KARBOHIDRAT
Disusun Oleh:
1. Ira Tyas K. /652016003
2. Sekar Nurani S. /652016010
I. JUDUL : Karbohidrat
II. TUJUAN
1. Menentukan bahan yang termasuk karbohidrat
2. Menentukan bahan yang termasuk gula pentose dan gula heksosa
3. Menentukan karbohidrat yang mengandung gugus aldosa
4. Menentukan bahan yang termasuk gula monosakarida, disakarida, dan
polisakarida
Alat
Tabung reaksi Rak tabung reaksi Pembakar Bunsen
Pipet tetes Waterbath + kaki tiga
Bahan
Aquades H2SO4 pekat Reagen anthrone
Glukosa I2 Reagen Seliwanof
Galaktosa Na2S2O3 Reagen Benedict
Arabinosa HCl pekat Reagen Barfoed
Sukrosa Reagen molish Kertas lakmus
Pati Reagen bial
IV. METODE
1. Uji Molisch
Diambil 10 tetes sampel kabohidrat (Aquades, Glukosa, Galaktosa,
Sukrosa, Maltosa, dan Pati 1%) ,dimasukan kedalam tabung
reaksi.
Diteteskan 2 tetes reagen molisch dalam tabung reaksi yang berisi
10 tetes sampel karbohidrat
Ditambahkan tetes tetes H2SO4 melalui dinding tabung
2. Uji Anthrone
Diambil 10 tetes sampel kabohidrat (Aquades, Glukosa, Galaktosa,
Sukrosa, Maltosa, dan Pati 1%) ,dimasukan kedalam tabung
reaksi.
Ditambahkan 20 tetes larutan anthrone dala tabung reaksi yang
berisi 10 tetes sampel
3. Uji Seliwanof
Diambil 10 tetes sampel kabohidrat (Aquades, Glukosa, Galaktosa,
Sukrosa, Maltosa, dan Pati 1%) ,dimasukan kedalam tabung
reaksi.
Ditambahkan 2 mL reagen seliwanof ke dalam tabung reaksi yang
berisi 10 tetes sampel.
Dipanaskan
4. Uji Benedict
Diambil 10 tetes sampel kabohidrat (Aquades, Glukosa, Galaktosa,
Sukrosa, Maltosa, dan Pati 1%) ,dimasukan kedalam tabung
reaksi.
Ditambahkan 20 tetes reagen benedict ke dalam tabung reaksi
yang berisi 10 tetes sampel
Dipanaskan
5. Uji Barfoed
Diambil 5 tetes sampel kabohidrat (Aquades, Glukosa, Galaktosa,
Sukrosa, Maltosa, dan Pati 1%) ,dimasukan kedalam tabung
reaksi.
Ditambahkan 20 tetes ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 tetes
sampel
Dipanaskan
6. Uji Iodin untuk Pati
Diambil 5 tetes sampel kabohidrat (Aquades, Glukosa, Galaktosa,
Sukrosa, Maltosa, dan Pati 1%) ,dimasukan kedalam tabung
reaksi.
Ditambahkan 1 tetes larutan iodin ke dalam tabung reaksi yang
berisi 10 tetes sampel
Ditambahkan beberapa tetes larutan natrium thiosulfat
7. Uji Hodrolisa Sukrosa
Diambil sukrosa 10 tetes dimasukkan kedalam tabung reaksi.
Ditambahkan 1 tetes HCl pekat dalam tabung reaksi yang berisi 10 tetes
larutan sukrosa
Dipanaskan
Dinetralkan dengan larutan NaOH 10% beberapa tetes sampai larutan
menjadi basa (uji pH dengan kertas lakmus)
Diuji dengan reagen benedict
Dibandingkan dengan larutan sukrosa yang tidak dihidrolisa
V. HASIL PENGAMATAN
Uji Anthrone
Sampel Perubahan
Glukosa Kuning ++
Fruktosa Hijau tua
Sukrosa Kuning +++
Maltosa Hijau muda
Pati Kuning +
Akuades putih
Uji Molisch
Sampel Perubahan
Glukosa Cicin ungu (+)
Fruktosa Cicin ungu (+)
Sukrosa Cicin ungu (+)
Maltosa Cicin ungu (+)
Pati Cicin ungu (+)
Akuades Cicin hijau (-)
Uji Benedict
Sampel Perubahan
Glukosa Biru dan terdapat endapan merah
Fruktosa Merah bata dan terdapat endapan merah
Sukrosa Biru
Maltosa Biru dan terdapat endapan merah
Pati Biru
Akuades Biru
Uji Seliwanof
Sampel Perubahan
Glukosa Kuning ++
Fruktosa Merah tua ++
Sukrosa Merah tua
Maltosa Orange
Pati Kuning +
Akuades Bening
Hidrolsa Sukrosa
- Sukrosa sebelum dihdrolisa warna biru
- Sukrosa + HCl + NaOH + benedict = bewarna coklat
Uji Barfoed
Sampel Perubahan
Glukosa Hijau dan terdapat endapan merah
Fruktosa Hijau kebiruan dan terdapat endapan merah
Sukrosa Hijau kebiruan dan terdapat endapan merah
Maltosa Biru dan terdapat endapan hitam
Pati Biru +
Akuades Biru
VI. PEMBAHASAN
Uji Molisch
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Uji ini efektif untuk
senyawa-senyawa yang dapat didehidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furfural atau
senyawa furfural yang tersubstitusi seperti hidroksimetil furfural, preaksi Molisch terdiri
dari -naftol dalam alkohol yang akan bereaksi dengn furfurl yang membentuk senyawa
kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat
terhadap karbohidrat. Tujuan ditambahkannya asam sulfat pekat adalah untuk
menghidrolisa ikatan pada sakarida agar menghasilkan furfurl. Apabila suatu larutan uji
menunjukkan adanya cincin berwarna ungu maka larutan tersebut positif mengandung
karbohidrat. Larutan yang bereaksi positif akan menghasilkan cincin berwarna ungu
ketika direaksikan dengan -naftol dan asam sulfat pekat. Hasil pengamatan percobaan
menunjukkan bahwa larutan yang di uji yaitu aquades tidak terjadi pembentukan cicin
berwarna ungu,tetapi berwarna hijau hal ini menunjukkan bahwa aquades tidak
mengandung kabohidrat. Sedangkan pada glukosa,fruktosa,maltosa, sukrosa ,dan pati
terjadi pembentukan cincin berwarna ungu. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumardjo
(2006) yang menyatakan bahwa warna violet atau ungu terbentuk karena adanya
karbohidrat. Menurut Campbell (2002) bahwa golongan karbohidrat monosakarida yaitu
glukosa dan fruktosa, disakarida yaitu sukrosa dan laktosa.
Uji Benedict
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)
pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida
seperti laktosa dan maltosa. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung
dengan Benedict, Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap
sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCo 3 pada
larutan natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan
tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau
monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas
tidak dapat mereduksi larutan Benedict.
Pada uji benedict, sampel dapat dikatakan positif mengandung gula pereduksi jika
terdapat endapan merah setelah direaksikan dengan reagen benedict dan dipanaskan.
Terbentuknya endapan merah ini sebagai hasil ion reduksi dari Cu2+ menjadi ion Cu+ oleh
suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula reduksi yang
berlangsung dalam suasana alkalis. Namun pada percobaan ini tidak semua sampel positif
mengandung gula pereduksi, diantaranya akuades, pati dan sukrosa tidak mengandung
gula pereduksi karena setelah dipanaskan tidak terdapat endapan merah.
Uji Seliwanof
Uji Seliwanoff adalah sebuah uji kimia yang digunakan untuk membedakan gula
aldose dan ketosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa akan
lebih cepat terdehidrasi dari pada aldosa. Enam sampel yang diujikan dalam pengujian ini
adalah adalah aquades,glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa dan pati. Jika dipanaskan,
karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasilkan warna merah pada
larutannya. Hasil pengamatan percobaan menunjukan bahwa fruktosa dan sukrosa
bereaksi positif dengan pereaksi Seliwanoff menghasilkan larutan berwarna merah.
Sedangkan aquades, glukosa, dan pati bereaksi negatif dengan pereaksi Seliwanoff.
Fruktosa dan sukrosa yang menghasilkan larutan warna merah mengidentifikasi adanaya
kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis monosakarida itu. HCL yang terkandung dalam
pereaksi seliwanoff mendehidrasi fruktosa menghasilkan hidroksi furfural sehingga
furfural mengalami kondensasi membentuk larutan berwarna merah.
Warna merah larutan sukrosa disebabkan oleh sukrosa yang terhidrolisis menjadi
glukosa dan fruktosa. Hal ini sesuai dengan pendapat Michael (2006) yang menyatakan
bahwa ketosa dapat didehidrasi lebih cepat dari pada aldosa sehingga diperoleh turunan
furfural yang selanjutnya berkondensasi dengan resorsinol membentuk kompleks merah.
Uji seliwanoff bereaksi negatif terhadap glukosa dan pati karena pati merupakan
polisakarida dan glukosa merupakan aldosa dan ketosa.
Uji iodin untuk pati
Uji hidrolisa sukrosa dilakukan hanya pada sukrosa yang dapat dihidrolisa dalam
larutan asam menjadi penyusunnya yaitu fruktosa dan glukosa.Pada percobaan ini larutan
yang digunakan yaitu HCl pekat.Setelah dilakukan penambahan HCl pekat dan dipanaskan
lalu didinginkan, maka dilakukan penambahan NaOH untuk membuat larutan menjadi
basa.Untuk mengetahui larutan sudah menjadi basa atau belum maka larutan diberi
kertas lakmus merah.Jika kertas lakmus berubah menjadi biru maka larutan sudah
menjadi basa.Setelah itu dilakukan pengujian larutan dengan reagen benedict.Hasil uji
benedict menunjukkan larutan menghasilkan endapan berwarna biru kecoklatan. Hal ini
menunjukkan sukrosa merupakan gula reduksi sehingga positif pada uji benedict.
Uji Barfoed
Uji Barford adalah uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan
mengontrol kondisi pH serta waktu pemanasan. Prinsipnya berdasarkan reduksi Cu 2+
menjadi Cu+. Reagen Barfoed mengandung senyawa tembaga asetat. Uji Barfoed
digunakan untuk membedakan karbohidrat golongan monosakarida dengan disakarida.
Monosakarida tereduksi lebih cepat dibandingkan disakarida.
Reagen barfoed beraksi dengan monosakarida yang tereduksi lebih cepat
dibandingkan disakarida. Reagen barfoed mengandung ion Cupri. Saat uji barfoed
seharusnya pemanasan tidak boleh terlalu lama karena dapat menyebabkan terjadinya
hidrolisis disakarida menjadi monosakarida.
Hasil positif ditunjukkan oleh sampel glukosa, fruktosa, sukrosa dan maltosa.
Aquadest dan pati bukan merupakan monosakarida, hal ini ditunjukkan dengan hasil
negatif pada uji Benedict (warna larutan biru).
VII. KESIMPULAN
1. Bahan yang termasuk karbohidrat adalah glukosa, galaktosa, maltosa,
sukrosa, dan pati.
2. Semua bahan termasuk gula heksosa karena berwarna coklat kemerahan.
3. Karbohidrat yang mengandung gugus aldose adalah Fruktosa dan sukrosa.
4. Bahan yang termasuk gula monosakarida adalah glukosa dan Fruktosa,
yang termasuk disakarida adalah sukrosa, dan yang termasuk polisakarida
adalah pati.