Anda di halaman 1dari 16

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN KEBUN BINATANG

MEDAN (MEDAN ZOO) MENGGUNAKAN PENDEKATAN SWOT

ABSTRAK
Sektor pariwisata memiliki peranan yang sangat penting sebagai salah satu sumber
bagi penerima devisa, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satunya
ialah pariwisata dibidang atraksi wisata seperti Kebun Binatang Medan (Medan Zoo).
Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) merupakan salah satu alternatif pariwisata
yang dapat ditemukan ditengah padatnya kota medan yang semakin berkembang. Kebun
Binatang Medan (Medan Zoo) memiliki sifat terbuka yaitu ruang terbuka hijau, jauh dari
polusi dan kebisingan, yang menjadi kebutuhkan masyarakat saat ini.
Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) mempunyai lahan seluas 30 ha dimana
pemanfaatan lahannya kurang maksimal menimbulkan berbagai masalah sehingga
dibutuhkan strategi pengembangan kawasan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berbagai pilihan yang dapat dilakukan
untuk memanfaatkan peluang dan kekuatan yang dimiliki oleh kawasan Medan Zoo, dan
mengatasi kelemahan dan ancamannya. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu menggunakan analisis
SWOT.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dalam pengembangan kawasan Kebun Binatang
Medan (Medan Zoo), strategi yang dapat dilakukan ialah dengan penambahan jenis satwa
baru, perbaikan dan pembangunan fasilitas pelayanan, membuat perencanaan akomodasi
di area kebun binatang, perencanaan wahana/permainan, perbaikan dan perencanaan
infrastruktur, perawatan kandang, dan pemanfaatan teknologi untuk memberikan edukasi
bagi pengunjung.

Kata Kunci : Medan Zoo, SWOT, Strategi

1
1. Pendahuluan
Pariwisata merupakan sektor ekonomi yang cukup penting di Indonesia. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, selain
untuk memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan,
kepariwisataan juga berfungsi untuk meningkatkan pendapatan negara dalam
mewujudkan kesejahteraan rakyat [1].
Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara, dan merupakan kota terbesar
di provinsi tersebut. Kota Medan memiliki luas wilayah 265,10 km2 dengan jumlah
penduduk sebesar 2.460.858 jiwa, dimana laki-laki berjumlah 1.225.201 jiwa dan
perempuan 1.235.657 jiwa [2].
Salah satu sektor pariwisata di Kota Medan yang cukup terkenal adalah Kebun
Binatang Medan (Medan Zoo). Kebun Binatang Medan memiliki lokasi yang tepatnya
berada di Jalan Bunga Rampe IV, Kelurahan Simalingkir B, Medan, Sumatera Utara.
Obyek wisata yang juga memiliki nama Pusat Konservasi Taman Marga Satwa ini adalah
badan usaha pemerintah daerah yang dikelola oleh PD pembangunan Pemerintah Kota
Medan. Kebun Binatang Medan ini mulai dibuka setelah diresmikan oleh Walikota
Medan pada tanggal 14 April 2005.
Kebun Binatang merupakan salah satu alternatif pariwisata yang tepat di tengah
padatnya kota medan yang semakin berkembang. Kebun Binatang yang memiliki sifat
terbuka yaitu ruang terbuka hijau, jauh dari polusi dan kebisingan kota menjadi hal yang
dibutuhkan oleh masyarakat untuk melepas penat dari kesibukan sehari-hari. Selain itu,
kebun binatang merupakan sarana edukasi dimana pengunjung dapat mempelajari
keanekaragaman satwa yang ada. Adapun saat ini kondisi Kebun Binatang Medan
lahannya belum dimanfaatkan sepenuhnya dengan maksimal dan belum tersedianya
berbagai fasilitas yang dibutuhkan oleh pengunjung. Sebanyak kurang lebih dari 20 ha
lahan belum digunakan dan berpotensi untuk dikembangkan sehingga dapat menambah
daya tarik Kebun Binatang Medan (Medan Zoo).
Menurut Marceilla (2011) dalam proses pengembangan yang tidak terencana
dengan baik akan menyebabkan daerah wisata mencapai fase stagnasi dalam jangka
waktu yang pendek. Sebagai sebuah sistem, perencanaan dan penyelesaian masalah
dalam pariwisata harus diselesaikan secara komprehensif dan terintegrasi dengan
melibatkan berbagai sektor. Oleh karena itu, untuk tetap dapat berkembang dalam segala

2
kondisi yang ada, Kebun Binatan Medan (Medan Zoo) harus memiliki strategi yang baik
dan juga tepat [3].
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, diperlukan suatu upaya
pengembangan Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) secara berkelanjutan. Dengan
mengalisis isu-isu yang terkait untuk menemukan kekuatan dan kelemahan internal serta
mengantisipasi ancaman dan peluang eksternal, maka akan diperoleh berbagai alternatif
strategi yang dapat diimplementasikan guna mendukung pengembangan Kebun Binatang
Medan (Medan Zoo) secara berkelanjutan.

2. Kajian Pustaka
2.1. Pariwisata
Menurut Koen Meyers (2009), pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan
dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu,
memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah
dan lain-lain [4].
Menurut Soekadijo dalam Suwena dan Widyatmaja (2010:15), Pariwisata adalah
gejala yang kompleks dalam masyarakat, di dalamnya terdapat hotel, obyek wisata,
souvenir, pramuwisata, angkutan wisata, biro perjalanan wisata, rumah makan, dan
banyak lainnya [5].
Menurut Santoso dalam Kurniawan (2015) unsur-unsur pengembangan pariwisata
meliputi:
a. Atraksi
Atraksi atau daya tarik dapat timbul dari keadaan alam (keindahan panorama,
flora dan fauna, sifat khas perairan laut, danau), obyek buatan manusia
(museum, katedral, masjid kuno, makam kuno dan sebagainya), ataupun unsur-
unsur dan peristiwa budaya (kesenian, adat istiadat, makanan dan sebagainya).
b. Transportasi
Perkembangan transportasi berpengaruh atas arus wisatawan dan juga
perkembangan akomodasi. Di samping itu perkembangan teknologi
transportasi juga berpengaruh atas fleksibilitas arah perjalanan.

3
c. Akomodasi
Tempat menginap dapat dibedakan antara yang dibangun untuk keperluan
umum (hotel, motel, tempat pondokan, tempat berkemah waktu liburan) dan
yang diadakan khusus peorangan untuk menampung menginap keluarga,
kenalan atau anggota perkumpulan tertentu atau terbatas.
d. Fasilitas Pelayanan
Penyediaan fasilitas dan pelayanan makin berkembang dan bervariasi sejalan
dengan perkembangan arus wisatawan. Perkembangan pertokoan dan jasa
pelayanan pada tempat wisata dimulai dengan adanya pelayanan jasa
kebutuhan sehari-hari (penjual makanan, warung minum atau jajanan),
kemudian jasa-jasa perdagangan (pramuniaga, tukang-tukang atau jasa
pelayanan lain), selanjutnya jasa untuk kenyamanan dan kesenangan (toko
pakaian, toko perabot rumah tangga, dll), lalu jasa yang menyangkut
keamanan dan keselamatan (dokter, apotek, polisi dan pemadam kebakaran)
dan pada akhirnya perkembangan lebih lanjut menyangkut juga jasa penjualan
barang mewah.
e. Infrastruktur
Infrastruktur yang memadai diperlukan untuk mendukung jasa pelayanan dan
fasilitas pendukung. Pembangunan infrastruktur secara tidak langsung juga
memberi manfaat (dapat digunakan) bagi penduduk setempat disamping
mendukung pengembangan pariwisata. Hal ini menyangkut tidak saja
pembangunan infrastruktur transportasi (jalan, pelabuhan, jalan kereta api, dll),
tetapi juga penyediaan saluran air minum, penerangan listrik, dan juga saluran
pembuangan limbah. [6]

2.2. Analisis SWOT


Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi yang berkaitan dengan visi, misi, rencana strategis, dan keputusan
organisasi [7].
Menurut Istiqomah (2017), analisis SWOT merupakan bagian dari penilaian
terhadap hasil identifikasi situasi, agar bisa menentukan suatu kondisi yang dikategorikan
sebagai kekuatan, kelemahan, peluang atau ancaman. Analisis SWOT merupakan bagian

