Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang
berjudul “ELEKTROKARDIAGRAM (EKG)” tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya
dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca, atas kritik dan sarannya, penulis mengucapkan terimakasih.

Yogyakarta, 19 Oktober 2015

Nursynta Kimalaha

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................................ 3

B. Tujuan......................................................................................................................... 3

C. Manfaat....................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian................................................................................................................... 5

B. Tujuan dan Indikasi.................................................................................................... 6

C. Indikasi dari penggunaan EKG....................................................................................6

D. Macam-macam dan Makna Gelombang EKG............................................................7

E. Prosedur pelaksanaan pemeriksaaan pemasangan dan letak sandapan EKG.............11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................... 15

B. Saran ……………………………………………………………………………15

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Elektrokardiograpi (EKG) adalh pemantulan aktipitas listrik dari serat-serat otot
jantung secarra goresan. Dalam perjalanan abad ini ,rekaman EKG sebagai cara
pemeriksaan tidak infsif, sudah tidak dapat lagi di hilang kan dari klinik .sejak di
introduksi nya galvanometer berkawat yang di ciptakan oleh Einthoven dalam tahun 1903
,galvanometer berkawat ini merupakan suatu pemecahan rrekor perangkat sangat peka
dapat merekam setiap perbedaan tegangan yang kecil sebesar milivolt .perbedaan tegangan
ini terjadi pada lupan dan imbunan dari serat-serat otot jantung perbedaan tegangan ini di
rambat kan kepermukaan tubuh dan di teruskan ke sandapan-sandapan dan kaawat
keperangkat penguat EKG . aktifitas listrik mendahului penguncupan sel otot. Tidak
adaperangkat pemeriksaan sedehana yang begitu banyak mengajar pada kita mengenai
fungsi otot jantung selain di EKG dengan demikian masalah-masalah diagnistik penyakit
jantung dapat di pecah kan dan pada giliran nya pengobotan akan lebih sempurna. Namun
kita perlu di beri peringatan bahwa EKG itu walaupun memmberikan banyak masukan
,tetapi hal ini tak berarti tanpa salah.

B. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan makalah ini adalah :
1. Apa pengertian EKG?
2. Apa tujuan dari pemasangan EKG?
3. Bagaimana indikasi dari pemasangan EKG?
4. Apa saja macam gelombang EKG dan bagaimann makna dari gelombang tersebut?
5. Bagaimana prosedur pelaksanaan pemeriksaan EKG dan Dimana letak sandapan pada
EKG?

C. Manfaat
Dari rumusan masalah di atas maka dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui alat dalam kesehatan berupa Elektrokardiogram
2. Dapat memberikan manfaat tentang begitu pentingnya penggunaan alat EKG dalam
dunia kesehatan

3
3. Dapat memberikan inspirasi untuk menciptakan suatu alat baru guna peningkatan
peralatan kesehatan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah lektrokardiograf,


yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Namanya terdiri atas
sejumlah bagian yang berbeda: elektro, karena berkaitan dengan elektronika, kardio, kata
Yunani untuk jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti "menulis".
Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman
aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif khusus
jantung. Jantung normal memiliki impuls yang muncul dari simpul SA kemudian
dihantarkan ke simppul AV dan serabut purkinje. Perjalanan impuls inilah yang akan
direkam oleh EKG sebagai alat untuk menganalisa kelistrikan jantung.
Dalam EKG perlu diketahui tentang sistem konduksi (listrik jantung), yang terdiri
dari:
1. SA Node ( Sino-Atrial Node )
Terletak dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel dalam SA
Node ini bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan listrik)
dengan frekuensi 60 - 100 kali permenit kemudian menjalar ke atrium, sehingga
menyebabkan seluruh atrium terangsang.
2. AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, diatas katup trikuspid. Sel-sel
dalam AV Node dapat juga mengeluar¬kan impuls dengan frekuensi lebih rendah dan
pada SA Node yaitu : 40 - 60 kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan

5
impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih
tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV Node.
3. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
 Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
 Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch )
Setelah melewati kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang
lebih kecil yaitu serabut purkinye.
4. Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel
ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan
dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara otomatis
engeluarkan impuls dengan frekuensi 20 - 40 kali permenit.

B. Tujuan dan Indikasi


Beberapa tujuan dari penggunaan EKG adalah :
1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Ganguan -gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung.

C. Indikasi dari penggunaan EKG


Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun, EKG
dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas. Analisis
sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan
informasi diagnostik yang penting.
 Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung
 EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot
jantung akut
 EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis. hiperkalemia dan hipokalemia)

6
 EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang berkas kanan
dan kiri)
 EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung
 EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis. emboli
paru atau hipotermia)

D. Macam dan Makna Gelombang EKG


1. Bentuk Gelombang
Dalam satu gelombang EKG ada yang disebut titik, interval dan segmen. Titik terdiri
dari titik P, Q, R, S, T dan U (kadang sebagian referensi tidak menampilkan titik U)
sedangkan Interval terdiri dari PR interval, QRS interval dan QT interval dan Segmen
terdiri dari PR segmen, dan ST segmen. Elektrokardiogram tediri atas sebuah
gelombang P, sebuah kompleks QRS dan sebuah gelombang T. Seringkali kompleks
QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang terpisah, yakni gelombang Q, gelombang R
dan gelombang S, namun jarang ditemukan. Sinyal EKG terdiri atas :
 Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini relatif kecil
karena otot atrium yang relatif tipis
 Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang tebal sehingga
gelombang QRS cukup tinggi. Gelombang Q merupakan depleksi pertama
kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas adalah gelombang R. Depleksi ke bawah
setelah gelombang R disebut gelombang S
 Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik
istirahat (repolarisasi)
2. Pembentukan Gelombang
Ketika impuls dari nodus SA menjalar di kedua atrium, terjadi depolarisasi
dan repolarisasi di atrium dan semua sadapan merekamnya sebagai gelombang P
defleksi positif, terkecuali di aVR yang menjauhi arah aVR sehingga defleksinya
negatif. Setelah dari atrium, listrik menjalar ke nodus AV, berkas His, LBB dan RBB,
serta serabut purkinje. Selanjutnya, terjadi depolarisasi di kedua ventrikel dan terbentuk
gelombang QRS defleksi positif, kecuali di aVR. Setelah terjadi depolarisasi di kedua
ventrikel, ventrikel kemudian mengalami repolarisasi. Repolarisasi di kedua ventrikel
menghasilkan gelombang T defleksi positif di semua sadapan, kecuali di aVR. (F.
Sangadji).

7
Elektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P , sebuah “
kompleks QRS “ , dan sebuah gelombang T. kompleks QRS sebenarnya tiga
gelombang tersendiri, gelombang Q, gelombang R, gelombang S, ke semuanya di
sebabkan oleh lewatnya impuls jantung melalui ventrikel ini. Dalam elektrokardigram
yang normal, gelombang Q, dan S sering sangat menonjol dari pada gelombang R dan
kadang kadang benar benar absen , tetapi walau bagaimanapun gelombang ini masih di
kenal sebagai kompleks QRS atau hanya gelombang QRS.
Gelombang P di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu atrium
mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi , dan kompleks QRS di sebabkan oleh
arus listrik yang di bangkitkan ketika ventrikel mengalami depolarisasi sebelum
berkontraksi. Oleh karna itu, gelombang P dan komponen komponen kompleks QRS
adalah gelombang depolarisasi. Gelombang T di sebabkan oleh arus listrik yang di
bangkitkan sewaktu ventrikel kembali dari keadaan depolarisasi.
3. Durasi atau Interval Gelombang
a. Interval P-Q atau Interval P-R
Lama waktu antara permulaan gelombang P dan permulaan gelombang QRS adalah
interval waktu antara permulaan kontraksi ventrikel. Periode ini disebut sebagai
interval P-Q. Interval P-Q normal adalah kira-kira 0,16 detik. Kadang-kadang
interval ini juga disebut sebagai interval P-R sebab gelombang Q sering tidak ada
b. Interval Q-T
Kontraksi ventrikel berlangsung hampir dari permulaan gelombang Q sampai akhir
gelombang T. Interval ini juga disebut sebagai interval P-R sebab gelombang Q
sering tidak ada. Sinyal EKG ini memiliki sifat- sifat khas yang lain yaitu:
Amplitudo rendah (sekitar 10μV – 10mV) dan frekuensi rendah (sekitar 0,05 –
100Hz).
4. Nilai-nilai EKG Normal
Gelombang P yaitu depolarisasi atrium
a) Nilai-normal ; lebar
b) Tinggi <0,25>
c) Bentuk + ( ) di lead I, II, aVF, V2 - V6
d) - ( ) di lead aVR
e) + atau - atau + bifasik ( ) di lead III, aVL, V1
Kompleks QRS yaitu depolarisasi dan ventrikel, diukur dari permulaan gelombang
QRS sampai akhir gelombang QRS Lebar 0,04 - 0,10 detik.

