ABDUL GAFUR
105950054615
ABDUL GAFUR
105950054615
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Adalah benar merupakan hasil karya sendiri yang belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari Penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian
akhir skripsi.
Abdul Gafur
105 950 054 615
v
Hak Cipta milik Unismuh Makassar, Tahun 2019
masalah
tulis dalam bentuk laporan apa pun tanpa izin Unismuh Makassar
vi
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dimulai dari bulan September sampai
bulan Oktober 2019. Adapun lokasi penelitian ini di Dusun Parang Lombasa, Desa
Bantimurung, Kecamatan Tondon Tallasa Kabupaten Pangkajene dan Kepulauaan
dengan jumlah responden 100 orang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi
objek Permandiaan Alam Baruttung dan mengetahui nilai kelayakan potensi wisata
Permandian Alam Baruttung Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep.
Manfaat penelitian untuk memberi informasitentang potensi objek wisata Permandian
Alam Baruttung Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep.
Data yang diambil pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer dikumpulkan dengan teknik wawancara dan pengisian kuisioner kepada
responden, sedangkan data sekunder data-data yang diperoleh dari instansi terkait
sebagai data penunjang yang meliputi jumlah pengunjung, letak dan keadaan
geografis lokasi penelitian. Hasil penilaian analisis kelayakan potensi daya tarik objek
wisata Permandian Alam Baruttung Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep
dapat diketahui bahwa kawasan tersebut layak untuk dikembangkan sebagai objek
wisata. Wisata Permandian Alam Baruttung sangat berpotensi dan layak untuk
dikembangkan dijadikan daerah tujuan wisata dengan rata – rata persentase
kelayakan 69,30. Untuk kriteria daya tarik kawasan ini memiliki daya tarik yang
cukup tinggi dengan nilai persentase 80,55, karena objek wisata permandian alam
baruttung memiliki keragaman jenis flora, batuan yang dibentuk alam, banyak
pepohonan seperti kayu jati putih, jambu mente, bambu, pohon enau, pohon ara,
pohon rengas, pohon manga, beringin pencekik serta fauna seperti kadal, ayam hutan
merah, monyet hitam. Hal ini menunjukan bahwa daya tarik Wisata Permandian
Alam Baruttung berpotensi dan layak untuk dikembangkan.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa untuk segala
berkat, rahmat dan Kasih-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Kehutanan
pelajaran, petunjuk serta bantuan yang sangat dan akan besrmanfaat bagi penulis
pada kesempatan ini penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Hikmah, S. Hut, M. Si, selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Ir. Hasanuddin
Molo, S.Hut., MP., IPM selaku pembimbing II yang dengan sabar telah
2. Ibu Dr. Ir. Hajawa, M.P., dan Bapak Andi Azis Abdullah, S.Hut,. M.P, selaku
dosen penguji yang telah memberikan bantuan, saran dan koreksi dalam
viii
5. Kedua orang tua Ayahanda tersayang Hanaping dan Ibunda tercinta Salmiati, serta
motivasi, semangat dan memberi bantuan, baik moral maupun material sehingga
6. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir yang
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini, masih sangat banyak
terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki, unuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran demi penyempurnaan proposal ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat
Makassar, 2019
ABDUL GAFUR
ix
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
x
2.4. Analisis Kelayakan ...................................................................................... 16
2.5. Analisis Kelayakan Potensi Ekowisata ....................................................... 17
2.6. Kerangka Pikir Penelitian ........................................................................... 21
xi
5.3.1. Daya Tarik Objek Wisata ................................................................. 38
VI. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
I .PENDAHULUAN
kemajuan perekonomian, sosial dan budaya, suatu kawasan atau negara. Dengan
perkataan lain, pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah tujuan wisata selalu
mempunyai tujuan antara lain memperluas kesempatan berusaha dan lapangan kerja.
kesejahteraan masyarakat.
Kawasan obyek wisata dapat menjadi daerah tujuan wisata apabila memiliki
potensi fisik dan non fisik dimana yang dikembangkan, akan menjadi kawasan daerah
tujuan wisata yang menguntungkan baik itu di daerah sendiri maupun pemerintah.
51
maupun bagi masyarakat sekitar obyek wisata. Pemerintah telah menetapkan daerah-
daerah utama sebagai tujuan wisata di Indonesia, satu diantaranya adalah Kecamatan
Sulawesi Selatan memiliki banyak lokasi yang potensial untuk dijadikan atau
Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dari aktivitas dan fasilitas
yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk
datang kesuatu daerah/ tempat tertentu. Daya tarik yang tidak atau belum
disebut sebagai daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu,
misalnya penyediaan aksesibilitas atau fasilitas oleh karena itu suatu daya tarik dapat
Kawasan wisata yang ada di Kabupaten Pangkep yaitu Wisata Pulau dan
Wisata Alam,Wisata alam yang ada yaitu Pulau Cambang - Cambang, Pulau
Permandian Mattampa, Leang Paniki, Leang Lonrong, Mata air kalobang Kalengkere,
Air Terjung Kampoang, Leang Kassi, Kalibong Alloa, Bukit Soroang, Air Terjun
Senggeran, Air Terjun Baruttung, Air Terjun Lamussua dan Air Terjun Balocci
Bantimurung, Wisata Air Terjun Gollae di Desa Tondongkura, Wisata Alam Bukit
52
Wisata Permandian Alam Baruttung di Desa Bantimurung Kecamatan Tondong
Tallasa Kabupaten Pangkep, Airnya yang berasal dari Sungai Mallawa, keindahan
Permandian Alam Baruttung mempunyai daya tarik tersendiri dengan aliran sungai
yang dimana di hiasi dengan batu lapisan yang bersusun dan dapat digunakan sebagai
tempat Foto Praweding bagi orang di Desa maupun yang dari Kota. Letak lokasi
Sebagai lokasi wisata yang cukup lama, obyek wisata Permandian Alam
Baruttung belum dikelola dan dikembangkan sebagai lokasi wisata yang modern,
Prasarana dan sarana masih sederhana kurang dikelolah dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari prasarana jalan yang ada, banyak jalan berlubang dan banyak aspal yang
terkikis air hujan. Wisata Permandian Alam Baruttung ini yang terletak di daerah
pegunungan yang mana daerahnya berbukit dan berlembah, dengan jalan yang rusak
Selain itu lokasi parkir kendaraan yang belum tertata dengan baik, sehingga
kendaraan pengunjung tidak tertata rapi dan juga menyulitkan kendaraan keluar
masuk. Selain itu, sarana seperti rumah makan tidak tersedia, WC juga belum ada ,
wisatawan dengan obyek wisata ini. Sarana transportasi yang tersedia sangat minim,
53
Permandian Alam Baruttung ini tidak memiliki tempat penginapan. Obyek wisata
wisata tersebut. Dari sini muncul pertayaan bagaimana dapat mendorong kegiatan
ekonomi jika pengelolaan dan pengembangan potensi obyek wisata Permandian Alam
Baruttung di Tondong Tallasa tidak bejalan dengan baik. Namun bila kehadiran
Baruttung ?
54
2. Untuk mengetahui berapa nilai kelayakan potensi wisata Permandian Alam
Pangkep.
2. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait dalam hal ini pihak pengelolah
selanjutnya
Kabupaten Pangkep.
55
II. TINJAUAN PUSTAKA
dikehendaki (KBBI 1986, Balai Pustaka, Jakarta). Pengembangan adalah suatu usaha
menuju kearah yang lebih baik yang menyebabkan adanya perubahan dan
pertumbuhan. Perubahan itu bisa dalam arti kualitas dan kuantitas. Secara kualitas
berarti meningkatkan daya tarik obyek wisata melalui peningkatan mutu pelayanan.
akomodasi lainnya.
memilikidaya jual yang tinggi. Adapun bentuk-bentuk strategi yang dilakukan adalah
strategi promosi keseluruhan paket wisata baik obyek wisata alam maupun obyek
1. Promosi dapat dilakukan melalui media brosur yang disebarkan di hotel atau
3. Promosi melalui media internet yang dapat dilakukan oleh pihak Sub Dinas
bidang pariwisata.
56
4. Suatu obyek wisata agar menjadi daerah tujuan wisata maka obyek wisata
penunjang
Menurut Yoeti (1996) ada tiga faktor yang dapat menentukan berhasilnya
1. Tersedianya obyek dan atraksi wisata yaitu segala sesuatu yang menjadi daya
tarik bagi orang yang mengunjungi suatu daerah wisata. Misalnya keindahan
alam, hasil kebudayaan, tata cara hidup masyarakat, festival tradisional, dan
upacara keagamaan.
2. Adanya accessibility yaitu prasara dan sarana dengan segala fasilitas sehingga
57
Weber dan Damanik (2006) menyatakan bahwa dalam pengembangan
hal berikut:
6. Jaminan kesehatan
58
Menurut Mahdy (1998), peranan masyarakat dalam pengembangan adalah
Potensi wisata adalah suatu kemampuan dalam suatu wilayah yang mungkin
2.3. Ekowisata
Ekowisata adalah suatu perpaduan berbagai minat yang tumbuh dari rasa
keprihatinan lingkungan, ekonomi, dan sosial. Ada beberapa padanan yang sering
digunakan antara lain: natural-based tourism, green travel, responsible travel, low
impact tourism, village based tourism, sustainable tourism, cultural tourism, heritage
tourism),
59
4. Wisata yang berkelanjutan (sustainallyrun tourism) (Weaver 2001)
Ekowisata dalam teori dan prakteknya tumbuh dari kritik terhadap pariwisata
dan kebudayaan. Kritik ini melahirkan berbagai istilah baru, antara lain adalah
komunitas, dan eko-wisata. Alasan umum penggunaan konsep ini adalah karena dapat
destinations). Sering tempat tersebut jauh, ada penduduk atau tidak ada
60
budaya setempat, serta memberikan batas/jumlah wisatawan sesuai daya
informasi tentang karakteristik obyek dan kode etik sehingga dampak negatif
dapat diminimalkan.
61
6. Menghormati budaya setempat (Respect local culture). Ekoturisme
7. Mendukung gerakan hak azasi manusia dan demokrasi (Support human right
martabat masyarakat lokal yang secara umum memiliki posisi tawar yang
2. Secara ekonomis menguntungkan. Jika tidak menguntungkan, maka tidak akan ada
modal yang kembali untuk konservasi, dan tidak akan ada insentif bagi
pengembangan bagi wisata pesisir di dasarkan pada beberapa unsur utama, yaitu:
62
a. Ekowisata sangat bergantung pada kualitas sumber daya alam, peninggalan
b. Melibatkan masyarakat.
alami. Ekowisata telah menjadi bagian penting dari nature-based tourism. Jadi,
dapat dikatakan bahwa salah satu contoh kegiatan nature-based tourism adalah
ekowisata.
antara kedua jenis wisata ini dapat terjadi kasus overlap sehingga tidak mudah
63
c. Adventure tourism merupakan wisata yang menitikberatkan pada kegiatan yang
tertentu. Beberapa ekowisata dapat menjadi bagian dari adventure tourism, tetapi
banyak jenis adventure tourism tidak dapat menjadi bagian dari ekowisata. Hal
ini karena pendekatan adventure tourism tidak selalu kepada nature-based (dasar
dari ekowisata).
d. Alternative and mass tourism merupakan suatu model wisata berskala kecil yang
dimaksudkan untuk dapat menyediakan suatu alternatif yang lebih sesuai dengan
di antara wisata massal. Dari keempat wisata ini, bentuk alternative dan mass
tourism merupakan bentuk yang paling cocok untuk dipadu padanan dengan
ekowisata.
dan untuk menggabungkan kriteria dari lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi
(Weaver, 2001).
a. Naturebased
64
Nature-based adalah produk dan pasar yang berdasar dari alam. Wisata alam
merupakan bagian atau keseluruhan alam itu sendiri. Konsevasi sumber daya alam
b. Ecologically sustainable
berkelanjutan secara ekologi. Semua fungsi lingkungan baik biologi, fisik, maupun
c. Environmentally educative
adalah inti dari ekowisata yang membedakan dengan wisata alam lainnya.
Manfaat ini dapat secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat langsung
65
2.4. Analisis Kelayakan
Analisis Kelayakan atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk
menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu
kegiatan usaha. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha.
Pengertian layak dalam penelitan ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha
yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti finansial maupun
sosial benefit
Aspek-aspek dalam studi kelayakan adalah bidang kajian dalam studi kelayakan
tentang keadaan objek tertentu, yang dilihat dari fungsi-fungsi bisnis. Pembagian dan
pengkajian aspek-aspek dalam studi kelayakan terbagi menjadi dua bagian yaitu
aspek primer dan aspek sekunder. Aspek primer merupakan aspek yang utama dalam
penyusunan studi kelayakan. Aspek primer ini ada dalam semua sektor usaha yang
terdiri dari : aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek
manajemen dan organisasi, aspek hukum, serta aspek ekonomi dan keuangan. Aspek
instansi/lembaga yang terkait dengan objek studi, yaitu aspek analisis mengenai
66
2.5. Analisis Kelayakan Potensi Ekowisata
1. Daya Tarik
Daya tarik merupakan suatu faktor yang membuat orang berkeinginan untuk
mengunjungi dan melihat secara langsung ke suatu tempat yang menarik. Unsur-
unsur yang menjadi daya tarik diantara keindahan alam, keunikan kawasan,
banyaknya sumber daya yang menonjol, keutuhan sumber daya alam, kepekaan
sumber daya alam, pilihan kegiatan rekreasi, kelangkaan flora dan fauna, serta
kerawanan kawasan.
2. Aksessibilitas
Aksesibilitas suatu indikasi yang menyatakan mudah tidaknya suatu objek untuk
mendorong potensi pasar. Unsur-unsur yang dinilai dalam aksesibilitas yaitu jarak
radius 1 km dari batas luar objek wisata. Unsur-unsur kondisi lingkungan yang
67
pencarian, pendidikan, media yang masuk, tingkat kesuburan tanah, sumber daya
4. Akomodasi
Dalam kegiatan wisata memerlukan peranan fasilitas akomodasi, dalam hal ini
pengunjung yang berasal dari tempat yang jauh. Unsur yang digunakan dalam menilai
Sarana dan prasarana penunjang adalah sarana dan prasarana yang dapat
menunjang kegiatan kepariwisataan dan berada pada radius 20 km dari batas luar
objek. Peranan dari sarana dan prasarana penunjang adalah untuk menunjang
penunjang dalam penelitian ini diantaranya kantor pos, warnet, jaringan telepon
6. Keamanan
Keamanan dalam lokasi wisata merupakan salah satu hal yang harus
dan kepuasan dalam menikmati suasana alami selama perjalanan menuju kawasan
68
wisata. Adapun hal yang menjadi unsur penilaian keamanan diantaranya kenyamanan
suatu objek wisata, guna mengetahui adanya ancaman atau dukungan yang
diakibatkan oleh keberadaan objek wisata lain bagi perkembangan wisata ke depan.
Unsur yang termasuk dalam penilaian hubungan dengan objek wisata lain yaitu jarak
objek-objek wisata lain baik sejenis maupun tidak sejenis di Kabupaten/Kota yang
Menurut Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam
(ADOODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003. Fungsi kriteria dan indikator adalah
nilai unsur kriteria. Tujuan membuat kriteria ini adalah untuk menentukan skala
pembinaan suatu ODTWA. Pemberian bobot pada setiap kriteria menurut pedoman
ADO-ODTWA Dirjen PHKA 2003 adalah berbeda-beda. Kriteria dasar yang dipakai
a. Daya Tarik
Daya tarik wisata alam adalah potensi objek wisata yang menjadi objek
kunjungan wisata alam antara lain Keunikan sumber daya alam, banyaknya
sumberdaya alam yang menonjol, kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan,
69
kebersihan lokasi objek wisata, tidak ada pengaruh dari, keamanan kawasan,
kenyamanan. Kriteria daya tarik diberi bobot 6 karena daya tarik merupakan
mendorong potensi pasar seperti kondisi dan jarak jalan darat dari ibukota
c. Akmodasi
wisata yaitu jumlah penginapan dan jumlah kamar bobot nilainya 3. Jarak tempat
Sarana dan prasarana penunjang adalah sarana dan prasarana yang dapat
menunjang kegiatan kepariwisataan dan berada pada radius 20 km dari batas luar
objek. Peranan dari sarana dan prasarana penunjang adalah untuk menunjang
70
2.6. Kerangka Pikir Penelitian
Kawasan hutan yang masih terjaga panoramanya dan masih alami tanpa
dari sebuah obyek wisatas alam ( Yose Rizal SM, 1994: 308 ).
dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisata
Baruttung, dan dalam bidang Akomodasi juga salah satu factor yang
71
jauh,dengan adanya penginapan pengunjung yang dari jauh dapat untuk
melakukan kunjungan kembali pada esok harinya, dan dalam Sarana dan
jaringan airminum yang memudah kan Wisatawan Interlokal dan local saling
Sarana yang dimana penunjang bagi tempat Wisata untuk sering dikunjungi
wisatawan interlokal maupun lokal karna adanya rumah makan , pasar, toko
maupun lokal tidak repot lagi jika lupa membawa bekal ketempat wisata.
adalah metode yang dipakai untuk Pengembangan suatu wisata yang sesuai
dengan nilai yang telah ditentukan untuk masing – masing kriteria. Aspek –
aspek yang dinilai mulai dari Daya tarik, Aksessibilitas, Akomodasi dan
g. Pengembangan yaitu sustu usaha menuju kearah yang lebih baik yang
layak..
72
Kawasan Hutan Kesatuan
Pengelolaan Hutan Lindung
Bulusaraung
Permandian Alam
Baruttung
Potensi Wisata
Pendukung Wisata
Akomodasi
Analisis kelayakan
Pengembangan ADO - ODTWA
Dirjen PHKA 2003
Pengembangan
73
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai bulan Oktober 2019, dan
Alat yang digunkan pada penelitian ini adalah kamera, alat tulis menulis dan
bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisioner sebagai alat bantu
wawancara.
3.3 Populasi
Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep. Sumber data dalam penelitian ini
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Data primer
Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber aslinya baik secara wawancara, jajak pendapat dari individu atau
kelompok, maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian, atau hasil
74
pengujian. Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan data dengan cara
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung;
misalnya melalui buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang
Metode pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut: .
lapangan melalui pemotretan dan fotocopy data sekunder dari instansi terkait.
d. Selain itu, juga dipergunakan tehnik Focus Group Discussion (FGD) dengan
melibatkan beberapa Tokoh masyarakat. Untuk mencari hal – hal yang berkaitan
Variabel yang dianalisis pada penelitian ini yaitu mengacu pada Pedoman
Analisi Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam ADO-ODTWA Dirjen
75
PHKA 2003. Adapun komponen yang akan di catat dan dinilai adalah daya tarik,
Sub
Variabel Indikator Sub indikator Bobot
Variabel
Daya tarik Keunikan SDA
Banyaknya SDA
yang menonjol
Kegiatan wisata
alam yang dapat
dinikmati
6
Kebersihan
lokasi objek
wisata
Keamanan
kawasan
Kenyamanan
Pengembangan Faktor Aksessibilitas Kondisi jalan
Potensi kelayakan
Jarak dari kota
ekowisata ekowisata 5
Permandian Tipe jalan
Alam Waktu tempuh
Baruttung Akomodasi Jumlah
akomodasi 3
Jumlah kamar
Sarana Prasarana
dan penunjang
3
prasarana Sarana
penunjang penunjang
Sumber: Dirjen PHKA tahun 2003.
Kriteria kelayakan dayatarik objek permandian alam dapat dinilai dari beberapa
aspek :
1. Daya Tarik
76
Layak : 840 - 1080
2. Aksessibilitas
3. Akomodasi
dan Sugiarto (2000): Analisis kuantitatif adalah data yang menggunakan alat
77
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang
Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam
(ADOODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003 sesuai dengan nilai yang telah
angka-angka diperoleh dari hasil penilaian responden dan peneliti yang nilai
Pemberian bobot pada setiap kriteria menurut pedoman ADO-ODTWA Dirjen PHKA
2003 adalah berbeda-beda. Kriteria daya tarik diberi 6 karena merupakan faktor
penunjang dalam kegiatan wisata. Jumlah nilai untuk satu kriteria penilaian ODTWA
S=NxB
Ket.
78
Skor yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan skor total suatu kriteria.
Skor yang diperoleh dari setiap variabel akan di tentukan tingkat kelayakanya
kawasan wisata yang memiliki potensi, sarana dan prasarana yang tinggi
kriteria suatu kawasan wisata yang memiliki potensi, sarana dan prasarana
suatu kawasan wisata yang memiliki potensi sarana dan prasarana yang
kurang memadai.
79
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Kecamatan Tondong Tallasa terletak pada bagian selatan garis katulistiwa serta
’ ’ ’ ’
terletak pada 4º50 – 5º45 Lintang Selatan dan 119º44 – 119º43 Bujur Timur .
Kecamatan Tondong Tallasa adalah salah satu dari 13 Kecamatan yang ada di
desa/kelurahan.
lainya di Kota Pangkep memiliki kondisi tipe iklim C1 dengan bulan kering
< 2 bulan, iklim tipe C2 dengan bulan kering 2-3 bulan, dan iklim dengan
bulan kering 3 bulan. Keduanya memiliki bulan basah antara 5-6 bulan secara
80
berturut-turut dalam satu tahun dengan curah hujan rata-rata 2.500-3.000
mm/tahun. Tipe ini merupakan tipe iklim agak basah (BPS Kota Pangkep,
2016).
4.1.3. Tanah
yaitu (a) Asosiasi latosol coklat dengan latosol coklat kemerahan; (b) lempung
81
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifkasi responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin,
tingkat pendidikan dan umur responden. Penelitian ini adalah jenis kelamin, tingkat
Alam Baruttung.
82
Tabel 3. Karakteristik Responden Yang Mengunjungi Wisata Permandian Alam
Baruttung Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
No Tingkat Pendidikan Jumlah responden Persentase (%)
1 SD 1 1
2 SMP 10 10
3 SMA 62 62
4 Mahasiswa 19 19
5 Sarjana (S1) 8 8
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer Setelah diolah 2019
(tindakan). Berikut ini dapat dilihat sebaran umur responden yang melakukan
83
Tabel 4. Karakteristik Responden Yang Mengujungi Wisata Permandian Alam
Baruttung Berdasarkan Umur
No Klasifikasi Umur Jumlah responden Persentase (%)
1 10-19 58 58
2 20-29 37 37
3 30-39 2 2
4 40-49 2 2
5 50-59 1 1
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer Setelah diolah 2019
%, ini menunjukkan pada umur tersebut lebih banyak yang ingin melakukan
Permandian Alam Baruttung pada tingkatan umur 30-39 tahun dengan jumlah
Potensi Objek Wisata merupakan syarat penting yang dimiliki suatu kawasan
wisata, karena potensi yang terdapat dalam kawasan wisata dapat berbeda di setiap
tempat, semakin unik dan indah potensi yang terdapat disuatu kawasan wisata maka
wisatawan akan semakin tertarik untuk menjadikan tempat tersebut sebagai suatu
84
destinasi wisata. Dari hasil penelitian ini potensi yang terdapat dalam kawasan Wisata
Permandian Alam Baruttung yaitu potensi flora dan fauna, kemudian potensi
panorama alam serta yang sangat menarik adalah potensi permandian alamnya.
akan disambut dengan bunyi gemercik air dari sungai, kemudian suara kicauan
burung juga terdengar sangat indah. Hembusan angin yang sejuk akan membuat
suasana semakin santai, dalam kawasan juga dapat dijumpai berbagai jenis flora
85
5.2.2. Potensi Permandian Alam
oleh wisatawan yang berkunjung. Keindahan air yang mengalir diatas batu
dijadikan pilihan destinasi wisata bagi para wisatawan lokal maupun wisatawan
interlokal.
