan tingkat keberhasilan kerja dari karyawan yang
dipimpinnya, semakin baik gaya kepemimpinan seorang pemimpin, maka semakin tinggi tingkat
keberhasilan kerja pegawainya. Di sini dibutuhkan sosok pemimpin yang dapat berbuat adil, tidak
membedakan suku, ras, dan juga tidak mementingkan kepentingan pribadi. Motivasi yang diberikan oleh
pimpinan sangat menentukan, keberhasilan sebuah lembaga atau instansi sangat ditentukan dari
motivasi yang diberikan kepada pegawainya. Menurut Hakim dalam Regina (2010) motivasi adalah
dorongan, upaya dan keinginan yang ada di dalam diri manusia yang mengaktifkan memberi daya serta
mengarahkan perilaku untuk melaksanakan tugas-tugas dengan baik dalam lingkup pekerjaannya.
BAB III
Metode Penelitian

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yang digunakan karena data
yang akan digunakan untuk menganalisis pengaruh antar variabel dinyatakan dengan angka.
Berdasarkan tingkat penjelasan dari kedudukan variabelnya maka penelitian ini bersifat asosiatif kausal,
yaitu bertujuan untu mengetahui pengaruh dua variabel atau lebih. Penelitian ini akan menjelaskan
hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu “Pengaruh
Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja karyawan"

B. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yang di ambil menggunakan
kuesioner. metode hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji untuk mengetahui adanya pengaruh
antara variabel-variabel dalam penelitian ini. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh gaya
kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT.CahayaMulia Glassindo Lestari.
Rancangan penelitian ini ditentukan dengan variabel yang dipergunakan dalam penelitian yaitu
pengaruh kompensasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan. Tahapan penelitian dilakukan melalui
beberapa tahapan, yakni menentukan fokus penelitan, lokasi penelitian, mengumpulkan data-data dan
mencari sumber-sumber data sesuai dengan kebutuhan penelitian, menentukan jumlah
populasi/sampel yang akan dicari sebagai responden, menguraikan variabel-variabel penelitian,
menyusun instrument selanjutnya dilakukan pengumpulan data dan kuesioner.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini kemudian
diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi:

a. Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan merupakan perbandingan hasil kerja nyata karyawan denganstandar kerja yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Beberapa indikator untuk menguur sejauh mana pegawai mencapai suatu
kinerja secara individual menurut adalah sebagai berikut:

 Kualitas: Tingkat dimana hasil aktifitas yang dilakukan mendekati sempurna dalam arti
menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktifitas ataupun memenuhi tujuan yang
diharapkan dari suatu aktifitas.
 Kuantitas: Jumlah yang dihasilkan dalam istilah jumlah unit, jumlah siklus aktifitas yang
diselesaikan.
 Ketepatan Waktu: Tingkat suatu aktifitas diselesaikan pada waktu awal yang diinginkan, dilihat
dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk
aktifitas lain.

 Efektifitas: Tingkat penggunaan sumber daya manusia, organisasi dimaksimalkan dengan


maksud menaikan keuntungan atau mengurangi kerugian dari setiap unit dalam penggunaan
sumber daya.
 Kemandirian: Tingkat dimana seorang pegawai dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa minta
bantuan bimbingan dari pengawas atau meminta turut campurnya pengawas untuk
menghindari hasil yang merugikan.
 Komitmen Organisasi: Tingkat dimana pegawai mempunyai komitmen kerja dengan organisasi
dan tanggung jawab pegawai terhadap organisasi.

b. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan cara pemimpin memanfaatkan kekuatan yang tersedia untuk
memimpin para karyawannya, (Likret dalam Handoko 2003: 301) mengemukakan dua kategori gaya
dasar ini, orientasi karyawan dan orientasi tugas, menyusun suatu model empat tingkat efektifitas
manajemen.

Sistem 1, manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah para
bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan metode pelaksanaannya juga secara kaku ditetapkan
oleh manajer.

Sistem 2, manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi member bawahan kebebasan untuk
memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut. Bawahan juga diberi berbagai fleksibilitas
untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-batas dan prosedur-prosedur yang telah
ditetapkan.

Sistem 3, manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintahperintah setelah hal-hal itu
didiskusikan terlebih dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat membuat keputusan-keputusan mereka
sendiri tentang cara pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan untuk meMotivasi bawahan
daripada ancaman hukuman.

Sistem 4, tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusan-keputusan kerja dibuat oleh kelompok. Bila manajer
yang secara formal membuat keputusan, mereka melakukan setelah mempertimbangkan saran-saran
dan pendapat-pendapat dari para anggota kelompok. Untuk memotivasi bawahan, manajer tidak hanya
menggunakan penghargaan-penghargaan ekonomis tetapi juga mencoba memberikan kepada bawahan
perasaan dibutuhkan dan penting.

c. Motivasi

Motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja karyawan untuk
berperan serta secara aktif dalam proses kerja. Teori Motivasi yang paling terkenal adalah hirarki
kebutuhan yang diungkapan Abraham Maslow. Hipotesisnya mengatakan bahwa di dalam diri semua
manusia bersemayam lima jenjang kebutuhan (Maslow, dalam Robbins, 2006), yang menjadi indicator
yaitu:

1. Fisiologis: antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), seks, dan kebutuhan
jasmani lain.

2. Keamanan: antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.

3. Sosial: mencakup kasih sayang, rasa memiliki, diterima baik, dan persahabatan.

4. Penghargaan: mencakup faktor penghormatan diri seperti Motivasi diri, otonomi, dan prestasi,serta
faktor penghormatan dari luar seperti misalnya status, pengakuan, dan perhatian.

5. Aktualisasi diri: dorongan untuk menjadi seseorang/sesuatu sesuai ambisinya yang mencakup
pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri.

d. Disiplin kerja
Disiplin merupakan keadaan ideal dalam mendukung pelaksanaan tugas sesuai aturan dalam rangka
mendukung optimalisasi kerja. Adapun indikator dari disiplin kerja adalah (Waridin, dalam Mohammad,
2005)

1. Kualitas kedisiplinan kerja: meliputi dating dan pulang yang tepat waktu, pemanfaatan waktu untuk
pelaksanaan tugas dan kemampuanmengembangkan potensi diri berdasarkan Motivasi yang positif.

2. Kuantitas pekerjaan: meliputi volume keluaran dan kontribusi.

3. Kompensasi yang diperlukan: meliputi saran, arahan atau perbaikan.

4. Lokasi tempat kerja atau tempat tinggal.

5. Konservasi: meliputi penghormatan terhadap aturan dengan keberanian untuk selalu melakukan
pencegahan terjadinya tindakan yang bertentangan dengan aturan.

2. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah hal-hal yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Penelitian
ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen.

1. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti. Hakekat sebuah masalah,
mudah terlihat dengan mengenali berbagai variable dependen yang digunakan dalam sebuah model
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kinerja Pendidik (Y).

2. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya
positif maupun yang pengaruhnya negatif Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

a. Gaya kepemimpinan (X1)

b. Motivasi (X2)

c. Disiplin kerja (X3)

3. Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal, atau orang yang memiliki
karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian peneliti, karenanya dipandang sebagai semesta
penelitian (Ferdianad, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di
PT.CahayaMulia Glassindo Lestari berjumlah kurang lebih 200 karyawan.

E. Sumber dan Cara Pengumpulan data/Informasi

1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu data primer dan data
sekunder.
- Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh penulis melalui observasi atau pengamatan langsung dari
perusahaan, baik itu melalui observasi, kuesioner dan wawancara secara langsung dengan pimpinan dan
staf perusahaan sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini.

- Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak langsung, yaitu data tersebut diperoleh
penulis dari dokumen–dokumen perusahaan dan buku–buku literatur yang memberikan
informasi tentang proses rekrutmen dan seleksi serta kinerja karyawan.

F. Cara Pengumpulan Data/Informasi Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:

a. Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada responden dengan panduan kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan
pertanyaan terbuka dan tertutup.

b. Observasi merupakan metode penelitian dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung
pada obyek penelitian.

c. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca
buku-buku, literatur, jurnal-jurnal, referensi yang berkaitan dengan penelitian ini dan penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

G. Teknik Penentuan Data

Sebelum melakukan analisis data, maka perlu dilakukan tahap-tahap teknik pengolahan data sebagai
berikut:

1. Editing

Editing merupakan proses pengecekan dan penyesuain yang diperoleh terhadap data penelitian untuk
memudahakan proses pemberian kode dan pemrosesan data dengan teknik statistik.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian tanda berupa angka pada jawaban dari kuesioner untuk
kemudian dikelompokkan ke dalam kategori yang sama. Tujuannya adalah menyederhanakan jawaban.

3. Scoring

Scoring yaitu mengubah data yang bersifat kuallitatif kedalam bentuk kuantitatif. Dalam penentuan skor
ini digunakan skala likert dengan lima kategori penilaian, yaitu:

a. Skor 5 diberikan untuk jawaban sangat setuju


b. Skor 4 diberikan untuk jawaban setuju

c. Skor 3 diberikan untukjawaban netral

d. Skor 2 diberikan untuk jawaban tidak setuju

e. Skor 1 diberilkan untuk jawaban sangat tidak setuju

4. Tabulating

Tabulating yaitu menyajikan data-data yang diperoleh dalam tabel, sehingga diharapkan pembaca dapat
melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses tabulating selesai dilakukan, kemudian diolah
dengan program komputer.

https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27424/1/YOGA%20KUSUMA
%20WARDHANA-FEB.pdf

(https://www.proquest.com/docview/2288773818/41F66179154E4823PQ/3?accountid=199402)

(https://www.proquest.com/docview/2623465862/41F66179154E4823PQ/7?accountid=199402)

(https://www.proquest.com/docview/2129405772/41F66179154E4823PQ/1?accountid=199402)

(https://www.proquest.com/docview/2566020707/41F66179154E4823PQ/2?accountid=199402)

(https://www.proquest.com/docview/2718717192/41F66179154E4823PQ/4?accountid=199402)

Anda mungkin juga menyukai