Anda di halaman 1dari 27

KAJIAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI

OLEH:
Arfy Nanda Silalahi (150407005)
Fikryah Atikah Pane (150407009)
Siska Sari (150407010)
Yuli Efriani (150407016)
Nada Marwah (150407020)
Martua Raja Hamonangan (150407022)
Muna Nabila Napitupulu (150407023)
Amalia Husna (150407024)
Dinda Amanda Sani (150407038)
Annisa Khairani (150407039)
Hanifah (150407052)
Angga Atana Tarigan (150407053)
Rio Batara Sitompul (150407065)

DOSEN:
Ir. Netty Herlina, M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017
KATA PENGANTAR

Assalamualikum wr.wb
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
Mikrobiologi lingkungan dengan pokok bahasan tentang mikrobiologi industri .

Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini, dan tidak lupa juga
kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Ibu Ir. Netty Herlina, M.T. yang
telah membimbing kami hingga makalah ini dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun sendiri maupun kepada pembaca umumnya, Akhir kata penyusun mengucapkan terima
kasih.

Wassalamualaikum wr.wb

Medan, Mei 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................................. 2

Daftar Isi ....................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ...................................................................................................................... 4
B. Tujuan ................................................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Mikrobiologi Industri. ........................................................................................... 6
B. Mikroorganisme dalam Industri ............................................................................................... 6
C. Produk-produk Industri dari Pemanfaatan Mikroba ................................................................ 14
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mikroorganisme dalam Industri ..................................... 21
E. Peranan Mikroba dalam Mikrobiologi Industri....................................................................... 23

Daftar Pustaka .............................................................................................................................. 27

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme mikroskopik yang sebagian besar berupa
satu sel yang terlalu kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Mikroba berukuran
sekitar seperseribu milimeter (1 mikrometer) atau bahkan kurang, walaupun ada juga yang lebih
besar dari 5 mikrometer. Karenanya, mikroba hanya bisa dilihat dengan menggunakan alat bantu
berupa mikroskop.
Dalam sehari-hari bakteri sangat berperan. Baik peran positif maupun negatif, baik di
bidang kesehatan, makanan, lingkungan maupun di bidang industri misalnya industri Tekstil,
industri kimia dan industri obat-obatan.
Mikrobiologi industri merupakan suatu usaha memanfaatkan mikroba sebagai komponen
untuk industri atau mengikut sertakan mikroba dalam proses, yang bertujuan untuk menghasilkan
produk bernilai ekonomi dan bermanfaat. Mikrobiologi industri awalnya dimulai dengan proses
fermentasi alkohol, seperti pada pembuatan beer dan wine (minuman dibuat dari buah
anggur). Proses mikrobial dikembangkan untuk produksi bahan farmasi seperti antibiotika,
produksi makanan tambahan seperti asam amino, serta produksi enzim, dan produksi industri
kimia seperti butanol dan asam sitrat.
Protein sel tunggal merupakan produk pengembangan bahan makanan berkadar protein
tinggi yang berasal dari mikroba melalui mekanisme bioteknologi. Istilah protein sel tunggal
(PST) digunakan untuk membedakan bahwa protein sel tunggal berasal dari mikroorganisme
bersel tunggal atau banyak, contohnya seperti bakteri atau alga. Pemanfaatan mikroorganisme
tersebut dilakukan untuk menghasilkan kualitas produk makanan berprotein tinggi
Bioteknologi merupakan suatu kajian yang berhubungan dengan penggunaan organisme
hidup atau produknya dalam proses industri berskala besar. Bioteknologi mikroorganisme adalah
aspek bioteknologi industri yang berhubungan dengan proses yang melibatkan mikroorganisme.
Bioteknologi mikroorganisme kadang-kadang disebut mikrobiologi industri, suatu bidang yang
lama dan sudah diperbaharui pada beberapa tahun terakhir ini karena penambahan teknik
rekayasa genetika.
Oleh sebab itu, kita juga mempunyai kewajiban untuk mempelajari berbagai macam
mikroba yang berperan dalam perindustrian. Dengan mempelajari jenis mikroba yang terkandung

4
dalam suatu produksi kita bisa mengetahui jenis mikroba apa saja yang bermanfaat dan dapat kita
lestarikan.

B.Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui mikroorganisme apa saja yang berperan dalam industri.
2. Untuk mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam proses mikrobiologi industri.
3. Untuk mengetahui produk-produk apa saja yang berasal dari pemanfaatan mikroba.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mikroorganisme dalam industri.
5. Untuk mengetahui mikroba apa saja yang berperan dalam protein sel tunggal.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Mikrobiologi Industri


Mikrobiologi industri adalah pertumbuhan mikroorganisme dalam jumlah besar, yang
terkendali bertujuan untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomi dan bermanfaat (Pelczar
dan Chan,2012:923).
Menurut (Hidayat,N,.Padaga.MC dan Shartini,S,2006:3) mikrobiologi industri merupakan
suatu usaha memanfaatkan mikroba sebagai komponen untuk industri atau mengikutsertakan
mikroba dalam proses.
B. Mikroorganisme dalam Industri
Pada perindustrian, mikroorganisme adalah pabrik zat kimia yang mampu melakukan
perubahan yang dikehendaki. Mikroorganisme merombak baan mentah (beberapa komponen dari
medium tempat tumbuhnya dan yang dianggap sebagai substrat) dan mengubah bahan mentah ini
menjadi suatu produk baru (Irianto,koes.2006:208).
Pada sudut perindustrian, mikroorganisme merupakan pabrik zat kimia yang mampu
melakukan perubahan yang dikehendaki. Mikroorganisme merombak bahan mentah (substrat)
menjadi suatu produk baru :
Substrat + Mikroorganisme Produk baru
Keterangan:
1. Substrat adalah karbohidrat, pati, molasses, limbah hasil pertanian, tebu, ubi dsb.
2. Mikroorganisme merupakan bakteri, jamur, yis dll.
3. Produk barunya merupakan enzim, alcohol, antibiotic, vitamin, hormone steroid, asam
amino, asam organic, protein sel tunggal (Khafidz,2013).

Beberapa prasyarat bagi proses mikrobiologi industri praktis


Apabila suatu organisme mikroorganisme dapat mengubah suatu bahan mentah yang
murah menjadi suatu produk yang lebih berharga maka ada beberapa prasyarat yang perlu
dipenuhi bagi suatu proses mikrobiologi industri supaya mudah dilakukan lagi ekonomis antara
lian (Pelczar dan Chan,2012:924):

6
a. Organisme
Organisme yang akan digunakan harus dapat menghasilkan produk dalam jumlah yang cukup
banyak. Karakteristik penting yang harus dimiliki mikroorganisme industri yaitu harus tumbuh
cepat dan menghasilkan produk yang diharapkan dalam waktu yang relatif singkat, memiliki
sifat-sifat genetik yang stabil, mampu menghasilkan substansi yang menarik, serta dapat
dipelihara dalam periode waktu yang sangat panjang di laboratorium. Mikroba yang digunakan
dalam industri adalah kapang, khamir, bakteri, dan virus (Ajuz,yayan,2012).
b. Medium
Medium, termasuk substrat yang digunakan oleh organisme untuk membuat produk baru harus
murah (relatif terhadap produk yang akan dihasilkan) dan tersedia dalam jumlah banyak.
Misalkan, limbah yang mengandung nutrien dari industri persusuan (air dadih) dan industri kertas
(cairan limbah dari pemasakan kayu) digunakan untuk menghasilakn bahan-bahan yang bernilai
(Pelczar dan Chan,2012:925).
c. Hasil
Fermentasi industri dilakukan dalam tangki-tangki yang besar kapasitasnya dapat mencapai
200.000 liter. Produk metabolisme mikroba biasanya merupakan campuran heterogen yang terdiri
dari sel-sel mikroorganisme dalam jumlah yang sangat banyak, komponen-komponen medium
yang tidak terpakai, dan produk-produk metabolisme yang tidak dikehendaki. Karena itu, harus
dikembangkan metode-metode yang mudah dilaksanakan dalam skala besar untuk memisahkan
dan memurnikan produk akhir yang diinginkan (Irianto,koes,2006:209).
d. Tidak berbahaya bagi manusia, dan secara ekonomik penting bagi hewan dan tumbuhan
(Ajuz,yayan,2012).
e. Bersifat non-patogen dan bebas toksin, atau jika menghasilkan toksin
harus cepat di-inaktifkan (Ajuz,yayan,2012).
f. Mudah dipindahkan dari medium biakan. Di laboratorium, sel mikroorganisme pertama kali
dipindahkan dengan sentrifugasi, tetapi sentrifugasi bersifat sulit dan mahal untuk industri skala-
besar (Ajuz,yayan,2012).
g. Mikroorganisme lebih disukai jika berukuran besar, karena sel lebih mudah dipindahkan dari
biakan dengan penyaringan (dengan bahan penyaring yang relatif murah). Sehingga, fungi, ragi,
dan bakteri berfilamen lebih disukai. Bakteri unisel, berukuran kecil sehingga sulit dipisahkan
dari biakan cair (Ajuz,yayan,2012).

7
h. Mikroorganisme industri harus dapat direkayasa secara genetik. Rekayasa genetika pada
mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja mikroba tersebut (misalnya mikroba
untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara, meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat proses
kompos dan pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk makanan olahan), untuk
menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika, serta Pembuatan insulin manusia dari bakteri
(Sel pankreas yang mempu mensekresi Insulin digunting, potongan DNA itu disisipkan ke dalam
Plasmid bakteri) DNA rekombinan yang terbentuk menyatu dengan Plasmid diinjeksikan lagi ke
vektor, jika hidup segera dikembangbiakkan (Ajuz,yayan,2012).
Dalam perindustrian ada beberapa mikroba yang sering digunakan atau yang ikutsertakan
yaitu bakteri, khamir, kapang dan alga. Adapun penjelasan dari mikroba tersebut sebagai berikut :
1) Bakteri
Bakteri adalah mikroba uniseluler. Pada umumnya bakteri tidak mempunyai klorofil. Ada
beberapa yang fotosintetik dan bereproduksi aseksual secara pembelaha. Bakteri tersebar luas di
alam, didalam tanah atmosfir, di dalam endapan-endapan lumpur, di dalam lumpur laut, dalam
air, paa sumber air panas, di daerah antartika, di tubuh hewan, manusia dan tanaman
(Hidayat,N,.Padaga,MC dan Suhartini,S,2006:16).
Bakteri umumnya berukuran kecil. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi berkisaran
0,2x100 mikrometer. Bentuknya bulat atau cocci, batang atau bacili dan bentuk spiral (spirillum)
(Pelczar dan Chan,2006:51).
a. Bakteri bentuk bulat
Sebenarnya tidak ada bakteri yang betul-betul bulat tetapi spheroid. Bentuk bulat atau kokus
dapat dibedakan lagi dalam (Hidayat,N,.Padaga,MC dan Shartini,S,2006:16):
1. Monokokus, bulat satu-satu
2. Diplokokus, bulat bergandengan dua-dua.
3. Stapilokokus, bulat tersusun sebagai kelompok bulat anggur sebagai hasil pembelahan sel
ke segala arah.
4. Streptokokus, bulat bergandengan seperti rantai sebagai hasil pembelahan sel kesatu atau
dua arah dalam satu garis.
5. Sarsina, bulat terdiri dari 8 sel yang tersusun dalam bentuk kubus sebagai hasil pembelahan
sel ketiga arah
6. Tetrakokus, bulat terdiri dari 4 sel yang tersusun dalam bentuk bujur sangkar sebagai hasil
pembelahan sel kedua arah.

8
b. Bakteri bentuk batang
Bakteri berbentuk batang dapat dibedakan ke dalam bentuk batang panjang dan batang pendek
dengan ujung datar atau lengkung. Bentuk batang dapat dibedakan lagi atas bentuk batang yang
mempunyai garis tengah sama dan tidak sama di seluruh bagian panjangnya
(Hidayat,N,.Padaga,MC dan Suhartini,S,2006:17).
Bakteri bentuk batang dapat terdiri atas:
1. Monobasil yaitu berupa sel bakteri basil tunggal
2. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan
3. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan
membentuk rantai

c. Bakteri bentuk lengkung/spiral (spiralium).


Bakteri berbentuk spiral pada pokoknya dibagi menjadi:
1. bentuk koma (vibrio), jika spiralnya kurang dari setengah lingkaran.
2. Bentuk spirochaeta, jika spiralnya halus dan lentur.
3. Bentuk spirillium, jika spiralnya tetap dan kaku (Hidayat,N,.Padaga,MC dan
Suhartini,S,2006:18).

Ada berbagai macam bakteri yang berperan penting dalam industri khususnya proses
fermentasi, antara lain (Hidayat,N,.Padaga,MC dan Suhartini,S,2006:18):
a. Acetobacter acetii
Bakteri ini penting dalam produksi asam asetat yang mengoksidasi alkohol sehingga menjadi
asam asetat. Banyak terdapat pada ragi tapai, yang menyebabkan tapai yang melewati 2 hari
fermentasi akan menjadi berasa asam Acetobacter xylinum (Hidayat,N,.Padaga,MC dan
Suhartini,S,2006:18).
Bakteri ini digunakan dalam pembuatan nata de coco. Acetobacter xylinum mampu mensintesis
selulosa dari gula yang dikonsumsi. Nata yang dihasilkan berupa pelikel yang mengambang di
permukaan substrat. Bakteri ini juga terdapat produk kombucha yaitu fermentasi dari teh
(Hidayat,N,.Padaga,MC dan Suhartini,S,2006:19).

9
b. Bacillus sp.
Bacillus sp. merupakan genus dengan kemampuan yang paling luas. Pada mulanya hanya
digunakan untuk menghasilkan enzim amilase. Namun kini berkembang untuk bioinsektisida
yang diwakili Bacillus thuringiensis maupun untuk penanganan limbah Bacillus subtilis dan
Bacillus megaterium. Melalui rekayasa genetika, kini bakteri ini juga digunakan untuk produksi
bahan baku plastik ramah lingkungan (Hidayat,N,.Padaga,MC dan Suhartini,S,2006:19).
c. Bividobacterium sp.
Bakteri ini bersifat anaerob dan digunakan sebagai mikroba probiotik. Produk probiotik dari
bakteri ini biasanya berbentuk padat (Hidayat,N,.Padaga,MC dan Suhartini,S,2006:19).
d. Lactobacillus sp.
Bakteri ini cukup populer karena selain dapat digunakan dalam produksi asam lakat juga
berperan dalam fermentasi pangan seperti yogurt, saurkeraut dan juga produk probiotik yang saat
ini banyak diminati masyarakat. Probiotik merupakan mikrobia yang dikonsumsi untuk mengatur
flora usus. Asam laktat dari bakteri ini dapat dibuat poli asam laktat sebagai bahan baku plastik
ramah lingkungan (Hidayat,N,.Padaga,MC dan Suhartini,S,2006:19).

2. Khamir
Khamir (yeast), merupakan jamur bersel satu yang mikroskopik, tidak berflagel. Beberapa genera
membentuk filamen (pseudomiselium). Hidupnya sebagai safrofit dan parasit. Hidup di dalam
tanah atau debu di udara, tangah, daun-daun, nektar bunga, permukaan buah-buahan, di tubuh
serangga, dan cairan yang mengandung gula seperti sirup, madu dll (Anonim:68)
Khamir ada yang bermanfaat dan ada pula yang membahayakan manusia. fermentasi khamir
banyak digunakan dalam pembentukan roti, bir, wine, finegar, dan sebagainya. Khamir yang
tidak diinginkan adalah yang ada pada makanan dan pemnyebabnya kerusakan pada saurkraut,
juice, buah, sirup, molase, madu, jelly, daging, dan sebagainya (Hidayat,N,.Padaga,MC dan
Shartini,S,2006:17).
Pada umumnya, sel khamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling
kecil tidak sebesar bakteri yang besar. Khamir sangat beragam ukurannya berkisar antara 1
sampai 5 mikro meter lebar dan panjangnya dari 5 sampai 30 mikro meter atau lebih.biasanya
berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies
mempunyai bentuk yang khas. Namun sekalipun dalam biakan murni terdapat pariasi yang luas

10
dalam hal ukuran dan bntuk sel-sel individu, tergantung pada umur dan lingkungannya. Khamir
tidak dilengkapi flagelum atau organ-organ penggerak lainnya (Pelczar dan Chan,2006:190 ).
a. Kelompok Khamir (Yeast)
1. Kelompok yeast sejati (True yeasts)
Kelompok yeast sejati pada dasarnya termasuk kedalam kelas Ascomycetes, dengan ciri memiliki
spora. Termasuk kedalam kelompok ini adalah berbagai spesies Saccharomyces,
Schizosaccharomyces, Zygosaccharomyces, Pichia, Hansenula, Debaryomyces dan
Hanseniaspora. Sedangkan pada kelompok jenis yeast sejati ini spesies yang umum digunakan
dalam industri adalah Saccharomyces cerevisiae yaitu untuk pembuatan roti, minuman
beralkohol, glyserol dan enzim invertase (Anonim,2011).
2. Kelompok yeast yang liar (wild yeast)
Kelompok yeast ini tidak mempunyai spora. Yeast liar ini pertumbuhannya terkadang diharapkan
ada yang tidak diharapkan dalam suatu fermentasi. Termasuk dalam kelompok yeast ini adalah
Candida, Torulopsis, Brettanomyces, Rhodotorula, Trichosporon dan Kloeckera (Anonim,2011).
Salah satu kegunaan yeast atau khamir adalah dapat digunakan untuk proses fermentasi. Proses
fermentasi dalam pengolahan pangan adalah proses pengolahan pangan dengan menggunakan
aktivitas mikroorganisme secara terkontrol untuk meningkatkan keawetan pangan dengan
diproduksinya asam dan/atau alkohol, untuk menghasilkan produk dengan karekateristik flavor
dan aroma yang khas, atau untuk menghasilkan pangan dengan mutu dan nilai yang lebih baik.
Contoh-contoh produk pangan fermentasi ini bermacam-macam; mulai dari produk tradisional
(misalnya tempe, tauco, tape, dan lain-lain) sampai kepada produk yang modern (misalnya salami
dan yoghurt) (Anonim,2011).
3. Jamur (fungi/kapang)
Kapang (mould/Filamentous fungi) merupakan mikroorganisme anggota Kingdom Fungi yang
membentuk hifa. Kapang bukan merupakan kelompok taksonomi yang resmi, sehingga anggota-
anggota dari kapang tersebar ke dalam filum Glomeromycota, Ascomycota, dan Basidiomycot
(wahyudi,reski,2012).
Jumlah spesies fungi yang telah teridentifikasi hingga tahun 1994 mencapai 70.000 spesies,
dengan perkiraan penambahan 600 spesies setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 10.000
spesies merupakan kapang. Sebagian besar spesies fungi terdapat didaerah tropis disebabkan
karena kondisi iklim daerah torpis yang hangat dan lembab yang mendukung pertumbuhannya.

11
Habitat kapang sangat beragam, namun pada umumnya kapang dapat tumbuh pada substrat yang
mengandung sumber karbon organik (wahyudi,reski,2012).
Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari
dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan
dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki ukuran
yang kecil (diameter 1-10 m) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif
menggunakan aliran udara. Apabila spora tersebut terhirup oleh manusia dalam jumlah tertentu
akan mengakibatkan gangguan kesehatan (wahyudi,reski,2012).
Gangguan kesehatan yang diakibatkan spora kapang terutama akan menyerang saluran
pernapasan. Asma, alergi rinitis, dan sinusitis merupakan gangguan kesehatan yang paling umum
dijumpai sebagai hasil kerja sistem imun tubuh yang menyerang spora yang terhirup. Penyakit
lain adalah infeksi kapang pada saluran pernapasan atau disebut mikosis. Salah satu penyakit
mikosisyang umum adalah Aspergillosis, yaitu tumbuhnya kapang dari genus Aspergillosis pada
saluran pernafasan (wahyudi,reski,2012).
Kapang merupakan salah satu mikroorganisme yang merugikan, selain dapat menyebabkan
gangguan kesehatan juga dapat merusak bahan makanan seperti pembusukan. Akan tetapi pada
umumnya kapang yang tumbuh pada makanan yang diolah dengan panas tidak menyebabkan
penyakit pada manusia, bahkan digunakan dalam pengolahan bahan makanan
(wahyuni,reski,2012).
Jamur merupakan mikroba multiseluler yang banyak dimanfaatkan manusia dalam ferrmentasi
maupun budidaya. Umumnya dalam bidang fermentasi jamur yang digunakan adalah jamur
berbentuk hifa yaitu pada pembuatan tempe, angkak dan kecap (Hidayat,N,.Padaga.MC dan
Suhartini,S,2006:21).
Jamur yang memiliki peranan yang menguntungkan diantaranya sebagai berikut:
1. Aspergillus niger. Jamur ini digunakan dalam pembuatan asam sitrat. Asam sitrat merupakan
salah satu asam organik yang banyak digunakan dalam bidang industri pangan misalnya pada
pembuatan permen dan minuman kemasan. Jamur ini sering mengontaminasi makanan misalnya
roti tawar (Hidayat,N,.Padaga.MC dan Suhartini,S,2006:23).
2. Rhizopus oryzae. Jamur ini penting pada pembuatan tempe. Aktivitas jamur Rhizopus oryzae
menjadikan nutrisi pada tempe siap dikonsumsi manusia. Aktivitas enzim yang dihasilkan
menjadikan protein terlarut meningkat. Produk tempe kini juga telah dikembngkan menjadi
isoflavon yang penting bagi kesehatan (Hidayat,N,.Padaga.MC dan Suhartini,S,2006:23).

12
3. Neurospora sitophila. Jamur ini merupakan sumber beta karoten pada fermentasi tradisional.
Produk oncom yang dikenal di Jawa Barat adalah hasil fermentasi yang dilakukan Neurospora
sitophila. Produksi spora untuk sumber beta karoten yang dapat disubstitusikan pada makanan
juga telah diteliti. Selain mampu memberikan asupan, beta karoten juga merupakan sumber
warna yang cukup menarik (Hidayat,N,.Padaga.MC dan Suhartini,S,2006:23).
4. Monascus purpureus. Jamur ini dikalangan mikrobiolog jarang dikenal karena produk yang
dihasilkan. Mula pertama jamur ini ditemukan di Jawa namun menjadi produk utama Cina
dengan nama angkak. Angkak adalah fermentasi pada beras. Jamur ini menghasilkan pewarna
alami yang umumnya digunakan pada masakan Cina. Saat ini telah ditemukan adanya zat aktif
pada ngkak yang dapat membantu kesehatan dan telah dikemas dalam bentuk kapsul
(Hidayat,N,.Padaga.MC dan Suhartini,S,2006:23).
5. Penicillium sp. Jamur ini paling terkenal karena kemampuannya menghasilkan antibiotika
yang disebut pensilin. Sejak pertama kali dikenal terus digunakan sampai sekarang. Jamur
pengasil antibiotika saat ini telah banyak diketahui sehingga ragam antibiotik pun semakin
banyak. Selain itu pembuatan antibiotika, spesies yang lain juga digunakan dalam pembuatan
keju khusus (Hidayat,N,.Padaga.MC dan Suhartini,S,2006:24).
4. Alga
Alga merupakan kelompok organisme autotrophic, yaitu mereka dapat menghasilkan senyawa
organik dengan bantuan sumber anorganik sederhana melalui mekanisme, yang dikenal sebagai
fotosintesis (Alim,tanri,2013).
Fotosintesis dilakukan oleh kloroplas organel, organel yang sama juga digunakan oleh tanaman
untuk mencapai fungsi yang sama. Mereka eukariotik, karena mengandung membran inti terikat.
Mereka merupakan kelompok yang berbeda, yang meliputi sederhana bersel tunggal untuk
organisme multiseluler (Alim,tanri,2013).
Ganggang adalah sumber yang kaya karbohidrat, protein, enzim dan serat. Selain itu, banyak
vitamin dan mineral seperti vitamin A, C, B1, B2, B6, niasin, yodium, kalium, zat besi,
magnesium dan kalsium banyak ditemukan dalam ganggang. Menjadi seperti sumber yang kaya
nutrisi penting, mereka adalah sumber utama makanan, terutama di negara-negara Asia seperti
China, Jepang dan Korea. Saat ini, mereka dikonsumsi di seluruh dunia untuk nilai gizi mereka.
Hal ini juga digunakan dalam memproduksi suplemen gizi. Rumput laut merupakan suplemen
makanan yang penting bagi hewan dan juga dapat digunakan sebagai pupuk. Ini juga memiliki

13
potensi menghasilkan minyak nabati. Diatom, ganggang mikroskopis, digunakan dalam
kedokteran forensik (Alim,tanri,2013).
C. Produk-produk Industri dari Pemanfaatan Mikroba (Bakteri)
Produk industri dari pemanfaatan bakteri
Bakteri digunakan dalam skala industri untuk menghasilkan berbagai macam untuk zat kimia,
enzim, asam amino, vitamin, dan substansi lain (Irianto,koes,2006:210).
Tabel 2.1 beberapa produk industri (selain antibiotik) yang dihasilkan bakteri
No Bakteri Produk Kegunaan
Clostridium Pelarut : Pembuatan
1. Aseton-Butanol
asetobutylicum bahan kimia
Bacillus
polymyxa Pelembab intermediat
2. Buthanedhiol
Enterobacter kimia
aerogenes
Gluconobacter
3. Dihidroksiaseton Bahan Kimia halus
suboxydans
Asam-2 Intermediet untuk asam
4. Pseudomonas sp
Ketoglekunat D-araboaskorbat
Gluconobacter Asam 5-
5. Intermediet asam tartat
suboxydans ketoglukonat
Produk pangan, tekstil,
Lactobacillus dan pembuatan bahan
6. Asam Laktat
delbrueckii kimia, menghilangkan
kapur dari kulit binatang
Memodifikasi pati,
merekatkan kertas,
7. Bacillus subtillis Amilase bakteri
melepaskan perekat pada
tekstil
Memperhalus struktur
dan urat kulit binatang,
8. Bacillus subtilis Protase bakteri
melepaskan serat,
penghilang noda,

14
pengempuk daging
Stabilisator dalam
Leuconostoc
9. Dekstran produk pangan,
mesenteroides
pengganti plasma darah
Gluconobacter Pembuatan asam
10. Sarbose
suboxydans askorbat
Streptomycesali
Pengobatan anemia
vaceus
pernisiosa, pelengkap
11. Propionibacteri Kobalamin
makanan, dan makanan
um
ternak
freudenreichii
(sumber: Anonim,2013)

a. Produksi cuka
Cuka dibuat dengan cara membiarkan anggur menjadi asam dalam keadaan terawasi. Pada
pembuatan cuka terjadi 2 macam perubahan biokimiawi yaitu fermentasi alkohol karbohidrat dan
Oksidasi alkohol menjadi asam asetat (Pelczar dan Chan,2012:926).
Dalam metode Frings proses pembuatan cuka mula-mula disiapkan suatu campuran yang
terdiri dari larutan alkohol yang disesuaikan serta yang diasamkan dengan asam asetat dan
nutrien bagi pertumbuhan bakteri asam asetat, yaitu spesies dari genus Acetobacter. Bakteri ini
diinokulasikan ke dalam lapisan serutan kayu yang ada didalam ruang yang disediakan.
Campuran itu ditaruh didalam suatu parit dan dibiarkan mencucur diatas serutan kayu tersebut.
Udara tersedia berlimpah-limpah dan suhu dipertahankan antara 15 dan 34C. Ketika larutan itu
melewati serutan kayu tadi, Acetobacter mengoksidasi sebagian dari alkohol itu menjadi asam
asetat. Campuran yang keluar dikumpulkan didasar suatu unit dan dapat diedarkan kembali ke
atas serutan kayu tadi sehingga terjadi lagi oksidasi alkohol sehingga menghasilkan cuka dengan
kadar yang dikehendaki (Irianto,koes,2006:211).
Larutan alkohol encer ditapis melalui serutan kayu yang diliputi
pertumbuhan Acetobakter. Bakteri ini mengoksidasi alkohol menjadi asam asetat.

15
b. Produk minuman
Produk susu
Produk susu dihasilkan diberbagai bagian dari susu beberapa jenis hewan yang menyusui.
Hewan yang diperas susu nya adalah sapi, kerbau, domba, biri-biri, kuda dan babi
(Sardjoko,1991:94).
Untuk pertumbuhan yang dibiakan yang optimal bahan mentah harus bebas dari penghambat
biakakan seperti antibiotika, bahan kimia untuk sanatasi, susu payudara yang sakit (mastitis),
cairan kelenjar payudara (kolestrum) dan susu tenggik. Mutu mikrobiologis harus baik sekali
untuk menimbulkan aroma yang lembut dan sedap yang diasosiasikan dengan mutu puncak
produk susu yang diusahakan. Bahan-bahan mentah yang pada umumnya mencaup susu murni,
susu sekim, susu sekim kental, susu kering tanapa lemak dan krim. Selain itu bahan pangan
lainnya seperti pemanis, pemantap, penyedap, sediaan buah dan garam diprlukan sebagai
komponen susu yang diolah. Bahan tersebut dipadukan bersama untuk mendapatkan campuran
yang terbakukan sesuai dengan produk yang akan dihasilkan (Sardjoko,1991:95).
Fermentasi susu biasanya dikerjakan oleh bakteri Streptococcus atau Lactobacillus yang
umumnya menguraikan laktosa menjadi asam laktat. Reaksi-reaksi lain yang mungkin terjadi,
baik selama fermentasi utama maupun dalam reaksi paska fermentasi, menghasilkan produk susu
yang berbeda-beda, antara lain keju, didisusu, krim asam dan yoghurt (Sardjoko,1991:95).
Yoghurt
Yoghurt merupakan minuman hasil kerjasama dengan mikroorganisme dan salah satu
produk minuman tertua. Tidak sembarangan mikroorganisme yang dapat membantu proses
pembuatan yogurt, terdapat dua bakteri utama yang membantu proses fermentasi yogurt
diantaranya adalan Streptococcus thermophilus dan Lactobicillus bulgaricus . Pada dasarnya
kerja kedua bakteri ini yaitu menghasilkan asam laktat sehingga rasa dari yogurt tersebut menjadi
asam. Asam laktat ini dapat membantu menjaga keseimbangan mikroflora pada usus. Tingkat
keasaman yang dihasilkan mampu menghambat bakteri penyebab penyakit yang pada umumnya
tidak tahan terhadap asam (Sardjoko,1991:103).

16
2. Produk industri dari pemanfaatan khamir
a. Fermentasi Alkohol
Alkohol merupakan zat pelarut dan bahan dasar paling umun yang digunakan didalam
laboratorium dan industri kimia. Aspek-aspek mikrobiologis dalam proses pembuatan etil alkohol
adalah sebagai berikut:
Substrat
Etil alkohol dapat dibuat dari karbohidrat apa saja yang dapat difermentasi oleh
khamir. Apabila pati-patian seperti jagung dan karbohidrat kompleks yang lain dipergunakan
sebagai bahan mentah, maka pertama-tama bahan-bahan tersebut perlu dihidrolisis menjadi gula
sederhana yang dapat difermentasikan. Hidrolisis tersebut dapat dilakukan dengan bantuan enzim
dari barley malt (biji sejenis gandum yang telah dirandam, dikecambahkan, dan dikeringkan) atau
kapang atau dengan pemanasan bahan yang telah diasamkan (Irianto,koes,2006:213).
Reaksi
Perubahan biokimiawi yang dilakukan oleh khamir adalah
C6H12O6 + khamir 2C2H5OH + 2CO2
Minuman beralkohol
Minuman beralkohol seperti bir dan anggur diproduksi dengan fermentasi alkohol bahan yang
mengandung gula menjadi etanol dan CO2. Fermentasi dilakukan oleh jenis khamir
Saccharomyces.
b. Jamur ragi
Jamur Saccharomyces cerevisiae adalah jamur yang digunakan dalam industri
fermentasi karena kemampuannya dapat menghasilkan alkohol. Saccharomycesce cerevisiae
adalah jamur bersel tunggal yang telah melekat mikstones dalam kehidupan dunia. Jamur ini
merupakan mikroorganisme pertama yang dikembangbiakkan oleh manusia untuk membuat
makana (sebagai ragi roti, sekitar 100 SM, Romawi kuno) dan sebagai minuman (sebagai jamur
fermentasi bir dan anggur, sekitar 700 SM di Assyria, Caucasia, Mesopotamia, dan Sumaria)
(Irianto,koes,2006:215).
Di Indonesia sendiri, jamur ini telah melekat dalam kehidupan sehari-hari dan digunakan
dalam pembuatan makanan dan minuman seperti tempe, tape dan tuak (Irianto,koes,2006:216).

3. Produk industri dari pemanfaatan kapang

17
Kapang digunakan dalam produksi antibiotik dan berbagai zat kimia enzim dan produk pangan.
Salah satu pemanfaatan kapang ialah proses fermentasi yang digunakan untuk menghasilkan
penisilin (Pelczar dan Chan,2012:932).
a. Produk penisilin
Perkembangan penisilin dan anti biotik lain secara komersial merupakan slah satu
peristiwa hebat yang paling dramatis dalam sejarah mikrobiologi industri (Koes,iranto:219).
Jamur Pinicillium sp merupakan jamur yang menghasilkan antibiotik yang disebut
penisilin (Hidayat,N,.Padaga.MC dan Suhartini,S,2006:24).
Kapang yang diisolasi oleh Fleming (penicillum notatum) di laboratoriumnya menghasilkan
hanya beberapa unit penisilin per militer, suatu jumlah yang amat kecil dibandingkan dengan
kebutuhan pasien yang memerlukan pengobatan dengan jutaan atau miliaran unit. Keefektifan
penisilin yang istimewa sebagai zat kemoterapeutik telah dipertunjukan oleh Sir Howard Florey
dan Ernest B. Chain selama tahun 1939 dan 1941. Karena tekanan perang, para ilmuwan Inggris
membawa kapang itu ke Amerika Serikat dengan harapan dapat mengembangkan produksi
antibiotik tersebut dalam skalar besar. Maka dimulailah suatu program penelitian ekstensif yang
memiliki salah satu prioritas masa perang yang paling tinggi. Dalam waktu relatif singkat asil
penisilin meningkat seribu kali. Perkembangan-perkembangan yang turut meningkatkan hasil
yang luar biasa ini ialah (Koes,iranto,2006:221):
a. Perbaikan komposisi medium
b. Isolasi spesies kapang penghasil penisilin yang lebih baik, yaitu
Penicilium chrysogenum.
c. Perkembangan teknik biakan dibawah permukaan: kultivasi kapang
dalam media cair bervolum tinggi yang dialiri udara steril.
d. Produksi galur-galur mutan dari Penicillium chrysogenum yang
mampu menghasilkan penisilin dalam jumlah muatan besar. Sederetan mutan yang diperoleh
dengan bantuan radiasi sinar-X dan ultraviolet menghasilkan galur-galur kemampuan istimewa
dalam sintesis penisilin.
e. Penambahan zat kimia kedalam medium yang berfungsi sebagai
prekursor bagi sintesis penisilin.
f. Menyempurnakan metode-metode untuk memisahkan penisilin dari
campuran hasil fermentasi (Pelczar dan Chan,2012:933).

18
Sebagian besar antibiotik lain diproduksi dengan cara yang serupa. Perbedaan utama yang
terletak pada jenis mikroorganisme yang digunakan, komposisi medium, dan metodeekstraksi.
Peralatan fermentasi yang sama dapat digunakan untuk memproduksi lebih dari satu macam
antibiotik (Pelczar dan Chan,2012:934), (Koes,iranto,2006:223).
Langkah-langkah utama dalam produksi penisilin secara komersial disajikan secara
skematis pada Gambar 2.8. Perubahan-perubahan biokimiawi yang terjadi selama proses
fermentasi (pertumbuhan, produksi penisilin, perubahan dalam medium).
Medium yang terdiri dari ekstrak jagung, laktosa, garam dan komponen lain dicampur,
disterilkan, didinginkan, dan dipompakan kedalam fermentasi (A). Kapang Penicellium
chrysogenum dipindahkan dari biakan agar miring kedalam sekam dan suspensi spora dari sekam
dipindahkan kedalam wadah berisikan medium, yang pada gilirannya digunakan untuk
menginokulasi tangki bibit (B). Fermenter diinokulasi dengan biakan dari bibit, udara steril
dialirkan kedalam fermenter selama inkubasi (C). Setelah diperoleh hasil penisilin maksimum,
miselium kapang dipisahkan dengan penyaringan dan penisilin dipisahkan dalam bentuk murni
melalui sederatn prosedur yang meliputi pengendapan, pelarutan kembali,dan penyaringan (D).
Menunjukkan pertambahan jumlah antibiotik berkaitan dengan peningkatan pertumbuhan (berat
miselium), peningkatan pH (produksi asam) dan penuruna jumlah gula pereduksi didalam
medium.

b. Produksi Enzim
Beberapa spesies kapang dapat mensintesis sejumlah besar enzim. Jumlah yang dihasilkan
dan diekskresikan ke dalam medium memungkinkan untuk mengumpulkan enzim ini serta
memekatkannya untuk penerapan di dalam industri. Beberapa di antara enzim ialah pektinase,
invertase, amilase, dan protase. Amilase menghidrolisis pati menjadi desktrin dan gula
digunakan untuk membuat lem dan bahan perekat, melepaskan perekat dari tekstil, menjernihkan
sari buah, membuat bahan-bahan farmasi, dan lain-lain (Pelczar dan Chan,2012:936),
(Koes,iranto,2006:223).
Invertase menghidrolis sukrose menjadi campuran glukosa dan levulosa dan banyak
digunakan dalam pembuatan gula-gula dan sirop yang tak dapat dikristalkan dari sukrosa.
Protease digunakan terhadap kulit untuk memperhalus tekstur dan uratnya dan pada langkah-
langkah pengolahan kulit lainnya, membuat cairan perekat, melepaskan perekat dari kain sutra,
menjernihkan kekeruhan oleh protein dalam bir, dan digunakan bersama sabun untuk mencuci

19
pakaian. Selama berabad-abad, jauh sebelum orag mengetahui peranan enzim didalam
menghasilkan kulit bintang, perlakuan ini diberikan dengan cara merendam kulit tersebut didalam
suspensi kotoran anjing dan unggas. Kini larutan enzim baku telah menggantikan ramuan kotoran
hewan. Pektinase digunakan untukmenjernihkan sari buah dan juga menghidrolisis pektin dalam
batang tanaman rami guna membebaskn serai-serai selulosa untuk membuat kain linen dan
karung goni (Pelczar dan Chan,2012:936), (Koes,iranto,2006:223).
Potensi penggunaan enzim didalam industri telah meningkat dengan nyta karena
berkembangnya teknologi enzimang dimobilisasi. Dalam teknik ini, enzim diikat (dibuat tidak
mobil) pada suatu matriks yang tidak dapat larut; kemudian substrat dilakukan pada lapisan
enzim yang dimobilisasi ini dan pada saat bersaam enzim akan menubah substrat tersebut. Teknik
tersebut menawarkan beberapa hal yang menarik seperti: Enzim dapat digunakan berulang-ulang
dan tidak hilang atau rusak; umur penggunaan enzim menjadi jauh lebih panjang. Enzim tidak
mengkontaminasi produk (Koes,iranto,2006:224).
c. Pengubahan Steroid
Pada tahun 1949 telah dipertunjukan bahwa kortison steroid berpengaruh nyata dalam
pengobatan rematoid artritis. Penemuan ini membuka jalan bagi penyelidikan ekstensif terhadapa
berbagai macam steroid yang mungkin dipergunakan sebagai bahan terapeutik. Dewasa ini
bnayak hormon steroid telah dikenali sebagai baan terapeutik yang sangat bermanfaat bagi
pengobatan artritis, rematik, leukimia, anemia hemolitik, dan banyak penyakit lain (Pelczar dan
Chan,2012:937), (Koes,iranto,2006:224).
Steroid merupakan substansi kimiawi yang kompleks. Sintesis kimiawi persenyawaan
macam ini sangat sukar dan mahal. Pada awal 1950-an ditemukan bahwa beberapa cendawan
tertentu dapat menyebabkan perubahaan kimiawi pada substansi steroid berasal daari tanaman
dan hewan, yaitu mengubahnya menjadi steroid yang aktif untuk pengobatan. Penemuan tersebut
merupakan awal dari usaha untuk persenyawaan-pesenyawaan ini. Dengan menggunakan
keterampilan gabungan para ahli kimia organik dan mikrokrobiologi telah banyak dihasilkan
steroid bernilai terapeutik tinggi. Suatu contoh mengenai macam perubahan yang dilakukan
mikroorganisme pada progesteron (steroid dari hewan termasuk manusia).

Salah satu contoh dari banyak steroid yang dapat dihasilkan dengan bantan kerja enzim
dari berbagai cendawan dan bakteri terhadap progesteron. Contoh ini menggambarkan ketepatan
serta kekhususan pengubahan suatu molekul organik yang kompleks oleh enzim mikrobial.

20
Banyak steroid penting lain dihasilkan dengan cara mengeksposikan progesteron pada
mikroorganisme terpilih. Steroid ddigunakan untuk mengobati keadaan-keadaan tidak sehat
seperti artritis, kondisi yang meradang, dan renjatan (Irianto,koes,2006:224).

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mikroorganisme dalam Industri


Kegiatan mikroba dipengaruhi oleh faktor lingkungannya. Perubahan dilingkungan dapat
mengakibatkan terjadinya perubahan sifat morfologi dan fisiologi mikroorganisme. Beberapa
golongan mikroorganisme resisten terhadap perubahan lingkungan karena dengan cepat
melakukan adaptasi dengan lingkungan. Faktor-faktor lingkungan yang sering mempengaruhi
pertumbuhan mikroba antara lain (Anonim, 2010):
a) Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan mikroba. Beberapa mikroba mampu
hidup dalam kisaran suhu yang luas. Terkait dengan suhu pertumbuhan maka dikenal suhu
minimum, maksimum dan optimum. Suhu minimum adalah suhu yang paling rendah dimana
kegiatan mikroba masih berlangsung. Suhu optimum adalah suhu yang paling baik untuk
kehidupan mikroba. Sedangkan suhu maksimum adalah suhu tertinggi yang masih dapat
menumbuhkan mikroba tetapi pada tingkat kegiatan fisisologi yang paling rendah.
Atas dasar suhu perkembangannya mikroba dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu psikofil,
mesofil dan termofil.
Mikroba psikofil/kriofil dapat tumbuh pada suhu antara 0o C-30o C, dengan suhu optimum
15OC. Kebanyakan tumbuh ditempat-tempat dingin, baik di daratan maupun dilautan.
Mikroba mesofil mempunyai suhu optimum antara 25-37oC, dengan suhu minimum 15oC
dan suhu maksimum antara 45-55oC. Mikroba ini biasa hidup pada tanah dan perairan.
Mikroba termofil mempunyai suhu pertumbuhan antara 40-75oC, dengan suhu optimum 55-
60oC.
b) Kelembaban
Tiap jenis mikroba mempunyai kelembaban optimum tertentu. Pada umumnya khamir dan
bakteri membutuhkan kelembapan yang lebih tinggi dibandingkan jamur. Banyak mikroba yang
tahan tahan hidup dalam keadaan kering untuk waktu yang lama. Misalnya mikroba yang
membentuk spora dan mentuk-bentuk Krista.
c) pH

21
Berdasarkan pH yang ada, mikroba dikenal dengan asidofil, neurofil, dan alkalifil. Asidofil
adalah mikroba yang dapat tumbuh pada pH antara 2,0-5,0. Mikroba neutrofil adalah mikroba
yang mampu tumbuh pada kisaran pH 5,5-8,0 sedangkan mikroba alkalifil dapat tumbuh pada
kisaran pH 8,4-9,5. Bakteri memerlukan pH 6,5-7,5, khamir memerlukan pH 4,0-4,5, sedangkan
jamur mempunyai kisaran pH yang luas.
d) Ion-ion logam
Ion-ion logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au dan Pb pada kadar yang sangat rendah dapat bersifat
toksik. Daya bunuh logam berat pada kadar rendah disebut oligodinamik. Ion-ion logam dapat
mengganggu sistem enzim sel. Misalnya Hg++ akan bergabung dengan gugus sulfidril (-SH)
dalam enzim sehingga aktivitas enzim dengan gugus aktif sulfidril akan terhambat aktivitasnya.
Ion-ion Li++ dan Zn++ bersifat toksik bagi Lactobacillus dan Leuconostoc, namun demikian jika
Ph diturunkan maka peracunan Li++ dan Zn++ dapat dikurangi.

e) Iradiasi
Radiasi pengion dicirikan oleh energi yang sangat tinggi dan kemampuan penetrasi yang besar.
Demikian juga sifat letalnya. Penggunaan radiasi pengion terutama pada bidang farmasi,
kedokteran,proses industri, serta digunakan dalam bidang mikrobiologi, misalnya menggunakan
sinar ultraviolet dan sinar gamma.
Sinar UV yang paling efektif dalam membunuh mikroorganisme adalah yang memiliki
panjang gelombang yang dekat dengan 260 nm, dengan energi kuantum sekitar 4,9 Ev. Sinar
dengan panjang gelombang dibawah 200 nm tidak efektif karena mudah diserap oleh oksigen
atmosfir. Sinar dengan panjang gelombang 360-450 nm umumnya disebut UV gelombang
panjang dan biasa digunakan untuk menstimulasi flourisensi, misalnya untuk menunjukkan
adanya pigmen pseudomonas pada telur.
Penggunaan lain UV pada bidang industri bahan makanan adalah pada ruang pendingin
yang dipergunakan untuk menyimpan daging. Tujuannya dalah untuk menunda pertumbuhan
mikroba permukaan. Iradiasi ultraviolet dengan internsitas 2 mW/cm2 terhadap pseudomonas
pada daging dapat mengurangi kecepatan pertumbuhannnya menjadi 85% bila dibandingkan
dengan kontrol, dan akan menjadi 75% bila intensitas pada permukaan 24 mW/cm2.

22
Sinar gamma, iradiasi gamma telah digunakan sebagai metode dalam pengawetan pangan di
beberapa Negara seperti Belgia, Perancis, Jepang dan Belanda. Di Indonesia sendiri baru
dilakukan dalam skala laboratorium. Proses dilakukan dengan penyinaran pangan dengan
menggunakan kobalt radioisotope (60oC). Iradiasi akan mempengaruhi fungsi metabolisme dan
fragmentasi DNA yang dapat mengakibatkan kematian sel mikroba sehingga memperbaiki
kualitas mikrobiologis pangan dengan mengurangi jumlah jasad perusak dan pathogen.
Selain faktor di atas, mikroba juga melakukan interaksi, sebab di alam jarang dijumpai mikroba
yang hidup sebagai biakan murni, tetapi selalu berada dalam asosiasi dengan jasad lain. Interaksi
antar mikroba dapat terjadi antara dua mikroba yang sama ukuran selnya (dua sel bakteri, dua sel
protozoa) atau antara dua sel yang berbeda ukurannya (sel bakteri dengan sel protozoa). Dua sel
yang ukurannya sama memiliki kebutuhan nutrisi yang kurang lebih sama, sebab susunan
molekul suatu sel pada umumnya relatif sama. Berbeda halnya jika ukuran sel berbeda,
kebutuhan ruang berbeda. Protozoa membutuhkan ruang ribuan kali lebih besar daripada bakteri.
Begitu juga dengan kebutuhan nutrisinya. Contohnya interaksi antar Pseudomonas synoyanea
dengan Sterptococcus lactis yang menyebabkan terjadinya warna biru pada susu.

E. Peranan Mikroba dalam Mikrobiologi Industri


Produksi Bahan Kimia Farmasi yang Bernilai Komersil
Antibiotika
Antibiotika merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dan dapat
menghambat atau membunuh mikroorganisme lain. Perkembangan antibiotika sebagai zat untuk
pengobatan penyakit infeksi lebih banyak mempengaruhi penggunaan obat dibandingkan dengan
perkembangan antibiotik itu sendiri. Antibiotika merupakan produk metabolisme sekunder.
Meskipun hasilnya relatif rendah dalam sebagian besar industri fermentasi, tetapi karena aktivitas
terapetiknya tinggi maka menjadi memiliki nilai ekonomik tinggi, oleh karena itu antibiotika
dibuat secara komersial melalui fermentasi mikroba. Beberapa antibiotika dapat disintesis secara
kimia, tetapi karena kompleksitas bahan kimia antibiotika dan cenderung menjadi mahal, maka
tidak memungkinkan sintesis secara kimia dapat bersaing dengan fermentasi mikroorganisme.
Penggunaan antibiotika secara komersial, pertamakali dihasilkan oleh fungi berfilamen
dan oleh bakteri kelompok Actinomycetes. Seringkali, sejumlah senyawa kimia berhubungan
dengan keberadaan antibiotika, sehingga dikenal famili antibiotik. Antibiotika dapat

23
dikelompokkan berdasarkan struktur kimianya. Sebagian besar antibiotika digunakan secara
medis untuk mengobati penyakit bakteri, meskipun sebagian diketahui efektif menyerang
penyakit fungi. Secara ekonomi dihasilkan lebih dari 100.000 ton antibiotika per tahun, dengan
nilai penjualan hampir mendekati $ 5 milyar.
Tabel 2.2 Beberapa antibiotika yang dihasilkan secara komersial
Antibiotika Mikrorganisme penghasil Tipe mikroorganisme
Basitrasin Bacillus subtilis Bakteri pembentuk-spora
Sefalosporin Cephalosporium sp. Fungi
Kloramfenikol Sintesis senyawa kimia (dulu oleh Actinomycete
Streptomyces
venezuelae)
Sikloheksimid Streptomyces griseus Actinomycete
Sikloserin Streptomyces orchidaceus Actinomycete
Erytromisin Streptomyces erythreus Fungi
Griseofulvin Penicillium griseofulvin Actinomycete
Kanamisin Streptomyces kanamyceticus Actinomycete
Linkomisin Streptomyces lincolnensis Actinomycete
Neomisin Streptomyces fradiae Actinomycete
Nistatin Streptomyces noursei Fungi
Penisilin Penicillium chrysogenum Bakteri pembentuk-spora
Polimiksin B Bacillus polymyxa Actinomycete
Streptomisin Streptomyces griseus Actinomycete
Tetrasiklin Streptomyces rimosus Actinomycete

Pencarian Antibiotika Baru


Bahan antibiotik yang sudah diketahui, lebih dari 8.000, dan beberapa ratus antibiotika
ditemukan dalam beberapa tahun. Dan sejumlah peneliti mempercayai bahwa berbagai
antibiotika baru dapat ditemukan lagi jika penelitian dilakukan terhadap kelompok
mikroorganisme selain Streptomyces, Penicillium, dan Bacillus. Sekali diketahui urutan struktur
gen mikroorganisme penghasil-antibiotika, dengan teknik rekayasa genetika memungkinkan
pembuatan antibiotika baru.
Cara utama dalam menemukan antibiotika baru yaitu melalui screening. Dengan
pendekatan tersebut, sejumlah isolat yang kemungkinan mikroorganisme penghasil-antibiotika
24
yang diperoleh dari alam dalam kultur murni, selanjutnya isolat tersebut diuji untuk produksi
antibiotika dengan bahan yang diffusible, yang menghambat pertumbuhan bakteri uji. Bakteri
yang digunakan untuk pengujian, dipilih dari berbagai tipe, dan mewakili atau berhubungan
dengan bakteri patogen.
Prosedur pengujian mikroorganisme untuk produksi antibiotika adalah metode gores
silang, pertamakali digunakan oleh Fleming. Dengan program pemisahan arus, ahli mikrobiologi
dapat dengan cepat mengidentifikasi, apakah antibiotika yang dihasilkan termasuk baru atau
tidak. Sekali ditemukan organisme penghasil antibiotika baru, antibiotika dihasilkan dalam
sejumlah besar, dimurnikan, dan diuji toksisitas dan aktivitas terapeutiknya kepada hewan yang
terinfeksi. Sebagian besar antibiotika baru gagal menyembuhkan hewan uji, dan sejumlah kecil
dapat berhasil dengan baik. Akhirnya, sejumlah antibiotika baru ini sering digunakan dalam
pengobatan dan dihasilkan secara komersial.
Tabel 2.3 Klasifikasi antibiotika sesuai dengan struktur kimianya
Antibiotika Contoh
1. Antibiotika mengandung-karbohidrat
- Gula murni Nojirimisin
- Aminoglikosida Streptomisin
- Ortosomisin Everninomisin
- N-glikosida Streptotrisin
- C-glikosida Vankomisin
- Glikolipid Moenomisin
2. Lakton makrosiklik
- Antibiotik makrolida Eritromisin
- Antibiotik polien Kandisidin
- Ansamisin Rifamisin
- Makrotetrolida Tetranaktin
3. Quinon dan antibiotika yang berhubungan.
- Tetrasiklin Tetrasiklin
- Antrasiklin Adriamisin
- Naftoquinon Aktinorodin
- Benzoquinon Mitomisin
4. Antibiotika peptida dan asam amino

25
- Turunan asam amino Sikloserin
- Antibiotik b-laktam Penisilin
- Antibiotik peptida Basitrasin
- Kromopeptida Aktinomisin
- Depsipeptida Valinomisin
- Peptida pembentuk-selat Bleomisin
5. Antibiotika heterosiklik mengandung nitrogen
- Antibiotika nukleosida Polioksin
6. Antibiotika heterosiklik mengandung oksigen
- Antibiotika polieter Monensin
7. Turunan alisiklik
- Turunan sikloalkan Sikloheksimida
- Antibiotika steroid Asam fusidat
8. Antibiotik aromatik
- Turunan benzen Kloramfenikol
- Antibiotika aromatik terkondensasi Griseofulvin
- Eter aromatik Novobiosin
9. Antibiotika alifatik
- Senyawa mengandung fosfor Fosfomisin

26
DAFTAR PUSTAKA

http://novitasariyaman.blogspot.co.id/2015/10/makalah-mikrobiologi-industri.html

http://yayanajuz.blogspot.co.id/2012/07/makalah-peran-mikroba-dalam-industri.html

Pelczar,M.J dan Chan,E.C.S.2012.Dasar-dasar Mikrobiologi 2.Universitas

Indonesia:Jakarta (hal 923-940).

Irianto,koes.2006.Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme.CV. Yrama

Widya:Bandung (hal:209-229).

Hidayat,N,.Padaga,M.C dan Suhartini.2006.Mikrobiologi

Industri.ANDI:Yogyakarta (hal:15-24).

Sardjoko.1991.Bioteknologi Latar Belakang dan Beberapa Penerapannya.PT.

Gramedia Pustaka Utama:Jakarta (hal:94-124).

Pelczar,M.J dan Chan,E.C.S.2006Dasar-dasar Mikrobiologi 1.Universitas

Indonesia:Jakarta (hal: 51).

Anonim.Diktat Kuliah Dasar-dasar Mikrobiologi.Universitas Muhammadiah

Palembang:Palembang (hal:36-71).

27

Anda mungkin juga menyukai