Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL

DENGAN GANGUAN PENYAKIT JANTUNG

Di Susun Oleh :
1.Gmelina E W
2.Anggi R
3.Antonius R K
4.Salomince H

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN SORONG


D-III KEPERAWATAN MANOKWARI
TAHUN 2021
A.Pengertian
Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena kehamilan dapat
memberatkan penyakit jantung yang dideritanya. Dan penyakit jantung dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Jantung yang normal dapat
menyesuaikan diri terhadap segala perubahan sistem jantung dan pembuluh darah yang
disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besarnya janin yang
dikandungnya sehingga dapat mengubah posisi jantung dan pembuluh darah sehingga terjadi
perubahan dari kerja jantung.

Yang dapat mempengaruuhi :


Pengaruh peningkatan hormone tubuh
Terjadi haemodelusi darah dengan puncaknya pada kehamilan 28 – 32 minggu
Kebutuhan janin untuk pertumnbuhan dan perkembangan dalam rahim
Kembalinya darah setelah placenta lahir karena kontraksi rahim dan terhentinya
peredaran darah placenta
Saat post partum sering terjadi infeksi

Penyakit jantung pada kehamilan meliputi:


*Gagal Jantung
*Penyakit Jantung Rematik
*Kelainan Jantung Bawaan
*Prolaps Katup Mitral
*Tekanan Darah Tinggi

Penyakit Jantung Dibagi Menjadi 4, Klasifikasi Fungsional New York Heart


Association
Class I: penderita penyakit jantung tanpa limitasi aktivitas fisik. Aktivitas fisik sehari – hari
tidak menimbulkan dispneu atau kelelahan
Class II: penderita penyakit jantung disertai sedikit limitasi dari aktivitas fisik. Saat istirahat
tidak ada keluhan. Aktifitas sehari – hari menimbulkan dipsneu atau kelelahan
Class III: penderita penyakit jantung disertai limitasi aktivitas fisik yang nyata. Saat istirahat
tidak ada keluhan. Aktivitas fisik yang lebih ringan dari aktifitas sehari – hari sudah
menimbulkan dipsneu atau kelelahan.
Class IV: penderita penyakit jantung yang tak mampu melakukan setiap aktifitas fisik tanpa
menimbulkan keluhan gejala – gejala gagal jantung bahkan mungkin sudah nampak saat
istirahat. Setiap aktifitas fisik akan menambah beratnya keluhan.

B.ETIOLOGI
Etiologi kelainan jantung dapat primer maupun sekunder yaitu:
Primer Kelainan congenital, katub, iskhemik dan cardiomiopati.
Sekunder Penyakit lain (hipertenasi, anemia berat dan lain – lain)

C.TANDA DAN GEJALA


-TANDA
1.Nadi : takikardia,
2.Tekanan / pulpasi vena jugularis: meninggi,
3.Impuls apical: impuls ganda (sesuai dengan S4)
4.Auskultasi jantung
5.Auskultasi paru
6.Edema
7.Pulsus Alternans
8.Suara paru kedua (P2)
9.Efusi pleura
10.Ascites

-GEJALA
1.Cepat merasa lelah
2.Jantungnya berdebar – debar
3Sesak napas apabila disertai dengan cyanosis
4.Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda
5.Mengeluh tetap bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai.

D.PATOFISIOLOGI
Etiologi kelainan jantung dapat primer maupun sekunder, sebagian besar disebabkan Demam
Rheumatik., kelainan primer dapat akibat kelainan congenital,bentuk kelainan katub (paling
sering yaitu stenosis mitral, insufisiensi mitral, gabungan stenosis mitral dengan insufisiensi
mitral, stenosis aorta, insufisiensi aorta, gabungan insufisiensi aorta dan stenosis aorta,
penyakit katup pulmonal, dan trikuspidal), iskhemik dan cardiomiopati. Sedangkan sekunder
akibat penyakit lain seperti hipertensi, anemia berat dan lain – lain.

E.PEMERIKSAAN PENUNJANG
 EKG untuk mengetahui kelainan irama dan gangguan konduksi, adanya kardiomegali,
tanda penyakt pericardium, iskemia atau infark. Bisa ditemikan tanda – tanda aritmia.
 Ekocardiografi, metode yang aman, cepat dan terpercaya untuk mengetahui kelainan
fungsi dan anatomi dari bilik, katup dan pericardium.
 Pemeriksaan radiology, dehindari dalam kehamilan namun jika memang diperlukan
dapat dilakukan dengan memberikan pelindung diabdomen dam pelvis.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN (ASSESMENT)
 Data Demografi / Identitas
• Umur ( usia > tua )
• Suku bangsa
• Pekerjaan
• Lingkungan / tempat tinggal
 Riwayat Keluarga dan pasien
• Riwayat penykakit CV genetik
• Penyakit yang mengganggu S. CV
• Riwayat MRS, Dx, Tindakan dan terapi IV
• Riwayat pemakaian obat dan alergi
• Riwayat kontraseps
• Struktur keluarga
• Riwayat kebiasaan : merokok, minum kopi, alkohol, inaktivitas, makan
berlebihan
2.DIAGNOSA
o Kardiak output (Curah jantung) menurun b/d resiko tinggi terhadap dekompensasi
o Kelebihan volume cairan (edema) b/d peningkatan volume sirkulasi, perubahan pada
fungsi ginjal
o Gangguan Perfusi jaringan, perubahan,b/d resiko tinggi terhadap uteroplasenta
o Infeksi b/d resiko tinggi terhadap ibu
o Intoleransi aktivitas,b / d resiko tinggi terhadap adanya masalah sirkulasi
o Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) b/d mengenai kondisi, prognosis dan
kebutuhan tindakan.
o Gangguan pertukaran gas
o Nyeri dada

*DIAGNOSA BANDING
Burwell dan Metcalfe mengajukan 4 kriteria. Diagnosa ditegakkan bila ada satu criteria :
– Bising diastolic, resistolik atau bising jantung terus – menerus.
– Hipertropi jantung yang jelas
– Bising sistolik yang nyaring terutama bila disertai thrill
– Aritmia berat
3.INTERVENSI
*Mandiri :
Tentukan/ pantau klasifikasi fungsional klien seperti disebutkan oleh NYHA
a. Auskultasi bunyi napas klien
b. Istirahat ( bed rest ) fisik dan mental
c. Posisi tidur semi fowler / fowler / duduk merangkul bantal. Sesuai dengan kenyamanan
pasien
d. Oksigen terapi ( 2-4 L )
e. Evaluasi DJJ, jumlah gerakan janin setiap hari, dan hasil NST sesuai dengan indikasi
(rujuk pada MK; kehamilan resiko tinggi)

*Kolaborasi
 Pemeriksaan ECG, foto thorax dan prosedur yang lain.
 Obat-obatan : Antibiotic, Digitalis, ACE inhibitor, beta-blocker, Ca antagonis,
vasodilator, anti trombus, anti nyeri, penenang, anti-aritmia.
 Atasi infeksi pernafasan dasar sesuai kebutuhan
 Siapkan pasien terhadap perawatan di rumah sakit sesuai kondisinya
 Batasi cairan dan natrium bila ada GJK
 Berikan diuretic (mis. klorotiazid, hidroklorotiazid)
 Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi :GDA dan Hb/Ht.
 Hitung SDP, kultur sekresi pernafasan atas / bawah.
 Kaji aliran darah uterus/janin dengan menggunakan NST/CTSl; periksa kadar estriol
dan DJJ. (Rujuk MK: kehamilan resiko tinggi, DK: cedera, resti terhadap janin).
 Libatkan tim perawatan kesehatan dalam penyuluhan / perencanaan.
 Berikan informasi yang tepat untuk protocol perawatan dalam situasi komunitas /
rumah sakit, serta di rumah
 Identifikasi kelompok pendukung untuk klien beresiko tinggi

4.IMPLEMENTASI
 Melaksanakan intervensi sesuai dengan rencana yang telah dilakukan konsulidasi.
 Ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal dilakukan dengan cermat dan efisien
pada situasi yang tepat.
 Keamanan dan kenyamanan fisik serta psikologisnya harus dilindungi.
 Dokumentasi dan interensi serta respon klien terhadap tindakan medis dan
keperawatan yang telah dilakukan.

5.EVALUASI
 Mengidentifikasi / mengadopsi perilaku untuk meminimalkan stressor dan
memaksimalkan fungsi jantung.
 Mendemonstrasikan sirkulasi plasenta yang adekuat, fungsi ginjal dengan denyut
jantung janin (DJJ) dan gerakan janin dalam batas normal (DBN), dan secara individu
haluaran urin tepat.
 Adanya keseimbangan cairan yang stabil dengan tanda – tanda vital DBN,
penambahan berat badan tepat, tidak adanya oedema.
 Menunjukkan TD, nadi, GDA, dan hitung SDP DBN dalam keadaan normal.
 Mendemonstrasikan perfusi plasenta adekuat sesuai indikasi dari janin reaktif dengan
frekuensi jantung direntang dari 120 – 160 dpm dan ukuran tepat untuk usia gestasi.
 Berkurang atau tidak adanya infeksi bakteri.
 Meningkatnya pengetahuan pasien terhadap penyakitnya sehingga mempermudah
dalam penyembuhan.
 Tingkat Kecemasan pasien berkurang.

Anda mungkin juga menyukai