Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUN KIMIA PERMUKAAN

ADSORBEN KALSINASI

Disusun oleh :

Sekar Nurani Saptaningtyas

652016010

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2018
Nama : Sekar Nurani Saptaningtyas
Nim : 652016010
Tanggal prak. : 28 Februari 2018
Judul : Adsorben (kalsinasi)

Tujuan
1. Menentukan kurva standar metil orange.
2. Menentukan persamaan isotherm adsorpsi langmuir.
3. Menentukan persamaan isotherm adsorpsi freundlich.
4. Menentukan pengaruh konsentrasi terhadap nilai absorbansi.
5. Menentukan pengaruh waktu terhadap nilai absorbansi.

Alat,Bahan dan Metode


o Alat
- Pipet ukur
- Pipet tetes
- Labu takar
- Pilius
- Erlenmenyer
- Tabung reaksi
- Gelas beaker
- Rak tabung reaksi
- Spatula
- Spektofotometer
- Stpowatch
- Neraca analitik
o Bahan
- Pewarna metil orange (MO)
- Kaolin
- Aquades
o Metode
1. Persiapan adsorben
Perlakuan terhadap adsorben dengan kalsinasi (dipanaskan pada suhu 600℃
selama 2 jam).
2. Pesiapan larutan induk
Sebanyak 0,1 gram pewarna dilarutkan dalam 1 liter aquades.
3. Penentuan kurva standar
Dibuat seri pengenceran berdasarkan tabel berikut :
Volme Larutan Induk Konsentsi Larutan (mg/L)
(mL)
1 5
2 10
3 15
4 20
5 25
6 30
7 35
8 40
9 45
10 50
Masing-masing diencerkan menjadi 100 mL larutan. Masing-masing
pengenceran diukur adsorbansinya pada panjang gelombang 450 nm.
4. Persiapan larutan kerja untuk kinetika adsorpsi
Larutan kerja (MO) yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan
perwarna dengan konsentrasi 10,20,30 dan 40 mg/L sebanyak 100 mL.
5. Adsorpsi
Sebanyak 0,5 gram adsorben yang telah dikalsinasi dimasukan dalam
erlenmeyer,kemudian ditambahkan dengan 100 ml larutan kerja yang
berbeda konsentrasinya.erlenmeyer diaduk dengan kecepatan konstan selama
60 menit dan setiap 15 menit diambil larutan dan diukur absorbansinya pada
pamjang gelombang 450 nm. Data selanjutnya diolah untuk mengetahui
kemampuan adsorbsi dari waktu ke waktu dan persentase berkurangnya
pewarna.
6. Pengolahan data
Data diolah dengan berbagai pemodelan menurut jurnal yang terlampir.fokus
pembahasan pada isoterm sorpsi.
Hasil
a. Kurva standar / baku
Volume Larutan Induk Konsentrasi Larutan
Absorbansi
(ml) (mg/L)
1 2 0,065
2 4 0,102
4 8 0,200
6 12 0,292
8 16 0,397
10 20 0,508
12 24 0,619
14 28 0,721
16 32 0,744
18 36 0,920
20 40 1,000

b. Adsorpsi
Nilai absorbansi awal sebelum penambahan kaolin:
o Konsentrasi 10 ppm nilai absorbansinya 0,276
o Konsentrasi 20 ppm nilai absorbansinya 0,508
o Konsentrasi 30 ppm nilai absorbansinya 0,721
o Konsentrasi 40 ppm nilai absorbansinya 1,000

Nilai absorbansi setalah penambahan kaolin dan diaduk selama 60 menit.

10 mg/L 20 mg/L 30 mg/L 40 mg/L


Menit Absor Menit Absor Menit Absor Menit absor
ke- bansi ke- bansi ke- bansi ke- bansi
15 1,301 15 1,699 15 2 15 1,699
30 1,222 30 1,699 30 1,699 30 1,699
45 1,097 45 1,523 45 1,523 45 1,699
60 1,046 60 1,398 60 1,398 60 1,699
Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan proses adsorpsi pewarna sintetis (sorbet) dengan
menggunakan clay. Sorbat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pewarna anionik yaitu
metyl orange. Penelitian kali ini menggunakan metyl orange sebagai sorbatnya. Dan untuk
clay yang digunakan dalam penelitian ini adalah kaolin yang telah dikalsinasi.

