Oleh
2015
I. PENDAHULUAN
Kehidupan yang ada dibawah permukaan tanah menentukan kelanjutan kehidupan di atas
bumi. Hal ini sering terlupakan karena sulit terlihat walau bisa dirasakan Hewan dapat
didefinisikan sebagai kelompok makhluk hidup multiseluler yang berevolusi dari organisme
P a n d u a n P r a k ti k u m B i o l o g i T a n a h – L u s i M a i r a 2015-2016
2
eukariot yang memilki nenek moyang “protista” sebagai organisme heterotrof sel tubuh hewan
telah mengalami spesialisasi dan mempunyai bermacam-macam fungsi terutama untuk
pembentukan struktur tubuh metabolisme, menerima rangsangan, pergerakan, dan reproduksi.
Kepadatan populasi suatu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam bentuk
jumlah atau biomassa perunit. Atau persatuan luas atau persatuan volume. Kepadatan populasi
sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu
komunitas dengan komunitas lain. Keberadaan dan kepadatan popuasi suatu jenis hewan
bergantung dari faktor lingkungan yaitu faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik bagi
hewan itu sendiri yaitu lingkungan dan organisme lain yang terdapat di habitatnya seperti
mikroflora, tumbuh-tumbuhan dan jenis hewan lainnya. Pada komunitas itu jenis-jenis
organisme SALING berinteraksi satu sama lain. Interaksi itu dapat berupa predasi, parasit,
kompetensi, simbiosis dan interaksi yang lainnya.
Interaksi antara populasi merupakan interaksi yang terjadi antara populasi-populasi dari berbagai
spesies yang berbeda yang hidup bersama dalam suatu komunitas. Dapat dikatakan bahwa
populasi dari berbagai spesies berbeda yang terdapat dalam suatu komunitas yang hidup
berdampingan satu sama lain. Beberapa ciri statistik penting pada populasi adalah kerapatan,
natalitas, mortalitas, sebaran umur, potensi biotik, pancaran dan bentuk pertumbuhan. Di
samping itu populasi itu juga memiliki karakteristik genetik yang langsung berhubungan dengan
egologinya, adalah keadaptifan, ketegaran reproduktif, dan persistensi meninggalkan keturunan
dalam waktu yang lama.
Tujuan untuk mengestimasi Kelimpahan Populasi (Metode Pit Fall Trap dan Hand
sortir)KemelimPahan Fauna Tanah. Untuk mempelajari studi kemelimpahan makro dan
mikro fauna tanah dengan metode Pit Fall Trap dan Hand sortir.
Latar Belakang
Makrofauna tanah dapat dikategorikan atas invertebrata yang umumnya berukuran > 2 mm.
Invertebrata tanah dapat diklasifikasikan menurut kebiasaan makan mereka dan distribusi dalam
profil tanah sebagai berikut:
1. Spesies Epigeic, yang hidup dan makan di permukaan tanah. invertebrata ini
mempengaruhi penghancuran serasah dan proses mineralisasi. Makrofauna yang
berperan terutama arthropoda, misalnya semut, kumbang, kecoa, lipan, lipan, kutu kayu
P a n d u a n P r a k ti k u m B i o l o g i T a n a h – L u s i M a i r a 2015-2016
3
dan Orthoptera, bersama-sama dengan gastropoda kecil, dan cacing tanah yang seluruh
tubuhnya berpigmen (gelap merah, hijau atau cokelat). Mereka cepat tumbuh dan
bergerak cepat.
2. Spesies Anecic, yang menghancurkan serasah dari lapisan permukaan tanah kemudian
bahan organik yang dimakan dapat didistribusikan melalui pergerakannya yang
memberikan efek secara fisik pada struktur tanah dan aerase tanah. Cacing tanah
(bewarna terangatau tidak ada pigmentasi, dan lambat gerakannya) dan rayap bukan
pemakan tanah danbeberapa arakhnida adalah kelompok utama dalam kategori ini.
