DIARE
A. Pengertian
Diare akut adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak
daripada biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/jam. Defenisi lain
memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari.
Buang air besar tersebut dapat/tanpa disertai lender dan darah. (Amin,
dkk.2015)
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari
(Lebih dari 3 kali/ hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 g/hari)
buang air besar lebih dari tiga kali dengan konsistensi feses encer, disertai
adanya perubahan dalam isi feses yaitu lebih dari 200 g/ hari yang dapat
1. Diare Akut
Diare akut adalah penyebab utama keadaan sakit pada anak-anak balita.
tiba frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh agens infeksius dalam
traktus GI. Keadaan ini dapat menyertai infeksi saluran napas atas atau
Diare akut biasanya sembuh sendiri (lamanya sakit kurang dari 14 hari)
dan akan mereda tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi.
2. Diare Kronik
kandungan air dalam feses dengan lamanya sakit lebih dari 14 hari.Kerap kali
diare kronis terjadi karena keadaan kronis seperti sindrom malabsorpsi, penyakit
inflasi usus, defisiensi kekebalan, alergi makanan, intoleransi laktosa atau diare
nonspesifik yang kronis, atau sebagai akibat dari pelaksanaan diare akut yang
memadai.
Kebutuhan rehidrasi oral (CRO) menurut usia untuk 4 jam pertama pada anak
12 Bulan s/d
s/d 4 Bulan 4-12 Bulan 2-5 Tahun
Usia
2 Tahun
1. Diare Akut
T. sollium).
2. Diare Kronis
pathogenesis terjadinya :
a) Diare osmotic
b) Diare sekretorik
d) Diare inflamatorik
e) Malabsorbsi
f) Infeksi kronik
D. Manifestasi Klinis
b) Onset yang takterduga dari buang air besar encer,gas-gas dalam perut,
c) Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut
d) Demam
2. Diare kronik
E. Penatalaksanaan Diare
Prinsip tatalaksana diare adalah dengan lintas diare atau lima langkah
rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak
tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air
matang.Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru
dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan
dehidrasi.
berhenti.
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc
hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus
1) Umur <6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
2) Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.
Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. Cara
pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang
atau air susu ibu, sesudah larut berikan pada anak diare.
berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum air susu ibu harus
lebih sering di beri air susu ibu. Anak yang minum susu formula juga
diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk
yang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering.
d. Antibiotik Selektif
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi
nasehat tentang:
b) Muntah berulang
c) Sangat haus
d) Makan/minum sedikit
e) Timbul demam
f) Tinja berdarah
F. Pencegahan
Diare umumnya ditularkan melalui 4 F, yaitu food, feses, fly, dan finger. Oleh
karena itu upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus
penyiapan makanan yang higienis, penyediaan air minum yang bersih serta
perilaku cuci tangan dan menjaga agar lingkungan tetap bersih dan sehat
G. Patofisiologi
meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,
isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan
toksin) pada dinding usus atau terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit
faktor diantaranya :
1. Faktor infeksi
merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus,
gangguan fungsi usus dalam absorpsi cairan dan elektrolit. Atau juga
dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi
2. Faktor malabsorpsi
terjadilah diare.
3. Faktor makanan
Ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan
menyebabkan diare.
4. Faktor psikologis
menyebabkan diare.
H. Pathway
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan tinja
J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
umum dan perilaku bayi atau anak, menurut Wong (2009), keadaan umum
yang kering, turgor kulit yang jelek, ubun- ubun yang cekung, dan kulit
yang pucat, dingin serta kering. Pada dehidrasi yang lebih berat gejala
dan waktu pengisian ulang kapiler yang memanjang (>2 detik) dapat
apel).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada diare menurut Nanda NIC NOC
2015, adalah :
diare
3. Intervensi keperawatan
sebagai berikut:
Depkes RI. (2010). Pedoman kader seri kesehatan anak.Jakarta: Direktorat Bina
Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan RI
Depkes RI. (2011). Buku saku petugas kesehatan lintas diare. Jakarta : Depkes RI.
Vivian, N. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika