Disusun oleh
Muhammad Rizal
4020230679
KONSEP TEORI
A. Pengertian Diare
Gastroenteritis atau sering disebut juga diare merupakan masalah
kesehatan dengan drajat kesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai
negara terutama di negara berkembang dan sebagai salah satu penyebab
utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di dunia (Adi & Suyami,
2017).
Penyakit diare merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan pada
anak di dunia. Hal tersebut banyak disebabkan oleh makanan dan sumber air
yang terkontaminasi. Penyakit diare atau gastroenteritis adalah penyakit yang
ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3 kali
per hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan atau
tanpa darah atau lendir. Rotavirus merupakan penyebab utama diare dengan
dehidrasi berat pada anak dibawah 5 tahun di seluruh dunia (Ariani, 2022)
B. Etiologi
Infeksi pencernaan yang sering terjadi pada anak adalah gastroenteritis
(diare) dan muntah-muntah. Hal ini terjadi karena infeksi dan kebanyakan
infeksinya adalah infeksi virus yang akan sembuh sendiri dan tidak
memerlukan antibiotik. Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain
penyebab lain seperti malabsorpsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu
gejala dari penyakit pada sistem gastrointestinal atau penyakit lain di luar
saluran pencernaan, tetapi sekarang lebih dikenal dengan “penyakit diare”,
karena dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat tindakan
penanggulangannya (Wahyu Hartini dan Vina Indani, 2013).
Menurut teori jurnal (Adi & Suyami, 2017) menyatakan ada 2 faktor
inndikasi dari penyebab anak terkena diare, yaitu :
1. Faktor Infeksi
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio,
E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas),
infeksi virus (Entenovirus, Adenovirus, Rotavirus,Astrovirus), infeksi
parasit (Entamoeba hystolytica, Giardia lamblia, Thricomonas
hominis) dan jamur (Candida, Abicans). Infeksi parenteral merupakan
infeksi diluar system pencernaan yang dapat menimbulkan diare
seperti: Otitis Media Akut (OMA), tonsillitis, bronkopnemonia,
ensefalitis
2. Faktor malabsorpsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada
bayi dan anak. Disamping itu dapat pula terjadi malabsorsi lemak dan
protein
C. Etiologi
Diare atau gastroenteritis dapat disebabkan mekanisme dasar akibat
kerusakan pada vili usus yang akan dibahas sebagai berikut (Anggraini &
Kumala, 2022)
1. Diare sekretorik
Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan
elektrolit dari usus, menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini
yaitu secara klinis ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak
sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun dilakukan puasa
makan atau minum (Simadibrata, 2006)
2. Diare osmotik
Diare tipe ini disebabkan meningkatnya tekanan osmotik
intralumendari usus halus yang disebabkan oleh obat-obat atau zat
kimia yang hiperosmotik (antara lain MgSo4, Mg(OH)2), malabsorbsi
umum dan defek dalam absorbs mukosa usus misal pada defisiensi
disakaridase, malabsorbspi glukosa atau galactose (Simadibrata, 2006).
3. Malabsorpsi asam empedu dan lemak
Diare tipe ini didapatkan pada gangguan pembentukan atau
produksi micelles empedu dan penyakit – penyakit saluran bilier dan
hati (Simadibrata, 2006).
4. Defek system pertukaran anion atau transport elektrolit aktif di
enterosit
Diare tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport
aktif NA+ K +ATPase di entrosit dan absorpsi Na+ dan air yang
abnormal (Simadibrata, 2006).
5. Gangguan permeabilitas usus
Diare tipe ini disebabkan permeabilitas usus yang abnormal
disebabkan adanya kelainan morfologi membrane epitel spesifik pada
usus halus (Simadibrata, 2006).
6. Diare infeksi
Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari diare. Dari
sudut kelainan usus, diare bakteri dibagi atas non-invatif dan invatif
(merusak mukosa). Bakteri non-invatif menyebabkan diare karena
toksin yang disekresikan oleh bakteri tersebut
D. Pathway
E. Klasifikasi
Berdasarkan waktunya, diare di bagi menjadi (Anggraini & Kumala, 2022)
:
1. Diare Akut
Diare akut sering juga didefinisikan sebagai gastroenteritis, yaitu diare
yang muncul cepat yang dapat disertai dengan beberapa gejala seperti
mual, muntah, demam, dan nyeri abdomen yang berlangsung selama
kurang dari 14 hari. Sekitar 80% disebabkan oleh virus sedangkan
infeksi akibat bakteri lebih sering bermanifestasi sebagai diare
berdarah.
2. Diare Kronik
Keluarnya tinja air dan elektrolit yang hebat. Dengan frekuensi buang
air besar yang terus meningkat, konsistensi tinja semakin lembek, atau
volume tinja yang semakin bertambah dalam rentang waktu yang lebih
dari 14 hari.
3. Diare Persisten
Diare persisten adalah adalah diare yang mula-mula bersifat akut,
namun berlangsung lebih dari 14 hari. Dapat dimulai sebagai diare cair
akut atau disentri. Diare persisten sering disebabkan oleh beberapa
bakteri/ parasit yang masuk dalam tubuh seorang anak.
Klasifikasi tingkat dehidrasi dengan diare dapat dilihat pada tabel berikut :
Klasifikasi Tanda-tanda atau gejala Pengobatan
Dehidrasiberat Terdapat 2 atau lebih tanda : - Beri cairan untuk
- Letargis/tidak sadar - Mata diare dengan
kecung dehidrasi berat
- Tidak bisa minum atau
malas minum
- Cubitan kulit perut kembali
sangat ( ≥ 2 detik)
Dehidrasi ringan Terdapat 2 atau lebih tanda : - Beri anak cairan
atau sedang - Rewel, gelisah dengan makanan
- Mata cekung untuk dehidrasi
- Minum dengan lahap, haus ringan
- Cubitan kulit kembali - Setelah rehidrasi,
dengan lambat nasehati ibu untuk
penanganan di
rumah dan kapan
kembali segera
Tanpadehidrasi - Tidak terdapat cukup tanda - Beri cairan dan
untuk diklasifikasikan makanan untuk
sebagai dehidrasi ringan menangani diare di
atau berat rumah
- Nasehati ibu kapan
kembali segera
- Kunjungan ulang
dalam waktu 5 hari
jika tidak membaik
H. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan Gastroenteritis pada anak-anak, akibat infeksi saluran
cerna terdiri dari:
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan. Empat hal penting yang
perlu diperhatikan: (Novyanda & Hadiyani, 2017)
a. Jenis cairan. Pada gastroenteritis Akut yang ringan dapat diberikan
oralit. Dapat juga diberikan cairan Ringer Laktat, bila tidak dapat
diberikan cairan NaCl isotonik ditambah 1 ampul Natrium
Bicarbonat 7,5% 50 ml.
b. Jumlah cairan. Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah
cairan yang dikeluarkan.
c. Jalan masuk atau cara pemberian cairan. Rute pemberian cairan
dapat dipilih oral maupun intravena
d. Jadwal pemberian cairan. Dehidrasi dengan perhitungan kebutuhan
cairan berdasarkan metode Daldiyono diberikan pada 2 jam
pertama. Selanjutnya kebutuhan cairan rehidrasi diharapkan
terpenuhi lengkap pada jam ketiga.
2. Identifikasi penyebab Gastroenteritis Secara klinis,
tentukan jenis gastroenteritis-nya. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan
penunjang yang terarah (Novyanda & Hadiyani, 2017).