3. Spesies Endogeic yang hidup di tanah dari memakan bahan organik dan akar mati, juga
menelan sejumlah besar bahan mineral dan lebih menyukai berada pada lapisan bawah.
Dua kelompok utama adalah cacing tanah (besar, pigmentasi antero-dorsal dan sangat
berotot, dengan ekor berbentuk baji) dan rayap pemakan tanah.
Tujuan
Pada akhir praktikum ini, mahasiswa akan memahami prosedur standar karakterisasi makrofauna
tanah di lahan yang berbeda-penggunaannya dalam hubungannya dengan sifat fisik tanah, sifat
kimia tanah serta yang berkaitan dengan keberadaan kelompok makrofauna tanah yang
menguntungkan atau yang merugikan bagi pertanian. Kelompok utama makrofauna tanah
adalah: semut, rayap, cacing tanah(epi geic, endogeic dan anecic), kumbang, predator lainnya.
Waktu yang dibutuhkan
Sangat bervariasi minimal 2 jam
P a n d u a n P r a k ti k u m B i o l o g i T a n a h – L u s i M a i r a 2015-2016
4
Prosedur
P a n d u a n P r a k ti k u m B i o l o g i T a n a h – L u s i M a i r a 2015-2016
5
P a n d u a n P r a k ti k u m B i o l o g i T a n a h – L u s i M a i r a 2015-2016
6
I II III IV V
……Jumlah (ekor)…….
0-10 1.
2.
3.
10-20 1.
2.
3.
4.
20-30 1.
2.
3.
P a n d u a n P r a k ti k u m B i o l o g i T a n a h – L u s i M a i r a 2015-2016
7
I II III IV V
1. Kebun
1.
Percobaaan
(lahan kering) 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2. Kebun
1.
Percobaaan
2.
(lahan basah)
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Metode hand sorting
a) Alat dan bahan
Alat yang digunakan berupa bingkai/papan triplek berukuran 25x25cm, sekop kecil, pisau
komando, plastik 2kg, alas putih berukuran 1mx1m, alat penghisap, pingset dan botol
b) Cara Kerja
P a n d u a n P r a k ti k u m B i o l o g i T a n a h – L u s i M a i r a 2015-2016
8
Bingkai di letakan di tanah, tahan dengan stabil dan bongkar tanah secara perlahan menggunakan sekop
kecil sesuai bingkai tersebut sedalam 10cm. Angkat tanah, dan masukkan sampel tanah tersebut ke
dalam plastik dan segera dipindahkan/diletakkan ke alas putih untuk memudahkan pencarian organisme
tanah. Organisme tanah dikumpulkan dengan menggunakan pingset dan alat penghisap kemudian
dimasukkan kedalam botol berisi alkohol untuk dapat diawetkan dan diidentifikasi di laboratorium.
Alat yang digunakan berupa corong air, lampu neon, dan botol (ukuran disesuaikan). Sedangkan
b) Cara Kerja
Dengan menggunakan ring sampel, ambil sampel tanah sedalam 10cm dari tiap lokasi kemudian
diletakan pada perangkap corong , dibawah lampu pijar selama 1 minggu, tutup perangkap
corong dengan jaring/kelambu sehingga organisme dari luar tidak masuk dan ikut terperangkap.
Panas dari lampu akan membuat organisme turun ke bawah, dan alkohol di otol akan membuat
P a n d u a n P r a k ti k u m B i o l o g i T a n a h – L u s i M a i r a 2015-2016
9
temperatur lebih sejuk, sehingga organisme kehilangan kesadaran dan jatuh ke botol penampung
P a n d u a n P r a k ti k u m B i o l o g i T a n a h – L u s i M a i r a 2015-2016
10
Jumlah dan jenis biota tanah dilakukan terhadap setiap lapisan tanah yang
ditemukan. Lapisan tanah kemudian ditimbang beratnya dan identifikasi
makrofauna tanah dilakukan dengan berpedoman pada Soil Macrofauna Field
Manual (Ruiz and Lavelle, 2008). Fekuensi keberadaan setiap jenis fauna yang
ditemukan dihitung berdasarkan kehadiran spesies pada setiap lapisan tanah.
DMg = (S-1)/ ln N
dimana :
ln = Logaritme natural
H’ = -∑ pi ln pi pi = ni/ N
dimana :
P a n d u a n P r a k ti k u m B i o l o g i T a n a h – L u s i M a i r a 2015-2016
11
Ln = Logaritma natural
E = H’/ Ln S
dimana :
1) Analisis Mikrobiologis
(a) Perhitungan Total Populasi Bakteri dan Jamur Tanah
Perolehan total populasi bakteri dan jamur tanah dilakukan dengan menggunakan 10 g
sampel tanah segar yang dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml yang berisi 90 ml
larutan fisiologis steril. Kemudian tanah dicampurkan dengan larutan fisiologis steril
dikocok selama 15 menit. Dipipet 1 ml larutan tanah tersebut kedalam testube yang
hingga 10-5-10-6. Pipet 1 ml dimasukkan pada cawan dengan medium Nutrient Agar
(NA) untuk isolasi bakteri dan medium Potato Dextrosa Agar (PDA) untuk jamur.
Medium yang digunakan merupakan medium serbuk (instan) siap pakai yang
diencerkan dengan aquades. Biakan tersebut diinkubasikan selama 3x24 jam. Setelah
itu dihitung dan diamati koloni yang tumbuh. Untuk komposisi larutan fisiologis dapat
dilihat pada Lampiran 4. Kemudian dari koloni mikroorganisme yang tumbuh dihitung
P a n d u a n P r a k ti k u m B i o l o g i T a n a h – L u s i M a i r a 2015-2016
12
dihitung jumlah koloninya. Cawan petridish yang dihitung adalah cawan yang
memiliki jumlah koloni antara 30-300 koloni. Jumlah bilangan koloni yang
dengan basa yang diinkubasikan tanpa aliran udara. Prosedur ini selengkapnya dapat
dan penampang samping yang berpedoman pada Habazar et al,. (2002) dan Waluyo
(2004).
alkohol 97 %, ent case, shaker, testube, plastik wrap, petridish steril dan bunsen.
b. Cara kerja
Sterilkan ent case dengan alkohol 97 % kemudian dimasukkan petridish steril, lalu
ent case tersebut ditutup rapat. Setelah itu diambil 10 g sampel tanah, kemudian
dilarutkan ke dalam 100 ml aquades steril dan diaduk, dipipet 1 ml lalu dimasukkan
kedalam 9 ml aquades steril, ini disebut pengenceran 10-1 dan dilakukan sampai 6 kali
testube, lalu dimasukkan medium yang masih mencair tetapi telah dingin, lalu
dikocok dengan shaker setelah itu dimasukkan kedalam petridish dan digulung
P a n d u a n P r a k ti k u m B i o l o g i T a n a h – L u s i M a i r a 2015-2016
13
yang tumbuh.
Komposisi larutan fisiologis
j
Bahan Jumlah
NaCl 8,5 g
Aquadest 1L
Inkubasikan pada suhu 280C selama beberapa hari sampai biakan tumbuh.
c. Perhitungan
Dipilih p1 testube dengan konsentrasi paling rendah semua tabung bereaksi posof
atau jumlah testube positif terbanyak dalam 3 ulangan. Kemudian untuk p2 dan p3
mewakili jumlah testube positif pada pengenceran yang lebih tinggi dari p1.
Kemudian dilihat nilai MPN pada tabel MPN (pada halaman 70) dengan 3 ulangan
berdasarkan testube positif dari ulangan yang ada dikalikan dengan faktor
pengenceran p1.
4. Prosedur pengukuran respirasi (CO2) tanah, (Anas, 1989)
a. Bahan dan alat
KOH 0,5M, BaCl 1 M, HCL 0,5 N, indikator phenolpthalein (pp), indikator metal
film, satu untuk KOH 10 ml dan satu untuk 10 ml akuades. Diletakkan kedua tabung
P a n d u a n P r a k ti k u m B i o l o g i T a n a h – L u s i M a i r a 2015-2016
14
film, tersebut di atas permukaan tanah yang telah diatur dalam posisi miring. Lalu
bejana kedap udara ditutup dan ditempakan dalam inkubator atau dalam ruang gelap
dengan suhu kamar (260). Inkubasi dilakukan 7-14 hari. Pada akhir inkubasi diambil
dititrasi dengan HCL 0,5 N sampai warna merah hilang. Pengamatan respirasi
dilakukan terhadap tanah dari beberapa tanah dari beberapa tipe penggunaan lahan
kosong yang berhubungan dengan CO2 atau C yang dihasilkan dari tanah dengan
rumus:
Mg C atau CO2 = (B-V) N E
dimana:
kontrol
V = volme (ml) asam untuk menitrasi E = bobot ekuivalen. Bila dalam C,
Sampel pertama dan kedua dimasukkan dalam tabung film, selanjutnya sampel ketiga
kedua tidak diberi, namun tetap disimpan dalam eksikator vakum. Setelah choloform
kering sampel pertama dan kedua diekstrak dengan K2SO4 0,5 M sebanyak 50 ml,
P a n d u a n P r a k ti k u m B i o l o g i T a n a h – L u s i M a i r a 2015-2016
15
kemudian dikocok selama 30 menit. Ekstraksi yang diperoleh disaring dengan kertas
saring. Filtrat yang didapatkan dianalisis kandungan C dengan metoda Walkey dan
Black.
c. Perhitungan
Penentuan kandungan C dihitung dengan rumus sebagai berikut:
C 0rg = %C org tanah fumigasi - % C org tanah non fumigasi
Biomassa = % C org x 2,46
P a n d u a n P r a k ti k u m B i o l o g i T a n a h – L u s i M a i r a 2015-2016
16
9 kotak besar dengan luas 1 mm². Satu kotak besar di tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang
dengan panjang 0,05 mm. Satu kotak sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Dengan
demikian satu kotak besar tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini adalah 0,1
mm. Sel bakteri yang tersuspensi akan memenuhi volume ruang hitung tersebut sehingga jumlah
alat haemacytometer.
Bahan dan Waktu
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan adalah alkohol, Sampel Tanah dan aquades.
Alat
Alat yang digunakan adalah haemachytometer, mikroskop, vortex, tabung reaksi, gelas beker
aquades sebelumnya.
7. Kemudian divortex selama 15-30 detik agar memisahkan atau memecah spora, lakukan
P a n d u a n P r a k ti k u m B i o l o g i T a n a h – L u s i M a i r a 2015-2016
17
P a n d u a n P r a k ti k u m B i o l o g i T a n a h – L u s i M a i r a 2015-2016
18
P a n d u a n P r a k ti k u m B i o l o g i T a n a h – L u s i M a i r a 2015-2016
19
References
Mikapin .2012. Tes Jurnal Praktikum Mikrobiolgi Jilid VI (Penghitungan Jumlah Mikroba
Dengan Ruang Hitung). Artikel Teknis Kimia.
Ruiz, N .,P. Lavelle and J Jiménez. 2008. Soil Macrofauna Field Manual. FAO, Rome
Tria Ardi Puspa Laga. 2012. Laporan Praktikum Mikrobiologi Menghitung Jumlah Sel.
Laboratorium Ilmu Hama Dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian. Universitas
Bengkulu.
P a n d u a n P r a k ti k u m B i o l o g i T a n a h – L u s i M a i r a 2015-2016