Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MINI RESEARCH ANALITIK 1A

“KAPASITAS BUFFER”

Di susun oleh :
Novenda Pramesti A (652016005)
Sekar Nurani S (652016010)
Fidela Novitasari (652016013)
Ni Ketut Prihatin (652016028)

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
Laporan Mini Research Analitik 1A
Nama/Nim : Novenda Pramesti A (652016005)
Sekar Nurani S (652016010)
Fidela Novitasari (652016013)
Ni Ketut Prihatin (652016028)
Tanggal : 17 dan 24 November 2017
Judul : Kapasitas Buffer

TUJUAN
1. Menentukan pH secara teori dari larutan kerja
a. NaHCO3 + Na2CO3 0,1 M
b. NaHCO3 + Na2CO3 0,01 M
c. NaH2PO4.2H2O + Na2HPO4 0,2M
d. NaH2PO4.2H2O + Na2HPO4 0,02M, dengan volume yang berbeda-beda.
2. Menentukan hubungan pH dengan kapasitas buffer

TINJAUAN PUSTAKA
Buffer merupakan campuran asam atau basa lemah dengan garamnya yang dapat
mempertahankan pH larutan saat ditambahkan dengan asam atau basa dalam jumlah relatif
sedikit. Mekanisme buffer dapat mempertahankan pH larutan adalaha akibat pengaruh ion
yang sama (common ion effect) (Anonim, 2012)
Larutan buffer terdiri dari (1) asam lemah atau basa lemah dan (2) garamnya; keduaa
komponen itu harus ada. Larutan ini mampu melawan perubahan pH ketika terjadi
penambahan sedikit asam atau sedikit basa. Buffer sangat penting dalam sistem kimia dan
biologi. Nilai pH dalam tubuh manusia sangat beragam dari satu cairan ke cairan lainnya,
misalnya pH darah adalah sekitar 7,4; sementara pH cairan lambung sekitar 1,5. Nilai-nilai
pH ini, yang penting agar enzim dapat bekerja dengan benar dan agar tekanan osmotik tetap
seimbang, dalam kasus dipertahankan oleh buffer (Chang, 2006).
Kapasitas buffer adalah keefektifan larutan buffer, bergantung pada jumlah asam dan
basa konjugat yang menyusun buffer tersebut. Semakin besar jumlahnya, semakin besar
buffernya (Chang, 2006).
Komponen larutan penyangga dibagi menjadi:
1) Larutan penyangga bersifat Asam.
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan
larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi
dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu
basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan
menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang
bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium, kalium,
barium, kalsium, dan lain-lain.
Larutan Penyangga asam :
HA ↔ H+ + A-
Penambahan asam kuat atau ion H+ pada larutan ini akan meningkatkan jumlah
ion H+ dalam larutan, maka akan mendesak ion H+ yang ada, sehingga menggeser reaksi
kesetimbangan ke kiri. Pergeseran ini menyebabkan jumlah ion A- dalam larutan
berkurang karena digantikan oleh jumlah ion A- dari garam sehingga jumlahnya relatif
tetap untuk mempertahankan kesetimbangan tersebut. Ion H+ yang ditambahkan akan
bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH. Jika yang ditambahkan
ke dalam larutan adalah basa, maka ion OH- yang berasal dai basa tersebut akan bereaksi
dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke
kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan atau pH larutan buffer asam
tersebut tetap stabil atau bertahan. Apabila suatu basa lemah dicampur dengan asam
konjugasinya maka akan terbentuk suatu larutan buffer basa. Larutan ini akan
mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Misalnya larutan campuran NH3 dengan
ion amonium (NH4+). Larutan buffer basa juga dapat terjadi dari campuran suatu basa
lemah dengan suatu asam kuat di mana basa lemah dicampurkan berlebih (Day, 2002 ).
2) Larutan penyangga yang bersifat basa.
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan
larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam
kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu
asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.
Larutan penyangga basa :
Jika ke dalam larutan ditambahkan suatu asam kuat, maka ion H+ yang berasal dari
asam itu akan mengikat atau bereaksi dengan ion OH-. Hal itu menyebabkan
kesetimbangan larutan menjadi bergeser ke kanan sehingga konsentasi ion OH- dapat
dipertahankan atau dengan kata lain pH larutan stabil atau dapat bertahan. Demikian juga
pada penambahan suatu basa kuat, jumlah ion OH- dalam larutan akan bertambah. Hal
ini akan menyebabkan kesetimbangan larutan menjadi bergeser ke kiri sehingga
konsentasi ion OH- dapat dipertahankan dan pH larutan tidak berubah (Day, 2002 ).
Keefektifan suatu larutan penyangga dalam menahan perubahan pH persatuan
asam atau basa kuat ditambahkan, mencapai nilai maksimumnya ketika rasio asam
penyangga terhadap garam adalah satu. Dalam titrasi asam lemah, titik maksimum
keefektifan ini dicapai bila asam tersebut ternetralkan separuh, atau pH = pKa. Kapasitas
suatu penyangga merupakan ukuran keefektifannya dalam perubahan pH pada
penambahan asam atau basa. Semakin besar konsentrasi asam dan basa konjugasinya,
semakin besar kapasitas penyangga. Kapasitas penyangga dapat didefinisikan secara
kuantitatif dengan jumlah mol basa kuat dibutuhkan untuk mengubah pH 1 L larutan
sebesar 1 pH satuan (Vogel, 1979).

