Anda di halaman 1dari 13

PERCOBAAN IV

KINETIKA REAKSI
I.
II.

JUDUL PERCOBAAN
Kinetika reaksi.
PRINSIP PERCOBAAN
Perubahan kecepatan suatu reaksi kimia sebanding denga konsentrasi ion setiap reaksi dan
produk pada waktu tertentu.

III.

TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan kecepatan reaksi spesifik antara K2S2O8 dengan KI pada variasi konsentrasi
pada temperature kamar.
2. Menentukan energi aktivasi dari suatu reaksi kimia antara K2S2O8 dengan KI pada variasi
termperatur.

IV.

TEORI PERCOBAAN
Kinetika kimia adalah bahagian ilmu kimia fisika yang mempelajari laju reaksi kimia,
faktor-faktor yang mempengaruhinya serta penjelasan hubungannya terhadap mekanisme
reaksi. Kinetika kimia disebut juga dinamika kimia, karena adanya gerakan molekul,
elemen atau ion dalam mekanisme reaksi dan laju reaksi sebagai fungsi waktu. Mekanisme
reaksi dapat diramalkan dengan bantuan pengamatan dan pengukuran besaran termodinamika
suatu reaksi, dengan mengamati arah jalannya reaktan maupun produk suatu sistem.. Laju
reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi atau tekanan dari produk atau reaktan
terhadap waktu. Berdasarkan jumlah molekul yang bereaksi, reaksi terdiri atas :
1. Reaksi unimolekular : hanya 1 mol reaktan yang bereaksi
Contoh : N2O5 N2O4 + O2
2. Reaksi bimolekular : ada 2 mol reaktan yang bereaksi
Contoh : 2 HI H2 + I2
3. Reaksi termolekular : ada 3 mol reaktan yang bereaksi
Contoh : 2 NO + O2 2NO2
Berdasarkan banyaknya fasa yang terlibat, reaksi terbagi menjadi :
1. Reaksi homogen : hanya terdapat satu fasa dalam reaksi (gas atau larutan)
1

2. Reaksi heterogen : terdapat lebih dari satu fasa dalam reaksi


Secara kuantitatif, kecepatan reaksi kimia ditentukan oleh orde reaksi, yaitu jumlah dari
eksponen konsentrasi pada persamaan kecepatan reaksi.
Reaksi Orde Nol
Pada reaksi orde nol, kecepatan reaksi tidak tergantung pada konsentrasi reaktan.
Persamaan laju reaksi orde nol dinyatakan sebagai :
dA
dt

= k0

A - A0 = - k0 . t
A = konsentrasi zat pada waktu t
A0 = konsentrasi zat mula mula
Contoh reaksi orde nol ini adalah reaksi heterogen pada permukaan katalis.
Reaksi Orde Satu
Pada reaksi prde satu, kecepatan reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan.
Persamaan laju reaksi orde satu dinyatakan sebagai :
dA
dt

= k1 [A]

dA
[ A]
-

= k1 dt
[ A0]
[ A]

ln

= k1 (t t0)

Bila t = 0 A = A0
ln [A] = ln [A0] - k1 t
2

[A] = [A0] e-k1t

Tetapan laju (k1) dapat dihitung dari grafik ln [A] terhadap t, dengan k1 sebagai gradiennya.

ln [A]0
ln [A]
gradien = -k1

Grafik ln [A] terhadap t untuk reaksi orde satu

Waktu paruh (t1/2) adalah waktu yang dibutuhkan agar konsentrasi reaktan hanya tinggal
setengahnya. Pada reaksi orde satu, waktu paruh dinyatakan sebagai

k1 =

k1 =

1
t1/2

ln

1
1/ 2

0,693
t1 / 2

Reaksi Orde Dua


Persamaan laju reaksi untuk orde dua dinyatakan sebagai :

dA
dt

= k2 [A]2

dA
[A]2
-

= k2 t

1
[ A]

1
[ A0]
-

= k2 (t t0)

Tetapan laju (k2) dapat dihitung dari grafik 1/A terhadap t dengan k2 sebagai gradiennya.

