Anda di halaman 1dari 43

KEBIJAKAN MONETER

EKONOMI ISLAM
DEFINISI DAN KONSEP KEBIJAKAN MONETER
• Jumlah uang beredar tidak boleh terlalu
berlebihan atau kurang
• Untuk itu, pengendalian uang beredar perlu
dilakukan untuk menciptakan iklim yang baik
bagi stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi,
serta pengendalian terhadap kegiatan kredit
• Kebijakan yang digunakan oleh pemerintah untuk
mengatur jumlah uang yang beredar inilah yang
dinamakan sebagai KEBIJAKAN MONETER
DEFINISI DAN KONSEP KEBIJAKAN MONETER
• Kontribusi kebijakan moneter terhadap stabilitas
harga sangat penting untuk menekan tingkat
inflasi
• Pertumbuhan jumlah uang beredar sebaiknya
mengikuti pertumbuhan ekonomi sehingga secara
tidak langsung dapat menekan tingkat
pengangguran
• Bank sentral selaku pelaksana kebijakan moneter
dapat menjalankan kebijakan, baik yang bersifat
kuantitatif dan kualitatif
KEBIJAKAN MONETER
• Kebijakan moneter dianggap lebih baik sebagai alat
stabilitas kegiatan ekonomi oleh negara karena beberapa
alasan berikut :
1. Tidak menimbulkan masalah crowding out(fenomena
ketika kebijakan fiskal menyebabkan suku bunga
meningkat, sehingga mengurangi investasi
2. Decision lagnya tidak terlalu lama sehingga pelaksanaan
kebijakan dapat disesuaikan dengan masalah ekonomi
yang dihadapi
3. Tidak menimbulkan beban kepada generasi yang akan
datang dalam bentuk keperluan untuk membayar bunga
dan mencicil hutang pemerintah
KEBIJAKAN MONETER
• Kebijakan moneter adalah upaya mengendalikan
atau mengarahkan, perekonomian makro pada
kondisi yang diinginkan dengan mengatur
jumlah uang beredar
• Kondisi yang lebih baik dapat diperoleh dengan
cara meningkatkan output keseimbangan dan/
atau terpeliharanya stabilitas hargs
KEBIJAKAN MONETER KUANTITATIF
• Kebijakan monter kauntitatif yaitu langkah-langkah bank sentral
yang tujuan utamanya adalah untuk mempengaruhi jumlah
penawaran uang dan suku bunga dalam perekonomian.
• Misalnya dalam masa inflasi, pengeluaran masyarakat adalah
melebihi penawaran barang-barang yang tersedia dalam
perekonomian.
• Oleh karena itu pengeluaran perlu dikurangi melalui pengurangan
penawaran dan kenaikan suku bunga.
• Perubahan itu akan menurunkan pengeluaran agregat sehingga
terjadi keseimbangan diantara pengeluaran ekonomi dengan
jumlah penawaran barang-barang.
KEBIJAKAN MONETER KUANTITATIF
Kebijakan moneter kuantitatif dapat dibedakan
dalam tiga jenis tindakan, yaitu:
1. Operasi pasar terbuka
2. Mengubah suku bunga dan suku diskonto
3. Mengubah tingkat cadangan minimum
OPERASI PASAR TERBUKA

•  Operasi pasar terbuka merupakan langkah bank sentral membuat


perubahan-perubahan keatas jumlah penawaran uang dengan melakukan
jual beli surat-surat berharga.
• Saat perekonomian menghadapi masalah resesi, penawaran uang perlu
ditambah, bank sentral akan melakukan pembelian surat-surat berharga,
dengan demikian cadangan uang bank perdagangan akan bertambah
karena pembelian oleh bank sentral.  
• Dengan bertambahnya cadangan bank perdagangan maka akan
menambah jumlah pinjaman. Pinjaman ini akan diinvestasikan dan akan
menambah kegiatan ekonomi.
• Sebaliknya saat terjadi inflasi bank sentral akan mengurangi penawaran
uang dengan menjual surat-surat berharga.
• Syarat operasi pasar terbuka sukses dan memberikan efek yang
diharapkan antara lain:
a.         Bank-bank perdagangan tidak memiliki kelebihan cadangan.
b.        Dalam ekonomi yang telah tersedia cukup banyak surat-surat
berharga yang dapat diperjual belikan.
MENGUBAH  SUKU BUNGA DAN SUKU DISKONTO
• Di dalam membantu bank-bank perdagangan, ada dua bentuk bantuan yang
dapat diberikan oleh bank sentral yaitu: memberikan pinjaman dan membeli
surat-surat berharga yang dimiliki bank perdagangan yang memerlukan
bantuan (mendiskontokan surat-surat berharga).
• Dalam memberikan pinjaman bank sentral akan menetapkan suku bunga yang
harus dibayar oleh bank-bank perdagangan atas pinjaman yang diterima.
• Bank sentral juga menetapkan suku diskonto dari Sertifikat Bank Indonesia atau
surat-surat berharga lainnya yang mudah tunai yang dijual kepada bank sentral.
• Tingkat yang ditentukan oleh bank sentral tersebut dinamakan suku diskonto
atau suku bank (Bank Rate).
• Peranan bank sentral ini digunakan untuk mengendalikan jumlah penawaran
uang dan tingkat kegiatan ekonomi.
• Dalam keadaan ekonomi dibawah tingkat yang mewujudkan kesempatan kerja
yang tinggi, bank sentral dapat mempertinggi dengan menurunkan suku
diskonto.
• Sehingga biaya yang harus dibayar oleh bank-bank perdagangan lebih murah.
• Ini akan menggalakkan bank-bank perdagangan memberikan pinjaman
sehingga akan menambah investasi dan mempertinggi kegiatan ekonomi.
MENGUBAH TINGKAT CADANGAN MINIMUM
• Apabila kelebihan cadangan banyak terdapat di bank-bank perdagangan,
di dalam mempengaruhi penawaran uang, langkah efektif bank sentral
adalah dengan mengubah tingkat cadangan minimum.
• Apabila kondisi perekonomian terjadi inflasi, maka bank sentral dapat
menaikkan cadangan kas minimumnya sehingga uang yang beredar
dapat dikurangi.
• Sebaliknya jika kondisi perekonomian sedang lesu, maka pemerintah
dapat menurunkan cadangan kas minimumnya, sehingga uang yang
beredar bertambah karena banyaknya pinjaman yang diberikan kepada
masyarakat.
• Akibat dari naiknya cadangan kas, maka kemampuan bank umum untuk
memberikan pinjaman berkurang atau bank umum tidak mampu
memberikan pinjaman dan sekaligus dana yang menganggur di bank
semakin bertambah.
CONTOH
• Misalnya Bank Indonesia menetapkan cadangan wajib
minimum yang harus ditaati oleh bank umum sebesar
20%, dan bank umum memiliki alat likuid sebesar Rp
100 miliar, maka jumlah uang yang beredar dapat
dihitung sebagai berikut. Maka cadangan
minimum=20%x100 milyar= Rp 20.000.000.000.
sehingga jumlah uang yang beredar atau jumlah uang
yang dipinjamkan sebesar Rp 80.000.000.000.
KEBIJAKAN MONETER KUALITATIF

• Kebijakan moneter kualitatif, yaitu langkah-


langkah bank sentral yang bertujuan mengawasi
bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang
dilakukan oleh bank-bank perdagangan. 
• Kebijakan moneter kualitatif dibagi menjadi 2
yaitu:
1) Pengawalan pinjaman secara terpilih
2) Pembujukan moral
PENGAWALAN PINJAMAN SECARA TERPILIH
• Tujuan utama dari melaksanakan pengawasan
pinjaman terpilih adalah untuk memastikan
bahwa bank-bank perdagangan memberikan
pinjaman-pinjaman dan melakukan investasi-
investasi yang sesuai dengan keinginan
pemerintah. 
CONTOH LANGKAH-LANGKAH BANK SENTRAL UNTUK MENGENDALIKAN PINJAMAN ANTARA
LAIN:

• Mengarahkan supaya bank-bank perdagangan


memberikan pinjaman kepada pembeli-pembeli rumah
biaya murah dengan tingkat bunga yang rendah.
• Menggalakkan pemberian pinjaman kepada pedagan-
pedangan kecil.
• Memberikan syarat yang leibh ringan untuk pinjaman
kepada pedagang kecil dan industri rumah tangga.
• Pinjaman bank perdagangan kepada para konsumen.
• Pinjaman untuk membeli saham-saham di pasaran
modal
PEMBUJUKAN MORAL

• Dalam melaksanakan kebijakan ini bank sentral


mengadakan pertemuan langsung dengan bank-bank
perdagangan untuk meminta mereka melakukan
langkah-langkah tertentu.
• Melalui pembujukkan moral bank sentral dapat
meminta bank-bank perdagangan untuk mengurangi
atau menambah keseluruhan jumlah pinjaman, atau
mengurangi atau menambah pinjaman ke sektor-
sektor tertentu, atau membuat perubahan-perubahan
ke atas suku bunga yang mereka tetapkan ke atas
pinjaman yang mereka berikan.
MANAJEMEN MONETER KONVENSIONAL DAN ISLAM

• Adanya ketidak teraturan dan hubungan antara variabel


dalam perekonomian seringkali menjadikan kita sulit
untuk mengidentifikasi alur suatu kebijakan meneter
mencapai tujuannya.
• Sehingga banyak pihak masih melihat bahwa
mekanisme moneter seperti halnya black box.
• Dengan demikian, perlu kiranya kita sedikit mengurangi
dan memahami proses yang terjadi di dalamnya.
• Pada dasarnya, ada dua paradikma dalam memahami
mekanisme transmisi moneter, yakni apa yang disebut
dengan paradikma uang pasif dan paradika uang aktif.
Perbedaan antar dua paradikma ini terletak dari penggunaan sasaran
operasional yang digunakan dalam mekanisme moneternya:

1. Uang Pasif
2. Uang Aktif
UANG PASIF
• Paradikma uang pasif percaya bahwa kesenjangan
output merupakan kausal utama dalam mekanisme
transmisi.
• Dalam paradigma ini suku bunga jangka pendek
dan nilai tukar dijadikan sebagai sasaran antar
(intermediate objective) yang pada gilirannya akan
memengaruhi perkembangan besaran permintaan,
kesenjangan output dan ekspektasi inflasi.
• Dalam paradikma uang pasif ini uang dinyatakan
sebagai variabel endogen yang mana otoritas
moneter tidak mempunyai kemampuan secara
penuh untuk mengatur jumlah uang beredar. 
ASUMSI YANG DIGUNAKAN DALAM PARADIGMA ENDOGENEOUS
KONVENSIONAL INI ADALAH:

a. Jumlah uang beredar adalah dependent terhadap suku


bunga, uang adalah variabel endogen.
b. Instrumen meneter yang dijadikan sasaran operasional
bank sentral bukanlah jumlah uang beredar melainkan suku
bunga.
• Sasaran pokok yang ingin dicapai oleh paradigma ini adalah
tercapainya target inflasi yang telah ditetapkan sebelumnya
(price targeting) dengan menggunakan sasaran suku bunga
jangka pendek sebagai instrumen moneternya. 
• Instrumen moneter (suku bunga) suku bunga jangka pendek
dan nilai tukar agregat demand, kesenjangan output dan
ekspektasi inflasi inflasi.[1]
UANG AKTIF
• Paradigma uang aktif percaya bahwa likuiditas merupakan
klausa utama dalam mekanisme tranmisi moneter.
• Dalam paradigma ini suku bunga di anggap sebagai
resultante biasa yang terjadi dalam mekanisme tranmisi
moneter. 
• Paradigma uang aktif dalam teori konvensional
menganggap bahwa uang sebagai variable exogen yang
bentuk kurva penawaran bersifat inelastik sempurna.
• Sasaran pokok yang ingim dicapai dengan kebijakan
paradigma ini adalah terkendalinya tingkat inflasi dengan
menggunakan besaran moneter (jumlah uang
beredar)sebagai sasaran operasional.
•  Instrumen moneter (besaran jumlah uang beredar) target
operasional target antara inflasi.
MANAJEMEN MONETER ISLAM
• Dasar pemikiran dari manajemen moneter dalam konsep Islam
adalah terciptanya stabilitas permintaan uang dan mengarahkan
permintaan uang tersebut kepada tujuan yang penting dan produktif.
• Sehingga, setiap instrumen yang akan mengarahkan kepada
instabilitas dan pengalokasian sumber data yang tidak produktif
akan ditinggalkan.
• Dalam teori Keynes telah dikenal bahwa adanya permintaan
spekulatif akan uang pada dasarnya dipengaruhi oleh keberadaan
suku bunga (the teory  of liquidity preference). 
• Pergerakan suku bunga merupakan refleksi pergerakan permintaan
uang secara sppekulatif.
• Semakin tinggi permintaan uang untuk spekulatif, maka semakin
rendah tingkat bunga yang berlaku di pasar.
MANAJEMEN MONETER ISLAM
• Begitu juga sebaliknya, apabila permintaan uang spekulatif
menurun, maka tingkat suku bunga akan relatif meningkat.
• Penghapusan suku bunga dan adanya kewajiban
pembayaran pajak atas biaya produktif yang menganggur
dalam manajemen  moneter Islam akan menghilangkan
insentif orang untuk memegang uang yang
menganggur (idle fund) sehingga mendorong orang untuk
melakukan :
1.    Qard ( meminjamkan uang kepada orang lain)
2.    Penjualan muajjal
3.     Mudharabah.
MANAJEMEN MONETER ISLAM
• Para pemilik dana akan menginvestasikan dananya pada
kegiatan yang memberikan keuntungan aktual terbesar
(actual return), jadi semakin tinggi permintaan uang untuk
investasi di sektor riil atau kebutuhan akan persediaan dana
untuk investasi semakin besar, maka tingkat keuntungan
harapan yang akan diberikan akan relatif menurun.
• Karena besar nya tingkat actual return ini tidak berflukstuasi
seperti halnya suku bunga maka akan menjadikan permintaan
uang akan lebih stabil. Penggunaan bunga
sebagai opportunity cost tidak memberikan jaminan terhadap
penggunaan dana yang tersedia.
MANAJEMEN MONETER ISLAM
• Dalam kata lain, tidak ada mekanisme kontrol dari suku bunga dalam
mengalokasikan untuk apa dana pinjaman tersebut digunakan.
• Di satu sisi, bunga merupakan biaya modal (cost of capital) yang sudah
pasti harus dibayar di masa yang akan datang, peristiwa ini menjadikan
para peminjam dana berusaha untuk mendapatkan nilai tambah dana
tersebut guna menutupi biaya bunga.
• Jika tidak ada mekanisme kontrol disertai dengan rentannya fluktuasi
suku bunga, maka memungkinkan dana akan dialokasikan untuk
usaha-usaha yang tidak bersinggungan dengan sektor riil, karena dasar
pengambilan keputusan mereka bukanlah nilai tambah di sektor riil,
akan tetapi nilai tambah akan uang yang bisa didapatkan dari dunia
maya dan bukannya sektor riil.
• Perilaku ini akan mengurangi sumber dana pinjaman diinvestasikan di
sektor riil.
MANAJEMEN MONETER ISLAM
• Dalam strategi manajemen moneter Islam, ketika ada
penurunan actual return dari investasi sektor riil (kondisi
ekonomi sedang lesu), maka hal ini akan direspon oleh para
pemegang dana untuk mengurangi investasinya dan
cenderung lebih senang memegang uang kas riil.
• Dan apabila itu terjadi, kebijakan yang akan ditempuh
pemerintah adalah meningkatkan biaya atas aset atau dana
yang tidak digunakan (dues of idle fund). 
• Kebijakan ini akan memposisikan pemilik dana menanggung
sejumlah biaya dari pengangguran uang. Akibatnya mereka
akan menginvestasikan uangnya dan menurunkan
permintaan uang kas riil.
Strategi dasar dalam manajemen moneter Islam menurut mazhab
kedua (mazhab mainstream ) adalah :