ALAT BAHAN DAN METODE


a. Alat
o Neraca Analitik 2 digit
o pH meter
o Labu ukur
o Gelas ukur
o Pipet ukur
o Pilius
o Spatula
o Erlenmeyer
o Gelas beker

b. Bahan
o Sodium Bicarbonate (NaHCO3) 0,1 M dan 0,01M
o Sodium Carbonate (Na2CO3) 0,1 M dan 0,01 M
o NaH2PO4.2H2O 0,2 M dan 0,02M
o Na2HPO4 0,2 m dan 0,02M
o Akuades

c. Metode
A. Percobaan 1
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dibuat larutan kerja ( NaHCO3 0,1M;0,01 M dan Na2CO3 0,1M;0,01M).
3. Dimasukkan larutan kerja NaHCO3 0,1M dan Na2CO3 0,1M yang sudah dibuat
kedalam erlenmeyer dengan perbadingan,sesuai dengan tabel dibawah:

Volume (mL) NaHCO3 Voume (mL) Na2CO3


0,1M 0,1M
80 20
70 30
60 40
50 50
40 60
30 70
20 80
10 90

4. Diukur pH larutan dengan pH meter, kemudian dicatat hasilnya.


5. Dibuat kurva antar pH dengan volume Na2CO3.
6. Diulangi langkah 3 sampai 5 dengan i konsentrasi larutan kerja 0,01 M.

B. Percobaan 2
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan .
2. Dibuat larutan kerja ( NaH2PO4.2H2O 0,2 M;0,02 M dan Na2HPO4 0,2 M dan
0,02 M)
3. Dimasukkan larutan kerja ( NaH2PO4.2H2O 0,2 M dan Na2HPO4 0,2 M)
kedalam erlenmeyer dengan perbandingan,sesuai dengan tabel dibawah ini:

Volume Na2HPO4 (mL) Volume NaH2PO4.2H2O (mL)


4 46
6 44
8 42
10 40
12 38
14 36
16 34
18 32
20 30
22 28
24 26
26 24
28 22
30 20
32 18
34 16
36 14
38 12
40 10
42 8
44 6
46 4
48 2

4. Diukur pH larutan dengan pH meter,kemudian dicatat hasilnya.


5. Dibuat kurva antar pH dengan volume NaH2PO4.2H2O.
6. Diulangi langkah 3 sampai 5 dengan konsentrasi larutan kerja 0,02 M.

HASIL
1. NaHCO3 + Na2CO3 0,1M
Volume Volume
NaHCO3 Na2CO3 pH
(mL) (mL)
NaHCO3 + Na2CO3 0,1M
80 20 9,5 11

70 30 9,6 10
pH

60 40 9,7 9
50 50 9,8 8
40 60 10,1 20 30 40 50 60 70 80 90

30 70 10,5 Volume Na2CO3


20 80 10,8
10 90 10,8

2. NaHCO3 + Na2CO3 0,01M


Volume Volume NaHCO3 + Na2CO3 0,01M
NaHCO3 Na2CO3
(mL) (mL) pH 11
10.5
80 20 9,4 10
pH

70 30 9,6 9.5
60 40 9,7 9
8.5
50 50 9,8 20 30 40 50 60 70 80 90
40 60 9,9 volume Na2CO3
30 70 10,5
20 80 10,6
10 90 10,6

NaHCO3 + Na2CO3 0,1 M dan 0,01M


11

10.5
pH

10

9.5

9
0 20 40 60 80 100
VoluneNa2CO3

ph 2 0,01 ph 1 0,1

3. NaH2PO4.2H2O+Na2HPO4 0,2M

Volume Volume
Na2HPO4 NaH2PO4.2H2O
(mL) (mL) pH
NaH2PO4.2H2O+Na2HPO4
4 46 5,6 0,02M
6 44 5,9
8 42 6
9
10 40 6,1 8
12 38 6,2 7
14 36 6,3 6
16 34 6,4 5
pH

18 32 6,4 4
3
20 30 6,5
2
22 28 6,6 1
24 26 6,7 0
26 24 6,8 46 44 42 40 38 36 34 32 30 28 26 24 22 20
28 22 6,8 VolumeNaH2PO4.2H2O
30 20 7
Ph
32 18 7
34 16 7,1
36 14 7,2
38 12 7,3
40 10 7,5
42 8 7,5
44 6 7,7
46 4 7,8
48 2 8,2
4. NaH2PO4.2H2O+Na2HPO4 0,02M

Na2HPO4 NaH2PO4.2H2O pH
4 46 5,6
6 44 5,8
NaH2PO4.2H2O+Na2HPO4
8 42 5,9 0,2M
10 40 6 9
12 38 6,1 8
14 36 6,2 7
6
16 34 6,4
5

pH
18 32 6,5 4
20 30 6,6 3
22 28 6,6 2
24 26 6,7 1
0
26 24 6,8
4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
28 22 6,9
volume NaH2PO4.2H2O
30 20 7
32 18 7 pH
34 16 7,1
36 14 7,2
38 12 7,3
40 10 7,4
42 8 7,5
44 6 7,6
46 4 7,8
48 2 8,1

NaH2PO4.2H2O+Na2HPO4
0,2M&0,02M
9
8
7
6
5
pH

4
3
2
1
0
46 44 42 40 38 36 34 32 30 28 26 24 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2
volumeNaH2PO4.2H2O

Ph 0,2M pH 0,02M
PERHITUNGAN
Percobaan 1
Reaksi : 2NaHCO3 + Na2CO3 → 2Na2O + 3CO3 + H2
o pH Campuran larutan 1
pH = pKa + log
= 10,32 + log
= 10,32 – 0,602
= 9,7
o pH Campuran larutan 2
pH = pKa + log
= 10,32 + log
= 10,32 – 0,367
= 9,95
o pH Campuran larutan 3
pH = pKa + log
= 10,32 + log
= 10,32 – 0,176
= 10,14
o pH Campuran larutan 4
pH = pKa + log
= 10,32 + log
= 10,32 – 0
= 10,32
o pH Campuran larutan 5
pH = pKa + log
= 10,32 + log
= 10,32 + 0,176
= 10,496
o pH Campuran larutan 6
pH = pKa + log
= 10,32 + log
= 10,32 + 0,367
= 10,687
o pH Campuran larutan 7
pH = pKa + log
= 10,32 + log
= 10,32 + 0,602
= 10,922
o pH Campuran larutan 8
pH = pKa + log
= 10,32 + log
= 10,32 + 0,954
= 11,26
Percobaan 2
Reaksi : NaH2PO4 . 2H2O + Na2HPO4 → Na3PO4 + H3PO4 + 2 H2

o pH Campuran larutan 1 = 6,47

pH = pka + log o pH Campuran larutan 8


= 6,8 + log
= 6,8 + (-1,06) pH = pka + log
= 5,74 = 6,8 + log
= 6,8 + (-0,24)
o pH Campuran larutan 2 = 6,56

pH = pka + log o pH Campuran larutan 9


= 6,8 + log
= 6,8 + (-0,86) pH = pka + log
= 5,94 = 6,8 + log
= 6,8 + (-0,176)
o pH Campuran larutan 3 = 6,624

pH = pka + log o pH Campuran larutan 10


= 6,8 + log pH = pka + log
= 6,8 + log
= 6,8 + (-0,72) = 6,8 + (-0,10)
= 6,7
= 6,08

o pH Campuran larutan 4 o pH Campuran larutan 11


pH = pka + log
pH = pka + log = 6,8 + log
= 6,8 + log = 6,8 + (-0,034)
= 6,8 + (-0,6) = 6,766
= 6,2
o pH Campuran larutan 12
o pH Campuran larutan 5 pH = pka + log
= 6,8 + log
pH = pka + log = 6,8 + (0,034)
= 6,8 + log = 6,83
= 6,8 + (-0,5)
= 6,3 o pH Campuran larutan 13
o pH Campuran larutan 6 pH = pka + log
= 6,8 + log
pH = pka + log = 6,8 + (0,10)
= 6,8 + log = 6,9
= 6,8 + (-0,41)
= 6,39 o pH Campuran larutan 14
pH = pka + log
o pH Campuran larutan 7 = 6,8 + log
= 6,8 + (0,17)
pH = pka + log = 6,97
= 6,8 + log
= 6,8 + (-0,327) o pH Campuran larutan 15
pH = pka + log = 6,8 + (0,6)
= 6,8 + log = 7,4
= 6,8 + (0,249)
= 7,04 o pH Campuran larutan 20
pH = pka + log
o pH Campuran larutan 16 = 6,8 + log
pH = pka + log = 6,8 + (0,7)
= 6,8 + log = 7,5
= 6,8 + (0,327)
= 7,127 o pH Campuran larutan 21
pH = pka + log
o pH Campuran larutan 17 = 6,8 + log
pH = pka + log = 6,8 + (0,86)
= 6,8 + log = 7,66
= 6,8 + (0,41)
= 7,21 o pH Campuran larutan 22
pH = pka + log
o pH Campuran larutan 18 = 6,8 + log
pH = pka + log = 6,8 + (1,06)
= 6,8 + log = 7,86
= 6,8 + (0,5)
= 7,2 o pH Campuran larutan 23
pH = pka + log
o pH Campuran larutan 19 = 6,8 + log
pH = pka + log = 6,8 + (1,38)
= 6,8 + log = 8,18
PEMBAHASAN
Pada praktikum kapasitas buffer pada larutan, pembentukan buffer dilakukan dengan
menggunakan pasangan asam/basa lemah dan garamnya. Dalam praktikum ini dilakukan dua
kali percobaan dengan larutan kerja yang berbeda dan konsentrasi yang berbeda.

Pada percobaan pertama larutan kerja yang digunakan yaitu NaHCO3 dengan
konsentrasi 0,1M dan 0,01 M ,Na2CO3 dengan konsentrasi 0,1M dan 0,01M. Pada percobaan
pertama ini pada tahap pertama digunakan larutan kerja NaHCO3 0,1 M ditambahkan dengan
Na2CO3 0,1 M dan diukur pH larutan campuran tersebut, kemudian larutan diulangi dengan
mengganti konsentrasi 0,1 M menjadi 0.01 M. Dalam praktikum ini didaptakan hasil,sebagai
berikut:

Volume Volume
pH 0,1 pH 0,01
NaHCO3 Na2CO3
M M
(mL) (mL)
80 20 9,5 9,4
70 30 9,6 9,6
60 40 9,7 9,7
50 50 9,8 9,8
40 60 10,1 9,9
30 70 10,5 10,5
20 80 10,8 10,6
10 90 10,8 10,6

