Anda di halaman 1dari 6

Tugas nomor 1, resume buku

Khalifatunnisa (220106210011)

Judul : Budaya Organisasi (Organizational Culture)

Penulis : Pahlawansjah Harahap

Diterbitkan : Semarang University Press

A. Budaya Organisasi
1. Pentingnya peran sumber daya manusia dalam mencapai kinerja organisasi dengan
kemampuan yang di miliki sumber daya manusianya. Artinya kemampuan sumber daya
manusia harus benar-benar teruji sehingga mampu mengerjakan semua pekerjaan yang di
bebankan kepadanya secara benar dan menghasilkan kinerja yang sempurna, baik
kuantitas maupun kualitasnya. Hal tersebut sesuai dengan hasil analisa Jufrizen dan
Khairani bahwa pekerjaan haruslah dimotivasi secara terus-menerus agar tetap semangat
untuk melakukan pekerjaannya. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain
faktor budaya, pelatihan dan motivasi kerja.1
2. Peran budaya organisasi. Budaya organisasi mencakup aspek yang lebih luas dan lebih
mendalam dan justru menjadi suatu dasar bagi terciptanya suatu iklim organisasi yang
ideal. Selanjutnya Budaya organisasi merupakan pola pemikiran dasar yang diajarkan
kepada personil baru sebagai cara untuk merasakan, berfikir dan bertindak secara benar
dari hari kehari. Lumrahnya budaya organisasi memperkanalkan motivasi berorganisasi.
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang
individu untuk mencapai tujuannya. Berikut peran budaya organisasi terhadap anggota
organisasi, yakni terjalinnya hubungan yang erat antar anggota organisasi, budaya
organisasi memperkenalkan identitas organisasi kepada orang di luar organisasi,
motivasi, mengembangkan komitmen rasa memiliki, konsistensi, kooperatif, dan
memperkecil kemungkinan adanya konflik.
3. Berkaitan dengan kedua point diatas, hal tersebut cukup relevan dengan analisa temuan
pada penelitian yang dilakukan oleh Hendra di Universitas Tjut Nyak Dhien Medan
ditemukan bahwa dalam mencapai keberhasilan menghadapi persaingan dengan

1
Jufrizen and Khairani Nurul Rahmadhani, “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai
Dengan Lingkungan Kerja Sebagai Variabel Moderasi,” JMD : Jurnal Riset Manajemen & Bisnis Dewantara 3, no.
1 (2020): 66–79, https://doi.org/10.26533/jmd.v3i1.561.
Universitas sejenis dan untuk tetap bertahan ditengah persaingan yang cukup ketat
diharapkan Universitas terus bergerak dengan melakukan inovasi dalam segi produk atau
output yang dihasilkan. Demi tercapainya harapan tersebut, maka Universitas melakukan
program pelatihan kepada karyawannya, menciptakan budaya organsiasi yang baik agar
terbentuk tim kerja yang baik serta menumbuhkan motivasi untuk karyawan.2
B. Kepemimpinan dan Budaya
1. dalam organisasi terdapat pihak-pihak yang saling terkait antara lain pemimpin sebagai
atasan, dan pegawai atau karyawan sebagai bawahan. Pentingnya kepemimpinan dalam
organisasi dikarenakan pemimpin memiliki peran strategis dalam usaha mencapai tujuan
organisasi sesuai visi dan misi organisasi.
2. Kepemimpinan yang efektif merupakan bentuk kepemimpinan yang mampu menggugah
kinerja anggota untuk lebih maksimal dalam mencapai goals. Selanjutnya kekuasaan
yang dimiliki oleh pemimpin bisa didapat melalui reward power, courses power,
legitimate power, referent power, dan expert power.
3. Peran Pemimpin dalam penciptaan budaya amatlah urgen, hal terkait disebabkan dengan
andil yang cukup besar dari seorang pemimpin. Terimplementasikan melalui banyak
aspek, diantaranya:
a. Top leader melalui perilaku dan tindakannya, membentuk budaya organisasi, hal
tersebut menunjang keberhasilan dan kesuksesan capaian.
b. Nilai-nilai dasar diperkenalkan melalui mekanisme-mekanisme menjadi budaya.
Keseluruhan mekanisme ditentukan oleh top leader.
c. Perkembangan dan pertumbuhan organisasi dikawal langsung oleh seorang
pemimpin.
d. Kepemimpinan dikaitkan dengan hirarki, kerjasama, selanjutnya dikaitkan dengan
perkembangan sistem teknologi dan informasi.
4. Beberapa point diatas terimplementasikan dalam analisa yang diteliti oleh Burhanudin
dengan hasil analisa bahwa Seorang pemimpin merupakan unsur penting dalam
menjalankan kehidupan berorganisasi dengan memperhatikan kondisi para bawahannya.
Sehingga pemimpin tersebut dalam mengambil keputusan haruslah melibatkan peran
serta para bawahannya. Keputusan pelibatan bawahan tersebut sebagai upaya
mengakomodir ide-ide yang bersifat membangun demi tercapainya tujuan organisasi.

