ADSORBEN KALSINASI
Disusun oleh :
652016010
SALATIGA
2018
Nama : Sekar Nurani Saptaningtyas
Nim : 652016010
Tanggal prak. : 28 Februari 2018
Judul : Adsorben (kalsinasi)
Tujuan
1. Menentukan kurva standar metil orange.
2. Menentukan persamaan isotherm adsorpsi langmuir.
3. Menentukan persamaan isotherm adsorpsi freundlich.
4. Menentukan pengaruh konsentrasi terhadap nilai absorbansi.
5. Menentukan pengaruh waktu terhadap nilai absorbansi.
b. Adsorpsi
Nilai absorbansi awal sebelum penambahan kaolin:
o Konsentrasi 10 ppm nilai absorbansinya 0,276
o Konsentrasi 20 ppm nilai absorbansinya 0,508
o Konsentrasi 30 ppm nilai absorbansinya 0,721
o Konsentrasi 40 ppm nilai absorbansinya 1,000
Pada penelitian ini kaolin terlebih dulu dipanaskan pada suhu 600℃ selama 2 jam.
Proses adsorpsi atau penyerapan oleh suatu adsorben dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti jenis zat yang diserap, jenis adsorben yang digunakan, konsentrasi zat yang akan
diserap (diadsorpsi), suhu dan luas permukaan adsorben. Setiap adsorben yang menyerap
suatu zat akan mempunyai isoterm adsorpsi yang berbeda dengan adsorben yang menyerap
zat lain. Hal ini dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap yang sudah
disampaikan sebelumnya. Oleh karena itu masing-masing adsorben mempunyai pola isoterm
adsorpsi yang spesifik.
Pada penelitian ini panjang gelombang maksimum metyl orange adalah 450 nm
dengan absorbansi. Panjang gelombang maksimum ini nantinya akan digunakan untuk
membuat kurva standar dan mencari konsentrasi dalam isoterm adsorpsi. Pada panjang
gelombnag maksimum akan digunakan untuk membuat kurva standar dan menentukan
persamaan garis lurus. Panjang gelombang yang digunakan adalah 450 nm. Dari hasil diatas
didapatkan kurva standar:
Kurva Standar
1.2
1
absorbansi
0.8
0.6 y = 0.0253x + 0.0023
0.4
0.2
R² = 0.9991
0
0 10 20 30 40 50
konsentrasi
Dari kurva standar diatas, didapatkan adalah garis miring ke atas, karena semakin
besar konsentrasi pewarna maka semakin banyak pula zat yang diserap oleh karena itu kurva
standarnya berupa garis miring ke atas dan absorbansinya semakin besar. Persamaan yang
didapatkan adalah y= 0,0253x + 0.0023 dengan R2 = 0,9991. Grafik yang didapatkan baik
karena mempunyai harga koefisien determinasi R2 > 0,9 (mendekati 1).
Jenis isoterm adsorpsi yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah dua jenis
persamaan pola isoterm adsorpsi yang sering digunakan pada proses adsorpsi dalam larutan
yaitu persamaan adsorpsi Langmuir dan persamaan adsorpsi Freundlich. Berikut adalah hasil
data absorbansi konsentrasi 10 mg/L ; 20 mg/L ;30 mg/L dan 40 mg/L dengan masing-
masing pengukuran setiap 15 menit sekali sampai mencapat menit ke 60.
Dilihat dari data diatas, kaolin yang telah dikalsinasi dapat menyerap zat warna
dengan baik bila zat warna mempunyai konsentrasi yang rendah sedangkan kaolin tidak
menyerap zat warna dengan baik bila konsentrasi konsentrasi zat warna tinggi. Seperti pada
data diatas zat warna dengan konsentrasi 10 mg/L dapat menyerap zat warna dengan baik,
hal tersebut dapat dilihat dari nilai absorbansinya yang semakin kecil dari waktu ke waktu,
tetapi pada zat warna yang konsentrasinya 40 mg/L daya serap kaolin terhadap zat warna
tidak baik sehingga nilai absorbansinya dari waktu ke waktu konstan atau tidak mengalami
perubahan.
Semakin lama waktu pengadukan maka semakin kecil nilai absorbansinya,hal itu
dikarenakan banyaknya metil orange yang telah bercampur dengan kaolin yang
menyebabkan zat warna (metyl orange) telah tercampur dengan kaolin sehingga banyak
metyl orange yang telah diserap oleh kaolin dan dilihat dari konsentrasi semakin besar
konsentrasi dari pewarna metil orange maka semakin besar pula massa metil orange yang
teradsorpsi oleh kaolin. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin besar
konsentrasi larutan, maka semakin banyak jumlah zat terlarut yang dapat diadsorbsi
sehingga tercapai keseimbangan tertentu,dimana laju zat yang diserap sama dengan zat yang
dilepas. (Mattel, 1991)
Dari data yang telah didapat dalam penelitian selanjutnya dilakukan uji pola isotherm
adsorpsi pada proses penyerapan metyl orange oleh kaolin yang telah dikalsinasi. Dengan
melakukan perhitungan melaui persamaan Languir dan Freundlich.