8
a) Gelombang Q yaitu defleksi pertama yang ke bawah (-) lebar 0,03 detik, dalam
<1/3>
b) Gelombang R yaitu defleksi pertama yang keatas (+)
 Tinggi ; tergantung lead
 Pada lead I, II, aVF, V5 dan V6 gel. R lebih tinggi (besar)
 Gel. r kecil di V1 dan semakin tinggi (besar) di V2 - V6
c) Gelombang S yaitu defleksi pertama setelah gel. R yang ke bawah (-).
Gel. S lebih besar pada VI - V3 dan semakin kecil di V4 - V6
d) Gelombang T yaitu repolarisasi dan ventrikel
 (+) di lead I, II, aVF, V2 - V6
 (-) di lead aVR
 (±) / bifasik di lead III, aVL, V1 (dominan (+) / positif)
 Gelombang U ; biasanya terjadi setelah gel. T (asal usulnya tidak
diketahui) dan dalam keadaan normal tidak terlihat.
5. Sandapan pada EKG (Bipolar dan Unipolar)
Fungsi sadapan EKG adalah untuk menghasilkan sudut pandang yang jelas terhadap
jantung. Sadapan ini dibaratkan dengan banyaknya mata yang mengamati jantung
jantung dari berbagai arah. Semakin banyak sudut pandang, semakin sempurna
pengamatan terhadap kerusakan-kerusakan bagian-bagian jantung.
Sadapan pada mesin EKG secara garis besar terbagi menjadi dua:
a) Sadapan bipolar
Sadapan Bipolar (I, II, III). Sadapan ini dinamakan bipolar karena merekam
perbedaan potensial dari dua elektrode. Sadapan ini memandang jantung secara arah
vertikal (ke atas-bawah, dan ke samping). Sadapan ini merekam dua kutub listrik
yang berbeda, yaitu kutub dan kutub negatif. Masing-masing elektrode dipasang di
kedua tangan dan kaki. Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik
yang diteruskan dari jantung melalui empat kabel elektrode yang diletakkan di kedua
tangan dan kaki. Masing-masing LA (left arm), RA (right arm), LF (left foot), RF
(right foot). Dari empat kabel elektrode ini aka dihasilkan beberapa sudut atau
sadapan sebagai berikut.
 Sadapan I
Sadapan I dihasilkan dari perbedaan potensial lsitrik antara RA yang dibuat
bermuatan negatif dan LA yang dibuat bermuatan positif sehingga arah listrik

9
jantung bergerak ke sudut 0 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan
demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat oleh sadapan I
 Sadapan II
Sadapan II dihasilkan dari perbedaan antara RA yang dibuat bermuatan negatif
dan LF yang bermuatan positif sehingga arah listrik bergerak sebesar positif 60
derajat (sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung
dapat dilihat oleh sadapan II
 Sadapan III
Sadapan III dihasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat bermuatan negatif
dan RF yang dibuat bermuatan positif sehingga listrik bergerak sebesar positif
120 derajat (sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung
dapat dilihat oleh sadapan III
b) Sadapan unipolar
Sadapan ini merekam satu kutub positif dan lainnya dibuat indifferent. Sadapan ini
terbagi menjadi sadapan unipolar ekstremitas dan unipolar prekordial.
 Unipolar Ekstremitas
Sadapan unipolar ekstremitas merekam besar potensial listrik pada ekstremitas.
Gabungan elektrode pada ekstremitas lain membentuk elektrode indifferent
(potensial 0). Sadapan ini diletakkan pada kedua lengan dan kaki dengan
menggunakan kabel seperti yang digunakan pada sadapan bipolar.
Vektor dari sadapan unipolar akan menghasilkan sudut pandang terhadap jantung
dalam arah vertikal.
1) Sadapan aVL. Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA
yang dibuat bermuatan positif dengan RA dan LF yang dibuat indifferent
sehingga listrik bergerak ke arah -30 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri).
Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat juga oleh sadapan aVL
2) Sadapan aVF. Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang
dibuat bermuatan positif dengan RA dan LA dibuat indifferent sehingga listrik
bergerak ke arah positif 90 derajat (tepat ke arah inferior). Dengan demikian,
bagian inferior jantung selain sadapan II dan III dapat juga dilihat oleh
sadapan aVF
3) Sadapan aVR. Sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA
yang dibuat bermuatan positif dengan LA dan LF dibuat indifferent sehingga

10
listrik bergerak ke arah berlawanan dengan arah lsitrik jantung -150 derajat (ke
arah ekstrem).
Dari sadapan bipolar dan unipolar ekstremitas, garis atau sudut pandang jantung
dapat diringkas seperti yang digambarkan berikut. Akan tetapi, sadapan-sadapan
ini belum cukup sempurna untuk mengamati adanya kelainan di seluruh
permukaan jantung. Oleh karena itu, sudut pandang akan dilengkapi dengan
unipolar prekordial (sadapan dada).
 Unipolar Prekordial
Sadapan unipolar prekordial merekam besar potensial listrik dengan elektrode
eksplorasi diletakkan pada dinding dada. Elektrode indifferent (potensial 0)
diperoleh dari penggabungan ketiga elektrode esktremitas. Sadapan ini
memandang jantung secara horizontal (jantung bagian anterior, septal, lateral,
posterior dan ventrikel sebelah kanan). Penempatan dilakukan berdasarkan pada
urutan kabel-kabel yang terdapat pada mesin EKG yang dimulai dari nomor C1-
C6.
- V1: Ruang interkostal IV garis sternal kanan
- V2: Ruang interkostal IV garis sternal kiri
- V3: Pertengahan antara V2 dan V4
- V4: Ruang interkostal V garis midklavikula kiri
- V5: Sejajar V4 garis aksila depan
- V6: Sejajar V4 garis mid-aksila kiri

E. Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan Pemasangan Ekg & Letak Sandapan


1. Persiapan alat-alat EKG
a. Mesin EKG yang dilengkapi dengan 3 kabel, sebagai berikut :
b. Satu kabel untuk listrik (power)
c. Satu kabel untuk bumi (ground)
d. Satu kabel untuk pasien, yang terdiri dari 10 cabang dan diberi tanda dan warna
e. Plat elektrode yaitu
f. 4 buah elektrode extremitas dan manset
g. 6 Buah elektrode dada dengan balon penghisap
h. Jelly elektrode / kapas alcohol
i. Kertas EKG (telah siap pada alat EKG)
j. Kertas tissue
11
2. Persiapan Pasien
a. Pasieng diberitahu tentang tujuan perekaman EKG
b. Pakaian pasien dibuka dan dibaringkan terlentang dalam keadaan tenang selama
perekaman
c. Cara Menempatkan Elektrode

Sebelum pemasangan elektrode, bersihkan kulit pasien di sekitar pemasangan


manset, beri jelly kemudian hubungkan kabel elektrode dengan pasien.
1. Elektrode extremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri searah
dengan telapak tangan
2. Pada extremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam
3. Posisi pada pengelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah dipasang
sampai ke bahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan. Kemudian kabel
kabel dihubungkan :Merah kanan (RA / R) lengan Kuning (LA/ L) lengan kiri
Hijau (LF / F ) tungkai kiri (RF / N) tungkai kanan (sebagai ground) Hitam
Hasil pemasangan tersebut terjadilah 2 sandapan (lead)
1. Sandapan bipolar (sandapan standar) dan ditandai dengan angka romawi I, II, III
2. Sandapan Unipolar Extremitas (Augmented axtremity lead) yang ditandai dengan
simbol aVR, aVL, aVF
3. Pemasangan elektroda dada (Sandapan Unipolar Prekordial), ini ditandai dengan
huruf V dan disertai angka di belakangnya yang menunjukkan lokasi diatas
prekordium, harus dipasang pada :
VI : sela iga ke 4 garis sternal kanan
V2 : sela iga ke 4 pada garis sternal kiri
V3 : terletak diantara V2 dan V4
V4 : ruang sela iga ke 5 pada mid klavikula kiri
V5 ; garis aksilla depan sejajar dengan V4

