Anda di halaman 1dari 19

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PRAKTIKUM BIOKIMIA
LAPORAN PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN
ENZIM

OLEH :
NAMA : DWI ULFA MAHARANI
STAMBUK : 15020220177
KELAS : C8
KELOMPOK : 2 (DUA)
ASISTEN : IRMAWAN, S. Farm

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan yang panjang dan sehat bersumber dari satu kata
yaitu enzim. Enzim merupakan katalis protein aktif secara biologis.
Apapun makhluk hidup baik itu hewan maupun tumbuhan selalu ada
enzim. Enzim berperan dalam seluruh aktivitaa enzim dalam
pertahanan kehidupan, seperti penguraian, transportasi, sintesis, dan
ketersediaan energi. Semua kegiatan tersebut tidak akan terlaksana
tanpa enzim. Enzim makanan dapat diguanakan untuk melengkapi
produksi alami tubuh dari enzim ini. Enzim dating dalam berbagai
macam dan masing-masing memiliki tujuan yang berbeda.
Berbagai produk yang kita gunakan tersebut tanpa kita sadari
merupakan hasil dari aplikasi bioteknologi yang melibatkan peranan
enzim. Enzim merupakan bagian penting dalam bioteknologi, baik skala
kecil-menengah maupun skala industry. Enzim digunakan secara luas
dalam bidang indsutri pangan, detergen, pakan terbak, energi, tekstil,
riset, bioteknologi serta medis. Penggunaan enzim diberbagai bidang
industry mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini karena
penggunaan enzim memiliki berbagai keunggulan, antara lain
mempersingkat waktu pemrosesan menurunkan asupan energi,
bersifat ramah lingkungan dan tidak toksik. Enzim yang diperoleh
secara alami dari organisme seringkali tidak bekerja secara optimal
pada proses yang dikondisikan secara buatan.
Enzim merupakan biokatalisator berperan sebagai katalis yaitu
mempercepat reaksi suatu senyawa kimiawi didalam sel tanpa habis
bereaksi. Pengunaan enzim didalam berbagai bidang telah
berkembang pesat karena sifat enzim yaitu dapat mempercepat reaksi,
hal ini yang menjadi salah satu alasan enzim banyak digunakan
sebagai katalis didalam laboratorium maupun industri. Jenis-jenis
enzim antara lain adalah enzim amilase, selulase, kitinase dan

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN, S. Farm


15020220177
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

pektinase. Masing-masing enzim memiliki peranan yang berbeda-beda


karena enzim bersifat spesifik. Amilase merupakan enzim yang dapat
menghidrolisis bahan-bahan berupa pati menjadi monomer yang lebih
sederhana dalam bentuk glukosa, dekstrosa, fruktosa dan maltose.
Pektinase adalah enzim yang digunakan dalam degradasi molekul
pektin. Pektinase merupakan salah satu jenis enzim pangan dunia yang
banyak digunakan oleh industri pangan. Kitinase adalah enzim yang
dapat mendegradasi kitin dan banyak dimanfaatkan sebagai agen
biokontrol terutama bagi tanaman yang terserang infeksi mikroba.
Enzim selulase mampu mendegradasi selulosa melalui proses katalis
yang bekerja secara sinergis untuk melepaskan gula (glukosa) Semua
makhluk hidup di dunia ini menghasilkan enzim, baik tubuh manusia,
hewan dan tumbuhan bahkan mikroorganisme.
α-amilase merupakan enzim yang berperan dalam proses
degradasi pati menjadi bentuk yang lebih sederhana, baik pada
mikroorganisme, tumbuhan dan manusia. Amilase dapat ditemui pada
beberapa organisme baik pada tanaman maupun hewan karena
memiliki substrat yang bersifat universal, dimiliki oleh hampir seluruh
organisme. Substrat berupa amilum dikonversi oleh amilase dengan
memecah ikatan α-1,4-glikosida dan α-1,6-glikosida. Berdasarkan
daerah awal kerjanya enzim amilase dibedakan menjadi dua yakni
endoamilase dan eksoamilase. Endoamilase memecah amilum dari
bagian tengah molekul dan disebut α-amilase, sedangkan eksoamilase
memecah amilum dari bagian luar molekul dan disebut β-amilase.
Enzim α-amilase merupakan kelompok enzim yang merombak amilum
menjadi senyawa turunan yang berukuran lebih kecil. Senyawa baru
yang terbentuk dapat berupa glukosa, maltosa dan dekstrin.
Peningkatan suhu akan meningkatkan energi kinetik molekul.
Peningkatan energi kinetik molekul juga meningkatkan gerakan molekul
sehingga frekuensi tumbukan juga meningkat. Kombinasi tumbukan
yang lebih sering dan lebih berenergi serta produktif ini akan

