Anda di halaman 1dari 5

Rawon

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa

Nasi rawon empal kisi, Banyuwangi, Jawa Timur

Rawon atau nasi rawon (karena selalu disajikan dengan nasi) adalah menu berupa sup daging
dengan bumbu khas karena mengandung kluwek. Rawon, meskipun dikenal sebagai masakan
khas Jawa Timur (seperti Surabaya), dikenal pula oleh masyarakat Jawa Tengah sebelah timur
(daerah Surakarta).

Daging untuk rawon umumnya adalah daging sapi yang dipotong kecil-kecil. Bumbu supnya
sangat khas Indonesia, yaitu campuran bawang merah, bawang putih, lengkuas (laos), ketumbar,
serai, kunir, lombok, kluwek, garam, serta minyak nabati. Semua bahan ini (kecuali serai dan
lengkuas) dihaluskan, lalu ditumis sampai harum. Campuran bumbu ini kemudian dimasukkan
dalam kaldu rebusan daging bersama-sama dengan daging. Warna gelap khas rawon berasal dari
kluwek.

Rawon disajikan bersama nasi, dilengkapi dengan tauge kecil, daun bawang, kerupuk udang,
daging sapi goreng (empal) dan sambal.

Di Daerah Jawa Timur banyak dijumpai penjual Rawon, terutama rawon Pasuruan banyak yang
terkenal.[1]
Sejarah Rawon
Posted by hypnoturbulence on September 25, 2011

RAWON dikenal masyarakat sebagai makanan khas dari khas Jawa Timur. Hanya saja, makanan serupa
juga dikenal oleh masyarakat Jawa Tengah sebelah timur (Surakarta). Makanan Betawi di Jakarta juga
ada yang mirip sekali dengan rawon, meski menggunakan ikan, yang dikenal dengan nama kuah pucung.
Begitu juga di Pekalongan yang disebut garang asem. Sementara, penampilan serupa juga hadir di
Makassar dengan nama palu kalua.

Jika dilihat dari sejarahnya, rawon belum memiliki asal usul yang jelas. Banyak penjual yang tidak
tahu bagaimana awal mula rawon. Namun, beberapa orang mencoba berspekulasi bahwa makanan
ini adalah makanan raja-raja dahulu yang justru bermula dari makanan ini adalah makanan rakyat
jelata. Sebab, makanan rakyat biasanya lebih mudah menjadi popular karena menjadi bagian dari
banyak kalangan.

Meskipun peruntukan nasi rawon pada mulanya masih kabur, yang jelas makanan tersebut
memiliki peminat dari banyak kalangan. Dan rawon sendiri sudah mengalami modifikasi
sedemikian rupa. Kini, nama rawon biasanya tidak berdiri sendiri. Ia kerap disandingkan dengan
berbagai istilah. Ada rawon setan, rawon dengkul, rawon nguling, rawon malang, rawon buntut,
atau rawon lidah.

Namun, apapun nama yang tersanding, rawon tetaplah sejenis sup dengan kuah berwarna hitam.
Rawon diisi dengan daging sapi berlemak dan urat kenyal. Ia biasa dipotong kecil-kecil ataupun
disuwir-suwir. Untuk melengkapinya, bisa ditambahkan tauge pendek, sambal terasi, bawang
goreng, dan kerupuk-baik kerupuk udang maupun kerupuk putih.

Rasa kuah yang agak manis akan membuat sup hitam ini menjadi lauk yang lezat. Aromanya
sangat khas karena dibubuhi bumbu khusus yang dinamakan keluak. Karena bumbu inilah, sup
hitam ini menjadi gurih dan sedap.

Bumbu rawon sendiri banyak tersedia di pasar. Sebut saja bawang merah, bawang putih,
lengkukas (laos), ketumbar, serai, kunir, lombok, keluak, kemiri, daun jeruk, dan garam. Untuk
menambah aromanya, lengkapi dngan daun bawang merah.

Proses pembuatannya tidaklah sulit. Selain serai dan lengkuas semua bumbu dihaluskan dan
ditumis sampai harum. Campuran bumbu ini kemudian dimasukkan dalam kaldu rebusan daging
beserta daging yang sudah dipotong-potong. Untuk menghasilkan warna hitam kecokelatan khas
rawon, sertakan pula keluak saat proses memasak.

Agar rasa khas rawon tetap terjaga, harus dipilih keluak yang tepat. Sebab, ada juga keluak yang
memiliki rasa pahit. Oleh karena itu, perlu ketelitian saat membelinya. Biasanya, keluak dipecah
dan dicicipi lebih dahulu. Selain keluak, rawon juga harus ditambah dengan daun telur asin atau
tempe goreng. Rasa manis dari kuah rawon memang sangat pas jika dipadukan dengan rasa asin.
Paduan lainnya yang bias dipilih, yaitu paru goreng, empal goreng, lidah goreng, babat goreng.
Salah satu tempat yang cukup terkenal dalam menyajikan rawon adalah Depot Rawon Malang-
MM di Kayoon, Malang, Jawa Timur. Rasa rawon di sini cukup menggoda selera. Sepiring nasi
disiram kuah rawon beserta daging dan tauge pendek. Seperti biasa, tersedia sambal terasi, telur
asin, dan kerupuk putih. Belum lagi jika taburan bawang goreng dibaurkan di atasnya. Rasa
rawon begitu nikmat, apalagi jika disantap pada siang bolong dengan secangkir es teh manis.

Depot tersebut berdiri sejak 2005. Sebelumnya, depot itu berada di Araya, Malang. Ibu Cristin,
sang pemilik, masih merupakan generasi kedua dari tradisi rawon. Meski demikian, ibunda
Cristin masih tetap berperan sebagai juru masak. Adapun soal resep, depot ini memiliki rahasia
secara turun temurun.

“Rawon yang lezat dan legit ini dihasilkan karena dimasak tanpa menggunakan minyak goring,”
kata Cristin.

Depot Rawon Malang-MM buka setiap hari dari pukul 06.00 WIB sampai 21.00 WIB. Selain
rawon daging, di sini juga disediakan rawon iga dan buntut. Tak ketinggalan juga beberapa
masakan khas Malang, seperti nasi soto ayam malang, nasi empal malang, dan rujak cingur
malang.

Selain di depot milik Cristin, rawon dengan cita rasa yang sama juga bias ditemukan di banyak
tempat di Suarabaya. Misalnya saja Depot pecel Bu Kus di Barata Jaya, depok Bu Kris di
Pengampon, Rawon Kapasari, Rawon Setan di Embong Malang, dan Pasar Atom. Selain di
tempat-tempat tersebut, rawon juga bias dicicipi di beberapa foodcourtyang berada di mal-mal.

Di Surabaya, persaingan usaha rawon sangatlah ketat, dari rawon kelas lesehan kaki lima hingga
kelas restoran khas masakan daerah. Meski penjual rawon banyak, penggemarnya juga tak kalah
ramai. Peminat makanan khas ini seolah tidak pernah habis di Surabaya. Ramainya pasar rawon
membuat harganya menjadi relatif murah. Cukup dengan Rp15 ribu, pengunjung sudah dapat
menikmati rawon. (Disarikan dari buku “Jejak Kuliner Indonesia” karya JNE)
kalo mau eksperimen..mending JANGAN..kan udah ada resepnya :)

Bahan-bahan:

300 gr daging pilih yang agak berlemak (nggajih kata orang jawa)
tauge pendek warna putih yang masih muda
4 lembar daun jeruk
2 lembar daun salam
1 batang serai dimemarkan
2 cm lengkuas atau laos yang dimemarkan
garam dan merica secukupnya
6 gelas air
Bumbu yang dihaluskan:

4 butir bawang merah


2 siung bawang putih
4 butir kemiri
5 buah kluwek, diambil isinya
2 buah cabai merah
Cara memasak:

Potong daging sapi menjadi kotak-kotak kecil. Panaskan 2 sendok makan minyak dan tumis
bumbu yang dihaluskan bersama serai, lengkuas, daun salam dan daun jeruk. Tambahkan garam
dan merica secukupnya.
Panaskan enam gelas air dalam sebuah panci masukkan bumbu yang telah ditumis, masukkan
daging dan rebus hingga masak atau daging cukup empuk. Apabila air berkurang, tambahkan
sesuai selera.

Hidangkan bersama nasi hangat dan taburi tauge. Jika anda penikmat sambal jangan sampai
ketinggalan. Rasa pedas akan menambah selera makan anda. Selamat menikmati

Anda mungkin juga menyukai