HASRILIANDI HALIM
105 96 00822 11
HASRILIANDI HALIM
105960082211
SKRIPSI
i
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Strategi Pemasaran
Bissapu Kabupaten Bantaeng) adalah benar merupakan hasil karya yang belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber
data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
Hasriliandi Halim
105960082211
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti di berikan kepada hamba-Nya. Shlawat dan
salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga,
sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi yang
Kasus Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru” di Desa Bonto
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang di ajukan untuk memenuhi syarat
Muhammadiyah Makassar.
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
terhormat :
2. Bapak Ir. Saleh Molla, M.M selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar
vii
3. Bapak Amruddin, S.Pt, M.Si, M.Pd. Selaku Ketua Prodi Agribisnis di
5. Kedua orang tua Bapak Abdul Halim dan Ibunda Mantasari, dan adik adikku
tercinta Kiki dan Indri, dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan
bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir
Akhir kata penulis ucapkan banyak terimah kasih kepada semua pihak
yang terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan
Hasriliandi Halim
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………..…………………………..........i
HALAMAN PENGESAHAN…………………...…………………………..........ii
HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………….…...iv
ABSTRAK…………………………………………………………………..…….v
KATA PENGANTAR…………………………………………….……….….….vi
DAFTAR ISI………………………………………………………….....…..…..viii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………..….xi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….……xii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….….……...xiii
I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
2.1 Pemasaran...................................................................................................... 7
x
2.2 Analisis Lingkungan Perusahaan ................................................................ 11
x
5.3 Identifikasi dan Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Industri Rumah
Tangga kue kering Tradisional “Cucuru”......................................................... 57
6.1 Kesimpulan.................................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA………………………………………...………………….70
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
3. Struktur Organisasi
Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru”………………...…33
4. Hasil Matriks IE
Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru”……………….…..62
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Kuisioner Penelitian
xiii
I. PENDAHULUAN
diri terhadap perubahan pasar. Perusahaan harus lebih kreatif dalam merancang
dan memutuskan misi bisnis dan strategi pemasaran yang akan diterapkan di
lapangan untuk bisa mengantisipasi berbagai macam perubahan yang akan terjadi,
serta dapat terus berkompetisi dan bergerak searah dengan keinginan konsumen,
karena pada dasarnya fungsi perusahaan adalah memproduksi barang dan jasa
dengan tujuan untuk memperoleh laba sesuai dengan keinginan perusahaan dan
terhadap produk dan jasa yang dihasilkannya (Kotler dan Amnstrong, 2008).
hidup usahanya agar bisa terus berkembang dan memperoleh laba sesuai dengan
pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Disisi lain karena
memiliki strategi yang handal untuk mencapai tujuan perusahaan. (Kotler dan
Armstrong, 2008)
1
Menurut Rahmady dan Andi (2007), strategi adalah sebuah rencana yang
bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh
Strategi yang jelas dan tegas akan dapat merumuskan perkiraan terhadap
perubahan lingkungan secara cepat dan tepat, baik yang menyangkut aspek-aspek
yang baik dalam menghadapi persaingan di pasar adalah salah satu kunci sukses
perusahaan dalam memasarkan barang dan jasa yang dimilikinya. Salah satu dunia
usaha yang saat ini tingkat persaingannya mengalami peningkatan dari tahun ke
terbesar kedua setelah pertanian yang memiliki prospek dan peluang jangka
panjang yang mampu menyerap tenaga kerja di daerah. Home industry ini
2
kembangkan oleh para pengusaha di berbagai daerah di Indonesia karena
satu ritel makanan yang termasuk dalam makanan tradisional. Jenis ritel makanan
ini dapat memberikan keuntungan yang cukup besar, karena dalam menjalankan
bisnis ini tidak membutuhkan modal besar akan tetapi memiliki nilai ekonomis
dan keuntungan yang cukup tinggi. Home industry Kue Tradisional Khas
Bantaeng menjadi salah satu bisnis ritel makanan yang mempunyai pengaruh
Tradisional “Cucuru” Khas Bantaeng sendiri mengolah berbagai macam jenis kue
tradisional khas bantaeng. Di antaranya adalah kue cucuru, kue paranggi, kue
baruasa eja, kue baruasa pute, kue bolu eja, kue se’ro-se’ro (Kue putih), dan lain
lain. Akan tetapi, potensi besar yang dimiliki home industry Kue Tradisional Khas
Bantaeng ini belum mampu dimanfaatkan dengan baik oleh pengusaha yang
Khas Bantaeng tersebut belum memperoleh dampak ekonomi yang signifikan dari
satu dari beberapa industri kue tradisional di Kabupaten Bantaeng. Home Industry
Kue Tradisional “Cucuru” Khas Bantaeng ini didirikan sekitar tahun 2001-an.
Selama kurang lebih 14 tahun usaha ini dijalankan, home industry ini belum
3
menunjukkan perkembangan dan dampak ekonomi yang signifikan terhadap
kemajuan usahanya. Hal ini dapat dilihat dari masih terbatasnya wilayah distribusi
memproduksi Kue Tradisional dalam sehari tidak lebih dari 100 kg, omset
penjualan yang terbilang masih sangat rendah hanya berkisar Rp. 8.000.000
tempat seadanya untuk menjemur dan menyimpan aneka kue produksi industri
tersebut.
Industri Kue Tradisional Khas Bantaeng dalam meningkatkan daya saing dan
demikian penulis memilih judul skripsi sebagai berikut: Strategi Pemasaran Kue
Kering Tradisional Khas Bantaeng (Studi Kasus Industri Rumah Tangga Kue
Kabupaten Bantaeng).
lebih 14 tahun usaha ini dijalankan tetapi belum mampu memberikan dampak
4
Kering Tradisional “Cucuru” Khas Bantaeng ini. Hal ini dapat dilihat dari
penjualan yang diperoleh, minimnya sarana prasarana yang dimiliki dan lain
sebagainya yang terbilang masih sangat rendah untuk sebuah usaha yang sudah
agar mampu menentukan strategi yang sesuai untuk menghadapi persaingan yang
tersebut dapat dirumuskan beberapa pokok masalah yang akan diteliti yaitu:
2. Alternatif strategi pemasaran seperti apa yang dapat dipilih oleh Home
5
2. Untuk Mengetahui Alternatif strategi pemasaran seperti apa yang dapat dipilih
oleh Home Industry Kue Kering Tradisional “Cucuru” yang sesuai untuk
dan bahan pertimbangan sebagai bahan masukan bagi Home Industry Kue
usahanya tersebut.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan tentang strategi
pemasaran serta dapat mengetahui kenyataan di lapangan dan membandingkan
kuliah.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemasaran
apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai
pasar sasaran yang terpilih. Perusahaan akan berhasil dengan baik apabila mereka
7
pemasaran yang dirancang sesuai dengan kebutuhan pelanggan untuk masing-
masing pasar yang dituju. Bila perusahaan sudah mampu bekerjasama untuk
Dalam posisi bersaing ada beberapa strategi yang bisa diterapkan, yaitu:
memiliki pangsa pasar yang terbesar dalam pasar produk yang relevan.
Keunggulannya dari perusahaan ini adalah dalam hal pengenalan produk baru,
perusahaan yang masuk pada strategi pemimpin pasar, perusahaan selalu ingin
8
b. Strategi Penantang Pasar (Market Challenger)
konstan mencoba untuk memperbesar pangsa pasar mereka, yang dalam usaha
tersebut mereka berhadapan secara terbuka dan langsung dengan pemimpin pasar.
Karakteristik penantang pasar adalah biasanya dilihat dari sudut volume penjualan
dan laba serta berupaya menemukan kelemahan pihak pemimpin pasar atau
tidak langsung. Ada dua hal pokok yang perlu direncanakan dengan cermat oleh
penantang pasar, yaitu menentukan lawan dan sasaran strategi dan memilih
strategi penyerangan.
mengusik pemimpin pasar dan hanya berpuas dengan cara menyesuaikan diri
juga perlu merumuskan strategi untuk pertumbuhan dan berusaha agar tidak
strategi yaitu :
9
1. Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh
dan sebagainya.
dengan keuangan.
dalam strategi pemasaran yang terdiri dari empat variabel yaitu produk, harga,
promosi, dan sistem distribusi yang merupakan sebuah inti dari sistem pemasaran
ditekankan untuk mempertukarkan nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang
10
dibutuhkan oleh pihak tertentu dan diperlukan pengorbanan untuk
pemasaran meliputi:
b) Harga (Price) Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan
yang dapat dianalisis yang dapat mempengaruhi kekuatan dan kelemahan internal
antara lain:
1. Manajemen
11
2. Pemasaran
3. Keuangan/akuntansi
4. Produksi/operasi,
dicermati kekuatan dan kelemahannya. Banyak perusahaan dewasa ini tidak divisi
litbang, tetapi banyak perusahaan lain bergantung pada aktivitas litbang yang
manajerial.