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN, S. Farm


15020220177
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

meningkatkan laju reaksi. Setiap enzim memiliki suhu optimal, yaitu


saat laju reaksinya paling cepat.
1.2 Maksud Praktikum
. Adapun maksud dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu
menentukan pH optimum aktivitas enzim amilase.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu mahasiswa mampu
menentukan pH optimum aktivitas enzim amilase.

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN, S. Farm


15020220177
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Enzim merupakan biokatalisator berperan sebagai katalis yaitu
mempercepat reaksi suatu senyawa kimiawi didalam sel tanpa habis
bereaksi. Pengunaan enzim didalam berbagai bidang telah berkembang
pesat karena sifat enzim yaitu dapat mempercepat reaksi, hal ini yang
menjadi salah satu alasan enzim banyak digunakan sebagai katalis
didalam laboratorium maupun industri. Jenis-jenis enzim antara lain
adalah enzim amilase, selulase, kitinase dan pektinase. Masing-masing
enzim memiliki peranan yang berbeda-beda karena enzim bersifat
spesifik. Amilase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis bahan-
bahan berupa pati menjadi monomer yang lebih sederhana dalam
bentuk glukosa, dekstrosa, fruktosa dan maltose. Pektinase adalah
enzim yang digunakan dalam degradasi molekul pektin. Pektinase
merupakan salah satu jenis enzim pangan dunia yang banyak
digunakan oleh industri pangan. Kitinase adalah enzim yang dapat
mendegradasi kitin dan banyak dimanfaatkan sebagai agen biokontrol
terutama bagi tanaman yang terserang infeksi mikroba. Enzim selulase
mampu mendegradasi selulosa melalui proses katalis yang bekerja
secara sinergis untuk melepaskan gula (glukosa) Semua makhluk hidup
di dunia ini menghasilkan enzim, baik tubuh manusia, hewan dan
tumbuhan bahkan mikroorganisme (Kurniawati, dkk., 2019).
Berbagai produk yang kita gunakan tersebut tanpa kita sadari
merupakan hasil dari aplikasi bioteknologi yang melibatkan peranan
enzim. Enzim merupakan bagian penting dalam bioteknologi, baik skala
kecil-menengah maupun skala industry. Enzim digunakan secara luas
dalam bidang indsutri pangan, detergen, pakan terbak, energi, tekstil,
riset, bioteknologi serta medis. Penggunaan enzim diberbagai bidang
industry mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini karena
penggunaan enzim memiliki berbagai keunggulan, antara lain

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN, S. Farm


15020220177
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

mempersingkat waktu pemrosesan menurunkan asupan energi,


bersifat ramah lingkungan dan tidak toksik. Enzim yang diperoleh
secara alami dari organisme seringkali tidak bekerja secara optimal
pada proses yang dikondisikan secara buatan (Sihotang, 2022).
Enzim adalah molekul protein yang berperan sebagai biokatalis,
yaitu mengkatalisis reaksi-reaksi metabolisme yang berlangsung di
dalam sel mahkluk hidup. Enzim pada umumnya terdiri dari protein
globular yang disusun oleh urutan asam amino tertentu yang
menentukan struktur maupun aktivitas katalitik enzim. Salah satu enzim
yang penggunaannya sangat besar dalam industri makanan, minuman
maupun bioteknologi di Indonesia adalah enzim amilase. Amilase
adalah enzim hidrolase glikosida yang mengkatalisis pemecahan pati
menjadi gula sederhana. Enzim amilase yang banyak digunakan di
industri yaitu alfa-amilase yang bekerja memecah pati secara acak dari
tengah atau bagian dalam molekul pati (Muliasari dan Lina, 2022).
Seperti katalis-katalis lainnya, enzim juga akan memperkecil
energi aktivasi suatu reaksi kimia. Biokatalisator (enzim) merupakan
katalisator organik yang diproduksi oleh sel. Seperti yang telah
dipaparkan sebelumnya, bahwa enzim merupakan komponen penting
dalam kehidupan hal ini dikarenakan semua reaksi metabolisme akan
dikatalis oleh enzim. Maka dengan kata lain, reaksi metabolisme dan
pertumbuhan sel akan terhambat jika tidak ada enzim. Reaksi enzimatik
ini diperlukan bakteri untuk berkembangbiak, memperoleh makanan/
nutrisi dalam keadaan terlarut sehingga dapat diserap ke dalam sel,
pergerakan, memperoleh energi kimia yang digunakan untuk
biosintesis, dan lain sebagainya. Ada beberapa jenis enzim dalam
sistem pencernaan, salah satunya yakni enzim amilase yang berfungsi
untuk memecah ikatan pada amilum sehingga terbentuknya maltosa.
Enzim ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu α amilase, β amilase dan γ
amilase. Dalam ludah atau saliva dan pankreas terdapat enzim α
amilase. Enzim ini akan memecah ikatan 1-4 yang terdapat dalam

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN, S. Farm


15020220177
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

amilum. Enzim ini juga disebut dengan endo amilase, dikarenakan


enzim ini merupakan bagian dalam atau bagian tengah molekul amilum
(Damira, dkk., 2021).
Enzim amilase merupakan enzim yang mampu menghidrolisis
amilum dan menghasilkan glukosa. Enzim amilase dapat dihasilkan
oleh semua makhluk hidup untuk mengkatalis reaksi biokimia, sehingga
reaksi-reaksi tersebut dapat berlangsung lebih cepat. Enzim amilase
untuk kebutuhan industri diekstraksi dari berbagai jenis sel mahluk
hidup, tetapi pada saat ini enzim lebih banyak diekstraksi dari berbagai
jenis mikroorganisme, sebab mikroorganisme menghasilkan enzim
yang dapat dimanfaatkan manusia dalam jumlah dan jenis yang sangat
bervariasi. Selain itu, mikroorganisme dapat dikultur untuk memperoleh
enzim yang dihasilkan. Produksi enzim amilase yang tinggi, tidak lepas
dengan adanya faktor-faktor yang mendukung keberhasilan produksi
suatu enzim. Faktor yang sangat terpenting adalah suhu, pH dan
substrat yang mengandung kadar pati tinggi. Suhu sangat
memengaruhi aktivitas enzim karena enzim adalah rangkaian asam
amino yang sistem kerjanya berkaitan erat dengan suhu lingkungan
(Istia’nah, dkk., 2020).
Aktivitas enzim bergantung pada konsentrasi enzim dan
keadaan reaksi seperti pH dan suhu. Menurut Lehninger, faktor yang
mempengaruhi aktivitas enzim selain konsentrasi enzim, adalah suhu,
pH substrat, inhibitor, dan aktivator. Hal ini dikarenakan setiap enzim
memiliki pH dan suhu optimum. Jika suhu di bawah suhu optimum,
maka aktivitas enzim akan rendah. Demikian juga dengan pH, jika
dilakukan proses di bawah pH optimum maka aktivitas enzim rendah.
Hal ini terjadi karena struktur tiga dimensi enzim mulai berubah,
sehingga substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim
akibatnya proses katalis tidak dapat berlangsung secara sempurna
(Nurkhotimah, dkk., 2019).
Pada penelitian ini akan digunakan saliva untuk melihat aktivitas

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN, S. Farm


15020220177
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

enzim amilase. Saliva merupakan cairan oral yang tidak berwarna dan
kompleks yang tersusun atas campuran sekresi dari kelenjar ludah kecil
dan besar yang terdapat pada mukosa oral. Saliva juga dikenal dengan
kelenjar air liur maupun kelenjar ludah. Fungsi dari semua kelenjar
ludah yakni untuk membantu mencerna makanan dengan cara
mengeluarkan suatu sekret yang disebut dengan saliva (Rahmawati,
2015).
2.2 Uraian Bahan
Adapun uraian bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
1. Amilum (Ditjen POM, 1979: 93)
Nama Resmi : AMILUM
Nama Lain : Amilum
Rumus Molekul : C6H10O5
Berat Molekul : 50.000 – 60.000 g/mol
Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk halus, kadang berupa


gumpalan kecil tidak berbau, tidak
berwarna.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin
dan etanol 95 %.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
2. Iodium (Ditjen POM, 2020: 757)
Nama Resmi : IODUM
Nama Lain : Iodine
Rumus Molekul : I2
Berat Molekul : 253, 81 g/mol
Rumus Struktur : I─I

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN, S. Farm


15020220177
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

Pemerian : Keping atau granul; berat; hitam


keabu-abuan; bau khas; berkilau
seperti metal
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; mudah
larut dalam karbon disulfida, dalam
kloroform, dalam karbon tetraklorida
dan dalam eter; larut dalam etanol
dan dalam larutan iodida; agak
sukar larut dalam gliserin
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
2.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari praktikum ini adalah:
Sebanyak 4 buah tabung reaksi yang masing-masing diisi
dengan 5 mL larutan kanji 1%. Tabung pertama dicelupkan dalam air
es, tabung kedua pada temperature kamar, tabung ketiga pada air
panas 38℃. Masing-masing tabung ditambahkan 2 tetes saliva encer,
khusus tabung ke empat, saliva encer yang ditambahkan telah
dipanaskan di air mendidih. Pada interval 5 menit, diambil contoh dari
masing-masing tabung dan ditetes pada plat tetes. Tentukan
kecepatan penguraian masing-masing contoh.

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN, S. Farm


15020220177
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini , yaitu tabung
reaksi, pioet tetes, pipet skala, gelas ukur 10 mL.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu larutan
kanji 1%, saliva encer (1:9), dan Iodine
3.3 Cara kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah:
Disiapkan 4 tabung reaksi dan masing-masing tabung diisi
dengan 5 mL larutan kanji 1% dan 2 tetes saliva encer. Tabung pertama
dicelupkan kedalam air es, tabung kedua dibiarkan pada suhu ruang,
tabung ketiga dipanaskan pada air panas suhu 38ºC, dan tabung
keempat saliva yang digunakan telah dipanaskan pada air mendidih.
Pada interval 5 menit, diambil contoh dari masing-masing tabung dan
ditetes pada plat tetes lalu ditentukan kecepatan penguraian masing-
masing contoh.

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN, S. Farm


15020220177
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Pengaruh Temperatur Terhadap Aktivitas Enzim
Warna
Waktu
Tabung I Tabung II Tabung III Tabung IV
(Menit)
(suhu dingin) (suhu ruang) (suhu 38ºC) (suhu panas)
5 ++++ ++++ ++++ ++++
10 ++++ - ++++ ++++
15 ++++ - ++++ ++++
20 ++++ - ++++ ++++
25 ++++ - ++++ ++++
30 ++++ - ++++ ++++
35 ++++ - - ++++
40 ++++ - - ++++
Keterangan :
++++ : Biru tua
+++ : Biru muda
++ : Hampir biru
+ : Hampir bening
4.2 Pembahasan
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai
katalis dalam suatu reaksi kimia organik. Fungsi enzim sebagai
biokatalisator suatu reaksi kimia. Energi yang diperlukan oleh enzim di
dalam reaksi kimia sangat kecil sehingga berfungsi menurunkan energi
aktivasi. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim, yaitu pada suhu
rendah aktivitas enzim kecil karena tumbukan antar partikel rendah.
Sedangkan dengan adanya peningkatan suhu reaksi enzim yang
dikatalisis akan meningkat pula. Diketahui bahwa aktivitas enzim
sangat dipengaruhi oleh temperatur dan kisaran temperatur optimum
untuk aktivitas enzim adalah 35 – 40ºC, dan pada temperatur di atas

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN, S. Farm


15020220177
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

optimum, terjadi penurunan aktivitas enzim yang disebabkan karena


terjadi denaturasi yaitu kerusakan enzim karena suhu tinggi. Dimana
tujuan dari percobaan ini yaitu agar mampu menentukan temperature
optimum untuk aktivitas enzim amilase,
Hasil percobaan menunjukkan hanya amilum yang menunjukkan
reaksi positif karena dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang
membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi
pada tiap unit glukosanya. Hal inilah yang menyebabkan amilum
berwarna biru kehitaman. Percobaan tersebut sesuai dengan pendapat
Fessenden (1986) yang menyatakan bentuk rantai heliks ini
menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodin
yang dapat masuk ke dalam spiralnya sehingga menyebabkan warna
biru tua pada kompleks tersebut. Uji pati-iodium berdasarkan pada
penambahan iodium pada suatu polisakarida yang menyebabkan
terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna spesifik. Amilum atau pati
dengan iodium menghasilkan warna biru, glikogen dan sebagian pati
yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna merah
coklat. Adapun pengujian yang telah dilakukan yaitu pada suhu dingin,
suhu ruang/kamar, suhu 38ºC, dan suhu pada air panas.
Suhu dingin. Pada pengujian ini dari menit ke 5 sampai dengan
menit ke 40 didapatkan hasil warna yaitu biru tua yang menandakan
tidak terjadinya hidrolisis pati karena suhu terlalu dingin.
Suhu ruang. Pada pegujian enzim pada suhu ruang, pada menit
ke 5 enzim masih tetap tidak bekerja, tetapi padamnit ke 10 enzim
sudah bekerja menghidrolisis pati yang ditandai dengan terjadinya
perubahan warna yaitu dari berwarna biru tua menjadi berwarna
kuning.
Suhu 38ºC. Pada pengujian ini didapati hasil berwarna biru tua
pada menit ke 5 sampai 30. Dan pada menit ke 35 sampai 40 enzim
dapat menghidrolisis pati yang ditandai dengan terjadinya perubahan
warna yaitu menjadi berwarna iod. Hal ini menunjukkan bahwa enzim

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN, S. Farm


15020220177
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

bekerja secara optimum pada suhu ruang dan suhu 38ºC. Pada suhu
optimum, maka kecepatan reaksi enzimatik mencapai akan berada
pada puncaknya, dan 37°C merupakan suhu optimum enzim dalam
tubuh manusia. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan dimana
pada tabung uji enzim amilase pada saliva dimasukkan ke dalam
waterbath dengan tujuan untuk meningkatkan kerja enzim. Maka hasil
menunjukkan bahwa enzim dapat bekerja secara optimal pada menit
ke 35 dan 40.
Suhu panas. Pada pengujian ini didapati hasil sampel pada
setiap interval tidak mengalami perubahan atau tetap berwarna biru tua
karena apabila suhunya dinaikkan secara terus menerus, hal ini akan
mengakibatkan berkurangnya jumlah enzim yang aktif. Hal ini
dikarenakan enzim mengalami denaturasi atau rusak.

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN, S. Farm


15020220177
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

BAB 5 KESIMPULAN DAN PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan pada praktikum kali ini adalah
semakin tinggi suhu pengujian maka aktivitas enzim akan hilang atau
tidak bekerja (terdenaturasi) dan semakin rendah suhu maka aktivitas
enzim dalam menghidrolisis amilum belum bekerja secara sempurna.
Jadi enzim yang diujikan kali ini bekerja optimum pada suhu ruang dan
pada suhu 38ºC.
5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum ini adalah diharapkan praktikan
lebih teliti dalam memperhatikan interval waktu pengujian dan
melakukan percobaan sesuai prosedur agar hasil yang didapatkan
sesuai.

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN, S. Farm


15020220177
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

DAFTAR PUSTAKA
Damira, dkk. 2021. Aktivitas Enzim Amilase pada Saliva dan Enzim
Protease pada Sekret Pankreas Rana esculenta. Prosiding
SEMNAS BIO 2021. Universitas Negeri Padang. Volume 01 2021.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : Kemetrian


Kesehatan Republik Indonesia.

Ditjen POM. 2020. Farmakope Indonesia edisi VI. Jakarta : Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia.

Istia’nah, Dina., dkk. 2020. Karakterisasi Enzim Amilase dari Bakteri


Bacillus megaterium pada Variasi Suhu, pH dan Konsentrasi
Substrat. Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Volume 2, Nomor 1.

Kurniawati, Laily., dkk. 2019. Pengaruh Variasi Suhu dan Waktu Inkubasi
Terhadap Aktivitas Enzim Selulase dari Bakteri Serratia marcescens.
Jurnal Akademika Biologi. Universitas Diponegoro. Volume 8, Nomor
1.

Muliasari, Handa dan Lina Permatasari. 2022. Studi awal uji aktivitas enzim
amilase dari tumbuhan secara kualitatif berdasarkan perbedaan
suhu dan konsentrasi substrat. Journal of Agritechnology and Food
Processing. Universitas Mataram. Volume 2, Nomor 1.

Nurkhotimah, dkk. 2017. Pengaruh Suhu Dan Ph Terhadap Aktivitas Enzim


Fosfatase Bakteri Termofilik Sungai Gendol Pasca Erupsi Merapi.
Jurnal Prodi Biologi. Universitas Negeri Yogyakarta. Volume 6,
Nomor 8.

Rahmawati, Ida.,dkk. 2015. Perbedaan pH Saliva Antara Sebelum dan


Sesudah Mengkonsumsi Minuman Ringan. Jurnal Skala Kesehatan.
Volume 6, Nomor 1.

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN, S. Farm


15020220177
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

Sihotang, Saipul., dkk. 2022. Pengantar Bioteknologi. Makassar: CV. Tohar


Media.

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN, S. Farm


15020220177
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

LAMPIRAN
SKEMA KERJA
Disiapkan 4 buah tabung reaksi

Masing-masing tabung diisi 5 mL larutan kanji 1% dan


2 tetes saliva encer

Tabung pertama dicelupkan dalam air es

Tabung kedua pada temperatur kamar

Tabung ketiga pada air suhu 38ºC

Tabung keempat saliva yang ditambahkan setelah


saliva tersebut dipanaskan pada air mendidih

Setiap interval 5 menit teteskan pada plat


tetes dan tetesi 1 tetes iodine

Tentukan kecepatan penguraian masing-


masing contoh

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN, S. Farm


15020220177
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

LEMBAR KERJA

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN, S. Farm


15020220177
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

DOKUMENTASI

DWI ULFA MAHARANI IRMAWAN, S. Farm


15020220177

Anda mungkin juga menyukai