P Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh senam otak
(Brain Gym ) pada lansia Populasi pada penelitian ini adalah lansia yang berumur 60 – 69 tahun Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Simple Random Sampling dengan besar sampel yaitu 6 di RT 03 RW 01 Kelurahan Tandes I Intervensi yang diberikan dalam penelitian ini adalah dengan cara : a. Memilih responden dan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian b. Meminta persetujuan responden dengan informed concent c. Responden melakukan pengisian kuesioner MMSE sebelum melakukan senam otak (Brain gym) d. Responden melakukan senam (brain gym) selama 1 bulan dengan frekuensi 1 kali sehari e. Senam otak dilakukan sesuai dengan SPO yang dilakukan selama 5 sampai10 menit setiap pukul 06.30 WIB sampai selesai. f. Pada akhir perlakuan, peneliti kembali mengukur fungsi kognitif dengan menggunakan pengisian kuesioner MMSE. g. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum dilakukan senam otak (brain gym) sebagaian besar (66,7%) mengalami gangguan fungsi kognitif sedang dan setelah dilakukan senam otak sebagaian besar (66,7&) tidak mengalami gangguan fungsi kognitif setelah dilakukan uji Wilcoxon signed rank test di dapatkan nilai p=0,014 <ɑ = 0,05sehingga Ho di tolak, artinya ada pengaruh senam terhadap fungsi kognitif pada lansia. C Dalam penelitian ini tidak terdapat kelompok kontrol (pembanding). Semua sampel/responden diberi perlakuan. O Hasil menunjukan fungsi kognitif sebelum diberikan senam otak sebagaian besar (66,7%) memiliki gangguan fungsi kognitif sedang, hampir setengahnya (33,3%) mengalami gangguan fungsi kognitif berat. Dari hasil presentasi tes kuesioner MMSE (pretes tes) didapatkan bahwa responden paling banyak mengalami kemunduran daya ingat misalnya menyebutkan nama benda yang telah di sebutkan sebelumnya. Ciri gangguan fungsi kognitif sedang diantaranya kesulitan dalam berbahasa, mengalami kemunduran daya ingat, disorientasi waktu dan tempat dan sangat mudah lupa, terutama untuk peristiwa yang baru dari nama orang. uji Wilcoxon signed rank test di dapatkan nilai p=0,014 <ɑ = 0,05sehingga Ho di tolak, artinya ada pengaruh senam terhadap fungsi kognitif pada lansia. B. Manfaat dan Kekurangan 1. Manfaat Manfaat dari jurnal ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam otak (brain gym) terhadap fungsi kognitif pada lansia 2. Kekurangan Kekurangan dari jurnal ini adalah rancangan penelitian dalam jurnal ini adalah one group pra-post test design, dimana kelemahan rancangan ini adalah tidak adanya jaminan bahwa perubahan yang terjadi pada variable dependen karena intervensi atau perlakuan. Desain ini hanya melibatkan satu kelompok. Kelemahan utama desain satu kelompok ini adalah, karena tidak menggunkana kelompok pengendali atau kelompok kontrol, sehingga pelaksanaan eksperimen tidak dapat beranggapan bahwa perubahan yang terjadi antara hasil pretes dan post-tes itu disebabkan oleh perlakuan eksperimental.
C. Simpulan dan Saran
1. Simpulan Penurunan fungsi kognitif pada lansia bukanlah hal yang wajar, dan bisa di hambat dengan aktifitas senam otak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam otak terhadap fungsi kognitif pada lansia. Peningkatan fungsi kognitif dapat di sebabkan karna responden rutin melakukan senam otak dan menggunakan otak secaraterus menerus dan di istirahatkan dengan tidur, dan melakukan kegiatan seperti membaca, menulis, mendengarkan berita. 2. Saran Sebaiknya senam otak di terapkan di BPSTW 3x seminggu karna semakin rutin dilakukan senam otak pada lansia, maka fungsi kognitif akan semakin meningkat, sehingga dapat memperlambat penurunan fungsi kognitif. Dalam penelitian ini jumlah sampel adalah 6 lansia, dimana belum memenuhi kriteria untuk dilakukan penelitian namun ada baiknya jika jumlah sampel yang diteliti lebih banyak karena banyak sekali lansia yang mengalami penuruna fungsi kognitif, apalagi yang berada dipanti werda karena sebuah penelitian dikatakan baik jika jumlah sampel mewakili karakteristik populasi.