gradien = -k2

ln 1/[A]
ln 1/[A]0
t

Grafik ln 1/[A] terhadap t untuk reaksi orde dua

Waktu paruh untuk reaksi orde dua dinyatakan sebagai


1
k 2[ A0]
t1/2 =
Penentuan Energi Aktivasi
Energi aktivasi adalah ambang batas energi yang harus icapai agar suatu reaksi dapat terjadi.
Penentuan energi aktifasi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan Arrhenius
k = A e-Ea/RT
dimana

k = konstanta laju reaksi


A = faktor pra eksponensial
Ea = energi aktifasi (kJ/mol)
R = tetapan gas ideal
= 8,314 kJ / mol
= 1,987 kal / mol K
T = suhu mutlak (K)

Jika persamaan di atas ditulis dalam bentuk logaritma, maka akan didapat

ln k = ln A -

Ea 1

R T

Dengan membuat kurva ln k terhadap 1/T, maka nilai Ea/R akan didapat sebagai gradien dari
kurva tersebut. Karena nilai R diketahui, maka nilai energi aktifasi dapat ditentukan.

Besarnya energi aktifasi juga dapat ditentukan dengan menggunakan nilai nilai k pada suhu
yang berbeda. Persamaan yang digunakan adalah

ln

k1

k2

Ea
R

1 1


T2 T1

atau

log

k1

k2

Ea
2,303.R
=

1 1


T2 T1

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kecepatan Reaksi


Konsentrasi Pereaksi
Pada umumnya jika konsentrasi zat semakin besar maka laju reaksinya semakin besar, dan
sebaliknya jika konsentrasi pula, dan sebaliknya jika sentrasi suatu zat semakin kecil maka laju
reaksinya pun semakin kecil. Untuk beberapa reaksi, laju reaksinya pun semakin kecil. Untuk
beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal dengan
hukum laju reaksi atau reaksi dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi dari suatu reaksi
kimia pada prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh perubahan konsentrasi pereaksi
terhadap laju reaksi.
Luas Permukaan Sentuh

Dalam reaksi kimia, tidak semua luas permukaan zat yang bereaksi dapat
bersentuhan hingga terjadi reaksi, hal ini bergantung pada bentukpartikel zat-zat yang bereaksi.
Simak kubus pada gambar berikut:

Untuk total volume yang sama, semakin kecil kubus semakin besar luas permukaannya.
panjang sisinya 5 cm, kemudian Anda pecah-pecah menjadi delapan buah kubus dengan
ukuran masing- masing sama, yaitu panjang sisinya 2,5 cm. Berapakah luas permukaan kubus
sebelum dan sesudah dipecah-pecah?
Sebelum dipecah, luas permukaan kubus sebesar 6 muka luas muka (150 cm2). Setelah
dipecah menjadi 8 bagian, luas permukaan kubus menjadi 8 kubus 6 muka luas muka (300
cm2). Jadi, semakin kecil (halus) ukuran butiran zat padat, semakin besar luas permukaannya.
Akibatnya, peluang untuk terjadinya reaksi semakin besar.
Katalisator
Untuk mempercepat laju reaksi, dapat dilakukan dengan cara meningkatkan konsentrasi
pereaksi atau suhu reaksi, tetapi terkadang cara ini kurang efisien. Misalnya, sintesis gas NH 3
dari gas N2 dan gas H2, reaksi ini berlangsung pada suhu sekitar 450oC. Jika suhu terlalu rendah,
reaksi akan berlangsung dengan lambat.
Reaksi pada suhu tinggi kurang menguntungkan secara ekonomi sebab memerlukan
peralatan khusus dan pemeliharaannya sukar. Adakah cara lain selain metode yang telah dibahas
sebelumnya? Jawabannya ada, yaitu dengan menambahkan katalisator. Apa dan bagaimana kerja
katalis dalam mempercepat reaksi? Katalis adalah zat yang ditambahkan dalam jumlah sedikit ke
dalam suatu sistem reaksi untuk mempercepat reaksi. Pada akhir reaksi, katalis diperoleh
kembali dalam bentuk zat semula. Katalis bekerja dengan cara turut terlibat dalam setiap tahap
reaksi, tetapi pada akhir tahap, katalis terbentuk kembali.
6

