Anda di halaman 1dari 33

KEBIJAKAN MONETER

Pengertian Kebijakan Moneter


• Kebijakan moneter (Monetary Policy) adalah
kebijakan yang dilakukan pemerintah atau otoritas
moneter dengan menggunakan peubah jumlah uang
beredar ( money supply) dan tingkat bunga (interest
rates) untuk mempengaruhi tingkat permintaan
agregat (aggregate demand) dan mengurangi
ketidakstabilan di dalam perekonomian
• Dalam kebijakan moneter, pemerintah juga dapat
melakukan pengendalian terhadap jumlah uang
beredar, kredit dan sistem perbankan (Nanga, 2005)
LANJUTAN.....
• Kebijakan moneter adalah suatu usaha dalam
mengendalikan keadaan ekonomi agar dapat
berjalan sesuai dengan yang diinginkan
melalui pengaturan jumlah uang yang beredar
dalam perekonomian
• Usaha tersebut dilakukan agar terjadi
kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya
peningkatan output keseimbangan
LANJUTAN....
• Kebijakan moneter didefinisikan dengan rencana dan
tindakan otoritas moneter yang terkoordinasi untuk
menjaga keseimbangan moneter, dan kestabilan nilai
uang, mendorong kelancaran produksi dan
pembangunan, serta memperluas kesempatan kerja guna
meningkatkan taraf hidup rakyat
• Jadi dapat disimpulkan dari pengertian di atas bahwa
kebijakan moneter adalah semua upaya atau tindakan
bank sentral untuk mempengaruhi perkembangan
moneter (uang beredar, suku bunga, kredit dan nilai
tukar) untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu
Kebijakan moneter dapat digolongkan
menjadi dua
• Kebijakan moneter Ekspansif / Monetary
Expansive Policy --- >>> Adalah suatu
kebijakan dalam rangka menambah jumlah
uang yang beredar
• Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary
Contractive Policy --- >>> Adalah suatu
kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah
uang yang beredar. Disebut juga dengan
kebijakan uang ketat (tight money policy)
Implementasi dari kebijakan moneter
• Kebijakan moneter secara ekspansioner yaitu kebijakan
moneter yang dilakukan melalui peningkatan jumlah
uang beredar (Ms) dan/atau penurunan  tingkat bunga
(i) dengan tujuan untuk meningkatkan permintaan
agregat di dalam perekonomian
• kebijakan moneter secara kontraksioner yaitu kebijakan
moneter yang dilakukan melalui pengurangan jumlah
uang beredar (Ms) dan/atau peningkatan tingkat bunga
(i) dengan tujuan untuk mengurangi permintaan
agregat di dalam perekonomian
Tujuan Kebijakan Moneter
1. Menjaga Stabilitas Ekonomi : Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan
perekonomian yang berjalan sesuai dengan harapan, terkendali, dan
berkesinambungan. Artinya, pertumbuhan arus uang yang beredar
seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia
2. Menjaga Stabilitas Harga : Kebijakan moneter selalu dihubungkan dengan
jumlah uang beredar dan jumlah barang dan jasa. Interaksi jumlah uang
beredar dengan jumlah barang dan jasa akan menghasilkan harga. Ada
kalanya harga naik atau turun tidak beraturan, sehingga perubahan harga
dapat memengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Apabila harga
cenderung naik terus-menerus, orang akan membelanjakan semua uangnya
yang mengakibatkan terjadinya gejala ekonomi yang disebut inflasi
LANJUTAN...
3. Meningkatkan Kesempatan Kerja : Jika jumlah uang beredar seimbang
dengan jumlah barang dan jasa, maka perekonomian akan stabil. Pada
keadaan ekonomi stabil, pengusaha akan mengadakan investasi. Investasi
akan memungkinkan adanya lapangan pekerjaan baru. Adanya lapangan
pekerjaan baru atau perluasan usaha berarti meningkatkan kesempatan kerja
4. Memperbaiki Posisi Neraca Perdagangan dan Neraca
Pembayaran : Kebijakan moneter dapat memperbaiki posisi neraca
perdagangan dan neraca pembayaran. Jika negara mendevaluasi mata uang
rupiah ke mata uang asing, harga-harga barang ekspor akan menjadi lebih
murah, sehingga memperkuat daya saing dan meningkatkan jumlah ekspor.
Peningkatan jumlah ekspor akan memperbaiki neraca perdagangan dan
neraca pembayaran.
LANJUTAN....
• Semua sasaran akhir kebijakan moneter harus dapat
dicapai secara bersamaan dan berkelanjutan
• Namun, pengalaman di banyak negara termasuk di
Indonesia menunjukkan bahwa hal yang dimaksud
sulit dicapai, bahkan ada kecenderungan bersifat
kontradiktif
• Misalnya kebijakan moneter yang kontraktif untuk
menekan laju inflasi dapat berpengaruh negatif
terhadap pertumbuhan ekonomi dan penciptaan
kesempatan kerja.
Indikator kebijakan moneter dilakukan
dengan berbagai pertimbangan

• Dalam merumuskan kebijakan moneter, Bank Indonesia akan selalu


melakukan analisis dan  mempertimbangkan berbagai indikator
ekonomi, khususnya prakiraan inflasi, pertumbuhan ekonomi,
besaran-besaran moneter dan perkembangan sektor ekonomi dan
keuangan secara keseluruhan
• Demikian pula, Bank Indonesia akan selalu dan terus memperhatikan
langkah-langkah kebijakan  ekonomi yang ditempuh Pemerintah.
Langkah-langkah koordinasi kebijakan yang selama ini telah 
berlangsung  baik  akan terus diperkuat dan ditingkatkan
• Analisis dan prakiraan berbagai variabel ekonomi tersebut
dipertimbangkan untuk mengarahkan  agar  prakiraan  inflasi  ke 
depan  sejalan  dengan  kisaran sasaran inflasi yang telah ditetapkan
Menurut Pohan (2008)
• Indikator kebijakan moneter ada 2 (dua) hal
yaitu suku bunga dan atau uang beredar.
Kedua variabel tersebut mempunyai dua
fungsi yakni sebagai sasaran menengah dan
indikator.
LANJUTAN....
• Tingkat Suku Bunga
Kebijakan moneter yang menggunakan suku bunga sebagai
sasaran antara akan menetapkan tingkat suku bunga yang ideal
untuk mendorong kegiatan investasi. Apabila suku bunga
menunjukkan kenaikan melampaui angka yang ditetapkan,
maka bank sentral akan segera melakukan ekspansi moneter
agar suku bunga turun sampai tingkat yang ditetapkan
• Uang Beredar (Monetary Aggregate)
Kebijakan moneter yang menggunakan monetary aggregate
atau uang beredar sebagai sasaran menengah yang mempunyai
dampak positif berupa harga yang stabil
Macam-macam Kebijakan Moneter
1. Kebijakan Pasar Terbuka (Open Market Policy)

Yaitu kebijakan pemerintah dengan jalan menjual surat-surat berharga pada saat inflasi dan
membeli/ menarik surat-surat berhaga pada saat deflasi. Apabila pemerintah menghendaki
menurunkan jumlah uang yang beredar, pemerintah harus menjual obligasi di pasar bebas.
Bank Indonesia dalam kebijakan pasar terbuka dengan menngeluarkan Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) dan Sertifikat Pasar Uang

2. Kebijakan Diskonto (Discount Policy)


Yaitu kebijakan pemerintah dengan jalan menaikkan suku bunga pada saat inflasi dan
menurunkan pada saat deflasi, ditunjukkan untuk menaikkan tingkat bunga karena dengan
bunga kredit tinggi maka aktivitas ekonomi yang menggunakan dana pinjaman akan
tertahan karena modal diskontonya atau discount rate policy (tingkat bunga yang dikenakan
pada bank umum atas pinjaman dana yang diberikan), maka jumlah uang yang beredar
cenderumg berkurang, begitu sebaliknya.
LANJUTAN.......
3. Kebijakan Cadangan kas (Cash Ratio Policy)
Yaitu kebijakan pemerintah dengan jalan menaikkan cadangan kas pada saat
inflasi dan menurunkan cadangan kas pada saat deflasi, atau bisa juga
menaikkan perbandingan antara uang yang beredar dengan uang yan
mengendap di dalam kas mengakibatkan kemampuan bank untuk menciptakan
kredit berkurang sehingga jumlah uang yang beredar akan berkurang. Cara
baru untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat yaitu
dengan cara menrubah minimum kas rasio. Bank sentral pada umumnya
menentukan angka banding minimum antara uang tunai dengan kewajiban
giral bank. Angka banding tersebut biasa disebut minimum cash ratio. Bila
pemerintah menurunkan minimum kas rasio, maka dengan uang tunai yang
sama bank dapat menciptakan uang lebih banyak dari jumlah sebelumnya.
LANJUTAN....
4. Kebijakan Kredit Ketat
Yaitu kebijakan pemerintah dengan mengurangi
jumlah uang yang beredar dengan cara memperketat
pemberian kredit, kredit boleh diberikan asal
memenuhi syarat 5C, Character, Capability, collateral,
capital, dan Condition of economy, tetapi pada saat
deflasi syarat dapat dipelonggar. Bank sentral (Bank
Indonesia) berusaha mempengaruhi bank-bank
umum dalam hal memberikan kredit kepada nasabah
melalui berbagai macam peraturan kredit
LANJUTAN....
5. Kebijakan Dorongan Moral (Moral Suasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk
mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi
imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti
menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-
hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah
uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam
uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah
uang beredar pada perekonomian
LANJUTAN....
6. Kebijakan Redenominasi
Yaitu kebijakan menyederhanakan denominasi (pecahan)
mata uang menjadi pecahan lebih sedikit dengan cara
mengurangi digit angka nol tanpa mengurangi nilai mata
uang tersebut, misalnya Rp 1.000,00 menjadi Rp 1,00
7.Kebijakan Sanering atau Devaluasi
Yaitu pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan
nilai uang. Ini dilakukan karena terjadi hiperinflasi
8. Kebijakan revaluasi
Yaitu kebijakan menaikkan nilai mata uang sendiri terhadap
nilai mata uang asing.
Contoh
• Redenominasi : harga 1 liter bensin Rp 4.500/liter, bila
terjadi redenominasi tiga digit (angka nol) maka
dengan uang sebanyak Rp 4,5 tetap mendapatkan 1
liter bensin
• Sanering : bila terjadi sanering, per seribu rupiah, maka
dengan Rp 4,5 hanya dapat membeli 1/1000 atau
0,001 liter bensin
Kebijakan moneter dibedakan menjadi

• kebijakan yang bersifat kuantitatif adalah


suatu kebijakan umum yang bertujuan untuk
mempengaruhi jumlah penawaran uang dan
tingkat bunga dalam perekonomian
• kebijakan moneter kualitatif adalah kebijakan
yang bersifat melakukan pilihan atas beberapa
aspek dari masalah moneter yang dihadapi
pemerintah
a. Kebijakan Moneter Kuantitatif
1) Discount policy (politik diskonto)

• Politik diskonto artinya kebijakan untuk menaikkan atau menurunkan


suku bunga bank dalam rangka memperlancar likuiditas sehari-hari.
Bank sentral dalam menjalankan tugasnya mengawasi kegiatan bank
umum, dapat mengubah tingkat bunga yang berlaku. Jika dalam
kondisi kegiatan ekonomi masih berada di bawah tingkat kegiatan yang
diharapkan, bank sentral dapat menurunkan tingkat diskonto/suku
bunga, sehingga masyarakat melakukan pinjaman dan banyak investasi
yang ada di masyarakat. Begitu juga sebaliknya, apabila bank sentral
ingin membatasi kegiatan ekonomi, maka tingkat suku bunga perlu
dinaikkan, sehingga masyarakat/pengusaha banyak melakukan
tabungan dan uang yang beredar dapat dikurangi.
LANJUTAN....
2) Open market policy (politik pasar terbuka atau operasi pasar terbuka)

• Politik pasar terbuka artinya kebijakan untuk memperjualbelikan surat-surat berharga oleh
Bank Indonesia di pasar uang.

• Pada waktu perekonomian mengalami resesi, maka uang yang beredar perlu diadakan
penambahan untuk mendorong kegiatan ekonomi yaitu dengan cara membeli surat-surat
berharga. Pada waktu inflasi, untuk mengurangi kegiatan ekonomi yang berlebihan, uang
yang beredar harus dikurangi dengan cara menjual surat-surat berharga.
• Agar operasi pasar terbuka dapat berjalan dengan baik dan berhasil sesuai yang
diharapkan, yakni pertumbuhan ekonomi yang tinggi, maka harus diciptakan keadaan
perekonomian di mana:
• a) bank umum tidak memiliki kelebihan cadangan minimum.
• b) dalam perekonomian telah tersedia cukup banyak surat-surat berharga yang
diperjualbelikan
LANJUTAN....
3) Cash Receive Ratio (politik cadangan kas atau giro wajib minimum)

• Politik cadangan kas artinya kebijakan untuk menaikkan atau menurunkan


cadangan kas yang harus ada di bank-bank umum

• Apabila kondisi perekonomian terjadi kenaikan harga (inflasi), maka bank sentral
dapat menaikkan cadangan kas minimumnya sehingga uang yang beredar dapat
dikurangi. Sebaliknya jika kondisi perekonomian sedang lesu, maka pemerintah
dapat menurunkan cadangan kas minimumnya, sehingga uang yang beredar
bertambah karena banyaknya pinjaman yang diberikan kepada masyarakat

• Akibat dari naiknya cadangan kas, maka kemampuan bank umum untuk
memberikan pinjaman berkurang atau bank umum tidak mampu memberikan
pinjaman dan sekaligus dana yang menganggur di bank semakin bertambah
b. Kebijakan Moneter Kualitatif
1) Plafon credit policy (politik pagu kredit)

Politik pagu kredit artinya kebijakan untuk memperketat atau mempermudah dalam
pemberian pinjaman kepada masyarakat.

Untuk mengatur kegiatan ekonomi agar lebih tumbuh dengan baik, maka pemerintah
(Bank Indonesia) dapat melakukan pengawasan pinjaman secara selektif dengan
tujuan untuk memastikan bahwa bank umum memberikan pinjaman-pinjaman dan
melakukan investasi-investasi sesuai dengan yang diinginkan pemerintah.

Misalnya untuk mendorong sektor industri, maka bank sentral dapat membuat
peraturan yang mengharuskan bank umum meminjamkan sebagian dananya kepada
usaha-usaha sektor industri dengan syarat-syarat yang ringan.
LANJUTAN....
2) Moral persuation policy (politik pembujukan moral)

Politik pembujuan moral artinya Bank Indonesia menghimbau kepada bank-


bank umum untuk mempertimbangkan kondisi ekonomi secara makro agar
arus uang dapat berjalan dengan lancar. Kebijakan ini dijalankan pemerintah
dengan menetapkan hal-hal yang harus dilakukan oleh bank umum dalam
bentuk tertulis, melalui pertemuan dengan pimpinan bank-bank tersebut.

Dalam pertemuan itu bank sentral menjelaskan kebijakankebijakan yang


sedang dijalankan pemerintah dan bantuan-bantuan yang diinginkan dari
bank-bank umum untuk mensukseskan kebijakan tersebut. Dengan melalui
pembujukan moral, bank sentral dapat meminta kepada bank umum untuk
mengurangi atau menambah keseluruhan jumlah pinjaman atau membuat
perubahan-perubahan pada tingkat bunga yang mereka tetapkan.
Kebijakan moneter di Indonesia
• Merupakan sebuah kebijakan yang sentral. Bank Indonesia sebagai pemegang
otoritas moneter di Indonesia memiliki tujuan  untuk  mencapai  dan 
memelihara  kestabilan  nilai  rupiah
• Hal  yang dimaksud  dengan  kestabilan nilai rupiah antara  lain adalah kestabilan 
terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi
• Untuk mencapai tujuan tersebut,  sejak  tahun  2005  Bank  Indonesia 
menerapkan  kerangka  kebijakan moneter  dengan  inflasi  sebagai  sasaran
utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework)
dengan menganut sistem nilai  tukar yang mengambang (free floating).
• Peran  kestabilan  nilai  tukar sangat  penting  dalam  mencapai stabilitas  harga 
dan  sistem  keuangan
• Oleh  karenanya, Bank  Indonesia  juga menjalankan  kebijakan  nilai  tukar 
untuk  mengurangi  volatilitas  nilai  tukar yang berlebihan, bukan untuk
mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
LANJUTAN...
• kebijakan  moneter  dicerminkan  oleh  penetapan  suku  bunga 
kebijakan  (BI  Rate) yang  diharapkan  akan  memengaruhi 
suku  bunga  pasar  uang  dan  suku  bunga deposito  dan  suku 
bunga  kredit  perbankan.  Perubahan  suku  bunga  ini  pada
akhirnya akan memengaruhi output dan inflasi. 
• Kemudian  secara  reguler,  Bank  Indonesia  menjelaskan 
kepada  publik mengenai asesmen terhadap kondisi inflasi dan
outlook ke depan serta keputusan yang  diambil.  Jika  sasaran 
inflasi  tidak  tercapai  maka  diperlukan  penjelasan kepada 
publik  dan  langkah-langkah  yang  akan  diambil  untuk 
mengembalikan inflasi sesuai dengan sasarannya.
Indikator  utama  yang  digunakan  dalam 
menentukan  respon  kebijakan moneter
1. Inflasi
2. pertumbuhan  ekonomi
– Penentuan  respon  kebijakan moneter 
mempertimbangkan  perilaku  keterkaitan  antar 
variabel  ekonomi  dan transmisi kebijakan
moneter
– Perumusan kebijakan moneter memperhatikan
pula kebijakan umum Pemerintah di bidang
perekonomian
LANJUTAN....
• Respon kebijakan  moneter ditetapkan  untuk  menjamin  agar 
pergerakan inflasi  dan  ekonomi  ke  depan  tetap  berada 
pada  jalur  pencapaian  sasaran inflasi yang telah ditetapkan
(konsistensi)
• Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam kenaikan, 
penurunan,  atau  tidak  berubahnya  BI  Rate.  Perubahan 
(kenaikan  atau penurunan) BI Rate dilakukan secara konsisten
dan bertahap dan dilakukan dalam kelipatan 25 basis points
(bps).  Dalam kondisi untuk menunjukkan intensi Bank
Indonesia  yang  lebih  besar  terhadap  pencapaian  sasaran 
inflasi,  maka  perubahan BI Rate dapat dilakukan lebih dari 25
bps dalam kelipatan 25 bps.
LANJUTAN....
• BI  Rate  adalah suku  bunga  instrumen  sinyaling  Bank  Indonesia 
yang ditetapkan  pada  Rapat  Dewan  Gubernur  (RDG) triwulan 
untuk  berlaku  selama triwulan  berjalan  (satu  triwulan),  kecuali 
ditetapkan  berbeda  oleh  RDG  bulanan dalam  triwulan  yang  sama
• BI  Rate  diumumkan  ke  publik  segera  setelah ditetapkan dalam
RDG sebagai sinyal stance kebijakan moneter (yang lebih jelas dan
tegas) dalam merespon prospek pencapaian sasaran inflasi ke depan. 
BI Rate digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan operasi
pengendalian moneter untuk mengarahkan  agar rata-rata tertimbang
suku bunga  SBI  1  bulan  hasil  lelang Operasi Pasar Terbuka (OPT)
berada di sekitar  BI Rate. Selanjutnya suku bunga SBI  1  bulan 
diharapkan  mempengaruhi  suku  bunga Pasar  Uang  Antar  Bank
(PUAB) dan suku bunga jangka yang lebih panjang.  
LANJUTAN....
• Penetapan respon kebijakan  moneter  dilakukan 
dalam RDG triwulanan dan ditetapkan untuk periode
satu triwulan ke depan
• Penetapan respon kebijakan moneter dilakukan 
dengan  memperhatikan  efek  tunda (lag) kebijakan 
moneter dalam mempengaruhi  inflasi
• Dalam  kondisi  yang  luar  biasa,  penetapan respon
kebijakan moneter dapat  dilakukan  dalam  RDG 
bulanan. Adapun  dasar pertimbangan penetapan
respon kebijakan moneter adalah sebagai berikut: 
LANJUTAN....
• BI  Rate  ditetapkan  oleh  Dewan  Gubernur  secara 
diskresi  dengan mempertimbangkan: (a)  rekomendasi 
BI  Rate  yang  dihasilkan  ol eh  fungsi  reaksi 
kebijakan dalam model ekonomi untuk
pencapaian sasaran inflasi
(b)  berbagai informasi lainnya seperti leading
indicators, survei, informasi anekdotal,
variabel informasi, expert opinion, asesmen
fakto risiko dan ketidakpastian serta hasil-hasil
riset ekonomi dan kebijakan moneter
LANJUTAN....
• BI Rate merupakan respon bank sentral
terhadap tekanan inflasi ke depan agar tetap
berada pada sasaran yang telah ditetapkan. 
• Perubahan  BI  Rate  dilakukan  terutama  jika 
deviasi  proyeksi  inflasi  terhadap targetnya 
(inflation  gap)  dipandang  telah  bersifat 
permanen  dan  konsisten dengan informasi
dan indikator lainnya. 
LANJUTAN....
• Kekuatan utama ITF berada pada mekanisme
transmisi kebijakan moneter jalur  ekspektasi  yang 
menekankan bahwa  kebijakan  moneter  dapat 
diarahkan untuk mempengaruhi  pembentukan
ekspektasi mengenai inflasi dan kegiatan ekonomi
• Kondisi tersebut  mempengaruhi  perilaku  agen-
agen  ekonomi  dalam melakukan  keputusan 
konsumsi  dan  investasi,  yang  pada  gilirannya 
akan mendorong perubahan agregat dan inflasi.  

Anda mungkin juga menyukai