2
Hendra, “Pengaruh Budaya Organisasi, Pelatihan Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada
Universitas Tjut Nyak Dhien Medan,” Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen 3, no. 1 (2020): 1–12,
https://doi.org/10.30596/maneggio.v3i1.4813.
Oleh karena itu patut dicermati bahwa di dalam organisasi terdapat budaya yang telah
terbentuk dalam rutinitas kehidupan berorganisasi. Penempatan perilaku kepemimpinan
sesuai budaya organisasi sangat penting dalam rangka mengarahkan peilaku bawahan
untuk penyelesaian tugas yang berorientasi tujuan organisasi.3
5. Pemimpin hendaknya mampu mengakomodasi harapan dari anggotanya. Sehingga
tuntutan keberhasilan organisasi dirasa lebih ringan dengan solidaritas para anggota
pelaksana. Pada dasarnya anggota organisasi akan loyal apabila mereka merasa comfort
dengan segala hal yang terlibat dalam siklus organisasi, dari hal tersebut peran pemimpin
amat membantu dalam perkembangan pelaksanaan organisasi.
6. Didalam organisasi dikenal pola kepemimpinan formal dan informal. Kepemimpinan
formal merupakan kepemimpinan berdasarkan surat keputusan untuk menduduki jabatan
tertentu, selanjutnya kepemimpinan informal, yakni status kepemimpinan berdasarkan
sikap dan rasa respect seseorang juga sebagai penghormatan. Hal terkait relevan dengan
analisa Ebara bahwa Kepemimpinan formal adalah kepemimpinan yang resmi yang
melalui mekanisme pengangkatan resmi untuk menduduki jabatan kepemimpinan. Pola
kepemimpinan tersebut terlihat pada berbagai ketentuan yang mengatur hirarki dalam
suatu organisasi. Namun kepemimpinan formal tidak akan secara otomatis menjadi
jaminan seorang pemimpin diterima sebagai pemimpin yang “sebenarnya” oleh
bawahan. kepemimpinan informal yang juga disebut headship merupakan tipe yang tidak
mendasarkan pada pengangkatan serta tidak terlihat pada struktur organisasi resmi.
Namun efektivitas kepemimpinan informal terlihat pada pengakuan nyata dan
penerimaan bawahan dalam praktek kepemimpinannya. Biasanya kepemimpinan
informal didasarkan pada beberapa kriteria. Di antaranya adalah kemampuan “memikat”
hati orang lain, kemampuan dalam membina hubungan yang serasi dengan orang lain
dan memiliki keahlian tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain.4

3
Burhanudin, “KEPEMIMPINAN DALAM BUDAYA ORGANISASI Mariatul,” Seminar Nasional
Magister Manajemen Pendidikan UNISKA MAB 1, no. 1 (2021): 106–17.
4
Ebara Tabuni, “Peranan Pemimpin Informal Dan Formal Di Desa Bogonuk Distrik Woniki Kabupaten
Tolikara,” Holistik No 10A (2012): 1–12, https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/article/view/1271.
Tugas nomor 2, analisa jurnal

Khalifatunnisa (220106210011)
Judul : Dinamika Sistem Sosial Masyarakat Pedesaan di Masa Pandemi Covid-19
Volume : Vol. 7 No. 1 Februari 2021
Penulis : Dina Vebiola Saraswati Kuntardi
Diterbitkan : Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya

1. Ditemukan Hasil analisa menunjukkan bahwa masyarakat sebagai suatu sistem melakukan
adaptasi terhadap kebijakan protokol kesehatan, membangun tujuan bersama untuk menekan
laju penyebaran virus, meningkatkan rasa solidaritas sosial, dan sebagai upaya pemeliharaan
terlihat adanya kegiatan operasi masker untuk selalu menerapkan protokol kesehatan.5
2. Analisa pendukung dengan temuan terkait dari hasil analisa Andari tentang Peran pekerja
sosial sebagai pendamping sosial berupaya mengembangkan, memelihara, dan memperkuat
sistem kesejahteraan sosial, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia. Selain itu
pekerja sosial berperan sebagai penghubung, memberikan kemudahan, serta memberikan
dorongan semangat kepada penerima manfaat untuk bersikap positif, sehingga dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Profesi Pekerja Sosial sudah saatnya
mendapatkan tempat dan ruang yang lebih besar di dalam penyelesaian permasalahan
bangsa dengan meningkatkan keterampilan, nilai-nilai, dan metode yang dimiliki.6
3. Keterkaitan antara keduanya terdapat pada sistem pengembangan, pemeliharaan, dan
keterkaitan makhluk social satu sama lain, daripadanya terlihat bahwa sebuah sistem social
merupakan jiwa dalam keberlangsungan hidup bermasyarakat.

5
Dina Vebiola Saraswati Kuntardi, “Dinamika Sistem Sosial Masyarakat Pedesaan Di Masa Pandemi
Covid-19,” Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Budaya 7, no. 1 (2021): 1,
https://doi.org/10.32884/ideas.v7i1.315.
6
Soetji Andari, “Peran Pekerja Sosial Dalam Pendampingan Sosial,” Sosio Informa 6, no. 2 (2020),
https://doi.org/10.33007/inf.v6i2.2200.
Judul : Budaya Organisasi dan Dampaknya terhadap Lembaga Pendidikan
Volume : Vol. 1 No. 1 Oktober 2021
Penulis : Muhammad Rizal Al Hairi dan Syahrani
Diterbitkan : ADIBA: Journal of Education

1. Pada artikel terkait dihasilkan sebuah analisa bahwa Budaya organisasi menjadi fondasi
terbentuknya sebuah organisasi, dikarenakan budaya organisasi adalah jati dirinya sebuah
organisasi. Ada beberapa pendapat tentang pengertian budaya organisasi, pendapat yang
paling populer yaitu budaya organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah
eksternal dan internal. Dapat dipahami bahwa organisasi didirikan untuk menyelesaikan
suatu masalah. Sebuah pendidikan biasanya memiliki sebuah organisasi. Organisasi dalam
pendidikan memiliki peran-peran yang dapat membantu penunjangan kualitas pendidikan.
Diantara peran-peran tersebut salah satunya yaitu membantu peranan pengajar dalam
meningkatkan kualitas SDM bagi para pelajar. Organisasi adalah komponen penting dalam
kehidupan, terutama dalam lingkup pendidikan. Maka dari itu, patut disyukuri dengan
adanya sebuah organisasi dalam kehidupan. Tanpa organisasi, mungkin umat manusia akan
kesulitan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. 7
2. Selanjutnya ditemukan analisa pendukung terhadap artikel point pertama yakni gaya
kepemimpinan situasional berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Budaya
organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja kerja anggota. Tingkat pendidikan
berpengaruh positif terhadap kinerja anggota dan Motivasi berpengaruh positif terhadap
kinerja anggota.8
3. Keterkaitan antara hasil analisa point pertama dan kedua terlihat pada kelugasan peran aktif
kepemimpinan dalam menyikapi permaslahan melalui budaya organisasi yang sudah
ditanamkan sejak awal, melalui mekanis budaya organisasi inilah konflik dalam sebuah
organisasi dapat teratasi.

7
Muhammad Rizal Al Hairi, “Budaya Organisasi Dan Dampaknya Terhadap Lembaga Pendidikan,”
Adiba: Journal of Education 1, no. 1 (2021): 79–87.
8
I Gusti Agung Oka Sudeva and Ni Ketut Rasmini, “Gaya Kepemimpinan Situasional, Budaya Organisasi,
Tingkat Pendidikan, Motivasi Dan Kinerja Karyawan,” E-Jurnal Akuntansi 31, no. 11 (2021): 2827,
https://doi.org/10.24843/eja.2021.v31.i11.p12.
Judul : Peran Insentif, Perilaku Kepemimpinan, dan Budaya Organisasi
Volume : Vol. 4 No. 2 Juni 2021
Penulis : Jahroni, Didit Darmawan, Rahayu Murdikaningsih, dan Ella Anastasya
Diterbitkan : JESYA: Jurnal Ekonomi dan Pendidikan

1. Pada analisa ditemukan hasil bahwa Perilaku kepemimpinan yang efektif dapat
mengarahkan kepada sikap dan perilaku karyawan berdasarkan komitmen kepada organisasi.
Temuan ini penting karena menunjukkan bahwa perilaku para pemimpin dapat secara
signifikan berdampak kepada komitmen organisasi. Hal ini terkait dengan keberlangsungan
hidup organisasi, dalam jangka panjang. Selanjutnya, analisis perilaku dan figur pemimpin
yang memiliki kemampuan memengaruhi karena kepemimpinan perlu dipercontohkan agar
memunculkan figur yang baru sebagai penerus. Pengembangan dari maksud analisis ini
perlu didukung oleh penelitian lain yang lebih luas cakupan dan melibatkan lebih banyak
bawahan sebagai responden.9
2. Selanjutnya pada artikel lain ditemukan hasil analisa bahwa kepemimpinan merupakan salah
satu faktor terbesar yang dapat membuat kinerja para sumber daya manusia atau karyawan
dari perusahaan tersebut menjadi lebih baik. Salah satu sifat dari seorang pemimpin
berdasarkan teori sifat kepemimpinan adalah salah satunya memiliki kecerdasan yang lebih
tinggi bandingkan dengan yang dipimpin. Selain itu tipe kepemimpinan juga mempengaruhi
karyawan yang dipimpin. Salah satu tipenya adalah tipe otokratis, dimana pemimpin
memberikan perintah yang dipaksakan dan harus dipatuhi.10
3. Temuan analisa yang ditemukan pada point point analisa diatas yakni, karakter seorang
pemimpin sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan pada seorang leader selain itu Setiap
organisasi mempunyai karakteristik atau jati diri yang khas, artinya bahwa setiap organisasi
mempunyai kepribadian tersendiri. Salah satu faktor yang membedakan suatu organisasi dari
organisasi yang lainnya adalah budayanya. Budaya organisasi berkaitan dengan bagaimana
pegawai menerima nilai-nilai budaya organisasi.

9
J Jahroni, D Darmawan, and ..., “Peran Insentif, Perilaku Kepemimpinan, Dan Budaya Organisasi
Terhadap Penguatan Komitmen Organisasi,” Jesya (Jurnal … 4, no. 2 (2021): 1389–97,
https://stiealwashliyahsibolga.ac.id/jurnal/index.php/jesya/article/view/601%0Ahttps://stiealwashliyahsibolga.ac.id/j
urnal/index.php/jesya/article/download/601/287.
10
Dodi Prasada, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
Pada PT. Mandiri Konstruksi Di Tangerang Selatan,” Journal of Education, Humaniora and Social Sciences
(JEHSS) 3, no. 2 (2020): 629–36, https://doi.org/10.34007/jehss.v3i2.381.

Anda mungkin juga menyukai