Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANALISIS KEPENDUDUKAN

PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2011-


2015

UAS ANALISIS KEPENDUDUKAN

Disusun Oleh :

Muhammad Khalifah Fahima ( 12020119140120 )

KELAS B

JURUSAN ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMIKA & BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada dosen,karena sudah
memberika ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat sehingga saya bisa menyelesaikan makalah
analisis ini.

Saya berharap, semoga makalah analisis ini dapat menambah pengetahuan untuk para pembaca.
Saya berharap pula agar makalah analisis ini dapat diterima dan dibaca dengan baik sekaligus
memberi informasi yang sangat penting.

Saya yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah analisis ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah analisis ini, serta pengembangan saya. Akhir
kata, terima kasih.

Tangerang Selatan, 18 Desember 2020

Muhammad Khalifah Fahima

1
DAFTAR ISI

BAB 1..............................................................................................................................................2
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................4
1.3. Tujuan...............................................................................................................................5
1.4. Manfaat.............................................................................................................................5
BAB 2..............................................................................................................................................5
2.1 Kependudukan & Pertumbuhan Penduduk.......................................................................6
2.2 Masalah Demografis dan Non-Demografis Kota Tangerang Selatan...............................6
2.3 Analisis Data Masalah Demografi : Pertumbuhan Penduduk Kota Tangerang Selatan
2011-2015....................................................................................................................................8
2.4 Analisis Data Masalah Non-Demografi : Tingkat Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan
Kota Tangerang Selatan 2011-2015...........................................................................................12
BAB 3............................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................14
3.2 Implikasi Kebijakan....................................................................................................14
3.3 Saran ……………………………………………………………..………………… 14
Tinjauan Pustaka............................................................................................................................15

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang penting.


Penduduk merupakan bagian terpenting bagi suatu negara dilihat dari segi kuantitas
maupun kualitasnya. Kajian tentang penduduk dipelajari dalam disiplin ilmu demografi
dan ilmu kependudukan. Demografi adalah ilmu yang mempelajari analisis statistik
terhadap jumlah, distribusi, komposisi penduduk, dan komponen perubahannya.
Pertumbuhan penduduk Kota Tangerang Selatan setiap tahunnya menunjukkan
peningkatan yang perlu mendapatkan perhatian. Pertumbuhan penduduk adalah
pertumbuhan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu
dibandingkan waktu sebelumnya. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan
yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus-
menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (fertilitas), tetapi secara
bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian (mortalitas) yang terjadi pada
semua golongan umur, serta perpindahan penduduk (mobilitas) juga akan memengaruhi
bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah.

Perkembangan penduduk tanpa disertai dengan kontrol untuk mengukur jumlah


penduduk yang diinginkan, hanya akan menimbulkan masalah sosial ekonomis dengan
segaka pertumbuhan penduduk yang tinggi dari tahun ke tahun memerlukan tambahan
investasi dan sarana di bidang pendidikan, kesehatan, perumahan, dan sebagainya. Hal itu
tentu saja merupakan masalah yang rumit bagi pemerintah dalam usahanya untuk
membangun dan meningkatkan taraf hidup negaranya.

Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor kualitas hidup yang mencerminkan pada
pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Peningkatan bidang kesehatan sangat penting
untuk diperhatikan karena bidang ini sangat erat kaitannya dengan pembangunan,
khususnya pembangunan yang menyangkut sumber daya manusia. Tanpa adanya kondisi
yang sehat maka kualitas sumber daya manusia yang tinggi sulit untuk tercapai. Usaha-

3
usaha meningkatkan kesehatan penduduk Indonesia lebih banyak dikerahkan pada
pelayanan kesehatan yang merupakan penanganan orang sakit, atau lebih tepat disebut
sebagai pengobatan. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan melalui peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit, puskesmas, puskesmas pembantu dan lembaga pelayanan kesehatan lainnya.
Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan
kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan
yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.

Untuk mengetahui banyaknya penduduk suatu daerah pada waktu tertentu maka
dilaksanakan sensus penduduk atau penghitungan cacah, survei, serta catatan-catatan
untuk dianalisis disusun menjadi angka. Data inilah yang akan digunakan sebagai bahan
untuk perencanaan ataupun sasaran-sasaran pembangunan di masa yang akan datang.