4
dari perencanaan hal utama yang harus dilakukan dalam proses perencanaan ini perlu
mengenal kondisi saat ini dan perencanaan masa datang yang dapat memberi pengaruh
dari proses tujuan institusi [8].
Analisis SWOT dapat dipergunakan dalam rangka merumuskan keunggulan
strategik guna mengidentifikasi dengan jelas kekuatan dan kelemahan suatu institusi atau
kelembagaan pada saat ini. Strategi didesain sebagai bagian dari usaha memperbaiki
kelemahan institusi untuk mengubahnya menjadi kekuatan dan bahkan menjadi
kompetensi yang unik [9]. Menurut David (2004) setiap intitusi bersifat unik dalam arti
memiliki karakteristiknya sendiri yang khas dan berbeda dengan institusi lain [10].
Kekuatan eksternal secara langsung berpengaruh kepada suatu institusi untuk itu evaluasi
peluang dan ancaman eksternal sangat diperlukan untuk mencapai tujuan jangka panjang
dan mengembangkan kebijakan [9].
Pola kerja analisis SWOT adalah membandingkan dan menginterpretasikan hal
yang harus dilakukan dalam penanganan faktor internal yang berupa kekuatan dan
kelemahan dan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman. Terdapat empat tipe strategi
yang ada dalam analisis SWOT yaitu strategi SO (Strength – Opportunity), strategi WO
(Weakness-Opportunity), Strategi ST (Strength-Threat) dan Strategi WT (Weakness-
Threat). Dengan analisis ini alternatif strategi pengelolaan kawasan prioritas/produk
wisata dapat ditentukan.

3. Metodologi Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sanusi (2011:13), penelitian deskriptif adalah
penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis tentang
informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau objek penelitian. Tujuan dari penelitian
deskriptif adalah untuk memberikan deskripsi atau pemaparan secara faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada objek penelitian sesuai dengan yang diteliti [11].
Metode analisis berupa analisis sistem dengan mengunakan Analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi yang di harapkan dapat memecahkan suatu masalah, Analisis ini didasarkan
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities),

5
namun secara bersama dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman
(threats) [12].
Tabel 1. Kerangka Metode Analisis SWOT
Strengths (S) Weakness (W)
Tentukan variable kekuatan Tentukan variable
internal kelemahan internal
Oportunities (O) Strategi (S-O) Strategi (W-O)
Tentukan Variabel Gunakan kekuatan untuk Atasi kelemahan dengan
peluang eksternal memanfaatkan peluang memanfaatkan peluang
Treaths (T) Strategi (S-T) Strategi (W-T)
Tentukan variabel Gunakan kekuatan untuk Minimalkan kelemahan dan
ancaman eksternal menghindari ancaman hindari ancaman

4. Pembahasan
4.1. Kebun Binatang Medan (Medan Zoo)
Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) merupakan salah satu objek wisata di Kota
Medan yang berada di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan, Kota
Medan. Objek wisata ini juga memiliki nama Pusat Konservasi Taman Marga Satwa
merupakan badan usaha pemerintah daerah yang dikelola oleh PD pembangunan
Pemerintah Kota Medan. Topografi di Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) dominan
bergelombang dan datar dengan jenis tanah dan batuan adalah aluvium. Ketinggian lahan
yang ada di Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) dihitung dari titik terendahnya yaitu
61m.
Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) mempunyai lahan seluas 30 ha dimana yang
terpakai hanya seluas 20 ha. Lahan terbangun dimanfaatkan untuk beberapa kegiatan
yaitu kandang, kantin, sarana dan prasarana, serta fasilitas lainnya. Pemanfaatan lahan
dapat dikatakan masih kurang maksimal dikarenakan masih banyak lahan kosong dan
lahan yang tidak terbangun dengan baik mengakibatkan tumbuhnya tanaman liar dan
tidak berfungsinya beberapa fasilitas karena tidak layak untuk digunakan.

6
Gambar 1. Letak Lokasi Kebun Binatang Medan (Medan Zoo)

Gambar 2. Kebun Binatang Medan (Medan Zoo)

4.2. Analisis SWOT


Analisis SWOT yang dilakukan yaitu penilaian kekuatan (Strengths), Kelemahan
(Weakness), Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threaths) terhadap unsur-unsur
pengembangan pariwisata antara lain atraksi, transportasi, akomodasi, fasilitas pelayanan,
dan infrastruktur, sehingga dapat disusun strategi pengembangan Kebun Binatang Medan
(Medan Zoo) dari unsur-unsur pengembangan pariwisata tersebut.
a. Kekuatan (Strengths)
Kekuatan (Strengths) merupakan kekuatan apa saja yang dimiliki Kebun
Binatang Medan (Medan Zoo). Dengan mengetahui kekuatannya Kebun
Binatang Medan (Medan Zoo) dapat dikembangkan menjadi lebih tangguh

7
hingga mampu bertahan dalam pasar dan mampu bersaing untuk
perkembangan selanjutnya yang menyangkut pariwisata, seperti antara lain
sebagai berikut:
1) Kebun Binatang Medan memiliki lahan yang cukup luas sehingga masih
dapat dikembangkan.
2) Kondisi topografi Kebun Binatang Medan yang bergelombang dan kondisi
alam yang masih alami berpotensi menghadirkan atraksi wisata yang
menarik wisatawan.
3) Jumlah kunjungan wisatawan di Kebun Binatang Medan ini dari tahun ke
tahun meningkat
4) Peruntukan sudah sesuai berdasarkan RTRW Kota Medan
5) Baik di dalam Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) maupun di sekitar
Kawasan kebun binatang telah dilengkapi dengan fasilitas pelayanan.
6) Aksesibilitas kebun binatang yang baik dan mudah untuk dijangkau
7) Infrastruktur di dalam kebun binatang telah tersedia baik penyediaan
jaringan air minum/air bersih, jaringan listrik, pembuangan sampah dan
lainnya.

Gambar 3. Penggunaan Lahan di Kebun Binatang Medan (Medan Zoo)

8
b. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan (Weakness) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam
organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis
merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep
bisnis itu sendiri, yaitu segala faktor yang tidak menguntungkan atau merugikan
bagi pengembangan objek. Adapun kelemahan (Weakness) di Kebun Binatang
Medan (Medan Zoo) antara lain:
1) Masih kurangnya keragaman satwa yang merupakan atraksi wisata utama
di Kebun Binatang Medan
2) Masih kurangnya keragaman wahana wisata lainnya sebagai pendukung
daya tarik wisata di Kebun Binatang Medan seperti sarana permainan
anak, sarana berkemah dan sarana-sarana wisata lainnya
3) Belum memiliki SDM yang terampil dalam mengelola Kebun Binatang
Medan
4) Kurangnya pengelolaan dan perawatan kandang-kandang hewan
5) Akses menuju kebun binatang ini tidak dilalui oleh angkutan umum,
sehingga hanya dapat dicapai dengan menggunakan angkutan pribadi
6) Masih kurangnya ketersediaan, pengelolaan dan perawatan fasilitas
pelayanan di Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) seperti mushollah,
kantin, restoran, toilet dan lainnya.
7) Masih kurangnya penyediaan sarana persampahan baik sampah
pengunjung maupun sampah yang berasal dari satwa.
8) Pembuangan untuk limbah berupa tinja hewan dan saluran drainase yang
masih belum terencana dengan baik sehingga menimbulkan aroma yang
tidak sedap.
9) Kondisi entrance Kebun Binatang yang kurang menarik
10) Jaringan jalan di dalam Kebun Binatang masih kurang teratur
11) Tidak disediakannya fasilitas untuk difabel
12) Kurangnya promosi Kebun Binatang Medan (Medan Zoo), sehingga tidak
dapat menarik investor

