Anda di halaman 1dari 26

Kebijakan Moneter dan

Fiskal
NAMA NAMA KELOMPOK 5:
• Alrifan Rahardyan
• M. Ilhamsyah
• Hasyir Hakim
• Athifah Siregar
• Egi Sabila
• Indah Astuti
• Nadya Rahmawati
• Putri Gresia
• Ziadatur Riska
Mind map

Pengertian

Jenis jenis

Instrumen
KEBIJAKAN KEBIJAKAN
MONETER Kelebihan dan
FISKAL
kekurangan
PENGERTIAN DAN
TUJUAN KEBIJAKAN
MONETER
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dikeluarkan
bank sentral . Kebijakan moneter memiliki tujuan utama
untuk pengendalian ekonomi secara makro agar tercipta
kestabilan ekonomi dengan mengatur jumlah uang yang
beredar. Menurut UU nomor 3 tahun 2004 kebijakan
moneter ini dipengang kendali oleh BI ( bank Indonesia)
Jenis jenis kebijakan moneter

Terdapat 2 jenis dari kebijakan moneter yaitu :

1. Kebijakan ekspansif
2. Kebijakan kontratif
Kebijakan ekspansif
Kebijakan moneter ekspansif (monetary expansive policy) merupakan kebijakan
yang diambil untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar. Tujuannya dari
kebijakan moneter ekspansif adalah untuk mengatasi pengangguran dan
meningkatkan daya beli masyarakat dan juga menangani penanggulangan
kelesuan ekonomi yang terjadi. Karena itulah kebijakan ini dikeluarkan apabila
terjadi depresi ekonomi atau deflasi ( kenaikan nilai mata uang )
Contohnya, kebijakan  ekspansif biasa diterapkan untuk mengurangi angka
pengangguran karena ketersediaan uang dalam jumlah banyak akan merangsang
kegiatan bisnis sehingga pasar tenaga kerja semakin besar.
Dengan otoritas fiskal, bank sentral mengontrol nilai tukar mata uang dalam
negeri (Rupiah) terhadap mata uang asing. Contoh konkretnya, yaitu bank
Indonesia menambah jumlah uang beredar dengan mengeluarkan lebih banyak
uang cetak. Mata uang Rupiah menjadi lebih murah daripada mata uang negara
lain.
Kebijakan kontraktif

Kebijakan moneter kontraktif yang disebut kebijakan uang ketat (tight money policy) ialah
kebijakan mengurangi jumlah uang yang beredar. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah
menurunkan tingkat infiasi.Tujuan tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan suku bunga,
menjual obligasi pemerintah, dan menaikkan persyaratan cadangan untuk bank.

Contoh Kebijakan Moneter di Indonesia Beberapa contoh monetary policy yang telah diterapkan
di Indonesia, adalah sebagai berikut:

Bank Indonesia (BI )melakukan lelang sertifikatnya, atau bisa juga melalui pembelian surat
berharga di pasar modal. BI dapat menurunkan suku bunga jika kondisi ekonomi sesuai dengan
ekspektasi. Sebaliknya, BI bisa menaikkan suku bunga bila ingin membatasi aktivitas ekonomi
sehingga aliran uang berkurang. Ketika perekonomian mengalami resesi maka peredaran uang
akan meningkat sehingga aktivitas perekonomian meningkat. Contohnya adalah membeli
sekuritas (surat surat berharga) Saat terjadi inflasi, BI akan mengurangi aliran uang ke masyarakat
dengan menjual surat berharga untuk mengurangi aktivitas ekonomi yang berlebihan.
INSTRUMEN KEBIJAKAN
MONETER

Terdapat 5 instrument yang ada dalam kebijakan moneter yaitu :

• Kebijakan operasi pasar terbuka ( open market operation )


• kebijakan Cadangan Kas Minimal (Cash Ratio/Reserve
Requirement)
• Tingkat Bunga Diskonto (Discount Rate)
• Pengawasan Kredit Selektif (Selective Credit Control)
• Pembujukan Moral (Moral Suasion)
Kebijakan pasar terbuka
adalah salah satu kebijakan yang diambil bank sentral untuk mengurangi atau menambah
jumlah uang yang beredar kebijakan ini dilakukan dengan cara menjual sertifikat Bank
Indonesia atau SBI atau membeli surat berharga di pasar modal

Kebijakan cadangan kas


Bank Sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan kas atau
Kas ratio. bank umum menerima uang dari nasabah dalam bentuk giro, tabungan, deposito,
sertifikat deposito, dan jenis tabungan lainnya. ada persentase tertentu dari uang yang
disetorkan nasabah dan tidak boleh dipinjamkan.