Pada penelitian ini kaolin terlebih dulu dipanaskan pada suhu 600℃ selama 2 jam.
Proses adsorpsi atau penyerapan oleh suatu adsorben dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti jenis zat yang diserap, jenis adsorben yang digunakan, konsentrasi zat yang akan
diserap (diadsorpsi), suhu dan luas permukaan adsorben. Setiap adsorben yang menyerap
suatu zat akan mempunyai isoterm adsorpsi yang berbeda dengan adsorben yang menyerap
zat lain. Hal ini dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap yang sudah
disampaikan sebelumnya. Oleh karena itu masing-masing adsorben mempunyai pola isoterm
adsorpsi yang spesifik.

Pada penelitian ini panjang gelombang maksimum metyl orange adalah 450 nm
dengan absorbansi. Panjang gelombang maksimum ini nantinya akan digunakan untuk
membuat kurva standar dan mencari konsentrasi dalam isoterm adsorpsi. Pada panjang
gelombnag maksimum akan digunakan untuk membuat kurva standar dan menentukan
persamaan garis lurus. Panjang gelombang yang digunakan adalah 450 nm. Dari hasil diatas
didapatkan kurva standar:

Kurva Standar
1.2
1
absorbansi

0.8
0.6 y = 0.0253x + 0.0023
0.4
0.2
R² = 0.9991
0
0 10 20 30 40 50
konsentrasi

Dari kurva standar diatas, didapatkan adalah garis miring ke atas, karena semakin
besar konsentrasi pewarna maka semakin banyak pula zat yang diserap oleh karena itu kurva
standarnya berupa garis miring ke atas dan absorbansinya semakin besar. Persamaan yang
didapatkan adalah y= 0,0253x + 0.0023 dengan R2 = 0,9991. Grafik yang didapatkan baik
karena mempunyai harga koefisien determinasi R2 > 0,9 (mendekati 1).
Jenis isoterm adsorpsi yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah dua jenis
persamaan pola isoterm adsorpsi yang sering digunakan pada proses adsorpsi dalam larutan
yaitu persamaan adsorpsi Langmuir dan persamaan adsorpsi Freundlich. Berikut adalah hasil
data absorbansi konsentrasi 10 mg/L ; 20 mg/L ;30 mg/L dan 40 mg/L dengan masing-
masing pengukuran setiap 15 menit sekali sampai mencapat menit ke 60.

10 mg/L 20 mg/L 30 mg/L 40 mg/L


Menit Absor Menit Absor Menit Absor Menit absor
ke- bansi ke- bansi ke- bansi ke- bansi
15 1,301 15 1,699 15 2 15 1,699
30 1,222 30 1,699 30 1,699 30 1,699
45 1,097 45 1,523 45 1,523 45 1,699
60 1,046 60 1,398 60 1,398 60 1,699

Dilihat dari data diatas, kaolin yang telah dikalsinasi dapat menyerap zat warna
dengan baik bila zat warna mempunyai konsentrasi yang rendah sedangkan kaolin tidak
menyerap zat warna dengan baik bila konsentrasi konsentrasi zat warna tinggi. Seperti pada
data diatas zat warna dengan konsentrasi 10 mg/L dapat menyerap zat warna dengan baik,
hal tersebut dapat dilihat dari nilai absorbansinya yang semakin kecil dari waktu ke waktu,
tetapi pada zat warna yang konsentrasinya 40 mg/L daya serap kaolin terhadap zat warna
tidak baik sehingga nilai absorbansinya dari waktu ke waktu konstan atau tidak mengalami
perubahan.

Semakin lama waktu pengadukan maka semakin kecil nilai absorbansinya,hal itu
dikarenakan banyaknya metil orange yang telah bercampur dengan kaolin yang
menyebabkan zat warna (metyl orange) telah tercampur dengan kaolin sehingga banyak
metyl orange yang telah diserap oleh kaolin dan dilihat dari konsentrasi semakin besar
konsentrasi dari pewarna metil orange maka semakin besar pula massa metil orange yang
teradsorpsi oleh kaolin. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin besar
konsentrasi larutan, maka semakin banyak jumlah zat terlarut yang dapat diadsorbsi
sehingga tercapai keseimbangan tertentu,dimana laju zat yang diserap sama dengan zat yang
dilepas. (Mattel, 1991)
Dari data yang telah didapat dalam penelitian selanjutnya dilakukan uji pola isotherm
adsorpsi pada proses penyerapan metyl orange oleh kaolin yang telah dikalsinasi. Dengan
melakukan perhitungan melaui persamaan Languir dan Freundlich.
Persamaan linier untuk model Langmuir adalah :
𝐶𝑒 1 1
= 𝐶𝑒 +
𝑞𝑒 𝑞𝑚 𝑏. 𝑞𝑚
Keterangan:
Ce : konsentrasi pewarna pada kesetimbangan
qe : kemampuan adsorben
qm : konstanta
Persamaan linier untuk model Freundlich adalah :
1
ln 𝑞𝑒 = ln 𝐾𝐹 + 𝑙𝑛 𝐶𝑒
𝑛
Keterangan:
Ce : konsentrasi pewarna pada kesetimbangan
qe : kemampuan adsorben
KF : konstanta
(Handayani dan sulistiyono,2009)

Untuk menentukan persamaan Langmuir dan Freundlich maka perlu dihitung harga
Ce, qe, Ce/qe, Ln qe, dan Ln Ce. Dari data yang telah didapat nanti akan dilakukan
pembuatan grafik Ce/qe versus Ce untuk persamaan Langmuir dan persamaan Freundlich
menggunakan grafik Ln qe versus Ln Ce.
Tabel perhitungan harga Ce, qe, Ce/qe, Ln qe, dan Ln Ce.

Konsentrasi
Ce (mg/L) qe Ce/qe Ln Ce Ln qe
Awal (mg/L)
10 41,253 6,087 6,77 3,719 1,806
20 55,166 7,0356 7,84 4,010 1,950
30 55.166 5,3518 10,30 4,010 1,677
40 67,063 5,5256 12,14 4,205 1,709

Grafik persamaan adsorpsi isotherm Langmuir dari Ce/qe versus Ce


LANGMUIR
14
12

Ce/qe 10
8
6 y = 0.2063x - 2.0123
4 R² = 0.808
2
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Ce

Grafik persamaan adsorpsi isotherm Langmuir dari Ce/qe versus Ce

FREUNDLICH
2
1.95
y = -0.1734x + 2.4768
1.9
R² = 0.0803
1.85
ln qe

1.8
1.75
1.7
1.65
3.6 3.7 3.8 3.9 4 4.1 4.2 4.3
ln Ce

Persamaan adsorpsi Langmuir dan perasamaan adsorpsi Freundlich dibuktikan


dengan grafik linierisasi yang baik, karena mempunyai harga koefisien determinasi R2 > 0.9
(mendekati 1). Tetapi dari data yang diperoleh, dapat dilihat dari tabel persamaan adsorpsi
metil orange oleh kaolin yang dikalsinasi tidak memenuhi persamaan adsorpsi Langmuir
dengan R2 = 0.808 dan persamaan adsorpsi Freundlich dengan R2 = 0,0803. Dengan
persamaan Langmuir adalah Ce/qe = 0,2063 Ce + 2,0123 dan persamaan Freundlich adalah
ln qe = -0,1734 ln Ce + 2.4768.
Dari kurva diatas, dapat diketahui bahwa, pengujian yang telah dilakukan kurang
baik. Terlihat dari gambar kurva yang didapat baik itu persamaan Langmuir ataupun
persamaan Freundlich kedua-duanya menunjukan hasil yang kurang baik karena nilai R2 <
0,9 bahkan pada persamaan Freundlich nilai jauh dibawahnya. Akan tetapi untuk
membandingkan persamaan yang paling cocok untuk digunakan dalam percoban adsorpsi
dengan pewarna metyl orange ini,persamaan Langmuir yang dipilih. Karena nilai R2 masih
lebih baik jika dibandingkan dengan persamaan freundlich yaitu 0,0803. Seharusnya yang
sesuai untuk penentuan penggunaan model isotherm adsorpsi untuk kaolin terhadap pewarna
metyl orange dapat diketahui dengan melihat keofisien R2 yang mendekati nilai 1 (Wijaya,
2008). Namun berdasarkan data percobaan model adsorpsi yang memiliki nilai koefisien R2
mendekati 1 tidak ada.

Kesimpulan
1. Kurva standar dari Metil Orange

Kurva Standar
1.5
absorbansi

0.5 y = 0.0253x + 0.0023


0 R² = 0.9991
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
konsentrasi

2. Persamaan Langmuir pada proses penyerapan metil orange oleh kaolin yang telah
dikalsinasi adalah y = 0,2063x + 2,0123
3. Persamaan Freundlich pada proses penyerapan metil orange oleh kaolin yang telah
dikalsinasi adalah y = -0,1734x + 2.4768,
4. Semakin besar konsentrasi metil orange semakin kecil pula absorbansinya.
5. Semakin lama waktu yang digunakan untuk kaolin bercampur dengan metil orange
maka semakin sedikit absorban yang terukur
Daftar pustaka
Handayani,Murni. & Eko Sulistiyono. (2009). Uji persamaan langmuir dan
freundlich pada penyerapan limbah chrom (vi) oleh zeolit.

MATTEL, C.L., “Adsorption”, 2nd Edition, McGraw-Hill Company Inc., New


York (1991).
Wijaya. (2008). Penggunaan tanah laterit sebagai media adsorpsi untuk menurunkan
kadar COD pada pengolahan limbah cair di rumah sakit baktiningsih klepu
yogykarta .

Lampiran
1. Laporan sementara
2. Perhitungan
Perhitungan
Pada konsentrasi 10 mg/L

- Co (mg/L)
𝑦 = 0,0253𝑥 + 0,0023
0,276 = 0,0253𝑥 + 0,0023
0,276 − 0,0023 = 0,0253𝑥
𝑥 = 10,818
- Ce (mg/L)
𝑦 = 0,0253𝑥 + 0,0023
1,046 = 0,0253𝑥 + 0,0023
1,046 − 0,0023 = 0,0253𝑥
𝑥 = 41,253
- qe
(𝐶𝑜 − 𝐶𝑒)𝑣
𝑞𝑒 =
𝑤
(10,818 − 41,253)0,1
𝑞𝑒 =
0,5
𝑞𝑒 = 6,087

Pada konsentrasi 20 mg/L

- Co
𝑦 = 0,0253𝑥 + 0,0023
0,508 = 0,0253𝑥 + 0,0023
0,508 − 0,0023 = 0,0253𝑥
𝑥 = 19,988
- Ce
𝑦 = 0,0253𝑥 + 0,0023
1,398 = 0,0253𝑥 + 0,0023
1,398 − 0,0023 = 0,0253𝑥
𝑥 = 55,166
- qe
(𝐶𝑜 − 𝐶𝑒)𝑣
𝑞𝑒 =
𝑤
(19,988 − 55,166)0,1
𝑞𝑒 =
0,5
𝑞𝑒 = 7,0356

Pada konsentrasi 30 mg/L

- Co
𝑦 = 0,0253𝑥 + 0,0023
0,721 = 0,0253𝑥 + 0,0023
0,721 − 0,0023 = 0,0253𝑥
𝑥 = 28,407
- Ce
𝑦 = 0,0253𝑥 + 0,0023
1,398 = 0,0253𝑥 + 0,0023
1,398 − 0,0023 = 0,0253𝑥
𝑥 = 55,166
- qe
(𝐶𝑜 − 𝐶𝑒)𝑣
𝑞𝑒 =
𝑤
(28,407 − 55,166)0,1
𝑞𝑒 =
0,5
𝑞𝑒 = 5,3518

Pada konsentrasi 40 mg/L

- Co
𝑦 = 0,0253𝑥 + 0,0023
1,000 = 0,0253𝑥 + 0,0023
1,000 − 0,0023 = 0,0253𝑥
𝑥 = 39,435
- Ce
𝑦 = 0,0253𝑥 + 0,0023
1,699 = 0,0253𝑥 + 0,0023
1,699 − 0,0023 = 0,0253𝑥
𝑥 = 67,063
- qe
(𝐶𝑜 − 𝐶𝑒)𝑣
𝑞𝑒 =
𝑤
(39,435 − 67,063)0,1
𝑞𝑒 =
0,5
𝑞𝑒 = 5,5256

Anda mungkin juga menyukai