Jika suatu campuran zat tidak dapat bereaksi, penambahan katalispun tidak akan
membuat reaksi terjadi. Dengan kata lain, katalis tidak dapat memicu reaksi, tetapi hanya
membantu reaksi yang berlangsung lambat menjadi lebih cepat. Katalis bekerja secara khusus.
Artinya, tidak semua reaksi dapat dipercepat dengan satu macam katalis. Dengan kata lain,
katalis bekerja hanya pada satu atau dua macam reaksi, tetapi untuk reaksi yang lain tidak dapat
digunakan.
Jenis Katalis
Berdasarkan jenis fasanya, katalis digolongkan ke dalam katalis homogen dan katalis
heterogen. Katalis homogen adalah katalis yang memiliki fasa yang sama dengan pereaksi.
Katalis heterogen adalah katalis yang berbeda fasa dengan pereaksi.
Katalis homogen bekerja melalui interaksi dengan partikel pereaksi membentuk keadaan
transisi. Selanjutnya, keadaan transisi bergabung dengan pereaksi lain membentuk produk, dan
setelah produk dihasilkan katalis melakukan regenerasi menjadi zat semula. Katalis heterogen
biasanya berupa padatan yang bekerja pada pereaksi berupa gas atau cairan, dan reaksi katalisis
terjadi pada permukaan katalis.

V. ALAT dan BAHAN


1. Alat
a.
b.
c.
d.

Erlenmeyer
Stopwatch
Gelas ukur
Pipet tetes

e. Flash Shaker
f. Pipet ukur
g. Labu ukur

2. Bahan
a. Aquadest
b. KI
c. K2S2O8

d. Na2S2O3
e. Amilum

VI.

f.
PROSEDUR KERJA
1. Buat larutan KI 0.05 N dalam 165 ml; K 2S2O8 0,05 N dalam 140 ml; Na2S2O3 0,05 N
dalam 70 ml.
2. Buat larutan dalam erlenmeyer dengan perbandingan (variasi konsentrasi):
g.

Erle h.

nmeyer
n.
I

KI
o.

u.

II

20
v.

III

20
ac.

IV

20
aj.

ab.
ai.

i.

K j.
S O3

2 2

p.

N k.

a2S2O3
H2O
2 q.
1 r.

0
w.

secukupnya

m.

t(wa

ktu,dtk)
t.

8 y.

aa.

1 ae.

6
6 af.

ah.

8 al.

12
4 am.

ao.

2
ak.

s.

Amilum

1 x.
6

ad.

l.

20
18
ap.
3. Keempat sampel di shaker denga flash shaker hingga terjadi perubahan warna
menjadi hijau.
4. Larutkan dalam Erlenmeyer dengan perbandingan (variasi Temperatur):
aq.

Erlen ar.

as.

at.

K au.

meyer
ax.
I

T(0C) KI
ay.
az.

a2S2O3
2S2O3
ba.
2 bb.
1

be.

II

40
bf.

20
bg.

bh.

III

50
bm.

20
bn.

IV

60
bt.

20
bu.

bl.
bs.

0
0

Amilum
secukupny

aw.

t(wak

tu,dtk)
bd.

a
1

bk.

br.

by.

0
2 bp.

0
bv.

bc.

0
2 bi.

bo.

av.

0
2 bw.

70
20
0
0
bz.
5. Keempat sampel dipanakan di atas waterbath hingga terjadi perubahan warna menjadi
hijau.
ca.
VII.

DATA PENGAMATAN
1. Larutan dalam Erlenmeyer dengan perbandingan (variasi konsentrasi)
cb.

Erle cc.

nmeyer
ci.
I

KI
cj.

cd.

K ce.

N cf.

S O3
a2S2O3
H2O
ck.
2 cl.
1 cm.

cg.

Amilum

2 2

cn.

secukupnya

ch.

t(wa

ktu,dtk)
co.
12

cp.
cw.
dd.

II

20
cq.

III

20
cx.

IV

20
de.

0
cr.

0
8 ct.

cv.

1 cz.

6
6 da.

,4 detik
dc.
145

8 dg.

12
4 dh.

4,4 detik
dj.
218

6
cy.
2
df.

0 detik
548

1 cs.

20

6,4 detik

18

dk.
2. Larutan dalam Erlenmeyer dengan perbandingan (variasi temperatur)
dl.

Erlen dm.

dn.

meyer
ds.
I

T(0C) KI
dt.
du.

dz.

II

40
ea.

20
eb.

III

50
eh.

20
ei.

IV

60
eo.

20
ep.

70

20

eg.
en.

do.

K dp.

S O3
a2S2O3
dv.
2 dw.
1

dq.

Amilum

2 2

0
ec.
0
0
0

detik
em.
69,0

8 detik
et.
42,4
6 detik

eu.
3. Perhitungan Kinetika Reaksi
a.
Menentukan Harga X
ev. X1 =

V Na2 S 2O 3 N Na2 S 2O 3
V K 2 S 2O 8 N K 2 S 2 O8

10 ml 0,085 N
20 ml 0,085 N

= 0,5 N

ew. X2 =

V Na2 S 2O 3 N Na2 S 2O 3
V K 2 S 2O 8 N K 2 S 2 O8

8 ml 0,085 N
16 ml 0,085 N

= 0,5 N

ex. X3 =

V Na2 S 2O 3 N Na2 S 2O 3
V K 2 S 2O 8 N K 2 S 2 O8

6 ml 0,085 N
12 ml 0,085 N

= 0,5 N

4 ml 0,085 N
8 ml 0,085 N

V Na2 S 2O 3 x N Na2 S 2O 3
ey. X4 = V K 2 S 2O 8 x N K 2 S 2 O8
b.

Menghitung Nilai K
ez.
fa.

K=
2,303 log 1

Tf
1x

tu,dtk)
dy.
140

0
2 er.

t(wak

detik
ef.
110

0
2 ek.

eq.

secukupny

0
2 ed.

ej.

dx.

dr.

= 0,5 N

fb. K1 =

2,303
log1

120
10,5

= 5,719 x 10-3

fc. K2 =

2,303 log1

548,4 10,5

= 1,264

fd. K3 =

2,303
log 1

1454,4 10,5

fe.

c.

= 4,76 x 10-4

2,303
log 1

=
3,17 x 10-4
2186,4 10,5

K4 =

Buat Tabel Variasi Temperature


ff. T (

fg. Tf

fh. Log Tf

fi. 1/T

K)
fj. 313 K

fk. 140

fl. 2,15

fm. 3,195 x 10-3

fn. 323 K

fo. 110

fp. 2,041

fq. 3,096 x 10-3

fr. 333 K

fs. 69,08

ft. 1,84

fu. 3,003 x 10-3

fv. 343 K

fw. 42,46

fx. 1,63

fy. 2,915 x 10-3

fz.
d.

Membuat Grafik
ga.

e.

y
x

Tan

2.151,84
3
3 =
3,195 x 10 3,003 x 10

0,31
4
1,92 10

Menghitung Harga Ea
gb. Ea Grafik

= 2,303 x 1,987 x Tan

gc.

= 2,303 x 1,987 x (1,615 x 10-5)

gd.

= 7,39 x 10-5

f.

Mencari Nilai C
ge.
Log Tf =
gf.
gg.
C
gh.

Ea grafik
2,303 1,987 T

+C

= Log Tf -

7,39 105
(
gi. C1 = 2,15 - 2,303 1,987 313 ) = 2,14

= 1,615 x 10-5

7,39 105
(
gj. C2 = 2,041 - 2,303 1,987 323 ) = 2,04
7,39 105
(
gk. C3 = 1,84 - 2,303 1,987 333 ) = 1,839
7,39 105
(
gl. C4 = 1,63 - 2,303 1,987 343 ) = 1,62
g.

Menghitung Ea Praktek
gm.
Ea Praktek = 2,303 x 1,987 x T x (Log Tf - C)
gn.
go. Ea1 = 2,303 x 1,987 x 313 x (2,15 - 2,14) = 14,323
gp. Ea2 = 2,303 x 1,987 x 323 x (2,041 2,04) = 1,478
gq. Ea3 = 2,303 x 1,987 x 333 x (1,84 1,839) = 1,524
gr. Ea4 = 2,303 x 1,987 x 343 x (1,63 1,62) = 15,696
gs. Ea rata-rata =

h.

14,323+1,478+1,524 +15,696
4

= 8,255

Persentase Eror
gt.
Ea grafikEa praktek
gu.
(
)
% eror =
x
Ea grafik
7,39 105 8,255
) x 100% = 0,00112 %
gv. % eror = (
7,39 105
gw.

VIII.

PEMBAHASAN
gx.
Pada praktikum kinetika kimia menggunakan prinsip perubahan kecepatan
suatu reaksi kimia sebanding dengan konsetrasi ion setiap reaksi dan produk pada
waktu tertentu. Pada percobaan pertama dilakukan pengamatan faktor laju reaksi,
yaitu konsentrasi, yang dilakukan dengan mereaksikan KI, K2S2O8 bersama Na2S2O3
yang konsentrasinya berbeda-beda. Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi. Jika
konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin cepat pula terjadi,
begitu juga sebaliknya. Suatu larutan dengan konsentrasi pekat mengandung partikel
yang lebih rapat, jika dibandingkan dengan larutan yang berkonsentrasi kecil (encer),
sehingga lebih mudah dan lebih sering bertumbukan. Itulah sebabnya, makin besar
konsentrasi suatu larutan, maka semakin cepat pula laju reaksinya.

gy.

Pada

percobaan

kedua,

dilakukan

pengamatan

terhadap

suhu.

Pencampuran antara KI, K2S2O8 bersama Na2S2O3. Dari hasil percobaan yang di
dapat, bahwa semakin tinggi suhu semakin sedikit waktu yang diperlukan larutan
untuk bereaksi, artinya larutan bereaksi dengan cepat pada suhu yang tinggi. Hal ini
disebabkan karena suhu turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila
suhu pada suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel
semakin aktif bergerak, dan sering terjadinya tumbukan, hal ini menyebabkan laju
reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin
pasif (diam), laju reaksi semakin kecil dan semakin lama waktu yang diperlukan

IX.

untuk bereaksi.
gz.
KESIMPULAN
ha.
percobaan yang telah dilakukan terdapat pengaruh konsentrasi dan suhu.
Pengaruh konsentrasi yaitu apabila konsentrasi suatu reaktan semakin besar, maka
laju reaksi juga meningkat. Dan pengaruh suhu yaitu apabila suhu dinaikkan maka
laju suatu reaksi juga meningkat.
hb.
TUGAS

X.
hc.
1. Apa yang dimaksud dengan:
hd. (a) Stoikiometri.
he. (b) Tingkat Reaksi.
hf. (c) Molekuleritet reaksi
hg.
Jawab
:
a) Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan
kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia).
b) Tingkat reaksi adalah Jumlah dari pangkat zat-zat yang bereaksi
c) Molekuleritet reaksi adalah Sebuah keadaan dasar dari atom oksigen dalam
keadaan triplet memiliki dua elektron tidak berpasangan di mana sebuah atom
oksigen dalam keadaan singlet memiliki sebuah orbital p yang kosong di
antara orbital p valensi.
2. Sebutkan jenis-jenis Katalis !
hh.
Jawab
:
a) Katalis homogen adalah katalis yang dapat bercampur secara homogen
dengan zat pereaksinya karena mempunyai wujud yang sama.
b) Katalis heterogen adalah katalis yang tidak dapat bercampur secara homogen
dengan pereaksinya karena wujudnya berbeda.
c) Autokatalis adalah zat hasil reaksi yang bertindak sebagai katalis.
d) Biokatalis adalah katalis yang bekerja pada proses metabolisme, yaitu enzim.
e) Inhibitor adalah zat atau senyawa yang kerjanya memperlambat reaksi atau
menghentikan reaksi.

f) Racun katalis adalah inhibitor yang dalam jumlah sangat sedikit dapat
mengurangi atau menghambat kerja katalis.
3. Apakah perbedaan katalis dan inhibator?
hi. Jawab :
hj. Kalau Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada
suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri (lihat
pula katalisis). Sedangkan Inhibitor adalah zat atau senyawa yang kerjanya
memperlambat reaksi atau menghentikan reaksi.
hk.
DAFTAR PUSTAKA

XI.
hl. .

Siregar, Tirena Bahnur. 2008. Kinetika Kimia. (online).


(http://wanibesak.files.wordpress.com/2011/06/kinetika-kimia-reaksi-elementer.pdf,
diakses pada 18 Juni 2014).
Tim Konsultan Kimia FPTK UPI. 2003. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINETIKA REAKSI. (online).
(http://psbtik.smkn1cms.net/kimia/kimia_industri/faktor_faktor_yang_mempengaruhi_ki
netika_reaksi.pdf, diakses pada Juni 2014).
Anonim. Bab 4 Kecepatan Reaksi. (online).
(http://nivitasya.files.wordpress.com/2010/01/kecepatan-reaksi-kls-xi.pdf, diakses pada
18 juni 2014).
hm.

Anda mungkin juga menyukai