Disusun oleh :
SALATIGA
2017
LAPORAN RESMI KINETIKA KIMIA
TUJUAN
DASAR TEORI
A B
Laju reaksi berhubungan erat dengan koefisien reaksi. Untuk reaksi kimia
dengan koefisien reaksi yang bervariasi, laju reaksi harus disesuaikan dengan koefisien
reaksi masing-masing spesi. Sebagai contoh, dalam reaksi 2A B, terlihat bahwa dua
mol A dikonsumsi untuk menghasilkan satu mol B. Hal ini menandakan bahwa laju
konsumsi spesi A adalah dua kali laju pembentukan spesi B. Dengan demikian, laju
reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :laju reaksi = 1 [A] / 2. t atau
laju reaksi = + [B] / t ,Secara umum, untuk reaksi kimia dengan persamaan reaksi
di bawah ini :
aA + bB cC + dD
Laju suatu reaksi kimia sangat dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi reaktan
yang digunakan dalam reaksi. Semakin besar konsentrasi reaktan yang digunakan, laju
reaksi akan meningkat. Di samping itu, laju reaksi juga dipengaruhi oleh nilai konstanta
laju reaksi (k). Konstanta laju reaksi (k) adalah perbandingan antara laju reaksi dengan
konsentrasi reaktan. Nilai k akan semakin besar jika reaksi berlangsung cepat,
walaupun dengan konsentrasi reaktan dalam jumlah kecil. Nilai k hanya dapat
diperoleh melalui analisis data eksperimen, tidak berdasarkan stoikiometri maupun
koefisien reaksi.
Titrasi atau titrimetri mengacu pada analisa kimia kuantitatif yang dilakukan
dengan menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan
tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang
akan dianalisis. Larutan dengan konsentrasi yang diketahui tersebut disebut larutan
standar. Bobot zat yang hendak dianalisis dihitung dari volume larutan standar yang
digunakan serta hukum stoikiometri yang diketahui.
Menyangkut masalah kapan titrasi harus dihentikan, ada dua istilah yang lazim
digunakan pada titrasi. Titik ekuivalen yaitu titik saat jumlah mol larutan standar tepat
bereaksi dengan jumlah mol larutan sampel. Sehingga dengan persamaan N1.V1 =
N2.V2 (keterangan: N = normalitas; V = volume), dapat ditentukan konsentrasi larutan
sampel. Sedangkan titik akhir titrasi adalah titik saat indikator menunjukkan gejala
yang menandai bahwa titik ekuivalen telah tercapai. Titik ekuivalen adalah hitungan
teoritis, sedangkan yang dapat diamati oleh praktikan adalah titik akhir titrasi. Oleh
karena itu pemilihan indikator hendaknya disesuaikan dengan kondisi titik ekuivalen.
Keterangan:
k : konstanta laju reaksi
[E] : konsentrasi etil asetat
[A] : konsentrasi air
[K] : konsentrasi katalis
Laju reaksi dapat ditemukan sebagai fungsi konsentrasi asam. Nilai konstanta
yang diperoleh merupakan konstanta semu sebagai akibat dari kondisi reaksi bahwa
air merupakan senyawa berlebihan sehingga konsentrasinya tidak berubah dan katalis
merupakan senyawa yang tidak ikut bereaksi sehingga konsentrasinya tetap.
[}
- = k [E]
Keterangan:
k : kosntanta laju reaksi yang teramati
Laju reaksi ini mengikuti orde reaksi satu semu sehingga laju reaksi terintegrasinya
dapat di tulis sebagai :
[]0
ln [] = k t
Konsentrasi etil asetat dapat digantikan dengan volume NaOH yang digunakan
untuk menetralkan sampel pada awal reaksi (V NaOH0), pada saat t selama reaksi (V
NaOH) dan pada saat reaksi selesai (V NaOH).
0
ln = ln Q = k t
Besarnya volume NaOH pada saat selesai raksi dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut:
1
VNaOH, = + VNaOH,0
[]
g : densitas etil asetat pada suhu 298K (0,895 g/mol)
VE : volume etil asetat total pada sistem (5ml)
V1 : volume sampel (5ml)
ME : massa molar etil asetat
Secara teori laju Hidrolisis etil asetat memiliki orde 2. Artinya, setiap
penambahan konsentrasi pereaktan sebesar 2 kali semula, maka laju akan bertambah
menjadi 22 kali laju semula, dan begitu seterusnya untuk penambahan pereaktan
sebesar n-kali. Hukum laju reaksi orde 2:
= k (a-x)(b-x)
Keterangan:
a= konsentrasi awal (mol/L)
b= konsenrasi awal OH- (mol/L)
x= konsentrasi ester/ basa (M)
k= konstanta laju reaksi (Keenan, 1979)
a) Alat
Beaker gelas Hotplate Stirer Pillius
250ml Statif Labu takar 20ml,
Timbangan Klem 100ml, 250ml
Pipet tetes Magnetik Stirer Gelas ukur 100ml
Spatula Pipet Volume Stopwatch
Buret 10ml,5ml Erlenmeyer
b) Bahan
Akuades
Etil asetat
Asam Klorida
NaOH
Asam Oksalat
Indikator PP
METODE
10,7+10,9+10,9
Rata-rata =
3
= 10,9
2. Penentuan Volume NaOH pada saat t=0-90 (Percobaan a)
Waktu
Volume
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
3. Pengulangan (Percobaan b)
Waktu
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini akan dilakukan percobaan untuk menentukkan konstanta laju
reaksi dengan menggunakan metode titrasi. Pertama yang dilakukan adalah membuat dan
menyiapkan larutan kerja yang akan digunakan pada percobaan. Setelah semua larutan kerja
yang dibutuhkan siap, Kemudian dilakukan percobaan pertama yaitu standarisasi NaOH,
Dalam standarisasi NaOH,NaOH berperan sebagai titran sedangkan asam oksalat(H2C2O4)
berperan sebagai titrat. Zat yang akan dititrasi adalah larutan asam oksalat dan tidak lupa di
beri indikator PP. Indikator PP digunakan dalam percobaan ini karena PP tidak berwarna
dengan pH 8,3-10. Dengan rentang pH tersebut akan mempermudah dalam mengetahui
bahwa dalam proses sudah mencapai titik ekuivalen, sehingga warna berubah menjadi merah
muda. Hal ini bertujuan untuk menentukkan konsentrasi NaOH yang kita gunakan tersebut. .
Hasil standarisasi yang diperoleh disajikan dalam tabel berikut:
Volume NaOH I II III
= 10,867
Pada hasil titrasi, NaOH dengan rata-rata penambahan NaOH sebesar 10,6 ml.
M H2C2O4 X V H2C2O4 0,025 M X 10 ml
M NaOH = = = 0,0230 M
V NaOH 10,867 ml
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui molaritas NaOH yang digunakan dalam
praktikum ini adalah 0,0230 M bukan 0,05 M. Hal ini dapat terjadi karena ada sisa NaOH yang
masih menempel pada dinding gelas beaker sehingga NaOH yang larut dalam air tidak tepat
1 gram. Kemudian pada percobaan kedua yaitu penentuan volume NaOH pada saat t= 0 dan
dan pada saat t, perhitungan waktu dimulai Saat kedua larutan tersebut dicampurkan. Dan
diambil 10 ml campuran tersebut kemudian ditambahkan 10 ml HCl dan diberi 2 tetes
indikator PP kemudian dititrasi. Penambahan HCl ini juga berfungsi untuk mengikat NaOH
yang tidak bereaksi dengan etil asetat. Reaksinya yaitu:
CH3COOC2H5+ OH CH3COO + C2H5
Tabel percobaan 2
Menit N ln (a-x) (1/a)-x
Percobaan 1.
ln (a-x)
-3.75
0 50 100
-3.8
-3.85
ln (a-x)
ln (a-x)
-3.9 Linear (ln (a-x))
-3.95 y = -0.0008x - 3.8799
R = 0.2498
-4
Waktu (menit)
(1/a)-x
19.974
19.973
19.972
(1/a)-x
19.971
(1/a)-x
19.97
Linear ((1/a)-x)
y = -2E-05x + 19.971
19.969
R = 0.2575
19.968
0 50 100
Waktu (menit)
Percobaan 2.
ln (a-x)
-3.75
0 50 100
-3.8
-3.85
ln (a-x)
ln (a-x)
-3.9 Linear (ln (a-x))
(1/a)-x
19.974
19.973
19.972
(1/a)-x
19.971
(1/a)-x
19.97
Linear ((1/a)-x)
y = -2E-05x + 19.971
19.969
R = 0.3114
19.968
0 50 100
Waktu (menit)
Pada percobaan ini, nilai ln (a-x) dapat ditentukan grafiknya, dari hasil yang diperoleh
dapat dilihat bahwa nilai ln (a-x) terus mengalami penurunan, hal ini membuktikan bahwa
seiring pertambahan waktu makan nilai dari ln(a-x) terus mengalami penuruan. Diperoleh
juga nilai slope sebesar 0,2498 dan 0,3273. Dari nilai slope yang diperoleh nilainya kurang dari
satu, hal ini dapat disebabkan oleh penentuan titik akhir titrasi yang tidak tepat sehingga hal
tersebut berdampak pada nilai slope yang diperoleh. Sedangkan nilai 1/a x pada percobaan
pertama dan kedua sesuai dengan litereatur dimana nilai tersebut semakin rendah seiring
pertambahan waktu.
Untuk mengetahui pengaruh waktu terhadap nilai volume NaOH maka dapat dibuat
grafik sebagai berikut :
Percobaan a
Volume
Menit
NaOH (mL)
0 11,8
Volume NaOH (mL)
10 13,2 13.5
20 13.3 13
NaOH
12.5 y = 0.0075x + 12.735 Volume NaOH
30 13,2 R = 0.2518 (mL)
12 Linear (Volume
40 13,2 NaOH (mL))
11.5
50 13,2 0 50 100
Waktu (menit)
60 13,1
70 13,3
80 13,2
90 13,2
Percobaan b
Volume
Menit
NaOH (mL)
0 11,8
Volume NaOH (mL)
10 13,1 14
13.5
20 13,2
13
NaOH
60 13,2
70 13,3
80 13,2
90 13,2
KESIMPULAN
1. Dapat ditentukkan grafik pengaruh waktu terhadap volume NaOH yang digunakan
titrasi sebagai berikut :
Percobaan a Percobaan b
NaOH
NaOH (mL) 13 (mL)
12.5 y = 0.0084x +
y = 0.0075x + 12.5
12 12.735 12.684
12 R = 0.3235
R = 0.2518 Linear Linear
11.5 (Volume 11.5 (Volume
0 50 100 NaOH (mL)) 0 50 100 NaOH (mL))
Waktu (menit) Waktu (menit)
2. Dapat ditentukkan pengaruh waktu terhadap volume NaOH yang digunakan titrasi adalah
Semakin lama waktu yang digunakan unuk mencampurkan NaOH dengan etil asetat, semakin
banyak pula volume NaOH yang digunakan untuk menitrasi larutan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sukardjo.1997. Kimia Fisika. Jakarta: Rineka Cipta.
LAMPIRAN
1. Laporan sementara
2. Tugas awal