Daftar Isi
Halaman
********************
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2013
(Disajikan dalam Rupiah)
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2c,2f,4 68.655.293.829 94.246.727.147
Investasi jangka pendek 2g,5,14 10.300.000.000 12.300.000.000
Piutang usaha - neto 2t,6,14 1.079.434.620.482 988.796.951.552
Piutang lain-lain 2t,7,32
Pihak berelasi 2e,30 29.618.637.944 4.974.572.348
Pihak ketiga 249.280.367.221 149.933.661.311
Persediaan - neto 2h,8,14 784.448.370.204 845.134.822.538
Pajak dibayar di muka 9a 2.375.293.808 1.860.614.471
Biaya dibayar di muka dan uang muka 2i,10 38.113.625.106 35.799.098.943
Jumlah Aset Lancar 2.262.226.208.594 2.133.046.448.310
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
1
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
31 Desember 2013
(Disajikan dalam Rupiah)
LIABILITAS LANCAR
Hutang bank dan cerukan 2t,5,6,8,11,14 794.146.779.143 782.136.517.614
Hutang usaha 2c,2t,15
Pihak berelasi 2e,30 154.596.909.244 111.844.960.137
Pihak ketiga 435.556.959.058 498.738.031.134
Hutang lain-lain 2c,16 85.485.874.410 33.752.097.127
Hutang pajak 2n,17 30.816.231.943 13.894.995.321
Pendapatan ditangguhkan 2d 3.194.223.780 3.590.195.263
Beban akrual 2d,18 42.163.492.866 59.903.727.723
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 2d,19 19.799.153.512 22.778.173.387
Jumlah Liabilitas Lancar 1.565.759.623.956 1.526.638.697.706
EKUITAS
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
2
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
LAPORAN LABA RUGI KOMREHENSIF KONSOLIDASIAN
Tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2013
(Disajikan dalam Rupiah)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
3
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2013
(Disajikan dalam Rupiah)
Saldo Laba
Saldo per 31 Desember 2011 91.849.275.000 9.056.550.000 (3.023.998.349) 18.369.855.000 398.523.949.125 514.775.630.776 8.763.334.048 523.538.964.824
Saldo per 31 Desember 2012 91.849.275.000 9.056.550.000 (3.023.998.349) 18.369.855.000 452.613.184.065 568.864.865.716 9.950.146.591 578.815.012.307
Saldo per 31 Desember 2013 91.849.275.000 9.056.550.000 (3.023.998.349) 18.369.855.000 515.322.790.786 631.574.472.437 9.417.564.261 640.992.036.698
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
4
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2013
(Disajikan dalam Rupiah)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
5
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
PT Tigaraksa Satria Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Jakarta berdasarkan akta No. 35 dari notaris
M.M.I. Wiardi, S.H., tanggal 17 November 1986. Akta pendirian ini telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
No. C2-3127.HT.01.01.Th.87 tanggal 21 April 1987 serta diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 101 tanggal 19 Desember 1989, Tambahan No. 3682. Anggaran Dasar
Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir diubah dengan akta No. 64 dari
notaris Dr. Misahardi Wilamarta, S.H., M.H., M.Kn., L.L.M., tanggal 20 Agustus 2010, mengenai
perubahan sebagian pasal dalam Anggaran Dasar Perusahaan guna menyesuaikan dengan
peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”), yang
fungsinya sejak 1 Januari 2013 dialihkan menjadi Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”), Nomor IX.J.1
Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 tentang
Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat
Ekuitas dan Perusahaan Publik. Akta perubahan Anggaran Dasar tersebut telah diterima dan
dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat No. AHU-AH.01.10-22918
tanggal 3 September 2010. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan ini, Perusahaan belum
menerima pengumuman dalam Berita Negara atas perubahan tersebut di atas.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah
bergerak dalam bidang perdagangan, perindustrian, percetakan, pertambangan, pengangkutan,
pembangunan, pertanian, administrasi dan agen. Saat ini kegiatan utama Perusahaan meliputi
bidang distribusi produk-produk beberapa prinsipal. Selain itu, Perusahaan melakukan investasi
pada beberapa perusahaan. Perusahaan memiliki hak atas merek dagang Crystal Dentiss, Blue
Gaz, Always Ahead, dan Tira S&D System.
Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan Kantor Pusat di Graha Sucofindo Lantai 13, Jl. Raya
Pasar Minggu Kav. 34, Jakarta Selatan, dengan kantor cabang di kota-kota besar lainnya di
Indonesia.
Perusahaan tidak memiliki Entitas Induk tunggal dan Entitas Induk terakhir.
Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian,
yang telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh direksi Perusahaan pada tanggal
21 Maret 2014.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (kini keduanya telah melebur menjadi PT Bursa Efek
Indonesia) sebanyak 918.492.750 saham, dengan rincian sebagai berikut:
• Penawaran umum kepada masyarakat sebesar 2.500.000 saham dengan harga penawaran
Rp5.750 per saham, sesuai dengan Surat Izin Menteri Keuangan Republik Indonesia
No. SI-104/SHM/MK.10/1990 tanggal 21 April 1990.
• Pencatatan sebesar 2.420.000 saham pendiri (partial listing), sesuai dengan Surat Ketua
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) (sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK)) No. S-626/PM/1990 tanggal 6 Juni 1990.
• Pencatatan sebesar 1.580.000 saham pendiri (partial listing), sesuai dengan Surat Ketua
BAPEPAM No. S-460/PM/1991 tanggal 13 April 1991.
6
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan)
• Pencatatan sebesar 7.000.000 saham (company listing), sesuai dengan Surat Ketua
BAPEPAM No. S-881/PM/1991 tanggal 17 Juni 1991.
• Penawaran umum terbatas kepada para pemegang saham sebesar 27.000.000 saham
setelah memperoleh Surat Pernyataan Efektif dari BAPEPAM No. S-1265/PM/1991 tanggal
14 Agustus 1991.
• Konversi saham dari obligasi konversi sebesar 8.097.500 saham (pre listing) sesuai dengan
Surat Persetujuan Pencatatan Saham dari PT Bursa Efek Jakarta No. S-205/BEJ.1.2/VIII/1995
tanggal 14 Agustus 1995 dan PT Bursa Efek Surabaya No. 48/EMT/LIST/BES/VIII/95 tanggal
23 Agustus 1995.
• Pembagian saham bonus sebesar 38.878.000 saham yang berasal dari agio saham hasil
penawaran umum saham, sesuai dengan Surat Persetujuan Pencatatan Saham dari PT Bursa
Efek Jakarta No. S-280/BEJ.1-2/0796 tanggal 15 Juli 1996 dan PT Bursa Efek Surabaya
No. 43/EMT/LIST/BES/VII/1996 tanggal 11 Juli 1996.
• Pencatatan Saham Tambahan Hasil Pemecahan Nilai Nominal Saham (Stock Split) dari
Rp1.000 menjadi Rp100, sesuai dengan surat Pengumuman dari PT Bursa Efek Jakarta
No. PENG-821/BEJ.PSJ/P/08-2005 tertanggal 25 Agustus 2005 dan PT Bursa Efek Surabaya
No. JKT-372/LIST-PENG/BES/VIII/2005 tertanggal 29 Agustus 2005, di mana pencatatan
saham tambahan tersebut berlaku efektif sejak tanggal 30 Agustus 2005. Jumlah saham yang
tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya bertambah pada tahun 2005 dari
87.475.500 saham menjadi 874.755.000 saham.
• Pencatatan saham tambahan sejumlah 43.737.750 saham yang berasal dari dividen
saham sesuai dengan Surat Persetujuan Pencatatan Saham dari PT Bursa Efek Jakarta
No. S-0651/BEJ-PSJ/6/2006 tertanggal 16 Juni 2006 dan PT Bursa Efek Surabaya
No. JKT-093/LIST-EMITEN/BES/VII/2006 tertanggal 7 Juli 2006. Pencatatan saham tambahan
tersebut berlaku efektif sejak tanggal 10 Juli 2006.
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, struktur Perusahaan dan Entitas Anak adalah
sebagai berikut:
Jumlah aset Jumlah aset
Tahun 31 Desember 2013 31 Desember 2012
operasi (dalam ribuan (dalam ribuan
Entitas Anak Persentase kepemilikan Domisili Jenis usaha komersial Rupiah) * Rupiah)
2013 2012
PT Tira Satria Properti (TSP) 99,89% 99,89% Jakarta Pembangunan dan menyewakan - 2.300 2.300
gudang, Entitas Anak
belum beroperasi.
7
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan)
c. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (lanjutan)
BGI beberapa kali membagikan dividen yang berbeda kepada para pemegang saham; dividen kas
kepada PT Tigaraksa, Perusahaan afiliasi, dan dividen saham kepada Perusahaan. Sebagai
akibatnya, persentase pemilikan saham Perusahaan di BGI meningkat hingga saat ini menjadi
75%. Dampak perubahan atas struktur modal BGI pada Perusahaan disajikan sebagai bagian
ekuitas pada akun “Selisih Transaksi dengan Pihak Nonpengendali” dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian.
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan yang
diselenggarakan pada tanggal 13 April 2012, yang dinyatakan dalam akta No. 39 dari Notaris
Stephanie Wilamarta, S.H., dengan tanggal yang sama, adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Meity Tjiptobiantoro
Komisaris : Shinta Widjaja Kamdani
Chandra Natalie Widjaja
Komisaris Independen : Fauzy
Arifin Ekayanto Herwana
Direksi
Presiden Direktur : Lianne Widjaja
Direktur : Budy Purnawanto
Adhi Bertus Supit
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai
berikut:
31 Desember 2013
Ketua : Fauzy
Anggota : Arifin Ekayanto Herwana
Prawira Atmadja
31 Desember 2012
Ketua : Fauzy
Anggota : Thomas H. Secokusumo
Prawira Atmadja
Jumlah beban kompensasi bruto bagi manajemen kunci (termasuk Dewan Komisaris dan Direksi)
untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, adalah sebagai
berikut:
31 Desember 2013 31 Desember 2012
Imbalan kerja jangka pendek
Dewan Komisaris 1.330.000.000 1.330.000.000
Direksi dan manajemen kunci lainnya 11.443.334.896 12.188.507.719
Imbalan kerja jangka panjang
Manajemen kunci lainnya 3.491.040.000 3.476.720.385
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Direksi dan manajemen kunci lainnya 22.145.000.000 17.511.825.000
Jumlah 38.409.374.896 34.507.053.104
8
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan)
Jumlah karyawan Perusahaan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
masing-masing sebanyak 2.166 dan 1.879 karyawan.
Kebijakan akuntansi utama yang telah diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
adalah sebagai berikut:
Pernyataan kepatuhan
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interprestasi yang dikeluarkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan-peraturan serta Pedoman
Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(”OJK”).
Laporan keuangan konsolidasian disusun atas dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas, dan
menggunakan konsep biaya historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan
pengukuran lain sebagaimana dijelaskan di kebijakan akuntansi dari masing-masing akun
tersebut.
Laporan arus kas konsolidasian menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas
yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas
operasi disajikan dengan menggunakan metode langsung.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini
adalah mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan.
b. Prinsip-prinsip konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Entitas-entitas Anak
seperti yang disebutkan pada Catatan 1c yang dimiliki oleh Perusahaan (secara langsung atau
tidak langsung) dengan kepemilikan saham lebih dari 50%.
Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang
belum direalisasi) telah dieliminasi.
Entitas-entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan
dan Entitas Anak memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan
pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki, secara langsung atau
tidak langsung melalui Entitas-entitas Anak, lebih dari setengah hak suara entitas.
Seluruh laba rugi komprehensif diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan
nonpengendali (“KNP”) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.
Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan dan Entitas Anak:
i) menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill) dan liabilitas entitas anak;
ii) menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
9
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
iii) menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada;
iv) mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
v) mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
vi) mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam
laporan laba rugi komprehensif; dan
vii) mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan
komprehensif ke laporan laba rugi komprehensif, atau mengalihkan secara langsung ke saldo
laba.