86
Gambar 3. Permandian alam kawasan Wisata Permandian Alam Baruttung 2019
ada beberapa jenis Flora dan Fauna yang bisa membuat wistawan lokal maupun
occidentale), jenis Bambu (Bambuseae), Enau (Arenga pinnata) dan Pohon Ara
Fauna yang terdapat pada area kawasan Wisata Permandian Alam Baruttung
ada beberapa yang dapat dijumpai yaitu Ayam Hutan Merah ( Gallus gallus ),
87
Gambar 4. Flora dan Fauna Wisata Permandian Alam Baruttung
88
tarik tersebut. Peninjauan komponen daya tarik ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran bentuk-bentuk kegiatan rekreasi yang sesuai dengan daya tarik dan
Obyek wisata Permandian Alam ini merupakan lokasi obyek wisata yang
cukup nyaman dengan adanya tempat pemotretan atau batuan lapis yang tertua,
udara yang bersih dan segar, jauh dari kebisingan jalan ramai, tidak ada lalu
wisatawan yang pertama kali mengunjunginya akan tertarik untuk kembali lagi
5.3.2. Aksessibilatas
Aksessibilitas merupakan kemampuan untiuk mencapai suatu tujuan
tertentu, dapat lebih mudah atau lebih sulit menjangkaunya ( James J. Spillane,
89
1997: 38 ). Aksesibilitas merupakan faktor yang mempermudah pengunjung
untuk bepergian dari tempat tinggal pengujung ke lokasi obyek wisata yang
5.3.3. Akomodasi
Baruttung belum terdapat penginapan karna jarak yang agak jauh dari kota dan
90
wisata masih dalam pengembangan oleh Instansi Pariwisata, KPH Bulusaraung
pengunjung dalam menikmati potensi dan daya tarik wisata alam. Sarana dan
terhadap pengembangan suatu obyek wisata. Berikut adalah gambar salah satu
dari sarana dan prasarana yang terdapat pada objek wisata Pemandian Alam
Baruttung.
91
.
Komponen yang dinilai dari Wisata Permandian Alam Baruttung yaitu daya
tarik , aksesibilitas untuk bisa mencapai lokasi kawasan, akomodasi yang ada di
sekitar lokasi wisata dan juga sarana dan prasarana penunjang yang mendukung
92
mempunyai daya tarik tersebut. Pengkajian komponen daya tarik ini bertujuan
dengan daya tarik dan sumberdaya yang tersedia. Unsur -unsur yang dinilai
pada kriteria daya tarik ini yaitu keunikan, kepekaan, variasi kegiatan, jenis
Unsur-unsur daya tarik yang terdapat pada Wisata Permandian Alam Baruttung
843.9, skor ini diperoleh dari hasil kali sub unsur lalu dijumlahkan total
nilai 18.7 karena dalam kawasan terdapat tiga unsur yang masuk dalam
penialian yaitu seperti berbagai jenis flora serta fauna, sungai dan kebudayaan
93
nilai 21 karena dalam Wisata Permandian Alam Baruttung terdapat tiga unsur
yang masuk dalam penilaian yaitu flora, fauna dan batuan. Kegiatan wisata
yang dapat dilakukan ada tiga yaitu menikmati keindahan alam, flora, fauna dan
penelitian dan pendidikan dengan nilai 24. Kebersihan lokasi objek wisata ada
lainnya dengan nilai 22. Keamanan kawasan ada lima unsur tidak ada arus
berbahaya, tidak ada pencurian, tidak ada penyakit berbahaya seperti malaria,
kawasan terdapat lima unsur yaitu udara yang bersih dan sejuk, bebas dari bau
yang menggangu, bebas dari kebisingan, tidak ada lalu lintas yang menggangu,
5.4.2. Aksessibilitas
merupakan akhir perjalanan wisata dan harus mudah dicapai dan dengan
sendirinya juga mudah ditemukan. Oleh karena itu harus selalu ada jalan
menuju obyek wisata. Jalan itu merupakan akses ke obyek dan jalan akses itu
harus berhubungan dengan prasarana umum. Kondisi jalan umum dan jalan
94
Perjalanan menuju Wisata Permandian Alam Baruttung dapat di tempuh ±
2 jam dari pusat kota Pangkep. Jarak dari pusat kota sampai ke Wisata
Permandian Alam Baruttung ± 25 km, dengan tipe jalan aspal dengan lebar 3
adalah 540.5 nilai ini diperoleh dari penialaian setaip sub unsur dimana pada
penilaian kondisi jalan menuju kawasan diperoleh 29, dengan tipe jalan aspal
jauh dengan pusat kota yaitu berjarak ± 25 km dari pusat kota sehingga nilai
yang diperoleh 23, serta dari pusat kota menuju Wisata Permandian Alam
95
faktor yang membuat suatu kawasan menarik bagi pengunjung adalah
letaknya yang dekat, cukup dekat atau jauh dengan bandar udara
internasional atau pusat wisata utama atau pusat kota dan juga perjalanan ke
kawasan tersebut apakah mudah dan nyaman, perlu sedikit usaha, sulit atau
sangat sulit atau berbahaya. Ada dua kondisi yang kurang mendukung untuk
aksibilitas ini adalah Jarak dan waktu menuju lokasi Wisata Permandian
Alam Baruttung yang bisa di katakan sedikit memakan waktu karna jarak
5.4.3. Akomodasi
wisata khususnya dari pengunjung yang cukup jauh. Unsur -unsur yang dinilai
adalah jumlah penginapan dan jumlah kamar (radius 10 km dari obyek). Hasil
pengunjung dapat mencari akomodasi yang ada tidak jauh dari lokasi wisata.
96
pertimbangan bagi pemerintah setempat untuk menambahkan fasilitas
Tabel 7. Penilaian Jumlah Penginapan dan Jumalah Kamar pada Sekitar Wiusata
Permandian Alam Baruttung (Radius 10 km)
No Unsur/Sub unsur Bobot Nilai Skor total*
1. Jumah penginapan 3 10 30
2. Jumlah kamar 3 10 30
Skor total 20 60
Keterangan: * Hasil kali antara bobot dengan nilai
Sumber: Data Primer Setelah diolah 2019
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa skor total yang diperoleh adalah
60, nilai ini didapatkan dari penilaian akomodasi radius 10 km dari Wisata
penginaman maka diberi nilai 10. Hasil penilaian pada Tabel 7 menunjukkan
Prasarana dan sarana penunjang yang dinilai adalah prasarana dan sarana
yang dinilai meliputi jaringan telepon, Puskesmas, jaringan listrik dan jaringan
97
air minum. Sarana penunjang yang dinilai yaitu rumah makan, pusat
Berdasarkan pada tabel 8 dapat dilihat bahwa skor total yang diperoleh
adalah 240. Hasil ini diperoleh dari penilaian sarana dan prasaran penunjang
yang ada di sekitar Wisata Permandian Alam Bantimurung radius 10 km. Dari
adanya jaringan telopon, listrik dan jaringan air minum sehingga nilai yang
didapatkan yaitu 40. Sedangkan untuk sarana penunjang juga sangat memadai
seperti tersedianya rumah makan, dan toko , pasar baru Bantimurung dengan
nilai 40. Sarana dan prasarana di sekitar Wisata Permandian Alam Baruttung
sangat memadai karena letak kawasan yang tidak jauh dari tempat Wisata.
5.5 Analisis Kelayakan Objek dan Daya Tarik Wisata Permandian Alam
Baruttung
Penelitian yang dilakukan dengan observasi langsung di Wisata Permandian
potensi, dengan penilaian kriteria yaitu daya tarik, aksesibilitas, akomodasi serta
98
sarana dan prasarana yang mendukung perkembangan lokasi wisata. Hasil penilaian
Alam Baruttung layak, belumlayak layak atau tidak layak untuk dikembangkan
Tabel 9. Hasil Penilaian Objek Dan Daya Tarik Wisata Permandian Alam
Baruttung.
No Kriteria Bobot Nilai Skor Skor Indeks Keterangan
Total Max (%)
1 Daya tarik 6 140,2 843,9 1080 78,14 Layak
2 Aksessibilitas 5 108,1 540,5 600 90 Layak
3 Akomodasi 3 20 60 180 33,33 BelumLayak
4 Sarana dan 3 80 240 300 80 Layak
Prasarana
Jumlah 281,47
Rata-rata Tingkat kelayakan 70,36 Layak
Sumber: Data Primer 2019
layak untuk dikembangkan dijadikan daerah tujuan wisata dengan rata – rata
persentase kelayakan 70,36. Untuk kriteria daya tarik kawasan ini memiliki daya
tarik yang cukup tinggi dengan nilai persentase 78,14, karena objek wisata
permandian alam baruttung memiliki keragaman jenis flora, batuan yang dibentuk
alam, banyak pepohonan seperti kayu jati putih, jambu mente, bambu, pohon enau,
pohon ara, pohon rengas, pohon manga, beringin pencekik serta fauna seperti kadal,
ayam hutan merah, monyet hitam. Hal ini menunjukan bahwa daya tarik Wisata
99
Hasil penilaian pada Wisata Permandian Alam Baruttung menunjukan peluang
untuk dikembangkan. Daya tarik potensi yang dimiliki kawasan tersebut memang
cukup besar, kemudahan akses untuk menuju Wisata Permandian Alam Baruttung
dan dilengkapi sarana dan prasarana penunjang yang memadai tapi dalam hal
Alam Baruttung layak dikembangkan untuk menjadi daerah tujuan wisata, maka
pengembangan kawasan tersebut harus mulai dipikirkan oleh pemerintah karena jika
dikelola dengan baik dapat menghasilkan nilai rupiah dan menambah pendapatan
aset daerah serta membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar kawasan
100
VI . PENUTUP
6.1 Kesimpulan
yaitu :
6.2 Saran
101
LAMPIRAN
102
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
A. LEMBAR PERTANYAAN
1. Apakah anda sering mengunjungi wisata permandian alam Baruttung ?
a. Ya.
b. b. Tidak
2. Berapa kali anda mengunjungi wisata permandian alam Baruttung ?
a. 1 – 3
b. Lebih dari 3 kali
3. Alat transportasi apa yang anda gunakan ke objek wisata permandian alam
Baruttung ?
a. Motor
b. Mobil
4. Transportasi apa yang anda gunakan ke wisata permandian alam Baruttung ?
a. Angkutan umum
b. Kendaraan pribadi
5. Berapa besar biaya yang anda habiskan di wisata permandian alam Baruttung
?
a. Rp. 10.000
b. Rp. 50.000
c. Rp. 100.000
d. Diatas Rp 100.00
6. Berapa lama waktu yang anda habiskan di wisata permandian alam
Baruttung ?
103
a. 1 hari
b. 2 hari
c. 3 hari
d. 1 minggu
e. lainnya
104
b. Ia, tetapi ada pencemaran lain, sebutkan :
c. Lokasinya tidak bersih
5. Apakah wisata permandian alam Baruttung aman dari arus lalu lintas,
perambahan dan penebagan liar, pencurian, penyakit berbahaya dan malaria,
serta tanah longsor ?
a. Ia, lokasinya sangat aman
b. Ia, tetapi ada beberapa yang perlu diperhatikan, sebutkan :
c. Lokasinya tidak aman
6. Apakah dalam wisata permandian alam Baruttung kita dapat merasakan
kenyamanan seperti: Udara yang bersih dan sejuk, bebas dari bau yang
mengganggu, bebas dari kebisingan, tidak ada lalulintas yang mengganggu,
tersedia sarana dan prasarana serta adanya pelayanan yang yang baik terhadap
pengunjung ?
a. Ia, lokasinya sangat nyaman
b. Ia, namun ada beberapa hal yang tidak didapatkan, sebutkan :
c. Lokasinya tidak nyaman
7. Bagaimana kondisi jalan menuju wisata permandian alam Baruttung ?
a. Baik
b. Cukup
c. Sedang
d. Buruk
8. Kira-kira berapa jauh jarak dari kota wisata permandian alam Baruttung ?
a. < 5 km,(kira-kira...................... km)
b. 5-10 km,(kira-kira......................km)
c. 10-15 km,(kira-kira....................km)
d. >15 km,(kira-kira......................km)
9. Kira-kira berapa lama waktu tempuh dari pusat kota menuju wisata
permandian alam Baruttung ?
a. 1-3 jam,(kira-kira......................jam)
b. 2-3 jam,(kira-kira......................Jam)
c. 3-4 jam,(kira-kira......................jam)
d. >5 jam,(kira-kira......................jam)
10. Apa tipe jalan menuju hutan wisata permandian alam Baruttung ?
a. Jalan aspal / beton lebar > 3 m
b. Jalan aspal lebar 3 m
c. Jalan batu/ macadam
d. Jalan tanah
e. Lainya, sebutkan
105
11. Dalam Radius 15 km dari lokasi wisata berapa banyak terdapat penginapan
dan berapa jumlah kamar (Akomodasi) ?
