Anda di halaman 1dari 10

TP PULVERES III

1. Jelaskan macam-macam timbangan obat! (2 ref)


2. Sebutkan apa saja yang harus tercantum dalam etiket! (2 ref)
3. Apa yang dimaksud dengan Elaeosacchara dan bagaimana cara membuatnya? (2 ref)
4. Sebutkan 5 aturan permbuatan serbuk! (2 ref)
5. Hitung perhitungan dosis dan perhitungan bahan dari resep di bawah ini!

Dr. Farma Tika


SIK No. 014/DU/2020
Jl. Soekarno Hatta
KM.9 Telp 0451-123456
No. 1 Palu, 20 Oktober 2020
R/ Paracetamol 0,200
Kafein 0,050
CTM 0,002
SL q.s
m.f. pulv. dtd. No. X
s.tdd pulv I

Pro : Andi
Umur : 4 tahun
Alamat : Jl. Karya no 15
BB : 15kg

+ DAPUS
NAMA : MA’RIFATUL SERIN AULIA

NIM : G70119012

KELAS :A

1. Timbangan gram kasar daya beban 250 gram sampai 1000 gram, kepekaan 200
mg Timbangan gram halus daya beban 100 gram sampai 250 gram, kepekaan
50 mg Timbangan milligram daya beban 10 gram sampai 50 gram, kepekaan 5
mg
(KEMENDIKBUD, 2013)

Merupakan FI edisi III, ada 3 macam timbangan obat yang meliputi:


Timbangan kasar: daya beban 250-1000 g, dan kepekaannya 200 mg
Timbangan gram halus: daya beban 100-200 g, dan kepekaannya 50 mg
Timbangan milligram: daya beban 10-50 g, dan kepekaannya 5 mg
Daya beban adalah bobot maksimum yang boleh ditimbang.
Kepekaan adalah tambahan bobot maksimum yang diperlukan pada satu piring
timbangan, setelah keduanya diisi muatan maksimum, menyebabkna ayunan
jarum timbangan tidafk kurang dari 2 mm tiap dm panjang jarum.
(Syamsuni.2007.ilmu resep,Jakarta)

2. Pada etiket harus tercantum: - Nama, alamat dan no.telp, nama dan no SIPA
Apoteker Pengelola Apotek - Nama, tempat, tanggal ditulisnya etiket - Nama
pasien dan aturan pakai yang jelas dan dimengerti - Paraf pembuat obat.
(KEMENDIKBUD, 2013)

Pada etiket tertulis :


1. Pada sebelah atas : nama Apotek, alamat apotek, nama apoteker, Nomor
SIPA Apoteker, atau Nomor SIA.
2. Sebelah kiri atas : nomor resep
3. Sebelah kanan atas : tempat dan tanggal pembuatan
4. Ditengah simetris : nama pasien
5. Dibawah nama pasien : nama obat dan cara pemakaian, karena saat ini
pelayanan kefarmasian berbasis pharmaceutical care (patient oriented)
maka menurut saya dalam etiket penting untuk disertakan jadwal minum
obat (jam), waktu minum obat, dan keterangan lainnya.
6. Pada obat luar ( etiket biru ) perlu ditulis pada bagian bawah : “ Obat Luar”
(Syamsuni.2007.ilmu resep,Jakarta)

3. Elaeosacchara, yaitu suatu sediaan serbuk yang terdiri dari campuran 2 g gula
dan 1 tetes m.atsiri. dibuat serbuk dengan bahan cair yaitu dengan diuapkan
pelarutnya hingga hampir kering atau sampai kental dan diserbukkan dengan
pertolongan zat tambahan yang cocok. (Gloria Murtini, 2016)

Elaeosacchara (gula-minyak) Campuran dari : 2 g Saccharum album + 1 tetes


Minyak atsiri. Cara pembuatan Jika dalam serbuk ada bahan obat lain -->
misalnya atsirinya ditambahkan terakhir dan Jika jumlah Elaeosacchara tidak
genap (misalnya 3 g) --> dibuat dulu sejumlah 4 g Elaeosacchara (4 g gula + 2
tetes. Minyak Atsiri) --> ditimbang sejumlah 3 g. (Ekarina Ratna Himawati,
2012)

4. Aturan dalam pembuatan serbuk


a. Bila tidak dinyatakan lain serbuk diayak dengan ayakan nomor 60.
b. Bila serbuk mengandung lemak maka harus diayak dengan pengayak
nomor 44.
c. Jika jumlah obat kurang dari 50 mg atau jumlah tersebut tidak dapat
ditimbang, harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan
yang cocok.
d. Obat serbuk kasar , terutama simplisia nabati, digerus lebih dahulu
sampai derajat halus sesuai yang tertera pada pengayak dan derajat halus
serbuk, setelah itu dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 50 ° C
e. Obat berupa cairan misalnya tingtur dan ekstrak cair, diuapkan pelarutnya
hingga hampir kering dan serbukkan dengan pertolongan zat tambahan
yang cocok.
f. Obat bermasa lembek misalnya ekstrak kental, dilarutkan dengan pelarut
yang sesuai secukupnya dan diserbukkan dengan pertolongan zat
tambahan yang cocok.
g. Jika serbuk obat mengandung bagian yang mudah menguap, dikeringkan
dengan pertolongan kapur tohor atau bahan pengering lain yang cocok.
(Gloria Murtini, 2016)

Aturan pembuatan serbuk tabur yaitu :


a. Serbuk tabur yang mengandung lemak diayak dengan ayakan No. 44
b. Serbuk tabur yang tidak mengandung lemak diayak dengan ayakan No. 100
c. Seluruh serbuk harus terayak semuanya.
d. Serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat
luar.
e. Cara sterilisasi serbuk tadi ialah dengan pemanasan kering pada suhu
150o C selama 1 jam. Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka
terbuka.
(FI edisi III,1979)
5. Perhitungan
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen


Keseharan Republik Indonesia

Ekarina Ratna Himawati (2012). Sediaan serbuk. Jakarta : Gramedia pustaka utama

Gloria Murtini, (2016). Farmasetika dasar. Jakarta: Kemenkes

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.(2013). Dasar-dasar kefarmasian. Jakarta :


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Syamsuni.(2007) .ilmu resep, Jakarta: KDT

Anda mungkin juga menyukai