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas-entitas Anak yang
diatribusikan pada kepentingan ekuitas yang tidak dimiliki secara langsung maupun tidak langsung
oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian
yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
10
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan dan Entitas Anak jika:
a. langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak
(i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama,
dengan Perusahaan dan Entitas Anak; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan dan
Entitas Anak yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan dan Entitas Anak; atau
(iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan dan Entitas Anak;
b. suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan dan Entitas Anak;
c. suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan dan Entitas Anak sebagai venturer;
d. suatu pihak adalah anggota dari personil dari manajemen kunci Perusahaan dan Entitas
Anak;
e. suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan (a) atau (d);
f. suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi
signifikan oleh atau untuk pihak yang memiliki hak suara signifikan pada beberapa entitas,
langsung maupun tidak langsung, yaitu individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e);
g. suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan
dan Entitas Anak atau entitas yang terkait dengan Perusahaan dan Entitas Anak.
Semua transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi dilakukan dengan persyaratan dan kondisi
yang disepakati oleh kedua belah pihak dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan
transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi.
Semua transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang berelasi diungkapkan dalam Catatan 30 atas
laporan keuangan konsolidasian.
h. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah.
Perusahaan dan Entitas Anak menentukan biaya perolehan dengan metode rata-rata tertimbang.
Biaya dibayar di muka diamortisasi sesuai dengan masa manfaatnya dengan menggunakan
metode garis lurus (straight-line method).
11
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
j. Aset tetap
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan, dan
penurunan nilai kecuali tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa
manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan prasarana 4 - 20
Mesin dan peralatan pabrik 10
Tabung gas 10
Peralatan dan perabot kantor 4 - 10
Alat cetak, perlengkapan dan peralatan lain 4-5
Kendaraan 4-5
Nilai residu aset, umur manfaat dan metode penyusutan dievaluasi setiap akhir tahun finansial
dan disesuaikan secara prospektif jika diperlukan.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian pada saat terjadinya; biaya pemugaran dan penambahan dalam jumlah
signifikan yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang
akan datang dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual, biaya
perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang
bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul dilaporkan pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
k. Aset takberwujud
Aset takberwujud terdiri dari:
(a) Lisensi perangkat lunak komputer
Biaya perolehan untuk lisensi penggunaan perangkat lunak komputer SAP dikapitalisasi
sebagai aset takberwujud dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama 5 (lima) tahun.
(b) Goodwill
Goodwill diuji penurunan nilainya setiap tahun dan dicatat sebesar harga perolehan dikurangi
dengan akumulasi kerugian penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai atas goodwill tidak
dapat dipulihkan. Keuntungan dan kerugian pelepasan entitas mencakup jumlah tercatat
goodwill yang terkait dengan entitas yang dijual.
12
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
l. Aset lain-lain
Aset-aset yang tidak digunakan dalam usaha dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai
realisasi neto, mana yang lebih rendah. Aset tersebut tidak disusutkan dan disajikan dalam akun
Aset lain-lain pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
Setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan penelaahan
untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai aset. Perusahaan dan Entitas Anak
mengakui rugi penurunan nilai aset apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali
(recoverable amount) dari suatu aset lebih rendah dari nilai tercatatnya. Pemulihan atas
penurunan nilai diakui sebagai laba pada tahun terjadinya pemulihan.
n. Pajak penghasilan
Pajak Kini
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak tahun yang bersangkutan yang
dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Penghasilan kena pajak berbeda dengan laba yang dilaporkan dalam laba atau rugi karena
penghasilan kena pajak tidak termasuk bagian dari pendapatan atau beban yang dikenakan pajak
atau dikurangkan di tahun-tahun yang berbeda, dan juga tidak termasuk bagian-bagian yang tidak
dikenakan pajak atau tidak dapat dikurangkan.
Pajak Tangguhan
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui berdasarkan beda temporer yang timbul dari perbedaan
jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan konsolidasian dengan dasar
pengenaan pajak aset dan liabilitas pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa yang
akan datang, seperti rugi fiskal yang belum dikompensasi, diakui sepanjang besar kemungkinan
manfaat tersebut dapat direalisasi.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan
berlaku pada saat aset tersebut direalisasi atau liabilitas tersebut diselesaikan, berdasarkan tarif
pajak yang berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.
Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan akibat perubahan tarif pajak diakui
dalam operasi tahun berjalan, kecuali bila berhubungan dengan hal-hal yang sebelumnya telah
dibebankan atau dikreditkan pada ekuitas.
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila
diajukan permohonan keberatan atau banding, ketika hasil keberatan atau banding sudah
ditetapkan.
Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan disaling-hapuskan jika terdapat hak secara
hukum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini, atau aset
dan liabilitas pajak tangguhan pada entitas yang sama, Perusahaan dan Entitas Anak yang
bermaksud untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas lancar berdasarkan jumlah
neto.
13
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
o. Imbalan kerja
Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”.
Revisi PSAK No. 24 (Revisi 2010) yang relevan terhadap Perusahaan dan Entitas Anak adalah
diperbolehkannya entitas untuk menerapkan metode yang sistematis atas pengakuan yang lebih
cepat dari kerugian/keuntungan aktuarial, yang antara lain adalah pengakuan langsung dari
seluruh keuntungan/kerugian aktuarial. Karena Perusahaan dan Entitas Anak tidak memilih
metode ini namun tetap menggunakan metode pengakuan keuntungan/kerugian yang jatuh di luar
“koridor” seperti diuraikan lebih lanjut berikut ini, maka penerapan awal PSAK No. 24 yang direvisi
tersebut tidak memberikan pengaruh atas laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan
Entitas Anak.
Pensiun
Perusahaan dan Entitas Anak menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk karyawan
tetap yang memenuhi syarat.
Aset dari program pensiun manfaat pasti Perusahaan dan Entitas Anak dikelola oleh Dana
Pensiun Tigaraksa Satria (DPTRS) yang pendiriannya telah disetujui oleh Menteri Keuangan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-430/KM.17/1996
tanggal 6 November 1996. Program tersebut didanai melalui kontribusi dari karyawan Perusahaan
dan Entitas Anak. Sejak tahun 2006, Perusahaan dan Entitas Anak serta karyawan peserta
DPTRS tidak memberikan kontribusi kepada DPTRS karena status pendanaannya sudah berlebih.
Perusahaan dan Entitas Anak membayar manfaat pensiun berdasarkan ketentuan Dana Pensiun
dan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 (UUTK), mana yang lebih tinggi. Beban
pensiun yang diakui telah dihitung secara aktuaria sesuai dengan UUTK atau ketentuan Dana
Pensiun, mana yang lebih tinggi.
Suatu aset diakui ketika nilai wajar aset program melebihi jumlah liabilitas manfaat pasti. Aset
diakui pada nilai yang lebih rendah dari kelebihan dan jumlah akumulasi kerugian aktuarial neto
dan biaya jasa lalu yang tidak diakui dan nilai kini dari manfaat ekonomis yang tersedia dalam
bentuk pengembalian dana dari program atau pengurangan iuran masa depan.
Imbalan pasca-kerja
Perusahaan dan Entitas Anak juga membukukan imbalan pasca-kerja manfaat pasti untuk
karyawan yang bukan merupakan anggota DPTRS sesuai dengan UUTK. Perusahaan
membentuk pendanaan yang ditempatkan atau diinvestasikan sehubungan dengan imbalan
pasca-kerja ini, namun tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Entitas Anak.
14
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini
liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui,
dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
p. Sewa
Perusahaan dan Entitas Anak mengklasifikasikan sewa berdasarkan sejauh mana risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada
substansi transaksi daripada bentuk kontraknya, pada tanggal pengakuan awal.
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewa. Sewa tersebut
dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dan pembayaran sewa
minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan
antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas,
sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas
saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan langsung sebagai laba atau rugi.
Jika terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada
akhir masa sewa, aset sewaan disusutkan selama masa penggunaan aset yang diestimasi
berdasarkan umur manfaat aset tersebut. Jika tidak terdapat kepastian tersebut, maka aset
sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan atau
masa sewa. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi jual dan sewa-balik kembali ditangguhkan
dan diamortisasi selama sisa masa sewa.
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial
seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Dengan demikian, pembayaran
sewa diakui sebagai beban pada operasi dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama
masa sewa.
Sewa di mana Perusahaan dan Entitas Anak tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko
dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif pada tanggal
31 Desember 2013 dan 2012. Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih
residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham beredar pada tahun yang bersangkutan.
r. Informasi segmen
Informasi segmen disusun dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan konsolidasian. Segmen usaha adalah komponen Perusahaan dan
Entitas Anak yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa
individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan
imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
15
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Segmen geografis adalah komponen Perusahaan dan Entitas Anak yang dapat dibedakan dalam
menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu
memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang
beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada
setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga
dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
s. Penggunaan estimasi
t. Instrumen keuangan
Pengakuan awal
Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 diklasifikasikan sebagai aset keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang,
investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual.
Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan
awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun
keuangan.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar. Dalam hal aset keuangan
tidak diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah
dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun
waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan maupun kebiasaan yang berlaku di pasar
(pembelian secara reguler) diakui pada tanggal perdagangan, seperti tanggal dimana
perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.
Aset keuangan Perusahaan dan Entitas Anak mencakup kas dan setara kas, investasi jangka
pendek, piutang usaha dan piutang lain-lain, uang jaminan, piutang pihak berelasi dan aset
tidak lancar lain-lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan
tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga
efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat
pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta
melalui proses amortisasi.
16
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pengakuan awal
Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 diklasifikasikan sebagai liabilitas
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan liabilitas keuangan lain
yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau tidak ditetapkan sebagai liabilitas keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Perusahaan dan Entitas Anak
menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.
Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal hutang dan
pinjaman dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Liabilitas keuangan Perusahaan dan Entitas Anak mencakup hutang bank dan cerukan,
hutang usaha dan hutang lain-lain, beban akrual, uang jaminan, dan liabilitas jangka panjang
lainnya.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum
untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas
keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar
neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.
Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan
ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar
pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar
aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut
meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s-length
market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara
substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya.
Biaya perolehan yang diamortisasi diukur dengan menggunakan metode suku bunga efektif
dikurangi penyisihan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan
ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi
serta komisi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan dan Entitas Anak mengevaluasi
apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan
mengalami penurunan nilai.
17
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian
tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas
masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini
estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari
aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka
tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku
bunga efektif yang berlaku.
Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan penurunan nilai
dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya
berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan
piutang beserta dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang
realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau
dialihkan kepada Perusahaan dan Entitas Anak. Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi
kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang
terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya
bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan penurunan nilai. Jika di
masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui
pada laba atau rugi.
Perusahaan dan Entitas Anak menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk
mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak yang bertransaksi antara instrumen yang
diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan.
Dalam penentuan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Perusahaan dan Entitas
Anak terkait dengan instrumen keuangan tersebut ikut diperhitungkan.
(vii)Penghentian pengakuan
Aset keuangan
Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk
bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila:
(1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau
(2) Perusahaan dan Entitas Anak memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal
dari aset keuangan tersebut atau menanggung liabilitas untuk membayar arus kas yang
diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu
kesepakatan penyerahan dan salah satu diantara (a) Perusahaan dan Entitas Anak secara
substansial memindahkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan
tersebut, atau (b) Perusahaan dan Entitas Anak secara substansial tidak memindahkan dan
tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun
telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut.
Liabilitas keuangan
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak
dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
18
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Perusahaan namun belum
berlaku efektif untuk laporan keuangan tahun 2013:
• PSAK No. 4 (2013), “Laporan Keuangan Konsolidasian Dan Laporan Keuangan Tersendiri”
PSAK ini hanya mengatur persyaratan akuntansi ketika entitas induk menyajikan laporan
keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan. Pengaturan akuntansi untuk laporan
keuangan konsolidasian diatur dalam PSAK 65. Revisi PSAK No. 4 (2013) ini akan berlaku
efektif tanggal 1 Januari 2015.
Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi tersebut dan belum
menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan Perusahaan.
19
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pertimbangan
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi
Perusahaan dan Entitas Anak yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam
laporan keuangan konsolidasian:
Perusahaan dan Entitas Anak menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset
keuangan dan liabilitas keuangan sesuai dengan definisi yang ditetapkan PSAK No. 55
(Revisi 2011). Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan
kebijakan akuntansi Perusahaan dan Entitas Anak seperti diungkapkan pada Catatan 2t.
Asumsi kunci mengenai masa depan dan sumber kunci lainnya untuk estimasi ketidakpastian pada
akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan yang menyebabkan penyesuaian material
terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijabarkan sebagai
berikut:
Perusahaan dan Entitas Anak mengestimasi masa manfaat dari aset tetap dan aset tak
berwujudnya berdasarkan utilisasi dari aset yang didukung oleh rencana dan strategi usaha
dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi di masa depan dan perilaku pasar. Estimasi
dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Perusahaan dan Entitas Anak
secara kolektif terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang
setara. Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir tahun pelaporan dan diperbarui
jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik,
keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari
aset. Tetapi terdapat kemungkinan bahwa hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi
secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan
faktor-faktor yang disebutkan di atas.
Jumlah dan waktu dari beban yang dicatat untuk setiap periode akan terpengaruh oleh perubahan
atas faktor-faktor dan situasi tersebut. Pengurangan dalam estimasi masa manfaat dari aset tetap
Perusahaan dan Entitas Anak akan meningkatkan beban operasi dan menurunkan aset tidak
lancar yang dicatat.
Perusahaan dan Entitas Anak melakukan penelaahan atas nilai tercatat aset pajak tangguhan
pada setiap akhir periode pelaporan dan mengurangi nilai tersebut sampai sebesar kemungkinan
aset tersebut tidak dapat direalisasikan, dimana penghasilan kena pajak yang tersedia
memungkinkan untuk penggunaan seluruh atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut.
Penelaahan Perusahaan dan Entitas Anak atas pengakuan aset pajak tangguhan untuk
perbedaan temporer yang dapat dikurangkan didasarkan atas tingkat dan waktu dari penghasilan
kena pajak yang ditaksirkan untuk periode pelaporan berikutnya. Taksiran ini berdasarkan hasil
pencapaian Perusahaan dan Entitas Anak di masa lalu dan ekspektasi di masa depan terhadap
pendapatan dan beban, sebagaimana juga dengan strategi perencanaan perpajakan di masa
depan. Tetapi tidak terdapat kepastian bahwa Perusahaan dan Entitas Anak dapat menghasilkan
penghasilan kena pajak yang cukup untuk memungkinkan penggunaan sebagian atau seluruh
bagian dari aset pajak tangguhan tersebut.
20
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Beban dari program pensiun manfaat pasti dan nilai kini dari kewajiban pensiun ditentukan dengan
menggunakan metode projected-unit-credit. Penilaian aktuaris termasuk membuat variasi asumsi
yang terdiri dari, antara lain, tingkat diskonto, tingkat pengembalian dana pensiun yang
diharapkan, tingkat kenaikan kompensasi dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dengan
asumsi Perusahaan dan Entitas Anak diakui sebagai pendapatan atau beban ketika akumulasi
laba atau rugi aktuarial neto pada akhir masa periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari
mana yang lebih tinggi antara nilai kini dari kewajiban manfaat pasti dan nilai wajar dari asset
dana pensiun pada tanggal tersebut. Dikarenakan kompleksitas dari penilaian, dasar asumsi dan
periode jangka panjang, kewajiban manfaat pasti sangat sensitif terhadap perubahan asumsi.
Perusahaan dan Entitas Anak percaya bahwa asumsi mereka telah memadai dan tepat,
perbedaan signifikan dalam pengalaman aktual Perusahaan dan Entitas Anak atau perubahan
signifikan dalam asumsi dapat mempengaruhi secara material beban dan kewajiban pensiun dan
imbalan kerja jangka panjang lainnya. Semua asumsi dievaluasi pada setiap tanggal pelaporan.
Dalam situasi tertentu, Perusahaan dan Entitas Anak tidak dapat menentukan secara pasti jumlah
liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena proses pemeriksaan, atau validasi
dengan otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan
perpajakan yang kompleks dan jumlah serta waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan.
Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti,
Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan
dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK No. 57,
“Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”. Perusahaan dan Entitas Anak membuat
analisa untuk semua posisi pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan jika
terdapat liabilitas.
Pada tanggal 31 Desember 2013, terdapat beberapa permohonan banding yang diajukan
Perusahaan dan Entitas Anak ke pengadilan pajak sehubungan dengan hasil pemeriksaan pajak
tahun pajak 2008, yang telah mendapatkan putusan dari pengadilan pajak dengan hasil ada yang
diterima dan ada yang ditolak. Terhadap permohonan banding yang putusannya ditolak oleh
pengadilan pajak, Perusahaan dan Entitas Anak mengajukan permohonan Peninjauan Kembali ke
Mahkamah Agung yang hasilnya belum dapat ditentukan saat ini. Perusahaan dan Entitas Anak
mencatat bunga dan denda untuk kekurangan pembayaran pajak penghasilan, jika ada, sebagai
penghasilan (beban) lain-lain dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
21
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tingkat bunga deposito berjangka Rupiah per tahun: 5,25 - 8,37% 5,50 - 7,50%
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh deposito berjangka memiliki jangka waktu kurang
dari tiga bulan dan tidak dijaminkan.
22
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tingkat bunga deposito berjangka Rupiah per tahun: 3,25% - 7,25% 3,25% - 7,25%
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, deposito berjangka Rupiah di atas memiliki jangka waktu
berkisar antara satu sampai dua belas bulan dan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank
Perusahaan (Catatan 14).
6. PIUTANG USAHA
a. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh piutang usaha berasal dari pihak ketiga.
31 Desember 2013 31 Desember 2012
Pihak ketiga:
Rupiah 1.098.537.644.995 1.004.227.977.114
Dolar Amerika Serikat - 3.192.539.380
1.098.537.644.995 1.007.420.516.494
Cadangan kerugian penurunan nilai (19.103.024.513) (18.623.564.942)
Neto 1.079.434.620.482 988.796.951.552
23
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2013 2012
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai
Saldo awal tahun 18.623.564.942 12.202.776.381
Penyisihan (Catatan 27) 9.951.958.626 10.645.578.518
Penghapusan (9.472.499.055) (4.224.789.957)
Saldo akhir tahun 19.103.024.513 18.623.564.942
Piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas hutang bank Perusahaan (Catatan 14).
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang usaha telah
memadai.
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas
piutang dari pihak ketiga.
7. PIUTANG LAIN-LAIN
24
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Piutang lain-lain kepada prinsipal merupakan insentif dari prinsipal serta beban promosi dan
operasional yang dibebankan kepada prinsipal sesuai dengan perjanjian.
Seluruh piutang lain-lain adalah dalam mata uang Rupiah. Manajemen berpendapat bahwa piutang
lain-lain dapat tertagih seluruhnya, sehingga tidak dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai.
8. PERSEDIAAN
Akun ini terdiri dari:
31 Desember 2013 31 Desember 2012
Barang dagangan/jadi 806.833.823.138 867.155.303.773
Bahan baku dan pembungkus 1.702.042.776 566.185.423
Jumlah 808.535.865.914 867.721.489.196
Cadangan kerugian penurunan nilai persediaan (24.087.495.710) (22.586.666.658)
Neto 784.448.370.204 845.134.822.538
2013 2012
Saldo awal 22.586.666.658 18.033.710.002
Penyisihan (Catatan 26) 17.565.929.930 15.208.042.775
Penghapusan (16.065.100.878) (10.655.086.119)
Saldo akhir 24.087.495.710 22.586.666.658
Persediaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank Perusahaan (Catatan 14).
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai persediaan tersebut telah
memadai.
25
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. PERSEDIAAN (lanjutan)
Pada tanggal 31 Desember 2013, persediaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Indrapura Tbk,
PT Asuransi Permata Nipponkoa Indonesia, PT Asuransi MSIG Indonesia, PT Asuransi Rama Satria
Wibawa, PT Asuransi Central Asia dan PT Asuransi Wahana Tata terhadap risiko kebakaran,
pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp806.071.103.232. Sedangkan
pada tanggal 31 Desember 2012, persediaan diasuransikan kepada PT Asuransi Indrapura Tbk,
PT Asuransi Permata Nipponkoa Indonesia, PT Asuransi MSIG Indonesia, PT Asuransi Central Asia
dan PT Asuransi Wahana Tata terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah
pertanggungan sebesar Rp843.526.554.583. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan
tersebut telah memadai untuk memenuhi kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko tersebut.
Perusahaan mengajukan klaim lebih bayar PPh Badan untuk tahun pajak 2008, sebesar
Rp4.456.780.625. Pada tahun 2010, setelah dilakukan pemeriksaan pajak, Direktorat Jenderal
Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPh badan sebesar
Rp31.403.491.341.
Perusahaan belum melakukan pembayaran atas SKPKB tersebut dan Perusahaan mengajukan
permohonan keberatan kepada Direktorat Jenderal Pajak pada tanggal 25 November 2010. Pada
tanggal 8 November 2011, Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan keputusan yang menolak
keberatan yang diajukan Perusahaan. Perusahaan mengajukan banding ke Pengadilan Pajak
pada tanggal 1 Febuari 2012. Pada tanggal 28 November 2013, Pengadilan Pajak memutuskan
untuk menolak permohonan banding Perusahaan. Selanjutnya, Perusahaan mengajukan
permohonan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung pada tanggal 5 Maret 2014.
Perusahaan sedang menunggu keputusan Mahkamah Agung atas Peninjauan Kembali tersebut
pada tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian ini.
26
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tahun 2010, sebagai hasil pemeriksaan pajak, Direktorat Jenderal Pajak juga menerbitkan
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPh Pasal 23 sebesar Rp7.483.657.408.
Perusahaan menyetujui koreksi dari Direktorat Jenderal Pajak sebesar Rp193.521.501 yang
dicatat sebagai beban denda pajak pada tahun buku 2010 dan Perusahaan mengajukan
keberatan kepada Direktorat Jenderal Pajak atas sisanya yang juga sudah dibayar kepada kantor
pajak sebesar Rp7.290.135.907. Pada tanggal 28 November 2011, Direktorat Jenderal Pajak
menerbitkan keputusan yang menolak sebagian besar keberatan yang diajukan Perusahaan dan
hanya mengurangi jumlah yang masih harus dibayar sebesar Rp5.663.641. Perusahaan
mengajukan banding atas keputusan tersebut ke Pengadilan Pajak pada tanggal 27 Desember
2011. Pada tanggal 28 November 2013, Pengadilan Pajak memutuskan untuk mengabulkan
permohonan banding yang diajukan Perusahaan sebesar Rp6.944.853.030 dan Perusahaan
menerima hasil keputusan tersebut. Perusahaan membebankan selisihnya sebesar
Rp339.619.236 pada beban operasi tahun berjalan.
Pada tahun 2013, Perusahaan menerima sejumlah Surat Tagihan Pajak (STP) PPN dari Direktorat
Jenderal Pajak dengan jumlah seluruhnya sebesar Rp1.219.461.290 akibat pembetulan SPT
Masa PPN yang dilakukan Perusahaan. Perusahaan mencatat STP tersebut sebesar
Rp1.100.762.028 sebagai denda pajak, sisanya sebesar Rp118.699.262 ditagihkan kepada pihak
ketiga karena merupakan kekeliruan pihak ketiga tersebut.
Pada tahun 2013, BGI, Entitas Anak, menerima sejumlah Surat Tagihan Pajak (STP) atas pajak
penghasilan pasal 4(2) dan pajak penghasilan pasal 23 pada tahun pajak Desember 2012 dari
Direktorat Jenderal Pajak dengan jumlah seluruhnya Rp1.007.775 akibat keterlambatan
pembayaran.
27
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Biaya perolehan
Tanah 26.118.311.445 - 1.114.472.500 3.475.000.000 28.478.838.945
Bangunan dan prasarana 39.133.179.783 5.800.940.088 4.358.578.280 11.757.676.761 52.333.218.352
Mesin dan peralatan pabrik 72.901.378.564 4.727.683.273 3.429.989.080 7.482.265.321 81.681.338.078
Tabung gas 236.477.352.385 182.241.938 276.074.376 - 236.383.519.947
Peralatan dan perabot 7.009.467.405 186.017.100 11.584.365 (6.645.000 ) 7.177.255.140
kantor
Alat cetak, perlengkapan 9.177.556.176 1.328.057.085 60.217.705 786.413.417 11.231.808.973
dan peralatan lain
Kendaraan 19.587.125.947 366.000.001 3.448.746.401 - 16.504.379.547
Aset dalam penyelesaian 10.917.559.939 12.610.843.060 - (23.494.710.499 ) 33.692.500
Akumulasi penyusutan
Bangunan dan prasarana 22.006.818.330 4.344.400.792 3.576.147.677 - 22.775.071.445
Mesin dan peralatan pabrik 55.955.621.539 5.436.259.845 3.407.468.138 5.233.583 57.989.646.829
Tabung gas 141.789.558.565 15.542.755.928 276.074.376 - 157.056.240.117
Peralatan dan perabot
kantor 5.316.062.861 543.178.222 11.584.365 (5.233.583 ) 5.842.423.135
Alat cetak, perlengkapan
dan peralatan lain 6.365.055.199 1.248.308.444 60.217.705 - 7.553.145.938
Kendaraan 15.317.595.456 1.726.899.212 3.448.746.401 - 13.595.748.267
Biaya perolehan
Tanah 26.180.203.613 - - (61.892.168 ) 26.118.311.445
Bangunan dan prasarana 32.677.743.578 6.640.720.885 185.284.680 - 39.133.179.783
Mesin dan peralatan pabrik 76.696.218.915 3.870.651.473 7.727.383.992 61.892.168 72.901.378.564
Tabung gas 218.662.923.247 18.284.033.839 469.604.701 - 236.477.352.385
Peralatan dan perabot 7.020.216.241 103.944.772 114.693.608 - 7.009.467.405
kantor
Alat cetak, perlengkapan 8.582.299.987 942.818.644 347.562.455 - 9.177.556.176
dan peralatan lain
Kendaraan 21.978.578.809 1.891.000.002 4.282.452.864 - 19.587.125.947
Aset dalam penyelesaian 75.000.000 10.842.559.939 - - 10.917.559.939
28
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Akumulasi penyusutan
Bangunan dan prasarana 18.773.612.192 3.415.370.818 182.164.680 - 22.006.818.330
Mesin dan peralatan pabrik 56.974.308.894 6.683.024.581 7.691.753.596 (9.958.340 ) 55.955.621.539
Tabung gas 126.811.188.891 15.447.974.372 469.604.698 - 141.789.558.565
Peralatan dan perabot
kantor 4.855.038.081 575.718.388 114.693.608 - 5.316.062.861
Alat cetak, perlengkapan
dan peralatan lain 5.699.641.537 1.009.021.011 343.607.349 - 6.365.055.199
Kendaraan 17.495.354.817 1.885.890.163 4.073.607.864 9.958.340 15.317.595.456
Aset dalam penyelesaian - - - - -
2013 2012
Beban pokok penjualan (Catatan 26) 20.465.852.351 19.263.092.015
Beban usaha (Catatan 27):
- Beban penjualan 4.505.230.354 3.169.968.373
- Beban umum dan administrasi 4.120.719.738 6.833.938.945
Jumlah 29.091.802.443 29.266.999.333
Perusahaan dan Entitas Anak memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di beberapa kota dengan
hak berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu antara 20 - 30 tahun yang akan jatuh tempo
antara tahun 2014 dan 2040. Manajemen berpendapat bahwa kepemilikan hak atas tanah tersebut
dapat diperpanjang karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti
kepemilikan yang memadai.
2
Pada tahun 2013 dan 2012, tanah seluas 5.529m yang berlokasi di Surabaya dan Makassar belum
tercatat atas nama Perusahaan dan Entitas Anak.
2 2
Tanah dan bangunan di atasnya seluas 22.813m pada tahun 2013 (2012: 45.913m ) yang terletak di
beberapa kota besar di Indonesia digunakan sebagai jaminan atas hutang yang diperoleh Perusahaan
dari Bank (Catatan 14).
Pada tahun 2013 dan 2012, keuntungan penjualan aset tetap terutama merupakan laba dari penjualan
tanah, bangunan, kendaraan dan perabotan milik Perusahaan dan Entitas Anak, adalah sebagai
berikut (Catatan 27c):
31 Desember 2013 31 Desember 2012
Hasil penjualan 22.931.132.319 2.128.715.556
Nilai buku (1.919.424.045) (251.550.505)
Laba penjualan 21.011.708.274 1.877.165.051
29
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 31 Desember 2013, seluruh aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan kepada
PT Asuransi Indrapura, PT Asuransi Permata Nipponkoa Indonesia, PT Asuransi MSIG Indonesia,
PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Rama Satria Wibawa dan PT Asuransi Wahana Tata terhadap
risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sejumlah
Rp162.137.687.463, AS$2.801.228 dan EUR285.901. Pada tanggal 31 Desember 2012, seluruh aset
tetap, kecuali tanah, diasuransikan kepada PT Asuransi Indrapura, PT Asuransi Permata Nipponkoa
Indonesia, PT Asuransi MSIG Indonesia, PT Asuransi Central Asia dan PT Asuransi Wahana Tata
terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sejumlah
Rp194.989.797.542 dan AS$1.768.600. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut
telah memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko tersebut.
Aset tetap yang tidak digunakan sementara pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar
Rp1.517.749.949 dengan nilai buku Rp145.556.136 dan pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar
Rp485.572.545 dengan nilai buku Rp23.557.146. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak
terdapat aset tetap baik tanah maupun bangunan yang dihentikan dari penggunaan aktif dan tidak
diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual.
Pada tanggal 31 Desember 2013, BGI, Entitas Anak, memiliki aset dalam penyelesaian yaitu
pembangunan mesin cuci tabung dengan persentase penyelesaian mencapai 50% dan diperkirakan
akan selesai pada April 2014.
Jumlah harga perolehan aset tetap yang telah disusutkan penuh dan masih digunakan per
31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp142.341.143.574 dan Rp140.731.597.353.
Nilai wajar aset tetap untuk tanah dan bangunan per 31 Desember 2013 adalah sebesar
Rp204.182.168.151 (31 Desember 2012: Rp170.361.200.000).
Biaya perolehan
Akumulasi amortisasi
30
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Biaya perolehan
Akumulasi amortisasi
Sisa masa umur manfaat aset takberwujud untuk piranti perangkat lunak dan lisensi berkisar antara
1 - 4 tahun dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus (straight-line).
Tidak terdapat penurunan nilai atas goodwill masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan
2012.
Beban amortisasi lisensi dan piranti perangkat lunak komputer berjumlah Rp1.698.673.608 untuk
tahun 2013 (2012: Rp1.654.288.656). Seluruh beban amortisasi disajikan sebagai bagian dari beban
umum dan administrasi dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 27).
Akun ini terutama merupakan bagian jangka panjang dari piutang karyawan non manajerial.
31
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC), Cabang Jakarta
Pada bulan Juni 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit sebesar Rp150.000.000.000 yang
digunakan untuk membiayai pembelian produk-produk susu dari para supplier Perusahaan yang telah
disetujui oleh bank, yaitu PT Sari Husada, PT Nutricia Indonesia Sejahtera, PT Wyeth Indonesia, dan
Kimberly Clark. Pada bulan April 2012, jumlah fasilitas dinaikkan menjadi sebesar Rp200.000.000.000
dengan fasilitas limit gabungan antara sub limit fasilitas Receivable Financing sebesar
Rp100.000.000.000 dengan tingkat bunga diskonto sebesar 3,00% per tahun dibawah suku bunga
kredit (Term Lending Rate) dari HSBC atau berkisar antara 8,40% - 8,70% pada tahun 2013 (2012:
berkisar antara 8,60% - 8,70% per tahun) dan fasilitas Supplier Financing sebesar Rp100.000.000.000
dengan tingkat bunga diskonto sebesar 2,75% per tahun dibawah suku bunga kredit (Term Lending
Rate) dari HSBC atau berkisar antara 8,50% - 8,70% pada tahun 2013 dan 2012. Fasilitas ini akan
berakhir pada tanggal 30 April 2014. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha sebesar
Rp100.000.000.000 (Catatan 6) dan persediaan sebesar Rp100.000.000.000 (Catatan 8) yang diikat
secara fidusia.
Pinjaman tersebut mengharuskan Perusahaan untuk menjaga current ratio minimum 1,1x, interest
coverage ratio minimum 2,0x, gearing ratio maksimal 1,5x, dividend payout ratio maksimum 50% dari
saldo laba. Selain itu, Perusahaan diharuskan untuk melakukan penerimaan atas piutang usaha yang
dijaminkan melalui rekening bank HSBC.
Pada bulan Juli 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit rekening koran sebesar
Rp150.000.000.000 dengan tingkat bunga sebesar cost of fund ditambah margin sebesar 2,00% per
tahun atau 8,75% per tahun selama tahun 2013. Fasilitas ini dijamin dengan persediaan Perusahaan
sebesar Rp150.000.000.000 yang diikat secara fidusia. Fasilitas ini akan berakhir pada tanggal
20 September 2014.
Pinjaman tersebut mengharuskan Perusahaan untuk menjaga current ratio minimal sebesar 1,1x;
gearing ratio maksimal 1,5x; dan interest coverage ratio minimum 2x.
Pada bulan Juni 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit (Short Term Loan) dalam bentuk
Account Payable Financing sebesar Rp95.000.000.000. Fasilitas kredit tersebut hanya dapat
digunakan untuk pembelian barang dari prinsipal ataupun supplier yang sudah disetujui oleh bank,
yaitu PT Sari Husada, PT Nutricia Indonesia, dan PT Wyeth Indonesia. Fasilitas tersebut akan jatuh
tempo pada tanggal 10 Juni 2014 dan tidak dijamin (clean loan). Pada bulan Augustus 2013, fasilitas
kredit ditambahkan, sehingga total fasilitas kedit menjadi sebesar Rp150.000.000.000 dengan tingkat
bunga untuk tahun 2013 berkisar antara 7,25% - 9,5%.
32
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pinjaman tersebut mengharuskan Perusahaan untuk menjaga debt service coverage ratio (DSCR)
minimum 1,2x, Debt Service Coverage Ratio (“DSCR”) = (EBITDA) / (% principal + interest), dimana
persentase principal adalah 10% dari total hutang.
Pada bulan Desember 2012, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit (Short Term Loan) sebesar
Rp100.000.000.000 dengan tingkat suku bunga mengambang yang berkisar antara 8,5% - 10,25% per
tahun selama tahun 2013 (2012: 8,5 per tahun). Fasilitas tersebut telah jatuh tempo pada tanggal
17 Desember tahun 2013. Perjanjian ini telah dilunasi pada tanggal 18 Maret 2014. Pinjaman ini
dijamin dengan persediaan Perusahaan sebesar Rp70.000.000.000 dan piutang usaha sebesar
Rp30.000.000.000 yang diikat secara fidusia.
Pinjaman tersebut mengharuskan Perusahaan untuk menjaga current ratio minimum 1,1x, interest
coverage ratio minimum 2,0x dan bank debt to equity ratio maksimum 2,5x.
Pada bulan Juni 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit (Demand Loan) sebesar
Rp50.000.000.000 dengan tingkat suku bunga mengambang berkisar antara 8,5% - 11% per tahun
selama tahun 2013 (2012: berkisar antara 8,5% - 9,25%). Fasilitas tersebut akan jatuh tempo pada
tanggal 9 Juni 2014. Pinjaman ini dijamin dengan persediaan Perusahaan sebesar Rp50.000.000.000
yang diikat secara fidusia.
Pinjaman tersebut mengharuskan Perusahaan untuk menjaga gearing ratio (Debt to Networth)
maksimal 1,5x, dan interest coverage ratio minimum 1,5x.
33
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada bulan Februari 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit pembiayaan piutang sebesar
Rp100.000.000.000 dengan tingkat bunga mengambang sebesar 2,00% di atas biaya pinjaman (cost
of fund). Pada bulan Juni 2011, fasilitas kredit diturunkan menjadi sebesar Rp50.000.000.000 dengan
tingkat bunga berkisar antara 8,40% - 12,25% per tahun selama tahun 2013 (2012: berkisar antara
8,40% - 9,00% per tahun). Fasilitas tersebut jatuh tempo pada tanggal 28 Februari 2014 dan telah
diperpanjang untuk masa 1 (satu) tahun berikutnya. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha
sebesar Rp50.000.000.000 yang diikat secara fidusia.
