TINJAUAN PUSTAKA
Buah pepaya dimakan dagingnya, baik ketika muda maupun masak. Daging
telah diproduksi secara massal dan menjadi komoditas dagang. Daun pepaya
besar (Superkunam,2010)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Violales
Genus : Carica
Spesies : Carica pepaya L.
B. Pektin
metoksil. Senyawa ini disebut sebagai asam pektinat atau pektin. Asam pektinat
ini bersama gula dan asam pada suhu tinggi akan membentuk gel seperti yang
terjadi pada pembuatan selai. Pada asam pektat, gugus karboksil asam
a. Protopektin
Protopektin adalah senyawa pektin yang tidak larut dalam air, dapat
c. Pektin
mengandung 3-16% gugus metoksi, dapat larut dalam air, membentuk jelly
d. Asam pektat
Asam pektat adalah senyawa pektin yang tidak mengandung gugus metilester
dan terdapat pada buah yang terlalu matang serta sayuran busuk.
Pektin mempunyai sifat terdispersi dalam air, dan seperti halnya asam
pektat. Dalam bentuk garam, pektin berfungsi dalam pembuatan jeli dengan gula
dan asam. Pektin dengan kandungan metoksil rendah adalah asam pektinat
dengan metoksil rendah ini dapat membentuk gel dengan ion-ion bervalensi dua.
Untuk membentuk gel pektin, harus ada senyawa pendehidrasi (biasanya gula)
berkisar 0,75%-1,5%. Kadar gula tidak lebih dari 65% dan konsentrasi
baik (Lisdiana,1997).
C. Ekstraksi pektin
ekstraksi. Pektin dapat larut dalam beberapa macam pelarut seperti air,
(pektin) dengan adanya pemanasan dalam asam pada suhu dan lama ekstraksi
Pektin dibentuk oleh satuan-satuan gula dan asam galakturonat yang lebih
banyak dari pada gula sederhana, biasanya terdapat pada buah-buahan serta
sayuran. Pektin larut dalam air, terutama air panas, sedangkan dalam bentuk
larutan koloidal akan berbentuk pasta. Jika pektin dalam larutan ditambah gula
dan asam akan terbentuk gel. Prinsip inilah yang digunakan dalam pembentukan
gel pada pembuatan selai dan jelli buah-buahan. Berikut cara ekstraksi pektin
1. Persiapan bahan.
menghilangkan kotoran, senyawa gula, dan bahan padat terlarut lainnya. Selain
itu proses ini bertujuan untuk proses inaktivasi enzim pektin esterase yang dapat
menghidrolisis pektin menjadi pekat. Pada tahap ini dicuci dengan dengan air
dingin dan air dingin ini harus selalu diganti agar pencucian dapat berhasil baik.
Bila bahan tidak dicuci, senyawa gula yang tertinggal akan menyebabkan
terbentuknya jelly atau pektin kering yang diperoleh memiliki sifat higroskopis.
Selain itu tahap ini juga dapat dijalankan dengan pemanasan, dan pengupasan.
Proses ini juga dimaksudkan untuk menghilangkan pigmen, senyawa gula, dan
kotoran-kotoran.
2. Ekstraksi pektin
pektin. Ekstraksi ini dapat dilakukan dengan asam mineral seperti asam klorida
atau asam sulfat. Makin tinggi suhu ekstraksi, makin singkat waktu yang
dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang maksimum. Tapi dalam hal ini faktor
dirokemendasikan 1,5 - 3,0 tetapi pH kisaran pada pH 2,6 - 2,8 lebih sering
dipakai.
3. Pengendapan
dengan aseton lebih disuka karena dapat membentuk endapan yang tegar
Proses ini dimaksudkan agar pektin yang dapat bebas dari senyawa lain.
Pencucian ini dengan aseton, kemudian dihaluskan dan diayak untuk mendapat
serbuk pektin
D. Sumber Pektin
antara dinding sel satu dengan yang lain. Pektin terdapat pada buah-buahan
dan sayuran seperti buah tomat, pepaya, nenas, apel dan wortel. Pektin di
bentuk oleh satuan gula dan asam galakturonat yang lebih banyak dari pada gula
sederhana, biasanya terdapat pada buah serta sayuran. Pektin larut dalam air,
terutama air panas, sedangkan dalam bentuk larutan koloidal akan berbentuk
pasta. Jika pektin dalam larutan ditambah gula dan asam akan terbentuk gel.
Prinsip inilah yang digunakan dalam pembentukan gel pada pembuatan selai dan
jelli buah-buahan. Contoh proses ekstraksi pektin pada kulit buah tomat dan
Pektin adalak zat yang berbentuk padatan yang berwarna putih kecoklatan.
Sifat fisika lainnya seperti kelarutan, viscositas, dan kemampuan membentuk gel
tergantung dari karakteristik kimia pektin itu sendiri seperti kadar metoksil, derajat
esterifikasi dan berat moleku dalam SNI disebutkan bahwa pektin merupakan zat
berbentuk serbuk kasar hingga halus yang berwarna putih kekuningan, tidak
Pektin kering yang telah dimurnikan berupa kristal yang berwarna putih
pektin bermetoksil rendah larut dalam alkali dan asam oksalat. Kelarutan pektin
dalam air ditentukan oleh jumlah gugus metoksil, distribusinya, dan bobot
bobot molekul dan meningkatnya gugus metil ester. Namun pH, suhu, jenis
pektin, garam, dan adanya zat organik seperti gula juga mempengaruhi kelarutan
bergantung pada ciri kimia pektin seperti derajat esterifikasi, bobot molekul,
ditambah dengan senyawa kimia yang merupakan bagian dari molekul pektin
esterifikasi, dan bobot molekul. Bila suhu meningkat, viskositas larutan pektin
menjadi berkurang. Pektin bersifat asam dan koloidnya bermuatan negatif karena
adanya gugus karboksil bebas. Larutan 1% pektin yang tidak ternetralkan akan
dari 4,0 atau kurang dari 2,0, viskositas dan kekuatan gelnya akan berkurang
suhu, pH, dan konsentrasi oksidator. Larutan pektin lebih cepat mengalami
metoksil tinggi membentuk gel dengan gula dan asam, yaitu dengan konsentrasi
gula 58- 75% dan pH 2,8-3,5. Pembentukan gel terjadi melalui ikatan hidrogen di
antara gugus karboksil bebas dan di antara gugus hidroksil. Pektin bermetoksil
rendah tidak mampu membentuk gel dengan asam dan gula tetapi membentuk
yang terjadi antara molekul pektin yang berdekatan dengan kation divalen
Rouse. 1997. Pectin in the fruits and extraction of pectin in the fruit.New York
Publish: Newyork
Lisdiana. 1997. Ekstraksi Pektin pada buah kakao ( Theobrama Cacao) : Skripsi.
Jakarta
Arie. Muhammad. 2011. Ekstraksi Pektin pada buah kakao. Surabaya: Ardana Media
Research Media
Media
Nelso, Robertus. 1997. Pectin and starch. New York: Newyork Publish