Dengan konsentrasi yang sama dan volume dari NaHCO3 dan Na2CO3 yang berbeda-
beda bertujuan untuk mengetahui volume asam atau basa yang ditambahkan memiliki
pengaruh terhadap pH. Dari tabel diatas dapat dilihat bawah semakin banyak larutan Na2CO3
yang ditambahkan maka pH yang didapat cenderung kearah basa dikarenakan Na2CO3
merupakan garam yang bersifat basa karena Na2CO3 garam yang berasal dari basa kuat
NaOH dan asam HNO3 selain itu larutan yang bersifat asam ketika diencerkan 10x dengan
aquades yaitu dari konsentrasi 0,1 dan 0,01 M mengalami kenaikan pH sedangkan yang
bersifat basa mengalami penurunan pH. Dari tabel diatas dapat dibuat kurva antar volume
Na2CO3 dengan pH yang didapatkan
NaHCO3 + Na2CO3 0,1 M dan 0,01M
11
10.5

pH
10
9.5
9
0 20 40 60 80 100
VoluneNa2CO3

ph 2 0,01 ph 1 0,1

Kurva yang diperoleh dari percobaan sesuai dengan teori. Dimana menunjukkan
trendline garis lurus, artinya semakin banyak volume basa yang ditambahkan semakin
meningkat nilai pH larutan dan dapat dilihat pula bahwa garis antara pH awal dan pH akhir
memiliki selisih jarak. Perubahan pH yang terlalu cepat dan selisih pH kurang lebih 0,2 tiap
selisih volume yang berbeda antara larutan asam dan basa menunjukkan bahwa kapasitas
larutan buffer tersebut kecil karena larutan tersebut tidak mampu mempertahankan nilai pH-
nya.
Nillai pH yang didaptkan dalam percobaan mengalami perbedaan dengan pH yang
didapat dari perhitungan. Hal ini disebabkan karena belum semua NaHCO3 dan Na2CO3
bereaksi, selain itu konsentrasi yang terlalu kecil pada larutan kerja yang digunakan
menyebabkan dapat terjadinya perubahan konsentrasi yang dapat diakibatkan karena
terjadinya pengenceran yang tidak diinginkan yaitu masih adanya sisa pada erlenmeyer yg
menyebabkan terjadinya pengenceran selain itu adanya perubahan kecil dapat terjadi karena
pengambilan larutan kerja yang dilakukan dengan gelas ukur sehingga mengakibatkan
terjadinya galat sistematis, kalibrasi pH meter yang kurang maksimal.

Pada percobaan kedua yaitu dengan menggunakan larutan kerja NaH2PO4.2H2O 0,2
M dan 0,02 M, Na2HPO4 0,2 M dan 0,02 M. Pada percoban ini mempunyai prosedur yang
sama dengan percobaan pertama tetapi larutan yang digunakan diganti dengan larutan kerja
NaH2PO4.2H2O 0,2 M dan 0,02 M, Na2HPO4 0,2 M dan 0,02 M.

Dari tabel diatas dapat dilihat bawah semakin banyak larutan NaH2PO4.2H2O yang
ditambahkan maka pH yang didapat cenderung netral dikarenakan larutan yang bersifat asam
ketika diencerkan 10x dengan aquades yaitu dari konsentrasi 0,2 dan 0,02 M mengalami
kenaikan pH sedangkan yang bersifat basa mengalami penurunan pH. Dalam percobaan
kedua ini didaptkan hasil, sebagai berikut :
Volume Volume
Na2HPO4 NaH2PO4.2 pH 0,2 M pH 0,02 M
(ML) H2O (ML)
4 46 5,6 5,6
6 44 5,9 5,8
8 42 6 5,9
10 40 6,1 6
12 38 6,2 6,1
14 36 6,3 6,2
16 34 6,4 6,4
18 32 6,4 6,5
20 30 6,5 6,6
22 28 6,6 6,6
24 26 6,7 6,7
26 24 6,8 6,8
28 22 6,8 6,9
30 20 7 7
32 18 7 7
34 16 7,1 7,1
36 14 7,2 7,2
38 12 7,3 7,3
40 10 7,5 7,4
42 8 7,5 7,5
44 6 7,7 7,6
46 4 7,8 7,8
48 2 8,2 8,1

Dari tabel yang diatas dapat dibuat kurva pH terhadap volume asam,seperti gambar dibawah
ini :

NaH2PO4.2H2O+Na2HPO4
0,2M dan 0,02M
10
8
6
pH

4
2
0
46 44 42 40 38 36 34 32 30 28 26 24 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2
volume NaH2PO4.2H2O

Ph 0,2M pH 0,02M
Kurva yang diperoleh dari percobaan tidak sesuai dengan teori. Dimana garis pada
kurva tidak ada yang menunjukkan trendline (garis lurus 0) artinya semakin banyak volume
asam yang ditambahkan semakin meningkat nilai pH larutan, dan dapat pula dilihat bahwa
garis antara pH awal dan pH akhir memiliki selisih jarak. Perubahan pH yang terlalu cepat
dan selisih pH kurang lebih 0,2 tiap selisih volume yang berbeda antara larutan asam dan
basa menunjukkan bahwa kapasitas larutan buffer tersebut kecil karena larutan tersebut tidak
mampu mempertahankan nilai pH-nya. Walaupun tergolong memiliki kapasitas buffer yang
kecil sehingga tidak mampu mempertahankan pH namun berkaitan kurva yang diperoleh
tidak menunjukkan trendline atau pH yang meningkat secara signifikan karena pada dasarnya
larutan buffer adalah larutan yang mempertahankan pH pada kisarannya. Namun
mempertahankan pH pada kisarannya apabila penambahan suatu asam atau basa yang masih
dalam suatu batas kemampuan larutan buffer untuk menerima dan mempertahankan pH nya
dimana hal ini juga dipengaruhi oleh volume dan konsentrasi dari larutan buffer sendiri dan
larutan asam ataupun basa yang ditambahkan.
Dari perbaan didapatkan nilai pH, nilai pH yang didapat dalam perboaan pertama dan
kedua nilai pH nya tidak begitu jauh walupun konsentrasi yang digunakan berbeda. Hal ini
disebabkan karena belum semua Na2HPO4 dan NaH2PO4.2H2O bereaksi, selain itu konsentrasi
yang terlalu kecil pada larutan kerja yang digunakan menyebabkan dapat terjadinya
perubahan konsentrasi yang dapat diakibatkan karena terjadinya pengenceran yang tidak
diinginkan yaitu masih adanya sisa pada erlenmeyer yg menyebabkan terjadinya pengenceran
selain itu adanya perubahan kecil dapat terjadi karena pengambilan larutan kerja yang
dilakukan dengan gelas ukur sehingga mengakibatkan terjadinya galat sistematis, kalibrasi
pH meter yang kurang maksimal.

KESIMPULAN
1. - NaHCO3 + Na2CO3 0,1 M dan 0,01 M
Volume Volume
NaHCO3 Na2CO3 pH
(mL) (mL)
80 20 9,7
70 30 9,95
60 40 10,14
50 50 10,32
40 60 10,496
30 70 10,687
20 80 11.92
10 90 11,26
- Na2HPO4 + NaH2PO4.2H2O 0,1 M dan 0,01 M

Volume Volume
Na2HPO4 NaH2PO4.2 pH
(ML) H2O (ML)
4 46 5,47
6 44 5,94
8 42 6,08
10 40 6,2
12 38 6,3
14 36 6,39
16 34 6,47
18 32 6,56
20 30 6,626
22 28 6,7
24 26 6,76
26 24 6,83
28 22 6,9
30 20 6,97
32 18 7,04
34 16 7,127
36 14 7,21
38 12 7,3
40 10 7,4
42 8 7,5
44 6 7,6
46 4 7,86
48 2 8,18

2. Hubungan pH dengan kapasitas buffer adalah semakin besar rentang perubahan pH


pada penambahan asam atau basa maka kapasitas buffernya kecil.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Penuntun Praktikum Farmasi Fisik I. Kendari : Universitas Haluoleo
Chang, R. 2006. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Day, R. A. and A. L. Underwood.2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam. Jakarta.
Penerbit Erlangga. Hal 394, 396-404.
Vogel. 1979. “Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro”, diterjemahkan

LAMPIRAN
- Laporan sementara

Anda mungkin juga menyukai