1. berapa banyak terdapat penginapan
a. 10
b. 15
c. 20
d. 25
e. > 30
f. Tidak ada penginapan
2. Ada berapa kamar dalam dalam penginapan tersebut
a. >100
b. 75-100
c. 30-75
d. <30
e. 10
f. Tidak ada kamar
12. Dalam radius 10 km dari lokasi wisata apakah terdapat prasarana seperti :
Kantor pos, Jaringan telepon, Puskesmas, Jaringan listrik, dan jaringan air
minum ?
a. Ia, terdapat selurunya
b. Ia, Tetapi hanya beberapa, sebutkan :
c. Tidak ada
13. Dalam radius 10 km dari lokasi wisata apakah terdapat sarana seperti :
Rumah makan, Pasar, Bank, Toko cenderamata, dan transpotasi?
a. Ia, Terdapat seluruhnya
b. Ia, tetapi hanya beberapa, sebutkan :
c. Tidak ada.
106
Lampiran 2. Peta Lokasi Penelitian di Wisata Permandian Alam Baruttung
Kecamatan Tondong Tallasa
Lampiran 3. Pedoman analisis daerah perasi objek dan daya tarik wisata alam
a. Flora 30 25 20 15 10
b. Fauna
c. Sungai
d. Gua
2. Banyaknya sumber daya alam
yang ada
30 25 20 15 10
a. Gejala alam
b. Batuan
c. Fauna
3. Kegiatan wisata alam yang
dapat dilakukan
a. Penelitian/pendidikan 30 25 20 15 10
b. Menikmati keindahan alam.
c. Kegiatan olahraga
d. Berkemah
e. Melijhat fauna
4. Kebersihan objek wisata, tidak
terpengaruh oleh
a. Pemukiman penduduk 30 25 20 15 10
b. Vandalisme ( coret-coret)
c. Jalan ramai
d. Industri
e. Sampah
52
5. Keamanan objek wisata
30 25 20 15
30 25 20 15
53
kota 30 25 20 15
30 25 20 15 10
4. Kriteria penilaian sarana dan prasara penunjang (radius 10 km dari objek wisata)
dengan bobot 3
Nilai
No Unsur/Sub Unsur
>4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak Ada
1. Prasarana
a. Jaringan listrik
b. Jaringan air minum 50 40 30 20 10
c. Puskesmas
d. Jaringan telepon
2. Saran penunjang
a. Rumah ma 50 40 30 20 10
b. Toko dan cenderamata
c. Pasar
Ket. : Skor maksimum 80 x 3 = 240
54
Lampiran 4. Hasil Penelitian Objek Dan Daya Tarik Wisata Permandian Alam
Baruttung
1.Daya tarik
No Unsur/Sub unsur Bobot Nilai Skor Total
1. Keunikan SDA
a.Fauna
b.Flora 6 18,7 112,2
c.Sungai
d.Kebudayaan
Masysrakat
2. Banyaknya SDA yang
menonjol
6 21 126
a. Fauna
b. Flora
c. Batuan
3. Kegiatan wisata yang
dapat dilakukan
6 24 144
a. Menikmati keindahan
alam
b. Penelitian/pendidikan
c. Menikmati fauna
4. Kebersihan lokasi wisata.
55
berbahaya
d. Tidak ada pencurian
6 Kenyamanan
2. Aksebilitas
No Unsur/Sub unsur Bobot Nilai Skor Total
1. Kondisi jalan
5 29 145
Baik
2. Jarak dari kota
5 23 115
25 km
3. Tipe jalan
5 30 147,5
Jalan aspal 3 m
4. Waktu tempuh dari
pusat kota 5 26,6 133
2 Jam
Skor Total 108,1 540,5
3. Akomodasi
No Unsur/Sub unsur Bobot Nilai Skor Total
1. Jumlah penginapan 3 10 30
56
Tidak Ada
Jumlah kamar
2. 3 10 30
Tidak Ada
Skor total 20 60
1. Prasarana
57
Lampiran 5. Wawancara Pengunjung di Wisata Permandian Alam Baruttung
Data Pengunjung
Jenis Status
No Nama responden Umur Asal Pendidikan
Kelamin Pernikahan
1 Bayu 16 L Tonasa 2 SMP Belum Nikah
2 Hasanuddin 45 L Lanne SMP Nikah
3 Arfan 14 L Bone - Bone SMP Belum Nikah
4 Rasna 20 P Ujung Bassi SMA Belum Nikah
5 Sabri 18 L Biringngere SMP Belum Nikah
6 Fahri 14 L Siloro SMP Belum Nikah
7 Idris 14 L Tellu Limpoe SMP Belum Nikah
8 Abd. Said 32 L Bulo –Bulo SD Nikah
9 Rini Astuti 18 P Bulo – Bulo Mahasiswi Belum Nikah
10 Nada WF 21 P Makassar Mahasiswi Belum Nikah
11 Angger Deren Pratiwi. H 21 P Sudiang Mahasiswi Belum Nikah
12 Salmawati 21 P Makassar Mahasiswi Belum Nikah
13 Sakina Okta Viani 22 P Makassar Mahasiswi Belum Nikah
14 Hartati 21 P Salenrang SMA Belum Nikah
15 Sri Hardiyanti 18 P Bantaeng SMA Belum Nikah
16 Arbaina 18 P Ujung Bassi SMA Belum Nikah
17 Risda 18 P Bantimurung SMA Belum Nikah
18 Kusmala Dewi 17 P Ujung Bassi SMA Belum Nikah
19 Indriyani 19 P Salenrang SMA Belum Nikah
20 Cici 19 P Minasatene SMA Belum Nikah
21 Ririn 17 P Bonto Panno SMA Belum Nikah
22 Maliyka 18 P Bonto Panno SMA Belum Nikah
23 Asni 21 P Pangkep SMA Belum Nikah
24 Parida Lusiana 18 P Pangkep SMA Belum Nikah
25 Lisda Yanti 16 P Tonasa 1 SMA Belum Nikah
26 Anhi 15 P Bantimurung SMA Belum Nikah
27 Susanti 17 P Desa Malaka SMA Belum Nikah
28 Indri Pebriana 16 P Siloro SMA Belum Nikah
29 Tasya Maharani 16 P Siloro SMA Belum Nikah
30 Citra Lestari 16 P Mangilu SMA Belum Nikah
31 Salmiati 50 P Bonto Panno SMA Nikah
32 Nurul Widyawati 15 P Tonasa 2 SMA Belum Nikah
33 Kelsi Lena Arislianti 16 P Pangkep SMA Belum Nikah
34 Armiya 16 P Bulu Tellue SMA Belum Nikah
35 Winda Sunardi 16 P Lanne SMA Belum Nikah
36 Melinda 15 P Tonasa 2 SMA Belum Nikah
37 Nur Annisa 14 P Bonto Panno SMP Belum Nikah
38 Azwar 21 L Teko Umar 12 Mahasiswi Belum Nikah
39 Irwan 43 L Malaka S1 Nikah
40 Idul Kahfiar.A,. S.Pi 27 L Mrio S1 Belum Nikah
41 Sabri., S.Kep 21 L Bonto Panno S1 Belum Nikah
42 Arif Raihan 21 L Parang Lombas SMP Belum Nikah
58
43 Danili 20 L Bulu Tellue SMP Nikah
44 Paracca 26 L Bonto Birao SMP Nikah
45 Makmur 27 L Lanne S1 Belum Nikah
46 Andy 22 L Palopo Mahasiswa Belum Nikah
47 Wahyudin 25 L Sidrap Mahasiswa Belum Nikah
48 Ahmad Zulkifli. S 20 L Batua Raya Mahasiswa Belum Nikah
49 Lampurege 21 L Pangkep SMA Belum Nikah
50 M. Asdar 21 L Palopo Mahasiswa Belum Nikah
51 Hidayat 21 L Bonto Panno SMA Belum Nikah
52 Irwan. S 21 L Bonto Panno Mahasiswa Belum Nikah
53 Joni Mallioboro 20 L Cole – Cole SMA Belum Nikah
54 Asrar 21 L Makassar S1 Belum Nikah
55 Israr Batara 21 L Bulukumba Mahasiswa Belum Nikah
56 Muhammad Ardi 14 L Tonasa 2 SMA Belum Nikah
57 Henra Gusti 22 L Sukaria 1 Mahasiswa Belum Nikah
58 Renaldy 17 L Balocci SMA Belum Nikah
59 Muhammad Nur. B 17 L Labakkang SMA Belum Nikah
60 Muhammad Dulfi 17 L Labakkang SMA Belum Nikah
61 Gato’ 23 L Bonto Panno SMA Belum Nikah
62 Jonathani 21 L Sukaria Mahasiswa Belum Nikah
63 Muh. Gafur 23 L Maros SMA Belum Nikah
64 Wahyudi. B 23 L Labakkang SMA Belum Nikah
65 Muhammad Takwa 22 L Pangkep SMA Belum Nikah
66 Fajar 23 L Bulutellue SMA Belum Nikah
67 Fajar Firmansyah 21 L Tonasa 2 SMA Belum Nikah
68 Rusli 16 L Bu’nea SMA Belum Nikah
69 Anwar. A 16 L Bulu Tellue SMA Belum Nikah
70 Muhammad Imran 22 L Bonto Panno Mahasiswa Belum Nikah
71 Ardiansyah 17 L Ujung Bassi SMA Belum Nikah
72 Sultan 17 L Ujung Bassi SMA Belum Nikah
73 Muh. Fakhrul Kr 16 L Siloro SMA Belum Nikah
74 Reski Aditia 16 L Siloro SMA Belum Nikah
75 Nur Alim Syam 16 L Siloro SMA Belum Nikah
76 Hendra Pratama 24 L Maccini baji SMA Belum Nikah
77 Ardiansyah 16 L Tondongkura SMA Belum Nikah
78 Muhammad Tamsil 16 L Tondongkura SMA Belum Nikah
79 Muh. Lutfi. S 19 L Tondongkura SMA Belum Nikah
80 Ferdiansyah 17 L Lanne SMA Belum Nikah
81 Muhammad Fazli 18 L Tondongkura SMA Belum Nikah
82 Abdul hurair 16 L Lanne SMA Belum Nikah
83 Mappe Amin 15 L Lanne SMA Belum Nikah
84 Muhammad Fahri 16 L Lanne SMA Belum Nikah
85 Sainul Alam 16 L Mario SMA Belum Nikah
86 Wawan Febrianto 16 L Tonasa 2 SMA Belum Nikah
87 M. Arif Fatur Rachman 16 L Biring Ere SMA Belum Nikah
88 Muhammad Zulkifli 16 L Ujung Bassi SMA Belum Nikah
59
89 Alif Mutalif 17 L Bontoa SMA Belum Nikah
90 Andi. Muhammad Pajel 17 L Bonto Panno SMA Belum Nikah
91 Muhammad Hajar 16 L Bonto Panno SMA Belum Nikah
92 Irsan Apriandi 16 L Bonto Panno SMA Belum Nikah
93 Muh. Jabal Nur 17 L Ujung Bassi SMA Belum Nikah
94 Rahmawati, S.Kep 32 P Sapanang S1 Nikah
95 Niya, S.Kep 26 P Salebbo S1 Nikah
96 Irma, S.Kep 22 P Makassar S1 Nikah
97 Hijrah 21 P Jl. Racing C Mahasiswi Belum Nikah
98 Salma 19 P Bulo – Bulo Mahasiswi Belum Nikah
99 Nur Dewi 19 P Bulo – Bulo Mahasiswi Belum Nikah
100 Junatan Pattola 21 L Toraja Mahasiswa Belum Nikah
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2019
60
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian
61
Lampiran 7. Jenis Flora yang ada pada Wisata Permandian Alam Baruttung
N Nama
Nama Ilmiah Gambar
o. lokal
2. Jambu Anacerdium
Mente Occidentale
62
3. Bambu Bambuseae
4. Pohon Arenga
Enau Pinnata
63
5. Pohon Picus Carica
Ara
6. Pohon Amaurornis
Rengas phoenicurus
64
7. Pohon Mangifera
Mangga indica
8 Beringin Ficus
Pencekik Annulata
65
Lampiran 8. Jenis Fauna yang ada pada Wisata Permandian Alam Baruttung
Nama
No. Nama Ilmiah Gambar
lokal
1. Kadal Lacerta
agilis
66
3. Monyet Macaca
Hitam Maura
67
Gambar 14.Mesjid Khairul Al- Amin Kecamatan Tondong Tallasa
68
RIWAYAT HIDUP
Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan tingkat menengah pertama
(SMP) Negeri 2 Tondong Tallasa dan tamat pada tahun 2009. Selanjutnya pada tahun
yang sama penulis melanjutkan pendidikan tingkat menengah atas (SMA) Negeri 1
Tondong Tallasa, Pangkep dan tamat pada tahun 2012. Ditahun 2015 penulis
69