12
V6 ; garis aksila tengah sejajar dengan V4
Sandapan tambahan
V7 : garis aksila belakang sejajar dengan V4
V8 : garis skapula belakang sejajar dengan V4
V9 : batas kin dan kolumna vetebra sejajar dengan V4
V3R - V9R posisinya sama dengan V3 - V9, tetapi pada sebelah kanan. Jadi pada
umumnya pada sebuah EKG dibuat 12 sandapan (lead) yaitu I II III aVR aVL
aVF VI V2 V3 V4 V5 V6
Sandapan yang lain dibuat bila perlu.
Lokasi permukaan otot jantung dapat dilihat pada EKG, seperti :
1. Anterior : V2, V3, V4
2. Septal : aVR, V1, V2
3. Lateral : I, aVL, V5, V6
4. Inferior : II, III, aVF
Aksis terletak antara : - 30 sampai + 110 (deviasi aksis normal) Lebih dari – 30
: LAD (deviasi aksis kiri) Lebih dari dari + 110 : RAD (deviadi aksis kanan)
Cara Merekam EKG
1. Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan
2. Periksa kembali standarisasi EKG antara lain
a. Kalibrasi 1 mv (10 mm)
b. Kecepatan 25 mm/detik Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan
tombol run/start dan setelah kertas bergerak, tombol kalibrasi ditekan
2 -3 kali berturut-turut dan periksa apakah 10 mm
3. Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secara
berturut-turut yaitu sandapan (lead) I, II, III, aVR,aVL,aVF,VI, V2, V3, V4,
V5, V6. Setelah pencatatan, tutup kembali dengan kalibrasi seperti semula
sebanyak 2-3 kali, setelah itu matikan mesin EKG
4. Rapikan pasien dan alat-alat
a. Catat di pinggir kiri atas kertas EKG
b. Nama pasien
c. Umur
d. Tanggal/Jam
e. Dokter yang merawat dan yang membuat perekaman pada kiri bawah
5. Dibawah tiap lead, diberi tanda lead berapa, perhatian

13
Perhatian !
1. Sebelum bekerja periksa dahulu tegangan alat EKG
2. Alat selalu dalam posisi stop apabila tidak digunakan
3. Perekaman setiap sandapan (lead) dilakukan masing - masing 2 - 4 kompleks
4. Kalibrasi dapat dipakai gambar terlalu besar, atau 2 mv bila gambar terlalu
kecil
5. Hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti ; jam tangan, tremor,
bergerak, batuk dan lain-lain
6. Dalam perekaman EKG, perawat harus menghadap pasien.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman aktifitas
kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif khusus.
Beberapa tujuan dari penggunaan EKG adalah :
1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Ganguan -gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung.
Elektrokardiogram tediri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS dan sebuah
gelombang T. Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang terpisah,
yakni gelombang Q, gelombang R dan gelombang S, namun jarang ditemukan. Sandapan
pada EKG ada 2 yaitu sandapan bipolar dan unipolar. Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan
dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari jantung melalui empat kabel elektrode yang
diletakkan di kedua tangan dan kaki sedangkan, sandapan unipolar Sadapan ini
memandang jantung secara horizontal (jantung bagian anterior, septal, lateral, posterior
dan ventrikel sebelah kanan).

B. Saran
Dari kesimpulan di atas maka disarankan beberapa hal sebagai Berikut :
1. Menggunakan alat-alat kesehatan dengan sebaik-baiknya
2. Membeli dan menggunakan alat-alat kesehatan dari luar guna melengkapai peralatan
Rumah Sakit yang ada di Indonesia.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sundana K, 2008, Interpretasi EKG, Pedoman Untuk Perawat, EGC, Jakarta.

Thaler MS, 2000, Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan, Edisi 2, Hipokrates,
Jakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai