Di Susun Oleh :
1.Gmelina E W
2.Anggi R
3.Antonius R K
4.Salomince H
B.ETIOLOGI
Etiologi kelainan jantung dapat primer maupun sekunder yaitu:
Primer Kelainan congenital, katub, iskhemik dan cardiomiopati.
Sekunder Penyakit lain (hipertenasi, anemia berat dan lain – lain)
-GEJALA
1.Cepat merasa lelah
2.Jantungnya berdebar – debar
3Sesak napas apabila disertai dengan cyanosis
4.Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda
5.Mengeluh tetap bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai.
D.PATOFISIOLOGI
Etiologi kelainan jantung dapat primer maupun sekunder, sebagian besar disebabkan Demam
Rheumatik., kelainan primer dapat akibat kelainan congenital,bentuk kelainan katub (paling
sering yaitu stenosis mitral, insufisiensi mitral, gabungan stenosis mitral dengan insufisiensi
mitral, stenosis aorta, insufisiensi aorta, gabungan insufisiensi aorta dan stenosis aorta,
penyakit katup pulmonal, dan trikuspidal), iskhemik dan cardiomiopati. Sedangkan sekunder
akibat penyakit lain seperti hipertensi, anemia berat dan lain – lain.
E.PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG untuk mengetahui kelainan irama dan gangguan konduksi, adanya kardiomegali,
tanda penyakt pericardium, iskemia atau infark. Bisa ditemikan tanda – tanda aritmia.
Ekocardiografi, metode yang aman, cepat dan terpercaya untuk mengetahui kelainan
fungsi dan anatomi dari bilik, katup dan pericardium.
Pemeriksaan radiology, dehindari dalam kehamilan namun jika memang diperlukan
dapat dilakukan dengan memberikan pelindung diabdomen dam pelvis.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN (ASSESMENT)
Data Demografi / Identitas
• Umur ( usia > tua )
• Suku bangsa
• Pekerjaan
• Lingkungan / tempat tinggal
Riwayat Keluarga dan pasien
• Riwayat penykakit CV genetik
• Penyakit yang mengganggu S. CV
• Riwayat MRS, Dx, Tindakan dan terapi IV
• Riwayat pemakaian obat dan alergi
• Riwayat kontraseps
• Struktur keluarga
• Riwayat kebiasaan : merokok, minum kopi, alkohol, inaktivitas, makan
berlebihan
2.DIAGNOSA
o Kardiak output (Curah jantung) menurun b/d resiko tinggi terhadap dekompensasi
o Kelebihan volume cairan (edema) b/d peningkatan volume sirkulasi, perubahan pada
fungsi ginjal
o Gangguan Perfusi jaringan, perubahan,b/d resiko tinggi terhadap uteroplasenta
o Infeksi b/d resiko tinggi terhadap ibu
o Intoleransi aktivitas,b / d resiko tinggi terhadap adanya masalah sirkulasi
o Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) b/d mengenai kondisi, prognosis dan
kebutuhan tindakan.
o Gangguan pertukaran gas
o Nyeri dada
*DIAGNOSA BANDING
Burwell dan Metcalfe mengajukan 4 kriteria. Diagnosa ditegakkan bila ada satu criteria :
– Bising diastolic, resistolik atau bising jantung terus – menerus.
– Hipertropi jantung yang jelas
– Bising sistolik yang nyaring terutama bila disertai thrill
– Aritmia berat
3.INTERVENSI
*Mandiri :
Tentukan/ pantau klasifikasi fungsional klien seperti disebutkan oleh NYHA
a. Auskultasi bunyi napas klien
b. Istirahat ( bed rest ) fisik dan mental
c. Posisi tidur semi fowler / fowler / duduk merangkul bantal. Sesuai dengan kenyamanan
pasien
d. Oksigen terapi ( 2-4 L )
e. Evaluasi DJJ, jumlah gerakan janin setiap hari, dan hasil NST sesuai dengan indikasi
(rujuk pada MK; kehamilan resiko tinggi)
*Kolaborasi
Pemeriksaan ECG, foto thorax dan prosedur yang lain.
Obat-obatan : Antibiotic, Digitalis, ACE inhibitor, beta-blocker, Ca antagonis,
vasodilator, anti trombus, anti nyeri, penenang, anti-aritmia.
Atasi infeksi pernafasan dasar sesuai kebutuhan
Siapkan pasien terhadap perawatan di rumah sakit sesuai kondisinya
Batasi cairan dan natrium bila ada GJK
Berikan diuretic (mis. klorotiazid, hidroklorotiazid)
Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi :GDA dan Hb/Ht.
Hitung SDP, kultur sekresi pernafasan atas / bawah.
Kaji aliran darah uterus/janin dengan menggunakan NST/CTSl; periksa kadar estriol
dan DJJ. (Rujuk MK: kehamilan resiko tinggi, DK: cedera, resti terhadap janin).
Libatkan tim perawatan kesehatan dalam penyuluhan / perencanaan.
Berikan informasi yang tepat untuk protocol perawatan dalam situasi komunitas /
rumah sakit, serta di rumah
Identifikasi kelompok pendukung untuk klien beresiko tinggi
4.IMPLEMENTASI
Melaksanakan intervensi sesuai dengan rencana yang telah dilakukan konsulidasi.
Ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal dilakukan dengan cermat dan efisien
pada situasi yang tepat.
Keamanan dan kenyamanan fisik serta psikologisnya harus dilindungi.
Dokumentasi dan interensi serta respon klien terhadap tindakan medis dan
keperawatan yang telah dilakukan.
5.EVALUASI
Mengidentifikasi / mengadopsi perilaku untuk meminimalkan stressor dan
memaksimalkan fungsi jantung.
Mendemonstrasikan sirkulasi plasenta yang adekuat, fungsi ginjal dengan denyut
jantung janin (DJJ) dan gerakan janin dalam batas normal (DBN), dan secara individu
haluaran urin tepat.
Adanya keseimbangan cairan yang stabil dengan tanda – tanda vital DBN,
penambahan berat badan tepat, tidak adanya oedema.
Menunjukkan TD, nadi, GDA, dan hitung SDP DBN dalam keadaan normal.
Mendemonstrasikan perfusi plasenta adekuat sesuai indikasi dari janin reaktif dengan
frekuensi jantung direntang dari 120 – 160 dpm dan ukuran tepat untuk usia gestasi.
Berkurang atau tidak adanya infeksi bakteri.
Meningkatnya pengetahuan pasien terhadap penyakitnya sehingga mempermudah
dalam penyembuhan.
Tingkat Kecemasan pasien berkurang.