Pada tahun 2009, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit modal kerja sebesar Rp100.000.000.000
untuk pembelian barang dari prinsipal, yaitu PT Sari Husada, PT Nutricia Indonesia, dan PT Wyeth
Indonesia, yang dikenakan bunga sebesar cost of fund ditambah 2,75% per tahun atau berkisar antara
8,75% - 9,10% per tahun selama tahun 2012. Perusahaan telah melunasi pinjaman ini pada tanggal
30 Juni 2013.
Pada bulan September 2012, Perusahaan memperoleh dua fasilitas kredit pinjaman rekening koran
(PRK) dengan jumlah sebesar Rp17.000.000.000 dan fasilitas kredit pinjaman tetap sebesar
Rp115.000.000.000, yang digunakan untuk modal kerja Perusahaan.
Pinjaman ini dikenakan bunga mengambang sebesar bunga deposito ditambah margin 1,50% per
tahun untuk PRK 1, sedangkan bunga sebesar 11,25% per tahun untuk PRK 2 dan bunga sebesar
11% per tahun untuk kredit pinjaman tetap. Perjanjian ini telah dilunasi pada tanggal
5 September 2013.
Dengan telah berakhirnya perjanjian kredit pinjaman, maka seluruh jaminan fasilitas pinjaman sudah
2
tidak lagi dijaminkan. Jaminan tersebut adalah tanah HGB No. 03 milik Perusahaan seluas 15.600 m
2
dan tanah HGB No. 2569 milik BGI, Entitas Anak, seluas 7.500 m (Catatan 11), piutang usaha
sebesar Rp35.000.000.000 (Catatan 6) dan persediaan sebesar Rp75.000.000.000 (Catatan 8), yang
diikat secara fidusia. Fasilitas pinjaman PRK 1 dijamin dengan deposito berjangka sebesar
Rp2.000.000.000 yang ditempatkan pada bank tersebut (Catatan 5).
Perusahaan memperoleh fasilitas kredit lokal rekening koran sebesar Rp10.000.000.000 dengan
tingkat bunga sebesar 1,00% di atas tingkat bunga tertinggi dari deposito yang dijaminkan pada tahun
2013. Fasilitas ini tersedia sampai dengan tanggal 9 September 2014.
Fasilitas kredit ini dijamin dengan deposito berjangka sebesar Rp10.000.000.000 yang ditempatkan di
bank tersebut (Catatan 5). Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak ada saldo terhutang atas
fasilitas ini.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Perusahaan telah memenuhi semua rasio keuangan yang
dipersyaratkan.
34
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Hutang usaha merupakan hutang kepada pemasok terutama untuk pembelian bahan baku dan
barang jadi:
Jangka waktu kredit baik dari pemasok dalam maupun luar negeri berkisar antara 7 hari sampai
dengan 90 hari.
35
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pajak Kini
Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
dengan penghasilan kena pajak Perusahaan adalah sebagai berikut:
37
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Entitas Anak
PT Blue Gas Indonesia (Catatan 9a) 106.109.845 (1.728.981.342)
Perusahaan akan melaporkan penghasilan kena pajak dan beban pajak penghasilan tahun berjalan
untuk tahun 2013, sebagaimana disebutkan di atas, dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Badan (“SPT PPh Badan”) ke Kantor Pajak. Untuk tahun 2012, Perusahaan telah
melaporkan dalam penghasilan kena pajak SPT PPh Badan sesuai dengan jumlah tersebut di atas.
2013 2012
Laba sebelum beban pajak menurut
laporan laba rugi konsolidasian 196.472.715.597 162.459.671.136
38
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2013 2012
Penyesuaian saldo awal pajak tangguhan 410.512.128 40.659.595
Pajak Tangguhan
Pajak tangguhan dihitung berdasarkan selisih dari beda temporer antara jumlah tercatat aset dan
liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Rincian dari
aset dan liabilitas pajak tangguhan Perusahaan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut:
Dikreditkan Dikreditkan
(dibebankan) (dibebankan)
ke laporan ke laporan
laba rugi laba rugi
komprehensif komprehensif
1 Januari 2012 konsolidasian 31 Desember 2012 konsolidasian 31 Desember 2013
Perusahaan
Aset pajak tangguhan:
Liabilitas imbalan kerja 2.434.985.987 900.468.107 3.335.454.094 1.493.694.329 4.829.148.423
Penyisihan beban lain-lain 4.346.613.979 282.887.614 4.629.501.593 (757.634.990) 3.871.866.603
Penyisihan beban pemasaran 864.908.882 237.951.714 1.102.860.596 (314.631.302) 788.229.294
Pendapatan ditangguhkan 573.660.779 (129.586.361) 444.074.418 (79.108.743) 364.965.675
Liabilitas pajak tangguhan:
Penyusutan dan
amortisasi 409.398.879 (338.866.202 ) 70.532.677 477.622.110 548.154.787
Entitas Anak
PT Blue Gas Indonesia
Aset pajak tangguhan:
Beban penyisihan 2.750.702.603 (574.880.105) 2.175.822.498 (512.695.909) 1.663.126.589
Pendapatan ditangguhkan 409.905.060 43.569.338 453.474.398 (19.884.128) 433.590.270
Kesejahteraan karyawan 1.629.118.250 331.342.000 1.960.460.250 386.085.000 2.346.545.250
Liabilitas pajak tangguhan:
Penyusutan aset tetap (7.822.789.749) (775.774.819) (8.598.564.568) (647.476.473) (9.246.041.041 )
Entitas Anak
PT Gazenta Niaga
Aset pajak tangguhan:
Liabilitas imbalan kerja - - - 13.628.616 13.628.616
Penyisihan beban lain-lain - - - 8.120.001 8.120.001
Sub-jumlah - - - 21.748.617 21.748.617
Jumlah (22.888.714) 47.718.511
39
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah penghasilan kena pajak pada
masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat
dikurangkan. Manajemen Perusahaan dan Entitas Anak berkeyakinan bahwa aset pajak tangguhan
dapat dimanfaatkan di masa mendatang.
Akun ini terdiri dari akrual atas gaji, tunjangan dan bonus karyawan.
21. KEPENTINGAN NONPENGENDALI ATAS ASET NETO DAN LABA BERSIH ENTITAS ANAK
Akun ini terdiri dari kepentingan nonpengendali atas aset neto dan laba bersih BGI dan PT Gazenta
Niaga masing-masing sebesar Rp9.417.564.261 dan Rp4.104.369.970 pada tahun 2013 serta
Rp9.950.146.591 dan Rp5.258.168.643 pada tahun 2012. Pada tahun 2013, TSP masih mengalami
defisit modal sehingga tidak terdapat kepentingan nonpengendali atas aset neto TSP.
40
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2013
Jumlah Saham
Ditempatkan dan Persentase
Nama Pemegang Saham Disetor Penuh Kepemilikan (%) Jumlah
PT Penta Widjaja Investindo 342.688.350 37,310 34.268.835.000
PT Sarana Ledaun 280.747.950 30,566 28.074.795.000
PT Widjajatunggal Sejahtera 232.707.300 25,336 23.270.730.000
PT Ekatriadi Kusuma 42.854.700 4,666 4.285.470.000
The Bank of Singapore Limited 7.000.000 0,762 700.000.000
Robert Budiarto Widjaja 3.325.400 0,362 332.540.000
Koperasi Karyawan PT Tigaraksa Satria 2.996.070 0,326 299.607.000
Masyarakat (masing-masing di bawah 5%) 6.172.980 0,672 617.298.000
Jumlah 918.492.750 100,000 91.849.275.000
31 Desember 2012
Jumlah Saham
Ditempatkan dan Persentase
Nama Pemegang Saham Disetor Penuh Kepemilikan (%) Jumlah
PT Penta Widjaja Investindo 342.688.350 37,310 34.268.835.000
PT Sarana Ledaun 280.747.950 30,566 28.074.795.000
PT Widjajatunggal Sejahtera 232.707.300 25,336 23.270.730.000
PT Ekatriadi Kusuma 42.854.700 4,666 4.285.470.000
The Bank of Singapore Limited 7.000.000 0,762 700.000.000
Robert Budiarto Widjaja 3.282.400 0,357 328.240.000
Koperasi Karyawan PT Tigaraksa Satria 2.996.070 0,326 299.607.000
Masyarakat (masing-masing di bawah 5%) 6.215.980 0,677 621.598.000
Jumlah 918.492.750 100,000 91.849.275.000
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, akun ini merupakan agio saham yang timbul dari
transaksi-transaksi berikut ini:
Jumlah 9.056.550.000
41
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Perusahaan
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana tercantum dalam akta No. 88
tanggal 18 April 2013 dari Dr. Misahardi Wilamarta, S.H., M.H., M.Kn., L.L.M., notaris di Jakarta, para
pemegang saham Perusahaan menyetujui pembagian dividen kas untuk tahun buku 2012 kepada
para pemegang saham sebesar Rp67.049.970.750 atau Rp73 per saham. Pada tanggal
31 Desember 2013, seluruh dividen telah dibayarkan.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana tercantum dalam akta No. 29
tanggal 13 April 2012 dari Stephanie Wilamarta, S.H., notaris di Jakarta, para pemegang saham
Perusahaan menyetujui pembagian dividen kas untuk tahun buku 2011 kepada para pemegang
saham sebesar Rp58.324.289.625 atau Rp63,50 per saham. Pada tanggal 31 Desember 2012,
seluruh dividen telah dibayarkan.
Entitas Anak
Berdasarkan Keputusan Direksi BGI, Entitas Anak, tanggal 19 Nopember 2013, Direksi BGI
memutuskan untuk membagikan dividen interim tahun buku 2013 kepada pemegang saham sejumlah
Rp13.634.308.800 (bagian Kepentingan Nonpengendali adalah sebesar Rp3.408.577.200). Pada
tanggal 31 Desember 2013, seluruh dividen interim telah dibayarkan.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana tercantum dalam akta No. 04 tanggal
1 Mei 2013 dari Ny. Djumini Setyoadi, S.H., MKn., notaris di Jakarta, para pemegang saham BGI
menyetujui pembagian dividen kas final untuk tahun buku 2012 sejumlah Rp20.072.732.400 atau
Rp2.650 per saham dengan memperhitungkan dividen interim untuk tahun buku 2012 sebesar
Rp15.149.232.000 yang telah dibayarkan pada bulan Desember 2012. Berdasarkan keputusan
pembagian dividen final tersebut, tambahan dividen kas kepada Kepentingan Nonpengendali adalah
sebesar Rp1.230.875.100. Pada tanggal 31 Desember 2013, seluruh dividen telah dibayarkan.
Berdasarkan Keputusan Direksi BGI, Entitas Anak, tanggal 21 Nopember 2012, Direksi BGI
memutuskan untuk membagikan dividen interim tahun buku 2012 kepada pemegang saham sejumlah
Rp15.149.232.000 (bagian Kepentingan Nonpengendali adalah sebesar Rp3.787.308.000).
Pembagian dividen ini akan diperhitungkan sebagai bagian dari dividen final tahun buku 2012. Pada
tanggal 31 Desember 2012, seluruh dividen interim telah dibayarkan.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana tercantum dalam akta No. 04 tanggal
3 Mei 2012 dari Ny. Djumini Setyoadi, S.H., MKn., notaris di Jakarta, para pemegang saham BGI
menyetujui pembagian dividen kas final untuk tahun buku 2011 sejumlah Rp16.285.424.400 atau
Rp2.150 per saham dengan memperhitungkan dividen interim untuk tahun buku 2011 sebesar
Rp15.149.232.000 yang telah dibayarkan pada bulan Desember 2011. Berdasarkan keputusan
pembagian dividen final tersebut, tambahan dividen kas kepada Kepentingan Nonpengendali adalah
sebesar Rp284.048.100. Pada tanggal 31 Desember 2012, seluruh dividen telah dibayarkan.
Cadangan umum merupakan pencadangan atas saldo laba secara umum berdasarkan Undang-
undang Perseroan Terbatas.
