Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : FEBYWARDANY SAPUTRY


....………………………………………..

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 030366503


…………………………………………..

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4431/ Perilaku Organisasi


………………………………………………

Kode/Nama UPBJJ : 51 / UT TARAKAN


………………………………………………

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
1. ada tiga pendekatan yang dapat dikembangkan oleh beberapa ahli dalam
memahami terjadinya perilaku manusia. Ketiga pendekatan tersebut,
antara lain Pendekatan Kognitif, Pendekatan Kepuasan, dan Pendekatan
Psikoanalitis.

1. Pendekatan Kognitif

Pendekatan kognitif berasal dari teori psikologi dan ilmu


pengetahuan perilaku lainnya, dan cenderung bersifat individual.
Psikologi adalah sumber utama dari teori-teori kognitif dan
perilaku manusia.Menurut Littlejohn (1992), teori tersebut
membahas tentang kaitan antara stimuli (S) yang berfungsi sebagai
masukan (input) dan jawaban (response = R) berupa perilaku yang
berfungsi sebagai keluaran (output). Teori kognitif ini melihat
hubungan S - R yang berkaitan dengan pemrosesan informasi yang
terjadi antara rangsangan dan jawaban. Teori kognitif ini melihat
cara variabel-variabel terbentuknya kognitif yang menyebabkan
terbentuknya perilaku tertentu.

2. Pendekatan Kepuasan

Teori ini menaruh perhatian pada faktor-faktor dalam diri


seseorang yang menguatkan (energize), mengarahkan (direct),
mendukung (sustain), dan menghentikan (stop) perilakunya.
Mendampingi teori kepuasan, adalah teori proses yang
menguraikan dan menganalisis bagaimana perilaku tersebut
dikuatkan, diarahkan, didukung, dan dihentikan.

3. Pendekatan Psikoanalitis

Pendekatan psikoanalitis menunjukkan bahwa perilaku manusia


dikuasai oleh kepribadiannya atau personalitasnya. Selanjutnya,
dijelaskan bahwa Sigmund Freud sebagai pelopor psikoanalitis
menyatakan bahwa hampir semua kegiatan mental manusia tidak
dapat diketahui secara mudah, padahal kegiatan mental tersebut
dapat mempengaruhi kegiatan manusia.

2. fungsi budaya dalam organisasi dan strategi membangun budaya yang relevan dengan
permasalahan industri modern sebagai berikut ;

 Fungsi budaya organisasi yang pertama adalah memiliki peran yang kuat dalam
mendefinisikan batasan-batasan yang sangat berarti agar dapat membedakan satu
organisasi dengan organisasi lainnya. Misalnya, budaya organisasi terhadap kinerja
karyawan di organisasi A harus mencapai 100% secara minimum. Mungkin organisasi
C belum tentu memiliki target yang sama, sehingga hal inilah yang membedakan
organisasi A dan organisasi C.
 Kedua, fungsi budaya organisasi akan membantu kita dalam menciptakan rasa
identitas bagi seluruh anggota organisasi. Sebagai contoh, dikarenakan budaya dalam
organisasi A sangat menekankan kedisiplinan dan itu benar-benar diterapkan oleh para
anggotanya, maka anggota dari organisasi A akan memiliki rasa identitas bahwa
mereka adalah orang-orang yang disiplin.

 Selain itu, fungsi budaya organisasi juga akan mendorong para anggota agar lebih
mengedepankan kepentingan organisasi dibandingkan kepentingan pribadi mereka.
Mereka sadar bahwa kepentingan bersama dalam organisasi adalah hal yang harus
diprioritaskan daripada kepentingan perseorangan.

 Fungsi budaya organisasi yang keempat adalah membantu meningkatkan stabilitas


sistem sosial. Tidak hanya itu, budaya organisasi juga dikenal sebagai pedoman dalam
menyatukan organisasi dengan memberikan standar yang tepat tentang apa yang harus
dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan.

 Terakhir, fungsi budaya organisasi dapat menjadi mekanisme akal dan kontrol yang
memandu dan membentuk sikap dan perilaku karyawan.

Untuk meraih semua fungsi budaya organisasi di atas, setiap organisasi harus
merancang konsep budaya organisasi mereka dengan sangat matang. Ada beberapa
strategi efektif yang dapat diaplikasikan untuk menciptakannya.

 Ciptakan Komunikasi yang Efektif


Banyak perusahaan memiliki sejumlah besar divisi yang di dalamnya terdapat banyak
anggota pula. Komunikasi sering mengalami masalah, karena datang dari berbagai
arah dan mungkin menjadi bias. Di sini lah peran sebuah sistem yang tersentralisasi
menjadi sangat penting.

 Tanamkan Toleransi dalam Organisasi


Perbedaan dalam organisasi adalah suatu hal yang wajar. Ini dapat hadir dalam
berbagai bentuk; perbedaan kepercayaan, budaya, sudut pandang, preferensi, dan lain-
lain. Sering kali, perbedaan-perbedaan ini berujung pada pertikaian. Untuk
menghindari hal ini, diperlukan adanya penanaman toleransi dari Anda sebagai
pemimpin.

Masukkan toleransi ke dalam daftar peraturan perusahaan. Tekankan kepada setiap


orang di kantor bahwa perusahaan Anda menghargai perbedaan dan tidak
mendiskriminasi siapa pun yang dianggap berbeda dari kebanyakan orang.

 Nilai Karyawan Secara Objektif


Penilaian kinerja adalah proses yang harus dilakukan dalam organisasi untuk
memotivasi karyawan agar terus tumbuh. Ketika Anda menilai karyawan, nilailah
mereka secara objektif. Artinya, penilaian Anda harus berdasarkan kinerja dan
pencapaian mereka.

 Tunjukkan Apresiasi Anda


Cara lain yang perlu dilakukan untuk menciptakan budaya organisasi yang baik adalah
dengan mengekspresikan apresiasi Anda. Apresiasi perlu ditunjukkan karena ini akan
membantu karyawan merasa dihargai dan mendapatkan pengakuan. Oleh karena itu,
jangan hanya fokus pada masalah yang perusahaan Anda alami, tetapi juga pada usaha
dan hasil yang dibuat.

3. Gaya kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang
untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Hubungan antara kinerja pegawai dan gaya kepemimpinan
seseorang berpengaruh dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Mengenai gaya
kepemimpinan pada organisasi, setiap pemimpin pada masing-masing organisasi
mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain baik
sektor publik maupun swasta. Bentuk gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam
suatu organisasi mungkin dapat mempengaruhi kinerja setiap pegawai. Adanya gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi maka pegawai akan
lebih bersemangat dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dan mempunyai
harapan terpenuhinya kebutuhan. Salah satu gaya kepemimpinan yang dianggap
mampu meningkatkan kinerja pegawai adalah Kepemimpinan Transformasional.
Bentuk kepemimpinan yang diyakini dapat mengimbangi pola pikir dan refleksi
paradigma baru dalam arus globalisasi dirumuskan sebagai kepemimpinan
transformasional. Kepemimpinan transformasional, digambarkan sebagai gaya
kepemimpinan yang dapat membangkitkan atau memotivasi pegawai, sehingga dapat
berkembang dan mencapai kinerja pada tingkat yang tinggi, melebihi dari apa yang
mereka perkirakan sebelumnya. Selain itu, gaya kepemimpinan transformasional
dianggap efektif dalam situasi dan budaya apapun.

Anda mungkin juga menyukai