3. Terapi simtomatik
Obat anti gastroenteritis bersifat simtomatik dan diberikan sangat hati-
hati atas pertimbangan yang rasional. Antimotalitas dan 15 sekresi
usus seperti Loperamide, sebaiknya jangan dipakai pada infeksi
Salmonella, Shigela, dan Koletis Pseudomembran, karena akan
memperburuk gastroenteritis yang diakibatkan bakteri entroinvasif
akibat perpanjangan waktu kontak antara bakteri dengan epitel usus.
Pemberian antiemetik pada anak dan remaja, seperti Metoklopramid
dapat menimbulkan kejang akibat rangsangan ekstrapiramidal
(Novyanda & Hadiyani, 2017).
4. Terapi Definitif
Pemberian edukasi yang jelas sangat penting sebagai langkah
pencegahan. Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan dan imunisasi
melalui vaksinasi sangat berarti, selain terapi farmakologi (Novyanda
& Hadiyani, 2017) .
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data Umum
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien Muntah-muntah
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan lemas sejak 1 hari yang lalu SMRS, ibu pasien
mengatakan adanya muntah-muntah dan demam setelah membeli salah satu
minuman diluar, pasien terlihat tampak lemas, belum ada penurunan berat
badan.
C. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1. Prenatal
kehamilan
2. Natal
kesehatan
3. Postnatal
penanganannya?
Jika Ya, sebutkan waktu dan Pasien belum pernah dilakukan operasi
dirawat?
obat?
Campak
D. Riwayat Keluarga
1. Riwayat penyakit keturunan √ Tidak Ya, ......................
E. Pengkajian Fisiologis
1. Oksigen
Frekuensi : √ Teratur □Tidak teratur
√ Batuk □ lain-lain…..
1,5 lpm
Tanggal 02-11-2023
2. Nutrisi
Perilaku
BB saat ini BB 8700 g PB/TB 79 cm LLA :…….
3. Proteksi
Teraba dingin
□ Lainnya, ……………
Jika terjadi
/ luka / stoma,
berikan tanda silang
(X)
Pengkajian Nyeri
NIPS(Neonatal Infant Pain Score)
Pendengaran L]
- Cairan Input
Pasien terpasang infus RL 10ml per jam, minum air putih
450ml/8jam
- Cairan Output
Pasien muntah 1x/hari, pasien masih menggunakan pempers,
frekuensi ganti pempers pada An. H 2-4x/hari
Hasil Lab
6. Eliminasi
Pasien terpasang pampers dengan Frekuensi ganti pempers :2-
□ retensi
Eliminasi urin √ spontan □ dower kateter □ cistostomi □nefrostomi
Hasil laboratorium
Gangguan
neuromuscular
Aktivitas pasien dibantu oleh ibu kandung, pasien selalu
Mobilisasi
tertidur/istirahat.
Jumlah jam tidur Tidur siang : 2-4jam tidur malam : 3-5 jam
obat
Kesadaran
Hasil :
- Eye (Respon membuka mata) = 4 (spontan)
- Verbal (Respon verbal) = 4 (Menangis lemah)
- Motorik (Gerakan) = 5 (Menarik anggota gerak karena
sentuhan)
Total : 13
Kesimpulan :
□ CM √ apatis □ somnolen □ koma
Status mental □ terorientasi □ disorientasi √ gelisah □ halusinasi
9. Eendokrin
Perilaku
Masalah genital □ Discharge □ Hipo/epispadias
hospitalisasi? Buruk
terhadap pengobatan?
G. Fungsi Peran
Pengasuh √ Ayah √ Ibu Nenek Orang lain :
lain
H. Pemeriksaan Perkembangan
Umur Sosial Motorik halus Motorik kasar
I. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Tidak ada
J. Penatalaksanaan medis/keperawatan
- Pemberian obat resep dokter
K. Therapi Obat
No Nama Obat Dosis Rute Fungsi
1. DS : Makanan Hipovolemia
- Pasien lemas dan
Penyerapan sari
sering minum makanan
DO :
Saluran pencernaan
- Nadi : 128x / menit tidak adekuat
- TD : 90/78
Isi rongga usus
- Mukosa kering berlebihan
Gangguan sekresi
Aktivitas sekresi air
meningkat
Diare
Kehilangan cairan
Dehidrasi
Hipovolemia
2 DS : - Dehidrasi Hipertermi
DO :
Hipovolemia
- Suhu 38,2 saat
malam hari Inflamasi saluran
pencernaan
- RR normal : 58x /
menit leukosit menurun
- Kulit teraba hangat masuknya
mikroorganisme dan
patogen (virus, jamur,
bakteri, parasit)
Suhu tubuh meningkat
Hipetermi
3 DS : Dehidrasi Defisit Nutrisi
- Nafsu makan
Hipovolemia
menurun
- Nyeri abdomen Inflamasi saluran
pencernaan
skala 4 (0-10)
DO : Mual
- Diare anoreksia
- BAB cair 5x sehari
defisit nutrisi
M. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa
No. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Hipovolemia Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN HIPOVOLEMIA - Untuk mengetahui TTV dan
keperawatan selama 2x24 jam Observasi kebutuhan cairan pasien
diharapkan status cairan dapat - Untuk mengganti cairan tubuh
- Monitor TTV
berangsur membaik dengan - Monitor intake output cairan pasien ketika pasien kekurangan
kriteria hasil: cairan
Edukasi
3. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN NUTRISI - Untuk meningkatkan nafsu
keperawatan selama 2x24 jam makan pasien
Observasi
diharapkan pemenuhan - Untuk mengurangi skala nyeri
- identifikasi status nutrisi (status
kebutuhan nutrisi dan cairan pada pasien
nutrisi baik berdasarkan BB/PB)
dapat berangsur membaik - Untuk memberikan wawasan
- monitor asupan makanan
dengan kriteria hasil: kepada orang tua agar lebih
- monitor berat badan
menjaga asupan nutrisi pada
- Nafsu makan membaik (4) - indentifikasi kebutuhan kalori dan
pasien, dan menjaga kebersihan
- Nyeri abdomen menurun (4) jenis nutrisi
saat memberikan makan pada
- Diare cukup menurun (4) Terapeutik
pasien
- berikan makanan yang disukai
anak.
Edukasi
- Pemberian Penkes diare
Kolabirasi
Kamis, 02-11- 09.00 Pemberian obat ondansentron dan Oksigen 2 lpm, cek S : Rizal
2023 TTV 1. Setelah diberikan terapi oksigen
pasien terlihat lebih nyaman, sesak
11.30 Pemberian obat PCT
berkurang, Muntah berkurang
13.00 Pemberian diet lunak pada pasien (nasi tim) menjadi 1 kali sehari, tidak rewel
2. Orang tua pasien jadi
13.30 Pemberian penkes diare pada orang tua pasien
1,2, mengetahui penyebab terjadinya
1,2,3
O : Pasien sudah tidak terpasang
NC
TD : 120/78 ; Nadi : 100x/menit
IWL : 210,16 ml/hari
BC : 1387 ml/hari
Adi, G. W., & Suyami. (2017). Studi Kasus Kurang Volume Cairan Dan Elektrolit
Dengan Gastroenteritis Dehidrasi Sedang. Pengembangan Sumberdaya
Menuju Masyarakat Mandiri Berbasis Inovasi Ipteks, C, 225–231.
Anggraini, D., & Kumala, O. (2022). Diare Pada Anak. Scientific Journal, 1(4),
309–317. https://doi.org/10.56260/sciena.v1i4.60
Wahyu Hartini dan Vina Indani. (2013). Asuhan Keperawatan Pada an. M Usia
Todler Dengan Gastroenteritis Akut Disertai Dehidrasi Ringan Di Ruang
Arya Kemuning Rsud Gunung Jati Cirebon. Jurnal Akper Buntet Jurnal
Ilmiah Akper Buntet Pesantren Cirebon, 53(9), 1689–1699.