Persamaan linier untuk model Langmuir adalah :
𝐶𝑒 1 1
= 𝐶𝑒 +
𝑞𝑒 𝑞𝑚 𝑏. 𝑞𝑚
Keterangan:
Ce : konsentrasi pewarna pada kesetimbangan
qe : kemampuan adsorben
qm : konstanta
Persamaan linier untuk model Freundlich adalah :
1
ln 𝑞𝑒 = ln 𝐾𝐹 + 𝑙𝑛 𝐶𝑒
𝑛
Keterangan:
Ce : konsentrasi pewarna pada kesetimbangan
qe : kemampuan adsorben
KF : konstanta
(Handayani dan sulistiyono,2009)
Untuk menentukan persamaan Langmuir dan Freundlich maka perlu dihitung harga
Ce, qe, Ce/qe, Ln qe, dan Ln Ce. Dari data yang telah didapat nanti akan dilakukan
pembuatan grafik Ce/qe versus Ce untuk persamaan Langmuir dan persamaan Freundlich
menggunakan grafik Ln qe versus Ln Ce.
Tabel perhitungan harga Ce, qe, Ce/qe, Ln qe, dan Ln Ce.
Konsentrasi
Ce (mg/L) qe Ce/qe Ln Ce Ln qe
Awal (mg/L)
10 41,253 6,087 6,77 3,719 1,806
20 55,166 7,0356 7,84 4,010 1,950
30 55.166 5,3518 10,30 4,010 1,677
40 67,063 5,5256 12,14 4,205 1,709
Ce/qe 10
8
6 y = 0.2063x - 2.0123
4 R² = 0.808
2
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Ce
FREUNDLICH
2
1.95
y = -0.1734x + 2.4768
1.9
R² = 0.0803
1.85
ln qe
1.8
1.75
1.7
1.65
3.6 3.7 3.8 3.9 4 4.1 4.2 4.3
ln Ce
Kesimpulan
1. Kurva standar dari Metil Orange
Kurva Standar
1.5
absorbansi
2. Persamaan Langmuir pada proses penyerapan metil orange oleh kaolin yang telah
dikalsinasi adalah y = 0,2063x + 2,0123
3. Persamaan Freundlich pada proses penyerapan metil orange oleh kaolin yang telah
dikalsinasi adalah y = -0,1734x + 2.4768,
4. Semakin besar konsentrasi metil orange semakin kecil pula absorbansinya.
5. Semakin lama waktu yang digunakan untuk kaolin bercampur dengan metil orange
maka semakin sedikit absorban yang terukur
Daftar pustaka
Handayani,Murni. & Eko Sulistiyono. (2009). Uji persamaan langmuir dan
freundlich pada penyerapan limbah chrom (vi) oleh zeolit.
Lampiran
1. Laporan sementara
2. Perhitungan
Perhitungan
Pada konsentrasi 10 mg/L
- Co (mg/L)
𝑦 = 0,0253𝑥 + 0,0023
0,276 = 0,0253𝑥 + 0,0023
0,276 − 0,0023 = 0,0253𝑥
𝑥 = 10,818
- Ce (mg/L)
𝑦 = 0,0253𝑥 + 0,0023
1,046 = 0,0253𝑥 + 0,0023
1,046 − 0,0023 = 0,0253𝑥
𝑥 = 41,253
- qe
(𝐶𝑜 − 𝐶𝑒)𝑣
𝑞𝑒 =
𝑤
(10,818 − 41,253)0,1
𝑞𝑒 =
0,5
𝑞𝑒 = 6,087
- Co
𝑦 = 0,0253𝑥 + 0,0023
0,508 = 0,0253𝑥 + 0,0023
0,508 − 0,0023 = 0,0253𝑥
𝑥 = 19,988
- Ce
𝑦 = 0,0253𝑥 + 0,0023
1,398 = 0,0253𝑥 + 0,0023
1,398 − 0,0023 = 0,0253𝑥
𝑥 = 55,166
- qe
(𝐶𝑜 − 𝐶𝑒)𝑣
𝑞𝑒 =
𝑤
(19,988 − 55,166)0,1
𝑞𝑒 =
0,5
𝑞𝑒 = 7,0356
- Co
𝑦 = 0,0253𝑥 + 0,0023
0,721 = 0,0253𝑥 + 0,0023
0,721 − 0,0023 = 0,0253𝑥
𝑥 = 28,407
- Ce
𝑦 = 0,0253𝑥 + 0,0023
1,398 = 0,0253𝑥 + 0,0023
1,398 − 0,0023 = 0,0253𝑥
𝑥 = 55,166
- qe
(𝐶𝑜 − 𝐶𝑒)𝑣
𝑞𝑒 =
𝑤
(28,407 − 55,166)0,1
𝑞𝑒 =
0,5
𝑞𝑒 = 5,3518
- Co
𝑦 = 0,0253𝑥 + 0,0023
1,000 = 0,0253𝑥 + 0,0023
1,000 − 0,0023 = 0,0253𝑥
𝑥 = 39,435
- Ce
𝑦 = 0,0253𝑥 + 0,0023
1,699 = 0,0253𝑥 + 0,0023
1,699 − 0,0023 = 0,0253𝑥
𝑥 = 67,063
- qe
(𝐶𝑜 − 𝐶𝑒)𝑣
𝑞𝑒 =
𝑤
(39,435 − 67,063)0,1
𝑞𝑒 =
0,5
𝑞𝑒 = 5,5256