9
Gambar 4. Permasalahan di Kebun Binatang Medan (Medan Zoo)

c. Peluang (Opportunities)
Peluang (Opportunities) merupakan kondisi peluang berkembang di masa
mendatang yang terjadi, kondisi yang tejadi merupakan peluang dari luar
organisasi, proyek atau konsep bisnis, itu sendiri misalnya kompetitor, dan
kebijakan. Peluang (Opportunities) di Kebun Binatang Medan (Medan Zoo)
antara lain:
1) Dengan adanya kawasan wisata Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) dapat
menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat seperti
berwirausaha, berjualan makanan ataupun menawarkan jasa untuk lebih
mengenal kawasan objek wisata.
2) Untuk masyarakat bisa melakukan aktivitas wiraswasta bagi masyarakat
yang berminat di kawasan objek wisata.
3) Pengembangan daerah dengan adanya fasilitas pendukung wisata yaitu
sektor akomodasi di Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) seperti
penyediaan tempat tinggal sementara (penginapan), penyediaan makanan
dan minuman (food and beverage).
4) Kondisi lahan dan sumber daya alam di Kebun Binatang Medan membuat
lokasi ini sangat potensial sebagai tempat rekreasi terpadu antara lain kebun
binatang modern dengan berbagai jenis museum, taman rekreasi keluarga
berbasis teknologi canggih, bahkan exhibition hall.
5) Dengan lahan yang masih dapat dikembangkan berpeluang menarik investor
untuk dapat bekerja sama dengan Pemerintah Kota Medan dalam
pengembangan Kebun Binatang Medan

10
d. Ancaman (Threats)
Ancaman (Threat), merupakan situasi dari eksternal organisasi yang berpotensi
menimbulkan kesulitan. Seluruh organisasi yang berada dalam satu industri
sejenis umumnya akan merasa dirugikan dengan adanya kondisi eksternal
tersebut. Pengembangan Kebun Binatang Medan mempunyai ancaman yang
sudah teridentifikasi, yaitu :
1) Saluran pembuangan belum terencana dengan baik
2) Kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap sampah dapat merusak
lingkungan di Kebun Binatang Medan
3) Kondisi kebersihan kandang satwa yang bau dan kotor dapat menyebabkan
ketidaknyamanan wisatawan
4) Banyaknya objek wisata yang baru di Kota Medan menjadi persaingan
diantara objek wisata.
5) Tingkat kriminalitas yang tinggi seperti pencurian
Tabel 2. Analisis SWOT
KEKUATAN (STRENGTHS) KELEMAHAN (WEAKNESSES)
• Memiliki lahan yang luas dan dapat dikembangkan • Masih kurangnya keragaman satwa
• Kondisi topografi berpotensi menghadirkan atraksi • Masih kurangnya keragaman wahana wisata lainnya
wisata yang menarik wisatawan sebagai pendukung daya tarik wisata
• Jumlah kunjungan wisatawan yang meningkat dari • Belum memiliki SDM yang terampil
tahun ke tahun • Kurangnya pengelolaan dan perawatan kandang
• Peruntukan sudah sesuai berdasarkan RTRW Kota satwa
Medan • Akses menuju tidak dilalui oleh angkutan umum,
• telah dilengkapi dengan fasilitas pelayanan. • Masih kurangnya ketersediaan, pengelolaan dan
• Aksesibilitas yang baik dan mudah untuk dijangkau perawatan fasilitas pelayanan
• Infrastruktur yang telah tersedia • Kurangnya kesadaran dalam hal pengelolaan sampah
• Pembuangan untuk limbah berupa tinja hewan dan
saluran drainase yang masih belum terencana
• Kondisi entrance Kebun Binatang yang kurang
menarik
• Jaringan jalan di dalam Kebun Binatang masih
kurang teratur
• Tidak adanya fasilitas untuk difabel
• Kurangnya promosi
PELUANG (OPPORTUNITIES) ANCAMAN (THREATS)
• dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi • Saluran pembuangan belum terencana dengan baik
masyarakat setempat • Kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap
• masyarakat bisa melakukan aktivitas wiraswasta sampah
• Pengembangan daerah dengan adanya fasilitas • Kondisi kebersihan kandang satwa yang bau dan
pendukung wisata yaitu sektor akomodasi di Kebun kotor dapat menyebabkan ketidaknyamanan
Binatang Medan (Medan Zoo) seperti penyediaan wisatawan
tempat tinggal sementara (penginapan), penyediaan • Banyaknya objek wisata yang baru di Kota Medan
makanan dan minuman dan minuman ( food and menyebabkakn daya saing dengan kebun binatang
beverage). • Tingkat kriminalitas yang tinggi
• sangat potensial sebagai tempat rekreasi terpadu
• berpeluang menarik investor

11
Dari tabel diatas, adapun beberapa strategi yang digunakan dalam analisis SWOT
yaitu:
a. Strategi S-O adalah strategi yang digunakan Strengths (kekuatan) untuk
memanfaatkan Opportunities (peluang) antara lain:
1) Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) dikembangkan menjadi kawasan
wisata terpadu yaitu dengan adanya wahana wisata pendukung seperti area
kemah, wahana permainan anak, restoran, akomodasi, wahana permainan
alam lainnya.
2) Potensi Kebun Binatang Medan dapat menarik perhatian investor untuk
bekerja sama dengan Pemerintah Kota Medan.
3) Penambahan fasilitas pelayanan dan infrastruktur di Kebun Binatang Medan.
4) Dengan melakukan pengembangan pembangunan di Kebun Binatang
membuka lapangan kerja baru.

b. Strategi W-O adalah strategi untuk mengatasi Weakness (kelemahan) dengan


memanfaatkan Opportunites (peluang), antara lain:
1) Penambahan jenis satwa agar lebih beragam dan menarik perhatian
wisatawan.
2) Perencanaan wahana wisata pendukung.
3) Perencanaan saluran pembuangan limbah terutama limbah dari kotoran
satwa.
4) Perencanaan system pembuangan sampah baik itu sampah dari pengunjung
maupun sampah dari kandang satwa.
5) Perawatan kandang satwa, sarana dan prasarana di Kebun Binatang.
6) Perencanaan main entrance Kebun Binatang dengan menampilkan icon dari
Kebun Binatang Medan (Medan Zoo).
7) Merencanakan jaringan jalan di dalam Kebun Binatang Medan yang saling
terhubung dan dalam kondisi yang baik serta prasarana seperti kenderaan
untuk mengelilingi di dalam Kawasan kebun binatang
8) Merencanakan fasilitas khusus untuk difabel

12
9) Melakukan promosi-promosi pariwisata sehingga dapat mengundang
investor untuk mengembangkan Kebun Binatang Medan
10) untuk pembiayaan yang tinggi dapat menggunakan system KPBU dalam
pengembangan Kebun Binatang Medan (Medan Zoo)

c. Strategi S-T adalah strategi yang digunakan Strengths (kekuatan) untuk


menghindari Threats (ancaman) antara lain:
1) Perbaikan dan pembangunan saluran pembuangan limbah dan jaringan
drainase.
2) Menempatkan sarana pembuangan sampah di beberapa titik dan beberapa
himbauan untuk membuang sampah pada tempatnya sehingga menumbuhkan
kesadaran masyarakat.
3) Melakukan pembersihan dan perawatan kandang-kandang satwa sehingga
tidak menimbulkan bau tidak sedap dan satwa juga akan merasa nyaman.

d. Strategi W-T adalah strategi yang meminimalkan Weakness (kelemahan) dan


menghindari Threats (ancaman) antara lain:
1) Perbaikan system jaringan drainase
2) Penyediaan sarana pembuangan sampah pengunjung
3) Penyediaan tempat khusus untuk pengelolaan sampah dan pembuangan
khusus untuk limbah kotoran satwa
4) Pembangunan sarana wisata pendukung Kebun Binatang Medan
5) Penyediaan sarana dan prasarana keamanan di Kebun Binatang
6) Penggunaan system teknologi dalam hal pemberian edukasi mengenai flora
dan fauna yang ada di dalam Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) sehingga
Kebun Binatang Medan mengikuti perkembangan teknologi dan dapat
bersaing dengan Kawasan wisata lainnya.

13
Tabel 3. Hasil Analisis SWOT
Strengths (S) Weakness (W)
• Memiliki lahan yang luas • Masih kurangnya keragaman satwa
• Kondisi topografi berpotensi • Masih kurangnya keragaman wahana wisata
menghadirkan atraksi wisata yang lainnya sebagai pendukung daya tarik wisata
menarik wisatawan • Belum memiliki SDM yang terampil
• Jumlah kunjungan yang meningkat • Kurangnya pengelolaan dan perawatan
• sudah sesuai berdasarkan RTRW kandang satwa
Kota Medan • Akses menuju tidak dilalui oleh angkutan
• telah dilengkapi dengan fasilitas umum,
pelayanan. • Masih kurangnya ketersediaan, pengelolaan
• Aksesibilitas yang baik dan mudah dan perawatan fasilitas pelayanan
untuk dijangkau • Kurangnya kesadaran dalam hal pengelolaan
• Infrastruktur yang telah tersedia sampah
• Pembuangan untuk limbah berupa tinja hewan
dan saluran drainase yang masih belum
terencana
• Kondisi entrance Kebun Binatang yang
kurang menarik
• Jaringan jalan di dalam Kebun Binatang
masih kurang teratur
• Tidak adanya fasilitas untuk difabel
• Kurangnya promosi

Oportunities (O) Strategi (S-O) Strategi (W-O)


• dapat menciptakan lapangan • Kebun Binatang Medan (Medan • penambahan jenis satwa
kerja baru Zoo) dikembangkan menjadi • Perencanaan wahana wisata pendukung
• masyarakat bisa melakukan kawasan wisata terpadu • Perencanaan saluran pembuangan limbah
aktivitas wiraswasta • Potensi kebun binatang medan • Perencanaan system pembuangan sampah
• Pengembangan daerah dengan dapat menarik perhatian investor • Perawatan kandang satwa sarana dan
adanya fasilitas pendukung untuk bekerja sama dengan prasarana
wisata yaitu sektor akomodasi Pemerintah Kota Medan • Perencanaan main entrance Kebun
di Kebun Binatang Medan • Penambahan fasilitas pelayanan dan Binatang dengan menampilkan icon dari
(Medan Zoo) seperti infrastruktur Kebun Binatang Medan (Medan Zoo)
penyediaan tempat tinggal • Dengan melakukan pengembangan • Merencanakan jaringan jalan di dalam
sementara (penginapan), pembangunan di Kebun Binatang Kebun Binatang Medan yang saling
penyediaan makanan dan membuka lapangan kerja baru terhubung dan dalam kondisi yang baik
minuman dan minuman ( food serta prasarana seperti kenderaan untuk
and beverage). mengelilingi di dalam Kawasan kebun
• sangat potensial sebagai binatang
tempat rekreasi terpadu • Merencanakan fasilitas khusus untuk
• berpeluang menarik investor difabel
• Melakukan promosi-promosi pariwisata
sehingga dapat mengundang investor untuk
mengembangkan Kebun Binatang Medan
Treaths (T) Strategi (S-T) Strategi (W-T)
• Saluran pembuangan belum • Perbaikan dan pembangunan saluran • Perbaikan system jaringan drainase
terencana dengan baik pembuangan limbah dan jaringan • Penyediaan sarana pembuangan sampah
• Kesadaran masyarakat yang drainase pengunjung
masih rendah terhadap • Menempatkan sarana pembuangan • Penyediaan tempat khusus untuk pengelolaan
sampah sampah di beberapa titik dan beberapa sampah dan pembuangan khusus untuk
• Kondisi kebersihan kandang himbauan untuk membuang sampah limbah kotoran hewan
satwa yang bau dan kotor pada tempatnya sehingga • Pembangunan sarana wisata pendukung
dapat menyebabkan menumbuhkan kesadaran masyarakat. Kebun Binatang Medan
ketidaknyamanan wisatawan • Melakukan pembersihan dan • Penyediaan sarana dan prasarana keamanan di
• Banyaknya objek wisata yang perawatan kandang-kandang satwa Kebun Binatang
baru di Kota Medan • Memanfaatkan teknologi untuk memberikan
menyebabkan daya saing edukasi bagi pengunjung
dengan kebun binatang
• Tingkat kriminalitas yang
tinggi

14
5. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil antara lain:
a. Kondisi eksisting Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) memiliki potensi untuk
dikembangkan dan dapat menarik perhatian investor. Hal tersebut terlihat dari
lahan yang cukup luas dan berpotensi, telah tersedianya fasilitas pelayanan
seperti kantin, mushollah, telah tersedianya infrastruktur seperti jaringan air
bersih, drainase, jalan dan lainnya.
b. Permasalahan yang ada di Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) saat ini yaitu
kurang beragamnya satwa yang ada, masih kurangnya wahana wisata pendukung
lainnya, kurangnya kesadaran pengunjung untuk membuang sampah pada
tempatnya, kondisi kandang satwa yang tidak terawat, belum terencana dengan
baik pembuangan kotoran satwa sehingga menimbulkan bau tidak sedap yang
dapat menyebabkan ketidaknyamanan, system jaringan drainase yang kurang
baik.
c. Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan, maka strategi pengembangan
Kebun Binatang Kota Medan yang dapat dilakukan antara lain:
1) Kebun binatang Medan (Medan Zoo) merupakan Kawasan wisata di Kota
Medan dimana wisata atraksi dan wisata edukasi saling terintegrasi
sehingga menjadikan Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) salah satu objek
wisata yang diminati masyarakat.
2) Penambahan jenis flora dan fauna baru sehingga menambah keragaman dan
dapat menarik perhatian pengunjung
3) Perbaikan dan pembangunan fasilitas pelayanan seperti kantin, mushollah,
loket tiket, main entrance, toilet, dan lainnya
4) Perencanaan akomodasi di Kebun Bintang Medan seperti fasilitas
penginapan, restoran, dan outlet-outlet souvenir.
5) Perencanaan wahana wisata/permainan seperti area kemah, wahana
permainan alam, dan wahana permainan anak-anak
6) Perbaikan dan perencanaan infrastruktur seperti jaringan drainase,
pembuangan limbah kotoran satwa, pengelolaan sampah dan jaringan jalan
yang saling terhubung, penyediaan transportasi khusus untuk mengelilingi
kebun binatang serta penyediaan fasilitas khusus untuk difabel.

15
7) Perawatan kandang-kandang satwa sehingga pengunjung merasa nyaman
8) Memanfaatkan teknologi untuk memberikan edukasi bagi pengunjung
9) Permasalahan pembiayan pengembangan Kebun Binatang Medan (Medan
Zoo) dapat dilakukan dengan system KPBU yaitu Kerjasama badan usaha
dan Pemerintah Kota Medan.

REFERENSI
[1] Undang-undang Republik Indonesia Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
[2] Badan Pusat Statistika Kota Medan, 2022
[3] Marceilla, Hidayat. 2011. “Strategi perencanaan dan Pengembangan Objek Wisata
(Studi Kasus Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis Jawa Barat)”, Tourism and
Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. I, No. 1, halaman 34.
[4] Koen Meyers, 2009, Pengertian Pariwisata, Diakses Juni 2022.
[5] Suwena, Widyatmaja, 2010. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Udayana University
Press, Denpasar.
[6] Kurniawan, Wawan, 2015, “Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Pariwisata
Umbul Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang”, Skripsi.
Universitas Negeri Semarang. Semarang
[7] Rangkuti, F. 2013. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis Cara
Perhitungan Bobot, Rating, dan OCAI. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
[8] Istiqomah, dan Andriyanto, Irsad. 2017. “Analisis SWOT dalam Pengembangan
Bisnis (Studi pada Sentra Jenang di Desa Wisata Kaliputu Kudus)” Bisnis, Vol. 5
No. 2 Desember.
[9] Hubeis.M dan M Najib. (2008), Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya
Saing Organisasi. PT Alex Komputindo, Jakarta
[10] David .R.F (2004), Manajemen Strtegik (Terjemahan) PT.Indeks.Jakrta
[11] Sunusi Anwar, 2011, Metodologi Penelitian Bisnis, Jakarta Selatan, Salemba Empat,
Diakses Juni 2022.
[12] Freddy, Rangkuti. 2014. Analisis SWOT Teknik Pembeda Kasus Bisnis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama

16

Anda mungkin juga menyukai