Kebijakan diskonto
diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan cara
mengubah diskonto bank umum. jika Bank Sentral memperhitungkan jumlah uang beredar
telah melebihi kebutuhan atau terjadinya gejala inflasi Bank Sentral mengeluarkan keputusan
untuk menaikkan suku bunga dengan demikian dengan menaikkan suku bunga. dengan
menaikkan suku bunga akan merangsang keinginan orang untuk menabung.
Kebijakan kredit ketat
kredit tetap diberikan bank umum tetapi pemberiannya harus benar benar didasarkan
pada syarat 5C yaitu character, capibility, collateral,l Capital, dan condition of
economy. dengan kebijakan kredit ketat jumlah uang yang beredar dapat diawasi
langkah kebijakan ini biasa diambil pada saat ekonomi sedang mengalami gejala inflasi

Kebijakan dorongan moral


Bank Sentral dapat mempengaruhi jumlah uang beredar dengan berbagai dengan
berbagai pengumuman pidato dan edaran yang ditunjukkan pada bank umum dan
pelaku moneter lainnya. isi pengumuman pidato dan edaran dapat berupa ajakan atau
larangan untuk menahan pinjaman tabungan ataupun melepaskan pinjaman
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan : Kebijakan moneter

A. Kebijakan Moneter Ekspansioner Memungkinkan Lebih Banyak


Investasi Masuk Dan Konsumen Akan Mengkonsumsi Lebih Banyak.
Dengan bank bank menurunkan suku bunga hipotek dan pinjaman, pemilik bisnis yang lebih akan
didorong untuk mengembangkan usaha mereka karena mereka lebih banyak dana yang tersedia untuk
meminjam dengan tingkat bunga yang mereka mampu. Di sisi lain, harga komoditas akan diturunkan
dan masyarakat akan memiliki lebih banyak alasan untuk membeli lebih banyak barang barang untuk
di konsumsi. Pada akhirnya, perusahaan akan mendapatkan keuntungan sementara pelanggan mereka
mampu membayar apa yang pelanggan mereka butuhkan seperti bahan pokok, properti dan jasa.

b. Menurunkan suku bunga juga tingkat pembayaran KPR yang lebih


rendah.
Keuntungan lain dari kebijakan moneter dalam kaitannya dengan tarif diturunkan adalah
bahwa hal itu juga mempengaruhi pemilik pembayaran rumah perlu bertemu untuk hipotek
rumah mereka. Biaya hipotek berkurang akan menyisakan pemilik rumah lebih banyak uang
untuk dimiliki. Juga, mereka akan dapat menyelesaikan pembayaran bulanan mereka secara
teratur. Ini adalah situasi saling menguntungkan untuk merchandiser, kreditur dan investor
properti juga.
c. memungkinkan Bank Sentral untuk menerapkan pelonggaran
kuantitatif
Bank sentral dapat memanfaatkan kebijakan ini untuk mencetak atau membuat lebih banyak
uang yang memungkinkan untuk membeli obligasi pemerintah dari bank. Hasil akhirnya adalah
peningkatan cadangan kas di bank dan juga basis moneter. Hal ini juga menyebabkan suku
bunga berkurang dan lebih banyak uang untuk bank untuk meminjamkan peminjam .
d. mencanangkan prediktabilitas dan transparansi.
Pendukung mengatakan bahwa para pembuat kebijakan wajib membuat pengumuman yang
dipercaya untuk pemilik bisnis dan konsumen ketika datang ke jenis kebijakan moneter yang
diharapkan dalam beberapa bulan mendatang untuk meraih sukses.
 
Kekurangan Kebijakan moneter
Kekurangan :

A. Meskipun kebijakan moneter ekspansif, masih belum ada jaminan


pemulihan Ekonomi .
Beberapa ekonomi yang mengkritik pada kebijakan bank sentral mengatakan bahwa dalam masa
resesi tidak semua konsumen akan memiliki kepercayaan diri untuk menghabiskan dan mengambil
keuntungan dari suku bunga rendah. Jika hal ini terjadi, maka itu adalah suatu kerugian.

b. Pemotongan suku bunga bukan jaminan.


Lainnya juga mengklaim bahwa bahkan jika bank diberikan suku bunga yang lebih rendah
oleh Bank Sentral ketika mereka meminjam uang, beberapa bank mungkin memiliki dana.
Jika ini terjadi, akan ada dana yang tidak mencukupi bagi orang orang yang ingin meminjam
dari mereka
c. tidak akan berguna selama resesi global.
Para pendukung kebijakan moneter ekspansif mengatakan bahwa bahkan jika bank akan
menurunkan suku bunga dan lebih banyak konsumen akan menghabiskan uang, selama krisis
global, industri ekspor mungkin mengalami krisis besar. Mereka mengatakan bahwa jika hal ini
adalah situasi sekarang dan kerugian eksportir akan lebih dari apa yang pebisnis dapat peroleh
dari penjualan.
d. Kebijakan moneter kontraksi dapat mencegah usaha dari ekspansi.
Para penentang mengklaim bahwa jika bank sentral akan memberlakukan kebijakan
konstraksi, suku bunga akan meningkat dan bisnis tidak akan tertarik untuk memperluas
operasi mereka. Hal ini dapat menyebabkan produksi kurang dari produsen dan harga yang
lebih tinggi, Konsumen mungkin tidak mampu membayar barang dan jasa. Lebih buruk lagi,
mungkin butuh waktu yang lama untuk bisnis ini untuk memulihkan dan akhirnya memaksa
mereka untuk bangkrut. Jika ini terus berlanjut, pekerja mungkin akan kehilangan pekerjaan
mereka
Pengertian kebijakan
fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang mengatur belanja dan pajak
negara yang berdampak pada kondisi ekonomi secara makro.
Ekonomi makro yang dimaksud misalnya agregat permintaan pasar,
jumlah tenaga kerja dan pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dan
inflasi.

Otoritas Jasa Keuangan juga mendefinisikan kebijakan fiskal sebagai


kebijakan yang membahas pajak, penerimaan lain, utang-piutang,
dan pengeluaran pemerintah dengan tujuan tertentu seperti
menunjang kestabilan ekonomi, keseimbangan moneter, peningkatan
pembangunan ekonomi, dan perluasan tenaga kerja.
Tujuan Kebijakan Fiskal:
1. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Dengan mengatur pemasukan dan
pendapatan, negara bisa mengontrol peristiwa fluktuasi ekonomi yang
berakibat adanya pertumbuhan ekonomi.

2. Mencegah Pengangguran Pencegahan terhadap terjadinya pengangguran


merupakan tujuan utama dari diberlakukannya kebijakan ini. Kegagalan
dalam mencapai kesempatan kerja penuh atau pengangguran akan
menyebabkan tidak tercapainya tingkat pendapatan nasional yang tinggi.

3. Stabilitas HargaTujuan lain dari penerapan fiscal policy adalah


mempertahankan harga umum pada tingkat yang layak. Jika harga umum
turun secara tajam maka akan mendorong timbulnya pengangguran karena
sektor usaha kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan.
JENIS JENIS KEBIJAKAN FISKAL

Terdapat 2 jenis utama kebijakan fiscal:

• Kebijakan ekspansif
• Kebijakan kontratif
Kebijakan Fiskal Ekspansif
Kebijakan fiskal ekspansif (expansionary fiscal policy) adalah kebijakan fiskal yang
diterapkan pada suatu negara dengan jalan meningkatkan jumlah belanja negara atau
pengeluaran pemerintah (G) dan menurunkan tarif pajak (T) untuk meningkatkan output
atau pendapatan (Y). kebijakan ini dilakukan ketika perekonomian mengalami
penurunan daya beli masyarakat dan jumlah pengangguran yang tinggi, yakni dengan
cara meningkatkan belanja negara dan menurunkan tingkat pajak. Berikut adalah
beberapa contoh dari diterapkannya kebijakan fiskal ekspansif di suatu negara:

•Adanya pengurangan tarif pajak penghasilan, yang terdiri dari jenis pajak


perseorangan. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat
untuk dapat memegang uang lebih dan dapat meningkatkan daya beli yang berpengaruh
terhadap perekonomian suatu negara.

•Menekan subsidi untuk kebutuhan bagi hajat hidup orang banyak. Seperti BBM, listrik,
dan lain sebagainya.
•Meningkatkan jumlah belanja pemerintah. Biasanya pos pos yang ditingkatkan jumlah
belanjanya adalah pos untuk infrastruktur dan pendidikan dari negara yang sedang
menerapkan kebijakan fiskal ekspansif. Belanja pemerintah adalah salah satu jenis
pengeluaran suatu negara. Dengan adanya peningkatan belanja pemerintah pada pospos
tertentu yang nantinya akan memiliki dampak positif, maka tindakan tersebut bisa
digunakan untuk memperbaiki perekonomian. Misalnya, belanja pemerintah terkait
program irigasi yang nantinya dapat meningkatkan hasil pertanian, belanja pemerintah
terkait program transmigrasi dalam penyediaan lahan dan tempat tinggal (rumah) yang
nantinya dapat mengatasi masalah meledaknya jumlah penduduk pada wilayah tertentu
sehingga dapat digunakan untuk meratakan jumlah penduduk, dan contoh contoh lainnya.

•Adanya potongan pajak untuk sektor usaha tertentu atau potongan terhadap pajak
pengahasilan perusahaan. Jika terdapat pemangkasan tarif pajak pada suatu sektor usaha,
maka terdapat keuntungan yang bisa digunakan untuk memutar kembali uang dalam
kegiatan bisnis. Bisa dialihkan ke berbagai intrumen investasi, ataupun pengembangan
usaha yang akan berdampak pada kebutuhan sumber daya manusia, dalam hal ini akan
menciptakan lapangan pekerjaan untuk menanggulangi masalah pengangguran.
Kebijakan Fiskal Kontraktif:

sebaliknya, kebijakan fiskal jenis ini merupakan kebijakan yang


dilakukan untuk membuat pemasukan lebih besar dibandingkan
pengeluarannya, dengan cara menurunkan tingkat belanja negara dan
meningkatkan tingkat pajak.

Hal ini bertujuan untuk menurunkan daya beli masyarakat sekaligus


mengatasi inflasi. Kebijakan ini termasuk jarang digunakan dan akan
dikeluarkan pada saat kondisi perekonomian mengalami ekspansi yang
memanas (overheating) untuk menentukan permintaan.
Instrumen kebijakan Fiskal

instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan


pengeluaran pemerintah yang berhubungan dengan
pajak. Ini mengapa, ketaatan membayar dan melaporkan
pajak sangat penting untuk dilakukan. Meski kecil,
pajak dari setiap wajib pajak akan berpengaruh pada
keadaan ekonomi suatu negara.Untuk mencapai
tujuannya, kebijakan fiskal dilakukan menggunakan
berbagai instrumen.
INSTRUMEN KEBIJAKAN
FISKAL
Anggaran belanja seimbang
Stabilitas anggaran otomatis
Anggaran belanja seimbang merujuk
kepada anggaran yang disesuaikan Stabilitas anggaran otomatis,
dengan keadaan atau kondisi yaitu penekanan pengeluaran
perekonomian. pemerintah harus bermanfaat
dan memiliki biaya relative
Hal ini bertujuan agar dalam jangka dari berbagai program
panjang, anggaran dapat menjadi kegiatan.
berimbang. Apabila terjadi
ketidakstabilan ekonomi, anggaran
defisit akan digunakan, sementara
anggaran surplus akan digunakan
dalam masa inflasi.
Pengelolaan anggaran Pembiayaan fungsional

Artinya, hubungan belanja Pembiayaan ini merujuk


pemerintah dengan kepada pengeluaran
penerimaan pajak secara pemerintah yang diatur untuk
langsung digunakan untuk menghindari pengaruh
memperkecil ketidakstabilan langsung terhadap pendapatan
ekonomi dengan nasional. Tujuan utamanya
menyesuaikan anggaran. adalah untuk meningkatkan
kesempatan kerja.
Kelebihan dan Kekurangan
Kekurangan:
Kelebihan : Kebijakan Fiskal
• Bersifat kaku atau
• Lebih mudah untuk
mengontrol pendapatan kurang fleksibel karena
dan pengeluaran negara. harus melewati
birokrasi yang cukup
• Berguna untuk menutupi rumit, yakni APBN.
kekurangan dari kebijakan
moneter dan keduanya
sama sama berperan • Dapat menimbulkan
penting untuk mengatasi pandangan negatif dari
masalah deflasi-inflasi. publik atau masyarakat
• Lebih efektif
karena berkaitan
dibandingkan kebijakan dengan peningkatan
moneter. jumlah pajak.
Contoh kebijakan fiscal dan moneter
Fiskal:
Tax Amnesty tahun 2017
program pengampunan pajak atau tax amnesty kepada individu dan badan usaha yang termasuk ke
dalam wajib pajak. total harta yang dilaporkan oleh para wajib pajak bisa mencapai Rp4.000
triliunan dan negara mendapatkan penerimaan tambahan mencapai Rp130 triliun-an.
Pengurangan subsidi BBM 
 pemerintah telah mencabut subsidi bahan bakar. Namun, dengan pencabutan subsidi itu, pemerintah
bisa meningkatkan pelayanan di program lainnya, seperti akses kesehatan, pendidikan, dan fasilitas
fasilitas negara. 
Memberlakukan bebas visa ke banyak negara
memperluas pemberlakuan bebas visa bagi negara negara sahabat, harapannya adalah bisa
meningkatkan penerimaan negara dari sektor pariwisata, mengingat pariwisata Indonesia termasuk
industri andalan di dunia.
moneter:
Pengendalian inflasi
Saat inflasi tinggi, artinya uang yang beredar terlalu banyak, sehingga bank sentral akan
mengambil kebijakan moneter dengan menarik uang yang beredar lewat kebijakan kenaikan suku
bunga
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai