SKRIPSI
OLEH :
TUTI SIMANJUNTAK
020309022
SEP / PKP
FAKULTAS PERTANIAN
MEDAN
2007
Tuti Simanjuntak : Analisis Curahan Tenaga Kerja Dan Pendapatan Petani Dafep Pada Usaha Tani Padi Sawah
(Studi Kasus : Desa Karang Anyer, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun), 2007
USU Repository © 2008
ANALISIS CURAHAN TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PETANI
DAFEP PADA USAHATANI PADI SAWAH
(Studi kasus: Desa Karang Anyer, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun)
SKRIPSI
OLEH :
TUTI SIMANJUNTAK
020309022
SEP / PKP
Disetujui
Komisi Pembimbing:
Ketua Anggota
FAKULTAS PERTANIAN
MEDAN
2007
RINGKASAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Skripsi ini.
Adapun judul skripsi ini adalah ““ANALISIS CURAHAN TENAGA
KERJA DAN PENDAPATAN PETANI DAFEP PADA USAHATANI PADI
SAWAH”. Studi kasus di Desa Karang Ayer Kecamatan Gunung Maligas
Kabupaten Simalungun, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Pada Kesempatan ini, dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Ir.A.T.Hutajulu, MS., selaku Ketua Komisi Pembimbing.
2. Bapak Ir. Hasudungan Butar-butar, M.Si selaku Anggota Komisi
Pembimbing.
3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, M.Si., selaku Ketua Departemen Sosial
Ekonomi Pertanian.
4. Ibu Dr. Ir. Salmiah MS., selaku Sekretaris Departemen Sosial Ekonomi
Pertanian.
5. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di Departemen Sosial Ekonomi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
6. Seluruh instansi yang terkait dengan penelitian ini, atas bantuannya selama
penulis mengambil data penelitian.
7. Bapak R. Manurung selaku Kepala DesaKarang Anyer, atas bantuan
selama penelitian beserta keluarga.
Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada
Ayahanda H. Simanjuntak dan Ibunda L. Panjaitan., atas kasih sayang dan
doanya. Buat Abang dan keluarga ( Rizen Simanjuntak SSi, L.Pangaribuan SPd),
adek saya Denni, Dewi dan Rinto.,juga kepada bang Erman yang selalu
memotivasi. Terima kasih juga kepada seluruh teman-teman SEP’02 (Agri dan
PKP) dan SEP EXT’02 atas bantuan dan doa-doanya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada responden yang menjadi
sampel dari penelitian dan lembaga-lembaga yang telah membantu penulis dalam
memberikan ata dan informasi.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Penulis
Tuti Simanjuntak : Analisis Curahan Tenaga Kerja Dan Pendapatan Petani Dafep Pada Usaha Tani Padi Sawah
(Studi Kasus : Desa Karang Anyer, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun), 2007
USU Repository © 2008
DAFTAR ISI
Hal.
RINGKASAN .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... x
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6
1.4. Kegunaan Penelitian ..................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No Judul
Hal.
10. Kegiatan FMA Dalam Usahatani Padi Sawah di Desa Karang Anyer
Tahun 2007 ............................................................................................ 33
11. Rata-rata Curahan Tenaga Kerja Dalam Keluarga dan Luar Keluarga
Tiap Tahapan Usahatani Padi Sawah Per Petani Per Musim Tanam.....37
12. Rata-rata Curahan Tenaga Kerja Dalam Keluarga dan Luar Keluarga
Tiap Tahapan Usahatani Padi Sawah Per Ha Per Musim Tanam...........38
14. Rata-rata Curahan Tenaga Kerja (HKP) Per Ha/Musim Tanam Antara
Petani Irigasi Raja Bondar dan P3A Jangga ........................................... 53
15. Analisis Uji Beda Rata-rata Curahan Tenaga Kerja (HKP) Per
Ha/Musim Tanam Antara Petani Irigasi Raja Bondar dan P3A Jangga 38
16. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja (Rp) Per Ha/Musim Tanam Antara
Petani Irigasi Raja Bondar dan P3A Jangga ........................................... 56
17. Analisis Uji Beda Rata-rata Biaya Tenaga Kerja (Rp) Per Ha/Musim
Tanam Antara Petani Irigasi Raja Bondar dan P3A Jangga ................... 59
19. Analisis Uji Beda Rata-rata Total Biaya Produksi (Rp) Per
Ha/Musim Tanam Antara Petani Irigasi Raja Bondar dan
P3A Jangga ............................................................................. 61
22. Analisis Uji Beda Rata-rata Harga Jual (Rp) Per Ha/Musim Tanam
Antara Petani Irigasi Raja Bondar dan P3A Jangga ............................... 64
24. Analisis Uji Beda Rata-rata Pendapatan Bersih (Rp) Per Ha/Musim
Tanam Antara Petani Irigasi Raja Bondar dan P3A Jangga................... 66
25. Analisis Uji Beda Rata-rata Pendapatan Tenaga Kerja (Rp) Per
Ha/Musim Tanam Antara Petani Irigasi Raja Bondar dan P3A Jangga . 67
26. Analisis Uji Beda Rata-rata Biaya Pendapatan Keluarga (Rp) Per
Ha/Musim Tanam Antara Petani Irigasi Raja Bondar dan P3A Jangga . 68
No Judul Hal.
Latar Belakang
dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk dan tenaga kerja yang hidup atau
bekerja dari sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari
berkaitan erat dengan produktivitas petani Indonesia, sementara hal itu tidak dapat
dilepaskan dari berbagai faktor, antara lain: lahan yang dimiliki, kebijakan
menghasilkan dan menyediakan jasa yang sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena
yang ada. Oleh karena itu untuk membantu petani mengatasi permasalahan dan
balai informasi dan penyuluhan pertanian yang bekerjasama dengan instansi dan
gender dan memberikan perhatian pada generasi muda pertanian dan kehutanan
( Anonimous, 2003:23).
ketrampilan para petani terus – menerus menerima metode baru, cara merekapun
pertanian, terhadap alam sekitar mereka dan terhadap diri mereka sendiri. Sukses
yang mereka alami dalam meningkatkan produksi, meningkatkan rasa percaya diri
sendiri. Hubungan dan transaksi yng makin meningkat antara mereka dengan
lebih erat dengan luar desa mereka ( Mosher, A.T., 1991; 16)
rendah. Melihat hal ini maka untuk mambangun citra pertanian yang tangguh dan
persoalan yang sangat mendasar. Hal ini dapat dilihat hasil evalusi studi bank
dunia (1996) yang menyebutkan bahwa: (1) Peran serta petani dalam perencanaan
usahatani yang berdasarkan spesifik lokalita; (3) pendekatan “top down” semata
harus diubah menjadi pendekatan “bottom up” yang diserasikan dengan “top
dianggarkan; dan (6) mata rantai riset yang cocok dengan penyuluhan serta
Proyek Dafep sudah dimulai sejak tahun 2000 dan berlangsusng sampai
FMA (Farmer Managed Activity) dengan wadah kelembagaan petani di tiap desa
di tingkat kabupaten
dalam sebulan yang dihadiri oleh petani DAFEP dan anggota keluarga lainnya.
Kabupaten Simalungun. Tabel 2 berikut ini menjelaskan data jumlah petani yang
1. Karang Sari 33 2 35 74 14 88
2. Karang Anyer 31 4 35 85 87 172
3. Karang Rejo 32 3 35 60 12 72
Sumber :KIPPK Kabupaten Simalungun 2006
Kecamatan Gunung Maligas yakni, untuk Desa Karang Sari jumlahnya sebanyak
88 orang, Desa Karang Anyer sebanyak 172 orang, dan Desa Karang Rejo
sebanyak 72 orang.
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana perbedaan curahan tenaga kerja pria dan wanita petani DAFEP
3. Faktor sosial ekonomi apa saja yang mempengaruhi besarnya curahan tenaga
sawah?
5. Faktor-faktor sosial ekonomi apa saja yang mempengaruhi besarnya
pendapatan bersih dan pendapatan keluarga dari hasil usahatani padi sawah?
6. Seberapa besar total pendapatan keluarga petani DAFEP ditinjau dari garis
kemiskinan Sajogyo?
Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perbedaan curahan tenaga kerja pria dan wanita petani
usahatani DAFEP.
besarnya pendapatan bersih dan pendapatan keluarga dari hasil usahatani padi
sawah.
3. Bahan informasi dan studi bagi pihak- pihak yang terkait khususnya kepada
Tinjauan Pustaka
(Water Plant). Tumbuhan padi sawah dikatakan sebagai tanaman air bukan berarti
bahwa tanaman padi itu hanya bisa tumbuh di atas tanah yang terus menerus
digenangi oleh air, baik itu penggenangan secara alamiah yang terjadi pada rawa-
rawa, maupun penggenangan itu disengaja terjadi pada tanah-tanah sawah. Padi
juga dapat tumbuh di tanah kering asalkan curah hujan mencukupi kebutuhan
saja terjadi gangguan terhadap produksi beras, maka pasokan akan terganggu dan
harga jual akan meningkat. Pemerintah sudah mengusahakan segala upaya dan
dan kehutanan secara terpadu yang terstruktur dan terkemas dalam administrasi
( Aninomous, 2003 ; 14 ).
Pemberlakuan desentralisasi/otonomi daerah mempunyai arti penting bagi
dilihat atas dasar kewenangan pemerintahan saja, namun juga sikap dan perilaku
tanpa banyak ketergantungan pada sumberdaya dan bantuan dari propinsi dan
(Anonimous, 1999; 1 )
berkepentingan adalah petani oleh karena itu agar petani dapat berprakarsa dan
yang dikelola oleh petani (Farmer Managed Activity/FMA ).FMA adalah suatu
bentuk kegiatan pembelajaran dari dan oleh petani yang dikelola petani dalam
satu wadah kelembagaan petani di desa yaitu UPKG (Unit Pengelola Kegiatan
mempunyai kebebasan untuk menerima atau menolak saran yang diberikan agen
secara efektif dengan petani serta dapat mendorong minat belajar mereka.
dan kunjungan dengan pendekatan top- down. Setiap kebijakan mengalir dari atas
kebawah yang harus dilakukan petugas dilapangan dan itu hanya disampaikan
tanpa betul – betul memahami yang dibutuhkan oleh petani. Sedangkan DAFEP
memberikan ketebukaan pada petani dengan mencari tahu apa yang dibutuhkan
DAFEP maka petani mengenal potensi yang dimilikinya, seperti potensi usahatani
keluarga, potensi sumber daya alam di lingkungan desanya. Potensi yang selama
ini tidak pernah dipahami dan diketahui secara jelas oleh petani justru diajarkan
atas aspek sosiologis edukatif dan aspek ekonomis edukatif. Aspek sosiologis
edukatif adalah merubah cara-cara bercocok tanam lebih baik, lebih rasional pada
usahatani yang menguntungkan ini membawa rumah tangga petani lebih sejahtera
modal dan pengelolaan. Jenis tenaga kerja lain tenaga kerja manusia, ternak dan
mekanik. Kadangkala tenaga kerja merupakan faktor produksi utama. Hal ini
usahatani, tetapi juga tulang punggung keluarga sebagai sumber tenaga kerja
peningkatan produksi.
tentang keberadaanya yang sangat luas dan berguna, serta kemauan mereka untuk
menjadi lebih baik. Prinsip pemberdayaan adalah petani didorong untuk berperan
serta dalam semua aspek perencanaan dan penerapan kegiatan agar mampu
berkembang secara mandiri dan mengakses sumber daya yang dibutuhkan baik
dimulai dari kajian desa secara partisipatif dan perencanaan dan dilaksanakan
dengan bimbingan petani pemandu (fasilitator) yang dipilih dari dan oleh petani
mulai dari keluarga, kelompok dan masyrakat desa. Penyusunan rencana secara
2. Mereka akan lebih termotivasi untuk bekerja sama dalam program penyuluhan
capai.
mengevaluasi kegitan- kegiatan penyuluhan pertanian dari, oleh dan untuk petani
(Anonimous, 2002 ; 5 )
Prinsip- prinsip dasar pelaksanaan FMA :
petani untuk berperan secara aktif dalam setiap pengambilan keputuusan dan
berkembang dalam berbagai cara sesuai keadaan spesifik, sehingga tidak ada
sebagian besar petani untuk menjamin adanyan dukungan dan rasa memiliki
rasa memiliki terhadap pelaksanaan dan hasil- hasil dari kegiatan penyuluhan.
medorong keluarga tani (laki- laki dan perempuan), kelompok tani (laki-laki
ditingkat desa.
g. Kemandirian : keluarga dan masyrakat tani ( laki-laki dan perempuan)
(Anonimous,2002; 7-8).
Kerangka Pemikiran
mata pengaharian pokoknya. Banyak persoalan yang dihadapi oleh petani baik
pennyuluhan dilaksanakan oleh para petani sendiri , maka penyuluhan akan lebih
menyangkut hal- hal yang menjadi kebutuhan dan prioritas dalam mendukung
Sistem DAFEP adalah salah satu proyek penyuluhan yang bertujuan untuk
hasil pertanian. Sistem ini dikelola oleh petani (FMA/ Farmer Managed
merupakan suatu tim penyuluhan di tingkat kecamatan yang terdiri dari tenaga
penyuluh dan tenaga lainnya yang sudah dilatih termasuk yang berasaldari petani
itu sendiri yang akan mendampingi para petani dengan menerapkan prinsip belajar
sambil melaksanakan.
keluarga ushatani padi sawah yaitu: luas lahan, potensi tenaga kerja dalam
tulang punggung dari pengolahan tata rumah tangga keluarga dan tata rumah
tangga usaha. Karena penggunaan tenaga kerja keluarga petani harus diatur secara
rasional dan efisien. Harus diusahakan jangan sampai terjadi waktu-waktu kosong
yang berlebihan. Pembagian tenaga kerja secara efisien dan rasional akan
merupakan dasar untuk memperoleh imbalan jasa yang tinggi bagi keluarga.
Untuk lebih jelasnya skema kerangka pemikiran dapat dijelaskan sebagai berikut:
Skema Kerangka Pemikiran
Curahan Tenaga
kerja
Produksi
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Produktivitas
- Luas lahan
- CTK
- Biaya sarana
produksi Penerimaan
Pendapatan
keluarga petani
DAFEP
Lingkungan
Keterangan :
1. Ada perbedaan curahan tenaga kerja pria dan wanita petani DAFEP dalam
3. Ada pengaruh faktor sosial ekonomi (luas lahan, pendapatan keluarga, jumlah
tanggungan, dan potensi tenaga kerja) terhadap besarnya curahan tenaga kerja
4. Ada pengaruh faktor-faktor (luas lahan, curahan tenaga kerja, dan biaya
5. Ada pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi (luas lahan, curahan tenaga kerja,
garis kemiskinan.
METODOLOGI PENELITIAN
Alasan peneliti memilih daerah tersebut adalah karena daerah penelitian ini
Gunung Maligas Kabupaten Simalungan dan para petani di Desa Karang Anyer
Jumlah penduduk Desa Karang Anyer sebanyak 3594 jiwa dengan jumlah
KK sebanyak 629 KK. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta yang
sebanyak 30 orang petani peserta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3
berikut ini:
I < 0,5 55 10
Jumlah - 172 30
Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian terdiri dari data primer dan data
dahulu, sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait
X1 − X 2
th =
⎡ (n1 2 − 1) S 1 2 + (n 2 − 1) S 2 2 ⎤ ⎡ 1 1⎤
⎢ ⎥⎢ + ⎥
⎣⎢ n1 + n 2 − 2 ⎦⎥ ⎣ n1 n 2 ⎦
Keterangan:
S 1 = Standar deviasi curahan tenaga kerja luar keluarga pada usahatani padi
sawah.
S 2 = Standar deviasi curahan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi
sawah.
n1 = jumlah sampel usahatani padi sawah yang menggunakan tenaga kerja luar
keluarga.
n 2 = jumlah sampel usahatani padi sawah yang menggunakan tenaga kerja dalam
keluarga.
Dengan kriteria:
Ŷ= a+ a1 X 1 + a 2 X 2 + a3 X 3
Dimana:
a = Koefisien Intercept
a1 , a 2 , a 3 = Koefisien regresi
X1 = Luas lahan
r2
F= k
(1 − r )( n − k − 1)
Dimana:
r2 = Koefisien determinasi
n = Jumlah sampel
diterima.
ditolak.
Defenisi dan Batasan Operasional
Defenisi
penelitian
kegiatan usahatani padi sawah dengan satuan hari pria (HKP) baik
4. Tenaga kerja dalam keluarga adalah tenaga kerja yang bersumber dari
5. Tenaga kerja luar keluarga adalah tenaga kerja yang berasal dari luar
keluarga yang dibayar dengan tingkat upah yang berlaku dalam satu
hari kerja (HKP) dengan jam kerja 8 jam sehari dengan konversi:
pengeluaran usahatani.
9. Garis kemiskinan menurut Sajogyo (1988) menetapkan garis
digolongkan miskin.
kecukupan.
Batasan Operasional
Kabupaten Simalungun.
dan 115 km dari Ibukota Propinsi Sumatera Utara (Medan). Daerah ini
bertopografi rendah dengan luas wilayah 284 Ha. Secara administrasi Desa
Keadaan Penduduk
Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor lepala desa Karang Anyer jumlah
penduduk didaerah penelitian sebanyak 3.594 jiwa dengan perincian laki –laki
berjumlah 1625 jiwa dan perempuan berjumlah 1969 jiwa dengan jumlah Kepala
Dari total seluruh jumlah penduduk sebanyak 3594 jiwa, dapat dilihat
pada tabel 5.
Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Karang
Anyer Tahun 2007.
paling besar adalah penduduk kelompok usia 10-14 tahun yaitu sebanyak 805 jiwa
(22,40 %) dan yang paling sedikit adalah penduduk yang berusia >65 tahun yaitu
tamat TK, tamat SD, tamat SLTP, SLTA, Akademi (D1-D3) dan Sarjana. Untuk
Anyer menurut tingkat pendidikan yang terbesar adalah tamat SLTP sebanyak
1124 jiwa (31,29 %), selebihnya tamat TK sebanyak 212 jiwa (6,00 % ), tamat
SD sebanyak 979 jiwa (27,07 %), tamat SLTA sebanyak 862 jiwa (23,98
tidak tamat aebanyak 391 jiwa (0,33 % ) dan jumlah yang terkecil adalah tamat
dari PNS, Petani, Buruh Tani, Buruh Bangunan, Pedagang, Pensiunan, dan
mata pencaharian bekerja sebagai Petani sebanyak 915 jiwa (78,90 %), Buruh
bangunan 98 jiwa (8,44 %),Buruh tani sebanyak 45 jiwa (3,87 %), Peternak
sebanyak 55 jiwa (4,47), PNS dan Pensiunan sebanyak 38 jiwa (3,27), dan
Penggunaan Lahan
Desa karang Anyer mempunyai luas wilayah 284 Ha. Penggunaan lahan
Kuburan, Taman Rekreasi dan penggunaan lainnya. Gambaran luas wilayah Desa
Karang Anyer berdasarkan pengggunaan lahan dapat dilihat pada tabel 8 berikut :
digunakan untuk Sawah yaitu sebesar 204 Ha (71,84 %), selebihnya untuk Ladang
46 Ha (16,19 %), Pemukiman 18 Ha (6,33 %), Kolam 8 Ha (2,81 %), dan untuk
sosial ekonomi petani yang terdiri dari Umur, Tingkat Pendidikan, Jumlah
lahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9 dibawah ini .
Umur rata-rata petani sampel berkisar antara 31-60 tahun dengan rataan
47,20 tahun, dari rataan dapat dilihat bahwa petani sampel masih berada dalam
kategori usia produktif sehingga masih besar potensi tenaga kerja yang dimiliki
petani serta cara berpikir dan bertindak dalam rangka pengelolaan usahataninya
rataan 13,4 tahun. Dari rataan tersebut dapat diasumsikan bahwa pengalaman
bertani petani sampel sudah cukup lama sehingga memiliki pengetahuan dan
Jumlah tanggungan petani sampel berkisar antara 2-5 jiwa dengan rataan
3,23 jiwa. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jumlah tanggungan petani
Jumlah anggota keluarga produktif berkisar 2-6 jiwa dengan rataan 3,60
jiwa. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jumlah anggota keluarga produktif
Luas lahan petani sampel berkisar 0,12-0,98 Ha dengan rataan 0,55 Ha.
dapat mencapai sasaran. Petani secara bersama dalam kelompok yang difasilitasi
baik yang dilakukan sendiri, secara bersama dalam kelompok atau mendapat
bantuan dari para penyuluh atau pihak lainnya. Salah satu kegiatan proyek yang
Tabel 10. Kegiatan FMA Dalam Usahatani Padi Sawah di Desa Karang
Anyer.
Pengolahan Lahan
cangkul, atau dengan menggunakan hand tracktor (jetor) agar lebih mudah dan
Pembibitan
biasanya adalah bibit yang diberikan dari program DAFEP. Dimana bibit tersebut
merupakan bibit unggul yang mutunya sudah terjamin. Menurut dosis anjuran
kebutuhan bibit berkisar 3-4 kg per rante atau sekitar 90-100 kg per ha. Sebelum
disemaikan, terlebih dahulu bibit direndam dalam air selama 5-6 jam hal ini
disemaikan di lahan persemaian yang sudah diolah terlebih dahulu dengan air
yang sangat sedikit. Lamanya persemaian berkisar 22-25 hari. Selama disemai,
serangan hama.
Penanaman
menambah unsur hara tanah yaitu pupuk Urea dan lahan terdebut disemprot
dengan insektisida dengan tujuan untuk membunuh hama dan penyakit yang ada,
dengan bibit yang sudah cukup umur. Pada saat penanaman, lahan harus berair
agar bibit dapat lebih mudah untuk ditanam. Bibit ditanam secara berbaris agar
Pemupukan
pupuk yang diberikan adalah Urea dengan dosis 40 kg per rante. Dilanjutkan
dengan pemupukan kedua 40 hari setelah tanam dengan jenis pupuk yang
diberikan adalah ZA dan KCL dengan dosis untuk ZA 10 kg per rante dan untuk
pupuk KCL 35 kg per rante. Pupuk diberikan untuk mencukupi kebutuhan hara.
Pupuk yang diberikan ada beberapa macam tergantung kemampuan petani dan
kebutuhan lahan. Jenis pupuk yang diberikan yaitu Urea, KCl, dan ZA.
tanaman.
Penyiangan
Biasanya penyiangan dilakukan setelah dua minggu bibit ditanam dan tergantung
keadaan lahan. Dalam proses penyiangan petani petani terlebih dahulu membuang
air dari lahan sampai kering, kemudian petani menyemprotkan herbisida dan
layu. Jika rumputnya sudah layu air dimasukkan kembali ke lahan hingga rumput-
tersebut dibersihkan dan sekaligus diberikan pupuk dengan tujuan agar tanaman
padi sawah tersebut terhidar dari kerusakan akibat herbisida tersebut dan untuk
Biasanya hama yang sering menyerang tanaman padi adalah ulat-ulat dan wereng.
Penyemprotan dilakukan lebih dari sekali, bahkan bisa sampai tiga atau empat kali
Panen
Panen adalah tahap akhir dalam bercocok tanam padi sawah. Panen dapat
dilakukan apabila padi sudah menguning demikian juga dengan daun dan
malainya, tangkai sudah kelihatan menunduk, dan gabah sudah berisi dan keras.
Biasanya panen dilakukan oleh petani itu sendiri dan ada juga yang mengupahkan
Petani di desa Karang Anyer dalam mengelola usaha tani padi sawah
menganut pola tanam 2 kali tanam dalam setahun. Kegiatan-kegiatan usahatani ini
akan menentukan besar kecilnya curahan tenaga kerja yang dicurahkan. Tahapan
kerja dinyatakan oleh besarnya pencurahan tenaga kerja. Curahan tenaga kerja
yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai di dalam suatu
dibedakan tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak. Perbedaan ini terjadi karena
setiap jenis tahapan pekerjaan dalam usaha tani adalah berbeda, misalnya
pekerjaan mengolah tanah yang memerlukan tenaga kerja yang keras kebanyakan
dilakukan oleh kaum pria. Sebaliknya pekerjaan menanam banyak dilakukan oleh
kaum wanita.
Untuk melihat besarnya curahan tenaga kerja dalam dan luar keluarga
pada tiap kegiatan usahatani padi sawah per petani dapat dilihat pada Tabel 11
berikut:
Tabel 11. Rata-Rata Curahan Tenaga Kerja Dalam Keluarga dan Luar Keluarga Tiap Tahapan Usahatani Padi Sawah
Per Petani Per Musim Tanam
usahatani padi sawah terdapat perbedaan curahan tenaga kerja. Pada setiap
kegiatan petani padi sawah lebih banyak menggunakan tenaga kerja dalam
keluarga daripada tenaga kerja luar keluarga. Rataan tenaga kerja dalam keluarga
penanaman sebesar 9,80 , untuk pemupukan sebesar 1,79 , penyiangan sebesar 2,2
,pengendalian H/P sebesar 0,99 dan panen sebesar 24,10. Untuk luar keluarga
lebih cepat prosesnya karena lebih mengandalkan alat-alat teknologi yaitu pada
pemupukan,dan panen.
kegiatan usahatani padi sawah per hektar dapat dilihat pada Tabel 12 berikut:
Tabel 12. Rata-Rata Curahan Tenaga Kerja Dalam Keluarga dan Luar Keluarga Tiap Tahapan Usahatani Padi
Sawah Per Ha Per Musim Tanam
usahatani padi sawah terdapat perbedaan curahan tenaga kerja. Pada setiap
kegiatan petani padi sawah lebih banyak menggunakan tenaga kerja dalam
keluarga daripada tenaga kerja luar keluarga. Rataan tenaga kerja dalam keluarga
4,60 ,pengendalian H/P sebesar 2,08 dan panen sebesar 36,85. Untuk luar
Pencurahan tenaga kerja pria dan wanita dalam usahatani padi sawah di
Diasumsikan terdapat perbedaan curahan tenaga kerja pria dan wanita dalam
Untuk melihat perbedaan tenaga kerja pria dan wanita digunakan uji beda
rata-rata (uji t-test). Data yang didapat di lapangan ditabulasikan sesuai kebutuhan
Untuk mengetahui perbedaan curahan tenaga kerja pria dan wanita pada
setiap kegiatan usahatani padi sawah di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel
13 berikut:
Tabel 13. Analisis Perbedaan Curahan Tenaga Kerja Pria dan Wanita Pada
Usahatani Padi Sawah Per Petani dan Per Ha Per Musim Tanam
di Desa Karang Anyer Tahun 2007.
Penyiangan
5
a. Per Petani 1,30 0,00 3,10 0,00 2,20 0 2,20
b. Per Ha 4,60 0,00 4,60 0,00 4,60 0 4,60
Pemberantas
an H/P
6 0,99
a. Per Petani 0,62 0,00 1,37 0,00 0,99 0
b. Per Ha 2,16 0,00 2,00 0,00 2,08 0 2,08
Panen
7 a. Per Petani 14,36 0,00 35,25 0,00 24,80 0 24,80
b. Per Ha 50,80 0,00 25,74 0,00 38,27 0 38,27
Total
a. Per Petani 30,20 5,08 65,96 14,53 48,06 9,80 57,86
b. Per Ha 111,42 17,74 71,10 21,56 91,26 19,65 110,9
Sumber : Data Primer Diolah dari Lampiran 2 dan 3
Berdasarkan Tabel 13 dapat dikemukakan bahwa :
1. Pencurahan tenaga kerja pria dalam usahatani padi sawah lebih tinggi daripada
tenaga kerja wanita, yakni pria 111,47 HKP/Ha dan wanita 17,74 HKP/Ha
pada strata I. Sedangkan pada strata II curahan tenaga kerja pria lebih tinggi
dari tenaga kerja wanita, yakni pria 71,10 HKP/Ha dan wanita 21,56 HKP/Ha.
penanaman.
Berdasarkan uji beda rata-rata (t-test) curahan tenaga kerja pria dan wanita
pada setiap tahapan kegiatan usahatani padi sawah diperoleh t-hitung = 10,056
dengan t-tabel = 2,47. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t-hitung lebih besar dari
nilai t-tabel atau t-hit (10,056) > t-tabel α (0,05) (2,47) maka Ho ditolak dan H1
diterima pada tingkat kepercayaan 95%. Ini menunjukkan bahwa ada perbedaan
antara curahan tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita petani DAFEP dalam
setiap kegiatan usahatani padi sawah, sehingga hipotesis yang menyatakan ada
perbedaan antara curahan tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita petani DAFEP
kepada petani dan keluarganya melalui penyuluh dan petani pemandu yang
sesuai di daerah masing- masing anggota DAFEP dan benar-benar diinginkan oleh
petani. Desa Karang Anyer merupakan salah satu binaan DAFEP sesuai dengan
yang didapatkan dilapangan melalui penelitian bahwa petani padi sawah yang
DAFEP di Desa Karang Anyer, maka petani sudah dapat menciptakan sesuatu
yang baru. Petani DAFEP juga sudah memiliki pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan yang maju. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 14 berikut:
Tabel 14. Jumlah Petani Yang Mengikuti Program DAFEP di Desa Karang
Anyer.
Salah satu faktor yang berperan dalam usahatani adalah luas lahan yang
diusahakan oleh petani. Luas lahan ini mencakup luas areal pertanaman padi
sawah yang diusahakan oleh petani. Luas lahan yang dimiliki oleh petani pada
umumnya tergantung dari jumlah keluarga yang ada. Jumlah keluarga yang
luas lahan yang dimiliki tetap. Anggota keluarga usia produktif adalah anggota
Dalam hipotesis dinyatakan bahwa luas lahan, potensi tenaga kerja, jumlah
besarnya curahan tenaga kerja dalam usahatani padi sawah. Untuk melihat
pengaruh luas lahan, potensi tenaga kerja, jumlah tanggungan, dan total
pendapatan keluarga terhadap besarnya curahan tenaga kerja dalam usahatani padi
keluarga) terhadap variabel Y (curahan tenaga kerja usahatani padi sawah) dapat
Multiple R = 0, 603
R – Square = 0, 363
F – hitung = 3, 567
t – tabel (α0,05) = 1, 701
F – tabel (α0,05) = 2, 76
Dimana :
1. Secara serempak variabel luas lahan (X1), jumlah tanggungan (X2), potensi
tenaga kerja (X3), dan total pendapatan keluarga (X4), mempunyai pengaruh
terhadap curahan tenaga kerja pada usahatani padi sawah. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai F-hitung sebesar 3,567 > F-Tabel sebesar 2,76, dengan R squared
2. Secara parsial, variabel Luas Lahan (X1) tidak berpengaruh terhadap curahan
tenaga kerja pada usahatani padi sawah, di mana t-hit = - 3,115 < t-tabel
(α0,05) = 1,701. Hal ini terjadi disebabkan karena petani di daerah penelitian
lebih banyak menggunakan tenaga kerja dalam keluarga daripada tenaga kerja
luar keluarga.
kerja pada usahatani padi sawah, di mana t-hit = 0,739 < t-tabel (α0,05) =
1,701. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga ikut serta
4. Potensi tenaga kerja (X3) tidak berpengaruh terhadap curahan tenaga kerja
pada usahatani padi sawah, di mana t-hit = 0,146 < t-tabel (α0,05) = 1,701. Hal
ini menunjukkan karena sebagian dari petani umurnya sudah tua dan
memiliki aggota keluarga yang masih pada tingkat pendidikan formal maka
kerja pada usahatani padi sawah, di mana t-hit = 0,528 < t-tabel (α0,05) =
1,701. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar total pendapatan keluarga
maka semakin rendah curahan tenaga kerja pada usahatani padi sawah.
Adanya hipotesis yang menyatakan bahwa luas lahan, potensi tenaga
terhadap curahan tenaga kerja keluarga diterima atau H0 ditolak dan H1 diterima.
Hipotesis yang menyatakan secara parsial luas lahan, potensi tenaga kerja, jumlah
4. Pengaruh Luas Lahan, Curahan Tenaga Kerja, dan Biaya Sarana Produksi
Produktivitas usahatani padi sawah adalah total produksi padi sawah per
satuan luas lahan yang digunakan dalam usahatani padi sawah dengan satuan
kg/ha. Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan produksi padi
sawah per satuan luas adalah besar kecilnya sarana produksi yang digunakan.
yang mencakup biaya pembelian bibit, pupuk, obat-obatan, dan peralatan. Dalam
tiap tahapan kegiatan usahatani padi sawah dibutuhkan curahan tenaga kerja.
Tenaga kerja tersebut dapat berasal dari dalam keluarga dan luar keluarga.
Dalam hipotesis dinyatakan bahwa luas lahan, curahan tenaga kerja, dan
usahatani padi sawah. Untuk melihat pengaruh luas lahan, curahan tenaga kerja,
dan biaya sarana produksi terhadap produktivitas dalam usahatani padi sawah
(produktivitas usahatani padi sawah) dapat dilihat pada Tabel 16 berikut ini:
Tabel 16. Pengaruh Luas Lahan, Curahan Tenaga Kerja, dan Biaya Sarana
Produksi Terhadap Produktivitas Usahatani Padi Sawah
Multiple R = 0,313
R – Square = 0,098
F – hitung = 0,944
T – tabel (α0,05) = 1, 701
F – tabel(α0,05) = 2,98
Dimana :
1. Secara serempak variabel luas lahan (X1), curahan tenaga kerja (X2), dan
usahatani padi sawah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F- hitung sebesar
0,944 < F- tabel sebesar 2,98, dengan nilai R squared persamaan regresi
sebesar 0.098.
produktivitas usahatani padi sawah, di mana t-hit = -0,505 < t-tabel (α0,05) =
menurun.
padi sawah, di mana t-hit = 0,991 < t-tabel (α0,05) = 1,701. Hal ini disebabkan
usahatani padi sawah, di mana t-hit = 0,337 < t-tabel (α0,05) = 1,701. Hal ini
yang digunakan akan meningkatkan produksi padi sawah per satuan luas
lahan.
Adanya hipotesis yang menyatakan bahwa luas lahan, curahan tenaga
kerja, dan biaya sarana produksi tidak berpengaruh secara serempak terhadap
Hipotesis yang menyatakan bahwa secara parsial luas lahan, curahan tenaga kerja,
Dalam hipotesis dinyatakan bahwa luas lahan, curahan tenaga kerja, dan
usahatani padi sawah. Untuk melihat pengaruh luas lahan, curahan tenaga kerja,
dan biaya sarana produksi terhadap pendapatan bersih dalam usahatani padi sawah
(pendapatan bersih usahatani padi sawah) dapat dilihat pada Tabel 17 berikut ini:
Tabel 17. Pengaruh Luas Lahan, Curahan Tenaga Kerja, dan Biaya Sarana
Produksi Terhadap Pendapatan Bersih Usahatani Padi Sawah
Multiple R = 0,994
R – Square = 0,988
F – hitung = 694,065
T – tabel(α0,05) = 1, 701
F – tabel(α0,05) = 2,98
Dimana :
Dari analisis Regresi Linier Berganda maka diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Secara serempak variabel luas lahan (X1), curahan tenaga kerja (X2), dan
usahatani padi sawah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F- hitung sebesar
649,065 > F- tabel sebesar 2,98, dengan nilai R squared persamaan regresi
sebesar 0,988.
2. Secara parsial, variabel Luas Lahan (X1) berpengaruh terhadap pendapatan
bersih usahatani padi sawah, di mana t-hit = 13,575 > t-tabel (α0,05) = 1,701.
Pada t-hit menunjukkan bahwa semakin besar pertambahan luas lahan maka
pertambahan pendapatan bersih akan semakin naik. Hal ini terjadi karena
semakin besar luas lahannya maka biaya produksi akan semakin besar
usahatani padi sawah, di mana t-hit = -2,789 < t-tabel (α0,05) = 1,701. Hal ini
pada usahatani padi sawah, di mana t-hit = - 1,459 < t-tabel (α0,05) = 1,701.
Hal ini disebabkan karena biaya sarana produksi merupakan salah satu
pendapatan bersih usahatani padi sawah diterima atau H0 ditolak dan H1 diterima.
Hipotesis yang menyatakan bahwa secara parsial luas lahan berpengaruh terhadap
diterima. Hipotesis yang menyatakan bahwa secara parsial curahan tenaga kerja
dan biaya sarana produksi tidak berpengaruh terhadap pendapatan bersih
tanam. Untuk lebih jelasnya pendapatan keluarga petani dapat dilihat pada Tabel
18 berikut ini:
I II
II II
(Rp) (Rp)
Produksi
Biaya Produksi
Pendapatan Bersih
Keluarga
produksi per petani sebesar 5.372 kg dan per Ha sebesar 11.095,17 kg,
b. Usaha Sampingan
(Rp) (Rp)
Sawah
keluarga
1 Kecukupan 0 0 3 10 3 13,3
Miskin
Sekali
6.1 KESIMPULAN
sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan antara curahan tenaga kerja pria dan curahan tenaga kerja
kepercayaan 95% yaitu tenaga kerja pria 54,06 HKP/Ha dan tenaga kerja
wanita 11,38HKP/Ha.
2. Adanya kesempatan kerja yang tercipta di daerah penelitian dapat dilihat dari
pada usahatani padi sawah. Dari hasil analisis di peroleh secara serempak
sebesar = 0,528, sedangkan t-tabel sebesar 1,701. Hal ini menunjukkan bahwa
faktor luas lahan, jumlah tanggungan, potensi tenaga kerja , dan total
kerja keluarga.
4. Luas lahan, Curahan Tenaga Kerja, dan Biaya Sarana Produksi keluarga
sawah. Dari hasil analisis di peroleh secara serempak F-hit = 0,94 sedangkan
F-tabel = 2,98, sedangkan secara parsial X1 (luas lahan) t-hit sebesar = -0,505,
bahwa faktor luas lahan, curahan tenaga kerja, dan biaya sarana produksi tidak
5. Luas lahan, Curahan Tenaga Kerja dan Biaya Sarana Produksi secara
sedangkan F-tabel 2,98 , sedangkan secara parsial X1 (luas lahan) t-hit sebesar
bersih usahatani padi sawah, sedangkan faktor curahan tenaga kerja dan biaya
padi sawah.
6.2 SARAN
a. Kepada Petani
oleh DAFEP.
b. Kepada Pemerintah
c. Kepada Peneliti
Andoko. A., 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Jakarta: Penebar Swadaya.
Loekman. S., 1998. Pertanian Pada Abad Ke-21. Jakarta: Dirjen Pendidikan
Tinggi Depdikbud
Sajogyo, 1988. Masalah Kemiskinan Indonesia: antara Teori dan Praktek. Dalam
Mimbar SOSEK. Jurnal Sosial-Ekonomi Pertanian Bogor.
Utomo, M. Dan Nazaruddin, 2003. Bertanam Padi sawah Tanpa Olah Tanah.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Van den Ban, A.W dan H.S. Hawkins., 1999. Penyuluhan Pertanian, Kanisius,
Yogyakarta.