Anda di halaman 1dari 1

Nama : Rohma Parwati

NIM : 205070301111021
Kelas/Presensi : 2A3/26
TAHU CAMPUR

Sumber : idntimes.com

Tahu campur merupakan salah satu makanan tradisional khas Jawa Timur, tepatnya berasal
dari Lamongan. Tahu campur terbuat dari bahan-bahan seperti, daging sapi kenyal, tahu goreng, taoge,
selada air, dan mie kuning. Semua bahan ini dipotong-potong kemudian disiram dengan kuah yang
terbuat dari aneka bumbu-bumbu yang sudah dicampur dengan petis. Untuk menambah citarasa, tahu
campur lebih enak ditambahkan sambal serta kerupuk udang. Taburan bawang goreng juga menjadi
penambah selera saat kuliner ini disajikan. Uniknya, dalam tahu campur juga terdapat perkedel
singkong yang terbuat dari singkong yang dihaluskan dan dicampur dengan bumbu khusus kemudian
digoreng. Keunikan lain dari tahu campur ini adalah perpaduan kuah yang dicampur dengan petis
udang yang tentu memberikan rasa dan aroma yang sangat khas. Penggunaan petisnya pun tidak terlalu
berlebihan sehingga rasa kuahnya terasa pas di lidah saat dinikmati. Tekstur daging sapinya juga terasa
kenyal dan empuk sehingga memberikan sensasi tersendiri saat menyantapnya. Selain daging sapi,
biasanya juga ada penjual yang menambahkan kikil, tetelan, dan bagian lainnya sebagai variasi rasa.
Dibalik kelezatan dan keunikan dari tahu campur ini, ternyata terdapat sejarah asal usul
pembuatannya yang tidak banyak diketahui oleh pencinta makanan tradisional ini. Dan ternyata tahu
campur ini sebenarnya tercipta dari ketidaksengajaan dan hasil dari coba-coba saja. Kisah singkatnya
berawal dari seorang kakek yang hidup sederhana. Beliau adalah seorang petani yang juga di sela-sela
waktunya digunakan untuk berjualan soto. Suatu hari, ketika beliau pulang dari kegiatan bertaninya,
didapati bahwa di rumahnya tidak ada makanan yang tersisa dan hanya tersisa bahan-bahan soto sisa
kemarin seperti taoge, kubis, sepotong tahu, secawan petis, dan sisa kuah soto di kuali. Hingga
akhirnya, beliau berpikir keras bagaimana memanfaatkan bahan yang ada agar menjadi makanan yang
enak. Lalu, beliau mencampurkan kuah soto, tahu, kubis, dan taoge, tetapi rasanya kurang enak.
Akhirnya, kakek tersebut mencoba untuk mencampurkan petis ke dalam kuah soto dan ternyata
rasanya enak. Teman dari kakek tersebut menyarankan untuk menjual makanan tersebut. Kemudian
berangkatlah beliau ke pasar untuk membeli bahan-bahannya, salah satunya kubis. Namun sayangnya
kubis di pasar telah habis dan kakek tersebut mencoba membeli selada sebagai gantinya. Dan ternyata
setelah dicampur dengan selada, rasa dari masakannya justru semakin enak. Sehingga pada akhirnya
terciptalah makanan tradisional ini, yaitu ‘Tahu Campur”.
Sejak saat itu, Tahu Campur mulai tersebar seantero nusantara dan terus mengalami
perkembangan dengan bertambahnya bahan yang digunakan, seperti ditambah dengan mie kuning,
lontong, perkedel singkong, daging, dan juga kerupuk. Namun, hal tersebut tidak menghilangkan rasa
khas dari Tahu Campur ini dan semakin memanjakan lidah para penikmat kuliner. Dan saat ini, Tahu
Campur masih banyak ditemukan di Lamongan bahkan di Surabaya. Harganya pun relatif terjangkau,
hanya berkisar Rp 7.000 - Rp 10.000 per porsinya.

Anda mungkin juga menyukai