Ketinggian Wilayah
No Kecamatan
(meter dpal)
1. Bonto Cani 100 > 1.000
2. Kahu 25 1.000
3. Kajuara 0 500
4. Salomekko 0 500
5. Tonra 0 500
6. Patimpeng 25 1.000
7. Libureng 100 1.000
8. Mare 0 1.000
9. Sibulue 0 500
10. Cina 0 500
11. Barebbo 0 500
12. Ponre 25 1.000
13. Lappariaja 25 1.000
14. Lamuru 25 1.000
15. Tellu Limpoe 100 - > 1.000
16. Bengo 25 1.000
Tingkat kemiringan lahan di Kabupaten Bone bervariasi mulai dari datar, landai
hingga daerah kemiringan yang curam. Daerah yang memiliki kemiringan datar hingga
landai banyak terdapat di daerah dengan kontur wilayah pantai atau dataran rendah,
daerah ini terletak di sepanjang bagian timur Kabupaten Bone hingga di sebagian
daerah bagian utara. Adapun daerah dengan kemiringan curam berada pada bagian
Selatan dan Barat yang didominasi oleh perbukitan dan pegunungan.
Wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah beriklim sedang. Kelembaban udara
berkisar antara 95% - 99% dengan temperatur berkisar 260C 430C. Pada periode
April-September, bertiup angin timur yang membawa hujan. Sebaliknya pada Bulan
Oktober-Maret bertiup Angin Barat, saat dimana mengalami musim kemarau di
Kabupaten Bone. Selain kedua wilayah yang terkait dengan iklim tersebut, terdapat juga
wilayah peralihan, yaitu: Kecamatan Bontocani dan Kecamatan Libureng yang sebagian
mengikuti wilayah barat dan sebagian lagi mengikuti wilayah timur. Rata-rata curah
hujan tahunan diwilayah Bone bervariasi, yaitu: rata-rata<1.750 mm; 1750-2000 mm;
2000-2500 mm dan 2500-3000 mm.
Dilihat dari jenis tanahnya, sebagian besar jenis tanah yang terdapat di
Kabupaten Bone berasal dari jenis Alluvial, Gleihumus, Litosol, Regosol, Grumosol,
Rasial dan Litosol, Mediteranian dan Latosol. Jenis tanah yang paling dominan di
Kabupaten Bone adalah jenis Mediteranian dan Latosol yang tersebar hampir di seluruh
kecamatan.
Potensi sumberdaya mineral yang terkandung di Kabupaten Bone termasuk
besar baik kandungan mineral logam maupun non-logam. Kandungan mineral logam di
Kabupaten Bone yang berhasil teridentifikasi antara lain:
1. Emas, terdapat di daerah Patimpeng, diindikasikan memiliki kandungan emas
dengan luasan sebaran mencapai 20.000 ha.
2. Tembaga, terdapat di Kecamatan Libureng dengan indikasi sebaran mencapai 67,5
ha.
3. Mangan, terdapat di Kecamatan Ponre, Bontocani dan Salomekko dengan luasan
sebaran mencapai 5.506,5 ha.
4. Endapan besi, terdapat di Kecamatan Bontocani dan Kahu dengan luas sebaran
mencapai 10.200 ha.
Selain potensi mineral logam, Kabupaten Bone juga memiliki potensi mineral non
logam, antara lain: batu bara, gamping, marmer, kuarsa, batu sabak dan basal yang
tersebar di beberapa wilayah seperti Bontocani, Patimpeng, Kahu, Lamuru, Lappariaja,
Ponre, dan Cina.
Tabel 2.2
Rincian Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Berdasarkan Kecamatan
HUTAN
HUTAN PRODUKSI PRODUKSI HUTAN PRODUK.
NO. KECAMATAN TETAP KONVERSI TERBATAS
LUAS
LUAS (HA) % % LUAS (HA) %
(HA)
1 Kec. Tonra 8.093,83 49,63 - - 3.219,16 3,97
2 Kec. Sibulue 926,48 5,68 - -
3 Kec. Cina 222,64 1,37 - - 1.805,34 2,23
4 Kec. Ponre 695,35 4,26 - - 15.911,89 19,64
5 Kec. Lappariaja 951,10 5,83 - - 3.162,26 3,90
6 Kec. Ulaweng 395,25 2,42 - - 1.921,24 2,37
7 Kec. Salomekko 487,36 2,99 - - - -
8 Kec. Libureng 3.221,21 19,75 - - 3.753,47 4,63
9 Kec. Mare 1.316,52 8,07 - - 1.839,78 2,27
10 Kec. Kahu - - - - 737,77 0,91
11 Kec. Bontocani - - - - 32.741,75 40,42
12 Kec. Lamuru - - - - 13.193,42 16,29
13 Kec. Tellusiattingnge - - - - 283,62 0,35
2. Kawasan Pertanian
Kawasan pengembangan untuk pertanian di Kabupaten Bone terbagi
menjadi 4 kategori, yaitu: 1) Pertanian tanaman pangan, 2) pertanian holtikultura,
3) perkebunan, dan 4) peternakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2.3
Rincian Kawasan Peruntukan Pertanian Berdasarkan Kecamatan
LUAS LAHAN
PERTANIAN LAHAN
PERSENTASE TANAMAN PERSENTASE
NO. KECAMATAN BASAH
% HOLTIKULTURA %
LUAS (HA)
(HA)
1 Kec. Ajangale 5,626.36 4.72 11.720,02 6,31
2 Kec. Awangpone 5,525.31 4.63 6.455,30 3,47
3 Kec. Barebbo 3,053.14 2.56 6.298,69 3,39
4 Kec. Bontocani 4,286.40 3.60 10.363,24 5,58
5 Kec. Cenrana 5,162.60 4.33 2.615,38 1,41
6 Kec. Cina 4,970.85 4.17 8.852,20 4,76
7 Kec. Duaboccoe 1,295.15 1.09 14.247,05 7,66
8 Kec. Kahu 9,767.08 8.19 7.358,54 3,96
9 Kec. Kajuara 4,026.44 3.38 4.125,58 2,22
10 Kec. Lamuru 6,341.08 5.32 19.524,29 10,50
11 Kec. Lappariaja 5,765.48 4.84 18.220,33 9,80
12 Kec. Libureng 19,731.70 16.55 8.524,18 4,59
13 Kec. Mare 3,884.50 3.26 9.438,67 5,08
14 Kec. Palakka 10,310.70 8.65 146,10 0,08
15 Kec. Ponre 1,700.02 1.43 8.824,40 4,75
16 Kec. Salomekko 8,915.28 7.48 3.730,98 2,01
17 Kec. Sibulue 6,009.37 5.04 4.682,12 2,52
JENIS KOMODITAS
NO. KECAMATAN
DIKEMBANGKAN/DIUSAHAKAN
1 Kec. Ajangale
2 Kec. Awangpone
3 Kec. Barebbo
4 Kec. Bontocani
5 Kec. Cenrana
6 Kec. Cina
7 Kec. Duaboccoe
8 Kec. Kahu
9 Kec. Kajuara
10 Kec. Lamuru
11 Kec. Lappariaja
kopi, jambu mente, kemiri, tebu, vanili,
12 Kec. Libureng
kelapa, kakao, lada, dan kelapa hibrida
13 Kec. Mare
14 Kec. Palakka
15 Kec. Ponre
16 Kec. Salomekko
17 Kec. Sibulue
18 Kec. Tanete Riattang
19 Kec. Tanete Riattang Barat
20 Kec. Tanete Riattang Timur
21 Kec. Tellusiattinge
22 Kec. Tonra
23 Kec. Ulaweng
Sumber : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bone, Tahun 2012-2032
3. Kawasan Perikanan
Kawasan pengembangan perikanan di Kabupaten Bone dibagi kedalam 4
kategori utama, yaitu: 1) kawasan perikanan tangkap, 2) kawasan perikanan
budidaya, 3) kawasan pengolahan ikan, dan 4) kawasan pelabuhan perikanan.
Kawasan peruntukan perikanan tangkap ditetapkan pada kawasan pesisir dan laut
Kecamatan Kajuara, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Salomekko, kawasan
pesisir dan laut Kecamatan Tonra, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Mare,
kawasan pesisir dan laut Kecamatan Sibulue, kawasan pesisir dan laut Kecamatan
Barebbo, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Tanete Riattang, kawasan pesisir dan
laut Kecamatan Tanete Riattang Barat, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Tanete
Riattang Timur, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Awangpone, kawasan pesisir
dan laut Kecamatan Tellusiattinge, dan kawasan pesisir dan laut Kecamatan
Cenrana dengan wilayah penangkapan mencakup kawasan perairan Teluk Bone
berdasarkan cakupan batas wilayah kewenangan daerah sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
Kawasan peruntukan budidaya perikanan ditetapkan dengan luasan sebesar
118.003 hektar, yang tersebar di sebagian daerah di Kecamatan Bone Borong,
sebagian wilayah Kecamatan Bone Selatan, sebagian wilayah Kecamatan Bone
Barat, Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur,
4. Kawasan Pertambangan
Kawasan pengembangan pertambangan di Kabupaten Bone dibedakan
kedalam 2 kategori penambangan, yaitu: pertambangan mineral dan batubara
tersebar di daerah Kecamatan Libureng dan sebagian wilayah Kecamatan
Salomekko, Kecamatan Kahu, Kecamatan Patimpeng, Kecamatan Bontocani dan
sebagian wilayah Kajuara, Kecamatan Lappariaja, sebagian wilayah Kecamatan
Lamuru, sebagian wilayah Kecamatan Ponre, Kecamatan Sibulue, sebagian wilayah
Kecamatan Ajangale, sebagian wilayah Kecamatan Palakka. Pertambangan minyak
dan gas tersebar dalam beberapa blok, yaitu: Blok Bone, Blok Sengkang, dan Blok
Kambuno ditetapkan di wilayah perairan laut Kabupaten Bone yang meliputi
sebagian wilayah Kecamatan Cenrana, sebagian wilayah Kecamatan Awangpone,
sebagian wilayah Kecamatan tanete Riattang Timur, sebagian wilayah Kecamatan
Barebbo, sebagain wilayah Kecamatan Sibulue, sebagain wilayah Kecamatan Mare,
sebagian wilayah Kecamatan Tonra, sebagain wilayah Kecamatan
Salomekko,sebagian wilayah Kecamatan Kajuara dan sebagian wilayah Kecamatan
Dua Boccoe
5. Kawasan Industri
Kawasan pengembangan industri di Kabupaten Bone diklasifikasikan
kedalam dua kategori industri, yaitu industri besar dan industri rumah tangga.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.6
Rincian Kawasan Industri
Kawasan industri besar saat ini tersebar pada 3 perusahaan besar utama,
yaitu: 1) Kawasan pabrik gula Camming yang terletak di Kecamatan Libureng, 2)
Kawasan pabrik gula Arasoe ditetapkan di Kecamatan Cina, dan 3) Kawasan pabrik
pengolahan alkohol/spritus ditetapkan di Kecamatan Cina. Adapun kawasan industri
yang dikategorikan dalam industri rumah tangga merupakan industri kerajinan dan
industri pengolahan hasil-hasil pertanian ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Ajangale, sebagian wilayah Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan
Barebbo, sebagian wilayah Kecamatan Bontocani, sebagian wilayah Kecamatan
Cenrana, sebagian wilayah Kecamatan Cina, sebagian wilayah Kecamatan
Duaboccoe, sebagian wilayah Kecamatan Kahu, sebagian wilayah Kecamatan
Kajuara, sebagian wilayah Kecamatan Lamuru, sebagian wilayah Kecamatan
Lappariaja, sebagian wilayah Kecamatan Libureng, sebagian wilayah Kecamatan
Mare, sebagian wilayah Kecamatan Palakka, sebagian wilayah Kecamatan Ponre,
sebagian wilayah Kecamatan Salomekko, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue,
sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang, sebagian wilayah Kecamatan Tanete
Riattang Barat, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur, sebagian
wilayah Kecamatan Tellusiattinge, sebagian wilayah Kecamatan Tonra, sebagian
wilayah Kecamatan Amali, sebagian wilayah Kecamatan Bengo, sebagian wilayah
Kecamatan Tellulimpoe, sebagian wilayah Kecamatan Patimpeng, dan sebagian
wilayah Kecamatan Ulaweng.
6. Kawasan Pariwisata
Kawasan pengembangan wisata di Kabupaten Bone dikategorikan kedalam 3
kategoti pariwisata, yaitu pariwisata alam, pariwisata budaya dan pariwisata buatan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.7
Rincian Kawasan Peruntukan Pariwisata Berdasakan Obyek Wisata Alam
Sumber : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bone, Tahun 2012-2032
Tabel 2.8
Rincian Kawasan Peruntukan Pariwisata Berdasakan Obyek Wisata Budaya
Tabel 2.9
Rincian Kawasan Peruntukan Pariwisata Berdasakan Obyek Wisata Buatan
7. Kawasan Permukiman
Pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Bone menurut RTRW
Kabupaten Bone dikategorikan kedalam 2 kategori, yaitu permukiman perkotaan
dan permukiman pedesaan. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan
merupakan kawasan permukiman yang didominasi oleh kegiatan non agraris
dengan tatanan kawasan permukiman yang terdiri dari sumberdaya buatan seperti
perumahan, fasilitas sosial, fasilitas umum, serta prasarana wilayah perkotaan
lainnya. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 2.10
Rincian Kawasan Permukiman
2.1.4. Demografi
Penduduk Kabupaten Bone menurut hasil Pendataaan yang dilakukan oleh
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone Tahun 2012 sebanyak 728.737 jiwa yang
terdiri dari laki-laki 347.707 jiwa dan perempuan 381.030 jiwa. Ini berarti bahwa
penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki dengan
perbandingan 47,71% penduduk laki-laki dan 52,29 penduduk perempuan. Seluruh
penduduk Kabupaten Bone terhimpun dalam keluarga (rumah tangga) dengan
jumlah sebanyak 163.621 KK. Rata-rata anggota keluarga sebesar 4,43 jiwa, artinya
setiap keluarga memiliki anggota rata-rata 4 jiwa.
Kepadatan penduduk Kabupaten Bone menurut luas wilayah pada Tahun
2011 rata-rata sebesar 166 jiwa/km2. Tiga kecamatan dengan kepadatan penduduk
paling banyak, yakni Kecamatan Tanete Riattang sekitar 2.077 jiwa/km2, disusul
Kecamatan Tanete Riattang Timur sekitar 1.003/km2, kemudian Kecamatan Tanete
Riattang Barat sekitar 833 jiwa/km2. Sementara itu kepadatan penduduk paling
rendah terdapat di Kecamatan Bontocani sebesar 33 jiwa/km2, disusul Kecamatan
Tellu Limpoe sebesar 44 jiwa/km2, kemudian Kecamatan Ponre sebesar 46 jiwa/km2.
Data terinci mengenai hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.11
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bone
Tahun 2012
Tabel 2.12
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama
di Kabupaten Bone Tahun 2011
Tabel 2.13
Tabel 2.14
Perkembangan dan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bone
Tahun 2008-2012
PDRB adh PDRB adh
Pertumbuhan Pertumbuhan
Tahun Berlaku Konstan
(Persen) ( Persen )
(Juta Rp.) ( Juta Rp)
2008 5.348.744,99 0,00 2.776.660,08 0,00
2009 6.412.649,40 19,89 2.985.922,41 7,54
2010 7.803.369,81 17,43 3.213.085,05 7,63
2011* 8.810.532,68 17,00 3.463.705,68 7,80
2012** 10.250.173,72 16,34 3.746.344,06 8,16
Rata-Rata 17,67 7,78
Sumber : BPS dan Bappeda Kab. Bone
* angka sementara; * angka sangat sementara (proyeksi)
Grafik 2.1
Perkembangan dan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bone
Tahun 2008-2012
3.746.344,06
3.463.705,68
3.213.085,05
10.250.173,72
2.985.922,41
2.776.660,08
8.810.532,68
7.803.369,81
6.412.649,40
5.348.744,99
Peningkatan PDRB ini tidak terlepas dari kontribusi sembilan sektor lapangan
usaha. Pada tahun 2009, sektor pertanian berkontribusi 49,94% bagi peningkatan
PDRB Kabupaten Bone, dan mengalami kenaikan pada tahun 2010 dengan nilai
kontribusi 50,87%, namun diprediksikan akan menurun di tahun 2011 sampai
mencapai 48,81%. Sektor lainnya yang berkontribusi cukup besar bagi PDRB
Kabupaten Bone adalah sektor jasa-jasa, perdagangan/hotel/restoran dan Industri
yaitu masing-masing berkontribusi sebesar 17,87%, 7,14% dan 6,98% pada tahun
2009 sedangkan pada tahun 2010 berkontribusi sebesar 17,01%, 7,17% dan
6,69%. Secara keseluruhan kontribusi sektor lapangan usaha terhadap PDRB 2010
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan Tahun 2009, demikian pula halnya
dengan proyeksi PDRB pada tahun 2011 yang akan terus meningkat khususnya
sektor pertanian dan jasa. Nilai dan Kontribusi Sektor Dalam PDRB beberapa tahun
terakhir dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.15
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2009-2011
Atas Dasar Harga Berlaku
2. Inflasi
Perkembangan barang dan jasa ini berdampak langsung terhadap tingkat
daya beli dan biaya hidup penduduk. Jika harga-harga secara umum meningkat
maka bisa terjadi daya beli penduduk menurun. Hal tersebut dialami Kabupaten Bone
pada tahun 2008 di mana tingkat inflasi mencapai 12,99%. Berbagai upaya dilakukan
Pemerintah dalam mengatasi inflasi tersebut, sehingga pada tahun 2010 inflasi
Kabupaten Bone menurun menjadi 9,13% dan pada tahun 2011 tingkat inflasi
Kabupaten Bone diproyeksikan berada pada kisaran 8,53%. Penurunan tingkat
Inflasi juga dipengaruhi oleh faktor stabilitas ekonomi terhadap kebutuhan pokok
masyarakat. Gambaran tingkat Inflasi Kabupaten Bone dapat dilihat pada grafik
berikut:
Grafik 2.2
Tingkat Inflasi Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
9,13
10 8,53
9 7,56
8 6,8
7
6
5
4
3
2
1
0
2010 2011* 2012* 2013*
3. Penduduk Miskin
Grafik 2.3
Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Bone Tahun 2002-2012
20
50.000
18,78 18,84 17,35
16,56 15,66 16,38 15,19 10
14,08174918
12,69 11,24
0 0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Sumber : Data Olah Bappeda Tahun 2013
Berdasarkan hasil PPLS tahun 2011, jumlah penduduk miskin Kabupaten Bone
yang masuk kedalam kategori I (sangat miskin) sebanyak 92.002 jiwa yang tersebar
di 27 kecamatan. Kecamatan Sibulue, merupakan kecamatan yang memiliki jumlah
penduduk sangat miskin tertinggi sebanyak 5.213 jiwa, kemudian Kecamatan Tellu
Limpoe sebanyak 4.873 jiwa, Kecamatan Awangpone 4.671 jiwa sedangkan
kecamatan dengan jumlah penduduk sangat miskin terkecil adalah Kecamatan
Tanete Riattang sebanyak 1.825 jiwa.
Relevansi dan efektifitas program merupakan salah satu indikator keberhasilan
pelaksanaan program yang mengitegrasikan antara kebijakan pemerintah pusat,
pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah. Tingkat kemiskinan Kabupaten
Bone mulai tahun 2008-2011 relevan dengan tingkat kemiskinan Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Pusat. Hal ini berarti dampak kebijakan program penanggulangan
kemiskinan dari Pemerintah Pusat untuk ditindaklanjuti ditingkat provinsi dan daerah
berkontribusi positif untuk mengurangi angka kemiskinan di daerah.
Sejauhmana relevansi dampak intevensi program Pro Poor antara pemerintah
pusat, provinsi dan kabupaten terhadap penurunan garis kemiskinan daerah , dapat
dilihat uraian gambar berikut :
Grafik 2.4
Sumber data : Olahan Data PPLS 2011, Bappeda & Statistik, 2013
Grafik 2.6
Analisis Relevansi Tingkat Pengangguran Terbuka
Kabupaten Bone tahun 2002 - 2011
Grafik 2.7
Perbandingan IPM Kabupaten Bone dengan Provinsi dan Nasional
Tahun 2008-2011
72,77
74,0
72,27
72,1
71,76
73,0
71,6
71,17
72,0
70,9
70,8
70,17
70,2
71,0
69,63
Sulawesi Selatan
68,96
70,0 Bone
69,0 Indonesia
68,0
67,0
2008 2009 2010 2011
Salah satu bukti nyata capaian IPM Bone yang kurang memuaskan adalah IPM
Kabupaten Bone peringkat ke 17 dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, seperti
terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.16
Perbandingan IPM Kabupaten Bone dengan Kab/Kota
di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 2011
IPM
Kode Provinsi / Kabupaten
2008 2009 2010 2011
7300 SULAWESI SELATAN 70,22 70,94 71,62 72,14
7301 Selayar 68,23 68,86 69,34 70,00
7302 Bulukumba 69,87 70,55 71,19 71,77
7303 Bantaeng 68,87 69,4 70,1 70,66
7304 Jeneponto 64,04 64,54 64,92 65,27
7305 Takalar 67,49 68,04 68,62 69,09
7306 Gowa 69,37 70 70,67 71,29
7307 Sinjai 68,74 69,21 69,53 70,16
7308 Maros 69,85 70,55 71,12 71,74
7309 Pangkajene Kepulauan 68,30 69,07 69,43 69,89
7310 Barru 69,54 70,3 70,86 71,19
7311 Bone 68,96 69,63 70,17 70,77
Sebagaimana uraian tersebut, ada 3 aspek utama tentang IPM, antara lain :
Tabel 2.17
Perbandingan IPM Kabupaten Bone dengan Kab/Kota
di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 2011
Angka Melek Huruf (%)
No Provinsi
2009 2010 2011
SULAWESI SELATAN 87,02 87,75 88,07
1. Selayar 89,23 89,23 90,86
2. Bulukumba 85,35 85,35 85,45
3. Bantaeng 77,51 78,98 79,03
4. Jeneponto 77,2 77,27 77,31
5. Takalar 80,75 81,8 81,85
6. Gowa 80,27 81,92 82,32
7. Sinjai 86,45 86,45 86,59
8. Maros 82,9 82,97 83,1
9. Pangkajene Kepulauan 86,86 87,55 87,59
10. Barru 88,48 89,23 89,25
11. Bone 84,85 84,86 86,41
12. Soppeng 85,08 86,67 86,71
13. Wajo 82,69 83,53 84,97
14. Sidenreng Rappang 89,57 89,63 89,77
15. Pinrang 89,74 89,9 91,48
16. Enrekang 90,44 90,44 90,49
17. Luwu 91,48 91,48 91,63
18. Tana Toraja 85,45 86,28 87,76
19. Luwu Utara 92,05 92,36 92,86
Angka Harapan Hidup adalah rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat
ditempuh oleh seseorang selama hidup. Indeks usia harapan hidup digunakan nilai
maksimum dan nilai minimum harapan hidup sesuai standar UNDP, yaitu angka tertinggi
sebagai batas atas untuk penghitungan indeks dipakai usia 85 tahun dan terendah adalah
usia 25 tahun (BPS Indonesia, 2009). Tingkat perkembangan usia harapan hidup di
Kabupaten Bone tiga tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2.8, dan AHH Kabupaten
Bone masih menempati posisi ke 19 dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.
Tabel 2.19
Perbandingan Angka Harapan Hidup Kabupaten Bone
dengan Kab/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 2011
Indeks Pembangunan Gender (IPG) adalah Indeks komposit yang dihitung dari
beberapa variabel untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia dengan
memperhatikan disparitas gender. IPG dapat digunakan untuk mengetahui kesenjangan
pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan.
Perkembangan IPG Kabupaten Bone dalam kurun waktu empat tahun menunjukkan
bahwa capaian IPG Kabupaten Bone masih jauh dibawah capaian IPG Provinsi dan
Nasional. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa kinerja pemerintah daerah untuk
Grafik 2.8
Perbandingan IPG Kabupaten Bone dengan Provinsi dan Nasional
Tahun 2008-2011
70,00
67,8
66,77
67,2
68,00 66,38
66,00
62,75
61,99
64,00
61,24
61,15
61,04
Sulawesi Selatan
60,36
62,00
59,17
58,87
Bone
60,00
Nasional
58,00
56,00
54,00
2008 2009 2010 2011
Tabel 2.20
Perbandingan IPG Kabupaten Bone
dengan Kab/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 2011
IPG
No Provinsi / Kabupaten
2008 2009 2010 2011
SULAWESI SELATAN 61,04 61,24 61,99 62,75
1. Selayar 59,32 59,61 60,36 61,16
2. Bulukumba 62,06 62,41 63,47 64,28
3. Bantaeng 62,37 62,7 63,81 64,48
4. Jeneponto 53,21 53,45 54,81 55,57
5. Takalar 56,71 56,94 56,87 57,59
6. Gowa 61,52 61,65 62,6 63,53
7. Sinjai 60,04 60,51 61,51 62,43
8. Maros 57,13 57,69 58,40 59,4
9. Pangkajene Kepulauan 60,70 61,10 61,31 61,73
10. Barru 53,74 53,97 55,15 55,83
11. Bone 58,87 59,17 60,36 61,15
12. Soppeng 60,55 61,11 62,12 62,85
13. Wajo 54,71 55,01 56,07 57,17
14. Sidenreng Rappang 60,97 61,15 62,22 62,88
15. Pinrang 65,49 65,95 66,37 67,28
16. Enrekang 68,53 68,97 69,59 70,24
17. Luwu 68,91 69,36 69,51 70,16
18. Tana Toraja 67,41 67,69 68,60 69,17
Tabel 2.21
IPG menurut komponen yang mempengaruhi
Di Kabupaten Bone tahun 2010
Dari tabel tersebut terlihat bahwa level AHH yang dicapai penduduk laki-laki
masih dibawah level AHH yang dicapai perempuan. Penyebab rendahnya AHH laki-
laki, salah satunya mengungkapkan bahwa banyaknya kejadian kematian pada laki-
laki umumnya bersifat prematur termasuk perilaku dan kemampuan bertahan hidup
laki-laki yang cenderung lebih buruk daripada perempuan. Dari sisi AMH, perempuan
masih lebih rendah dibanding laki-laki, namun suatu hal yang menggembirakan
adalah peningkatan AMH perempuan sekitar 4% lebih cepat dibandingkan dengan
AMH laki-laki yang hanya berkisar 1,7%. Seperti halnya komposisi AMH, untuk rata-
rata lama sekolah penduduk laki-laki secara umum lebih tinggi pada kisaran 1 tahun
dibanding rata-rata lama sekolah penduduk perempuan. Sedangkan pengeluaran per
kapita sangat dpengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah adanya
perbedaan upah yang diterima laki-laki dan perempuan. Salah satu faktor yang
berpengaruh pada perbedaan tingkat upah adalah tingkat pendidikan.
Kecenderungan pendidikan perempuan lebih rendah dibanding pendidikan laki-laki
jelas berpengaruh pada perbedaan upah yang diterima antara laki-laki dan
perempuan. Faktor lain juga erat kaitannya dengan faktor lapangan pekerjaan, jenis
pekerjaan, dan status pekerjaan.
69,14
68,15
65,54
65,37
63,52
63,38
62,46
62,27
60,68
70,00
60,02
53,67
52,96
60,00
50,00
Sulawesi Selatan
40,00
Bone
30,00 Indonesia
20,00
10,00
0,00
2008 2009 2010 2011
Tabel 2.22
Perbandingan IDG Kabupaten Bone dengan Kabupaten Bone
dengan Kab/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 2011
IDG
No Provinsi / Kabupaten
2008 2009 2010 2011
SULAWESI SELATAN 52.96 53.67 62.46 63.38
1. Selayar 53.71 54.43 68.14 70.30
2. Bulukumba 48.95 49.00 57.97 58.53
3. Bantaeng 54.44 54.64 74.10 74.73
4. Jeneponto 43.88 44.60 54.06 58.02
5. Takalar 42.22 42.91 63.22 60.51
6. Gowa 56.66 57.21 73.50 73.23
7. Sinjai 47.49 47.50 56.08 59.77
8. Maros 50.95 51.86 60.00 60.5
9. Pangkajene Kepulauan 54.58 55.39 55.64 58.93
10. Barru 51.56 51.93 58.98 61.67
11. Bone 60.02 60.68 65.54 65.37
12. Soppeng 58.96 59.11 59.76 59.75
13. Wajo 51.60 52.33 58.66 59.49
14. Sidenreng Rappang 46.95 47.10 55.46 47.93
15. Pinrang 47.05 48.36 61.55 62.13
16. Enrekang 58.75 59.60 61.09 57.52
17. Luwu 57.22 57.92 62.61 63.76
18. Tana Toraja 57.40 58.32 64.88 64.44
Tabel 2.23
Kondisi Pendidikan Anak Usia Dini
di Kabupaten Bone tahun 2012
Jumlah Lembaga
Jumlah Anak Guru /
No PAUD (TK. RA, BA)/KB,
terlayani Pendidik
TPA SPS
1 Formal 452 22.402 1.792
2 Non Formal 234 2.242 2.194
3 Informal 51 1.336 153
Jumlah 737 25.980 4.139
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Bone, 2012
2) Pendidikan Dasar
Jumlah SD/MI di Kabupaten Bone pada tahun 2012 sebanyak 751 Unit.
Jumlah tersebut relative mampu melayani pendidikan dasar di Kabupaten
Bone. Sedangkan Jumlah SMP/MTs baik negeri maupun swasta di Kabupaten
Bone sebesar 199 Unit. Ketersediaan SMP/MTs merata di seluruh kecamatan di
Kabupaten Bone.
Gambaran Kondisi sarana dan prasarana baru SD dan SMP di
Kabupaten Bone selama kurun waktu 2008 2012 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.24
Kondisi Sarana dan prasarana SD dan SMP
Di Kabupaten Bone Tahun 2008 2012
Grafik 2.11
Analisis Relevansi Angka Partisipasi Murni (APM)
SMP/MTsKabupaten Bone tahun 2008 -2011
Gambar 2.12
Relevansi Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA
Kabupaten Bone terhadap Nasional tahun 2008 2011
B. SMP/MTs
Rasio siswa / kelas 1:36 26,4 32 32 31,2 30,99
Rasio Guru / siswa 1:32 26 26 26 24 24
Rasio R. Kls / rombel 1:1 3,48 2,59 2,67 1 0,96
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Bone 2013
3) Pendidikan Menengah
Gambaran Kondisi sarana dan prasarana baru SMA/SMK/MA di
Kabupaten Bone selama kurun waktu 2008 2012 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.26
Kondisi Sarana dan prasarana SMA/SMK/MA
Di Kabupaten Bone Tahun 2008 2012
Tahun
No Sarana dan Prasarana
2008 2009 2010 2011 2012
1 Rasio Rombel / Kelas 1 : 1 (%) 1,91 1,63 1,46 1,48 1,68
2 Setiap sekolah memiliki ruang 62,96 81,48 85,19 88,89 92,59
guru lengkap dengan prabotnya
(%)
3 Setiap sekolah memiliki 85,19 88,89 90,74 94,44 94,44
perpustakan lengkap dengan
prabotnya (%)
4 Setiap sekolah memiliki Lab IPA 77,78 79,63 79,63 81,48 81,48
lengkap dengan prabotnya (%)
5 Setiap sekolah memiliki Lab 3,70 11,11 27,78 48,15 59,26
Komputer lengkap dengan
prabotnya (unit)
6 Setiap ruang kelas dalam 48,15 51,85 57,41 64,81 68,52
kondisi baik dan layak
dipergunakan (%)
7 Rasio siswa / buku / 33,33 41,67 58,33 66,67 75,00
Tabel 2.27
Rasio Siswa/kelas, Siswa /Guru, Siswa Sekolah, ruang kelas/Rombel
SMA/SMK/MA Di Kabupaten Bone Tahun 2008 2012
Target Tahun
No. Uraian
SPM 2008 2009 2010 2011 2012
1 Rasio siswa / kelas 1:36 38 43 37 35 38
2 Rasio Guru / siswa 1:24 14 14 14 13 13
3 Rasio R. Kls / rombel 1:1 1:11 1:03 1:13 1:13 1:13
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Bone, 2013
Tabel 2.28
Jumlah Murid Tingkat PAUD/TK
Kabupaten Bone tahun 2008 2012
Tabel 2.29
APK dan APM Jenjang Pendidikan SD/MI//Paket A dan
SMP/MTs/Paket B Kabupaten Bone tahun 2008 2012
Tahun
No Uraian
2008 2009 2010 2011 2012
1 SD/MI (%)
APK (%) 115,06 115,11 115,16 110,75 107,29
APM (%) 98,79 97,68 97,77 98,09 99,21
2 SMP/MTs
APK (%) 86,86 92,51 92,19 91,97 89,83
APM (%) 67,94 68,37 76,08 76,25 80,12
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Bone 2012
Tabel 2.30
Angka Melanjutkan Ke SMP/MTs dan ke SMA/SMK
Di Kabupaten Bone tahun 2008 2011
Tabel 2.31
Angka Putus Sekolah
Jenjang Pendidikan SD/MI dan SMP/MTs Kabupaten Bone
Tahun 2008 - 2012
No INDIKATOR 2008 2009 2010 2011 2012
1 Angka Putus Sekolah (APS)
0,59 0,32 0,21 0,17 0,13
SD/MI (%)
2 Angka Putus Sekolah (APS) 1,54 0,69 0,44 0,37 0,18
SMP/MTs (%)
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Tahun 2012
Tabel 2.32
APK dan APM Jenjang Pendidikan SMA/SMK/MA/Paket C
Kabupten Bone tahun 2008 2012
Tahun
NO. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
Tabel 2.33
Angka Putus Sekolah
Jenjang Pendidikan SMA/SMK/MA/Paket C
Kabupten Bone tahun 2008 2012
Tahun APS
2008 0,09%
2009 0,71%
2010 0,53%
2011 0,22%
2012 0,04%
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Bone, 2012
Tabel 2.34
Capaian Indikator Kualitas Pelayanan Pendidikan
Kabupaten Bone Tahun 2008 - 2012
2. Kesehatan
Indikator utama pembangunan kesehatan adalah meningkatnya usia
harapan hidup (UHH), menurunnya angka kematian bayi (AKB), angka kematian
ibu melahirkan (AKI), dan presentase gizi buruk balita. UHH di Kabupaten Bone
pada tahun 2011 sebesar 70 tahun meningkat dari tahun 2010 sebesar 69,73
tahun, tahun 2009 sebesar 69,4 tahun dan tahun 2008 = 69,0 tahun, sedangkan
AKB di Kabupaten Bone cenderung mengalami penurunan dari tahun 2008
2012. Pada tahun 2008 AKB sebesar 3,46 per 1.000 kelahiran hidup menurun
pada tahun 2012 menjadi 3,23 per 1.000 kelahiran hidup.
Gambar 2.13
Analisis Relevansi Angka Kematian Bayi
Kabupaten Bone tahun 2008 2011
Gambar 2.14
Analisis relevansi Angka Kematian Balita (AKABA)
Kabupaten Bone tahun 2008 - 2011
Grafik 2.15
Perkembangan AKB per 1.000 kelahiran hidup tahun 2008 2012
3,8
3,7
3,6
3,46
3,4 3,37
3,2 3,23
3
2008 2009 2010 2011 2012
Angka Kematian Ibu (AKI) dari tahun 2008 2012 cenderung mengalami
peningkatan. Pada tahun 2009 AKI Kabupaten Bone sebesar 24,2 per 100.000
kelahiran hidup meningkat pada tahun 2012 menjadi 29,32 per 100.000 kelahiran
hidup. Tingginya kasus kematian ibu melahirkan disebabkan oleh terlambatnya
penanganan pada ibu hamil yang mengalami komplikasi (jantung, hipertensi dan
DM).
Gambar 2.16
Analisis Relevansi Angka Kematian Ibu Melahirkan
Kabupaten Bone tahun 2008 - 2011
Grafik 2.17
Perkembangan AKI per 100.000 kelahiran hidup Kabupaten Bone
Tahun 2008 2012
15 16,09
10
5
0
2008 2009 2010 2011 2012
Tabel 2.35
Kinerja Pencapaian Standar Pelayanan Dinas Kesehatan
Tahun 2008 -2012
Tahun
NO Indikator SPM
2008 2009 2010 2011 2012
1 Cakupan Kunjungan Ibu 92,27 94,23 98,78 99,96 98,01
Hamil K4
2 Cakupan Ibu Hamil dengan 51,96 15,3 51,3 71,74 61,28
komplikasi yang ditangani
3 Cakupan pertolongan 75,65 76,63 88,17 90,29 93,43
persalinan oleh bidan atau
tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi
kebidanan
4 Cakupan pelayanan ibu 75,65 78,63 88,17 90,29 93,43
nifas
5 Cakupan neonatal dengan 48,34 69,97 11,4 71,57 62,69
komplikasi yang ditangani
6 Cakupan kunjungan bayi 80,91 85,27 94,94 86,05 96,83
7 Cakupan desa/kelurahan 89,52 89,79 88,17 89,78 89,79
dengan UCI (Universal Child
Grafik 2.18
Perkembangan Sarana Sanitasi Kabupaten Bone
Tahun 2008 2012
100,00
90,00
85,42 86,12
80,00 80,07
74,49 72,80
70,00
60,00 59,00 58,53
50,00 51,11 49,67 50,30 48,70
40,97 43,80
40,00
35,07 35,94
30,00
20,00
10,00
-
2008 2009 2010 2011 2012
Tabel 2.36
Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja
PUSKESMAS
Institusi
(Termasuk Sarana
Tenaga Rumah Diklat/ Dinas
No Pustu, Polindes Kesehatan
Kesehatan Sakit Diknakes Kesehatan
& Balai Lain
Kesehatan Gigi)
1 Medis 45 29 0 0 3
Perawat Dan
2 Bidan 335 139 0 0 2
3 Kefarmasian 9 15 0 0 8
Kesehatan
4 Masyarakat 97 3 0 0 41
5 Sanitarian 10 0 0 0 5
6 Ahli Gizi 25 9 0 0 5
7 Keteknisan Gizi 0 0 0 0 0
T O T AL 521 195 0 0 64
Sumber : Sub Bagian Umum dan Perencanaan (Dinkes Bone)
1. Tenaga Medis
Tenaga medis terdiri dari dokter dan dokter gigi sesuai dengan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1966 tentang Tenaga Kesehatan. Total
tenaga medis pada tahun 2012 adalah sebesar 780 orang dengan rincian ,
dokter spesialis sebanyak 13 orang, dokter umum sebanyak 47 orang dan
dokter gigi sebanyak 21 orang.
Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga medis, Kabupaten Bone masih
memerlukan tenaga medis cukup banyak. Dokter Spesialis berdasarkan
perhitungan dibutuhkan sejumlah 30 dokter spesialis untuk jumlah penduduk
724.905 jiwa, sedangkan dokter umum yang dibutuhkan adalah 243 dokter
umum dan kebutuhan dokter gigi sebanyak 59 orang.
Tabel 2.37
Persebaran Tenaga Medis Menurut Unit Kerja
Kabupaten Bone Tahun 2012
Unit Kerja
No Jenis Tenaga Balai
Puskesmas Rumah Sakit DINKES
Kesehatan Gigi
1 Dokter Spesialis 0 12 0 1
2 Dokter Umum 30 15 0 2
3 Dokter Gigi 15 2 4 0
T O T AL 45 29 4 3
Sumber : Sub Bag Umum dan Perencanaan (Dinkes Bone)
2. Tenaga Keperawatan
Tabel 2.38
Persebaran Tenaga Keperawatan Menurut Unit Kerja
Dikabupaten Bone Tahun 2012
Unit Kerja
No Jenis Tenaga Balai
Puskesmas Rumah Sakit Kesehatan Dinkes
Gigi
1 Bidan 195 25 0 1
2 Perawat 140 114 0 2
T O T AL 335 139 0 3
Sumber : Sub bag Umum dan Perencanaan (Dinkes Bone)
Jumlah UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Puskesmas di Kabupaten Bone sampai
dengan tahun 2013 adalah 15 UPTD Puskesmas Perawatan dan 23 UPTD Puskesmas
non Perawatan. Kondisi Puskesmas yang rusak berat sebanyak 6 unit, rusak ringan
17 unit dan kondisi baik sebanyak 15 unit. Jumlah tempat tidur di puskesmas
perawatan sebanyak 150 unit. Jumlah puskesmas PONED ( Pelayanan Obstetrik
Neonatus Emergency Dasar) sebanyak 4 unit.
Puskesmas Pembantu di Kabupaten Bone sebanyak 75 unit dengan kondisi baik
sebanyak 17 unit, rusak ringan 35 unit dan rusak berat 23 unit. Sarana pelayanan
kesehatan yang ada di Kabupaten Bone sampai dengan tahun 2013 yang tercatat di
Dinas Kesehatan Kabupaten Bone adalah sesuai tabel berikut :
Tabel 2.39
Jumlah Pelayanan Sarana Kesehatan
Di Kabupaten Bone Tahun 2013
Pemilikan/Pengelolaan
No Fasilitas Kesehatan Pemerintah
Swasta Jumlah
Kab
1 Rumah Sakit Umum 2 0 2
2 Rumah Sakit Bersalin 0 1 1
3 Puskesmas Perawatan 15 0 15
4 Puskesmas Non Perawatan 23 0 23
5 Puskesmas Keliling 3 0 3
6 Puskesmas Pembantu (Pustu) 75 0 75
3. Pekerjaan Umum
Kondisi jalan dan jembatan di Kabupaten Bone selama 5 tahun terakhir
mengalami perkembangan yang baik. Kondisi jalan rusak berat masih tinggi,
dimana tahun 2012 kondisi jalan rusak berat sepanjang 799,917 km. Sementara
untuk kondisi jembatan di Kabupaten Bone tahun 2012 sepanjang 1050,2 m
dalam kondisi baik, 20,5 m dalam kodisi sedang, 108 m dalam kondisi rusak
ringan dan sepanjang 288,7 m dalam kondisi rusak berat. Perkembangan
selengkapnya dapat dilihat padaa tabel sebagai berikut :
Tabel 2.40
Kondisi Jalan dan Jembatan
a. Kondisi Jalan
(km)
Baik 619.200 794.460 969.720 811.420 813,869
Sedang 492.380 356.115 219.850 215.050 219,047
Rusak Ringan 558.970 523.590 488.210 492.780 479,950
Rusak Berat 833.290 829.675 826.060 925.350 799,917
B Kondisi
Jembatan (m)
Baik 1.039,2 1.039,2 1.050,2 1.050,2 1.050,2
Sedang 20,5 20,5 20,5 20,5 20,5
Rusak Ringan 108 108 108 108 108
Rusak Berat 299,7 299,7 288,7 288,7 288,7
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan SDA Kab Bone, 2012
Tabel 2.41
Kondisi Jaringan Irigasi
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1. Baik 73,00 5.679,58 71,00 3.295,00 16.691,00
2. Sedang 19.863,00 14.253,70 19.865,00 16.592,00 3.206,00
3. Rusak Ringan 124,00 126,74 124,00 173,00 163,00
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan SDA Kab Bone, 2012
Tabel 2.42
Kondisi Alat-Alat Kebinamargaan
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1. Baik 11 9 9 7 4
2. Rusak Ringan 2 3 2 5 8
3. Rusak Berat 3 4 5 5 5
4. Rusak Sama Sekali 1 4 5 8 10
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan SDA Kab Bone, 2012
4. Perumahan Rakyat
Rasio rumah tangga pengguna air bersih tahun 2012 sebesar 76,80%, kondisi
ini menunjukan masih ada 23,2% masyarakat Kabupaten Bone yang belum
mengakses air bersih. Sementara itu untuk rumah tangga yang memiliki sanitasi
masih sangat rendah, dimana tahun 2012 prosentase rumah tangga bersanitasi
baru mencapai 54,40%.
Untuk kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Bone masih cukup besar
dimana tahun 2012 prosentase luas kawasan permukiman kumuh mencapai
18,68%. Sedangkan cakupan rumah tidak layak huni tahun 2012 sebesar
28,84%. Perkembangan kondisi perumahan di Kabupaten Boner selengkapnya
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut ini :
Tabel 2.43
Capaian Indikator Kinerja Perumahan Tahun 2008-2012
Capaian Tahun
NO Indikator Kinerja
2008 2009 2010 2011 2012
1. Rasio Rumah tangga pengguna air bersih 33,70 41,85 51,37 60,17 76,80
2. Prosentase Rumah tangga ber-Sanitasi 39,84 49,76 51,13 52,64 54,40
Prosentase jalan setapak/lingkungan
3. 40,70 42,85 50,75 53,70 59
yang layak
4. Prosentase Luas kawasan kumuh 14,90 15,17 16,80 17,10 18,68
5. Cakupan rumah tidak layak huni (%) 19,97 22,15 25,80 26,18 28,84
5. Tata Ruang
Penataan ruang pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mengatur ruang
agar aktivitas kehidupan manusia dan lingkungan alam di sekitarnya
berkembang secara harmonis dan lestari. Di sini terdapat dua hal pokok yang
perlu mendapatkan perhatian secara serius, yaitu: Pertama, adanya tiga unsur
penting dalam penataan ruang, yaitu: manusia beserta aktivitasnya, lingkungan
alam sebagai tempat, dan pemanfaatan ruang oleh manusia di lingkungan alam
tersebut. Kedua, proses pemanfaatan ruang haruslah bersifat terbuka,
berkeadilan, memiliki perlindungan hukum dan mampu memenuhi kepentingan
semua pihak (petaruh/stakeholder) secara terpadu dan berdayaguna serta
serasi.
Terkait dengan penataan ruang, Kabupaten Bone telah menyusun Perda
Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana tata Ruang Wilayah Kabupaten Bone
Tahun 20122032. Dalam Perda tersebut disebutkan bahwa tujuan penataan
ruang Kabupaten Bone adalah mewujudkan ruang yang aman, nyaman,
produktif dan berkelanjutan dengan di dukung masyarakat melalui
pengembangan pertanian, perikanan dan kelautan berbasis konservasi dan
mitigasi bencana. Dalam Perda tersebut dikemukakan bahwa kebijakan dan
strategi penataan ruang wilayah dilakukan melalui: (1) kebijakan dan strategi
pengembangan struktur ruang, (2) kebijakan dan strategi pengembangan pola
ruang; dan (3) kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis.
Terkait dengan berbagai aktivitas pembangunan di Kabupaten Bone, ada
beberapa aspek penataan ruang yang perlu mendapatkan perhatian pada masa
mendatang, yaitu kawasan lindung, kawasan ruang terbuka hijau, kawasan
rawan bencana alam, kawasan budidaya, kawasan pariwisata. Pengaturan
tersebut perlu dilakukan untuk mengendalikan kebutuhan masing-masing
kawasan agar tetap sinkron dengan tetap mengedepankan kepentingan
masyarakat.
Secara rinci kinerja urusan Penataan Ruang di Kabupaten Bone tahun 2008-
2012 tergambarkan pada tabel berikut:
Tabel 2.44
Kondisi Capaian kinerja Tata Ruang
6. Perencanaan
Penyelarasan dokumen perencanaan pembangunan secara nasional yaitu
RPJM Nasional 20102014, RPJM Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara 2013-
2018 dengan RPJM Daerah Kabupaten Bone untuk menyelesaikan
permasalahan pembangunan daerah sebagaimana diamanatkan Undang-
Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, perlu
semakin dimantapkan. Penyusunan RPJMD Kabupaten Bone mengacu pada
penataan ruang sebagaimana Perda Nomor 2 Tahun 2013 tentang RTRW
Kabupaten Bone.
Penyusunan dokumen perencanaan perlu pula memperhatikan
pengarusutamaan dalam perencanaan pembangunan daerah, yaitu: (1) tata
pemerintahan yang amanah (good governance); (2) peningkatan pencapaian
standar pelaksanaan minimal (SPM) meliputi 15 urusan wajib yang targetnya
harus disusun oleh pemerintah Kabupaten Bone; (3) perencanaan dan
penganggaran yang pro-poor dan penganggaran responsif gender, serta (4)
kelestarian lingkungan dan pengurangan resiko bencana.
Amanat Selain itu, perlu diperhatikan kebijakan dan arahan Inpres No. 3
tahun 2010 tentang Program Pembangunan Nasional Berkeadilan,
mengamanatkan bahwa pemerintah daerah memberikan sumbangan dalam
rangka pencapaian Pendidikan Untuk Semua (PUS), Percepatan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Millenium (MDG`s) pada tahun 2015 dan RAD Pangan
dan Gizi maka Kabupaten Bone harus memberikan konstribusi dalam
pencapaian target-target tersebut. Gambaran kondisi pelaksanaan dan
penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah yang telah disusun,
antara lain sebagai berikut :
Tabel 2.45
Capaian Indikator Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan
Kabupaten Bone
7. Perhubungan
1. Perhubungan Darat
a. Kondisi Pelayanan Angkutan Jalan
Jumlah penumpang angkutan umum di Kabupaten Bone mengalami
peningkatan selama 5 tahun terakhir. Tahun 2008 jumlah penumpang
angkutan umum sebanyak 30.333 orang meningkat menjadi 140.317 orang
tahun 2012.
Tabel 2.46
Kondisi Pelayanan Angkutan Darat
Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah Arus
Penumpangan 30.333 53.832 65.826 151.819 140.317
Angkutan Umum
Rasio ijin trayek 997 1.011 1.098 1.132 1.158
Jumlah uji kir 1.598 1.687 1.692 2.189 2.280
angkutan umum
Kepemilikan KIR 1.618 1.722 1.781 2.199 2.291
angkutan umum
Lama pengujian KIR 6 Bulan 6 Bulan 6 Bulan 6 Bulan 6 Bulan
(Kelayakan
Angkutan Umum)
Biaya pengujian
kelayakan angkutan Rp.50.000 Rp.50.000 Rp. 50.000 Rp. 50.000 Rp. 50.000
umum
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Bone, Tahun 2013
Tabel 2.47
Panjang Jalan yang Memiliki Trotoar, Lebar Rata-Rata Trotoar,
serta Panjang Jalan yang masih perlu Dibangun Trotoar
Tahun 2012
No Status Dibutuhkan Terbangun Lebar
(Km) (Km) rata-rata
(m)
1 Jalan Nasional 3 5,0 1
2 Jalan Propinsi 3 5,0 2
3 Jalan Kabupaten/Kota 5 7,5 1
Jumlah rata-rata 11 18,0 4
Sumber : Dinas PU dan SDA Kabupaten Bone, Tahun 2013
Sementara itu untuk kondisi jumlah apil, juga menunjukan kondisi yang
dibaik dimana anatara kebutuhan apil dengan apil yang terpasang lebih bersar
yang terpasang dan semuanya dalam kondisi berfungsi dengan baik.
Selengkapnya dpat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.48
Data Jumlah Alat Pemberi Isyarat Lampu Lalu Lintas
yang dibutuhkan, terpasang dan kondisinya Tahun 2012
Kondisi (buah)
Dibutuhkan Terpasang
No Jenis lokasi Tidak
(buah) (buah) Berfungsi
Berfungsi
1 Simpang 4/lebih 5 6 6 0
2 Simpang 3 3 3 3 0
Penyeberangan
3 Jalan 3 - - -
Ruas jalan
(Lampu Kuning/
4 Warning Light 1 5 5 -
Jumlah 12 14 14 -
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Bone, Tahun 2013
Untuk kebutuhan marka jalan dalam Kota yang masih belum terpenuhi
adalah jalan kabupaten/kota dimana dari 25 km yang diperluakan baru
dilengkapi sepanjang 10 km. Meskipun demikian secara keseluruhan kondisi
marka dalam keadaan baik dan jelas. Perkembangan selengkapnya dapat dilihat
pata tabel berikut :
Kebutuhan fasilitas lampu penerangan jalan yang selama ini masih kurang
berada pada jalan nasional dan provinsi dimana untuk jalan nasional
dibutuhkan 500 titik lampu, namun kondisi lampu yang terpasang baru 340
titik. Untuk jalan provinsi dari kebutuhan 400 titik lampu baru terpasang 298
titi. Perkembangan selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 2.50
Data Fasilitas Perlengkapan Jalan Dalam Kota
Lampu penerangan jalan
Tabel 2.51
Data Fasilitas Perlengkapan Jalan dalam Kota
(Perambuan) Yang dibutuhkan dan terpasang
Kondisi
No Status Dibutuhkan Terpasang
Baik Rusak
1 Jalan Nasional 125 100 65 35
2 Jalan Propinsi 175 150 125 25
3 Jalan Kabupaten/Kota 300 250 230 20
Jumlah 600 500 420 80
Sumber : Dinas PU dan SDA Kabupaten Bone, Tahun 2013
Tabel 2.52
Data Fasilitas Terminal Petta Ponggawae
Keberadaan Kondisi
No Fasilitas Tidak Tidak
Ada Baik
ada baik
1 Pelataran kedatangan bus
2 Pelataran parkir bus
3 Kantor Terminal
4 Ruang tunggu penumpang
5 WC/toilet
6 Pelataran parkir pengunjung
7 Jalan lingkungan
8 Papan pengumuman
9 Daftar/papan tarif pertrayek
10 Daftar/papan petunjuk jurusan
11 Pelataran keberangkatan bus
12 Pelataran tunggu penumpang
13 Menara Pengawas
14 Kafetaria
15 Mushola
16 Ruang perwakilan agen
17 Taman/penghijauan
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Bone, Tahun 2013
2. Angkutan Laut
Angkutan Laut (Kapal) salah satu sarana Transportasi masyarakat antar pulau
untuk memperlancar perekonomian masyarakat dengan menggunakan kapal laut.
Dalam rangka pergerakan Angkutan Laut untuk dapat menunjang mendorong
pertumbuhan perdagangan lokal antar pulau maupun antar Negara dengan
ditunjang pelabuhan laut yang ada sehingga dapat digunakan untuk melayani
kegiatan Angkutan Laut atau penyeberangan yang terletak di laut atau di sungai.
4. Angkutan Udara
Transportasi Udara yang cepat,aman dan nyaman sangat dibutuhkan
masyarakat kabupaten Bone. Kabupaten Bone telah memiliki jaringan
transportasi darat dan laut. Peran dan kedudukannya sebagai pusat
perdagangan barang dan jasa sehingga transportasi udara sebagai komplemen
8. Lingkungan Hidup
Capaian kinerja Pembangunan Lingkungan Hidup Kabupaten Bone dalam
kurun waktu lima tahun (2008-2012) menunjukkan peningkatan, baik dalam
pencegahan pencemaran air, tanah maupun udara dan pencegahan kerusakan
lingkungan; penghijauan dalam rangka pelestarian sumber-sumber mata air;
perlindungan sumberdaya alam dan lingkungan; pelestarian ekosistem pesisir;
pengembangan ruang terbuka hijau; maupun pengelolaan sampah melalui
sistem 3R (Reuse, Reduce and Recycle). Cakupan pelayanan pencegahan
pencemaran air pada tahun 2012 mencapai 75,00%, masih lebih rendah dari
target SPM sebesar 100% pada tahun 2013. Capaian pelayanan tindak lanjut
pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup telah mencapai 100% pada tahun 2012, lebih tinggi dari
target SPM sebesar 90%. Kondisi serupa juga terjadi pada indikator
pemantauan pencemaran status mutu air yang telah mencapai 100%.
Sementara itu cakupan penegakan hukum lingkungan baru mencapai 67,00%
pada tahun 2012, disebabkan beberapa kasus masih dalam proses hukum.
Terkait pelayanan pencegahan pencemaran udara, Pelayanan pencegahan
pencemaran udara dari sumber tidak bergerak capaiannya masih rendah, yaitu
baru mencapai 22,00% pada tahun 2012, jauh lebih rendah dari target SPM
sebesar 100%.
Penghijauan dalam rangka pelestarian sumber-sumber mata air capaiannya
masih rendah, terlihat dari indikator cakupan penghijauan wilayah rawan
longsor dan Sumber Mata Air sebesar 28,00% pada tahun 2012. Terkait
perlindungan sumberdaya alam dan lingkungan, cakupan pengawasan terhadap
pelaksanaan AMDAL di Kabupaten Bone mencapai sebesar 100%, sedangkan
Tabel 2.53
Kinerja Pelayanan Badan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
9. Pertanahan
Pembangunan urusan pertanahan mencakup administrasi pertanahan,
penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah,
penyelesaian konflik-konflik pertanahan, dan pengembangan sistem informasi
pertanahan. Pembangunan pertanahan diarahkan untuk menjamin kepastian
hukum akan penggunaan tanah untuk berbagai kepentingan, baik yang bersifat
kepentingan pribadi, keperluan usaha, maupun kepentingan umum.
Luas lahan bersertifikat di Kabupaten Bone pada tahun 2008-2012 mengalami
peningkatan dari sebanyak 75.598 bidang pada tahun 2008, menjadi 81.825
bidang pada tahun 2012. Persentase luas petak lahan yang bersertifikat pada
tahun 2008 sebesar 12,08%, tahun 2012 meningkat menjadi 13,07%. Jumlah
petak tanah bersertifikat hak milik mengalami peningkatan dari sebanyak 2.057
sertifikat pada tahun 2008, menjadi 3.923 petak pada tahun 2012. Tanah
bersertifikat hak pakai juga meningkat dari sebanyak 1 petak pada tahun 2008
menjadi sebanyak 7 petak pada tahun 2012. Sementara itu petak tanah Hak
Guna bangunan mengalami penurunan dari sebanyak 40 petak pada tahun 2008
menjadi sebanyak 2 petak. Rincian indikator kinerja terlihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 2.54
Indikator Kinerja Urusan Pertanahan
Kaupaten Bone
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
a. Luas lahan bersertifikat 75.598 77.848 79.958 80.248 81.825
(ha/bidang)
Persentase luas lahan 12,08 12,44 12,77 12,82 13,07
bersertifikat (%)
b. Jumlah petak lahan
bersertifikat (petak)
Hak milik 2.057 1.373 2.047 2.140 3.923
Hak Pakai 1 3 6 160 7
Hak Guna Bangunan 40 74 43 8 2
c. Penyelesaian kasus tanah 0 0 1 1 2
Negara
d. % Penyelesaian izin 0 0 0 0 0
lokasi
Sumber: Badan Pertanahan Negara Kabupaten Bone, 2012
Tabel 2.55
Perkembangan Jumlah Asset Pemerintah Kabupaten Bone
Yang sudah bersertifikat
Tahun 2008 2012
Tabel 2.56
Cakupan Penerbitan KTP, KK dan Akta Kelahiran
di Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
No Indikator Kinerja 2008 2009 2010 2011 2012
1 Cakupan Penerbitan 2.316 9.539 13.171 16.332 13.863
Kartu Keluarga
2 Cakupan Penerbitan - 9.408 - 30.000 445.981
Kartu Tanda Penduduk
- Laki-laki - 4.516 - 16.000 21.407
- Perempuan - 4.892 - 14.000 42.457
3 Cakupan Penerbitan 11.281 13.690 14.061 38.500 45.502
Kutipan Akta Kelahiran
- Laki-laki 54.148 6.571 6.749 18.480 21.840
- Perempuan 42.867 7.119 7.312 20.020 23.662
Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil Kabupaten Bone, Tahun 2013
Tabel 2.57
Jumlah Kekerasan berdasarkan Jenis Kekerasan
No Jenis Kekerasan 2008 2009 2010 2011 2012
1 KDRT 37 27 31 34 44
2 Pemerkosaan 11 16 20 19 21
3 Pencabulan 8 9 7 10 8
4 membawa lari anak di bawah
3 1 3 - 3
umur
5 Penganiayaan 18 39 41 19 22
Total 77 92 102 82 98
Sumber : KPP & PA Kabupaten Bone, Tahun 2013
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) menurut UU nomor 23 Tahun 2004
tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah setiap
perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya
kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau
penelantaranrumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,
Tabel 2.58
Jumlah KDRT berdasarkan Jenis KDRT
Jenis KDRT 2008 2009 2010 2011 2012
KDRT (fisik) 30 - - 10 31
KDRT (penelataran keluarga) 5 12 21 19 11
KDRT (psiskis) 2 15 10 3 -
KDRT ( Seksual) - - - 2 2
Sumber : KPP & PA Kabupaten Bone, Tahun 2013
Tabel 2.59
Indikator Kinerja Kantor Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Bone Tahun 2008-2013
Tabel 2.60
Pencapaian Kinerja Pelayanan Badan KB dan KS
Target Tahun
No. Indikator Kinerja
SPM 2008 2009 2010 2011 2012
1 2 3 11 12 13 14 15
1 Cakupan Pasangan Usia Subur 3,5 % 4.29 3.91 3.91 3.57 3.16
yang istrinya dibawah usia 20
tahun
2 Cakupan sasaran Pasangan Usia 65% 65.27 69.83 68.29 71.27 70.64
Subur menjadi Peserta KB Aktif
3 Cakupan Pasangan Usia Subur 5% 25.46 21.97 33.2 21.49 21.32
yang ingin ber KB tidak
terpenuhi (Unmet Need)
4 Cakupan Anggota Bina Keluarga 100% 0 0 0 0 69.88
Balita (BKB)
5 Cakupan PUS Peserta KB 100% 0 0 0 0 80.07
Anggota UPPKS yang ber KB
6 Ratio Petugas Lapangan 1:02 0 0 7 6 7
KB/Penyuluh KB (PLKB/PKB) 1
petugas di setiap 2(dua)
Desa/Kelurahan
7 Ratio PPKBD 1 petugas di setiap 1:01 1 1 1 1 1
Desa/Kelurahan
8 Cakupan Penyediaan alat dan 30% 0 0 0 0 0
obat kontrasepsi untuk
memenuhi permintaan
masyarakat setiap tahun
9 Cakupan Penyediaan informasi 100% 100 100 100 100 100
data mikro keluarga di setiap
Desa/Kelurahan
10 Rata-rata jumlah anakper 0 3 3 3 3 3
keluarga
11 Ratio akseptor KB 0 60.66 64.16 63.64 65.3 64.69
12 Keluarga Pra Sejahtera dan KS.1 0 34.56 34.66 30.25 30.07 29.53
13 Cakupan peserta KB Aktif 0 65.27 69.83 68.29 71.27 70.64
14 Cakupan Toga yang terlatif 0 10.84 10.84 10.84 10.84 11.1
program KB
15 Cakupan Toma yang terlatif 0 74.25 74.25 74.25 74.25 74.25
program KB
% target PIK Remaja yang 48 48 88 60 60
terbentuk dibandingkan jumlah
PIK Remaja yang terbentuk
Sumber : BKB&KS Kabupaten Bone, Tahun 2013
Tabel 2.61
Pelayanan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) Tahun 2008 2012
Tabel 2.62
Pencapaian SPM Bidang Sosial Kabupaten Bone
Tahun 2008-2012
Target
No. SPM Bidang Sosial 2008 2009 2010 2011 2012 SPM
(2015)
PELAKSANAAN
PROGRAM/KEGIATAN BIDANG
SOSIAL
1. Persentase (%) PMKS dalam 1 0,19 7 31,8 18 18,5 80
(satu) tahun yang memperoleh 1
bantuan sosial untuk
pemenuhan kebutuhan dasar
2. Persentase (%) jumlah PMKS 0,19 7 31,8 18 18,5 80
dalam 1 (satu) tahun skala 1
kab/kota yang menerima
program pemberdayaan sosial
melalui Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) atau
kelompok sosial ekonomi
sejenis lainnya
PENYEDIAAN SARANA DAN
PRASARANA SOSIAL
1. Persentase (%) panti sosial 90 90 75 75 75 80
skala kabupaten/ kota dalam 1
(satu) tahun yang
menyediakan sarana
prasarana pelayanan
kesejahteraan sosial.
2. Persentase (%) Wahana 11 13 13 18 21 60
Kesejahteraan Sosial Berbasis
Masyarakat (WKBSM) dalam 1
(satu) tahun yang
menyediakan sarana
prasarana pelayanan
kesejahteraan sosial
PENANGGULANGAN KORBAN
BENCANA
1. Persentase (%) korban 77 79 79 80 80 80
bencana skala kabupaten
/kota dalam 1 (satu) tahun
yang menerima bantuan sosial
selama masa tanggap darurat.
2. Persentase (%) korban 70 70 70 70 75 80
bencana skala kabupaten/kota
yang dievakuasi dengan
menggunakan sarana
14. Ketenagakerjaan
Seiring dengan perkembangan penduduk, bahwa jumlah Penduduk
Kabupaten Bone berdasarkan BPS Tahun 2011 sebanyak 724.905 jiwa, yang
terdiri dari Laki-Laki sebanyak 345.394 jiwa dan 379.511 perempuan, sedangkan
Angkatan Kerja Tahun 2012 sebanyak 333.803 jiwa dan pengangguran
sebanyak 11.715 orang.
Masalah Ketenagakerjaan saat ini samakin kompleks dan multidimensional
dimana pada satu sisi terdapat pertumbuhan angkatan kerja yang masih cukup
tinggi, sedangkan pada sisi lain perluasan kesempatan kerja belum memadai,
sehingga mengakibatkan meningkatanya jumlah pengangguran, hal ini
merupakan penghambatan program pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan
rakyat. Dengan jumlah angkatan kerja yang cukup besar dan lapangan kerja
sangat terbatas.
Oleh karena itu masalah ini tidak cukup untuk dihadapi oleh pemerintah saja,
walaupun demikian peran yang dimainkan oleh pemerintah dapat sangat
menentukan melalui pembangunan yang secara sadar dan konsistensi dirancang
berbasis ketenagakerjaan bagi investasi.
Lapangan kerja mayoritas masyarakat Kabupaten Bone sekarang ini, masih
bergerak di sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan rakyat dan
perikanan tradisional. Terbatasnya kuantitas dan kualitas Lapangan Kerja seperti
itu, membatasi pula kesempatan kerja bagi masyarakat. Oleh karena itu, ke
depan diperlukan upaya-upaya pengembangan kesempatan kerja, utamanya di
sektor industri, kepariwisataan dan usaha-usaha pengembangan sistem
perikanan modern seperti pemeliharaan komoditas ikan yang bernilai eksport
tinggi di sepanjang kawasan-kawasan pantai kabupaten Bone. Selain itu, terlihat
pula bahwa di lingkungan masyarakat yang bergerak di bidang pertanian
tanaman pangan dan perkebunan, perlu pula didukung oleh ketersedian
kebutuhan pokok yang mudah di dapat, mudah terjangkau dalam mendorong
laju pertumbuhan produksi padi, plawija, komoditas perkebunan dan
perikanan yang bernilai eksport tinggi .
Pelayanan umum berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara ( MENPAN ) Nomor 81 tahun 1993, Yaitu segala bentuk
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi pemerintah di Pusat, di
Daerah dan lingkungan Badan Usaha pemenuhan kebutuhan masyarakat
maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang
undangan. Gambaran tentang pencapian target kinerja pelayanan dasar Tenaga
Kerja dapat disajikan dalam tabel berikut ini.
Indikator Kinerja
No sesuai Tugas dan 2008 2009 2010 2011 2012
Fungsi SKPD
1. Persentase koperasi aktif 29,60
2. Jumlah UKM non 950 988 1.072 2.113 2.289
BPR/LKM UKM
3. Usaha Mikro 600 620 700 1.500 1.580
4. Usaha Kecil 300 316 320 560 655
5. Usaha Menengah 50 52 52 53 54
6. Jumlah BPR/LKM
7. Usaha Mikro dan Kecil 94,74 94,74 95,15 97,49 97,64
8. Jumlah kegiatan fasilitasi 1 2 1 2 -
kemitraan antara KUMKM
dengan pengusaha
provinsi/nasional
9. Jumlah anggota koperasi 89.538 89.836 90.795 92.019 92.820
10. Jumlah pegawai koperasi 0 0 0 0 1.140*)
11. Jumlah pegawai UMKM 0 0 0 0 0
12. Pertumbuhan aset 0 0 0 0 0
koperasi
13. Pertumbuhan aset UMKM 0 0 0 0 0
14. Pertumbuhan omzet 87.495 103.366 117.158 235.704 250.248
koperasi
15. Pertumbuhan omzet 0 0 0 0 0
UMKM
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM, Tahun 2013
Tabel 2.65
Pencapaian Kinerja Pelayanan Penanaman Modal
Kabupaten Bone
Secara umum, iklim investasi di Kabupaten Bone sangat baik namun tidak
didukung dengan kebijakan maupun regulasi terhadap kegiatan promosi sehingga
17. Kebudayaan
Kabupaten Bone adalah salah satu wilayah yang memiliki kekayaan budaya
beraneka ragam. Hal tersebut tidak lepas dari sejarah Kabupaten Bone yang
merupakan salah satu wilayah kerajaan besar di nusantara yang tentunya
meninggalkan banyak kebudayaan dan adat istiadat yang beberapa di antaranya
masih bertahan hingga sekarang.
Keberadaan budaya-budaya lokal mempunyai pengaruh yang sangat besar
dalam melandasi pembangunan sebuah wilayah. Nilai-nilai budaya lokal yang
luhur tentunya akan memberikan sumbangsih yang cukup baik dapat dijadikan
pedoman dalam pelaksanaan pembangunan sehingga dampak-dampak negatif
pembangunan dapat diminimalisir.
Seni dan budaya yang ada di Kabupaten Bone sangat dipengaruhi oleh
budaya yang ditinggalkan oleh Kerajaan Bone dan juga budaya Islam, hal ini
dikarenakan mayoritas penduduk Kabupaten Bone menganut agama islam.
Peninggalan budaya yang ada di Kabupaten Bone antara lain berupa masjid
kuno, makam para tokoh, dan bangunan-bangunan istana.
Untuk menjaga kelestarian benda-benda yang menjadi cagar budaya di
Kabupaten Bone, pemerintah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata secara
rutin melakukan kegiatan perawatan terhadap situs-situs peninggalan budaya
tersebut. Capaian kinerja bidang kebudayaan Kabupaten Bone secara rinci
adalah sebagai berikut.
Tabel 2.66
Capaian Kinerja Bidang Kebudayaan Kabupaten Bone
Tahun 2008-2012
Tabel 2.67
Perkembangan Kinerja Pembangunan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Bone Tahun 2008 2012
Tabel 2.69
Perkembangan Jumlah Produk Hukum yang dihasilkan
Kabupaten Bone Tahun 2008 2012
Tabel 2.70
Perkembangan Jumlah ADD Kabupaten Bone
Tahun 2008 2012
Tabel 2.71
Jumlah Polisi Pamong Praja, Petugas Linmas, Kasus Pelanggaran
Perda dan penyelesaian Perda Kabupaten Bone tahun 2008 - 2012
Tahun
NO Golongan
2008 2009 2010 2011 2012
1 IV
L 1.802 1.799 1.782 1.809 1.817
P 2.398 2.488 2.610 2.406 2.424
Jmlh 4.200 4.287 4.392 4.215 4.241
2 III
Tabel 2.73
Jumlah PNS Pemerintah Kabupaten Bone
menurut Pendidikan Tahun 2008 2012
Tahun
NO Pendidkan
2008 2009 2010 2011 2012
1 SD - SMP 293 224 198 168 249
L 207 178 171 160 228
P 86 46 27 8 21
Tabel 2.74
Kinerja Pembangunan Ketahanan Pangan Kabupaten Bone
Tahun 2008 2012
Realisasi
No Indikator
2008 2009 2010 2011 2012
1 Rata-rata jumlah 36,59
kelompok binaan 0 0 0 0
lembaga pemberdayaan
masyarakat (LPM) (%)
2 LPM Berprestasi 5
(unit) 0 0 0 0
3 Jumlah Desa yang telah 52,74%
menyusun RPJMDes 0 0 0 0 (173
(desa) desa)
888
4 0 0 0 0 swadaya
Swadaya Masyarakat
masyarak
terhadap Program
at dari
pemberdayaan
1340
masyarakat (%)
Program
(66,28%)
5 Pemeliharaan Pasca
Program pemberdayaan 0 0 0 0
masyarakat (%)
6 Jumlah Desa/Kelurahan 0 0 0 0 0
yang memiliki Profil
Desa/kelurahan
7 Meningkatnya kualitas
pelaksanaan
musrenbang Desa 0 0 0 0 30%
(jumlah peserta minimal
40 orang dengan
proporsi perempuan
30%)
8 Berkembangnya nilai
budaya lokal (1 keca- 0 0 0 0 40%
matan 1 nilai budaya
lokal)
9 Posyandu aktif 939 939 939 939 939
(100%) (100%) (100%) (100%) (100%)
10 Jumlah PAUD Holistik 0 0 0 0 5%
Integratif (Paditungka)
11 PKK aktif 100% 100% 100% 100% 100%
12 Rata-rata jumlah 100% 100% 100% 100% 100%
kelompok binaan PKK
13 Desa yang memiliki 0 0 0 0 2,44%
BUMDES
14 Jumlah Pasar Desa yang 0 0 0 0 14%
dibina
23. Statistik
Secara umum pengertian statistik adalah kumpulan data dalam bentuk
angka maupun bukan angka yang disusun dalam bentuk tabel (daftar) dan atau
diagram yang menggambarkan atau berkaitan dengan suatu masalah tertentu.
Sementara itu berdasarkan undang-undang nomor 16 Tahun 2007 adalah data
yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis
serta sebagai sistem yang mengatur keterkaitan antar unsur dalam
penyelenggaraan statistik. Tujuan dari statistik adalah membantu seseorang di
dalam pengembangan daya kritik dalam suatu kegiatan pengambilan keputusan
dengan menggunakan cara-cara kuantitatif yang dilakukan melalui suatu
pendekatan metode statistik. Dengan demikian penggunaan statistik penting
sifatnya didalam rangka membantu memberi bobot didalam mengambil
keputusan. Dengan demikian apakah yang dibutuhkan statistik didalam usaha
untuk membantu mengambil keputusan.
Dalam perencanaan pembangunan daerah, data statistik diterbitkan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) yang berupa dokumen atau laporan. Beberapa
dokumen statistik yang disusun oleh Badan Pusat Statistik antara lain,
Kabupaten Bone Dalam Angka, Kecamatan Dalam Angka, PDRB, pertumbuhan
ekonomi, IHK dan inflasi. Sementara itu ada data statistik yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah sendiri yang antara lain profil daerah yang menggambarkan
capaian pembangunan berdasarkan 8 jenis kelompok data, meliputi: 1) data
umum, 2) sosial budaya, 3) sumberdaya alam, 4) infrastruktur, 5) Industri,
perdagangan, lembaga keuangan, koperasi, usaha, dan investasi, 6) ekonomi
dan keuangan, 7) Politik, hukum dan keamanan, serta 8) Insidensial. Dokumen
ataupun laporan data yang dikeluarkan baik oleh BPS maupun pemerintah
daerah dilakukan pemutakhiran secara berkala sesuai dengan karakteristik
datanya.
Data yang diterbitkan oleh BPS dan pemerintah daerah digunakan sebagai
landasan dalam berbagai perencanaan dan pembangunan. Selain itu data yang
diterbitkan sebagai bahan untuk melakukan kajian evaluasi hasil-hasil
pembangunan di Kabupaten Bone.
24. Kearsipan
Undang-undang nomor 43 tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan
bahwa kegiatan pengelolaan kearsipan dimulai sejak penciptaan arsip,
penyusutan arsip sampai dengan tahap pelestarian arsip. Selain itu juga
diterangkan bahwa pengelolaan kearsipan dilakukan pada semua jenis arsip,
yaitu arsip statis dan arsip dinamis. Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh
pencipta arsip karena memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis retensinya,
dan berketerangan dipermanenkan yang telah diverifikasi baik secara langsung
Tabel 2.76
Jumlah Media Cetak dan Elektronik di Kabupaten Bone
Tahun 2008-2012
26. Perpustakaan
Pemerintah kabupaten memiliki wewenang dalam bidang perpustakaan untuk
menyusun pedoman penyelenggaraan perpustakaan, pengembangan jaringan
perpustakaan, pengembangan SDM, pelestarian koleksi daerah di tingkat
kabupaten, pembinaan teknis perpustakaan, penyelamatan dan pelestarian
koleksi nasional, pengembangan jabatan fungsional pustakawan, dan
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan teknis dibidang perpustakaan.
Perpustakaan sebagai salah satu pusat informasi, ilmu pengetahuan,
penelitian, rekreasi, dan pelestarian budaya. Dilihat dari fungsi perpustakaan
tersebut, tentunya perpustakaan memiliki peran yang sangat penting dalam
peningkatan kecerdasan dan kapasitas sumberdaya manusia.
Gambaran mengenai penyelenggaraan perpustakaan di tingkat kabupaten
secara luas dapat dilihat dari tingkat partisipasi dan kunjungan masyarakat,
perkembangan jumlah perpustakaan serta sarana prasarana pendukungnya
termasuk didalamnya adalah koleksi perpustakaan dan kegiatan promosi
perpustakaan dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat.
Data terakhir tahun 2012 di Kabupaten Bone sudah terdapat 408
perpustakaan yang terdiri dari perpustakaan daerah, perpustakaan desa, dan
perpustakaan-perpustakaan yang ada di lingkungan lembaga pendidikan.
Adapun untuk tingkat kunjungan ke perpustakaan daerah kondisinya mengalami
penurunan dari 9.043 pengunjung pada tahun 2010 menjadi 6.307 pengunjung
pada tahun 2012. Kondisi capaian kinerja bidang perpustakaan di Kabupaten
Bone dari tahun 2008-2012 dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.78
Capaian Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi dan Palawija Kabupaten Bone
Tahun 2008 2012
Tahun Rata-rata
No Komoditas Uraian `Kenaikan
2008 2009 2010 2011 2012 (%)
1 Padi Luas panen (Ha) 130.503 139.905 141.930 140.644 152.663 4,07
Produksi (Ton) 764.800 765.931 832.507 817.871 876.937 3,58
Produktivitas 58,60 54,75 58,66 58,15 58,15 0
(Kwt/Ha)
Tabel 2.79
Luas Panen dan Produksi Sayuran Kabupaten Bone
Tahun 2008-2012
Tahun Rata-rata
No Komoditas Uraian Pertumbuhan
2008 2009 2010 2011 2012 (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Bawang merah Luas panen (Ha) 111 126 235 248 0 35,18
Produksi (Kw) 4.162 5.290 10.132 10.710 0 41,45
2 Bawang Putih Luas panen (Ha) 16 16 13 17 0 4,01
Produksi (Kw) 509 509 432 571 0 5,68
3 Bawang Daun Luas panen (Ha) 10 12 8 11 0 8,06
Produksi (Kw) 237 291 208 336 0 18,60
Tabel 2.80
Jumlah Tanaman dan Produksi Buah-Buahan Kabupaten Bone
Tahun 2008-2012
Tahun Rata-rata
No Komoditas Uraian Pertumbuha
2008 2009 2010 2011 2012 n (%)
1 Alpukat Tan.menghslkan 12.017 8.684 6.966 6.966 0 (15,84)
(Pohon)
Produksi (Kw) 1.065 760 1.016 1.007 0 1,39
2 Belimbing Tan.menghslkan 1.183 1.358 1.477 1.843 0 16,11
(Pohon)
Produksi (Kw) 89 85 105 115 0 9,52
Tabel 2.81
Jumlah Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Bone
Tahun 2008-2012
Tahun Rata-rata
No Komoditas Pertumbuhan
2008 2009 2010 2011 2012 (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Kelapa Dalam 9.382 9.478 9.478 9.620 10.999 9.791
2. Kelapa Hybrida 3.655 3.489 3.489 3.603 4.040 3.655
3. Kopi 264 265 265 279 281 271
4. Kakao 12.870 8.803 9.260 9.521 18.332 11.757
5. Kemiri 6.892 7.148 7.148 11.898 10.787 8.775
6. Kapuk 754 755 755 755 755 755
7. Jambu Mete 2.863 2.872 2.872 2.860 2.874 2.868
8. Cengkeh 2.087 2.111 2.111 900 1.630 1.768
9. Lada 83 84 84 85 92 86
10. Pala 1 1 1 1 1 1
11. Vanili 36 36 43 40 43 40
12. Pinang 633 655 655 554 510 601
13. Aren 2.630 2.657 2.657 2.702 4.956 3.120
14. Siwalan 494 814 814 814 814 750
15. Sagu 814 48 48 48 58 203
16. Asam Jawa 48 48 48 48 49 48
17. Nipa 47 47 47 45 50 47
18. Kayu Manis 350 350 350 350 158 312
19. Jarak Pagar 683 14,08 14,08 38,00 342 218
20. Tebu Rakyat 45.095 99.654 61.772 34.161 53.240,00 58.784
21. Tembakau 882 882 936 1.044 1.094,26 968
22. Kapas 198.078 521.188 704.359 403.671 400.001 445.459
23. Jahe 135 135 135 158 138 140
24. Kunyit 946 946 946 481 489 762
25. Kencur 23 23 23 23 23 23
26. Sereh Wangi 85 85 85 54 109 84
27. Temu Lawak 17 17 17 17 17 17
28. Lempuyang 58 58 58 58 58 58
29. Lengkuas 242 242 242 210 220 231
30. Wijen 70 180 180 215 221 173
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bone, 2012
Tabel 2.82
Populasi Ternak di Kabupaten Bone
Tahun 2008-2012
Rata-rata
No Komoditas 2008 2009 2010 2011 2012 Pertumbuhan
(%)
1 Sapi 169.492 174.652 191.513 283.441 304.140 17,00
2 Kerbau 7.255 5.255 5.551 3.687 3.673 (13,97)
3 Kuda 10.448 8.687 9.590 9.360 9.495 (1,85)
4 Kambing 10.910 11.760 14.256 16.567 21.882 19,33
5 Itik 114.609 116.346 148.927 156.669 184.913 13,19
6 Ayam buras 2.260.254 1.033.081 1.303.686 1.956.707 3.071.766 19,73
7 Ayam petelur 42.885 40.974 52.383 49.764 137.711 48,78
8 Ayam pedaging 416.726 54.711 85.153 60.895 136.324 16,04
Sumber : Dinas Peternakan Kab. Bone, 2012
2. Kehutanan
Sejalan pelaksanaan otonomi daerah dengan azas desentralisasi, paradigma
pembangunan kehutanan di Kabupaten Bone adalah domestic resources based
(community and resource based development), yaitu (1) menetapkan sumber
daya hutan dalam tiga sisi manfaat yang seimbang yakni ekonomi, ekologi dan
sosial; dan (2) memfasilitasi dan mendorong terciptanya pemberdayaan
ekonomi kerakyatan dengan memberi peluang yang luas kepada lembaga usaha
masyarakat kecil dan menengah yang berbasis hutan dalam menuju
pengelolaan hutan yang lestari, demokratis dan berkeadilan.
Paradigma pembanguna kehutanan ini menjawab target capaian tujuan MDGs
sektor kehutanan yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup. Indikator
yang dinilai adalah (1) Proporsi luas lahan yang tertutup hutan, (2) Rasio luas
kawasan hutan lindung/konservasi terhadap luas wilayah daratan.
Luas pada tahun 2008 kawasan hutan di Kabupaten Bone sekitar 155.484 ha
yang terdiri dari hutan lindung + - 32.612 ha, hutan produksi +- 110.760 ha,
hutan wisata (Cani Sidenreng ) +-1,612 Ha dan hutan mangrove +- 10.437 Ha.
Hutan produksi di Kabupaten terdiri dari Hutan Pinus (+-10.500 Ha ), Hutan
Tabel 2.83
Realisasi Capaian Urusan Kehutanan
Realisasi Capaian
No Indikator Kinerja
2008 2009 2010 2011 2012
1. Rehabilitasi Hutan dan
0 0 10,47 5,73 3,66
Lahan (%)
2. Kerusakan Hutan (%) 0 0 0 3,01 0,31
3. Luas kawasan lindung
untuk menjaga kelestarian
keanekaragaman hayati 30.292 30.292 30.292 30.292 30.292
terhadap total kawasan
hutan
4. Pembuatan Bangunan
Konservasi
- Dam Penahan (Unit) 0 0 4 3 3
- Embung Air (Unit) 0 0 3 1 2
- Gully Plug (Unit) 0 0 4 0 0
Sumber : Dishutbun Kabupaten Bone, Tahun 2013
Tabel 2.84
Gambaran Pelayanan Dinas ESDM Kab. Bone Thn. 2008-2013
Tabel 2.85
Gambaran Penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Thn. 2008-2012
Melalui Surat Keputusan Bupati
Bahan Periode Penerbitan Jumlah
No. Jenis Izin
Galian 2008 2009 2010 2011 2012 Izin
1. IUP Logam 8 13 0 0 2 23
Eksplorasi
2. IUP OP Logam 2 1 2 1 4 10
3. IUP Batubara 3 0 0 0 0 3
Eksplorasi
4. IUP OP Batubara 4 0 4 0 1 9
5. IUP Bukan 0 0 0 2 0 2
Eksplorasi Logam
Sumber : Dinas ESDM Kab. Bone, 2012
4. Pariwisata
Kabupaten Bone yang secara geografis memiliki letak yang strategis di jalur
pesisir timur Sulawesi Selatan. Letak yang strategis tentunya memiliki nilai yang
lebih, khususnya dalam bidang pariwisata. Kabupaten Bone memiliki
keanekaragaman daya tarik alam dan budaya yang patut untuk dijadikan salah
satu tujuan utama pariwisata di Provinsi Sulawesi Selatan.
Obyek wisata budaya yang potensial di Kabupaten Bone antara lain adalah
rumah adat Bola Soba yang ada di Kelurahan Manurunge Kecamatan Tatene
Raittang, Museum Lapawawoi di pusat Kota Watampone, komplek pemakaman
Raja Kalokkoe (Laleng Bata) sekitar 3 km dari kota Watampone dan Makam
raja-raja Watang Lamuru di Desa Labalata, kompleks makam Labalata dan
Kalokkoe serta makam Lapatau Matanna Tikka di Desa Nagauleng, Kecamatan
Cenrana.
Sedangkan obyek wisata alam yang potensial antara lain Gua Mampu di Desa
Labbeng yang memiliki stalaktit dan stalagmit, Gua Cempalagi di Desa Mallari,
dan dua gua lainnya yaitu Lagaroang dan gua Jepang. Selain itu sejumlah air
terjun juga tersebar di berbagai kecamatan seperti air terjun Ulu Ere dan air
terjun Pammusurang di Desa Bontojai dan air terjun Ladenring di Kecamatan
Tabel 2.86
Capaian Kinerja Bidang Pariwisata Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
5. Perikanan Kelautan
Pembangunan urusan kelautan dan perikanan periode tahun 2008-2012
secara umum menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan. Hal ini tidak
terlepas dari kondisi alam pada tahun berkenaan, antara lain cuaca yaitu curah
hujan dan gelombang laut yang mempengaruhi produktivitas hasil produksi
nelayan dan pembudidaya ikan. Produksi perikanan di Kabupaten Bone
menunjukkan peningkatan, dari sebanyak 122.364 ton pada tahun 2008 menjadi
193.983,5 ton pada tahun 2012. Perikanan budidaya terlihat mengalami
peningkatan dari sebesar 50.924 ton pada tahun 2008 menjadi 125.505 ton
pada tahun 2012. Sementara itu produksi perikanan tangkap yang berasal dari
perikanan laut justru mengalami penurunan dari sebesar 71.441 ton pada tahun
2008 menjadi 68.479 ton pada tahun 2012. Adapun produksi ikan olahan
menunjukkan penurunan produksi, dari sebesar 9.662 ton pada tahun 2008 dan
sebesar 13.767 ton pada tahun 2011 menjadi hanya sebanyak 2.674 ton pada
tahun 2012. Perkembangan produksi perikanan selama kurun waktu lima tahun
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.88
Pembinaan Kelompok Bidang Kelautan dan Perikanan
di Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
Gambar 2.19
Kontribusi Sektor Perdagangan pada PDRB Tahun 2008-2011 (%)
Kabupaten Bone
Tabel 2.89
Perkembangan Sarana Perdagangan Dan
Sarana Penunjang Perdagangan
Tahun 2008/2012
Jumlah
N0 Jenis
2008 2009 2010 2011 2012
1 Gudang 19 29 32 47 48
2 Swalayan 2 2 3 3 3
4 Alfa Midi 0 0 3 3 3
5 Indo Maret 0 0 0 5 6
6 Alfa Maret 0 0 0 7 7
7 Pasar Kabupaten 2 2 2 2 0
8 Pasar Desa 80 80 80 80 0
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2012
Tabel 2.90
Realisasi Penjualan Perdagangan Komoditi Unggulan
Kabupaten Bone Tahun 2010 - 2012
Volume Nilai (Rp 000)
No Jenis
2010 2011 2012 2010 2011 2012
1 Kakao 9.260 9.521 18.332 148.160.000 152.336.000 293.312.000
2 Kemiri 7.148 11.898 10.787 164.404.000 273.654.000 248.101.000
3 Jambu Mente 2.872 2.872 2.860 34.464.000 34.464.000 34.320.000
4 Jagung 217.632 197.707 211.703 457.027.000 415.084.700 703.912.475
5 Kacang Ijo 3.974 8.820 3.020 4.215.800 94.374.000 36.240.000
6 Kedelai 21.647 11.938 6.395 133.129.050 72.821.800 31.776.755
7 Kacang 20.875 6.643 12.876 229.625.000 73.073.000 198.290.400
Tanah
Jumlah 283.408 249.399 265.973 1.171.024.850 1.115.807.500 1.545.952.630
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2012
Tabel 2.91
Jumlah Usaha Perdagangan Di Kabupaten Bone
Tahun 2008 2012
Tahun
No Uraian
2008 2009 2010 2011 2012
1 Usaha Dagang K
a.Unit Usaha (unit) 1.506 1.800 1.850 2.200 2.420
b.Tenaga Kerja 4.194 6.500 6.800 7.010 7.500
(orang)
c.Modal (Rp) 79.184.900 85.000.000 87.000.000 90.020.000 91.150.000
3 Usaha Dagang B
a.Unit Usaha (unit) 23 50 65 88 102
b.Tenaga Kerja 212 280 320 360 400
(orang)
c.Modal (Rp) 7.619.850 20.500.000 25.450.000 27.400.000 30.200.000
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2012
Tabel 2.92
Hasil UTTP (Ukur, Takar,Timbang, Perlengkapan)
Tahun 2008/2012
Tahun
No Jenis UTTP
2008 2009 2010 2011 2012
1 Ukuran Panjang 76 76 76 76 76
2 Takaran Kering 666 964 1153 1153 1250
3 Takaran Basah 368 368 368 508 561
4 Anak Timbangan Biasa 1144 1144 1266 3765 3914
5 Anak Timbangan Halus 542 542 542 542 542
6 Neraca Emas 169 169 169 169 169
7 Anak Timbangan Milligram 218 218 218 160 160
8 Timbanga Sentisimal 320 320 530 748 774
9 Timbangan Meja 6 6 6 8 8
10 Dacin Logam 112 146 170 187 208
11 Timbangan Pegas 250 262 263 370 388
12 Timbangan Elektronik 86 137 141 158 168
Halus
13 Timbangan Elektronik 6 6 12 12 21
Kasar
14 Meter Kadar Air 3 3 3 1 1
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2012
7. Perindustrian
Berdasarkan data PDRB Kabupaten Bone atas dasar harga berlaku, sektor
industri selama kurun waktu 2008-2011 memberikan kontribusi antara 6,85% -
7,61%. Kontribusi sektor industri ini dari tahun ke tahun sejak 2008 sampai
Grafik 2.20
Kontribusi Sektor Industri pada PDRB (Berdasarkan Harga Berlaku)
Tahun 2008-2011 Kabupaten Bone
Perkembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) dari tahun 2008 2012
fluktuatif. Pada tahun 2008 jumlah IKM sebanyak 3.450 unit meningkat pada
tahun 2010 menjadi 5.609 unit kemudian menurun pada tahun 2012 menjadi
3.550 unit. Jumlah IKM terbanyak pada tahun 2010 yaitu sebesar 5.609 unit.
Penurunan jumlah IKM terbesar terjadi pada tahun 2009 ke tahun 2010. IKM di
Kabupaten Bone mampu menyerap tenaga kerja antara 15.000 17.000 tenaga
kerja. Penyerapan tenaga kerja terbesar terjadi pada tahun 2010 yaitu mencapai
17.955 orang.
IKM di Kabupaten Bone memiliki nilai produksi yang cukup besar. Nilai
produksi IKM tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar
Rp.517.220.943.000,00 dengan nilai investasi Rp.126.438.170.000,00.
Sentra industri di Kabupaten Bone mengalami peningkatan dari tahun 2008
2012. Pada tahun 2008 Sentra industri kecil sebanyak 5 sentra meningkat pada
tahun 2012 menjadi 18 buah. Kabupaten Bone juga memiliki Kelompok Usaha
Bersama (KUB). Sampai dengan tahun 2012 KUB yang yang dibina juga
mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 jumlah KUB yang dibina sebanyak 6
unit meningkat pada tahun 2012 menjadi 17 unit Namun demikian jumlah ini
masih relatif kecil dibandingkan dengan jumlah desa yang dimiliki. Hal ini
menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk berusaha masih relatif kecil.
Sebagian besar pelaku usaha IKM dan KUB masih memiliki banyak
permasalahan antara lain ketrampilan produksi, manajemen pengelolaan usaha,
permodalan dan penguasan ketrampilan. Selain itu juga masih kurangnya
jaringan pemasaran produk IKM.
No Tahun
Uraian
2008 2009 2010 2011 2012
1 Unit Usaha 3.450 5.553 5.609 3.318 3.550
2 Tenaga Kerja (orang) 15,446 17.955 16.775 14.443 15.454
3 Nilai Produksi (000) 231.574 256.03 517.22 276.28 295.62
.420 9.773 0.943 4.688 4.616
5 Sentra IK 5 9 13 17 18
6 KUB 6 10 13 16 17
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2012
8. Transmigrasi
Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk dari suatu wilayah yang
padat penduduknya ke area wilayah pulau lain yang penduduknya masih sedikit
atau belum ada penduduknya sama sekali. Transmigrasi di Indonesia biasanya
diatur dan didanai oleh pemerintah kepada warga yang umumnya golongan
menengah ke bawah. Sesampainya di tempat transmigrasi para transmigran
akan diberikan sebidang tanah, rumah sederhana dan perangkat lain untuk
penunjang hidup di lokasi tempat tinggal yang baru.
Tujuan utama dilaksanakannya transmigrasi penduduk adalah sebagai upaya
untuk pemerataan persebaran penduduk dari penduduk yang terlalu padat ke
wilayah dengan penduduk yang masih relatif kosong atau bahkan belum
berpenduduk. Transmigrasi diupayakan sebagai bagian dari upaya
meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan memberikan kesempatan untuk
perubahan nasib. Melalui transmigrasi ini diharapakan penduduk padat yang ada
di Kabupaten Bone memiliki peluang dan harapan untuk perubahan hidup yang
lebih baik dengan kesejahteraan yang meningkat.