12
2.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal
daftar terbatas dari peluang yang dapat menguntungkan sebuah perusahaan dan
Lingkungan makro terdiri dari kekuatan sosial yang lebih besar yang
kepadatan, lokasi, usia, jenis kelamin, rasa, lapangan pekerjaan, dan data
c. Lingkungan alam, adalah meliputi sumber daya alam yang diperlukan sebagai
13
2. Analisis Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro terdiri dari pelaku yang dekat dengan perusahaan dan
dari:
a. Pemasok, adalah orang atau organisasi yang menyediakan sumber daya yang
perusahaan. Pasar pelanggan terdiri dari lima jenis pasar yaitu pasar
konsumen, pasar bisnis, pasar penjual perantara, pasar pemerintah, dan pasar
internasional.
pikiran konsumen.
mencapai tujuannya.
14
lingkungan ini akan lebih mengarah pada aspek persaingan industri di mana
perusahaan saat ini berada. Menurut Rahmady dan Andi (2007), ada lima
biaya yang tidak tergantung dari skala ekonomi, dan tanggapan para
pesaing.
dengan produk yang dihasilkan dan dihasilkan oleh industri yang berskala
tawar menawar yang tinggi jika mereka merupakan bagian terbesar dari
15
produk yang lengkap, biaya untuk berpindah ke penjual lain lebih rendah,
integration.
keluar dari industri, dan biaya tetap yang relatif sangat tinggi.
semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik.
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah
reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang,
16
Industri kecil (rumah tangga) adalah industri dengan jumlah tenaga kerja 1-
19 orang. Contoh industri kecil antara lain industri kerajinan kayu, kue olahan,
Kue kering adalah istilah yang sering di gunakan untuk kue yang
bertekstur keras tapi renyah yang memiliki kadar air yang sangat rendah karena
dibuat dengan cara di oven. Kue kering memiliki daya tahan yang cukup lama,
Bahan yang umum digunakan utuk pembuatan kue kering diantaranya tepung
beras, tepung ketan, terigu ataupun sagu, Kue kering yang dioven biasanya di
sebut cookies.
Secara harafiah kue seringkali diartikan sebagai makanan ringan yang dibuat
dari tepung, tepung beras maupun terigu. Roti tidaklah selalu sama dengan kue,
dalam moment khusus perayaan hari besar keagamaan seperti hari raya Idul
Fitri bagi umat muslim atau Paskah dan natal bagi umat Kristiani, menuntut setiap
produsen makanan untuk lebih kreatif dalam menciptakan hasil olahan yang baru,
menangkap kejenuhan pasar terhadap kue kering yang beredar di masyarakat saat
17
cetakan kue kering lalu atasnya diolesi / di glasur dengan olahan gula dan coklat
salah satu produsen makanan tradisional yang masih dapat bertahan sampai saat
dan sulitnya memasarkan produk Kue Kering Tradisional maka perlu untuk
strategi pemasaran yang tepat diharapkan Home industry Kue Kering Tradisional
volume penjualan dan meraih keuntungan yang maksimal. Untuk itu perusahaan
18
kemudian dibuat dalam matrik IFE dan matrik EFE. Selanjutnya kedua matriks
saat ini dan mendapatkan inti strategi perusahaan, kemudian menggunakan matrik
Matriks IE
Matriks SWOT
Strategi Pemasaran
Gambar 1. Kerangka Fikir Strategi pemasaran kue kering tradisional “Cucuru” khas
Bantaeng di Desa Bontolebang Kecamatan Bissappu Kabupaten
Bantaeng.
19
III. METODOLOGI PENELITIAN
sampai Mei 2015, di Industri Rumah Tangga Kue kering Tradisional “Cucuru”
industri kue kering Tradisional yang sudah lama berdiri dan satu-satunya di
Khas Bantaeng.
Informan adalah orang atau pelaku yang benar-benar tahu dan menguasai
sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada asas subyek
imformasi lengkap dan akurat. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini
berhubungan dengan penelitian ini. Informan dalam penelitian ini adalah pemilik
Industri Rumah Tangga dalam hal ini ibu Mantasari Saerah karena dianggap dapat
20
dilakukan oleh perusahaan Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional
penelitian. Dalam penelitian kualitatif sumber data dapat diperoleh dari (1)
informan, (2) tempat dan peristiwa, dan (3) arsip atau dokumen yang berhubungan
dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh bersumber
dari informan dan dokumen. Sementara teknik pengumpulan data yang digunakan
1. Observasi
suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta merekam perilaku secara
sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi adalah suatu kegiatan mencari
data yang dapat digunakan untuk memberi suatu kesimpulan atau diagnosis.
baik dari letak perusahaan dan objek yang akan di teliti dalam perusahaan tersebut
serta untuk melihat gambaran awal masalah yang ada pada perusahaan tersebut.
Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru” Khas Bantaeng. Hal yang
diamati dalam Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru” Khas
Bantaeng adalah melihat keadaan perusahaan, proses produksi, dan produk yang
dihasilkan.
21
2. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
(Usman dan Akbar, 2004). Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan
pemilik perusahaan yaitu ibu Mantasari dan tenaga kerja yang bekerja di Industri
keadaan Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional Khas Bantaeng secara
lebih detail, termasuk di dalamnya adalah latar belakang berdirinya usaha, posisi
perusahaan pada saat ini), pemasaran, strategi pemasaran, dan hal lain yang
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak
mereka dapat berupa catatan anekdot, surat, buku harian, dan dokumen-dokumen
dari tahun ke tahun. Dalam penelitian ini, pengambilan data dilakukan dengan
analisis SWOT. Cara membuat analisis SWOT melalui ―tiga tahapan― yaitu:
22
Tahap pengumpulan data, dimana tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan
data dari beberapa faktor internal (kelemahan dan kekuatan) tetapi juga
menganalisis data tersebut agar dapat diketahui nilai bobot ratingnya dengan
―strategi―. Strategi yang didapat inilah yang harus dilaksanakan agar tujuan
dalam bentuk tabulasi, bagan dan uraian. Analisis deskriptif kualitatif digunakan
23
Sedangkan analisis kuantitatif digunakan pada matrik IFE, matrik EFE, matrik IE,
kemudian diberikan pembobotan sama halnya dengan analisis matrik IFE. Matrik
b. Berilah pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting)
sampai 1,0 (sangat penting). Bobot yang diberikan pada suatu faktor tertentu
apakah faktor tersebut sangat lemah (peringkat = 1), lemah (peringkat = 2),
kuat (peringkat = 3), atau sangat kuat (peringkat = 4). Perhatikan bahwa
24
Tabel 1. Analisis Matrisk IFE
Faktor – Faktor Bobot Peringkat Skor Bobot
Internal Utama
Kekuatan
-
-
-
-
-
Kelemahan
-
-
-
-
-
Sumber : David (2010)
Terlepas dari berapa banyak faktor yang dimasukkan kedalam matrik IFE,
skor bobot total berkisar antara 1,0 sebagai titik rendah dan 4,0 sebagai titik
tertinggi, dengan skor rata-rata 2,5. Skor bobot total di bawah 2,5 mencirikan
perusahaan yang lemah secara internal, sedangkan skor yang secara signifikan
Selanjutnya sama halnya dengan matrik IFE, matrik EFE juga dapat
b. Berilah pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting)
sampai 1,0 (sangat penting). Bobot yang diberikan pada suatu faktor tertentu
25
c. Berilah peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk menunjukkan seberapa
total perusahaan.
Terlepas dari berapa banyak faktor yang dimasukkan kedalam matrik EFE,
skor bobot total berkisar antara 1,0 sebagai titik rendah dan 4,0 sebagai titik
tertinggi, dengan skor rata-rata 2,5. Skor bobot total sebesar 4,0 mengindikasikan
bahwa perusahaan merespon dengan sangat baik peluang dan ancaman yang ada
di perusahaan.
26
3.4.2 Matriks IE (Internal – Eksternal)
Penggabungan dari kedua matrik IFE dan EFE akan menghasilkan sebuah
matrik yaitu matrik Internal – eksternal (matrik IE), yang digunakan untuk
menganalisis posisi perusahaan secara lebih detail dan melihat strategi apa yang
tepat untuk diterapkan oleh perusahaan. Pada sumbu-x matriks IE, total nilai IFE
yang diberi bobot 1,0-1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah; nilai 2,00-
2,99 dianggap sedang; nilai 3,00-4,00 kuat. Pada sumbu-y matriks IE, total nilai
EFE yang diberi bobot 1,00-1,99 dianggap rendah; nilai 2,00-2,99 sedang; dan
3,0-4,0 tinggi.
Menurut David (2010) Matrik IE dapat dibagi menjadi tiga bagian besar
yang berbeda-beda. Pertama, ketentuan untuk divisi-divisi yang masuk dalam sel
I, II, dan IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan membangun. Kedua, divisi-
divisi yang masuk dalam sel III, V, dan VII dapat ditangani dengan baik melalui
strategi menjaga dan mempertahankan. Ketiga, ketentuan umum untuk divisi yang
masuk dalam sel VI, VIII, dan IX adalah panen atau divestasi. Matriks IE dapat
27
3.4.3 Matrik SWOT
28
a. Strategi SO
sebesar-besarnya.
b. Strategi ST
c. Strategi WO
d. Strategi WT
kekeliruan dalam penafsiran isi dari tulisan ini, definisi operasional tersebut
1. Industri rumah tangga kue kering Tradisional “Cucuru” khas bantaeng adalah
jenis olahan kue dari bahan bahan pertanian. Seperti beras,wijen,kacang tanah,
dan lain-lainnya.
29
2. Kue kering Tradisional khas bantaeng adalah berbagai produk kue kering hasil
olahan dari industri rumah tangga kue kering Tradisional “Cucuru” khas
3. Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh industri
rumah tangga kue kering Tradisional “Cucuru” khas bantaeng dalam upaya
Tujuan pemasaran dalam hal ini yaitu untuk memperoleh laba dari kegiatan
perusahaannya.
pasar sasaran.
6. Produk adalah barang yang di hasilkan oleh industri rumah tangga kue kering
7. Harga adalah sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk
30
8. Tempat adalah lokasi yang digunakan untuk memasarkan atau menawarkan
bantaeng. Lokasi industri rumah tangga kue kering Tradisional khas bantaeng
9. Promosi adalah suatu upaya atau kegiatan industri rumah tangga kue kering
membeli produk industri rumah tangga kue kering Tradisional “Cucuru” khas
bantaeng.
31
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
unit usaha pembuatan makanan tradisional kue kering yang terletak di Desa Bonto
didirikan oleh Ibu Mantasari Saerah pada tahun 2001 dengan modal awal
dengan menjual hanya beberapa jenis kue kering saja yaitu kue cucuru, baruasa
Setelah melihat respon yang baik dan produk kue keringya banyak diminati oleh
Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru” dan membangun tempat produski dan
memproduksi berbagai macam jenis kue tradisional dalam jumlah yang cukup
banyak dan menjualnya dalam bentuk kemasan kecil yaitu sekitar tahun 2005-an.
besar. Setelah itu beberapa produk kue kering tradisional dari Industri Rumah
baruasa merah, bolu merah, bolu putih dan paranggi telah memenuhi persyaratan
32
Industri Rumah Tangga ku kering Tradisional “Cucuru” sampai saat ini
hanya dikelola oleh Ibu Mantasari Saerah yang di bantu oleh Suami, anak bungsu
dan 6 orang karyawan yang berasal dari keluarganya sendiri. Semua pekerjaan
mulai dari proses pembuatan kue kering tradisional sampai pemasaran atau
sendiri yang berada di jalan poros kabupaten bulukumba dan kota makassar
sehingga sangat strategis. Beberapa produk yang saat ini telah dijual di pasaran
yaitu Kue Cucuru, Kue Baruasa Putih, Kue Baruasa Merah, Kue Paranggi, Kue
Bolu Putih, Kue Bolu Merah, Kue Putih, dan Kue Dodol.
PEMILIK SUAMI
Mantasari Saerah Abdul Halim
KARYAWAN KELUARGA
1. Dg Intan 4. Dg Halimah
2. Dg itti 5. Dg Kebe
3. Dg Ke’nang 6. Dg Mariati
33
Gambar 2 menjelaskan struktur organisasi pada Industri Rumah Tangga
Industri Rumah Tangga. Ibu Mantasari Saerah sebagai Pemilik Industri Rumah
Tangga juga berperan sebagai direktur atau pemilik Industri yang bertugas untuk
mengatur dan menjalankan Industri sebagaimana mestinya. Pada pagian kasir atau
penjualan produk kue biasanya di tangani oleh ibu Mantasari Saerah sendiri
ataupun suaminya yaitu bapak Abdul Halim. Kemudian pada proses penyediaan
bahan baku di sediakan oleh bapak Abdul Halim dan biasa di bantu oleh Dg Itti.
Tabel 4. Pembagian tugas dan tanggung jawab di Industri Rumah Tangga kue
kering Tradisional “Cucuru” di Desa Bonto Lebang Kecamatan
Bissappu Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan
No Nama Tugas
1. Mantasari Saerah Pemilik perusahaan/kasir
Penyiapan Adonan kue Cucuru dan Bolu
Membuat kue cucuru
2. Abdul halim Bagian penjualan/kasir
Penyediaan bahan baku
Bagian pabrik/pengolahan bahan mentah
3. Dg itti Bagian penjualan/kasir
Penyedia Bahan Baku
Membuat kue cucuru
4. Dg Intang Membuat kue cucuru dan Bolu Merah/Putih
5. Dg Ke’nang Membuat Adonan dan Paranggi
6. Dg Kebe Membuat Adonan dan Baruasa Putih/Merah
7. Dg Mariati Membuat Adonan dan Kue PutihMembuat Adonan dan
8. Dg Halimah Kue Dodol dan Baje’
34
Dari tabel 4 di atas di jelaskan tentang tugas dan tanggung jawab dari
untuk pemilik industri sendiri bertanggung jawab penuh terhadap usaha tersebut.
Pemilik juga berfungsi sebagai kasir pada proses jual beli produk termasuk
suaminya bapak abdul halim dan Dg itti. Selain itu untuk pemilik juga bertugas
menyiapkan adonan kue cucuru dan kue bolu merah dan putih sedangkan untuk
suaminya berada pada proses penyediaan bahan baku dan pengolahan bahan
masing. Dg Itti dan Dg intang bertugas membuat Kue Cucuru yang merupakan
andalan di industri rumah tangga ini dan Kue Bolu Merah dan Putih, Dg Ke’nang
bertugas membuat kue Paranggi, Dg Kebe bertugas membuat kue Baruasa Merah
dan Putih, Dg Mariati bertugas membuat Kue Putih dan Dg halimah bertugas
membuat Kue Dodol dan Kue Baje’. Dalam pembagian tugasnya, karyawannya di
bagi berdasarkan pengalaman kerja dan spesialisnya sendiri sehingga tiap orang
mendapatkan jatah membuat kue dengan jenis yang berbeda. Sesuai dengan
35
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Manajemen
dijalankan hanyalah sebuah unit usaha mikro dan semua kegiatan operasional
usahanya dilakukan oleh Bapak dan Ibu Mantsari Saerah beserta 6 orang
karyawan. Ini di buktikan dengan karyawan yang memang semuanya berasal dari
keluarga sendri hanya masuk ke industry terkadang terlambat dan bahkan pulang
cepat serta jumlah produksi yang berubah ubah setiap hari. Tanpa adanya sistem
36
pengarahan, dan pengontrolan yang baik tentunya akan menjadi suatu kelemahan
bagi perusahaan, karena hasil yang diperoleh dalam menjalankan usaha ini tidak
2. Pemasaran
yang menjadi parameter berhasil tidaknya suatu usaha. Pasar sasaran yang dituju
oleh Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru” adalah semua
kue kering Tradisional “Cucuru” saat ini adalah dengan pemasaran langsung
kepada konsumen dengan mendirikan sebuah toko untuk menjualkan semua hasil
Bantaeng.
a. Produk
Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru” ini, tapi sedikitnya variasi cita
rasa dan bentuk produk yang dihasilkan menyebabkan peningkatan pangsa pasar
pula perkembangan perusahaan. Saat ini Industri Rumah Tangga kue kering
37
kepada para konsumen. Produk Kue yang diproduksi dan dipasarkan tersebut
adalah:
1. Kue Cucuru
2. Kue Paranggi
7. Kue Dodol
8. Kue Putih
9. Kue Baje’
38
Semua produk tersebut tidak menggunakan bahan pengawet apapun juga
untuk menjaga kualitas produknya. Semua produk menggunakan bahan asli dan
b. Harga
rumah tangga dengan skala lebih kecil menjual barang daganganya dengan harga
yang berbeda. Ada yang bahkan dengan harga lebih tinggi dengan kemasan yang
hanya menggunaka kantong plastic saja. Semua jenis produk tersebut memiliki
Rumah Tangga ku kering Tradisional “Cucuru” dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4 : Daftar Harga Produk kue yang Diproduksi oleh Industri Rumah Tangga
kue kering Tradisional “Cucuru” di Desa Bonto Lebang Kecamatan
Bissappu Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan
No Nama Produk Kue Satuan Harga
1. Kue Cucuru Bungkus Rp 10.000.00,-
2. Kue Paranggi Bungkus Rp 5.000.00,-
3. Kue Baruasa Putih Bungkus Rp 10.000.00,-
4. Kue Baruasa Merah Bungkus Rp 10.000.00,-
5. Kue Bolu Putih Bungkus Rp 10.000.00,-
6. Kue Bolu Merah Bungkus Rp 10.000.00,-
7. Kue Putih Bungkus Rp 5.000.00,-
8. Kue Dodol Bungkus Rp 10.000.00,-
9. Kue Baje Bungkus Rp 10.000.00,-
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015.
39
Untuk setiap pemesanan dalam jumlah besar pemilik memberikan bonus
sesuai jumlah pesanan yang di inginkan oleh konsumen. Semakin banyak pesanan
kue yang di inginkan oleh konsumen maka semakin banyak pula bonus yang di
dapatkan.
c. Tempat
Lokasi perusahaan dan toko penjualan produk Industri Rumah Tangga kue
kering Tradisional “Cucuru” terletak pada daerah pemukiman yang cukup padat
dengan kondisi seperti ini akan lebih memudahkan perusahaan untuk memasarkan
jalan poros utama Makassar-Bantaeng tentu juga merupakan sebuah nilai jual
tinggi. Karena dengan situasi seperti ini jumlah pelanggan sangat banyak yang
mayoritas pasar sasaran dari usaha ini adalah masyarakat umum. Terkhusus
kepada masyarakat di sekitar dan masyarakat dari luar daerah yang ingin
d. Promosi
“Cucuru” sampai saat ini hanyalah dengan media mouth to mouth dari para
konsumen yang sudah pernah membeli produk dari Industri tersebut. Sehingga
dengan keadaan seperti ini hanya masyarakat di sekitar wilayahnya saja yang bisa
40
mengetahui dan sebagaian besar wilayah di kabupaten bantaeng. Kurangnya
3. Keuangan/Akuntansi
operasional usaha ini mulai awal sampai tahun 2013 berasal dari modal pribadi.
Akan tetapi, minimnya modal yang dimiliki membuat usaha ini sulit untuk
“Cucuru” di awal tahun 2013 berinisiatif untuk meminjam modal di Bank BRI
dengan sistem Kredit Usaha rakyat. Semakin tinggi modal perusahaan maka akan
semakin cepat perusahaan untuk tumbuh dan berkembang. Modal yang besar
dapat di gunakan oleh perusahaan untuk mendambah ongkos produksi dan secara
tidak lansung tentunya juga akan menambah jumlah produksi yang di hasilkan.
yang besar, perusahaan mampu untuk berkembang dan bersaing dengan berbagai
Akhirnya dengan modal yang di berikan oleh Bank sendiri dengan sistem
pembayaran perbulan usaha ini bisa berkembang cukup pesat sampai hari ini.
modal yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk dengan hasil jual yang
41
diperoleh dengan tidak memperhitungkan biaya-biaya yang tidak langsung
dikeluarkan.
4. Produksi/Operasi
a. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi yang dilakukan oleh Industri Rumah Tangga kue kering
Tradisional “Cucuru” ini dalam sehari di tahun 2015 ini adalah sekitar 100
sampai 130 bungkus perhari untuk semua jenis kue yang di tawarkan. Dengan
pembagian adalah sekitar 30 bungkus untuk kue cucuru, sekitar 8 bungkus untuk
kue bolu merah, sekitar 10 bungkus untuk kue bolu putih, sekitar 15 bungkus
untuk baruasa merah, sekitar 18 bungkus untuk kue baruasa putih, sekitar 11
bungkus untuk kue putih, sekitar 11 bungkus untuk kue paranggi, sekitar 11
bungkus untuk kue dodol dan sekitar 9 bungkus untuk kue baje’.
Dengan jumlah kapasitas produksi yang sebanyak itu ternyata belum bias
untuk mencukupi kebutuhan konsumen, apalagi untuk produk kue cucuru yang
jumlah kebutuhan konsumen untuk produk kue cucuru saja bias sampai 60
bungkus perhari namun jumlah yang bias di hasilkan oleh industry rumah tangga
sendiri hanya berkisar rata rata 30 bungkus saja perharinya. Ini terjadi karena
saran dan prasarana yang dimiliki oleh industry rumah tangga ini masih sangat
Pemilik dalam keadaan tertentu tidak menggunakan mesin halusnya yang lebih
modern karena merasa bahwa dengan teknik lama akan menambah cita rasa
42
tradisional dari kue tersebut. Alat alat perusahaan masih banyak yang dalam
kondisi masih sangat terbatas dan tidak terlalu baik dalam penggunaanya.
b. Bahan Baku
“Cucuru” tidaklah sulit karena bahan baku berupa beras ketan putih dan hitam,
beras bromo, gula merah, tepung terigu, gula pasir dan telur ayam ras banyak
tersedia di pasar maupun di toko-toko. Selain itu Industri Rumah Tangga kue
penyediaan bahan baku utama seperti beras ketan hitam, beras ketan putih beras
bromo dan gula merah. Sehingga dalam pengadaanya tidak terlalu sulit, apalagi
beberapa langganan penyedian bahan baku seperti gula merah sudah bisa lansung
pengadaannya sendiri.
goreng bimoli, mentega, kelapa parut, wijeng, potaz serta kemasan dan kantong
plastik juga banyak tersedia di pasar dan di toko-toko sehingga mudah untuk
mendapatkannya. Apalagi jarak dari tempat produksi ke toko toko bahan bahan
pendukung juga cukup dekat sehingga ada sebuah kemudahan tersendiri dengan
semua itu . bahkan pemilik sendiri juga sudah memiliki beberapa toko langganan
dengn jumlah yang sangat besar. Biasanya sekitar 300-400 liter perbulan yang
43
5. Penelitian dan Pengembangan
dan pengembangan terhadap produknya baik dari segi rasa, bentuk, dan
kemasannya. Selama ini pemilik hanya selalu menjaga kualitas baik dari segi
bentuk maupun rasa produknya agar tetap sesuai dengan keinginan konsumen dan
produk yang dihasilkan dapat bertahan lama sehingga bias di simpan dalam waktu
Alat informasi yang selama ini digunakan oleh Industri Rumah Tangga
kue kering Tradisional “Cucuru” adalah telepon seluler. Telepon seluler ini
kelemahan yang di miliki oleh Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional
Tabel 5. Rumusan kekuatan dan kelemahan Industri Rumah Tangga kue kering
Tradisional “Cucuru”
Faktor Internal Kekuatan Kelemahan
Manejemen - - Tidak memiliki cara control
karyawan yang baik
44
Keuangan/Akuntansi - Modal sendiri -
- Modal dari Kredit
Usaha Rakyat BRI
makro (faktor demografi, ekonomi, alam, politik, dan budaya), lingkungan mikro
1. Lingkungan Makro
a. Faktor Demografi
45
kekuatan yang terus dipantau oleh para pemilik usaha, karena pasar dan
usaha pemasaran kue tradisional ini. Respon positif dari lingkungan sosial di luar
memperluas pangsa pasar yang ada sehingga akan menyerap jumlah tenaga kerja,
selain itu peningkatan produksi juga akan membutuhkan bahan baku yang besar
sehingga perusahaan harus memasok bahan baku dari petani langsung yang ada di
sekitar perusahaan.
b. Faktor Ekonomi
Indonesia yang masih belum stabil sejak adanya krisis ekonomi tahun 1997
baik bisnis dengan skala besar maupun skala kecil. Hal ini ditandainya dengan
minyak dan gas sampai hari ini, yang selalu mempengaruhi kenaikan harga-harga
barang-barang lainnya secara umum, tidak terkecuali dengan bahan baku utama
dan penunjang Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru” seperti
beras ketan hitam, beras ketan putih beras bromo dan gula merah,kacang tanah,
garam, minyak goreng bimoli, mentega, kelapa parut, wijeng, potaz serta kemasan
46
Saat ini semua pelaku bisnis di Indonesia dihadapkan pada perdagangan
global yaitu AFTA (Asean Free Trade Area) yang merupakan wujud dari
perdagangan atau pasar bebas. Di indonesia sendiri perdagangan ini akan di buka
pada tahun 2015. Perdagangan semacam ini tentunya akan menjadi suatu ancaman
bagi para pebisnis di Indonesia, jika melihat kondisi SDM yang ada di Indonesia
masih terlihat belum sepenuhnya siap untuk bersaing dengan para pebisnis dari
luar negeri, apalagi bagi para pebisnis industri mikro yang untuk saat ini saja
ketat.
yang dimiliki sudah siap untuk bersaing dengan perusahaan dari luar negeri.
c. Faktor Alam
alam adalah faktor yang sangat penting dan memiliki pengaruh yang besar
dari hasil produksi kue tradisionalnya. Proses produksi kue tradisional yang rata
rata bahan bakunya berasal dari petani seperti penyedian beras ketan hitam, beras
ketang putih dan beras bromo harus matang dalam proses penjemuran. Apalagi
sebelum proses penggilingan beras menjadi tepung halus harus menjalani proses
mendukung dapat menjadi ancaman bagi usaha ini misalnya cuaca yang sering
47
hujan akan berpengaruh terhadap jumlah produksi yang tidak maksimal yang
tentunya akan berpengaruh terhadap volume penjualan kue tradisional itu sendiri
d. Faktor Teknologi
perkembangan dari berbagai teknologi yang ada saat ini untuk menunjang seluruh
konsumen yang tempatnya berjauhan secara lebih efektif dan efisien. Selain itu
sepeda motor dan mobil angkutan dapat menjadi alat untuk memasarkan atau
e. Faktor Politik
langsung memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kelangsungan hidup suatu
usaha. Pemantauaan perlu dilakukan secara terus menerus oleh perusahaan baik
48
mempengaruhi perkembangan usaha home industry ini. Peraturan yang dibuat
ancaman. Keadaan politik yang tidak stabil akan menyebabkan ancaman pada
nilai tukar rupiah yang tidak stabil dan berdampak juga pada penurunan nilai
investasi, penanaman modal, dan nilai daya beli masyarakat di dalam negeri.
Politik yang tidak stabil merupakan satu penghambat dalam dunia industri, baik
f. Faktor Budaya
merubah jiwa sosial, budaya masyarakat, dan pola hidup masyarakat saat ini. Bagi
konsumsi dan permintaan masyarakat terhadap produknya. Akan tetapi jika kita
melihat pola hidup masyarakat saat ini yang cenderung lebih modern, hal ini dapat
menjadi suatu ancaman, karena produk yang dijual oleh home industry ini adalah
negeri yang merupakan suatu prestise bagi mereka. Pola hidup masyarakat yang
sudah modern semacam ini tentunya akan menjadi suatu ancaman bagi home
industry ini.
49
2. Lingkungan Mikro
a. Pemasok
Bahan baku utama pembuatan kue tradisional dari Industri Rumah Tangga
kue kering Tradisional “Cucuru” ini adalah beras ketan putih dan hitam, beras
bromo, gula merah, tepung terigu, gula pasir dan telur ayam ras. Semua bahan
baku utama di atas, pemilik industri sudah memiliki langganan tetap untuk
terkadang di antarkan lansung ke lokasi perusahaan sehingga lebih mudah dan efektif.
Untuk bahan bahan penunjang lainnya pemilik biasa mendapatkan di toko toko di
Selain itu di karenakan bahwa letak industry ini yang masih berada di daerah
sebagai petani sawah dan ladang. Sehingga untuk bahan baku beras dan gula merah
b. Perantara Pemasaran
c. Pelanggan
Tradisional “Cucuru” saat ini terbagi menjadi dua pasar yaitu pasar konsumen
50
dan pasar penjual perantara. Pasar konsumen yaitu pelanggan yang membeli
produk kue traidisional tersebut untuk dikonsumsi sendiri. Pasar penjual perantara
yaitu pelanggan yang membeli produk kue tradisional tersebut untuk kemudian
dijual kembali ke konsumen lain. Namun untuk pasar penjual perantara tidak
terlalu banyak dan hanya terjadi di beberapa waktu saja. Pelanggan yang dimiliki
saat ini sangatlah loyal terhadap produk Industri Rumah Tangga kue kering
Tradisional “Cucuru”.Terbukti hingga saat ini pelanggan dari usaha ini sangat
banyak dari dalam daerah maupun luar daerah sendiri. Kebanyakan adalah
langganan yang sudah menjadi pelanggan tetap di Industri Rumah Tangga kue
kering Tradisional “Cucuru” ini sejak tahun 2001 hingga saat ini.
d. Pesaing
“Cucuru” ini sangat banyak. Dan bukan saja hanya dari perusahaan yang
sendiri banyak produk sejenis dari unit usaha lain yang dipasarkan. Kebanyakan
konsumen yang ada lebih meminati produk kue tradisional dari Industri Rumah
Tangga kue kering Tradisional “Cucuru”, karena menurut mereka rasa dan
kualitas produknya lebih baik dibandingkan produk lainnya, selain itu bahwa
Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru” adalah salah satu
industri kue tradisional yang sudah sangat lama berdiri sehingga sudah di percaya
pemilik tetap mengantisipasi perkembangan produk dari unit usaha lainnya untuk
51
Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru” menganggap
modern yang berasal dari luar negeri yang dapat meningkatkan prestise mereka
dibandingkan makanan tradisional mereka sendiri. Selain itu rasa dan bentuknya
yang bervariatif serta harga yang cukup terjangkau membuat mereka lebih
e. Masyarakat
merupakan suatu tantangan dan kesulitan tersendiri bagi Industri Rumah Tangga
dengan makanan-makanan modern dari luar negeri yang mereka anggap adalah
pola hidup yang modern dan merupakan sebuah prestise tersendiri bagi mereka.
bantaeng sendiri yang sudah menjadi kabupaten dengan tujuan wisata di sulawesi
selatan sudah tumbuh berbagai tempat wisata baru yang tumbuh bagaikan jamur
di musim hujan. Seperti pantai marina, pantai seruni, permandian alam eremerasa,
air terjun bissappu dan andalan bantaeng sendiri yaitu wisata agrowisata tanaman
52
jumlah penjualan produk. Pesatnya perkembangan tempat-tempat wisata saat ini,
yang bisa membuat mereka senang dan nyaman. Hal tersebut dilakukan untuk
suatu peluang bagi home industry ini untuk menambah pangsa pasarnya, karena
biasanya seseorang yang datang ke tempat wisata di suatu daerah tertentu belum
lengkap rasanya jika mereka tidak membeli souvenir atau makanan khas dari
daerah tersebut, sehingga hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk
3. Lingkungan Industri
Daya tarik suatu industri bagi pesaing baru tergantung pada tingginya
hambatan masuk dan keluar, serta pada reaksi dari peserta persaingan yang sudah
ada menurut perkiraan calon pendatang baru. Munculnya pendatang baru dalam
ancaman bagi Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru” terhadap
Meskipun prospek pasar yang dimiliki dalam bisnis ini masih terbilang
kecil, akan tetapi mudahnya mendapatkan bahan baku beras ketan, kebutuhan
modal yang tidak besar, dan nilai ekonomis yang cukup tinggi dari kue tradisional
53
pendatang baru tersebut mempunyai skala yang lebih kecil, namun hal ini secara
tidak langsung akan menjadi pesaing yang berskala besar apabila tidak dilakukan
sebuah industri makanan tradisional, bukanlah pendatang baru dari industri kue
modern seperti aneka makanan ringan atau snack, aneka makanan cepat saji,
aneka donat, dan aneka roti. Melihat pola hidup masyarakat yang sudah modern
tersebut.
Selain itu, prospek pasar yang dimiliki oleh industri makanan modern ini
sangatlah besar dan dapat berkembang sangat cepat. Sehingga melihat situasi ini
adalah sangat penting bagi Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional
industri yang memproduksi produk makanan tentunya sangat rawan dan memiliki
makanan yang ada saat ini baik makanan tradisional maupun makanan modern.
54
c. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
dengan menaikkan harga atau menurunkan kualitas dan kuantitas barang atau jasa
yang dijualnya. Pemasok cenderung menjadi kuat jika jumlah mereka sedikit,
tetapi dengan sedikit produk yang dipasok merupakan kekuatan tawar yang
penting bagi pemasok. Usaha terbaik adalah bekerjasama yang baik dengan
Tradisional “Cucuru” sudah banyak dikenal dan diminati oleh masyarakat dari
media promosi mouth to mouth yang dilakukan oleh orang-orang yang telah
membeli produk tersebut. Banyak konsumen yang berkata kalau kue tradisional
rasanya lebih gurih dan kualitasnya lebih baik dibandingkan dengan produk kue
terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini juga terjadi pada Industri
Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru”, Meskipun skala industri dan
55
Setelah melakukan analisis faktor eksternal, maka dirumuskan peluang dan
ancaman yang di miliki oleh Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional
Tabel 6. Rumusan Peluang dan Ancaman Industri Rumah Tangga kue kering
Tradisional “Cucuru”
Faktor Eksternal Peluang Ancaman
LingkunganMakro - Bertambahnya populasi - Kenaikan harga bahan
penduduk bakar minyak
- Perkembangan dunia - Dibukanya pasar bebas
internet AFTA pada tahun 2015
- Perubahan Cuaca yang
tidak stabil
- Fluktuasi nilai tukar
rupiah
- Pola hidup masyarakat
yang sudah modern
Lingkungan Mikro - Ketersediaan bahan - Banyaknya produsen
baku yang banyak dan ritel makanan modern
cukup melimpah
- Tingginya loyalitas
kosumen terhadap
produk perusahaan
- Pangsa pasar masih
Sangat luas
- Perkembangan industri
Pariwisata
Lingkungan Industri - - Banyaknya produk
substitusi
Sumber : Data Primer Diolah, 2015
Tradisional “Cucuru” saat ini yaitu dengan cara pemasaran langsung. Pemasaran
langsung dilakukan dengan cara konsumen dapat datang langsung ke Toko yang
sudah di sediakan oleh pemilik untuk membeli berbagai macam kue tradisional
56
Biasanya pemesanan dalam jumlah banyak dilakukan oleh orang-orang
yang ingin mengunjungi sanak saudara mereka di luar kota sebagai oleh oleh dari
lebih mendekatkan diri kepada konsumen potensial, selain itu konsumen dapat
memilih sendiri berbagai jenis produk kue tradisional yang di tawarkan yang
rating diperoleh dari 1 orang responden yaitu Ibu Mantasari Saerah sebagai
pemilik home industry ini. Hasil analisis matrik IFE dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 7. Hasil analisis matrik IFE Industri Rumah Tangga kue kering
Tradisional “Cucuru”.
Faktor Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan
Produk berkualitas 0,088 4 0,352
Harga dapat bersaing di pasaran 0,083 4 0,332
Produk tanpa bahan pengawet 0,065 3 0,195
Lokasi perusahaan strategis 0,077 4 0,308
Modal sendiri 0,055 3 0,165
Modal dari Kredit Usaha Rakyat BRI 0,060 3 0,180
Bahan baku mudah didapatkan 0,070 3 0,210
57
Kelemahan
Tidak memiliki cara control karyawan yang 0,055 2 0,110
baik
Sedikitnya variasi bentuk dan cita rasa 0,060 2 0,120
produk
Minimnya kegiatan promosi Perusahaan 0,068 1 0,068
Wilayah distribusi masih terbatas 0,066 2 0,132
Kapasitas produksi masih terbilang 0,065 1 0,065
rendah dan terbatas
Minimnya sarana dan prasarana 0,065 2 0,130
operasional perusahaan
Tidak adanya riset dan pengembangan 0,055 2 0,110
produk
Hanya menggunakan sistem informasi 0,068 2 0,136
telpon seluler
Total 1,000 38 2,613
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015.
dengan menggunakan matrik IFE diperoleh total skor yang dimiliki Industri
Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru” sebesar 2,613. Skor bobot total
dimilikinya.
produk yang berkualitas (skor 0,352), karena produk yang dihasilkan memiliki
kualitas yang lebih baik di bandingkan para pesaingnya baik dari segi ketahanan
produk dan cita rasa yang dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen
dan membuat konsumen tersebut memiliki loyalitas yang sangat tinggi terhadap
produk perusahaan. Hal ini didukung dengn adanya sertifikat dan bukti legalitas
produk kue tradisional dari Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional
58
“Cucuru” ini aman untuk dikonsumsi karena memenuhi syarat kesehatan yang
Kelemahan utama yang dimiliki oleh Industri Rumah Tangga kue kering
terbatas (skor 0,065). Hal ini membuat perusahaan mengalami kesulitan untuk
hasilkan hanya dalam jumlah sedikit. Pemakaian sarana dan prasarana yang terlalu
modern pun tidak terlalu di minati pemilik karena dengan produk makanan yang
modern menurut pemilik hanya akan mengubah cita rasa tradisional yang ada.
rating diperoleh satu orang responden yaitu Ibu Mantasari Saerah sebagai pemilik
home industry ini. Hasil analisis matrik EFE dapat dilihat pada tabel 9.
59
Tabel 8. Hasil analisis matrik EFE Industri Rumah Tangga kue kering
Tradisional “Cucuru”.
Faktor Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang
Bertambahnya populasi penduduk 0,087 4 0,348
Perkembangan dunia internet 0,072 1 0,072
Ketersediaan bahan baku yang banyak dan 0,084 4 0,336
cukup melimpah
Tingginya loyalitas kosumen terhadap 0,090 4 0,360
produk perusahaan
Pangsa pasar masih Sangat luas 0,082 3 0,246
Perkembangan industri Pariwisata 0,081 4 0,324
Ancaman
Kenaikan harga bahan bakar minyak 0,060 3 0,180
Dibukanya pasar bebas AFTA pada 0,063 2 0,126
tahun 2015
Perubahan Cuaca yang tidak stabil 0,075 2 0,150
Fluktuasi nilai tukar rupiah 0,073 1 0,73
Pola hidup masyarakat yang sudah 0,075 3 0,225
Modern
Banyaknya produsen ritel makanan 0,075 3 0,225
modern
Banyaknya produk substitusi 0,80 4 0, 320
Total 1,000 43 2,985
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015.
total skor yang dimiliki oleh Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional
“Cucuru” sebesar 2,985. Skor bobot total yang berada di atas 2,5,
konsumen terhadap produk perusahaan (skor 0,360). Selama ini konsumen lebih
merasa puas terhadap produk kue tradisional yang dihasilkan oleh Industri ini
60
dibandingkan dengan produk kue tradisional dari pesaing, karena memiliki
kualitas dan rasa yang lebih baik serta harga yang relatif terjangkau. Hal ini
membuat para konsumen memiliki loyalitas yang tinggi dan cenderung menjadi
pelanggan tetap serta menjadi media promosi bagi perusahaan melalui media
produk substitusi yang memiliki manfaat yang sama yang dapat menggantikan
subtitusi yang menjadi ancaman terbesar adalah produk makanan modern yang di
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matrik EFE dan matrik IFE maka
dapat disusun selanjutnya dalam matrik Internal-Eksternal atau matrik IE. Matrik
melihat strategi apa yang tepat untuk diterapkan oleh perusahaan. Hasil dari
61
Nilai rata-rata IFE sebesar 2,613 dan rata-rata EFE sebesar 2,985
berada pada sel V. Pada posisi ini strategi yang tepat untuk digunakan adalah
dengan meningkatkan pangsa pasar produk yang sudah ada. Peningkatan pangsa
pasar produk ini dapat dilakukan dengan lebih gencar melakukan proses promosi
kualitas produk, menciptakan berbagai macam inovasi dan cita rasa serta jenis
produk yang baru dan tetap menjaga atau meningkatkan kualitas produk yang
sudah ada.
Tinggi
I II III
3,0
Rendah
VII VIII IX
1,0
62
Alternatif strategi yang dihasilkan pada matrik IE adalah merupakan
strategi umum yang tidak memiliki implementasi strategi yang lebih teknis pada
tingkat perusahaan. Oleh karena itu matrik IE dilengkapi oleh matrik SWOT yang
dari dari matriks IE maka dapat disusun beberapa alternatif strategi berdasarkan
Hasil dari analisis matrik SWOT pada Industri Rumah Tangga kue kering
Tabel 10. Hasil Analisis Matrik SWOT pada Industri Rumah Tangga kue kering
Tradisional “Cucuru”.
Faktor Internal Kekuatan (Strenghts)/S Kelemahan (Weaknesses)/W
1. Produk berkualitas 1. Tidak Memiliki control
2. Harga dapat bersaing Karyawan yang baik
di pasaran 2. bentuk dan cita rasa
3. Produk tanpa bahan produk
pengawet 3. Minimnya kegiatan
4. Lokasi perusahaan promosi Perusahaan
Strategis 4. Wilayah distribusi masih
5. Modal sendiri terbatas
6. Modal dari Kredit 5. Kapasitas produksi masih
Usaha Rakyat BRI terbilang rendah dan
7. Bahan baku mudah terbatas
didapatkan 6. Minimnya sarana dan
prasarana operasional
perusahaan
7. Tidak adanya riset dan
pengembangan produk
8. Hanya menggunakan
sistem informasi
telpon seluler
Faktor Eksternal
Peluang (Opportunities)/O Strategi SO Strategi WO
1. Bertambahnya populasi 1. Mempertahankan 1. Menjalankan sistem
penduduk harga dan control organisasi
63
2. Perkembangan dunia meningkatkan kualitas internal dan sistem
internet produk informasi perusahaan.
3. Ketersediaan bahan untuk meningkatkan (W1, W8, O1, O2,
baku yang banyak kepuasan dan O5)
dan cukup melimpah loyalitas konsumen. 2. Menambah jumlah
4. Tingginya loyalitas (S1, S2, S3, O5) variasi dan cita rasa
kosumen terhadap 2. Memanfaatkan lokasi produk serta membeli
produk perusahaan yang strategis untuk peralatan produksi
5. Pangsa pasar masih menarik pelanggan yang memadai agar
Sangat luas yang potensial. (S4, kegiatan produksi bisa
6. Perkembangan industri O1, O4, O5, O6) meningkat guna
Pariwisata 3. Memanfaatkan bahan memenuhi permintaan
baku yang mudah di kue tradisional di
dapatkan dan pasaran (W2, W5,
melimpah untuk W6, O1, O4, O5, O6)
meningkatkan
jumlah produksi
(S7,O3,04,O5,O6)
Ancaman (Treathts)/T Strategi ST Strategi WT
Strategi ini adalah untuk memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
64
dan menjaga kepuasan dan loyalitas konsumen. Kedua, memanfaatkan lokasi yang
produk untuk menarik pelanggan yang potensial, mengingat masih luasnya pangsa
pasar yang ada. Ketiga, Memanfaatkan bahan baku yang mudah di dapatkan dan
menciptakan suatu inovasi produk yang baru dengan menciptakan suatu kreasi
bentuk dan cita rasa baru untuk menambah konsumen baru sehingga dapat
cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi yang dapat digunakan yaitu
Selain itu Menambah jumlah variasi dan cita rasa produk serta membeli
peralatan produksi yang memadai agar kegiatan produksi bisa meningkat guna
65
jumlah kebutuhan kue tradisional secara naksimal kepada konsumen dalam rangka
strategi ini perusahaan dapat kemudian memberikan produk yang terus menerus
dengan metode yang lebih efektif dan efisien seperti brosur, spanduk, atau papan
untuk menarik pelanggan yang potensial dan memperluas daerah pemasaran serta
patungan (Joint Venture) dengan pihak yang menyediakan modal dan bahan baku
minim, terutama untuk penambahan sarana dan prasarana serta riset dan
pengembangan produk.
66
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
IFE, analisis EFE, matriks IE dan analisis SWOT pada Industri Rumah Tangga
1. Hasil dari analisis faktor internal perusahaan dengan menggunakan matrik IFE
terbatas. Hasil dari analisis matrik EFE yaitu Peluang utama yang dimiliki
perusahaan berada posisi Sel V dengan kata lain bahwa strategi yang dapat di
67
2) Memanfaatkan lokasi yang strategis untuk menarik pelanggan yang
potensial.
perusahaan.
5) Menambah jumlah variasi dan cita rasa produk serta membeli peralatan
6.2. Saran
1. Bagi Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru” harus terus
68
tersebut tidak berpindah ke produk lain mengingat industri makanan memiliki
Tangga utamanya yang bergerak dibidang agribisnis dan ritel makanan apalagi
daerah tersebut tidak punah juga sebagai ajang promosi makanan dan budaya
69
DAFTAR PUSTAKA
Freddy Rangkuti. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, Philip. dan Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-prinsip pemasaran. Jilid 1. Edisi
Keduabelas. Jakarta: Erlangga.
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi
Keduabelas. Indonesia: Indeks
Usman, Husain. dan Akbar, Purnomo Setiady. 2004. Metodologi Penelitian Sosial.
PT Bumi Aksara. Jakarta.
“Cucuru”
Bantaeng
8. Nama Produk : Kue Cucuru, Kue Paranggi, Kue Bolu Putih, Kue
10. Ke daerah mana saja jalur pemasaran Produk di Industri Rumah Tangga Kue
12. Berapa harga jual dari masing-masing produk di Industri Rumah Tangga Kue
Jawab :
Variabel lingkungan internal dan eksternal industri rumah tangga kue kering
tradisional khas bantaeng
No Variabel Pertanyaan
1. Manajemen 1. Apakah ada penggunaan sistem manajemen
perusahaan dan perusahan di perusahan bapak/ibu?
keuangan Jawab : Tidak ada system manajemen.
2. Bagaimana sistem manajemen perusahaan
bapak/ibu?
Jawab : Tidak ada/Seadanya saja.
3. Bagaimana sistem penempatan karyawan
perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Sesuai bidang dan kemampuannya.
4. Bagaimana pembiayaan keuangan karyawan
perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Sistem Lama kerja tetapi lebih kepada
system kekeluargaan sendiri.
5. Apakah sistem informasi manajemen perusahaan
bapak/ibu ada?
Jawab : tidak ada.
6. Sejauh ini apa kelebihan sistem manajemen
perusahaan dan keuangan di perusahaan bapak/ibu
ada?
Jawab : Bisa di bicarakan secara kekeluargaan.
7. Dan sejauh ini apa kekurangan sistem manajemen
perusahaan dan keuangan di perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Terkadang tiap orang dapat gaji berbeda.
2. Pemasaran 1. Bagaimana sistem pemasaran produk perusahaan
bapak/ibu?
Jawab : Semua produk di pasarkan di toko sendiri.
2. Bagaimana penentuan harga produk di perusahaan
bapak/ibu?
Jawab : Sesuai modal tiap produk dan kondisi
Pembeli sendiri.
3. Apakah ada kegiatan promosi produk untuk
mempromosikan produk perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Ada, Selalu ikut dalam setiap pameran
makanan yang di laksanakan pemkab
bantaeng dan provinsi Sulawesi selatan
4. Apakah lokasi perusahaan perusahaan bapak/ibu
strategis?
Jawab : Sangat strategis berada di pinggir jalan
utama poros Makassar-Bantaeng
5. Apakah ada pendistribusian produk ke
tempat/daerah lain?
Jawab : Tidak ada. Penjualan hanya di lakukan di
toko sendiri
8. Sejauh ini apa kelebihan sistem pemasaran di
perusahaan bapak/ibu ada?
Jawab : Pemasaran lansung di toko. Konsumen
lansung datang dan memilih sendiri produk
yang di inginkan.
9. Dan sejauh ini apa kekurangan sistem pemasaran di
perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Karena pemasaran hanya pada 1 tempat,
sehingga masih banyak orang yang tidak
mengetahui tentang industry ini
3. Produksi dan 1. Bagaimana volume produksi produk perusahaan
penelitian bapak/ibu?
Jawab : Volume produksi yang masih kurang.
2. Apakah volume produksi perusahaan bapak/ibu
mencukupi kebutuhan konsumen
Jawab : Tidak mencukupi, sehingga banyak
pelanggan yang tidak dapat.
3. Bagaimana sarana dan prasarana produksi dan
pemasaran produk pada perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Masih kurang memadai dan alat alat masih
banyak menggunakan alat alat tradisional
4. Apakah sarana dan prasarana produksi dan
pemasaran produk perusahaan bapak/ibu sudah
tercapai dengan baik dan maksimal?
Jawab : Belum, karena masih banyak alat tradisional
sehingga jumlah produksinya terbilang
sedikit dan kurang maksimal.
5. Bagaimana sistem pengadaan bahan baku produk di
perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Semua bahan utama sudah ada langganan
Tetap sehingga bahan mudah di dapatkan.
6. Apakah ada kreasi dan inovasi baru untuk cita rasa
produk di perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Pernah di lakukan tapi tidak sering, hanya
sekali sekali saja jika ada konsumen yang
berminat.
7. Apakah ada riset atau penelitian untuk
pengembangan kualitas produk di perusahaan
bapak/ibu?
Jawab : Ada, cuma penelitian dari pemerintah
setempat pada saat ingin memberikan nomor
sertifikat makanan.
10. Sejauh ini apa kelebihan produksi dan penelitian
yang sudah di lakukan di perusahaan bapak/ibu ada?
Jawab : Meskipun jumlah produksi sedikit, tapi
tidak pernah ada produk yang tidak terjual
dalam jangka waktun lama karena rata rata
produk yang di tawarkan sudah bersertifikat
dari dinas kesehatan.
11. Dan sejauh ini apa kekurangan produksi dan
penelitian yang sudah di lakukan di perusahaan
bapak/ibu?
Jawab : kekurangan hanya karena jumlah produksi
sedikit sehingga ada pelanggan yang tidak
dapat dan masih ada produk yang belum
mendapatkan sertifikat dari dinas
kesehartan setempat.
4. Modal dan tenaga 1. Bagaimana sistem modal di perusahaan bapak/ibu?
kerja Jawab : Pada tahun 2001 awal berdiri hanya
menggunakan modal pribadi, tapi di awal
tahun 2011 mulai meminjam modal pada
KUR bank BRI
2. Berapa jumlah tenaga kerja di perusahaan
bapak/ibu?
Jawab : Ada 6 orang,dan semuanya adalah keluarga.
3. Sejauh ini apa kelebihan dan kekurangan sistem
modal dan tenaga kerja di perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Modal yang mudah dari Bank dan tenaga
kerja yang terampil sekali di
bidangya.Modal yang masih terbilang sedikit
dari Bank dan proses pengembalian yang
terlalu banyak dalam 1 bulan serta juga
karena karyawan dari keluarga sendiri jadi
terkadang ada yang tidak bekerja dalam 1 hari
5. Lingkungan 1. Bagaimana populasi masyarakat sekitar perusahaan
demografi dan bapak/ibu?
politik Jawab : Populasi masyarakatnya cuku padat.
2. Bagaimana penentuan lokasi perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Karena lahan pribadi yang ada di pinggir
jalan poros Cuma hanya disitu saja
3. Apakah LSM setempat pernah mempengaruhi
kebijakan perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Tidak pernah.
4. Sejauh ini apa peluang dan hambatan pada
lingkungan demografi dan politik untuk perusahaan
bapak/ibu?
Jawab : Peluangya adalah kondisi masyarakat
sekitar yang masih rata rata masyarakat
awam yang suka makanan zaman
dulu/tradisional dan lokasi yang strategis
sekali. Hambatannya adalah, Masyarakat
desa yang cenderung enggan untuk membeli
produk karena mereka pun bias membuatnya
sendiri.
6. Lingkungan 1. Apakah ketersediaan bahan baku produk di
ekonomi dan alam perusahaan bapak/ibu terus ada ?
Jawab : Selalu ada tetapi harga tidak tetap
2. Apakah ada agen distributor khusus produk di
perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Tidak ada, penjualan hanya di toko saja
3. Apakah kenaikan harga bahan bakar minyak
mempengaruhi produk di perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Berpengaruh, meskipun tidak signifikan
4. Apakah faktor cuaca dan iklim pun berpengaruh
pada produk di perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Berpengaruh, karena rata rata pada saat
pengolahan bahan baku menjadi adonan
membutuhkan cahaya matahari yang banyak
5. Apakah fluktuasi nilai rupiah juga ikut
mempengaruhi produk di perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Berpengaruh, Meskipun sangat kecil
6. Apakah AFTA mempengaruhi produk di
perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Berpengaruh, Meskipun sangat kecil
7. Sejauh ini apakah peluang dan hambatan di
lingkungan ekonomi dan alam pada perusahaan
bapak/ibu ?
Jawab : Peluangya adalah bahan baku yang sangat
melimpah dan selalu ada dan lokasi yang
dengan kondisi cuaca cukup sesuai dengan
kebutuhan cuaca untuk produksi.
Hambatannya adalah Bahan baku yang
terkadang berubah kualitasnya karena
banyak bahan baku dari luar daerah dengan
cuaca yang tidak menentu sehingga kualitas
berpengaruh
8. Lingkungan 1. Apakah perkembangan dunia internet
teknologi dan mempengaruhi produk di perusahaan bapak/ibu?
budaya Jawab : Tidak terlalu berpengaruh
2. Apakah produk subtitusi yang di tawarkan oleh
perusahaan lain mempengaruhi produk di
perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Berpengaruh, apalagi jenis makanan
subtitusi yang sudah modern atau makanan
cepat saji
3. Apakah ada peluang pasar baru dan teknologi baru
yang di ciptakan oleh perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Ada, Ingin menambah cabang di wilayah
lain di luar kota dan menambah terus jenis
kue tradisional yang di produksi
4. Apakah perkembangan industri wisata di wilayah
perusahaan bapak/ibu mempengaruhi jumlah
penjualan? perusahaan bapak/ibu ada?
Jawab : Berpengaruh, Karena produk disini di
jadikan sebagai buah tangan bagi mereka
yang berwisata
4. Sejauh ini apa peluang dan hambatan dalam dunia
teknologi dan budaya yang di hadapi oleh
perusahaan bapak/ibu ?
Jawab : Peluangya adalah perkembangan wisata di
kota bantaeng dan sekitarnya sangat
membantu memperluas jaringan pasar dan
menambah pelanggan sehingga penjualan
bertambah. Hambatannya adalah
penggunaan dunia teknologi belum bisa di
manfaatkan dengan baik oleh industri karena
terbatasnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
yang ada.
8. Pemasok bahan baku 1. Bagaimana sistem yang di gunakan bapak/ibu untuk
mendapatkan bahan baku untuk menghasilkan
produk di perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Sudah ada langganan tetap yang
menyediakan bahan baku, dan sudah ada yang bisa
lansung mengantarkan ke tempat produksi
2. Adakah kerjasama dengan berbagai macam
pemasok untuk menyediakan bahan baku di
perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Iya ada, seperti bahan baku utama Beras
ketan hitam dan putih, Beras bromo, Gula
pasir dan Gula merah itu sudah ada
langganan tetap.
3. Sejauh ini apakah peluang dan hambatan pemasok
bahan baku untuk perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Peluangya adalah pemasok dapat
menyediakan bahan baku secara terus
menerus namun Hambatannya adalah
terkadang kualitas bahan baku dari pemasok
berubah ubah.
9. Perantara pemasaran 1. Adakah organisasi atau kelompok yang membantu
dan memasarkan produk di perusahaan bapak/ibu?
Pelanggan/konsumen Jawab : Ada yang pernah menawarkan, tetapi
(masyarakat) pemilik merasa untuk kebutuhan toko saja
belum bisa untuk di penuhi secara maksimal
jadi tidak di lanjutkan
2. Apakah pelanggan di perusahaan bapak/ibu berasal
dari wilayah yang sama ?
Jawab : Iya, ada banyak dari wilayah sekitar
3. Apakah ada pelanggan yang berasal dari luar
wilayah produksi perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Pelanggan mendominasi berasal dari luar
daerah seperti kabupaten bulukumba dan
kota makassar
4. Sejauh ini apa saja peluang dan hambatan perantara
pemasaran dan pelanggan yang di hadapi oleh
perusahaan bapak/ibu ?
Jawab : Peluangnya adalah pelanggan yang setiap
hari bertambah jumlahnya dari dalam dan
luar daerah industri. Hambatannya adalah
pelanggan banyak yang ingin mencoba jenis
dan rasa baru dari kue tradisional yang di
tawarkan namun industri belum bisa
menyediakan
10. Pesaing 1. Adakah perusahaan lain yang menawarkan produk
yang sama seperti di perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Ada beberapa, 1 milik pemerintah bantaeng
Sendiri, ada juga milik keluarga sendiri yang
di bangun pas dekat rumah dan ada banyak
industri rumahan yang daerah pemasarannya
hanya di pasar tradisional bantaeng saja.
2. Bagaimana cara menghadapi pesaing di perusahaan
bapak/ibu?
Jawab : Sejauh ini industri hanya menjaga kualitas
produknya, selama tahun 2001 sampai
sekarang rasa dan kualitas yang di hasilkan
tetap sama. Sehingga pelanggan yang sudah
cukup lama sudah banyak yang menjadi
langganan tetap.
3. Sejauh ini apa sajakah yang menjadi peluang dan
hambatan dalam menghadapi pesain perusahaan
bapak/ibu ?
Jawab : Peluangya adalah pesain besar seperti milik
pemerintah hanya buka sekali sekali saja
dalam seminggu sehingga tidak terlalu
menjadi momok besar bagi industri dan
beberapa di antaranya masih ada dalam skala
sangat kecil. Hambatannya adalah meskipun
ada dalam skala kecil namun jumlahnya
yang sangat banyak tentunya dapat bisa
mengambil pangsa pasar industri ini
Lampiran 2. Data Penjualan Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional
“Cucuru” Selama Tiga Tahun Terakhir, 2015
Tahun Nama Produk Kue Total Total Total
Tradisional Penjualan/Hari penjualan/Tahun
2012 Kue Cucuru 20 Bungkus 7.300 Bungkus
Kue Paranggi 5 Bungkus 1.825 Bungkus
Kue Bolu Putih 6 Bungkus 2.190 Bungkus
Kue Bolu Merah 5 Bungkus 1.825 Bungkus
Kue Baruasa Merah 10 Bungkus 3.650 Bungkus 25.185
Kue Baruasa Putih 12 Bungkus 4.380 Bungkus Bungkus
Kue Putih 5 Bungkus 1.825 Bungkus
Kue Baje’ 3 Bungkus 1.095 Bungkus
Kue Dodol 3 Bungkus 1.095 Bungkus