Oleh sebab itu penulis membuat makalah yang berisi analisis pertumbuhan penduduk
yang berlebih serta tingkat Kesehatan yang kurang di Kota Tangerang Selatan. Dengan
tujuan agar penulis tahu sebesar apa pertumbuhan penduduk pertahun dan
memproyeksikannya pada tahun-tahun berikutnya. Kemudian mengetahui tingkat layanan
Kesehatan di Kota Tangerang Selatan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa definsi dari kependudukan dan pertumbuhan penduduk?


2. Apa masalah demografis dan non-demografis Kota Tangerang Selatan?
3. Bagaimana data statistic dari masalah demografis dan non-demografis Kota
Tangerang Selatan?

4
4. Apa solusi untuk menyelesaikan permasalahan kependudukan Kota Tangerang
Selatan?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui definisi dari kependudukan dan pertumbuhan penduduk.


2. Mengetahui masalah demografis dan non-demografis di Kota Tangerang Selatan.
3. Mengetahui data-data pertumbuhan penduduk dan tingkat pelayanan Kesehatan di
Kota Tangerang Selatan.
4. Mengetahui solusi-solusi untuk menyelesaikan berbagai permasalah kependudukan
demografis dan non-demografis di Kota Tangerang Selatan.

1.4. Manfaat

Memberikan informasi mengenai masalah kependudukan demografis dan non-demografis


serta data-data dari tahun ke tahun. Dan memberikan informasi tentang solusi untuk
menyelesaikan masalah kependudukan di Kota Tangerang Selatan.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2 Kependudukan & Pertumbuhan Penduduk

Kependudukan merupakan perihal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, usia,
tipe kelamin, agama, kelahiran, pernikahan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas
serta mutu serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, serta budaya.
Pengelolaan kependudukan serta pembangunan keluarga adalah upaya terencana buat
memusatkan pertumbuhan kependudukan dan pembangunan keluarga buat mewujudkan
penduduk berkembang seimbang serta meningkatkan mutu penduduk pada segala
dimensi penduduk. Pertumbuhan kependudukan merupakan keadaan yang berhubungan
dengan pergantian kondisi kependudukan yang dapat mempengaruhi serta dipengaruhi
oleh keberhasilan pembangunan berkepanjangan.

Demografi berasal dari kata Yunani demos ( penduduk ) dan Grafien– ( tulisan ) ataupun
bisa dimaksud tulisan tentang kependudukan merupakan riset ilmiah tentang jumlah,
persebaran serta komposisi kependudukan dan gimana ketiga aspek tersebut berganti dari
waktu ke waktu. Ilmu demografi pula terdapat yang bertabiat kuantitatif dan yang
bertabiat kualitatif. Demografi yang bertabiat kuantitatif( kadang-kadang diucap
Demography Resmi) lebih banyak memakai hitungan- hitungan statistik serta matematik.
Tetapi Demografi yang bertabiat kualitatif lebih banyak menerangkan aspek-aspek
kependudukan secara deskriptif analitik.

Pertumbuhan penduduk merupakan sesuatu kondisi pergantian yang terjalin pada


sewaktu -waktu dan bisa dihitung bagaikan pergantian jumlah orang pada sesuatu
populasi memakai per waktu unit dalam pengukurannya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu, factor kelahiran (fertilitas), factor kematian
(mortalitas), factor penduduk yang dating (imigrasi), factor penduduk yang pergi
(emigrasi).

6
3 Masalah Demografis dan Non-Demografis Kota Tangerang Selatan

Masalah demografi yang terjadi di Kota Tangerang Selatan yaitu kepadatan penduduk
yang terlalu berlebih atau diatas rata-rata. Tingginya kepadatan penduduk ini
menyebabkan masalah-masalah sosial seperti pengangguran, kemacetan, kemiskinan,
rendahnya pelayanan kesehatan, meningkatnya angka kriminalitas, pemukiman kumuh,
lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat, dan lain sebagainya.
Jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk dapat sebagai potensi maupun menjadi
beban bagi suatu daerah atau kota, akan menjadi potensi apabila jumlah penduduk
seimbang dengan sumber daya yang lain. Sebaliknya, menjadi beban apabila jumlah
penduduk dan pertumbuhannya melampaui kapasitas wilayah tersebut. Pertumbuhan
penduduk yang tinggi menyebabkan ledakan penduduk, dan akan menimbulkan suatu
kondisi lingkungan dengan kepadatan penduduk yang tinggi, dikarenakan pertambahan
jumlah penduduk tidak diikuti dengan penambahan jumlah luas wilayah ataupun
distribusi penduduk yang merata di seluruh kecamatan, maka akan terjadi suatu ledakan
penduduk di kecamatan-kecamatan tertentu terutama di kecamatan yang mempunyai
daya tarik yang cukup kuat, baik daya tarik ekonomi, fasilitas sosial yang memadai,
jaminan keamanan, kondisi geografis yang bagus, maupun dari aspek sosial. Dalam
kenyataannya, kapadatan penduduklah yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup
masyarakat, sebab adanya kepadatan penduduk yang tinggi akan banyak menimbulkan
berbagai masalah yang berhubungan dengan masalah kependudukan misalnya
kemiskinan, perumahan, lapangan pekerjaan dan lain-lain. Adanya permasalahan yang
timbul tersebut akan membawa dampak pada penurunan kualitas hidup masyarakat.
Masalah Non-Demografi yang terjadi di Kota Tangerang Selatan yaitu aspek Kesehatan..
Kesehatan menurut Undang-undang No 36 Tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik secara
fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
secara produktif secara sosial dan ekonomis. Akses terhadap pelayanan kesehatan
merupakan tanggungjawab yang harus diberikan oleh pemerintah terhadap
masyarakatnya. Kesehatan merupakan standar hidup minimun yang harus dimiliki oleh
setiap masyarakat. Kesehatan masyarakat yang cenderung baik akan berdampak pada
produktivitas dan etos kerja yang meningkat pula. Perbaikan pelayanan kesehatan pada
dasarnya merupakan suatu investasi sumber daya manusia untuk mencapai masyarakat

7
yang sejahtera (welfare society). Secara keseluruhan kesehatan dicapai melalui kombinasi
dari fisik, mental, dan kesejahteraan sosial ekonomi. Pertumbuhan penduduk yang cepat
meningkatkan permintaan terhadap sumber daya alam. Adanya ilmu demografi maka
pemecahan masalah penduduk yang berhubungan dengan kesehatan dapat diketahui
melalui data demografi agar tepat sasaran sehingga penyaluran kesehatan dapat merata
keseluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menandakan bahwa
perkembangan penduduk sedikit banyak akan mempengaruhi lingkungan hidup baik fisik
maupun non fisik. Kepadatan penduduk akan mulai menimbulkan masalah yang
menyebar keaspek lain seperti kesehatan, ketersediaan lahan, kondisi lingkungan dan lain
halnya sehingga akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Seperti di Kota
Tangerang Selatan hampir diseluruh wilayahnya mengalami kepadatan penduduk yang
disebabkan oleh angka fertilitas dan migrasi yang tidak berimbang dengan luasan
wilayahnya. Sehingga berdampak juga di aspek Kesehatan atau pelayanan kesehatannya.

4 Analisis Data Masalah Demografi : Pertumbuhan Penduduk Kota Tangerang Selatan


2011-2015

Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-
2015

8
Secara absolut jumlah penduduk di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2011 sebanyak
1.355.926 jiwa, hingga tahun 2015 mencapai angka 1.543.209 jiwa. Meningkatnya
jumlah penduduk tersebut menyebabkan kepadatan penduduk semakin meningkat pula,
pada tahun 2011 sebanyak 9.212 jiwa/km2 menjadi 10.484 jiwa/km2 pada tahun 2015.
Jika dibandingkan dengan rata-rata penduduk sekaligus pertumbuhan penduduk yang
baik,Kota Tangerang Selatan memiliki rata-rata lebih dari yang baik,yang berarti Kota
Tangerang Selatan memiliki tingkat penduduk dan pertumbuhan penduduknya yang
tinggi. Hal ini berdampak negative salah satu nya dibidang Kesehatan atau pelayanan
Kesehatan di Kota Tangerang Selatan. Tingkat Pelayanan Kesehatan di Kota Tangerang
Selatan dari tahun 2011-2015 itu mengalami peningkatan,tetapi masih dibawah rata-rata
tingkat Kesehatan atau pelayanan Kesehatan. Sehingga tingkat Kesehatan dan pelayanan
Kesehatan kota Tangerang Selatan masih belum bisa dikatakan baik.

Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015

Jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan dari tahun ketahun terus mengalami
peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 3,72% pertahunnya. Walaupun secara
absolut mengalami peningkatan, namun pertumbuhannya mengalami kecenderungan
penurunan. Pada tahun 2011, pertumbuhan penduduk mencapai 3,63%, kemudian turun
pada level 3,36% pada tahun 2015. Jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan
penduduk kota di Indonesia,Kota Tangerang Selatan masih diatas rata-rata
tersebut,sehingga kota Tangerang Selatan mengalami kondisi over population,yang
memiliki dampak negatif yang sangat banyak. Salah satu nya di aspek Kesehatan. Aspek

9
Kesehatan ini sangat berhubungan dengan Angka Harapan Hidup (AHH). Angka harapan
hidup dijadikan suatu indikator untuk mengukur kesehatan individu di suatu daerah.
Angka harapan hidup adalah ratarata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh
seseorang selama hidup. Angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevalusi kinerja
pemerintah dalam meningkatkaan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan
meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka harapan hidup yang rendah di
suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial
lainnya termasuk program kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk
program pemberantasan kemiskinan. Angka Harapan Hidup Kota Tangerang Selatan
cenderung rendah dibandingkan dengan kota-kota yang memiliki angka harapan hidup
yang baik.

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kota Tangerang
Selatan Tahun 2015

Jika dilihat menurut jenis kelamin yang dilihat dari jumlah penduduk tahun 2015,
penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih banyak ketimbang perempuan. Pada Tahun
2015, dari total penduduk 1.543.209 jiwa, sebanyak 777.713 jiwa adalah laki-laki, dan
perempuan sebanyak 765.496 jiwa, dengan rasio jenis kelamin sebesar 101,60.

10
Piramida Penduduk Kota Tangerang Selatan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2015

Berdasarkan piramida penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin Kota
Tangerang Selatan berdasarkan sensus 2015 diatas kita dapat menganalisis bahwa
kelompok umur pada Kota Tangerang Selatan didominasi oleh kelompok umur 30-34
tahun. Dan kelompok umur terendah laki-laki yaitu pada kelompok umur 75+ tahun,
sedangkan untuk yang perempuan di kelompok umur 70-74 tahun. Di kota Tangerang
Selatan memiliki lebih banyak penduduk pada kelompok umur dewasa yaitu dikelompok
umur 25-44,yang merupakan penduduk yang berumur produktif,sehingga Kota
Tangerang Selatan didominasi oleh penduduk dan kelompok umur yang berada ditingkat
produktif.

Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tangerang Selatan Menurut


Kecamatan Tahun 2015

11
Selanjutnya jika dilihat dari kepadatan penduduk per kecamatan, pada tahun 2015
kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Ciputat Timur, yaitu 13.116 jiwa/km 2
sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Setu, yaitu 5.460 jiwa/km2 . Jika
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya seperti di data di dua halaman sebelum nya,kota
Tangerang Selatan dan seluruh kecamatan yang ada di Kota Tangerang Selatan
mengalami peningkatan,dikarenakan pertumbuhan fertilitas dan migrasi.

5 Analisis Data Masalah Non-Demografi : Tingkat Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan


Kota Tangerang Selatan 2011-2015

12
Pelayanan kesehatan yang maksimal merupakan prasyarat mutlak bagi pembangunan
sebuah daerah. Dari indikator bidang kesehatan yang dicapai pada tahun 2011-2015
masih terdapat beberapa indikator yang mengalami penurunan dan indikator tetap (tidak
mengalami penurunan/peningkatan). Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota
Tangerang Selatan perlu terus untuk mengoptimalkan capaian bidang kesehatan, agar
derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat sehingga dapat berimplikasi pada
meningkatnya kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

Jika dilihat dari tabel diatas,tingkat pencapaian indicator Kesehatan Kota Tangerang
Selatan masih tergolong rendah,tetapi setiap tahun nya selalu mengalami
peningkatan,yang merupakan hal baik dalam pembangunan dalam tingkat Kesehatan.

Angka Harapan Hidup Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2015

Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan salah satu indikator keberhasilan bidang
kesehatan. AHH Kota Tangerang Selatan setiap tahunnya mengalami peningkatan, dari
72,07 pada tahun 2011, meningkat menjadi 72,09 pada tahun 2012, meningkat menjadi
72,10 pada tahun 2013, meningkat menjadi 72,11 pada tahun 2014 dan kemudian pada
tahun 2015 kembali mengalami peningkatan menjadi 72,12. Meningkatnya AHH berkat
partisipasi dan kesadaran dari masyarakat akan arti pentingnya menjaga pola hidup sehat
serta upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam
meningkatkan sarana dan prasarana dibidang kesehatan sehingga usia hidup penduduk
semakin bertambah panjang.

13
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masalah Demografis dan Non-Demografis Kota Tangerang SelatanMasalah
demografi yang terjadi di Kota Tangerang Selatan yaitu kepadatan penduduk yang
terlalu berlebih atau diatas rata-rata serta tingkat pelayanan Kesehatan yang
cenderung rendah. Pertumbuhan penduduk Kota Tangerang Selatan setiap tahunnya
menunjukkan peningkatan yang perlu mendapatkan perhatian. Pertumbuhan
penduduk Kota Tangerang Selatan yang tinggi menyebabkan ledakan penduduk.
Dikarenakan pertambahan jumlah penduduk tidak diikuti dengan penambahan jumlah
luas wilayah ataupun distribusi penduduk yang merata di seluruh kecamatan, maka
akan terjadi suatu ledakan penduduk di kecamatan-kecamatan tertentu. Pembangunan
kesehatan diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan melalui peningkatan mutu pelayanan rumah sakit, puskesmas,
puskesmas pembantu dan lembaga pelayanan kesehatan lainnya.

3.2 Implikasi Kebijakan


1. Menekan pertumbuhan penduduk dengan program Keluarga Berencana.
2. Membuat undang-undang yang menetapkan usia minimal menikah.
3. Memberlakukan tarif tinggi terhadap imigran.
4. Meratakan lapangan pekerjaan.
5. Meningkatkan pelayanan Pendidikan dan Kesehatan.
6. Meningkatkan sarana dan prasarana Kesehatan.
7. Memberikan Pendidikan tentang Kesehatan.

3.3 Saran

Demikianlah makalah yang saya buat. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik,silahkan sampaikan kepada saya. Apabila ada kesalahan
kata dan ada aspek-aspek yang dianggap kurang,mohon agar dapat dimaafkan dan
dimaklumi. Karena saya hanya hamba Allah SWT. Yang tidak luput dari kesalahan
dan lupa. Terima Kasih.

14
Tinjauan Pustaka

Bappeda Tangerang Selatan.2016.Gambaran Umum Kondisi Daerah.


https://bappeda.tangerangselatankota.go.id/uploads/perwal/3.pdf
BPS Tangerang Selatan.2017. Jumlah Penduduk Kota Tangerang Selatan 2010-2019.
https://tangselkota.bps.go.id/dynamictable/2017/05/09/49/jumlah-penduduk-kota-
tangerang-selatan-2010-2017.html
Nuraini, S.ST. , Yogo Aryo Jatmiko, S.ST..2020. Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota
Tahun 2010-2020 Provinsi Banten.
https://media.neliti.com/media/publications/48747-ID-proyeksi-penduduk-
kabupatenkota-provinsi-banten-2010-2020.pdf
Wika Mayasari.2020. Pengaruh Tingkat Kesehatan, Jumlah Penduduk Dan Tingkat
Pendidikan Terhadap Kemiskinan Di Kabupaten Tanggamus Dalam Perspektif
Ekonomi Islam Tahun 2009-2018. http://repository.radenintan.ac.id/9417/1/SKRIPSI
%202.pdf
D Triyastuti.2019.Masalah Kependudukan. http://eprints.ums.ac.id/79812/3/BAB
%20I.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai