Anda di halaman 1dari 102

STRATEGI PEMASARAN KUE KERING TRADISIONAL KHAS

BANTAENG (STUDI KASUS DI INDUSTRI RUMAH TANGGA


KUE KERING TRADISIONAL “CUCURU” DI DESA
BONTOLEBANG KECAMATAN BISSAPPU
KABUPATEN BANTAENG)

HASRILIANDI HALIM
105 96 00822 11

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
STRATEGI PEMASARAN KUE KERING TRADISIONAL
KHAS BANTAENG (STUDI KASUS DI INDUSTRI RUMAH
TANGGA KUE KERING TRADISIONAL “CUCURU” DI DESA
BONTOLEBANG KECAMATAN BISSAPPU
KABUPATEN BANTAENG)

HASRILIANDI HALIM
105960082211

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian


Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015

i
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Strategi Pemasaran

Kue Kering Tradisional Khas Bantaeng (Studi Kasus di Industri Rumah

Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru” di Desa Bontolebang Kecamatan

Bissapu Kabupaten Bantaeng) adalah benar merupakan hasil karya yang belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber

data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, 22 Juni 2015

Hasriliandi Halim

105960082211

iv
ABSTRAK

HASRILIANDI HALIM.105960082211. Strategi Pemasaran Kue Kering


Tradisional Khas Bantaeng (Studi Kasus di Industri Rumah Tangga Kue Kering
Tradisional “Cucuru” di Desa Bontolebang Kecamatan Bissapu Kabupaten
Bantaeng). Dibimbing oleh SYAFIUDDIN dan FIRMANSYAH.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk Mengetahui apa saja faktor
lingkungan internal dan eksternal perusahaan serta untuk mengetahui alternatif
strategi pemasaran seperti apa yang dapat dipilih oleh Industri Rumah Tangga
Kue Kering Tradisional “Cucuru” yang sesuai untuk diterapkan dalam
memasarkan produk kue tradisionalnya.Pengambilan populasi dalam penelitian ini
di lakukan secara sengaja atau purposive yaitu pada Industri Rumah Tangga Kue
Kering Tradisional “Cucuru”. Teknik penentuan informan dilakukan dengan
menggunakan teknik sampling (purposive sampling) yaitu teknik yang digunakan
apabila informan dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian. Analisis
data menggunakan analisis IFE, EFE,IE dan SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Industri Rumah Tangga Kue Kering
Tradisional “Cucuru” saat ini sedang dalam situasi yang sangat menguntungkan.
Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru” memiliki peluang dan
kekuatan sehingga dapat memanfaatkan kekuatan untuk meraih peluang yang ada.
Dari hasil analisis dengan analisis IFE dapat diperoleh bahwa kekuatan utama
perusahaan adalah karena produk yang di hasilkan memiliki kualitas yang lebih
baik dari para pesaing baik dari segi ketahanan produk dan cita rasa yang dapat
memberikan kepuasa tersendiri kepada konsumen (0,352) dan kelemahan utama
yang di miliki oleh perusahaan adalah kapasitas produksi yang masih terbilang
rendah dan terbatas (0,065). Kemudian dari hasil perhitungan skor di matriks IFE
di dapatkan total skor sebesar 2,613 yang berada di atas angka 2,5 yang berarti
mengindikasikan kuatnya posisi internal perusahaan dalam menangani kelemahan.
Sementara itu dari hasil matriks EFE dapat di peroleh bahwa peluang utama
perusahaan adalah tingginya loyalitas konsumen terhadap perusahaan (0,360) dan
ancaman utama perusahaan adalah banyaknya produk subtitusi (0,320). Kemudian
dari hasil perhitungan matriks EFE di dapatkan total skor sebesar 2,985 yang
berada di atas angka 2,5 yang berarti bahwa perusahaan mampu secara baik
memanfaatkan peluang yang ada dengan mengatasi segala ancaman yang ada.
Secara umum pada matriks IE dapat dilihat bahwa posisi perusahaan saat ini
berada pada sel V yang berarti strategi yang baik di gunakan adalah strategi
penetrasi dan mempertahankan serta menjaga. Sementara itu setelah melakukan
analisis dengan menggunakan matriks SWOT maka strategi yang dapat di lakukan
adalah strategi menjaga dan mempertahankan karena posisi perusahaan berada
pada kuadran V dari matriks IE yang di dapat.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti di berikan kepada hamba-Nya. Shlawat dan

salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga,

sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi yang

berjudul “Strategi Pemasaran Kue Kering Tradisional Khas Bantaeng (Studi

Kasus Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru” di Desa Bonto

Lebang, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng)”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang di ajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada yang

terhormat :

1. Prof Dr Syafiuddin, M.Si, Selaku Pembimbing I dan Firmansyah, S.P, M.Si.

Selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing

dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat di selesaikan.

2. Bapak Ir. Saleh Molla, M.M selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar

vii
3. Bapak Amruddin, S.Pt, M.Si, M.Pd. Selaku Ketua Prodi Agribisnis di

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Prof Ratnawati Tahir, M.Si. Selaku Penasehat Akademik Penulis di Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar

5. Kedua orang tua Bapak Abdul Halim dan Ibunda Mantasari, dan adik adikku

tercinta Kiki dan Indri, dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan

bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

6. Seluruh Dosen Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali banyak ilmu kepada penulis

7. Kepada pihak Pemerintah Kabupaten bantaeng, Kecamatan bissappu, Desa

Bontolebang pada umumnya dan Industri Rumah Tangga Kue Kering

Tradisional “Cucuru” pada khususnya yang telah mengizinkan penulis untuk

melakukan penelitian di lokasi tersebut

8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir

yang penulis tidak dapat sebut satu persatu

Akhir kata penulis ucapkan banyak terimah kasih kepada semua pihak

yang terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan

dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Semoga Kristal-kristal allah senantiasa tercurahkan kepadanya. Amin.

Makassar, 22 Juni 2015

Hasriliandi Halim

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………..…………………………..........i

HALAMAN PENGESAHAN…………………...…………………………..........ii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI………………………............iii

HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………….…...iv

ABSTRAK…………………………………………………………………..…….v

KATA PENGANTAR…………………………………………….……….….….vi

DAFTAR ISI………………………………………………………….....…..…..viii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………..….xi

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….……xii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….….……...xiii

I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................................... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

1.3.2 Kegunaan Penelitian ............................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 7

2.1 Pemasaran...................................................................................................... 7

2.1.1 Strategi Pemasaran.................................................................................. 8

2.1.2 Bauran Pemasaran................................................................................. 10

x
2.2 Analisis Lingkungan Perusahaan ................................................................ 11

2.2.1 Analisis Lingkungan Internal................................................................ 11

2.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal ............................................................. 13

2.3 Industri Rumah Tangga ............................................................................... 16

2.4 Kue Kering Tradisional ............................................................................... 17

2.5 Kerangka Fikir............................................................................................. 18

III. METODOLOGI PENELITIAN...................................................................... 20

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan.................................................................. 20

3.2 Teknik Penentuan Informan ........................................................................ 20

3.3 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 21

3.4 Metode Analisis Data .................................................................................. 22

3.4.1 Analisis Matrik IFE dan matrik EFE .................................................... 24

3.4.2 Matriks IE (Internal – Eksternal) .......................................................... 27

3.4.3 Matrik SWOT ....................................................................................... 28

3.5 Defenisi Operasional ................................................................................... 29

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ....................................................... 32

4.1 Sejarah Berdiri IRT kue kering Tradisional “Cucuru”............................... 32

4.2 Lokasi Industri Rumah Tangga ku kering Tradisional “Cucuru” .............. 33

4.3 Struktur Organisasi Industri Rumah Tangga............................................... 33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................... 36

5.1 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan ............................ 36

5.1.1 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan ............................................ 36

5.1.2 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan......................................... 45

5.2 Strategi Pemasaran IRT kue kering Tradisional “Cucuru” ........................ 56

x
5.3 Identifikasi dan Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Industri Rumah
Tangga kue kering Tradisional “Cucuru”......................................................... 57

5.3.1 Matrik IFE (Internal Factor Evaluation) .............................................. 57

5.3.2 Matrik EFE (External Factor Evaluation)............................................. 59

5.4 Perumusan dan Penetapan Alternatif Strategi Pemasaran........................... 61

5.4.1 Matrik IE (Internal-External)................................................................ 61

5.4.2 Analisis Matriks SWOT ....................................................................... 63

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 67

6.1 Kesimpulan.................................................................................................. 67

6.2. Saran ........................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA………………………………………...………………….70

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

x
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Analisis Matriks IFE (Internal Factro Evaluation)…………………………….25

2. Analisis Matriks EFE (Eksternal Factro Evaluation)………………………….26

3. Analisis Matriks SWOT…………………………………………………...…..28

4. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab


Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru”…………….……..34

5. Rumusan Kekuatan dan Kelemahan


Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru”…………….….….44

6. Rumusan Peluang dan Ancaman


Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru”…………….…..…56

7. Hasil Analisis Matriks IFE


Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru”……………….…..57

8. Hasil Analisis Matriks EFE


Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru”……….………..…60

9. Hasil Analisis Matriks SWOT


Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru”……………...…..63

xiii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Fikir Strategi Pemasaran Industri Rumah Tangga Kue


Kering Tradisional “Cucuru”……………………………………….. ………..19

2. Gambar Matriks IE (Internal –Eksternal)………………………………...……27

3. Struktur Organisasi
Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru”………………...…33

4. Hasil Matriks IE
Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru”……………….…..62

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuisioner Penelitian

Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru”…………...………72

2. Data Penjualan Produk 3 Tahun Terakhir

Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru”………………...…82

3. Foto Wawancara dengan Pemilik

Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru” ……………..……83

4. Foto Toko Penjualan Produk

Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru” ………………..…84

5. Foto Tempat Produksi Produk

Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru” ………………...…85

6. Foto Proses Produksi Produk

Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru” ………………..…86

7. Foto Proses Penjualan Produk

Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru” …………………..87

xiii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi dan perubahan lingkungan yang cepat,

mengharuskan perusahaan untuk secara kontinyu memantau dan menyesuaikan

diri terhadap perubahan pasar. Perusahaan harus lebih kreatif dalam merancang

dan memutuskan misi bisnis dan strategi pemasaran yang akan diterapkan di

lapangan untuk bisa mengantisipasi berbagai macam perubahan yang akan terjadi,

serta dapat terus berkompetisi dan bergerak searah dengan keinginan konsumen,

karena pada dasarnya fungsi perusahaan adalah memproduksi barang dan jasa

yang dapat diterima konsumen sekaligus dapat memenuhi keinginan konsumen,

dengan tujuan untuk memperoleh laba sesuai dengan keinginan perusahaan dan

untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus melakukan kegiatan pemasaran

terhadap produk dan jasa yang dihasilkannya (Kotler dan Amnstrong, 2008).

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh

perusahaan untuk menghadapi persaingan dan mempertahankan kelangsungan

hidup usahanya agar bisa terus berkembang dan memperoleh laba sesuai dengan

keinginan perusahaan. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana

pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Disisi lain karena

persaingan usaha yang semakin kompetitif dan bervariatif, perusahaan harus

memiliki strategi yang handal untuk mencapai tujuan perusahaan. (Kotler dan

Armstrong, 2008)

1
Menurut Rahmady dan Andi (2007), strategi adalah sebuah rencana yang

disatukan, luas, dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi

perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan

bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh

organisasi. Sedangkan manajemen strategi sendiri dapat didefinisikan sebagai seni

dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi

keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi

mencapai tujuannya (David, 2010).

Strategi yang jelas dan tegas akan dapat merumuskan perkiraan terhadap

perubahan lingkungan secara cepat dan tepat, baik yang menyangkut aspek-aspek

internal maupun eksternal perusahaan sehingga perusahaan dapat mengambil

tindakan lebih dini terhadap perubahan-perubahan tersebut. Penentuan strategi

yang baik dalam menghadapi persaingan di pasar adalah salah satu kunci sukses

perusahaan dalam memasarkan barang dan jasa yang dimilikinya. Salah satu dunia

usaha yang saat ini tingkat persaingannya mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun adalah produksi ritel makanan.

Produksi ritel makanan merupakan salah satu potensi home industry

terbesar kedua setelah pertanian yang memiliki prospek dan peluang jangka

panjang yang mampu menyerap tenaga kerja di daerah. Home industry ini

memiliki pertumbuhan yang cukup pesat untuk mengembangkan potensi produk

makanan tradisional yang tetap menjadi tulang punggung perekonomian

masyarakat secara keseluruhan. Bisnis ritel makanan saat ini banyak di

2
kembangkan oleh para pengusaha di berbagai daerah di Indonesia karena

dianggap mampu mendatangkan keuntungan yang besar dari sektor ini.

Home industry Kue Tradisional Khas Bantaeng adalah merupakan salah

satu ritel makanan yang termasuk dalam makanan tradisional. Jenis ritel makanan

ini dapat memberikan keuntungan yang cukup besar, karena dalam menjalankan

bisnis ini tidak membutuhkan modal besar akan tetapi memiliki nilai ekonomis

dan keuntungan yang cukup tinggi. Home industry Kue Tradisional Khas

Bantaeng menjadi salah satu bisnis ritel makanan yang mempunyai pengaruh

besar bagi peningkatan kesejahteraan ekonomi rakyat. Di home industry Kue

Tradisional “Cucuru” Khas Bantaeng sendiri mengolah berbagai macam jenis kue

tradisional khas bantaeng. Di antaranya adalah kue cucuru, kue paranggi, kue

baruasa eja, kue baruasa pute, kue bolu eja, kue se’ro-se’ro (Kue putih), dan lain

lain. Akan tetapi, potensi besar yang dimiliki home industry Kue Tradisional Khas

Bantaeng ini belum mampu dimanfaatkan dengan baik oleh pengusaha yang

menjalankan usaha di industri tersebut, karena home industry Kue Tradisional

Khas Bantaeng tersebut belum memperoleh dampak ekonomi yang signifikan dari

usaha yang dijalankannya tersebut.

Home Industry Kue Tradisional “Cucuru” Khas Bantaeng adalah

merupakan satu satunya Home Industry makanan tradisional Di Desa

Bontolebang, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng. Dan merupakan salah

satu dari beberapa industri kue tradisional di Kabupaten Bantaeng. Home Industry

Kue Tradisional “Cucuru” Khas Bantaeng ini didirikan sekitar tahun 2001-an.

Selama kurang lebih 14 tahun usaha ini dijalankan, home industry ini belum

3
menunjukkan perkembangan dan dampak ekonomi yang signifikan terhadap

kemajuan usahanya. Hal ini dapat dilihat dari masih terbatasnya wilayah distribusi

yang dimiliki yang hanya meliputi Kabupaten bantaeng dan kota-kota di

sekitarnya, kapasitas produksi yang sangat terbatas yang hanya mampu

memproduksi Kue Tradisional dalam sehari tidak lebih dari 100 kg, omset

penjualan yang terbilang masih sangat rendah hanya berkisar Rp. 8.000.000

perbulannya, dan minimnya sarana prasarana yang di miliki karena hanya

menggunakan alat-alat tradisional untuk memproduksi kue dan menggunakan

tempat seadanya untuk menjemur dan menyimpan aneka kue produksi industri

tersebut.

Dengan latar belakang di atas, menjadi dasar pertimbangan penulis untuk

mengetahui bagaimana Analisis strategi pemasaran yang dilakukan oleh Home

Industri Kue Tradisional Khas Bantaeng dalam meningkatkan daya saing dan

meningkatkan area pemasaranya serta mengembangkan usahanya. dengan

demikian penulis memilih judul skripsi sebagai berikut: Strategi Pemasaran Kue

Kering Tradisional Khas Bantaeng (Studi Kasus Industri Rumah Tangga Kue

Kering Tradisional “Cucuru” di Desa Bontolebang, Kecamatan Bissappu,

Kabupaten Bantaeng).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pemilik Home

Industry Kue Kering Tradisional “Cucuru” ditemukan bahwa selama kurang

lebih 14 tahun usaha ini dijalankan tetapi belum mampu memberikan dampak

ekonomi yang signifikan terhadap perkembangan usaha Home Industry Kue

4
Kering Tradisional “Cucuru” Khas Bantaeng ini. Hal ini dapat dilihat dari

rendahnya kapasitas produksi, terbatasnya wilayah distribusi, rendahnya omset

penjualan yang diperoleh, minimnya sarana prasarana yang dimiliki dan lain

sebagainya yang terbilang masih sangat rendah untuk sebuah usaha yang sudah

berjalan selama Belasan tahun, ditambah semakin ketatnya persaingan dalam

memperebutkan pasar dengan para produsen ritel makanan modern dan

menghadapi persaingan di pasar bebas, mengharuskan perusahaan untuk

melakukan evaluasi terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaannya

agar mampu menentukan strategi yang sesuai untuk menghadapi persaingan yang

semakin ketat dan mampu mengembangkan usahanya. maka berdasarkan uraian

tersebut dapat dirumuskan beberapa pokok masalah yang akan diteliti yaitu:

1. Apa saja faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang

mempengaruhi strategi pemasaran pada pemasaran Produk Home

Industry Kue Kering Tradisional “Cucuru” ?

2. Alternatif strategi pemasaran seperti apa yang dapat dipilih oleh Home

Industry Kue Kering Tradisional “Cucuru” yang sesuai untuk

diterapkan dalam memasarkan produknya?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Apa saja faktor lingkungan internal dan eksternal

perusahaan yang mempengaruhi strategi pemasaran pada pemasaran Produk

Home Industry Kue Kering Tradisional ”Cucuru”.

5
2. Untuk Mengetahui Alternatif strategi pemasaran seperti apa yang dapat dipilih

oleh Home Industry Kue Kering Tradisional “Cucuru” yang sesuai untuk

diterapkan dalam memasarkan produknya.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dan referensi tambahan

dan bahan pertimbangan sebagai bahan masukan bagi Home Industry Kue

Kering Tradisional Cucuru” Khas Bantaeng dalam membuat keputusan

tentang strategi pemasaran yang sesuai untuk perusahaan dalam meningkatkan

pemasaran Kue Kering Tradisional Khas Bantaeng dan mengembangkan

usahanya tersebut.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan tentang strategi
pemasaran serta dapat mengetahui kenyataan di lapangan dan membandingkan

teori serta menambah pengetahuan dan pengalaman dalam hal menyusun

alternatif strategi pemasaran dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama

kuliah.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau pengetahuan baru


kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan dapat bermanfaat sebagai bahan

perbandingan untuk penelitian selanjutnya agar dapat menyusun skripsi secara

lebih baik dan benar.

6
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh

perusahaan dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup dan

mengembangkan perusahaannya yaitu untuk memperoleh laba dari kegiatan

perusahaannya. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan yang

diinginkannya bergantung pada kemampuan perusahaan dalam menjalankan

berbagai fungsi pada bidang dalam perusahaan, seperti bidang pemasaran,

keuangan, produksi, dan manajemen maupun bidang-bidang lain yang

dimilikinya, yang sekiranya memiliki pengaruh penting dalam menunjang

keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan tersebut.

Pada umumnya pemasaran dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,

memperkenalkan, dan menyerahkan barang kepada konsumen baik konsumen

perorangan maupun berkelompok. Definisi pemasaran itu sendiri adalah proses

sosial dan manajerial di mana pribadi atau organisasi memperoleh memperoleh

apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai

dengan yang lain (Kotler dan Armstrong, 2008).

Di dalam pemasaran kunci untuk mencapai sasaran organisasi adalah

perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam

menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada

pasar sasaran yang terpilih. Perusahaan akan berhasil dengan baik apabila mereka

secara cermat memilih sejumlah pasar sasarannya dan mempersiapkan program

7
pemasaran yang dirancang sesuai dengan kebutuhan pelanggan untuk masing-

masing pasar yang dituju. Bila perusahaan sudah mampu bekerjasama untuk

melayani kebutuhan pelanggan, maka akan dihasilkan pemasaran yang

terkoordinir, sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan melalui

kepuasan pelanggan yang merupakan tujuan akhir dari perusahaan.

2.1.1 Strategi Pemasaran

Manajemen strategi menurut Rahmady dan Andi (2007), adalah suatu

tindakan manajerial yang mencoba untuk mengembangkan potensi perusahaan di

dalam mengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan

perusahaan yang telah ditetapkan.

Pada umumnya perusahaan menempati posisi bersaing yang berbeda-beda.

Dalam posisi bersaing ada beberapa strategi yang bisa diterapkan, yaitu:

a. Strategi Pemimpin Pasar (Market Leader)

Strategi pemimpin pasar adalah perusahaan yang diakui oleh yang

bersangkutan sebagai pemimpin. Karakteristik dari pemimpin pasar adalah

memiliki pangsa pasar yang terbesar dalam pasar produk yang relevan.

Keunggulannya dari perusahaan ini adalah dalam hal pengenalan produk baru,

perubahan harga, cakupan saluran distribusi dan intensitas promosi. Pada

perusahaan yang masuk pada strategi pemimpin pasar, perusahaan selalu ingin

menjadi nomer satu. Sikap ini mendorong mengembangkan pasar secara

keseluruhan, melindungi pasar, dan memperluas pangsa pasar.

8
b. Strategi Penantang Pasar (Market Challenger)

Strategi penantang pasar adalah perusahaan nomer dua yang secara

konstan mencoba untuk memperbesar pangsa pasar mereka, yang dalam usaha

tersebut mereka berhadapan secara terbuka dan langsung dengan pemimpin pasar.

Karakteristik penantang pasar adalah biasanya dilihat dari sudut volume penjualan

dan laba serta berupaya menemukan kelemahan pihak pemimpin pasar atau

perusahaan lainnya. Dan kemudian menyerangnya baik secara langsung maupun

tidak langsung. Ada dua hal pokok yang perlu direncanakan dengan cermat oleh

penantang pasar, yaitu menentukan lawan dan sasaran strategi dan memilih

strategi penyerangan.

c. Strategi Pengikut Pasar (Market Follower)

Strategi pengikut pasar adalah perusahaan yang mngambil sikap tidak

mengusik pemimpin pasar dan hanya berpuas dengan cara menyesuaikan diri

terhadap kondisi-kondisi pasar. Perusahaan yang memakai strategi pengikut pasar

juga perlu merumuskan strategi untuk pertumbuhan dan berusaha agar tidak

mengundang balasan dari perusahaan lain.

d. Strategi Penggarap Relung Pasar (Market Nicher)

Strategi penggarap relung pasar adalah strategi dimana perusahaan yang

mengkhususkan diri melayani sebagian pasar yang diabaikan besaran dan

menghindari bentuk penyerangan dengan perusahaan lain. Menurut Rangkuti

(2001), pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe

strategi yaitu :

9
1. Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh

manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro

misalnya strategi pengembangan produk, strategi penetapan harga,

strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar dan strategi mengenai

keuangan, dan sebagainya.

2. Strategi investasi merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi

misalnya apakah perusahaan melakukan strategi pertumbuhan yang

agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan,

strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi,

dan sebagainya.

3. Strategi bisnis sering disebut juga strategi bisnis secara fungsional

karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen

misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi

distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan

dengan keuangan.

2.1.2 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran atau marketing mix adalah merupakan elemen utama di

dalam strategi pemasaran yang terdiri dari empat variabel yaitu produk, harga,

promosi, dan sistem distribusi yang merupakan sebuah inti dari sistem pemasaran

dalam perusahaan. Bauran pemasaran merupakan alat merencanakan,

melaksanakan, dan mengatur tujuan utama pemasaran dan strategi suatu

organisasi. Penerapan bauran pemasaran sebagai alat dan fungsi pemasaran

ditekankan untuk mempertukarkan nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang

10
dibutuhkan oleh pihak tertentu dan diperlukan pengorbanan untuk

mendapatkannya. Kotler dan Armstrong (2008) menerangkan bahwa bauran

pemasaran meliputi:

a) Produk (Product) Produk adalah kombinasi barang/jasa yang ditawarkan

perusahaan kepada pasar sasaran.

b) Harga (Price) Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan

untuk memperoleh produk/jasa.

c) Distribusi atau Tempat (Place) Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang

membuat produk/jasa tersedia bagi pelanggan sasaran.

d) Promosi (Promotion) Promosi adalah aktivitas yang menyampaikan manfaat

produk/jasa dan membujuk pelanggan untuk membelinya.

2.2 Analisis Lingkungan Perusahaan

Analisis lingkungan perusahaan terbagi menjadi dua yaitu analisis

lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal.

2.2.1 Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal ini diperlukan untuk mengetahui kekuatan

dan kelemahan bersaing. Menurut David (2010) faktor-faktor strategis internal

yang dapat dianalisis yang dapat mempengaruhi kekuatan dan kelemahan internal

antara lain:

1. Manajemen

Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas pokok yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf, dan pengontrolan.

11
2. Pemasaran

Ada tujuh fungsi pokok pemasaran yaitu analisis konsumen, penjualan

produk/jasa, perencanaan produk/jasa, penetapan harga, distribusi, riset

pemasaran, dan analisis peluang.

3. Keuangan/akuntansi

Fungsi keuangan/akuntansi terdiri dari atas tiga keputusan yaitu keputusan

investasi, keputusan dividen, dan keputusan pembiayaan.

4. Produksi/operasi,

Fungsi produksi/operasi suatu bisnis mencakup semua aktivitas yang

mengubah input menjadi barang/jasa.

5. Penelitian dan pengembangan (litbang)

Penelitian dan pengembangan adalah area operasi internal yang harus

dicermati kekuatan dan kelemahannya. Banyak perusahaan dewasa ini tidak divisi

litbang, tetapi banyak perusahaan lain bergantung pada aktivitas litbang yang

berhasil untuk bertahan. Perusahaan yang menjalankan strategi pengembangan

produk perlu memiliki orientasi litbang yang kuat.

6. Operasi Sistem Informasi Manajemen Perusahaan

Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis dan menyediakan landasan

bagi semua keputusan manajerial. Tujuan informasi manajemen adalah

meningkatkan kinerja sebuah bisnis dengan cara meningkatkan kualitas keputusan

manajerial.

12
2.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan internal bertujuan untuk mengembangkan sebuah

daftar terbatas dari peluang yang dapat menguntungkan sebuah perusahaan dan

ancaman yang harus dihindarinya.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008) Analisis lingkungan eksternal perusahaan

terdiri dari dua komponen pokok yaitu:

1. Analisis Lingkungan Makro

Lingkungan makro terdiri dari kekuatan sosial yang lebih besar yang

mempengaruhi lingkungan mikro, terdiri dari:

a. Lingkungan demografi, adalah studi kependudukan manusia yang ukuran,

kepadatan, lokasi, usia, jenis kelamin, rasa, lapangan pekerjaan, dan data

menyangkut statistik lainnya.

b. Lingkungan ekonomi, terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli

dan pola pengeluaran konsumen.

c. Lingkungan alam, adalah meliputi sumber daya alam yang diperlukan sebagai

masukan bagi pemasar atau yang dipengaruhi oleh kegiatan pemasaran.

d. Lingkungan teknologi, adalah kekuatan yang menciptakan teknologi, produk,

dan peluang pasar yang baru.

e. Lingkungan politik, terdiri dari hukum, badan pemerintahan, dan kelompok

LSM yang mempengaruhi dan membatasi berbagai organisasi dan individu di

dalam masyarakat tertentu.

f. Lingkungan budaya, terdiri dari institusi dan kekuatan lain yang

mempengaruhi nilai dasar, persepsi, selera, dan perilaku masyarakat.

13
2. Analisis Lingkungan Mikro

Lingkungan mikro terdiri dari pelaku yang dekat dengan perusahaan dan

mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam melayani pelanggannya, terdiri

dari:

a. Pemasok, adalah orang atau organisasi yang menyediakan sumber daya yang

diperlukan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasanya.

b. Perantara Pemasaran, adalah organisasi yang membantu perusahaan

mempromosikan, menjual, dan mendistribusikan produk/jasa perusahaan ke

pembeli akhir yang meliputi penjual perantara, perusahaan distribusi fisik,

agen jasa pemasaran, dan perantara keuangan.

c. Pelanggan, adalah orang atau organisasi yang membeli barang/jasa

perusahaan. Pasar pelanggan terdiri dari lima jenis pasar yaitu pasar

konsumen, pasar bisnis, pasar penjual perantara, pasar pemerintah, dan pasar

internasional.

d. Pesaing, adalah merupakan perusahaan yang menawarkan produk sejenis atau

produk substitusi. Perusahaan harus bisa meraih manfaat strategis dengan

menempatkan penawaran mereka lebih kuat dibandingkan pesaingnya dalam

pikiran konsumen.

e. Masyarakat, adalah kelompok yang mempunyai potensi kepentingan atau

kepentingan nyata, atau pengaruh pada kemampuan organisasi untuk

mencapai tujuannya.

Selain lingkungan makro dan lingkungan mikro terdapat satu lagi

lingkungan eksternal perusahaan yaitu lingkungan industri, dimana pada

14
lingkungan ini akan lebih mengarah pada aspek persaingan industri di mana

perusahaan saat ini berada. Menurut Rahmady dan Andi (2007), ada lima

kekuatan yang mempengaruhi kekuatan-kekuatan dalam persaingan industri yang

biasa disebut model lima kekuatan porter yaitu:

1. Ancaman pendatang baru: hambatan-hambatan bagi masuknya pendatang

baru yaitu skala ekonomi, differensiasi produk, persyaratan modal, biaya

peralihan, akses ke saluran distribusi, kebijakan pemerintah, keunggulan

biaya yang tidak tergantung dari skala ekonomi, dan tanggapan para

pesaing.

2. Ancaman barang pengganti: ancaman terbesar datang dari barang

pengganti yang harganya cenderung menjadi semakin murah dibandingkan

dengan produk yang dihasilkan dan dihasilkan oleh industri yang berskala

besar dan sangat menguntungkan.

3. Kekuatan tawar menawar pemasok: para pemasok akan mempunyai

kekuatan tawar menawar yang tinggi jika mereka lebih terkonsentrasi

daripada industri yang mereka pasok, tidak ada pemasok pengganti,

industri bukanlah pembeli bagi pemasok, produk mereka merupakan input

paling penting bagi industri, mereka memiliki kekuatan untuk melakukan

strategi forward integration.

4. Kekuatan tawar menawar pembeli: pembeli akan mempunyai kekuatan

tawar menawar yang tinggi jika mereka merupakan bagian terbesar dari

penjualan perusahaan, letak mereka yang terkonsentrasi, produk tidak

mempunyai perbedaan dengan produk pesaing, mereka memiliki informasi

15
produk yang lengkap, biaya untuk berpindah ke penjual lain lebih rendah,

dan mereka mempunyai kesempatan untuk melakukan backward

integration.

5. Persaingan dari perusahaan sejenis dalam industri: tinggi rendahnya

tingkat persaingan di dalam suatu industri tergantung dari jumlah pesaing,

besarnya ukuran dan kekuatan dari para pesaing, tingkat pertumbuhan

industri, sedikitnya perbedaan antar produk, halangan yang tinggi untuk

keluar dari industri, dan biaya tetap yang relatif sangat tinggi.

2.3 Industri Rumah Tangga

Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan, dan ketekunan

kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan

hasil-hasil bumi, dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya

dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan

(ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan,

dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri

semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik.

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau

barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah

untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga

reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang,

tetapi juga dalam bentuk jasa.

16
Industri kecil (rumah tangga) adalah industri dengan jumlah tenaga kerja 1-

19 orang. Contoh industri kecil antara lain industri kerajinan kayu, kue olahan,

batik tulis, tanah liat, anyaman, dan sebagainya.

2.4 Kue Kering Tradisional

Kue kering adalah istilah yang sering di gunakan untuk kue yang

bertekstur keras tapi renyah yang memiliki kadar air yang sangat rendah karena

dibuat dengan cara di oven. Kue kering memiliki daya tahan yang cukup lama,

Bahan yang umum digunakan utuk pembuatan kue kering diantaranya tepung

beras, tepung ketan, terigu ataupun sagu, Kue kering yang dioven biasanya di

sebut cookies.

Kue kering adalah makanan ringan yang bukan makanan utama.

Secara harafiah kue seringkali diartikan sebagai makanan ringan yang dibuat

dari tepung, tepung beras maupun terigu. Roti tidaklah selalu sama dengan kue,

sebab di Indonesia kadangkala roti dianggap sebagai makanan utama.

Seiring ketatnya tingkat persaingan dalam pemasaran kue kering terutama

dalam moment khusus perayaan hari besar keagamaan seperti hari raya Idul

Fitri bagi umat muslim atau Paskah dan natal bagi umat Kristiani, menuntut setiap

produsen makanan untuk lebih kreatif dalam menciptakan hasil olahan yang baru,

beda dengan para pesaingnya.

Kue kering tercipta dari kejelian produsen makanan ringan dalam

menangkap kejenuhan pasar terhadap kue kering yang beredar di masyarakat saat

ini. Mereka menciptakan variasi-variasi baru dalam mengolahnya, dengan variasi

17
cetakan kue kering lalu atasnya diolesi / di glasur dengan olahan gula dan coklat

putih yang telah diwarnai.

2.5 Kerangka Fikir

Home industry Kue Kering Tradisional Khas Bantaeng adalah merupakan

salah satu produsen makanan tradisional yang masih dapat bertahan sampai saat

ini di kecamatan Bissapu, Kabupaten Bantaeng. Mengingat beratnya persaingan

dan sulitnya memasarkan produk Kue Kering Tradisional maka perlu untuk

melakukan langkah-langkah perumusan strategi pemasaran yang tepat, guna

mengembangkan usaha yang selama ini telah dijalankan. Melalui alternatif

strategi pemasaran yang tepat diharapkan Home industry Kue Kering Tradisional

Khas Bantaeng dapat bersaing dengan para pesaingnya untuk meningkatkan

volume penjualan dan meraih keuntungan yang maksimal. Untuk itu perusahaan

perlu melakukan evaluasi kondisi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan

serta mengidentifikasi peluang dan ancaman yang mungkin terjadi dari

lingkungan eksternal perusahaan.

Evaluasi kondisi internal perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisis

manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi, penelitian dan

pengembangan serta sistem informasi manajemen perusahaan. Evaluasi kondisi

eksternal perusahaan dilakukan dengan cara menganalisis lingkungan makro,

lingkungan mikro, dan lingkungan industri perusahaan.

Analisis lingkungan internal berguna untuk mengetahui kekuatan dan

kelemahan, sedangkan analisis lingkungan eksternal berguna untuk mengetahui

peluang dan ancaman dalam memasarkan produknya. Informasi yang diperoleh

18
kemudian dibuat dalam matrik IFE dan matrik EFE. Selanjutnya kedua matriks

dipadukan dalam matrik IE yang digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan

saat ini dan mendapatkan inti strategi perusahaan, kemudian menggunakan matrik

SWOT untuk menetapkan beberapa alternatif strategi yang akan dilakukan

perusahaan agar kegiatan pemasaran dapat memberikan hasil yang maksimal.

Proses ini dapat dilihat pada Gambar 1.

INDUSTRI RUMAH TANGGA


KUE KERING TRADISIONAL “CUCURU” KHAS BANTAENG

PEMASARAN KUE KERING TRADISIONAL

Analisis Lingkungan Internal Analisis Lingkungan External

Matriks IFE Matriks EFE

Matriks IE

Matriks SWOT

Strategi Pemasaran

Gambar 1. Kerangka Fikir Strategi pemasaran kue kering tradisional “Cucuru” khas
Bantaeng di Desa Bontolebang Kecamatan Bissappu Kabupaten
Bantaeng.

19
III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, di mulai dari bulan April

sampai Mei 2015, di Industri Rumah Tangga Kue kering Tradisional “Cucuru”

khas bantaeng di kelurahan bontolebang, kecamatan bissaappu, kabupaten

bantaeng. dengan pertimbangan bahwa industri tersebut merupakan salah satu

industri kue kering Tradisional yang sudah lama berdiri dan satu-satunya di

kecamatan bissapppu yang memproduksi banyak jenis kue kering Tradisional

Khas Bantaeng.

3.2 Teknik Penentuan Informan

Informan adalah orang atau pelaku yang benar-benar tahu dan menguasai

masalah, serta terlibat langsung dengan masalah penelitian. Pemilihan informan

sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada asas subyek

yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan bersedia memberikan

imformasi lengkap dan akurat. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara sengaja menunjuk langsung informan dengan dasar

pertimbangan informan tersebut dianggap bisa memberikan informasi yang

berhubungan dengan penelitian ini. Informan dalam penelitian ini adalah pemilik

Industri Rumah Tangga dalam hal ini ibu Mantasari Saerah karena dianggap dapat

memberikan informasi yang dibutuhkan pada aspek-aspek yang sudah dipilih

sebelum melaksanakan penelitian yaitu masalah strategi pemasaran yang

20
dilakukan oleh perusahaan Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional

“Cucuru” Khas Bantaeng dalam memasarkan produk jamur tiram putih.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah

penelitian. Dalam penelitian kualitatif sumber data dapat diperoleh dari (1)

informan, (2) tempat dan peristiwa, dan (3) arsip atau dokumen yang berhubungan

dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh bersumber

dari informan dan dokumen. Sementara teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Hardiansyah dalam Suharsaputra (2012) mendefinisikan observasi sebagai

suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta merekam perilaku secara

sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi adalah suatu kegiatan mencari

data yang dapat digunakan untuk memberi suatu kesimpulan atau diagnosis.

Tujuan dari Observasi adalah untuk melihat gambaran awal perusahaan

baik dari letak perusahaan dan objek yang akan di teliti dalam perusahaan tersebut

serta untuk melihat gambaran awal masalah yang ada pada perusahaan tersebut.

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara mengunjungi Industri

Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru” Khas Bantaeng. Hal yang

diamati dalam Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru” Khas

Bantaeng adalah melihat keadaan perusahaan, proses produksi, dan produk yang

dihasilkan.

21
2. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara

langsung. Wawancara berguna untuk mendapatkan data ditangan pertama (primer)

(Usman dan Akbar, 2004). Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan

pemilik perusahaan yaitu ibu Mantasari dan tenaga kerja yang bekerja di Industri

Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru” Khas Bantaeng.

Tujuan Wawancara dalam penelitian adalah untuk mengetahui masalah

keadaan Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional Khas Bantaeng secara

lebih detail, termasuk di dalamnya adalah latar belakang berdirinya usaha, posisi

perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki oleh

perusahaan pada saat ini), pemasaran, strategi pemasaran, dan hal lain yang

berhubungan dengan penelitian ini.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak

mereka dapat berupa catatan anekdot, surat, buku harian, dan dokumen-dokumen

(Suharsaputra 2012). Tujuan dari Dokumentasi adalah sebagai alat penelitian

tambahan dalam melakukan penelitian. Termasuk melihat keadaan perusahaan

dari tahun ke tahun. Dalam penelitian ini, pengambilan data dilakukan dengan

jalan mengumpulkan dokumen-dokumen dan data pemasaran perusahaan yang

berhubungan dengan penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan metode

analisis SWOT. Cara membuat analisis SWOT melalui ―tiga tahapan― yaitu:

22
Tahap pengumpulan data, dimana tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan

data dari beberapa faktor internal (kelemahan dan kekuatan) tetapi juga

menganalisis data tersebut agar dapat diketahui nilai bobot ratingnya dengan

menggunakan Matriks faktor strategi eksternal dan internal. Kemudian tahap

analisis, dimana semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan

perusahaan dapat digambarkan secara jelas, bagaimana peluang dan ancaman

yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan

yang dimilikinya, dan terakhir tahap pengambilan keputusan, dimana semua

data yang telah dianalisis akan mengahasilkan beberapa alternatif untuk

memperbaiki sistem pemasarannya

Menentukan suatu strategi pemasaran pada suatu usaha atau perusahaan,

hal yang terlebih dahulu dilakukan adalah mengumpulkan data dan

mengidentifikasi berbagai faktor eksternal (peluang dan Ancaman), dan faktor

internal (kekuatan dan ancaman) yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Identifikasi dapat dilakukan dengan cara ―Analisis SWOT―. Sehingga faktor

eksternal dan internal dapat dianalisis yang akan menghasilkan sebuah

―strategi―. Strategi yang didapat inilah yang harus dilaksanakan agar tujuan

perusahaan dapat tercapai.

Data disajikan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan

pendekatan manajemen strategi dan manajemen pemasaran selanjutnya disajikan

dalam bentuk tabulasi, bagan dan uraian. Analisis deskriptif kualitatif digunakan

untuk mengetahui lingkungan perusahaan agar diketahui apa yang menjadi

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi perusahaan.

23
Sedangkan analisis kuantitatif digunakan pada matrik IFE, matrik EFE, matrik IE,

dan matrik SWOT.

3.4.1 Analisis Matrik IFE dan matrik EFE

Analisis matrik Internal Factor Evaluation (IFE) digunakan untuk

meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area-area

fungsional bisnis yang kemudian diberikan pembobotan. Analisis matrik External

Factor Evaluation (EFE) digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi informasi

demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik, budaya, dan kompetitif yang

kemudian diberikan pembobotan sama halnya dengan analisis matrik IFE. Matrik

IFE dapat dikembangkan dalam lima langkah yaitu:

a. Buat daftar faktor-faktor internal utama sebagaimana yang disebutkan dalam

proses audit internal. Masukkan 10 sampai 20 faktor internal, termasuk

kekuatan dan kelemahan perusahaan.

b. Berilah pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting)

sampai 1,0 (sangat penting). Bobot yang diberikan pada suatu faktor tertentu

menandakan signifikansi relatif faktor tersebut bagi keberhasilan perusahaan.

c. Berilah peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk mengindikasikan

apakah faktor tersebut sangat lemah (peringkat = 1), lemah (peringkat = 2),

kuat (peringkat = 3), atau sangat kuat (peringkat = 4). Perhatikan bahwa

kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 dan kelemahan peringkat 1 atau 2.

d. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor

bobot bagi masing-masing variabel.

e. Jumlahkan skor bobot masing-masing variabel untuk memperoleh skor bobot


total perusahaan.

24
Tabel 1. Analisis Matrisk IFE
Faktor – Faktor Bobot Peringkat Skor Bobot
Internal Utama
Kekuatan
-
-
-
-
-
Kelemahan
-
-
-
-
-
Sumber : David (2010)

Terlepas dari berapa banyak faktor yang dimasukkan kedalam matrik IFE,

skor bobot total berkisar antara 1,0 sebagai titik rendah dan 4,0 sebagai titik

tertinggi, dengan skor rata-rata 2,5. Skor bobot total di bawah 2,5 mencirikan

perusahaan yang lemah secara internal, sedangkan skor yang secara signifikan

berada di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat.

Selanjutnya sama halnya dengan matrik IFE, matrik EFE juga dapat

dikembangkan dalam lima langkah yaitu:

a. Buat daftar faktor-faktor eksternal utama sebagaimana yang disebutkan dalam

proses audit eksternal. Masukkan 10 sampai 20 faktor internal, termasuk

peluang dan ancaman perusahaan.

b. Berilah pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting)

sampai 1,0 (sangat penting). Bobot yang diberikan pada suatu faktor tertentu

menandakan signifikansi relatif faktor tersebut bagi keberhasilan perusahaan.

25
c. Berilah peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk menunjukkan seberapa

efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor tersebut,dimana 4 =

responnya sangat bagus, 3 = responnya diatas rata-rata, 2 = responnya rata-

rata, dan 1 = responnya di bawah rata-rata. Penting untuk diperhatikan bahwa

baik ancaman maupun peluang dapat menerima peringkat 1, 2, 3, dan 4.

d. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor

bobot bagi masing-masing variabel.

e. Jumlahkan skor bobot masing-masing variabel untuk memperoleh skor bobot

total perusahaan.

Tabel 2. Analisis Matrisk EFE


Faktor – Faktor Bobot Peringkat Skor Bobot
Internal Utama
Peluang
-
-
-
-
-
Ancaman
-
-
-
-
-
Sumber : David (2010)

Terlepas dari berapa banyak faktor yang dimasukkan kedalam matrik EFE,

skor bobot total berkisar antara 1,0 sebagai titik rendah dan 4,0 sebagai titik

tertinggi, dengan skor rata-rata 2,5. Skor bobot total sebesar 4,0 mengindikasikan

bahwa perusahaan merespon dengan sangat baik peluang dan ancaman yang ada

di perusahaan.

26
3.4.2 Matriks IE (Internal – Eksternal)

Penggabungan dari kedua matrik IFE dan EFE akan menghasilkan sebuah

matrik yaitu matrik Internal – eksternal (matrik IE), yang digunakan untuk

menganalisis posisi perusahaan secara lebih detail dan melihat strategi apa yang

tepat untuk diterapkan oleh perusahaan. Pada sumbu-x matriks IE, total nilai IFE

yang diberi bobot 1,0-1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah; nilai 2,00-

2,99 dianggap sedang; nilai 3,00-4,00 kuat. Pada sumbu-y matriks IE, total nilai

EFE yang diberi bobot 1,00-1,99 dianggap rendah; nilai 2,00-2,99 sedang; dan

3,0-4,0 tinggi.

Menurut David (2010) Matrik IE dapat dibagi menjadi tiga bagian besar

yang berbeda-beda. Pertama, ketentuan untuk divisi-divisi yang masuk dalam sel

I, II, dan IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan membangun. Kedua, divisi-

divisi yang masuk dalam sel III, V, dan VII dapat ditangani dengan baik melalui

strategi menjaga dan mempertahankan. Ketiga, ketentuan umum untuk divisi yang

masuk dalam sel VI, VIII, dan IX adalah panen atau divestasi. Matriks IE dapat

dilihat pada gambar 2 di bawah ini.

Total Skor IFE


Kuat Sedang Lemah
3,0 2,0 1,0
4,0
I II III
Tinggi
3,0
IV V VI
Total Skor EFE Sedang
2,0
VII VIII IX
Rendah
1,0
Gambar 2. Gambar matriks IE (Internal – Eksternal),David 2010

27
3.4.3 Matrik SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor yang secara sistematis

untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2001). Logika dasar yang

dibangun adalah berusaha memaksimalkan kekuatan dan peluang yang secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.

Menurut Rangkuti (2001) matrik ini dapat menghasilkan empat set

kemungkinan alternatif strategi yaitu:

Tabel 3. Analisis Matriks SWOT


STRENGHTS (S) WEAKNESSES (W)

Tentukan 5-10 faktor Tentukan 5-10 faktor


EFE/IFE
kekuatan internal kelemahan internal

OPPORTUNITIES STRATEGI SO STRATEGI WO


(O) Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Tentukan 5-10 menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
faktor peluang untuk memanfaatkan untuk memanfaatkan
eksternal peluang peluang

TREATHTS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT


Tentukan 5-10 Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
faktor ancaman menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
eksternal untuk mangatasi ancaman dan menghindari ancaman

Sumber : Rangkuti,Freddy (2001)

28
a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya.

b. Strategi ST

Strategi ini adalah untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan

untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasakan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan perusahaan yang bersifat defensif

dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

3.5 Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk menghindari kesalah pahaman dan

kekeliruan dalam penafsiran isi dari tulisan ini, definisi operasional tersebut

adalah sebagaimana yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Industri rumah tangga kue kering Tradisional “Cucuru” khas bantaeng adalah

satu-satunya industri pengolahan kue kering tradisional di desa bontolebang,

kecamatan bissappu, kabupaten bantaeng. Industri ini memproduksi banyak

jenis olahan kue dari bahan bahan pertanian. Seperti beras,wijen,kacang tanah,

dan lain-lainnya.

29
2. Kue kering Tradisional khas bantaeng adalah berbagai produk kue kering hasil

olahan dari industri rumah tangga kue kering Tradisional “Cucuru” khas

bantaeng seperti kue cucuru, baruasa, bannang-bannang, tengteng, paranggi,

bolu, dan lainnya.

3. Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh industri
rumah tangga kue kering Tradisional “Cucuru” khas bantaeng dalam upaya

mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan perusahaannya.

Tujuan pemasaran dalam hal ini yaitu untuk memperoleh laba dari kegiatan

perusahaannya.

4. Strategi Pemasaran adalah sebuah metode yang di gunakan oleh industri


rumah tangga kue kering Tradisional “Cucuru” khas bantaeng untuk

mengembangkan potensi usahanya dalam menghadapi peluang bisnis dan

guna untuk mencapai tujuan sebuah perusahaan.

5. Bauran pemasaran adalah serangkaian alat pemasaran taktis di industri rumah

tangga kue kering Tradisional “Cucuru” khas bantaeng yang dapat di

kendalikan produk, harga, tempat, dan promosi yang dipadukan oleh

perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam

pasar sasaran.

6. Produk adalah barang yang di hasilkan oleh industri rumah tangga kue kering

Tradisional “Cucuru” khas bantaeng. Seperti kue cucuru, baruasa, bannang-

bannang, tengteng, paranggi, bolu, dan lainnya.

7. Harga adalah sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk

industri rumah tangga kue kering Tradisional “Cucuru” khas bantaeng.

30
8. Tempat adalah lokasi yang digunakan untuk memasarkan atau menawarkan

produk industri rumah tangga kue kering Tradisional “Cucuru” khas

bantaeng. Lokasi industri rumah tangga kue kering Tradisional khas bantaeng

adalah di Desa Bontolebang, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng.

9. Promosi adalah suatu upaya atau kegiatan industri rumah tangga kue kering

Tradisional “Cucuru” khas bantaeng dalam mempengaruhi konsumen untuk

membeli produk industri rumah tangga kue kering Tradisional “Cucuru” khas

bantaeng.

31
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Berdiri Industri Rumah Tangga ku kering Tradisional “Cucuru”

Industri Rumah Tangga ku kering Tradisional “Cucuru” adalah sebuah

unit usaha pembuatan makanan tradisional kue kering yang terletak di Desa Bonto

Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng. Industri Rumah Tangga ini

didirikan oleh Ibu Mantasari Saerah pada tahun 2001 dengan modal awal

Rp.100.000. Pada awalnya Ibu Mantasari Saerah menjalankan usaha kecil-kecilan

dengan menjual hanya beberapa jenis kue kering saja yaitu kue cucuru, baruasa

dan paranggi. Dan kemudian ditawarkan langsung ke rumah-rumah warga dan

menitipkannya ke berbagai toko di sekitar lingkungan sekitar tahun 2001-an.

Setelah melihat respon yang baik dan produk kue keringya banyak diminati oleh

masyarakat akhirnya mereka memutuskan untuk mendirikan Industri Rumah

Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru” dan membangun tempat produski dan

pemasaran di depan rumahnya sendiri.

Sejak saat itu Industri Rumah Tangga ku kering Tradisional “Cucuru”

memproduksi berbagai macam jenis kue tradisional dalam jumlah yang cukup

banyak dan menjualnya dalam bentuk kemasan kecil yaitu sekitar tahun 2005-an.

Pada tahun 2005 Industri Rumah Tangga ku kering Tradisional “Cucuru”

memperbaiki dan memperluas tempat produksi dan pemasaran sehingga lebih

besar. Setelah itu beberapa produk kue kering tradisional dari Industri Rumah

Tangga ku kering Tradisional “Cucuru” seperti kue cucuru, baruasa putih,

baruasa merah, bolu merah, bolu putih dan paranggi telah memenuhi persyaratan

kesehatan dari departemen kesehatan dan perindustrian republik Indonesia .

32
Industri Rumah Tangga ku kering Tradisional “Cucuru” sampai saat ini

hanya dikelola oleh Ibu Mantasari Saerah yang di bantu oleh Suami, anak bungsu

dan 6 orang karyawan yang berasal dari keluarganya sendiri. Semua pekerjaan

mulai dari proses pembuatan kue kering tradisional sampai pemasaran atau

pendistribusiannya dilakukan sendiri. Pemasaran dilakukan langsung di toko

sendiri yang berada di jalan poros kabupaten bulukumba dan kota makassar

sehingga sangat strategis. Beberapa produk yang saat ini telah dijual di pasaran

yaitu Kue Cucuru, Kue Baruasa Putih, Kue Baruasa Merah, Kue Paranggi, Kue

Bolu Putih, Kue Bolu Merah, Kue Putih, dan Kue Dodol.

4.2 Lokasi Industri Rumah Tangga ku kering Tradisional “Cucuru”

Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru” terletak di jalan

pahlawan km 117 poros makassar bantaeng. Tepatnya di Desa Bonto Lebang

Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan.

4.3 Struktur Organisasi Industri Rumah Tangga

Struktur organisasi pada Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional

“Cucuru” dapat dilihat pada gambar 2.

PEMILIK SUAMI
Mantasari Saerah Abdul Halim

KARYAWAN KELUARGA
1. Dg Intan 4. Dg Halimah
2. Dg itti 5. Dg Kebe
3. Dg Ke’nang 6. Dg Mariati

Gambar 3. Struktur Organisasi Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional


“Cucuru” di Desa Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten
Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan

33
Gambar 2 menjelaskan struktur organisasi pada Industri Rumah Tangga

kue kering Tradisional “Cucuru” dimana kedudukan tertinggi adalah Pemilik

Industri Rumah Tangga. Ibu Mantasari Saerah sebagai Pemilik Industri Rumah

Tangga juga berperan sebagai direktur atau pemilik Industri yang bertugas untuk

mengatur dan menjalankan Industri sebagaimana mestinya. Pada pagian kasir atau

penjualan produk kue biasanya di tangani oleh ibu Mantasari Saerah sendiri

ataupun suaminya yaitu bapak Abdul Halim. Kemudian pada proses penyediaan

bahan baku di sediakan oleh bapak Abdul Halim dan biasa di bantu oleh Dg Itti.

Untuk Dg ke’nang, Dg mariati, Dg Intan, Dg kebe dan Dg halimah berada pada

proses pembuatan kue itu sendiri sesuai porsinya.

Pembagian tugas dan tanggung jawab di Industri Rumah Tangga kue

kering Tradisional “Cucuru” dapat di lihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. Pembagian tugas dan tanggung jawab di Industri Rumah Tangga kue
kering Tradisional “Cucuru” di Desa Bonto Lebang Kecamatan
Bissappu Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan
No Nama Tugas
1. Mantasari Saerah Pemilik perusahaan/kasir
Penyiapan Adonan kue Cucuru dan Bolu
Membuat kue cucuru
2. Abdul halim Bagian penjualan/kasir
Penyediaan bahan baku
Bagian pabrik/pengolahan bahan mentah
3. Dg itti Bagian penjualan/kasir
Penyedia Bahan Baku
Membuat kue cucuru
4. Dg Intang Membuat kue cucuru dan Bolu Merah/Putih
5. Dg Ke’nang Membuat Adonan dan Paranggi
6. Dg Kebe Membuat Adonan dan Baruasa Putih/Merah
7. Dg Mariati Membuat Adonan dan Kue PutihMembuat Adonan dan
8. Dg Halimah Kue Dodol dan Baje’

34
Dari tabel 4 di atas di jelaskan tentang tugas dan tanggung jawab dari

karyawan Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru”. dimana

untuk pemilik industri sendiri bertanggung jawab penuh terhadap usaha tersebut.

Pemilik juga berfungsi sebagai kasir pada proses jual beli produk termasuk

suaminya bapak abdul halim dan Dg itti. Selain itu untuk pemilik juga bertugas

menyiapkan adonan kue cucuru dan kue bolu merah dan putih sedangkan untuk

suaminya berada pada proses penyediaan bahan baku dan pengolahan bahan

mentah menjadi adonan.

Untuk karyawan yang lain bertugas sesuai dengan tugasnya masing

masing. Dg Itti dan Dg intang bertugas membuat Kue Cucuru yang merupakan

andalan di industri rumah tangga ini dan Kue Bolu Merah dan Putih, Dg Ke’nang

bertugas membuat kue Paranggi, Dg Kebe bertugas membuat kue Baruasa Merah

dan Putih, Dg Mariati bertugas membuat Kue Putih dan Dg halimah bertugas

membuat Kue Dodol dan Kue Baje’. Dalam pembagian tugasnya, karyawannya di

bagi berdasarkan pengalaman kerja dan spesialisnya sendiri sehingga tiap orang

mendapatkan jatah membuat kue dengan jenis yang berbeda. Sesuai dengan

kemampuan dan keahliannya masing masing.

35
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan

5.1.1 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan

Analisis lingkungan internal ini diperlukan untuk mengetahui kekuatan

dan kelemahan bersaing perusahaan dengan melakukan proses identifikasi

terhadap berbagai faktor-faktor yang ada dalam area fungsional perusahaan.

Meliputi manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi,

penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen.

1. Manajemen

Manajemen dalam perusahaan akan dapat memperbaiki kinerja perusahaan

jika memiliki perencanaan, pengorganisasian, dan pengontrolan yang baik untuk

membantu perusahaan mencapai hasil yang maksimum dari usaha yang

dijalankan. Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru” tidak

memiliki sistem manajemen dalam menjalankan usahanya, karena usaha yang

dijalankan hanyalah sebuah unit usaha mikro dan semua kegiatan operasional

usahanya dilakukan oleh Bapak dan Ibu Mantsari Saerah beserta 6 orang

Karyawan yang juga hanya keluarganya sendiri. Sehingga dalam proses

pengontrolan karyawan, pengorganisasian, dan pengarahan tidak terlalu mengikat

karyawan. Ini di buktikan dengan karyawan yang memang semuanya berasal dari

keluarga sendri hanya masuk ke industry terkadang terlambat dan bahkan pulang

cepat serta jumlah produksi yang berubah ubah setiap hari. Tanpa adanya sistem

manajemen yang berupa perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,

36
pengarahan, dan pengontrolan yang baik tentunya akan menjadi suatu kelemahan

bagi perusahaan, karena hasil yang diperoleh dalam menjalankan usaha ini tidak

akan maksimum dalam pencapaian tujuannya.

2. Pemasaran

Pemasaran adalah bidang penting bagi suatu usaha, karena bidang

pemasaranlah yang secara langsung bersentuhan dengan konsumen. Pemasaran

merupakan suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan

produknya di pasaran dan memperoleh keuntungan dari penjualan produknya

yang menjadi parameter berhasil tidaknya suatu usaha. Pasar sasaran yang dituju

oleh Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru” adalah semua

golongan masyarakat. Sistem pemasaran yang dilakukan Industri Rumah Tangga

kue kering Tradisional “Cucuru” saat ini adalah dengan pemasaran langsung

kepada konsumen dengan mendirikan sebuah toko untuk menjualkan semua hasil

produksinya di toko tersebut yang berada di pinggir jalan poros Makassar-

Bantaeng.

a. Produk

Meskipun banyak konsumen yang meminati dan membeli produk Industri

Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru” ini, tapi sedikitnya variasi cita

rasa dan bentuk produk yang dihasilkan menyebabkan peningkatan pangsa pasar

dan permintaan produkpun sangat lamban, sehingga menyebabkan lambannya

pula perkembangan perusahaan. Saat ini Industri Rumah Tangga kue kering

Tradisional “Cucuru” Memiliki 9 Jenis produk kue tradisional yang di tawarkan

37
kepada para konsumen. Produk Kue yang diproduksi dan dipasarkan tersebut

adalah:

1. Kue Cucuru

2. Kue Paranggi

3. Kue Baruasa Putih

4. Kue Baruasa Merah

5. Kue Bolu Merah

6. Kue Bolu Putih

7. Kue Dodol

8. Kue Putih

9. Kue Baje’

Gambar 3. Produk Kue Tradisional di Industri Rumah Tangga kue kering


Tradisional “Cucuru” di Desa Bonto Lebang Kecamatan Bissappu
Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan

38
Semua produk tersebut tidak menggunakan bahan pengawet apapun juga

untuk menjaga kualitas produknya. Semua produk menggunakan bahan asli dan

tradisional sehingga memang mutu tradisionalnya terjaga.

b. Harga

Harga yang ditawarkan oleh Industri Rumah Tangga kue kering

Tradisional “Cucuru” ini cukup terjangkau. Karena beberapa jenis industry

rumah tangga dengan skala lebih kecil menjual barang daganganya dengan harga

yang berbeda. Ada yang bahkan dengan harga lebih tinggi dengan kemasan yang

hanya menggunaka kantong plastic saja. Semua jenis produk tersebut memiliki

kemasan dan harga tersendiri untuk tiap produknya.

Harga produk-produk kue tradisional yang di produksi oleh Industri

Rumah Tangga ku kering Tradisional “Cucuru” dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4 : Daftar Harga Produk kue yang Diproduksi oleh Industri Rumah Tangga
kue kering Tradisional “Cucuru” di Desa Bonto Lebang Kecamatan
Bissappu Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan
No Nama Produk Kue Satuan Harga
1. Kue Cucuru Bungkus Rp 10.000.00,-
2. Kue Paranggi Bungkus Rp 5.000.00,-
3. Kue Baruasa Putih Bungkus Rp 10.000.00,-
4. Kue Baruasa Merah Bungkus Rp 10.000.00,-
5. Kue Bolu Putih Bungkus Rp 10.000.00,-
6. Kue Bolu Merah Bungkus Rp 10.000.00,-
7. Kue Putih Bungkus Rp 5.000.00,-
8. Kue Dodol Bungkus Rp 10.000.00,-
9. Kue Baje Bungkus Rp 10.000.00,-
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015.

39
Untuk setiap pemesanan dalam jumlah besar pemilik memberikan bonus

sesuai jumlah pesanan yang di inginkan oleh konsumen. Semakin banyak pesanan

kue yang di inginkan oleh konsumen maka semakin banyak pula bonus yang di

dapatkan.

c. Tempat

Lokasi perusahaan dan toko penjualan produk Industri Rumah Tangga kue

kering Tradisional “Cucuru” terletak pada daerah pemukiman yang cukup padat

penduduk dan berada tepat di pinggir jalan poros Makassar-Bantaeng, sehingga

dengan kondisi seperti ini akan lebih memudahkan perusahaan untuk memasarkan

produknya dan kepada masyarakat dan tentunya juga dapat memudahkan

konsumen untuk menjangkau tempat tersebut. Tempatnya yang berada di pinggir

jalan poros utama Makassar-Bantaeng tentu juga merupakan sebuah nilai jual

tinggi. Karena dengan situasi seperti ini jumlah pelanggan sangat banyak yang

menggunakan kendaraan seperti mobil dan sepeda motor. Dimana untuk

mayoritas pasar sasaran dari usaha ini adalah masyarakat umum. Terkhusus

kepada masyarakat di sekitar dan masyarakat dari luar daerah yang ingin

membawa oleh oleh khas dari kabupaten bantaeng sendiri.

d. Promosi

Promosi yang dilakukan Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional

“Cucuru” sampai saat ini hanyalah dengan media mouth to mouth dari para

konsumen yang sudah pernah membeli produk dari Industri tersebut. Sehingga

dengan keadaan seperti ini hanya masyarakat di sekitar wilayahnya saja yang bisa

40
mengetahui dan sebagaian besar wilayah di kabupaten bantaeng. Kurangnya

promosi yang dilakukan menyebabkan hanya sedikit masyakat di luar kabupaten

bantaeng yang mengetahui keberadaan tentang produk tersebut.

3. Keuangan/Akuntansi

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik Industri Rumah Tangga kue

kering Tradisional “Cucuru” , sumber keuangan yang digunakan untuk kegiatan

operasional usaha ini mulai awal sampai tahun 2013 berasal dari modal pribadi.

Akan tetapi, minimnya modal yang dimiliki membuat usaha ini sulit untuk

dikembangkan, sehingga pemilik Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional

“Cucuru” di awal tahun 2013 berinisiatif untuk meminjam modal di Bank BRI

dengan sistem Kredit Usaha rakyat. Semakin tinggi modal perusahaan maka akan

semakin cepat perusahaan untuk tumbuh dan berkembang. Modal yang besar

dapat di gunakan oleh perusahaan untuk mendambah ongkos produksi dan secara

tidak lansung tentunya juga akan menambah jumlah produksi yang di hasilkan.

Modal yang besar juga menentukan perkembangan perusahaan. Dengan modal

yang besar, perusahaan mampu untuk berkembang dan bersaing dengan berbagai

macam pesaing dengan produk yang sama ataupun berbeda.

Akhirnya dengan modal yang di berikan oleh Bank sendiri dengan sistem

pembayaran perbulan usaha ini bisa berkembang cukup pesat sampai hari ini.

Pemilik sendiri tidak pernah melakukan pencatatan pembukuan. Pemilik hanya

memperkirakan jumlah laba yang diperoleh dengan membandingkan jumlah

modal yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk dengan hasil jual yang

41
diperoleh dengan tidak memperhitungkan biaya-biaya yang tidak langsung

dikeluarkan.

4. Produksi/Operasi

a. Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi yang dilakukan oleh Industri Rumah Tangga kue kering

Tradisional “Cucuru” ini dalam sehari di tahun 2015 ini adalah sekitar 100

sampai 130 bungkus perhari untuk semua jenis kue yang di tawarkan. Dengan

pembagian adalah sekitar 30 bungkus untuk kue cucuru, sekitar 8 bungkus untuk

kue bolu merah, sekitar 10 bungkus untuk kue bolu putih, sekitar 15 bungkus

untuk baruasa merah, sekitar 18 bungkus untuk kue baruasa putih, sekitar 11

bungkus untuk kue putih, sekitar 11 bungkus untuk kue paranggi, sekitar 11

bungkus untuk kue dodol dan sekitar 9 bungkus untuk kue baje’.

Dengan jumlah kapasitas produksi yang sebanyak itu ternyata belum bias

untuk mencukupi kebutuhan konsumen, apalagi untuk produk kue cucuru yang

merupakan andalan industri rumah tangga ini. Pemilik memperkirakan bahwa

jumlah kebutuhan konsumen untuk produk kue cucuru saja bias sampai 60

bungkus perhari namun jumlah yang bias di hasilkan oleh industry rumah tangga

sendiri hanya berkisar rata rata 30 bungkus saja perharinya. Ini terjadi karena

saran dan prasarana yang dimiliki oleh industry rumah tangga ini masih sangat

sederhana dan sifatnya masih sangat tradisional, misalnya untuk penghalusan

bahan yang menggunakan lesung yang merupakan alat penumbuk tradisional.

Pemilik dalam keadaan tertentu tidak menggunakan mesin halusnya yang lebih

modern karena merasa bahwa dengan teknik lama akan menambah cita rasa

42
tradisional dari kue tersebut. Alat alat perusahaan masih banyak yang dalam

kondisi masih sangat terbatas dan tidak terlalu baik dalam penggunaanya.

b. Bahan Baku

Pengadaan Bahan baku di Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional

“Cucuru” tidaklah sulit karena bahan baku berupa beras ketan putih dan hitam,

beras bromo, gula merah, tepung terigu, gula pasir dan telur ayam ras banyak

tersedia di pasar maupun di toko-toko. Selain itu Industri Rumah Tangga kue

kering Tradisional “Cucuru” sebenarnya sudah memiliki langganan tetap untuk

penyediaan bahan baku utama seperti beras ketan hitam, beras ketan putih beras

bromo dan gula merah. Sehingga dalam pengadaanya tidak terlalu sulit, apalagi

beberapa langganan penyedian bahan baku seperti gula merah sudah bisa lansung

mengantarkan lansung ke lokasi perusahaan sehingga cukup mudah dalam

pengadaannya sendiri.

Bahan-bahan pendukung lainnya seperti Kacang tanah, garam, minyak

goreng bimoli, mentega, kelapa parut, wijeng, potaz serta kemasan dan kantong

plastik juga banyak tersedia di pasar dan di toko-toko sehingga mudah untuk

mendapatkannya. Apalagi jarak dari tempat produksi ke toko toko bahan bahan

pendukung juga cukup dekat sehingga ada sebuah kemudahan tersendiri dengan

semua itu . bahkan pemilik sendiri juga sudah memiliki beberapa toko langganan

untuk pengadaan bahan pendukung yang di butuhkan. Namun khusus untuk

pengadaan minyak bimoli pemilik lansung mendatangkan dari kota Makassar

dengn jumlah yang sangat besar. Biasanya sekitar 300-400 liter perbulan yang

lansung dikirim oleh agen langganan ke tempat produksi sendiri.

43
5. Penelitian dan Pengembangan

Pemilik selama menjalankan usaha ini tidak pernah melakukan penelitian

dan pengembangan terhadap produknya baik dari segi rasa, bentuk, dan

kemasannya. Selama ini pemilik hanya selalu menjaga kualitas baik dari segi

bentuk maupun rasa produknya agar tetap sesuai dengan keinginan konsumen dan

produk yang dihasilkan dapat bertahan lama sehingga bias di simpan dalam waktu

dan jangka yang cukup lama tanpa menggunakan bahan pengawet.

6. Sistem Informasi Manajemen

Alat informasi yang selama ini digunakan oleh Industri Rumah Tangga

kue kering Tradisional “Cucuru” adalah telepon seluler. Telepon seluler ini

digunakan untuk menunjang kegiatan pemasaran produknya dalam melakukan

transaksi jual beli dengan konsumen.

Setelah melakukan analisis faktor internal, maka dirumuskan kekuatan dan

kelemahan yang di miliki oleh Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional

“Cucuru” dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 5. Rumusan kekuatan dan kelemahan Industri Rumah Tangga kue kering
Tradisional “Cucuru”
Faktor Internal Kekuatan Kelemahan
Manejemen - - Tidak memiliki cara control
karyawan yang baik

Pemasaran - Produk berkualitas - Sedikitnya variasi bentuk


- Harga dapat bersaing dan cita rasa produk
di pasaran - Minimnya kegiatan
- Produk tanpa bahan promosi Perusahaan
pengawet - Wilayah distribusi masih
- Lokasi perusahaan terbatas
strategis

44
Keuangan/Akuntansi - Modal sendiri -
- Modal dari Kredit
Usaha Rakyat BRI

Produksi/Operasi - Bahan baku mudah - Kapasitas produksi masih


didapatkan terbilang rendah dan
terbatas
- Minimnya sarana dan
prasarana operasional
perusahaan

Penelitian dan - - Tidak adanya riset dan


Pengembangan pengembangan produk

Sistem Infomasi - - Hanya menggunakan


Manajemen sistem informasi telpon
seluler
Sumber : Data Primer Diolah, 2015

5.1.2 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan

Analisis lingkungan internal sebuah perusahaan bertujuan untuk

mengembangkan sebuah daftar terbatas dari peluang yang dapat menguntungkan

sebuah perusahaan dan ancaman yang harus dihindarinya. Meliputi lingkungan

makro (faktor demografi, ekonomi, alam, politik, dan budaya), lingkungan mikro

(pemasok, perantara pemasaran, pelanggan, pesaing, dan masyarakat), dan

lingkungan industri (ancaman pendatang baru, ancaman barang

substitusi/pengganti, kekuatan tawar-menawar pemasok, kekuatan tawar menawar

pembeli, dan Persaingan Dari Perusahaan Sejenis Dalam Industri).

1. Lingkungan Makro

a. Faktor Demografi

Bertambahnya jumlah populasi penduduk di Indonesia dan semakin

tingginya tingkat pendidikan masyarakat dunia adalah merupakan salah satu

45
kekuatan yang terus dipantau oleh para pemilik usaha, karena pasar dan

karakteristiknya dibentuk secara langsung oleh masyarakat. Perkembangan jumlah

penduduk akan berdampak positif pada pada peningkatan konsumsi makanan

termasuk kue tradisional sendiri dan merupakan peluang terhadap perkembangan

usaha pemasaran kue tradisional ini. Respon positif dari lingkungan sosial di luar

perusahaan dapat berupa adanya dukungan terhadap peningkatan produksi dan

memperluas pangsa pasar yang ada sehingga akan menyerap jumlah tenaga kerja,

selain itu peningkatan produksi juga akan membutuhkan bahan baku yang besar

sehingga perusahaan harus memasok bahan baku dari petani langsung yang ada di

sekitar perusahaan.

b. Faktor Ekonomi

Keadaan perekonomian suatu negara akan mempengaruhi kinerja suatu

perusahaan atau industri di dalam negara tersebut. Kondisi perekonomian

Indonesia yang masih belum stabil sejak adanya krisis ekonomi tahun 1997

memberikan iklim yang kurang kondusif bagi perkembangan bisnis di Indonesia

baik bisnis dengan skala besar maupun skala kecil. Hal ini ditandainya dengan

tersendatnya perkembangan ekonomi, seperti terus naiknya harga bahan bakar

minyak dan gas sampai hari ini, yang selalu mempengaruhi kenaikan harga-harga

barang-barang lainnya secara umum, tidak terkecuali dengan bahan baku utama

dan penunjang Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru” seperti

beras ketan hitam, beras ketan putih beras bromo dan gula merah,kacang tanah,

garam, minyak goreng bimoli, mentega, kelapa parut, wijeng, potaz serta kemasan

dan kantong plastik.

46
Saat ini semua pelaku bisnis di Indonesia dihadapkan pada perdagangan

global yaitu AFTA (Asean Free Trade Area) yang merupakan wujud dari

kesepakatan negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas

perdagangan atau pasar bebas. Di indonesia sendiri perdagangan ini akan di buka

pada tahun 2015. Perdagangan semacam ini tentunya akan menjadi suatu ancaman

bagi para pebisnis di Indonesia, jika melihat kondisi SDM yang ada di Indonesia

masih terlihat belum sepenuhnya siap untuk bersaing dengan para pebisnis dari

luar negeri, apalagi bagi para pebisnis industri mikro yang untuk saat ini saja

mereka kesulitan dalam memasarkan barangnya karena persaingan yang begitu

ketat.

Adanya perdagangan bebas ini mungkin hanyalah merupakan peluang bagi

perusahaan-perusahaaan menengah ke atas yang secara keseluruhan sumber daya

yang dimiliki sudah siap untuk bersaing dengan perusahaan dari luar negeri.

c. Faktor Alam

Bagi Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru” faktor

alam adalah faktor yang sangat penting dan memiliki pengaruh yang besar

terhadap kuantitas, kualitas, tingkat penjualan, dan keuntungan yang diperoleh

dari hasil produksi kue tradisionalnya. Proses produksi kue tradisional yang rata

rata bahan bakunya berasal dari petani seperti penyedian beras ketan hitam, beras

ketang putih dan beras bromo harus matang dalam proses penjemuran. Apalagi

sebelum proses penggilingan beras menjadi tepung halus harus menjalani proses

penjemuran di bawah terik matahari. Sehingga keadaan cuaca yang tidak

mendukung dapat menjadi ancaman bagi usaha ini misalnya cuaca yang sering

47
hujan akan berpengaruh terhadap jumlah produksi yang tidak maksimal yang

tentunya akan berpengaruh terhadap volume penjualan kue tradisional itu sendiri

dan keuntungan yang diperoleh perusahaan akan berkurang

d. Faktor Teknologi

Teknologi merupakan salah satu fungsi yang memegang peran penting

dalam perkembangan suatu industri. Perkembangan teknologi yang semakin pesat

menuntut kalangan industri untuk berusaha mengamati bahkan mengadopsi

perkembangan dari berbagai teknologi yang ada saat ini untuk menunjang seluruh

kegiatan operasional usahanya.

Kemajuan teknologi komunikasi berupa telepon seluler telah terbukti

memperlancar transaksi jual beli produk dari produsen kedistributor atau

konsumen yang tempatnya berjauhan secara lebih efektif dan efisien. Selain itu

perkembangan dunia internet dapat dijadikan peluang oleh perusahaan untuk

menjual produknya secara online. Penggunaan teknologi transportasi yang berupa

sepeda motor dan mobil angkutan dapat menjadi alat untuk memasarkan atau

pendistribusian produk yang telah diproduksi kepada konsumen.

e. Faktor Politik

Keadaan politik di suatu negara baik secara langsung maupun tidak

langsung memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kelangsungan hidup suatu

usaha. Pemantauaan perlu dilakukan secara terus menerus oleh perusahaan baik

mengenai situasi politik, Peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan pemerintah

baik pemerintah pusat/daerah, terutama kebijakan mengenai UMKM dapat

48
mempengaruhi perkembangan usaha home industry ini. Peraturan yang dibuat

dapat mempengaruhi perusahaan dalam hal memudahkan perusahaan atau

mempersulit perusahaan untuk berkembang sehingga dapat menjadi peluang atau

ancaman. Keadaan politik yang tidak stabil akan menyebabkan ancaman pada

nilai tukar rupiah yang tidak stabil dan berdampak juga pada penurunan nilai

investasi, penanaman modal, dan nilai daya beli masyarakat di dalam negeri.

Politik yang tidak stabil merupakan satu penghambat dalam dunia industri, baik

yang bergerak disektor produksi, jasa maupun sektor-sektor lainnya.

f. Faktor Budaya

Berkembangnya zaman dan Pertumbuhan jumlah penduduk telah banyak

merubah jiwa sosial, budaya masyarakat, dan pola hidup masyarakat saat ini. Bagi

Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru” Pertumbuhan jumlah

penduduk adalah merupakan sebuah peluang, karena akan mempengaruhi jumlah

konsumsi dan permintaan masyarakat terhadap produknya. Akan tetapi jika kita

melihat pola hidup masyarakat saat ini yang cenderung lebih modern, hal ini dapat

menjadi suatu ancaman, karena produk yang dijual oleh home industry ini adalah

produk makanan tradisional.

Masyarakat yang sudah memiliki pola hidup modern kebanyakan sudah

kurang meminati makanan-makanan tradisional mereka, mereka cenderung lebih

meminati untuk mengkonsumsi makanan-makanan modern yang berasal dari luar

negeri yang merupakan suatu prestise bagi mereka. Pola hidup masyarakat yang

sudah modern semacam ini tentunya akan menjadi suatu ancaman bagi home

industry ini.

49
2. Lingkungan Mikro

a. Pemasok

Bahan baku utama pembuatan kue tradisional dari Industri Rumah Tangga

kue kering Tradisional “Cucuru” ini adalah beras ketan putih dan hitam, beras

bromo, gula merah, tepung terigu, gula pasir dan telur ayam ras. Semua bahan

baku utama di atas, pemilik industri sudah memiliki langganan tetap untuk

menyediakan bahan baku tersebut sehingga dalam penyediaanya pemilik hanya

lansung datang mengambil barang pesananya kepada langganannya tersebut atau

terkadang di antarkan lansung ke lokasi perusahaan sehingga lebih mudah dan efektif.

Untuk bahan bahan penunjang lainnya pemilik biasa mendapatkan di toko toko di

pasar tradisional kabupaten bantaeng dengan sangat mudah.

Selain itu di karenakan bahwa letak industry ini yang masih berada di daerah

yang dalam tahap perkembangan sebagian penduduknya dengan mata pencaharian

sebagai petani sawah dan ladang. Sehingga untuk bahan baku beras dan gula merah

sendiri tidak terlalu susah di dapatkan di daerah itu.

b. Perantara Pemasaran

Pemilik untuk saat ini tidak menggunakan perantara pemasaran.

Pemasaran produknya hanya di lakukan di toko pribadi yang berada di dalam

lokasi perusahaan itu sendiri tepatnya di pinggir jalan poros Makassar-Bantaeng.

c. Pelanggan

Pelanggan yang dimiliki oleh Industri Rumah Tangga kue kering

Tradisional “Cucuru” saat ini terbagi menjadi dua pasar yaitu pasar konsumen

50
dan pasar penjual perantara. Pasar konsumen yaitu pelanggan yang membeli

produk kue traidisional tersebut untuk dikonsumsi sendiri. Pasar penjual perantara

yaitu pelanggan yang membeli produk kue tradisional tersebut untuk kemudian

dijual kembali ke konsumen lain. Namun untuk pasar penjual perantara tidak

terlalu banyak dan hanya terjadi di beberapa waktu saja. Pelanggan yang dimiliki

saat ini sangatlah loyal terhadap produk Industri Rumah Tangga kue kering

Tradisional “Cucuru”.Terbukti hingga saat ini pelanggan dari usaha ini sangat

banyak dari dalam daerah maupun luar daerah sendiri. Kebanyakan adalah

langganan yang sudah menjadi pelanggan tetap di Industri Rumah Tangga kue

kering Tradisional “Cucuru” ini sejak tahun 2001 hingga saat ini.

d. Pesaing

Pesaing utama dari Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional

“Cucuru” ini sangat banyak. Dan bukan saja hanya dari perusahaan yang

memproduksi produk yang sejenis, meskipun diwilayah kabupaten bantaeng

sendiri banyak produk sejenis dari unit usaha lain yang dipasarkan. Kebanyakan

konsumen yang ada lebih meminati produk kue tradisional dari Industri Rumah

Tangga kue kering Tradisional “Cucuru”, karena menurut mereka rasa dan

kualitas produknya lebih baik dibandingkan produk lainnya, selain itu bahwa

Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru” adalah salah satu

industri kue tradisional yang sudah sangat lama berdiri sehingga sudah di percaya

oleh banyak masyarakat. Tapi bukan berarti pemilik tidak menghiraukannya,

pemilik tetap mengantisipasi perkembangan produk dari unit usaha lainnya untuk

menjaga agar pangsa pasar yang dimiliki tetap aman.

51
Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru” menganggap

pesaing utama mereka adalah produsen ritel makanan yang memproduksi

makanan-makanan modern. Mengingat pola hidup masyarakat sekarang yang

sudah modern yang tentunya cenderung lebih menyukai makanan-makanan

modern yang berasal dari luar negeri yang dapat meningkatkan prestise mereka

dibandingkan makanan tradisional mereka sendiri. Selain itu rasa dan bentuknya

yang bervariatif serta harga yang cukup terjangkau membuat mereka lebih

konsumstif terhadap makanan-makanan modern tersebut.

e. Masyarakat

Melihat pola hidup masyarakat sekarang yang sudah modern adalah

merupakan suatu tantangan dan kesulitan tersendiri bagi Industri Rumah Tangga

kue kering Tradisional “Cucuru” untuk mengembangkan usahanya yang

bergerak dalam bidang ritel makanan tradisional. Masyarakat sekarang yang

cenderung sudah melupakan makanan-makanan tradisional mereka dikarenakan

menganggap sudah ketinggalan zaman. Tentunya berbeda tanggapan mereka

dengan makanan-makanan modern dari luar negeri yang mereka anggap adalah

pola hidup yang modern dan merupakan sebuah prestise tersendiri bagi mereka.

Saat ini diberbagai daerah di Indonesia apalagi khususnya di kabupaten

bantaeng sendiri yang sudah menjadi kabupaten dengan tujuan wisata di sulawesi

selatan sudah tumbuh berbagai tempat wisata baru yang tumbuh bagaikan jamur

di musim hujan. Seperti pantai marina, pantai seruni, permandian alam eremerasa,

air terjun bissappu dan andalan bantaeng sendiri yaitu wisata agrowisata tanaman

hortikultura. Tempat wisata di wilayah sekitarnya juga sangat mempengaruhi

52
jumlah penjualan produk. Pesatnya perkembangan tempat-tempat wisata saat ini,

tidak lepas dari tingginya minat masyarakat untuk berwisata ke tempat-tempat

yang bisa membuat mereka senang dan nyaman. Hal tersebut dilakukan untuk

menghilangkan rasa bosan dan jenuh mereka dikarenakan kesibukan pekerjaan

sehari-hari mereka. Pesatnya perkembangan industri wisata ini dapat menjadi

suatu peluang bagi home industry ini untuk menambah pangsa pasarnya, karena

biasanya seseorang yang datang ke tempat wisata di suatu daerah tertentu belum

lengkap rasanya jika mereka tidak membeli souvenir atau makanan khas dari

daerah tersebut, sehingga hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk

menjual produknya ke tempat-tempat wisata.

3. Lingkungan Industri

a. Ancaman Pendatang Baru

Daya tarik suatu industri bagi pesaing baru tergantung pada tingginya

hambatan masuk dan keluar, serta pada reaksi dari peserta persaingan yang sudah

ada menurut perkiraan calon pendatang baru. Munculnya pendatang baru dalam

industri makanan tradisional termasuk kue tradisional dapat menjadi suatu

ancaman bagi Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru” terhadap

pangsa pasar yang dimiliki.

Meskipun prospek pasar yang dimiliki dalam bisnis ini masih terbilang

kecil, akan tetapi mudahnya mendapatkan bahan baku beras ketan, kebutuhan

modal yang tidak besar, dan nilai ekonomis yang cukup tinggi dari kue tradisional

ini, mendorong munculnya beberapa orang yang mencoba membuka bisnis di

bidang ritel makanan tradisional di daerah kabupaten bantaeng. Meskipun

53
pendatang baru tersebut mempunyai skala yang lebih kecil, namun hal ini secara

tidak langsung akan menjadi pesaing yang berskala besar apabila tidak dilakukan

antisipasi terhadap pendatang baru.

Ancaman yang sebenarnya dari industri kue tradisional yang merupakan

sebuah industri makanan tradisional, bukanlah pendatang baru dari industri kue

tradisional itu sendiri melainkan pendatang baru dari industri makanan-makanan

modern seperti aneka makanan ringan atau snack, aneka makanan cepat saji,

aneka donat, dan aneka roti. Melihat pola hidup masyarakat yang sudah modern

tentunya cenderung lebih suka mengkonsumsi makanan-makanan modern

tersebut.

Selain itu, prospek pasar yang dimiliki oleh industri makanan modern ini

sangatlah besar dan dapat berkembang sangat cepat. Sehingga melihat situasi ini

adalah sangat penting bagi Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional

“Cucuru” lebih serius berkonsentrasi mengantisipasi pendatang baru dari industri

ritel makanan modern.

b. Ancaman Barang Substitusi/pengganti

Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru” sebagai sebuah

industri yang memproduksi produk makanan tentunya sangat rawan dan memiliki

banyak sekali barang substitusinya dikarenakan semakin beragamnya produk

makanan yang ada saat ini baik makanan tradisional maupun makanan modern.

Meskipun karakteristik dari makanan berbeda-beda tetapi pada dasarnya memiliki

fungsi yang sama antara satu dengan yang lainnya.

54
c. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Pemasok dapat memanfaatkan kekuatan tawar menawarnya atas pembeli

dengan menaikkan harga atau menurunkan kualitas dan kuantitas barang atau jasa

yang dijualnya. Pemasok cenderung menjadi kuat jika jumlah mereka sedikit,

tetapi dengan sedikit produk yang dipasok merupakan kekuatan tawar yang

penting bagi pemasok. Usaha terbaik adalah bekerjasama yang baik dengan

pemasok atau menggunakan berbagai sumber pemasok.

d. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Produk kue tradisional dari Industri Rumah Tangga kue kering

Tradisional “Cucuru” sudah banyak dikenal dan diminati oleh masyarakat dari

media promosi mouth to mouth yang dilakukan oleh orang-orang yang telah

membeli produk tersebut. Banyak konsumen yang berkata kalau kue tradisional

yang dihasilkan Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru”

rasanya lebih gurih dan kualitasnya lebih baik dibandingkan dengan produk kue

tradisional dari tempat lainnya.

e. Persaingan Dari Perusahaan Sejenis Dalam Industri

Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja dari

industri. Persaingan antar sesama produsen kue tradisional sangat berpengaruh

terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini juga terjadi pada Industri

Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru”, Meskipun skala industri dan

skala produksi pesaing lebih kecil namun, keberadaannya dapat mengurangi

pangsa pasar yang ada, sehingga perlu dipantau juga keberadaannya.

55
Setelah melakukan analisis faktor eksternal, maka dirumuskan peluang dan

ancaman yang di miliki oleh Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional

“Cucuru” dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 6. Rumusan Peluang dan Ancaman Industri Rumah Tangga kue kering
Tradisional “Cucuru”
Faktor Eksternal Peluang Ancaman
LingkunganMakro - Bertambahnya populasi - Kenaikan harga bahan
penduduk bakar minyak
- Perkembangan dunia - Dibukanya pasar bebas
internet AFTA pada tahun 2015
- Perubahan Cuaca yang
tidak stabil
- Fluktuasi nilai tukar
rupiah
- Pola hidup masyarakat
yang sudah modern
Lingkungan Mikro - Ketersediaan bahan - Banyaknya produsen
baku yang banyak dan ritel makanan modern
cukup melimpah
- Tingginya loyalitas
kosumen terhadap
produk perusahaan
- Pangsa pasar masih
Sangat luas
- Perkembangan industri
Pariwisata
Lingkungan Industri - - Banyaknya produk
substitusi
Sumber : Data Primer Diolah, 2015

5.2 Strategi Pemasaran IRT kue kering Tradisional “Cucuru”

Pemasaran yang dilakukan oleh Industri Rumah Tangga kue kering

Tradisional “Cucuru” saat ini yaitu dengan cara pemasaran langsung. Pemasaran

langsung dilakukan dengan cara konsumen dapat datang langsung ke Toko yang

sudah di sediakan oleh pemilik untuk membeli berbagai macam kue tradisional

dan dapat juga dengan memesannya melalui via telepon.

56
Biasanya pemesanan dalam jumlah banyak dilakukan oleh orang-orang

yang ingin mengunjungi sanak saudara mereka di luar kota sebagai oleh oleh dari

kabupaten bantaeng sendiri. Tujuan dilakukannya pemasaran langsung ini untuk

lebih mendekatkan diri kepada konsumen potensial, selain itu konsumen dapat

memilih sendiri berbagai jenis produk kue tradisional yang di tawarkan yang

menurut mereka masih bagus.

5.3 Identifikasi dan Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Industri


Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru”

5.3.1 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

Analisis matrik IFE merupakan hasil dari identifikasi faktor internal

berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) yang berpengaruh

terhadap Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru”. Penentuan

nilai dan bobot dengan menggunakan metode paired comparison. Penentuan

rating diperoleh dari 1 orang responden yaitu Ibu Mantasari Saerah sebagai

pemilik home industry ini. Hasil analisis matrik IFE dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 7. Hasil analisis matrik IFE Industri Rumah Tangga kue kering
Tradisional “Cucuru”.
Faktor Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan
Produk berkualitas 0,088 4 0,352
Harga dapat bersaing di pasaran 0,083 4 0,332
Produk tanpa bahan pengawet 0,065 3 0,195
Lokasi perusahaan strategis 0,077 4 0,308
Modal sendiri 0,055 3 0,165
Modal dari Kredit Usaha Rakyat BRI 0,060 3 0,180
Bahan baku mudah didapatkan 0,070 3 0,210

57
Kelemahan
Tidak memiliki cara control karyawan yang 0,055 2 0,110
baik
Sedikitnya variasi bentuk dan cita rasa 0,060 2 0,120
produk
Minimnya kegiatan promosi Perusahaan 0,068 1 0,068
Wilayah distribusi masih terbatas 0,066 2 0,132
Kapasitas produksi masih terbilang 0,065 1 0,065
rendah dan terbatas
Minimnya sarana dan prasarana 0,065 2 0,130
operasional perusahaan
Tidak adanya riset dan pengembangan 0,055 2 0,110
produk
Hanya menggunakan sistem informasi 0,068 2 0,136
telpon seluler
Total 1,000 38 2,613
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015.

Pada tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil perhitungan

dengan menggunakan matrik IFE diperoleh total skor yang dimiliki Industri

Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru” sebesar 2,613. Skor bobot total

yang berada di atas 2,5, mengindikasikan bahwa kuatnya posisi internal

perusahaan dalam mengatasi kelemahan yang ada dengan kekuatan yang

dimilikinya.

Hasil dari tabel 8 menunjukkan bahwa kekuatan utama perusahaan adalah

produk yang berkualitas (skor 0,352), karena produk yang dihasilkan memiliki

kualitas yang lebih baik di bandingkan para pesaingnya baik dari segi ketahanan

produk dan cita rasa yang dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen

dan membuat konsumen tersebut memiliki loyalitas yang sangat tinggi terhadap

produk perusahaan. Hal ini didukung dengn adanya sertifikat dan bukti legalitas

dari Departemen Kesehatan pemerintah Indonesia yang mengindikasikan bahwa

produk kue tradisional dari Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional

58
“Cucuru” ini aman untuk dikonsumsi karena memenuhi syarat kesehatan yang

telah ditentukan oleh pemerintah.

Kelemahan utama yang dimiliki oleh Industri Rumah Tangga kue kering

Tradisional “Cucuru” adalah Kapasitas produksi masih terbilang rendah dan

terbatas (skor 0,065). Hal ini membuat perusahaan mengalami kesulitan untuk

mengembangkan perusahaannya, hal ini terjadi karena Industri Rumah Tangga

kue kering Tradisional “Cucuru” dalam memproduksi kue tradisional masih

kebanyakan menggunakan alat tradisional sehingga jumlah produksi yang di

hasilkan hanya dalam jumlah sedikit. Pemakaian sarana dan prasarana yang terlalu

modern pun tidak terlalu di minati pemilik karena dengan produk makanan yang

di tawarkan adalah produk makanan yang juga tradisonal. Menggunakan produk

modern menurut pemilik hanya akan mengubah cita rasa tradisional yang ada.

5.3.2 Matriks EFE (External Factor Evaluation)

Analisis matrik IFE merupakan hasil dari identifikasi faktor internal

berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) yang berpengaruh

terhadap Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru”. Penentuan

nilai dan bobot dengan menggunakan metode paired comparison. Penentuan

rating diperoleh satu orang responden yaitu Ibu Mantasari Saerah sebagai pemilik

home industry ini. Hasil analisis matrik EFE dapat dilihat pada tabel 9.

59
Tabel 8. Hasil analisis matrik EFE Industri Rumah Tangga kue kering
Tradisional “Cucuru”.
Faktor Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang
Bertambahnya populasi penduduk 0,087 4 0,348
Perkembangan dunia internet 0,072 1 0,072
Ketersediaan bahan baku yang banyak dan 0,084 4 0,336
cukup melimpah
Tingginya loyalitas kosumen terhadap 0,090 4 0,360
produk perusahaan
Pangsa pasar masih Sangat luas 0,082 3 0,246
Perkembangan industri Pariwisata 0,081 4 0,324
Ancaman
Kenaikan harga bahan bakar minyak 0,060 3 0,180
Dibukanya pasar bebas AFTA pada 0,063 2 0,126
tahun 2015
Perubahan Cuaca yang tidak stabil 0,075 2 0,150
Fluktuasi nilai tukar rupiah 0,073 1 0,73
Pola hidup masyarakat yang sudah 0,075 3 0,225
Modern
Banyaknya produsen ritel makanan 0,075 3 0,225
modern
Banyaknya produk substitusi 0,80 4 0, 320
Total 1,000 43 2,985
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan mengunakan matrik EFE diperoleh

total skor yang dimiliki oleh Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional

“Cucuru” sebesar 2,985. Skor bobot total yang berada di atas 2,5,

mengindikasikan bahwa perusahaan mampu merespon dengan baik faktor

eksternal dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman.

Peluang utama yang dimiliki oleh perusahaan adalah tingginya loyalitas

konsumen terhadap produk perusahaan (skor 0,360). Selama ini konsumen lebih

merasa puas terhadap produk kue tradisional yang dihasilkan oleh Industri ini

60
dibandingkan dengan produk kue tradisional dari pesaing, karena memiliki

kualitas dan rasa yang lebih baik serta harga yang relatif terjangkau. Hal ini

membuat para konsumen memiliki loyalitas yang tinggi dan cenderung menjadi

pelanggan tetap serta menjadi media promosi bagi perusahaan melalui media

mouth to mouth untuk menarik konsumen lain untuk membeli produk di

perusahaan yang tentunya akan meningkatkan total dan volume penjualan.

Ancaman utama dari Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional

“Cucuru” adalah banyaknya produk substitusi (skor 0,320). Sebagai sebuah

perusahaan yang memproduksi produk berupa makanan, tentu banyak sekali

produk substitusi yang memiliki manfaat yang sama yang dapat menggantikan

produk yang dihasilkan perusahaan, meskipun produk substitusi tersebut memiliki

karakteristik yang berbeda dengan produk yang dihasilkan perusahaan. Produk

subtitusi yang menjadi ancaman terbesar adalah produk makanan modern yang di

ciptakan oleh beberapa perusahaan cepat saji.

5.4 Perumusan dan Penetapan Alternatif Strategi Pemasaran

5.4.1 Matriks IE (Internal-External)

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matrik EFE dan matrik IFE maka

dapat disusun selanjutnya dalam matrik Internal-Eksternal atau matrik IE. Matrik

IE digunakan untuk menganalisis posisi perusahaan secara lebih detail dan

melihat strategi apa yang tepat untuk diterapkan oleh perusahaan. Hasil dari

penilaian matrik IE (Internal-External) untuk Industri Rumah Tangga kue kering

Tradisional “Cucuru” dapat dilihat pada gambar 3.

61
Nilai rata-rata IFE sebesar 2,613 dan rata-rata EFE sebesar 2,985

menunjukkan posisi Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional “Cucuru”

berada pada sel V. Pada posisi ini strategi yang tepat untuk digunakan adalah

strategi menjaga dan mempertahankan. Strategi yang dapat diterapkan adalah

strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan produk.

Strategi penetrasi pasar dilakukan untuk mengatasi perkembangan pasar

dengan meningkatkan pangsa pasar produk yang sudah ada. Peningkatan pangsa

pasar produk ini dapat dilakukan dengan lebih gencar melakukan proses promosi

produk, memperluas wilayah pemasaran produk, mempertahankan harga dan

kualitas produk, menciptakan berbagai macam inovasi dan cita rasa serta jenis

produk yang baru dan tetap menjaga atau meningkatkan kualitas produk yang

sudah ada.

Skor IFE (2,613)

Kuat Sedang Lemah


3,0 2,0 1,0
4,0

Tinggi
I II III
3,0

Skor EFE (2,985) Sedang


IV V VI
2,0

Rendah
VII VIII IX
1,0

Gambar 4. Hasil Matrik IE Industri Rumah Tangga kue kering Tradisional


“Cucuru”.

62
Alternatif strategi yang dihasilkan pada matrik IE adalah merupakan

strategi umum yang tidak memiliki implementasi strategi yang lebih teknis pada

tingkat perusahaan. Oleh karena itu matrik IE dilengkapi oleh matrik SWOT yang

berupa langkah-langkah kongkrit yang dapat memberikan uraian lebih detail

mengenai alternatif strategi yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan.

5.4.2 Analisis Matriks SWOT

Berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal perusahaan, dan juga

dari dari matriks IE maka dapat disusun beberapa alternatif strategi berdasarkan

analisis matrik SWOT.

Hasil dari analisis matrik SWOT pada Industri Rumah Tangga kue kering

Tradisional “Cucuru” dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Hasil Analisis Matrik SWOT pada Industri Rumah Tangga kue kering
Tradisional “Cucuru”.
Faktor Internal Kekuatan (Strenghts)/S Kelemahan (Weaknesses)/W
1. Produk berkualitas 1. Tidak Memiliki control
2. Harga dapat bersaing Karyawan yang baik
di pasaran 2. bentuk dan cita rasa
3. Produk tanpa bahan produk
pengawet 3. Minimnya kegiatan
4. Lokasi perusahaan promosi Perusahaan
Strategis 4. Wilayah distribusi masih
5. Modal sendiri terbatas
6. Modal dari Kredit 5. Kapasitas produksi masih
Usaha Rakyat BRI terbilang rendah dan
7. Bahan baku mudah terbatas
didapatkan 6. Minimnya sarana dan
prasarana operasional
perusahaan
7. Tidak adanya riset dan
pengembangan produk
8. Hanya menggunakan
sistem informasi
telpon seluler
Faktor Eksternal
Peluang (Opportunities)/O Strategi SO Strategi WO
1. Bertambahnya populasi 1. Mempertahankan 1. Menjalankan sistem
penduduk harga dan control organisasi

63
2. Perkembangan dunia meningkatkan kualitas internal dan sistem
internet produk informasi perusahaan.
3. Ketersediaan bahan untuk meningkatkan (W1, W8, O1, O2,
baku yang banyak kepuasan dan O5)
dan cukup melimpah loyalitas konsumen. 2. Menambah jumlah
4. Tingginya loyalitas (S1, S2, S3, O5) variasi dan cita rasa
kosumen terhadap 2. Memanfaatkan lokasi produk serta membeli
produk perusahaan yang strategis untuk peralatan produksi
5. Pangsa pasar masih menarik pelanggan yang memadai agar
Sangat luas yang potensial. (S4, kegiatan produksi bisa
6. Perkembangan industri O1, O4, O5, O6) meningkat guna
Pariwisata 3. Memanfaatkan bahan memenuhi permintaan
baku yang mudah di kue tradisional di
dapatkan dan pasaran (W2, W5,
melimpah untuk W6, O1, O4, O5, O6)
meningkatkan
jumlah produksi
(S7,O3,04,O5,O6)
Ancaman (Treathts)/T Strategi ST Strategi WT

1. Kenaikan harga bahan 1. Menciptakan produk 1. Melakukan kegiatan


bakar minyak dengan bentuk dan promosi dan iklan
2. Dibukanya pasar bebas cita rasa yang baru. untukmenarik
AFTA tahun 2015 (S1, S2, S3, S5, S6, S7, pelanggan potensial
3. Perubahan Cuaca yang T1, T2, T3, T5,T6,T7) dan memperluas
tidak stabil daerah pemasaran.
4. Fluktuasi nilai tukar (W3, W4, W8, T2,
rupiah T5, T6, T7)
5. Pola hidup masyarakat 2. Membangun dan
yang sudah modern mengembangkan
6. Banyaknya produsen usaha patungan
ritel makanan modern (Joint Venture)
7. Banyaknya produk dengan pihak yang
substitusi menyediakan modal
dan bahan baku
untuk meningkatkan
kapasitas produksi.
(W2, W5, W6, W7,
W8, T1, T2, T3, T4,
T5, T6, T7)
Sumber : Data Primer Diolah, 2015

1. Strategi S-O (Strenghts-Opportunities)

Strategi ini adalah untuk memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi yang dapat digunakan yaitu

pertama, mempertahankan harga yang selama ini telah ditetapkan kepada

konsumen dengan tetap selalu meningkatkan kualitas produk untuk meningkatkan

64
dan menjaga kepuasan dan loyalitas konsumen. Kedua, memanfaatkan lokasi yang

strategis untuk mempermudah kegiatan pemasaran, pendistribusian, dan promosi

produk untuk menarik pelanggan yang potensial, mengingat masih luasnya pangsa

pasar yang ada. Ketiga, Memanfaatkan bahan baku yang mudah di dapatkan dan

melimpah untuk meningkatkan jumlah produksi

2. Strategi S-T (Strenghts-Treathts)

Strategi ini adalah untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan

untuk mengatasi ancaman. Strategi yang dapat digunakan yaitu dengan

menciptakan suatu inovasi produk yang baru dengan menciptakan suatu kreasi

bentuk dan cita rasa baru untuk menambah konsumen baru sehingga dapat

meningkatkan produksi dan penjualan produk.

3. Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi yang dapat digunakan yaitu

menjalankan sistem control organisasi perusahaan untuk mempermudah dalam

perencanaan, pengorganisasian, dan pengontrolan kegiatan operasional

perusahaan yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan dan

perkembangan dunia usaha yang semakin modern.

Selain itu Menambah jumlah variasi dan cita rasa produk serta membeli

peralatan produksi yang memadai agar kegiatan produksi bisa meningkat guna

memenuhi permintaan kue tradisional di pasaran tentu perlu dilakukan untuk

menambah jumlah pelanggan potensial atau pelanggan baru dan menyediakan

65
jumlah kebutuhan kue tradisional secara naksimal kepada konsumen dalam rangka

meningkatkan penjualan dan memperluas wilayah pemasaran. Sehingga dengan

strategi ini perusahaan dapat kemudian memberikan produk yang terus menerus

kepada konsumen yang membutuhkan tanpa takut kehabisan.

4. Strategi W-T (Weaknesses- Treathts)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan perusahaan yang bersifat defensif

dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Strategi yang dapat dilakukan yaitu pertama, meningkatkan kegiatan promosi

dengan metode yang lebih efektif dan efisien seperti brosur, spanduk, atau papan

reklame untuk lebih memperkenalkan produk yang dihasilkan kepada masyakat

untuk menarik pelanggan yang potensial dan memperluas daerah pemasaran serta

mningkatkan volume penjualan. Kedua, membangun dan mengembangkan usaha

patungan (Joint Venture) dengan pihak yang menyediakan modal dan bahan baku

untuk meningkatkan kapasitas produksi, memenuhi kebutuhan modal yang masih

minim, terutama untuk penambahan sarana dan prasarana serta riset dan

pengembangan produk.

Berdasarakan hasil analisis SWOT Industri Rumah Tangga kue kering

Tradisional “Cucuru” memiliki kekuatan yang dapat dipakai pada strategi

tertentu serta memanfaatkan peluang yang tepat serta secara bersamaan

meminimalkan atau menghindari kelemahan dan ancaman yang ada.

66
VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yang meliputi analisis

IFE, analisis EFE, matriks IE dan analisis SWOT pada Industri Rumah Tangga

Kue Kering Tradisional “Cucuru” maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil dari analisis faktor internal perusahaan dengan menggunakan matrik IFE

kekuatan utama perusahaan adalah produk yang berkualitas, sedangkan

kelemahan utama adalah Kapasitas produksi masih terbilang rendah dan

terbatas. Hasil dari analisis matrik EFE yaitu Peluang utama yang dimiliki

oleh perusahaan adalah tingginya loyalitas konsumen terhadap produk

perusahaan. Ancaman utama dari perusahaan adalah banyaknya produk

substitusi. Kemudian dari hasil Matriks IE dapat dilihat bahwa posisi

perusahaan berada posisi Sel V dengan kata lain bahwa strategi yang dapat di

gunakan adalah strategi penetrasi pasar, menjaga dan mempertahankan.

2. Hasil analisis SWOT di Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional

“Cucuru” menghasilkan 8 alternatif strategi yang dapat dipilih oleh

perusahaan. Dengan inti daripada alternatife strategi yang cocok untuk

industry rumah tangga ini adalah strategi menjaga dan mempertahankan.

Sesuai dengan hasil perumusan matriks IE yang menunjukkan bahwa posisi

perusahaan berada pada kuadran/sel V. Ke 8 alternatif strategi tersebut adalah

1) Mempertahankan harga dan meningkatkan kualitas produk untuk

meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen.

67
2) Memanfaatkan lokasi yang strategis untuk menarik pelanggan yang

potensial.

3) Memanfaatkan bahan baku yang mudah di dapatkan dan melimpah untuk

meningkatkan jumlah produksi.

4) Menjalankan sistem manajemen organisasi internal dan sistem informasi

perusahaan.

5) Menambah jumlah variasi dan cita rasa produk serta membeli peralatan

produksi yang memadai agar kegiatan produksi bisa meningkat guna

memenuhi permintaan kue tradisional di pasaran.

6) Menciptakan produk dengan bentuk dan cita rasa yang baru.

7) Melakukan kegiatan promosi dan iklan untuk menarik pelanggan

potensial dan memperluas daerah pemasaran.

8) Membangun dan mengembangkan usaha patungan (Joint Venture)

dengan pihak yang menyediakan modal dan bahan baku untuk

meningkatkan kapasitas produksi.

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil analisis yang dilakukan, maka dapat

diajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional “Cucuru” harus terus

berusaha mempertahankan dan menjaga atau bahkan meningkatkan kepuasan

loyalitas konsumen yang dimiliki terhadap produk perusahaan, agar konsumen

68
tersebut tidak berpindah ke produk lain mengingat industri makanan memiliki

banyak sekali produk substitusi.

2. Pemerintah sebaiknya bisa memberi perhatian kepada para Industri Rumah

Tangga utamanya yang bergerak dibidang agribisnis dan ritel makanan apalagi

makanan traidisonal. selain industri tersebut menjaga agar makanan tradisional

daerah tersebut tidak punah juga sebagai ajang promosi makanan dan budaya

dari daerah tersebut. Karena usaha dibidang ritel makanan tradisional

mempunyai banyak peluang yang bisa dikembangkan.

69
DAFTAR PUSTAKA

David, Fred R. 2010. Strategic Management. Manajemen Strategis. Edisi


Keduabelas, Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.

Freddy Rangkuti. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, Philip. dan Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-prinsip pemasaran. Jilid 1. Edisi
Keduabelas. Jakarta: Erlangga.

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi
Keduabelas. Indonesia: Indeks

Rahmady Radiany dan Andi Sularso. 2007. Konsentrasi Pemasaran. Surabaya:


Badan Penerbit Mahardhika.

Stanto ,William J. 1996. Prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta.

Sudiyono, Armand. 2004. Pemasaran pertanian. UMM Press. Malang.

Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif, Dan Tindakan.


PT Refikaditama. Bandung.

Supranto, J.2003. Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran. Jakarta: Rineka


Cipta.

Thamrin Abdullah dan Francis Tantri. 2014. Manajemen Pemasaran. Jakarta:


Rajawali Pers

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Andy

Usman, Husain. dan Akbar, Purnomo Setiady. 2004. Metodologi Penelitian Sosial.
PT Bumi Aksara. Jakarta.

Yumanda, Syahreza. 2009. Strategi Pemasaran Keripik Singkong Industri Rumah


Tangga Cap Kelinci Di Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Skripsi.
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Strategi Pemasaran Kue Kering Tradisional
Khas Bantaeng (Studi Kasus Industri Rumah Tangga Kue
Kering Tradisional “Cucuru” di Desa Bonto lebang Kecamatan
Bissappu Kabupaten Bantaeng).

1. Nama Perusahaan : Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional

“Cucuru”

2. Alamat Perusahaan : Jalan Pahlawan Km 117 Poros Makassar-Bantaeng

3. Nama Pemilik Perusahaan : Ibu Mantasari Saerah

4. Alamat : Bonto Lebang, Kecamatan Bissappu, Kabupaten

Bantaeng

5. No. Telepon : 085255934074

6. Jenis Usaha : Industri Rumah Tangga “Kue Tradisional”

7. Tahun Berdirinya usaha : Tahun 2001

8. Nama Produk : Kue Cucuru, Kue Paranggi, Kue Bolu Putih, Kue

Bolu Merah, Kue Baruasa Merah, Kue Baruasa

Putih, Kue Putih, Kue Baje’, Kue Dodol

09. Status kepemilikan modal : .Modal Pribadi

10. Ke daerah mana saja jalur pemasaran Produk di Industri Rumah Tangga Kue

Kering Tradisional yang Bapak/ Ibu pasarkan ?

Jawab : Sekitar wilayah bonto lebang di kecamatan bissappu, di wilayah kabupaten

bantaeng dan di wilayah/kabupaten sekitarnya.

12. Berapa harga jual dari masing-masing produk di Industri Rumah Tangga Kue

Kering Tradisional yang Bapak/ Ibu pasarkan ?

Jawab :

1. Kue Cucuru Rp. 10.000,-/Bungkus


2. Kue Paranggi Rp. 5.000,-/Bungkus.

3. Kue Bolu Putih Rp. 10.000,-/Bungkus

4. Kue Bolu Merah Rp. 10.000,-/Bungkus

5. Kue Baruasa Merah Rp. 10.000,-/Bungkus

6. Kue Baruasa Putih Rp.10.000,-/Bungkus

7. Kue Putih Rp. 5.000,-/Bungkus

8. Kue Baje’ Rp. 10.000,-/Bungkus,

9. Kue Dodol Rp. 10.000,-/Bungkus.

Variabel lingkungan internal dan eksternal industri rumah tangga kue kering
tradisional khas bantaeng

No Variabel Pertanyaan
1. Manajemen 1. Apakah ada penggunaan sistem manajemen
perusahaan dan perusahan di perusahan bapak/ibu?
keuangan Jawab : Tidak ada system manajemen.
2. Bagaimana sistem manajemen perusahaan
bapak/ibu?
Jawab : Tidak ada/Seadanya saja.
3. Bagaimana sistem penempatan karyawan
perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Sesuai bidang dan kemampuannya.
4. Bagaimana pembiayaan keuangan karyawan
perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Sistem Lama kerja tetapi lebih kepada
system kekeluargaan sendiri.
5. Apakah sistem informasi manajemen perusahaan
bapak/ibu ada?
Jawab : tidak ada.
6. Sejauh ini apa kelebihan sistem manajemen
perusahaan dan keuangan di perusahaan bapak/ibu
ada?
Jawab : Bisa di bicarakan secara kekeluargaan.
7. Dan sejauh ini apa kekurangan sistem manajemen
perusahaan dan keuangan di perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Terkadang tiap orang dapat gaji berbeda.
2. Pemasaran 1. Bagaimana sistem pemasaran produk perusahaan
bapak/ibu?
Jawab : Semua produk di pasarkan di toko sendiri.
2. Bagaimana penentuan harga produk di perusahaan
bapak/ibu?
Jawab : Sesuai modal tiap produk dan kondisi
Pembeli sendiri.
3. Apakah ada kegiatan promosi produk untuk
mempromosikan produk perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Ada, Selalu ikut dalam setiap pameran
makanan yang di laksanakan pemkab
bantaeng dan provinsi Sulawesi selatan
4. Apakah lokasi perusahaan perusahaan bapak/ibu
strategis?
Jawab : Sangat strategis berada di pinggir jalan
utama poros Makassar-Bantaeng
5. Apakah ada pendistribusian produk ke
tempat/daerah lain?
Jawab : Tidak ada. Penjualan hanya di lakukan di
toko sendiri
8. Sejauh ini apa kelebihan sistem pemasaran di
perusahaan bapak/ibu ada?
Jawab : Pemasaran lansung di toko. Konsumen
lansung datang dan memilih sendiri produk
yang di inginkan.
9. Dan sejauh ini apa kekurangan sistem pemasaran di
perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Karena pemasaran hanya pada 1 tempat,
sehingga masih banyak orang yang tidak
mengetahui tentang industry ini
3. Produksi dan 1. Bagaimana volume produksi produk perusahaan
penelitian bapak/ibu?
Jawab : Volume produksi yang masih kurang.
2. Apakah volume produksi perusahaan bapak/ibu
mencukupi kebutuhan konsumen
Jawab : Tidak mencukupi, sehingga banyak
pelanggan yang tidak dapat.
3. Bagaimana sarana dan prasarana produksi dan
pemasaran produk pada perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Masih kurang memadai dan alat alat masih
banyak menggunakan alat alat tradisional
4. Apakah sarana dan prasarana produksi dan
pemasaran produk perusahaan bapak/ibu sudah
tercapai dengan baik dan maksimal?
Jawab : Belum, karena masih banyak alat tradisional
sehingga jumlah produksinya terbilang
sedikit dan kurang maksimal.
5. Bagaimana sistem pengadaan bahan baku produk di
perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Semua bahan utama sudah ada langganan
Tetap sehingga bahan mudah di dapatkan.
6. Apakah ada kreasi dan inovasi baru untuk cita rasa
produk di perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Pernah di lakukan tapi tidak sering, hanya
sekali sekali saja jika ada konsumen yang
berminat.
7. Apakah ada riset atau penelitian untuk
pengembangan kualitas produk di perusahaan
bapak/ibu?
Jawab : Ada, cuma penelitian dari pemerintah
setempat pada saat ingin memberikan nomor
sertifikat makanan.
10. Sejauh ini apa kelebihan produksi dan penelitian
yang sudah di lakukan di perusahaan bapak/ibu ada?
Jawab : Meskipun jumlah produksi sedikit, tapi
tidak pernah ada produk yang tidak terjual
dalam jangka waktun lama karena rata rata
produk yang di tawarkan sudah bersertifikat
dari dinas kesehatan.
11. Dan sejauh ini apa kekurangan produksi dan
penelitian yang sudah di lakukan di perusahaan
bapak/ibu?
Jawab : kekurangan hanya karena jumlah produksi
sedikit sehingga ada pelanggan yang tidak
dapat dan masih ada produk yang belum
mendapatkan sertifikat dari dinas
kesehartan setempat.
4. Modal dan tenaga 1. Bagaimana sistem modal di perusahaan bapak/ibu?
kerja Jawab : Pada tahun 2001 awal berdiri hanya
menggunakan modal pribadi, tapi di awal
tahun 2011 mulai meminjam modal pada
KUR bank BRI
2. Berapa jumlah tenaga kerja di perusahaan
bapak/ibu?
Jawab : Ada 6 orang,dan semuanya adalah keluarga.
3. Sejauh ini apa kelebihan dan kekurangan sistem
modal dan tenaga kerja di perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Modal yang mudah dari Bank dan tenaga
kerja yang terampil sekali di
bidangya.Modal yang masih terbilang sedikit
dari Bank dan proses pengembalian yang
terlalu banyak dalam 1 bulan serta juga
karena karyawan dari keluarga sendiri jadi
terkadang ada yang tidak bekerja dalam 1 hari
5. Lingkungan 1. Bagaimana populasi masyarakat sekitar perusahaan
demografi dan bapak/ibu?
politik Jawab : Populasi masyarakatnya cuku padat.
2. Bagaimana penentuan lokasi perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Karena lahan pribadi yang ada di pinggir
jalan poros Cuma hanya disitu saja
3. Apakah LSM setempat pernah mempengaruhi
kebijakan perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Tidak pernah.
4. Sejauh ini apa peluang dan hambatan pada
lingkungan demografi dan politik untuk perusahaan
bapak/ibu?
Jawab : Peluangya adalah kondisi masyarakat
sekitar yang masih rata rata masyarakat
awam yang suka makanan zaman
dulu/tradisional dan lokasi yang strategis
sekali. Hambatannya adalah, Masyarakat
desa yang cenderung enggan untuk membeli
produk karena mereka pun bias membuatnya
sendiri.
6. Lingkungan 1. Apakah ketersediaan bahan baku produk di
ekonomi dan alam perusahaan bapak/ibu terus ada ?
Jawab : Selalu ada tetapi harga tidak tetap
2. Apakah ada agen distributor khusus produk di
perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Tidak ada, penjualan hanya di toko saja
3. Apakah kenaikan harga bahan bakar minyak
mempengaruhi produk di perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Berpengaruh, meskipun tidak signifikan
4. Apakah faktor cuaca dan iklim pun berpengaruh
pada produk di perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Berpengaruh, karena rata rata pada saat
pengolahan bahan baku menjadi adonan
membutuhkan cahaya matahari yang banyak
5. Apakah fluktuasi nilai rupiah juga ikut
mempengaruhi produk di perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Berpengaruh, Meskipun sangat kecil
6. Apakah AFTA mempengaruhi produk di
perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Berpengaruh, Meskipun sangat kecil
7. Sejauh ini apakah peluang dan hambatan di
lingkungan ekonomi dan alam pada perusahaan
bapak/ibu ?
Jawab : Peluangya adalah bahan baku yang sangat
melimpah dan selalu ada dan lokasi yang
dengan kondisi cuaca cukup sesuai dengan
kebutuhan cuaca untuk produksi.
Hambatannya adalah Bahan baku yang
terkadang berubah kualitasnya karena
banyak bahan baku dari luar daerah dengan
cuaca yang tidak menentu sehingga kualitas
berpengaruh
8. Lingkungan 1. Apakah perkembangan dunia internet
teknologi dan mempengaruhi produk di perusahaan bapak/ibu?
budaya Jawab : Tidak terlalu berpengaruh
2. Apakah produk subtitusi yang di tawarkan oleh
perusahaan lain mempengaruhi produk di
perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Berpengaruh, apalagi jenis makanan
subtitusi yang sudah modern atau makanan
cepat saji
3. Apakah ada peluang pasar baru dan teknologi baru
yang di ciptakan oleh perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Ada, Ingin menambah cabang di wilayah
lain di luar kota dan menambah terus jenis
kue tradisional yang di produksi
4. Apakah perkembangan industri wisata di wilayah
perusahaan bapak/ibu mempengaruhi jumlah
penjualan? perusahaan bapak/ibu ada?
Jawab : Berpengaruh, Karena produk disini di
jadikan sebagai buah tangan bagi mereka
yang berwisata
4. Sejauh ini apa peluang dan hambatan dalam dunia
teknologi dan budaya yang di hadapi oleh
perusahaan bapak/ibu ?
Jawab : Peluangya adalah perkembangan wisata di
kota bantaeng dan sekitarnya sangat
membantu memperluas jaringan pasar dan
menambah pelanggan sehingga penjualan
bertambah. Hambatannya adalah
penggunaan dunia teknologi belum bisa di
manfaatkan dengan baik oleh industri karena
terbatasnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
yang ada.
8. Pemasok bahan baku 1. Bagaimana sistem yang di gunakan bapak/ibu untuk
mendapatkan bahan baku untuk menghasilkan
produk di perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Sudah ada langganan tetap yang
menyediakan bahan baku, dan sudah ada yang bisa
lansung mengantarkan ke tempat produksi
2. Adakah kerjasama dengan berbagai macam
pemasok untuk menyediakan bahan baku di
perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Iya ada, seperti bahan baku utama Beras
ketan hitam dan putih, Beras bromo, Gula
pasir dan Gula merah itu sudah ada
langganan tetap.
3. Sejauh ini apakah peluang dan hambatan pemasok
bahan baku untuk perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Peluangya adalah pemasok dapat
menyediakan bahan baku secara terus
menerus namun Hambatannya adalah
terkadang kualitas bahan baku dari pemasok
berubah ubah.
9. Perantara pemasaran 1. Adakah organisasi atau kelompok yang membantu
dan memasarkan produk di perusahaan bapak/ibu?
Pelanggan/konsumen Jawab : Ada yang pernah menawarkan, tetapi
(masyarakat) pemilik merasa untuk kebutuhan toko saja
belum bisa untuk di penuhi secara maksimal
jadi tidak di lanjutkan
2. Apakah pelanggan di perusahaan bapak/ibu berasal
dari wilayah yang sama ?
Jawab : Iya, ada banyak dari wilayah sekitar
3. Apakah ada pelanggan yang berasal dari luar
wilayah produksi perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Pelanggan mendominasi berasal dari luar
daerah seperti kabupaten bulukumba dan
kota makassar
4. Sejauh ini apa saja peluang dan hambatan perantara
pemasaran dan pelanggan yang di hadapi oleh
perusahaan bapak/ibu ?
Jawab : Peluangnya adalah pelanggan yang setiap
hari bertambah jumlahnya dari dalam dan
luar daerah industri. Hambatannya adalah
pelanggan banyak yang ingin mencoba jenis
dan rasa baru dari kue tradisional yang di
tawarkan namun industri belum bisa
menyediakan
10. Pesaing 1. Adakah perusahaan lain yang menawarkan produk
yang sama seperti di perusahaan bapak/ibu?
Jawab : Ada beberapa, 1 milik pemerintah bantaeng
Sendiri, ada juga milik keluarga sendiri yang
di bangun pas dekat rumah dan ada banyak
industri rumahan yang daerah pemasarannya
hanya di pasar tradisional bantaeng saja.
2. Bagaimana cara menghadapi pesaing di perusahaan
bapak/ibu?
Jawab : Sejauh ini industri hanya menjaga kualitas
produknya, selama tahun 2001 sampai
sekarang rasa dan kualitas yang di hasilkan
tetap sama. Sehingga pelanggan yang sudah
cukup lama sudah banyak yang menjadi
langganan tetap.
3. Sejauh ini apa sajakah yang menjadi peluang dan
hambatan dalam menghadapi pesain perusahaan
bapak/ibu ?
Jawab : Peluangya adalah pesain besar seperti milik
pemerintah hanya buka sekali sekali saja
dalam seminggu sehingga tidak terlalu
menjadi momok besar bagi industri dan
beberapa di antaranya masih ada dalam skala
sangat kecil. Hambatannya adalah meskipun
ada dalam skala kecil namun jumlahnya
yang sangat banyak tentunya dapat bisa
mengambil pangsa pasar industri ini
Lampiran 2. Data Penjualan Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional
“Cucuru” Selama Tiga Tahun Terakhir, 2015
Tahun Nama Produk Kue Total Total Total
Tradisional Penjualan/Hari penjualan/Tahun
2012 Kue Cucuru 20 Bungkus 7.300 Bungkus
Kue Paranggi 5 Bungkus 1.825 Bungkus
Kue Bolu Putih 6 Bungkus 2.190 Bungkus
Kue Bolu Merah 5 Bungkus 1.825 Bungkus
Kue Baruasa Merah 10 Bungkus 3.650 Bungkus 25.185
Kue Baruasa Putih 12 Bungkus 4.380 Bungkus Bungkus
Kue Putih 5 Bungkus 1.825 Bungkus
Kue Baje’ 3 Bungkus 1.095 Bungkus
Kue Dodol 3 Bungkus 1.095 Bungkus

2013 Kue Cucuru 25 Bungkus 9.125 Bungkus


Kue Paranggi 8 Bungkus 2.920 Bungkus
Kue Bolu Putih 8 Bungkus 2.920 Bungkus
Kue Bolu Merah 6 Bungkus 2.190 Bungkus 34.310
Kue Baruasa Merah 12 Bungkus 4.380 Bungkus Bungkus
Kue Baruasa Putih 15 Bungkus 5.475 Bungkus
Kue Putih 9 Bungkus 3.285 Bungkus
Kue Baje’ 6 Bungkus 2.190 Bungkus
Kue Dodol 5 Bungkus 1.825 Bungkus
2014 Kue Cucuru 30 Bungkus 10.950 Bungkus
Kue Paranggi 11 Bungkus 4.015 Bungkus
Kue Bolu Putih 10 Bungkus 3.650 Bungkus
Kue Bolu Merah 8 Bungkus 2.920 Bungkus 44.895
Kue Baruasa Merah 15 Bungkus 5.475 Bungkus Bungkus
Kue Baruasa Putih 18 Bungkus 6.570 Bungkus
Kue Putih 11 Bungkus 4.015 Bungkus
Kue Baje’ 9 Bungkus 3.285 Bungkus
Kue Dodol 11 Bungkus 4.015 Bungkus
Lampiran 3. Foto Wawancara di Industri Rumah Tangga Kue Kering
Tradisional “Cucuru”
Lampiran 4. Foto Tampilan Luar Industri Rumah Tangga Kue Kering
Tradisional “Cucuru”
Lampiran 5. Foto Tempat Produksi Industri Rumah Tangga Kue Kering
Tradisional “Cucuru”
Lampiran 6. Foto Proses Produksi Industri Rumah Tangga Kue Kering
Tradisional “Cucuru”
Lampiran 7. Foto Proses Penjualan Industri Rumah Tangga Kue Kering
Tradisional “Cucuru”
RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Kabupaten Bantaeng pada hari


Juma’at tanggal 15 oktober 1993 dari ayah Abdul Halim dan ibu
Mantasari Saerah. Penulis merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara.

Pendidikan formal yang di lalui oleh penulis adalah SD Negeri 22


Beloparang dan lulus tahun 2005, Kemudian SMP Negeri 1 Bissappu dan lulus
tahun 2008, Kemudian SMA Negeri 1 Bantaeng dan lulus tahun 2011. Pada tahun
yang sama, penulis lulus seleksi masuk Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar. Selama mengikuti perkuliahan,
penulis juga pernah Magang di Rumah Pintar Petani dan Nelayan di Desa
Bontoloe, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar.. Penulis juga pernah aktif
sebagai tim GJDJ (Gerakan Jama’ah dan Dakwah Jama’ah) Universitas
Muhammadiyah Makassar sejak tahun 2013-2015 di Prodi Matematika, Prodi
Agribisnis dan Prodi Budidaya Perairan.

Selain itu penulis juga aktif pada berbagai Organisasi Kemahasiswaan.


Penulis pernah aktif sebagai Anggota Ikatan Pemerhati Seni dan Sastra dan
Anggota Badan eksekutif Mahasiswa Fakultas pertanian periode 2012/2013,
Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Agribisnis periode 2013/2014,Pengurus
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Unismuh Periode 2014-2015, Ketua
Bidang Mekom Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Pertanian periode
2013/2014, Sekretaris Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas
Pertanian periode 2014/2015 dan terakhir sebagai Ketua Bidang Keilmuan
Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Bantaeng
periode 2013/2015. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi di selesaikan dengan
menulis skripsi yang berjudul “Strategi Pemasaran Kue Kering Tradisional Khas
Bantaeng (Studi Kasus Industri Rumah Tangga Kue Kering Tradisional
“Cucuru” di Desa Bonto lebang, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng)”.

Anda mungkin juga menyukai