•  Tidak adanya suku bunga sebagai biaya dari


modal (cost of capittal) dan dikenakannya pajak
bagi aset produktif yang dibiarkan menganggur
atau tidak digunakan (dues on idle fund), hal ini
bertujuan untuk mendorong pemilik modal
untuk menginvestasikan sejumlah kekayaannya
pada sektor riil yang produktif.
STRATEGI DASAR DALAM MANAJEMEN MONETER ISLAM
MENURUT MAZHAB KEDUA (MAZHAB MAINSTREAM ) ADALAH :

• Adanya mekanisme sistem bagi hasiil dalam


transaksi syirkah akan memberikan kesempatan
yang luas bagi masyarakat untuk secara bersama-
sama ikut serta dalam kegiatan perekonomian,
yang pada akhirnya terjadi pemerataan
kesempatan kerja dan distribusi pendapatan
dapat tercapai.
• Pemerataan pendapatan akan terealisasikan
ketika kesempatan berusaha dapat dimiliki oleh
semua orang.
STRATEGI DASAR DALAM MANAJEMEN MONETER ISLAM MENURUT
MAZHAB KEDUA (MAZHAB MAINSTREAM ) ADALAH :

• Terciptanya kepastian berusaha yang didukung


dengan tidak adanya suku bunga yang ditentukan
di muka dalam transaksi pinjam-meminjam.
• Sedangkan satu-satunya perhitungan biaya dana
pinjaman yang ditentukan di muka adalah
perhitungan resiko bagi hasil (profit sharing
ratio), sedangkan besarnya bagi keuntungan yang
harus ditanggung oleh peminjam dana adalah
besarnya nisbah bagi hasil dikalikan dengan
keuntungan aktual yang didapat.
Strategi dasar manajemen moneter Islam menurut
mazhab ketiga, yaitu :
• Bahwa penawaran uang (Ms) mengikuti besarnya
permintaan uang (Md), atau dengan kata lain
keseimbangan Ms = Md selalu terjaga. Sedangkan Md
merupakan fungsi dari Permintaan Agregatif (AD).
Dengan kata lain, Ms juga merupakan fungsi dari
Permintaan Agregatif (AD).
• Bahwa penentuan besarnya Ms yang merupakan
refleksi dari Md ditentukan melalui shuratic
process (proses musyawarah) yang melibatkan para
pelaku ekonomi di sektor riil.
• Shuratic process akan efektif bila masyarakat
mempunyai pengetahuan merata (induced
knowledge).
INSTRUMEN MONETER KONVENSIONAL DAN
ISLAM
• Instrumen Kebijakan Moneter Konvensional ada
4, yaitu sebagai berikut :
1. Open Market Operation (OMO) atau Operasi
Pasar Terbuka (OPT)
2. Discount Rate (DR) atau Politik Diskonto 
3. Reserve Requirment (RR) atau Cadangan
Minimum
Open Market Operation (OMO) atau Operasi
Pasar Terbuka (OPT)
• OPT adalah transaksi jual beli surat-surat berharga anatar Pemeritah (melalui Bank
Sentral) dengan masyarakat, baik secara langsung maupun melalui Bank-Bank
Umum.
• Prosesnya adalah ketika uang yang beredar dimasyarakat dinilai terlalu besar
jumlahnya maka pemerintah akan menyelenggarakan OPT dengan menjual surat-
surat berharga.
• Di Indonesia biasanya surat berharga yang dijual seperti SBI (Surat Berharga Bank
Indonesia) atau SBIS (Surat Berharga Bank Indonesia Syariah) dulunya bernama
SWBI (Surat Wadiah Bank Indonesia) berganti model akad dari wadiah pada SWBI
menjadi akad Ju'alah pada SBIS.
• Dengan menjual surat-surat berharga tersebut maka uang masyarakat akan masuk
kepemerintah sehingga jumlah uang yang beredar dimasyarakat menjadi stabil.
• Sebaliknya ketika jumlah uang yang beredar dimasyarakat terlalu sedikit maka Bank
Sentral akan membeli surat-surat berharga yang ada dimasyarakat, agar uang yang
ada dimasyarakat bertambah dalam peredarannya, sehingga perekonomian menjadi
stabil.
Discount Rate (DR) atau Politik Diskonto 
• DR adalah kebijakan pemerintah melalui Bank Sentral untuk menaik
turunkan tingkat suku bunga Perbankan.
• Prosesnya adalah ketika jumlah uang yang beredar dimasyarakat terlalu
banyak maka Bank Sentral menaikkan tingkat suku bunga bagi yang
melatakkan uangnya di Bank-Bank Umum, dengan begitu masyarakat,
diaggap, akan lebih tertarik untuk melatakkan uangnya di Bank
sehingga jumlah uang yang terlalu besar dimasyaratakat akan masuk ke
Bank-Bank Umum sehingga jumlah uang yang beredar dimasyarakat
mejadi stabil kembali.
• Sebailknya ketika jumlah uang yang beredar dimasyarakat teralu
sedikit jumlahnya maka Bank Sentral akan menurukan tinggak suku
bunga pada Bank Umum sehingga nasabah Bank akan cenderung
menarik uangnya yang telah disimpan di Bank-Bank Umum, sehingga
uang yang tadinya terlalu sedikit menjadi stabil kembali.
Reserve Requirment (RR) atau Cadangan Minimum
• RR adalah kebijakan pemerintah dalam mengatur jumlah uang yang beredar
(kebijakan Moneter) dengan cara menaik atau menurunkan tingkat
cadangan minimun di Bank-Bank Umum
• Prosesnya ketika jumlah uang yang beredar dimasyarakat terlalu banyak
maka Bank Sentral akan menetapkan kebijakan untuk menaikkan tingkat
cadangan minimun Bank, artinya uang yang dimiliki Bank Umum sebagai
modal agar disisihkan untuk diletakkan pada Bank Sentral sebagai jaminan
jika suatu saat Bank Umum tersebut mengalami kesulitan dana.
• Dengan menaikkan cadangan minimum Bank Sentral maka jumlah uang
yang akan menjadi dana untuk pembiayaan kepada masyarakat berkurang
sehingga akan mengurangi jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Dengan
begitu jumlah uang yang beredar dimasyarakat menjadi stabil kembali.
• Sebaliknya apabila jumlah uang yang beredar diamsyarakat terlalu sedikit
maka Bank Sentral akan menurunkan tingkat cadangan minimun di Bank
Umum agar dana yang akan digunakan sebagai pembiayaan kepada
masyarakat menjadi lebih besar dan jumlah uang yang beredar dimasyarakat
menjadi stabil.
MORAL SUASION ATAU HIMBAUAN MORAL
• Moral Suasion adalah cara Pemerintah mengendalikan uang yang beredar
dengan mengeluarkan SK berupa himbauan kepada Bank-Bank Umum
untuk tidak mementingkan kepentingan pribadi Bank-nya disaat kondisi
perekonomian negara sedang sulit, seperti Krisis Moneter misalnya
• Prosesnya ketika uang yang beredar dimasyarakat terlalu banyak hingga
menyebabkan inflasi atau krisis moneter dimana jumlah uang yang beredar
terlalu banyak sehingga nilai uang akan barang dan jasa menjadi jatuh,
maka pemerintah memberi himbauan kepada Bank-Bank Umum untuk
tidak mengeluarkan dana pembiayaan dalam jumlah besar yang
mengakibatkan inflasi semakin meninggi. Dengan itu pemerintah meminta
agar Bank-Bank Umum membatasi jumlah uang akan digunakan sebagai
dana pembiayaan.
• Dilihat dari semua cara yang ditempuh pemerintah sangat dekat dengan
sistem per-bunga-an. Sebagaimana yang telah Allah kabarkan dalam surat
Al-Baqarah ayat 275 
INSTRUMEN MONETER ISLAM
• Mazhab Iqtishaduna
• Mazhab Mainstream
• Mazhab Alternatif
Mazhab Iqtishaduna

• Mazhab ini adalah Mazhab yang berkembang pada masa


Rasulullah SAW. sampai pada masa para sahabat.
• Pada mazhab ini dijelaskan bahwa minimnya Lembaga Keuangan
pada masa itu dan tidak terbukanya kesempatan untuk melakukan
jual beli surat berjarga pada pasar terbuka maka pada masa itu
dianggap tidak diperlukannya instrumen moneter untuk mengatur
kestabilan jumlah uang yang beredar karena jumlah uang yang
beredar pada masa itu MURNI representasi (cerminan) dari Sektor
riil yang berkembang, bukan uang yang diada-adakan (money
illusion atau money creation).
• Maka pada masa inilah SANGAT MUNGKIN terjadinya
keseimbangan antara Kurva IS (sektor riil) dengan kurva LM
(sektor moneter) yang sulit dicapai pada zaman sekarang ini.
Mazhab Mainstream
• Mazhab ini diperkirakan lahir pada masa-masa thabi'in.
• Masa khalifah Harun Al-Rasyid bersama penasehat keuangannya Abu
Yusuf.
• Pada masa ini diberlakukan dues of  idle fund yaitu pemberlakuan
pajak atas asset yang tidak produktif tujuannya adalah agar asset yang
menganggur dapat diolah da dikembangkan menjadi asset yang
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
• Hal ini tidak hanya diberlakukan pada asset tetap seperti tanah dan
bangunan tetapi juga diberlakukan pada asset berupa uang yang
ditabung dalam jumlah yang terlalu besar, karna uang yang terlalu
besar diendapkan akan mengakbatkan Ikhtinas, Penimbunan uang,
yang berakibat pada terganggunya sistem perekonomian.
• Maka dengan diberlakukannya dues of idle fund pemerintah
mengharapkan masyarakat lebih menggunakan uangnya sebagai alat
transaksi, agar dari transaksi yang besar mengakibatkan besarnya
perputaran uang sehingga meningkatkan pendapatan riil pada negara
dan warganya.
Mazhab Alternatif

• Mazhab ini diperkirakan lahir pada masa kontemporer yang


dicetuskan oleh Baqir Al-Sadr, melihat persoalan ekonomi
yang telah didominasi oleh ekonomi kapitalis maka mazhab
ini lebih mengarah kepada penyesuaian keadaan dengan hal
yang tidak melanggar syariah.
• Dari sinilah lahirnya instrumen moneter Islam seperti Giro
Wajib Minimun (hampir sama dengan RR) ini diberlakukan
pada Bank-Bank Umum yang berprinsip Syariah. Sertifikat
Investasi Mudharabah Antarbank Syariah, yaitu sertifikat
yang dikeluarkan Bank Syariah yang memiliki kelebihan
dana sebagai penyedia dana jangka pendek bagi Bank
Syariah yang membutuhkan dana tersebut
APLIKASI INSTRUMEN MONETER ISLAM
• Bank yang berdasarkan syariah Islam, BI
menjalankan fungsinya bank sentral dengan
instrumen-instrumen sebagai berikut.
1. Giro Wajib Minimum (GWM)
2. Sertifikat Investasi Mudharabah antar Bank
Syariah (Sertifikat IMA)
3. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)
Giro Wajib Minimum (GWM)

• biasa dinamakan juga statutory reserve requirement, adalah


simpanan minimum bank-bank umum dalam bentuk giro pada
BI yang besarnya ditetapkan oleh BI berdasarkan Persentase
tertentu dari dana pihak ketiga. GWM adalah kewajiban bank
dalam rangka mendukung pelaksanaan prinsip kehati-hatian
perbankan (Prudential Banking) serta berperan sebagai
instrumen moneter yang berfungsi mengendalikan jumlah
peredaran uang.
• Besaran GWM adalah 5% dari dana pihak ketiga yang berbentuk
IDR (rupiah) dan 3% dari dana pihak ketiga yang berbentuk
mata uang asing. Jumlah tersebut dihitung dari rata-rata harian
dalam satu masa laporan untuk periode masa laporan
sebelumnya.
Giro Wajib Minimum (GWM)

• Sedangkan dana pihak ketiga yang dimaksud adalah sebagai berikut :


1. Giro Wadiah;
2. Tabungan Mudharabah;
3. Deposito Investasi Mudharabah; dan
4. Kewajiban lainnya.
• Dana Pihak Ketiga dalam IDR tidak termasuk dana yang diterima oleh bank dari
Bank Indonesia dan BPR. Sedangkan Dana Pihak Ketiga dalam mata uang asing
meliputi kewajiban kepada pihak ketiga, termasuk bank dan Bank Indonesia
yang terdiri atas :
1.  Giro Wadiah;
2. Deposito Investasi Mudharabah; dan
3. Kewajiban lainnya.
• BI mengenakan denda terhadap kesalahan dan keterlambatan penyampaian
laporan mingguan yang digunakan untuk menentukan GWM. Bank yang
melakukan pelanggaran juga terkena sanksi.
Sertifikat Investasi Mudharabah antar Bank
Syariah (Sertifikat IMA)
• Sertifikat Investasi Mudharabah antar Bank Syariah (Sertifikat IMA): yaitu
instrumen yang digunakan oleh bank-bank syariah yang mengalami
kelebihan dana untuk mendapatkan keuntungan.
• Di lain pihak digunakan sebagai sarana penyedia dana jangka pendek bagi
bank-bank syariah yang mengalami kekurangan dana.
• Sertifikat ini berjangka waktu 90 hari, diterbitkan oleh kantor pusat bank
syariah dengan format dan ketentuan standar yang ditetapkan oleh BI.
• Pemindahtanganan Sertifikat IMA hanya dapat dilakukan oleh bank
penanam dana pertama, sedangkan bank penanam dana kedua tidak
diperkenankan memindahtangankannya kepada pihak lain sampai
berakhirnya jangka waktu.
• Pembayaran dilakukan oleh bank syariah penerbit sebesar nilai nominal
ditambah imbalan bagi hasil (yang dibayarkan awal bulan berikutnya dengan
nota kredit melalui kliring, bilyet giro Bank Indonesia, atau transfer
elektronik).
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI):
• Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI): yaitu instrumen
Bank Indonesia sesuai dengan syariah Islam. SWBI juga
dapat digunakan oleh bank-bank syariah yang kelebihan
liquiditas sebagai sarana penitipan dana jangka pendek.
• Dalam operasionalnya, SWBI mempunyai nilai nominal
minimum Rp 500 juta dengan jangka waktu dinyatakan
dalam hari (misalnya: 7 hari, 14 hari, 30 hari).pembayaran
atau pelunasan SWBI dilakukan melalui debet/kredit
rekening giro di Bank Indonesia. Jika jatuh tempo, dana akan
dikembalikan bersama bonus yang ditentukan berdasarkan
parameter Sertifikat IMA
• 

Anda mungkin juga menyukai