42
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25. PENDAPATAN
Akun ini merupakan pendapatan neto setelah dikurangi potongan harga dan retur penjualan dengan
rincian sebagai berikut (Catatan 31):
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2013 2012
Susu, makanan ringan dan kebutuhan rumah tangga 7.676.311.584.576 7.031.545.812.541
Gas (LPG), kompor dan blender 416.254.060.991 424.180.834.366
Buku pendidikan 105.560.088.839 43.218.343.619
Jumlah 8.198.125.734.406 7.498.944.990.526
Tidak terdapat pembeli dengan nilai penjualan neto yang melebihi 10% dari jumlah penjualan neto
pada tahun 2013 dan 2012.
2013 2012
Perubahan dalam persediaan - setelah dikurangi
penyisihan
Barang dagangan 60.321.480.635 (134.085.750.414)
Bahan baku dan pembungkus (1.135.857.353) 107.710.682
Pembelian
Barang dagangan 7.066.653.130.971 6.661.497.900.947
Bahan baku dan pembungkus 273.278.006.318 290.010.796.331
Biaya tenaga kerja 17.929.672.978 17.143.899.401
Biaya pabrikasi:
Beban penyusutan (Catatan 11) 20.465.852.351 19.263.092.015
Perbaikan dan pemeliharaan 9.979.933.204 10.244.402.747
Beban sewa 1.150.329.711 1.648.595.517
Lain-lain 15.355.328.160 12.320.758.953
Penyisihan kerugian penurunan nilai
persediaan (Catatan 8) 17.565.929.930 15.208.042.775
Diskon prinsipal (154.452.734.139) (128.091.083.699)
Beban pokok penjualan 7.327.111.072.766 6.765.268.365.255
Pembelian barang dagangan dari pihak-pihak berelasi sebesar 7,08% dari jumlah pembelian pada
tahun 2013 (2012: 6,52%) (Catatan 30).
Berikut ini adalah rincian pembelian barang dagangan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan neto:
2013 2012
PT Sari Husada 4.780.851.368.769 4.575.478.704.766
PT Nutricia Indonesia Sejahtera 1.060.999.560.333 1.056.025.636.304
Jumlah 5.841.850.929.102 5.631.504.341.070
43
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Beban penjualan
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2013 2012
Gaji dan upah 133.238.367.355 110.388.112.769
Pengiriman barang dan distribusi 126.724.271.960 121.525.594.432
Komisi 70.999.494.124 77.849.827.079
Sewa 46.159.714.543 40.288.628.737
Promosi 14.060.701.364 6.691.947.358
Kendaraan 10.075.372.057 8.306.619.886
Penyisihan penurunan nilai piutang (Catatan 6) 9.951.958.626 10.645.578.518
Administrasi kantor dan rapat 4.763.537.582 3.724.100.296
Penyusutan (Catatan 11) 4.505.230.354 3.169.968.373
Asuransi 4.349.490.686 4.583.200.239
Utilitas dan sumbangan 3.674.754.479 3.117.616.247
Perbaikan dan pemeliharaan 3.649.375.545 2.153.646.067
Komunikasi dan benda pos 2.463.020.475 3.001.011.887
Jasa profesional dan hukum 1.057.976.462 550.229.309
Perizinan 314.729.325 322.462.738
Denda 77.873.621 499.481.574
Lain-lain 1.059.027.944 2.909.213.048
Jumlah 437.124.896.502 399.727.238.557
2013 2012
Gaji dan upah 116.622.448.263 93.566.533.304
Sewa gudang 9.880.868.908 8.803.448.542
Administrasi 6.372.648.968 5.037.054.121
Komunikasi 4.818.116.188 3.717.412.039
Penyusutan (Catatan 11) 4.120.719.738 6.833.938.945
Jasa profesional dan hukum 3.790.489.310 3.668.855.547
Perbaikan dan pemeliharaan 2.533.170.979 5.027.298.357
Amortisasi (Catatan 12) 1.698.673.608 1.654.288.656
Kendaraan 1.529.976.017 1.367.981.249
Utilitas 1.346.025.054 1.467.203.153
Biaya bank 676.109.044 1.038.044.559
Asuransi 542.127.818 581.719.418
Sumbangan 476.701.777 418.360.723
Hubungan masyarakat 474.884.364 171.120.690
Pajak 410.885.282 300.972.848
Lain-lain 220.268.725 238.520.690
Jumlah 155.514.114.043 133.892.752.841
44
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2013 2012
Keuntungan penjualan aset tetap (Catatan 11) 21.011.708.274 1.877.165.051
Penghasilan sewa 6.150.924.381 5.755.432.914
Pendapatan jasa manajemen 52.232.500 108.000.000
Pendapatan pengembalian pajak 2.637.283 42.766.759
Beban pemutusan hubungan kerja (7.891.064.064) (5.142.207.360)
Denda pajak (1.441.389.039) (496.771.669)
Keuntungan (kerugian) selisih kurs - neto (378.552.895) 401.626.845
Pendapatan (beban) lain-lain - neto (49.032.474.370) 6.854.844.969
Jumlah (31.525.977.930) 9.400.857.509
Akun ini terutama merupakan penghasilan bunga atas deposito berjangka dan jasa giro.
a. Dana Pensiun
Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetapnya.
Dana pensiun ini dikelola oleh Dana Pensiun Tigaraksa Satria (DPTRS) yang akta pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
No. Kep-430/KM.17/1996 tanggal 6 November 1996. Pendiri DPTRS adalah Perusahaan, dan
BGI, Entitas Anak, merupakan salah satu mitra pendiri sejak tahun 2002.
Asumsi utama yang digunakan dalam perhitungan aktuaris atas biaya pensiun dengan metode
Projected Unit Credit berdasarkan pada laporan aktuaris independen, PT Milliman Indonesia
tertanggal 12 Maret 2014 dan PT Eldridge Gunaprima Solution tertanggal 7 Maret 2013 adalah
sebagai berikut:
31 Desember 2013 31 Desember 2012
Tabel mortalita : Tabel Mortalita Indonesia III Tabel Mortalita Indonesia III
Umur pensiun normal : 55 tahun 55 tahun
Tingkat kenaikan gaji : Nihil Nihil
Tingkat diskonto : 8,5% per tahun 6% per tahun
Perhitungan manfaat pensiun : 1,15 x masa kerja 1,15 x masa kerja
x penghasilan dasar x penghasilan dasar
pensiun pensiun
Tingkat kenaikan manfaat pasti pensiun : 0% 0%
Tingkat hasil yang diharapkan dari
aset dana pensiun : 7,3% 7%
Rata-rata sisa masa kerja di masa mendatang yang diharapkan pada tanggal 31 Desember 2013
adalah 9,92 tahun untuk Perusahaan dan 11,33 tahun untuk BGI.
45
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Status pendanaan dari DPTRS pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 berdasarkan
laporan aktuaris adalah sebagai berikut:
31 Desember 2013 31 Desember 2012
Nilai kini kewajiban imbalan pasti 6.750.758.000 7.764.462.000
Nilai wajar aset DPTRS (26.294.497.000) (25.709.691.000)
Kelebihan nilai wajar aset atas liabilitas aktuaria (19.543.739.000) (17.945.229.000)
Aset dana pensiun terutama terdiri dari deposito berjangka, reksadana, saham dan obligasi.
Kategori utama aset program sebagai persentase dari total aset program adalah sebagai berikut:
31 Desember 2013 31 Desember 2012
Deposito 80% 79%
Reksadana 11% 13%
Obligasi 6% 6%
Saham 3% 2%
Pada tahun 2005, Perusahaan dan BGI, Entitas Anak, menghentikan tingkat kenaikan gaji
karyawan dimana dasar perhitungan manfaat pensiun yang akan dibayarkan kepada karyawan
pada saat pensiun adalah berdasarkan gaji karyawan pada tanggal 31 Agustus 2005. Akibatnya,
untuk tujuan perhitungan beban (keuntungan) pensiun, gaji karyawan diasumsikan tidak
mengalami peningkatan setelah 31 Agustus 2005. Perubahan kebijakan Dana Pensiun tersebut
telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri
Keuangan No. KEP-032/KM.12/2006 tanggal 26 Juli 2006.
Beban (keuntungan) pensiun yang dibebankan (diakui) pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian, serta disajikan dalam akun beban usaha, adalah sebagai berikut:
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2013 2012
Tingkat pengembalian yang diharapkan (1.779.624.000) (2.172.673.000)
Beban bunga 448.677.000 459.807.000
Beban jasa kini 496.887.000 431.612.000
Amortisasi laba yang belum diakui (260.039.000) (308.368.000)
Pembatasan aset yang diakui - 612.344.000
Pembatasan aset yang tidak diperbolehkan - (290.657.000)
Jumlah keuntungan manfaat pensiun (1.094.099.000) (1.267.935.000)
46
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Keuntungan manfaat pensiun di atas merupakan dampak dari pembekuan dana pensiun atas gaji
para anggota Dana Pensiun per tanggal 31 Agustus 2005 yang menjadi dasar perhitungan
manfaat masa datang yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun, dan kelebihan
pendanaan dari liabilitas pensiun.
Mutasi aset manfaat pensiun untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013
dan 2012 adalah sebagai berikut:
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2013 2012
Aset awal tahun 12.894.651.000 11.626.716.000
Keuntungan manfaat pensiun 1.094.099.000 1.267.935.000
Aset akhir tahun 13.988.750.000 12.894.651.000
Dana Pensiun
Nilai kini liabilitas (6.750.758.000) (7.764.462.000) (6.830.875.717) (6.575.653.000) (5.572.009.000)
Nilai wajar aset DPTRS 26.294.497.000 25.709.691.000 24.403.027.818 23.856.531.000 23.126.127.000
Surplus / (Defisit) 19.543.739.000 17.945.229.000 17.572.152.101 17.280.878.000 17.554.118.000
Penyesuaian liabilitas
Program 131.368.000 6.811.000 1.170.951.000 (574.642.000) (451.279.000)
Penyesuaian aset
Program (621.840.000) (341.594.000) (1.178.550.000) 243.317.000 3.412.265.000
Pada tanggal 31 Desember 2013, jika tingkat diskonto meningkat sebesar satu poin persentase
dengan semua variabel konstan, maka nilai kini kewajiban imbalan pasti (PVBO) lebih rendah
sebesar Rp414.551.000, sedangkan jika tingkat diskonto menurun satu poin persentase, maka
nilai kini kewajiban imbalan pasti (PVBO) lebih tinggi sebesar Rp461.180.000.
Perusahaan dan Entitas Anak juga menghitung dan mencatat taksiran biaya pensiun karyawan
yang merupakan selisih lebih manfaat pensiun sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan
No. 13/2003 tentang penyelesaian pemutusan hubungan kerja dan penetapan uang pesangon,
uang penghargaan masa kerja, dan ganti kerugian atas manfaat yang disediakan oleh DPTRS.
Perusahaan membentuk pendanaan untuk program imbalan kerja tersebut dengan menyisihkan
dana sebesar Rp10 milyar yang ditempatkan atau diinvestasikan pada program asuransi Allianz
Life (Catatan 29c). Status dari program ini pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012,
berdasarkan laporan PT Milliman Indonesia tertanggal 12 Maret 2014 dan PT Eldridge Gunaprima
Solution tertanggal 7 Maret 2013 dengan menggunakan metode Projected Unit Credit, adalah
sebagai berikut:
47
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan biaya manfaat pensiun adalah sebagai berikut:
Beban imbalan kerja yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah
sebagai berikut:
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2013 2012
Beban jasa kini 6.775.061.000 4.760.156.000
Beban bunga 3.105.353.000 3.068.428.000
Amortisasi biaya jasa lalu dan kerugian
aktuarial - neto 390.874.000 280.278.000
Keuntungan dari kurtailmen (431.955.000) (324.669.000)
Keuntungan dari penyelesaian 34.212.000 30.200.000
Jumlah 9.873.545.000 7.814.393.000
Mutasi liabilitas imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013
dan 2012 adalah sebagai berikut:
2013 2012
Liabilitas awal tahun 45.786.310.000 38.839.247.000
Beban imbalan kerja 9.873.545.000 7.814.393.000
Pembayaran imbalan (1.673.476.000 ) (867.330.000)
Liabilitas akhir tahun 53.986.379.000 45.786.310.000
48
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Status program imbalan kerja sesuai penilaian aktuaris adalah sebagai berikut:
31 Desember 2013 31 Desember 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009
Imbalan Kerja
Nilai kini Liabilitas (46.450.360.000) (48.405.722.000) (38.729.790.781) (29.385.072.000) (22.297.264.000 )
Nilai wajar aset Program - - - - -
Surplus / (Defisit) (46.450.360.000) (48.405.722.000) (38.729.790.781) (29.385.072.000) (22.297.264.000 )
Penyesuaian liabilitas
Program (4.019.731.000) 2.111.961.000 (1.012.355.000) (307.814.000) (143.498.000 )
Penyesuaian aset
Program - - - - -
Pada tanggal 31 Desember 2013, jika tingkat diskonto meningkat sebesar satu poin persentase
dengan semua variabel konstan, maka nilai kini kewajiban imbalan pasti (PVBO) lebih rendah
sebesar Rp4.254.409.000, sedangkan jika tingkat diskonto menurun satu poin persentase, maka
nilai kini kewajiban imbalan pasti (PVBO) lebih tinggi sebesar Rp4.903.786.000.
PT Gazenta Niaga, Entitas Anak mencatat biaya pensiun karyawan sebesar Rp54.513.463 pada
tanggal 31 Desember 2013.
c. Program Asuransi
Pada tanggal 21 Desember 2010, Perusahaan membuat perjanjian kerjasama dengan
PT Asuransi Allianz Life Indonesia sehubungan dengan Program Asuransi Jiwa Kumpulan Jangka
Waktu Sejahtera sebagai program asuransi untuk penghargaan atas pengabdian karyawan sesuai
dengan Undang-undang Ketenagakerjaan. Berdasarkan perjanjian, Perusahaan akan
membayarkan premi investasi kepada Allianz Life untuk kemudian diinvestasikan oleh Allianz Life.
Program ini hanya dapat dipergunakan untuk keperluan pembayaran liabilitas Perusahaan yang
timbul sebagai akibat pemutusan hubungan kerja terhadap karyawannya yang terdaftar sebagai
peserta dalam program ini (“Tertanggung”).
Perjanjian ini berlaku untuk masa yang tidak ditentukan, dan apabila perjanjian ini diakhiri oleh
Perusahaan maka seluruh nilai polis dari Polis untuk Tertanggung sampai dengan tanggal
pengakhiran hanya akan dibayarkan oleh Allianz Life kepada penyedia program sejenis yang
ditunjuk oleh Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2013, jumlah premi investasi yang telah
dibayarkan oleh Perusahaan sebesar Rp11.289.675.310 (2012: Rp11.708.001.646) dan
dibukukan sebagai akun pengurang liabilitas imbalan kerja.
Perusahaan dan Entitas Anak, dalam kegiatan usaha normal, melakukan transaksi dengan pihak
berelasi. Transaksi-transaksi dan saldo signifikan dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:
a. Piutang Lain-lain
Jumlah Persentase terhadap Jumlah Aset
Perusahaan
Piutang lancar
PT Wyeth Indonesia 29.051.822.499 4.460.055.283 1,175% 0,190%
Entitas Anak
Piutang lancar
Piutang manajemen kunci lainnya 566.815.445 514.517.065 0,023% 0,022%
49
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Entitas Anak
Piutang tidak lancar
Piutang manajemen kunci lainnya 1.164.219.202 1.449.674.274 0,047% 0,062%
Piutang karyawan merupakan pinjaman yang diberikan kepada karyawan manajerial Perusahaan
dan Entitas Anak antara lain untuk memiliki kendaraan bermotor dan dikenakan bunga.
Piutang tersebut di atas yang berasal dari transaksi usaha normal dilakukan tanpa bunga.
b. Hutang Usaha
Jumlah Persentase terhadap Jumlah Liabilitas
31 Desember 2013 31 Desember 2012 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Perusahaan
PT Wyeth Indonesia 154.596.909.244 111.844.960.137 8,443% 6,307%
c. Manajemen Kunci
Jumlah Persentase terhadap
Jumlah beban bersangkutan
31 Desember 2013 31 Desember 2012 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Perusahaan
Imbalan kerja jangka pendek 9.232.564.861 9.738.971.234 1,558% 1,825%
Imbalan kerja jangka panjang 3.111.326.000 3.161.020.689 0,525% 0,540%
Imbalan kerja jangka panjang lainnya 22.145.000.000 17.511.825.000 3,737% 3,282%
Entitas Anak
Imbalan kerja jangka pendek 3.540.770.035 3.779.536.485 0,597% 0,708%
Imbalan kerja jangka panjang 379.714.000 315.699.696 0,064% 0,059%
d. Tidak terdapat penjualan dan piutang usaha dari pihak-pihak berelasi pada tahun 2013 dan 2012.
e. Perusahaan menandatangani perjanjian penyaluran produk-produk PT Wyeth Indonesia melalui
sejumlah tertentu outlet-outlet kunci (“key accounts”) di seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan
perjanjian tersebut, Perusahaan menerima margin sebesar persentase tertentu. Perjanjian ini telah
beberapa kali diperpanjang dan terakhir telah diperpanjang hingga 14 April 2014.
f. Pembelian dari PT Wyeth Indonesia sebesar 7,08% dari jumlah pembelian pada tahun 2013
(2012: 6,52%), yang dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat yang telah disepakati.
Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, hutang atas pembelian tersebut dicatat
sebagai bagian dari hutang usaha, yang meliputi 26,20% dari jumlah hutang usaha pada tanggal
31 Desember 2013 (2012: 25,85%).
g. Perusahaan mempunyai perjanjian merek dagang dengan BGI, Entitas Anak, dimana Perusahaan
memberikan lisensi (hak) kepada BGI untuk memproduksi produk dengan merek “Blue Gaz”. Atas
penggunaan merek dagang tersebut, BGI membayar royalti sebesar 3% dari harga jual produk
yang menggunakan merek tersebut. Perjanjian ini telah beberapa kali diperpanjang dan terakhir
telah diperpanjang hingga 1 Mei 2016. Bila salah satu pihak memutuskan untuk tidak
memperpanjang perjanjian tersebut maka harus memberitahukan secara tertulis 3 bulan sebelum
perjanjian berakhir.
50
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
h. Pada tahun 2013, Entitas Anak, BGI, melakukan pembelian dari PT Gazenta Niaga, pihak berelasi
Entitas Anak.
Sifat hubungan dengan PT Wyeth Indonesia adalah memiliki pemegang saham yang sama
dengan Perusahaan.
a. Segmen Usaha
Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini Perusahaan dan Entitas Anak dibagi dalam divisi
operasi yaitu distribusi makanan dan kebutuhan rumah tangga, pengisian ulang gas (LPG), buku
dan lainnya. Divisi-divisi tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen primer Perusahaan
dan Entitas Anak. Kegiatan utama divisi tersebut terdiri dari:
Makanan dan kebutuhan rumah tangga - Distribusi makanan dan kebutuhan rumah tangga
Gas (LPG) dan alat dapur lainnya - Produksi dan distribusi kompor gas dan jasa
pengisian ulang gas, distribusi blender dan rice
cooker
Buku - Distribusi buku pendidikan dan ilmu pengetahuan
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 (dalam jutaan Rupiah)
Makanan dan Gas (LPG)
kebutuhan dan alat dapur
rumah tangga lainnya Buku Eliminasi Konsolidasi
PENDAPATAN
Penjualan ekstern 7.676.312 416.254 105.560 - 8.198.126
HASIL
Hasil segmen 246.850
Penghasilan bunga 14.628
Beban keuangan (65.005)
Laba sebelum beban pajak 196.473
Beban pajak (62.609)
Laba sebelum kepentingan
nonpengendali 133.864
Kepentingan nonpengendali (4.104)
Laba neto 129.760
INFORMASI LAINNYA
ASET
Aset segmen 2.227.773 285.757 60.377 (101.909) 2.471.998
LIABILITAS
Liabilitas segmen 1.646.890 248.096 13.321 (77.301) 1.831.006
51
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
INFORMASI LAINNYA
ASET
Aset segmen 2.060.063 287.531 38.249 (29.747) 2.356.096
LIABILITAS
Liabilitas segmen 1.527.637 247.731 7.053 (5.140) 1.777.281
b. Segmen Geografis
Perusahaan dan Entitas Anak beroperasi di wilayah geografis utama yaitu Jawa, Sumatera, dan
pulau-pulau lainnya di Indonesia.
Seluruh aset tidak lancar Perusahaan dan Entitas Anak berada di Indonesia.
52
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. PERIKATAN
a. Perusahaan mempunyai beberapa perjanjian distribusi dengan para prinsipal untuk
mendistribusikan produk-produk milik prinsipal pada beberapa wilayah geografis di Indonesia.
Perjanjian-perjanjian tersebut akan jatuh tempo bervariasi hingga tahun 2014. Berdasarkan
perjanjian-perjanjian tersebut, disepakati ketentuan-ketentuan umum, antara lain, sebagai berikut:
• Harga jual Perusahaan kepada retailer akan ditentukan oleh prinsipal.
• Perusahaan menerima margin sebesar persentase tertentu yang ditetapkan dalam perjanjian.
• Prinsipal memberikan kelonggaran pembayaran kepada Perusahaan dengan jangka waktu
kredit tertentu dan setiap keterlambatan pembayaran dikenakan bunga.
• Atas pencapaian target penjualan setahun yang ditetapkan, Perusahaan akan menerima
insentif (bonus) sebesar persentase tertentu dari jumlah nilai penjualan setahun.
• Prinsipal menanggung beban pemasaran dan promosi produk.
• Prinsipal memberikan penggantian produk rusak dan kadaluarsa dengan nilai maksimum
tertentu.
• Prinsipal memberikan bantuan dan dukungan secara profesional.
• Perusahaan harus menjaga tingkat persediaan minimum produk antara 2 minggu hingga
3 bulan penjualan.
b. Pada bulan Juni 2007, Perusahaan membuat perjanjian kerjasama manufaktur dengan PT Soho
Pharmasi Industri (”Soho”) untuk memproduksi susu produk Soho. Perjanjian ini berlaku untuk
periode 5 tahun yang berakhir pada tanggal 6 Juni 2013 dan telah diperpanjang dengan sendirinya
untuk masa 1 tahun berikutnya, kecuali bilamana salah satu pihak menyatakan kehendaknya
untuk tidak memperpanjang perjanjian ini selambat-lambatnya 6 bulan sebelum tanggal
berakhirnya perjanjian. Jumlah pendapatan jasa produksi (manufacturing fee) yang diterima
Perusahaan pada tahun 2013 sebesar Rp 5.615.564.700 (2012: Rp5.399.476.056).
c. Pada bulan September 2007, Perusahaan membuat perjanjian kerjasama manufaktur dengan
PT Sari Husada (“SH”) untuk memproduksi susu produk SH. Perjanjian ini telah berakhir pada
tanggal 28 September 2013. Bila salah satu pihak memutuskan untuk tidak memperpanjang
perjanjian tersebut maka harus memberitahukan secara tertulis 1 bulan sebelum perjanjian
berakhir. Jumlah pendapatan jasa produksi (manufacturing fee) yang diterima Perusahaan pada
tahun 2013 sebesar Rp1.380.406.843 (2012: Rp4.474.237.068) dan dicatat pada akun
pendapatan usaha.
e. Pada bulan Juni 2011, Perusahaan membuat perjanjian kerjasama manufaktur dengan
PT Djembatan Dua untuk memproduksi susu dengan merek dagang Produgen. Perjanjian ini
berlaku efektif untuk selama 2 tahun dan apabila tidak ada pemberitahuan dari salah satu pihak
secara tertulis, maka secara otomatis diperpanjang untuk 2 tahun berikutnya. Perjanjian ini akan
berakhir pada tanggal 1 Juni 2014. Jumlah pendapatan jasa produksi (manufacturing fee) yang
diterima Perusahaan pada tahun 2013 sebesar Rp1.287.222.106 (2012: Rp1.185.672.060) dan
dicatat pada akun pendapatan usaha.
53
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
f. Pada bulan Juni 2008, Perusahaan membuat perjanjian kerjasama dengan Koperasi Karyawan
PT Tigaraksa Satria Tbk (KOPKARA) untuk membangun dan mengelola gudang di atas tanah
milik Perusahaan dengan sepenuhnya atas biaya KOPKARA. Sebagai kompensasinya,
KOPKARA memperoleh hak kelola dalam bentuk hak menyewakan gudang untuk jangka waktu 20
tahun. Setelah 20 tahun, KOPKARA akan menyerahkan kembali gudang kepada Perusahaan.
Pembangunan gudang telah selesai pada bulan April 2009. Pada bulan Maret 2009, Perusahaan
menyewa area gudang dari KOPKARA dengan nilai sewa Rp14 milyar untuk 20 tahun. Perjanjian
sewa berlaku sampai dengan 1 April 2029. Pada tanggal 10 Juli 2013, Perusahaan dan
KOPKARA merubah perjanjian sewa guna usaha mengenai jumlah pembayaran sewa guna usaha
sampai dengan 1 April 2029
g. Pada tanggal 31 Desember 2013, fasilitas-fasilitas kredit pinjaman yang diperoleh Perusahaan
namun belum digunakan antara lain, sebagai berikut:
• Fasilitas pinjaman dari PT Bank OCBC NISP Tbk berupa Committed Demand Loan Facility
(DL-1) sebesar Rp60 milyar dari jumlah maksimum pinjaman Rp120 milyar dan pinjaman
kredit rekening koran sebesar Rp12,2 milyar dari jumlah maksimum pinjaman Rp15 milyar.
• Fasilitas pinjaman dari Standard Chartered Bank sebesar Rp24,7 milyar dari jumlah
maksimum Rp50 milyar.
• Fasilitas pinjaman dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC)
sebesar Rp4 milyar dari jumlah maksimum Rp100 milyar berupa fasilitas Receivable
Financing.
• Fasilitas kredit lokal rekening koran dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp10 milyar dari
jumlah maksimum Rp10 milyar.
Perusahaan dan Entitas Anak mengimpor tabung gas, barang jadi, komponen dan bahan baku untuk
digunakan dalam proses manufaktur produk-produknya. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan
2012, Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing
sebagai berikut:
31 Desember 2013 31 Desember 2012
Aset
Kas dan setara kas AS$279.850 3.411.099.400 AS$ 112.790 1.090.676.786
EUR493 8.298.185 EUR 723 9.260.376
Piutang - - AS$ 330.149 3.192.539.380
Biaya dibayar di muka dan uang muka - - AS$ 514.015 4.970.526.193
3.419.397.585 9.263.002.735
Liabilitas
Hutang usaha AS$1.160.979 14.151.173.031 AS$ 1.194.120 11.547.141.112
Hutang lain-lain AS$ 42.825 521.994.020 AS$ 252.491 2.441.590.388
14.673.167.051 13.988.731.500
Pengaruh penyajian aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, yang sebagian besar adalah
Dolar Amerika Serikat, berdasarkan kurs Rp11.431 per AS$1 dan Rp15.759,97 per EUR1 yang
berlaku pada tanggal 21 Maret 2014 adalah tidak signifikan.
54
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada tanggal 20 Mei 2010, Perusahaan menjual merek dagang “Produgen” kepada pihak ketiga
dengan harga jual sebesar Rp31 milyar yang pembayarannya dilakukan secara bertahap sesuai
dengan syarat pembayaran yang diatur dalam Perjanjian Jual Beli Merek Dagang tertanggal
20 Mei 2010. Sisa pembayaran terakhir sebesar Rp4.650.000.000 telah dilunasi pada bulan Februari
2013.
Tabel berikut menyajikan nilai tercatat dan estimasi nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan
dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2013.
Nilai Tercatat Nilai Wajar
Aset Keuangan
Aset Lancar
Kas dan setara kas 68.655.293.829 68.655.293.829
Investasi jangka pendek 10.300.000.000 10.300.000.000
Piutang usaha 1.079.434.620.482 1.079.434.620.482
Piutang lain-lain 278.899.005.165 278.899.005.165
Aset Tidak Lancar
Piutang pihak berelasi 1.164.219.202 1.164.219.202
Uang jaminan 1.861.762.133 1.861.762.133
Aset lain-lain - piutang karyawan non-manajerial 1.830.388.329 1.830.388.329
Jumlah 1.442.145.289.140 1.442.145.289.140
Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam
transaksi jangka pendek antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai
melalui suatu transaksi yang wajar, selain dalam penjualan terpaksa atau penjualan likuidasi. Nilai
wajar didapatkan dari kuotasi harga pasar, model arus kas diskonto dan model penilaian lainnya.
Nilai wajar untuk kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha dan piutang lain-lain,
uang jaminan hutang usaha dan hutang lain-lain, hutang bank dan cerukan, dan beban akrual
mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek.
Piutang pihak-pihak berelasi dan piutang karyawan non-manajerial dikenakan bunga pasar sehingga
memiliki nilai wajar yang mendekati nilai tercatatnya.
BGI, Entitas Anak, memiliki liabilitas uang jaminan jangka panjang untuk tabung gas yang tidak
dikenakan bunga. Nilai wajar uang jaminan adalah sama dengan nilai tercatatnya karena nilai wajar
tidak dapat diukur secara handal.
55
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam menjalankan aktivitasnya, Perusahaan dan Entitas Anak terekspos terhadap berbagai macam
risiko keuangan, terutama terhadap risiko pasar (termasuk risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko
tingkat bunga), risiko kredit, dan risiko likuiditas. Secara umum, kebijakan manajemen risiko keuangan
Perusahaan dan Entitas Anak terfokus pada adanya ketidakpastian pasar keuangan dan untuk
meminimalisasi potensi kerugian yang akan berdampak pada kinerja keuangan Perusahaan dan
Entitas Anak. Kebijakan Perusahaan dan Entitas Anak tidak mengijinkan adanya transaksi derivatif
yang bertujuan untuk spekulasi.
Manajemen Risiko
i. Risiko pasar
Mata uang pelaporan Perusahaan dan Entitas Anak adalah Rupiah. Perusahaan dan Entitas
Anak dapat menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing karena pembelian beberapa produk
dan bahan baku dilakukan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat atau pada harga yang
secara signifikan dipengaruhi oleh tolok ukur perubahan harganya dalam mata uang asing
(terutama Dolar AS) seperti yang dikutip dari pasar internasional. Perusahaan dan Entitas
Anak akan terekspos pada risiko nilai tukar mata uang asing apabila pembelian produk dan
bahan baku dalam mata uang selain Rupiah tidak seimbang dalam hal jumlah dan/atau
pemilihan waktu.
Risiko Perusahaan dan Entitas Anak tidak terkonsentrasi pada risiko nilai tukar mata uang
asing karena volume pembelian dalam mata uang asing tidak signifikan. Eksposur mata uang
asing Perusahaan dan Entitas Anak disajikan pada Catatan 33 atas laporan keuangan
konsolidasian.
Pada tanggal 31 Desember 2013, berdasarkan simulasi sederhana yang dilakukan, jika Dolar
AS menguat atau melemah sebesar 5% terhadap Rupiah dengan semua variabel lainnya
tetap konstan, maka laba sebelum pajak untuk periode yang bersangkutan akan lebih tinggi
atau rendah sekitar Rp337.873.185, terutama sebagai akibat dari keuntungan atau kerugian
kurs translasi atas liabilitas moneter neto dalam mata uang rupiah.
Pada tanggal 31 Desember 2013, berdasarkan simulasi sederhana yang dilakukan, jika suku
bunga menurun atau meningkat sebesar 0,25% dengan semua variabel lainnya tetap konstan,
maka laba sebelum pajak untuk periode yang bersangkutan akan lebih tinggi atau rendah
sekitar Rp1.740.377.427 sebagai akibat dari lebih tinggi atau rendah suku bunga deposito dan
pinjaman.
56
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Eksposur maksimum atas risiko kredit tercermin dari nilai tercatat setiap aset keuangan setelah
dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
31 Desember 2013
31 Desember 2012
Tidak terdapat konsentrasi risiko kredit karena Perusahaan dan Entitas Anak memiliki banyak
pelanggan tanpa adanya pelanggan individu yang signifikan.
Risiko likuiditas timbul jika Perusahaan dan Entitas Anak mengalami kesulitan dalam
mendapatkan sumber pendanaan untuk mendanai pengeluaran modalnya dan mengelola
pinjaman yang jatuh tempo. Manajemen risiko likuiditas berarti menjaga kecukupan saldo kas dan
setara kas. Perusahaan dan Entitas Anak mengelola risiko likuiditas dengan secara rutin
mengawasi proyeksi dan arus kas aktual, serta memonitor tanggal jatuh tempo aset dan liabilitas
keuangan. Selain itu, Perusahaan dan Entitas Anak menginvestasikan kelebihan kas pada
deposito berjangka dengan periode jatuh tempo yang sesuai atas liabilitas keuangannya.
Perusahaan dan Entitas Anak memiliki liabilitas yang terdiri dari hutang bank dan cerukan, hutang
usaha, hutang lain-lain, serta beban akrual dengan profil jangka waktu pembayaran kurang dari
satu tahun.
57
PT TIGARAKSA SATRIA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Manajemen Modal
Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan dan Entitas Anak adalah untuk memastikan
pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi
pemegang saham.
Perusahaan dan Entitas Anak disyaratkan untuk memelihara tingkat permodalan tertentu oleh
perjanjian pinjaman. Persyaratan permodalan eksternal tersebut telah dipenuhi oleh entitas terkait
pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. Selain itu, Perusahaan dan Entitas Anak juga
dipersyaratkan oleh Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, efektif sejak
tanggal 16 Agustus 2007, untuk mengalokasikan sampai dengan 20% dari modal saham diterbitkan
dan dibayar penuh ke dalam dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan. Persyaratan permodalan
eksternal tersebut dipertimbangkan Perusahaan dan Entitas Anak pada Rapat Umum Pemegang
Saham (“RUPS”).
Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan dan Entitas Anak adalah untuk memastikan
pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi
pemegang saham.
Perusahaan dan Entitas Anak mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, bila
diperlukan, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur
permodalan, Perusahaan dan Entitas Anak dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada
pemegang saham, atau menerbitkan saham baru. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan
maupun proses pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
58
Lampiran 1
2013 2012
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 53.978.586.044 14.649.226.179
Investasi jangka pendek 10.300.000.000 12.300.000.000
Piutang usaha - neto 1.045.919.731.250 951.979.516.260
Piutang lain-lain
Pihak berelasi 29.051.822.499 4.460.055.283
Pihak ketiga 248.059.418.348 148.532.013.818
Persediaan - neto 763.291.383.485 820.803.600.214
Biaya dibayar di muka dan uang muka 30.391.765.844 30.275.871.807
Jumlah Aset Lancar 2.180.992.707.470 1.983.000.283.561
2013 2012
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS LANCAR
Hutang bank dan cerukan 794.146.779.143 782.136.517.614
Hutang usaha
Pihak yang berelasi 154.596.909.244 111.844.960.137
Pihak ketiga 434.818.898.507 496.709.769.472
Hutang pihak berelasi 72.000.000.000 -
Hutang lain-lain 85.200.378.574 28.910.241.558
Hutang pajak 29.002.694.449 12.792.324.938
Pendapatan ditangguhkan 1.459.862.701 1.776.297.672
Beban akrual 36.200.676.498 53.278.520.091
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 13.044.226.961 14.373.638.496
Jumlah Liabilitas Lancar 1.620.470.426.077 1.501.822.269.978
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham
Modal dasar - 2.000.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh -
918.492.750 saham 91.849.275.000 91.849.275.000
Tambahan modal disetor 9.056.550.000 9.056.550.000
Saldo laba
Ditentukan penggunaannya 18.369.855.000 18.369.855.000
Belum ditentukan penggunaannya 511.432.918.265 447.116.529.526
JUMLAH EKUITAS 630.708.598.265 566.392.209.526
2013 2012
Saldo Laba
Belum
Ditentukan Ditentukan Jumlah
Modal Saham Agio Saham Penggunaannya Penggunaannya Ekuitas
2013 2012
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 8.413.591.474.911 7.666.042.149.549
Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (8.310.150.124.227) (7.615.102.197.120)
Kas diperoleh dari operasi 103.441.350.684 50.939.952.429
Pembayaran pajak penghasilan (39.951.370.571) (33.985.209.863)
Kas neto diperoleh dari aktivitas operasi 63.489.980.113 16.954.742.566