Anda di halaman 1dari 25

UJIAN AKHIR SEMESTER VI TA 2021/2022

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian


Dosen : Yayuk Nuryanti , S.Kep.Ns.M.Kep

PROPOSAL STUDI KASUS


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK
DENGUE HEMORRAGIC FEVER (DHF)
DENGAN PEMENUHAN KEBUTHAN NUTRISI
DI RUANG GARDENIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MANOKWARI

OLEH :

Nama : Desty Fitrah Wahyuni


Kelas : Tingkat 3A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


MANOKWARI
FEBRUARI 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat


awam sering disebut sebagai demam berdarah. Menurut para ahli, demam
berdarah dengue disebut sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue dengan gejala utama demam, nyeri otot, dan sendi diikuti dengan
gejala pendarahan spontan seperti : bintik merah pada kulit, mimisan,
bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah atau BAB berdarah. Hal
tersebut sejalan dengan aktivitas vektor dengue yang justru terjadi pada
musim penghujan. Penularan penyakit DHF antar manusia terutama
berlangsung melalui vektor nyamuk Aedes aegypti. Virus ini
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem
pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Sehubungan dengan morbiditas dan mortilitasnya, DHF disebut sebagai
the mosquito transmitted disease (Depkes RI, 2013).

Jumlah kasus DBD cenderung meningkat dari tahun ke tahun,


jumlah kasus tersebut tahun 2002, 2003, 2004 masing-masing sebanyak
40.377; 52.000; 79.462 kasus. Orang dan pada tahun tercatat Jawa Barat
dengan 17.797 kasusdan 191 kematian sementara selama 2006, DBD telah
menyerang 113.640 korban dan 1.184 diantaranya meninggal dunia,
meningkat dari jumlah kasus tahun 2005 yang total sebanyak 95.000 kasus
dan 1.350 di antaranya berakibat kematian . Pada empat bulan pertama
tahun 2007 angka kejadian DBD melonjak drastis. Kasus penyakit DBD di
seluruh Indonesia diperkirakan mencapai 125.000 selama. Pada tahun
2008, kasus DBD di Indonesia tercatat 137.469 kasus. Sedangkan tahun
2009, dari Januari–Juli kasus DBD di Indonesia tercatat sebanyak 77.489
orang dan pada tahun 2004 tercatat Jawa Barat dengan 17.797 kasusdan
191 kematian (Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,
DepKes RI, 2010). Sedangkan Siklus puncak kejadian DBD yaitu 4 – 5
tahunan. Jumlah penderita DHF tahun 2009 di Kabupaten Bondowoso
sebanyak 292 kasus.

Demam berdarah dengue merupakan penyakit disebabkan oleh virus


dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti (Suriadi, 2011). Demam Berdarah Dengue merupakan
penyakit akut yang disebabkan oleh infeksi virus yang dibawa oleh
nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus betina yang umumnya
menyerang pada pada musim hujan dan musim panas. Virus itu
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem
pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan
bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah atau BAB berdarah (Sari,
2013).
Untuk mencegah komplikasi tersebut maka dibutuhkan peran dan
fungsi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dengan benar
meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitativ yang dilakukan
secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan, antara lain dengan memberikan pendidikan kesehatan untuk
meningkatan status kesehatan klien, memeriksakan kondisi secara dini,
memberikan obat anti mikroba sesuai dengan jangka waktu tertentu untuk
mengobati penyebab dasar dan dalam perawatan diri klien secara optimal,
sehingga muncul pentingnya asuhan keperawatan dalam menanggulangi
klien dengan DHF yang dirawat di RSUD Dr.Koesnadi Bondowoso.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk memilih judul
makalah ilmiah “ Asuhan Keperawatan pada Pasien Anak Dengue
Hemorragic Fever (DHF) Dengan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi di Ruang
Gardenia Rumah Sakit Umum Daerah Manokwari ’’

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskaan satu masalah


penelitian yaitu “Bagaimanakah Gambaran Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Anak dengan Dengue Hemorragic fever (DHF) Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi di Ruang Gardenia RSUD Manokwari?”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuigambaran asuhan
keperawatan Pada Pasien Anak dengan Dengue Hemorragic fever
(DHF) Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi di Ruang Gardenia
RSUD Manokwar.

2. Tujuan Khusus
1. Mengkaji Pasien anak DHF dengan masalah keperawatan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.
2. Merumuskan Diagnosis Keperawatan Pada Pasien anak DHF
dengan masalah keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.
3. Menyusun Perencanaan keperawatan pada Pasien anak DHF
dengan masalah keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.
4. Melaksanakan Tindakan Keperawatan pada Pasien anak DHF
dengan masalah keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.
5. Mengevaluasi Tindakan Keperawatan pada Pasien anak DHF
dengan masalah keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori
1. Pengertian

Demam dengue / DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot
dan nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan diathesis hemoragik (Sudoyo, 2010).

Penyakit DBD mempunyai perjalanan penyakit yang sangat cepat dan


sering menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat
penanganan yang terlambat. Demam berdarah dengue (DBD) disebut juga
dengue hemoragic fever (DHF), dengue fever (DF), demam dengue, dan
dengue shock sindrom (DDS) (Widoyono, 2008)

Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa penyakit DHF adalah


penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes
Aegepty ) nyamuk aedes aegepty.

2. Tanda Dan Gejala

Menurut Aziz Alimul (2006:123) manifestasi Klinik DHF sangat


bervariasi yaitu:

1. Demam, penyakit ini didahului oleh demam yang tinggi atau panas
mendadak berlangsung 3-8 hari kemudian turun secara cepat.
2. Ruam biasannya 5-12 jam sebelum naiknya suhu pertama kali, dan
berlangsung selama 3-4 hari.
3. Pembesaran hati yang terjadi pada permulaan demam (sudah dapat
diraba sejak permulaan sakit).
4. Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang
menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun
(tekanan sistolik menurun sampai 80mmHg atau kurang) disertai kulit
yang terasa dingin dan lembab, terutama pada ujung hidung, jari dan
kaki.
Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu:
1. Derajat I : Demam disertai gejala klinik khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan dalam uji tourniquet positif, trombositopenia, himokonsentrasi.
2. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan pada kulit atau
tempat lain.
3. Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi cepat
dan lemah, tekanan darah turun (20 mm Hg) atau hipotensi disertai dengan
kulit dingin dan gelisah.
4. Derajat IV : Kegagalan sirkulasi, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak
terukur.

3. Penyebab

Manifestasi terjadi DHF ialah meningginya permeabilitas dinding


pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi,
trombositopenia dan diatesis hemoregic. Pada kasus berat, renjatan terjadi
secara 2 akut nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya
plasma melalui endotel dinding pembuluh darah pada penderita dengan
renjatan berat, volume plasma dapat menurun sampai lebih 30%. Renjatan
hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak
segera diatasi dapat mengakibatkan anoksia jaringan, asidosis metabolic
dan kematian. Kelainan yang paling sering ditemukan ialah perdarahan di
kulit berupa ptekie, perdarahan di saluran pencernaan, paru, dan jaringan
periodrenal, hati membesar, terdapat perlemakan, yang disertai perdarahan
atau sarang nekrosis hemoregik (IKA-FKUI, 2005: 610).

4. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan DHF menurut (Centers for Disease Control and


Prevention, 2009), yaitu :

1. Beritahu pasien untuk minum banyak cairan dan mendapatkan banyak


istirahat.
2. Beritahu pasien untuk mengambil antipiretik untuk mengontrol suhu
mereka. anak-anak dengan dengue beresiko untuk demam kejang
selama fase demam.
3. Peringatkan pasien untuk menghindari aspirin dan nonsteroid lainnya,
obat anti inflamasi karena mereka meningkatkan risiko perdarahan.
4. Memantau hidrasi pasien selama fase demam
5. Mendidik pasien dan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi dan
pantau output urine
6. Jika pasien tidak dapat mentoleransi cairan secara oral, mereka
mungkin perlu cairan IV.
7. Kaji status hemodinamik dengan memeriksa denyut jantung, pengisian
kapiler, nadi, tekanan darah, dan Output urine.
8. Lakukan penilaian hemodinamik, cek hematokrit awal, dan jumlah
trombosit.
9. Terus memantau pasien selama terjadi penurunan suhu badan sampai
yg normal.
10. Fase kritis DBD dimulai dengan penurunan suhu badan sampai yg
normal dan berlangsung 24-48 jam.

5. Pencegahan

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian


vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa lingkup yang tepat, yaitu
dari sisi :
1) Lingkungan Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut
antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), meliputi:
a. Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali
seminggu.
b. Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung
seminggu sekali.
c. Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
d. Mengubur kaleng-kaleng bekas, dan ban bekas di sekitar ru-mah
dan lainlain.
2) Biologis Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan
pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).
3) Kimiawi Pengendalian nyamuk secara kimiawi dapat dilakukan dengan :
a. Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan
fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan
sampai batas waktu tertentu.
b. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat
penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-
lain.
B. Konsep Kebutuhan Dasar

1. Pengertian Defisit Nutrisi Pada Anak DHF

Kebutuhan nutrisi bagi tubuh adalah suatu kebutuhan dasar manusia


yang sangat penting. Nutrisi adalah sumber energi untuk segala aktivitas
yang ada dalam sistem tubuh. Sumber-sumber nutrisi dalam tubuh juga
berasal dari dalam tubuh itu sendiri, seperti glikogen yang terdapat dalam
otot dan hati maupun protein dan lemak yang terdapat dalam jaringan dan
ada juga sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari
dimakan oleh manusia (Susanto & Fitriana, 2017)

Nutrisi yang adekuat dan seimbang merupakan kebutuhan yang


sangat penting, nutrisi termasuk dalam pembangun tubuh yang memiliki
pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada tahun-
tahun pertama kehidupan dimana anak sedang mengalami pertumbuhan
yangs angat pesat terutama pertumbuhan pada otak. Keberhasilan
perkembangan anak ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan dan
perkembangan otak. Jadi dapat dikatakan bahwa nutrisi sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan juga mempengaruhi perkembangan otak
(Narendra, Sularyo, & Soetjiningsih, 2002).

Defisit Nutrisi merupakan suatu keadaan dimana seseorang


mengalami penurunan berat badan ataupun memiliki resiko mengalami
penurunan berat badan, anoreksia karena tidak adekuatnya asupan nutrisi
atau metabolism nutrisi untuk kebutuhan metabolik pada pasien yang
menderita penyakit dengue haemorrhagic fever(Potter & Perry, 2010)

Dengue haemorrhagic fever (DHF) merupakan penyakit yang dapat


diderita oleh anak-anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam,
nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama
dan apabila timbul rejatan maka akan dapat menyebabkan kematian
(Ridha, 2014).

DHF adalah penyakit yang menular yang disebabkan oleh virus


dengue yang ditulakan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit
ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian
terutama pada anak dan sering menimbulkan kejadian luar biasa atau
wabah (Susilaningrum et al., 2013). Jadi dapat disimpulkan defisit nutrisi
pada anak DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
dapat menyerang anak-anak, dimana anak-anak yang terserang penyakit
DHF dapat mengalami penurunan berat badan.
2. Etiologic Deficit Nutrisi Pada Anak DHF

Dengue haemorrhagic fever yang sering disebut dengan demam


berdarah disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam genus
flavivirus yang terdiri dari asam riboknukleat rantai tunggal. Virus dengue
ini ditularkan melalui vector nyamuk aedes aegypti. Terdapat 4 serotipe
virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 yang dapat menyebabkan
demam berdarah dengue. Infeksi salah satu serotipe ini akan menyebabkan
antibody terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibody yang
terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat
memberikan perlindunganyang memadai terhadap serotipe yang lainnya.
(Sudoyo, 2009).

DHF adalah virus dengue yang hingga saat ini mempunyai 4


serotipe virus dengue di Indonesia yang termasuk dalam grup B
Arthropedi borne viruses. Virus dengue ditularkan oleh nyamuk aedes
aegypti. Infeksi virus dengue mengakibatkan manifestasi klinis yang
bervariasi mulai dari asimptomatik, penyakit yang paling ringan, demam
dengue, demam berdarah dengue, dengue haemorrhagic fever, sindrom
syok dengue. Walaupun secara epidemiologis infeksi ringan lebih banyak,
pada awal penyakit hampir tidak mungkin membedakan infeksi ringan
atau berat (Ridha, 2014).Menurut SDKI 2016 (Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia), penyebab diagnosa keperawatan defisit nutrisi
adalah ketidakmampuan menelan makanan, ketidakmampuan mencerna
makanan, ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient, peningkatan kebutuhan
metabolism, faktor ekonomi dan faktor psikologis (PPNI,2016).

Dengue haemorrhagic fever yang disebabkan oleh virus dengue bisa


masuk kedalam tubuh melalu gigitan nyamuk aedes aegypti yang
kemudian bereaksi dengan anti bodi didalam tubuh dan mengakibatkan
terjadinya mual muntah karena adanya stimulasi pada medulla vomiting,
terjadinya mual muntah menyebabkan seseorang mengalami anoreksia
sehingga menyebabkan defisit nutrisi pada anak yang menderita penyakit
DHF (Suriadi & Yuliana, 2010).

3. Tanda Dan Gejala Deficit Nutrisi Pada Anak DHF

Menurut SDKI 2016 (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia).


Tanda gejala yang muncul pada diagnose keperawatan defisit nutrisi
adalah sebagai berikut:
1. Gejala dan tanda mayor
a) Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
2. Gejala dan tanda minor
a. Cepat kenyang setelah makan
b. Kram atau nyeri abdomen
c. Nafsu makan menurun
d. Bising usus hiperaktif
e. Membrane mukosa pucat
f. Serum albumin turun
g. Diare (PPNI,2016)

4. Dampak Defisit Nutrisi Pada Pasien Anak DHF

Dengue haemorrhagic fever biasanya berhubungan dengan status gizi


pada anak, dimana status gizi pada anak penderita DHF biasanya
bervariasi. DHF biasanya terjadi pada anak yang memiliki imun yang baik
dan status gizi yang baik. Anak yang menderita DHF sering mengalami
mual, muntah serta nafsu makan yang menurun, apabila kondisi ini
berlanjut dan tidak ditangani dengan pemenuhan nutrisi yang cukup maka
anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizi anak
menjadi kurang dan tingkat derajat keparahan DHF akan semakin
bertambah parah (Apriana, 2012).

5. Siklus (Dengue Haemorrhagic Fever)

Siklus dengue haemorrhagic fever memiliki keunikan, demam pada


anak DHF biasanya menyerupai pola bentuk pelana kuda yaitu turun naik.
Anak akan mengalami fase demam tinggi antara 39oC-40oC kemudian
akan masuk ke dalam fasekritis dimana anak akan mengalami penurunan
pada demam secara drastis (kembali ke 37oC). Ketika fase ini dialami oleh
penderita sering kali penderita diduga mulai sembuh, padahal pada fase ini
dapat terjadi shock syndrome yang ditandai dengan penurunan suhu tubuh
tiba-tiba, denyut nadi cepatdan lemah, gelisah, kesadaran menurun, ujung
tangan dan kaki teraba dingin, bibir kebiruan,serta wajah pucatdan tubuh
berkeringat. Fase kritis ini juga sering disertai perdarahan seperti mimisan,
timbul bintik merah pada kulit, perdarahan usus, muntah darah, gusi
berdarah, darah pada tinja atau warnanya kehitarnan. Syok dapat terjadi
setelah 2 sampai 8 hari sejak gejala DHF timbul.Sebaliknya, bila fase
kritis ini dapat dilewati maka pada hari ke 6 dan ke 7 sejak gejala DHF
muncul, anak akan memasuki fase penyembuhan. Demam yang tadinya
turun akan naik kembalisebagai bagian dari reaksi tahap penyembuhan
hingga akhirnya suhu tubuh kembali normal dansecara umum kondisi anak
membaik sehingga anak akan terlihat aktif dan nafsu makan meningkat
(Tiwon, 2001)

6. Kebutuhan Nutrisi Pada Anak DHF

Pasien yang menderita dengue haemorrhagic fever biasanya juga


mengalami anoreksia sehingga menyebabkan masukan nutrisinya menjadi
berkurang. Kekurangan kebutuhan nutrisi akan bertambah jika pasien juga
menderita muntah- muntah, keadaan ini akan menyebabkan makin
menurunnya daya tahan tubuh sehingga penyembuhan penyakit sulit
tercapai bahkan dapat menyebabkan terjadinya komplikasi. Untuk
mencegah terjadinya kurangnya nutrisi dan membantu menaikkan daya
tahan tubuh, pasien harus segera diberikan makanan yang cukup
mengandung kalori, protein, mineral dan vitamin. (Ngastiyah, 2005).

Macam-macam nutrisi yang dapat diberikan untuk pasien DHF menurut


(Tarwoto & Wartonah, 2006)yaitu:
a. Karbohidrat
Merupakan sumber energi utama, setiap 1 gram karbohidrat
menghasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat disimpan dalam hati dan
otot dalam bentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit.
Sumber karbohidrat dalam makanan terdapat pada sereal, nasi, buah-
buahan, dan sayuran.
b. Protein
Protein merupakan kelompok nutrisi yang paling penting bagi
makluk hidup. Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan
mempertahankan serta mengganti jaringan yang ada dalam tubuh.
Sumber protein dalam makanan terdapat dalam kacangkacangan dan
daging.
c. Mineral
Unsur mineral adalah unsur kimia selain karbon, hidrogen,
oksigen dan nitrogen yang dibutuhkan oleh tubuh. Pada makanan
terdapat dalam bentuk garam-garam organik. Sumber mineral dalam
makanan terdapat dalam susu, roti, sereal, keju, dan telur.
d. Vitamin
Vitamin merupakan sekelompok senyawa organik yang
kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil agar tetap
sehat. Jenis vitamin yang cocok diberikan untuk pasien DHF adalah
vitamin C . Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang sangat
diperlukan bagi tubuh manusia terutama bagi manusia yang menderita
penyakit demam berdarah. Hal ini dikarenakan vitamin C berfungsi
untuk menjaga daya tahan tubuh. Sumber vitamin C yang dapat
dikonsumsi bagi penderita penyakit demam berdarah pada buah-
buahan yaitu jeruk (Rosandy, 2013)

C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan DHF

Asuhan keperawatan adalah proses atau tahapan-tahapan kegiatan dalam


perawatan yang diberikan langsung kepada pasien dalam berbagai tatanan
pelayanan kesehatan (Wong, 2010). Konsep asuhan keperawatan pada anak
dengan DHF menurut (Ridha, 2014)terdiri dari, yaitu :

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan proses yang sistematis yang dimulai dari
pengumpulan data, verifikasi dan komunikasi data tentang klien (Potter &
Perry, 2010).
a. Identitas
Identitas merupakan gambaran diri yang terseusun dari berbagai
aspek sepeti nama, umur (pada anak DHF sering menyerang anak-anak
dengan usia kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan,
nama orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua.
b. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan keluhan yang dirasakan oleh pasien
sehingga menjadi alasan pasien dibawa ke rumah sakit. Alasan atau
keluhan yang paling menonjol pada pasien DHF untuk datang kerumah
sakit adalah panas tinggi, anak lemah.

c. Riwayat penyakit sekarang


Biasanya adanya keluhan panas mendadak. Panas menurun hari ke
3 dan ke 7. Disertai keluhan nyeri telan, mual, muntah, anoreksia,
diare/konstipasi, nyeri otot, nyeri ulu hati.

d. Riwayat penyakit yang pernah diderita


Penyakit yang pernah diderita oleh pasien, pada pasien DHF
biasanya dapat terjadi berulang dengan tipe virus yang berbeda.

e. Riwayat imunisasi
Riwayat imunisasi adalah informasi mengenai tentang jadwal
imuniasasi yang telah diberikan, apabila anak memiliki kekebalan
tubuh yang baik, maka komplikasi dapat dihindarkan.
f. Riwayat gizi
Status gizi pada anak DHF biasanya bervariasi. Semua anak
dengan status gizi yang baik maupun buruk dapat beresiko menderita
DHF. Pada anak yang menderita DHF biasanya mengalami mual,
muntah dan nafsu makan yang menurun. Apabila kondisi ini tidak
ditangani maka dapat menyebabkan penurunan berat badan sehingga
status gizinya menjadi kurang.

g. Kondisi lingkungan
Terjadi pada lingkungan yang penduduknya padat, lingkungan
yang kurang kebersihannya.

h. Pola kebiasaan
1. Nutrisi dan metabolism, yaitu frekuensi, jenis, pantangan, nafsu
makan menurun.
2. Eliminasi alvi (buang air besar) biasanya anak mengalami diare
ataupun konstipasi.
3. Eliminasi urine (buang air kecil) yang perlu dikaji apakah sering
kencing, sedikit atau banyak, sakit atau tidak.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon


klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respon klien individu, keluarga dan komunitas terhadap
situasi yang berkaitan dengan kesehatan (PPNI, 2017).

Diagnosa keperawatan yang ditegakkan dalam masalah ini adalah defisit


nutrisi. Defisit Nutrisi merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami
penurunan berat badan atau beresiko mengalami penurunan berat badan,
anoreksia karena tidak adekuatnya asupan nutrisi atau metabolism nutrisi
untuk kebutuhan metabolic pada pasien yang menderita penyakit dengue
haemorrhagic fever (Potter & Perry, 2010).

Menurut SDKI 2016 (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia),


penyebab diagnosa keperawatan defisit nutrisi adalah ketidakmampuan
menelan makanan, ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan
mengabsorpsi nutrient, peningkatan kebutuhan metabolism, faktor ekonomi
dan faktor psikologis.
3. Intervensi

Perencanaan atau intervensi merupakan langkah berikutnya dalam proses


keperawatan. Pada langkah ini, perawat menentapkan tujuan dan kriteria hasil
yang diharapkan bagi klien dan merencanakan intervensi keperawatan.
Pernyataan tersebut diketahui bahwa dalam membuat perencanaan perlu
mempertimbangkan tujuan, kriteria yang diperkirakan atau diharapkan dan
intervensi keperawatan (Andarmoyo, 2013).

Adapun rencaana keperawatan pada defisit nutrisi, tujuan menurut Nursing


Outcome Classification(Moorhead, Johnson, Maas, & Swanson, 2013) dan
intervensi menurut Nursing Intervention Classification (Bulechek et al., 2013)
di jabarkan sebagai berikut:

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Intervensi


Kriteria Hasil
Defisit nutrisi Setelah diberikan NIC: Manajemen
Definisi : asupan nutrisi tidak asuhan Nutrisi
cukup untuk memenuhi keperawatan 1. Kaji adanya alergi
kebutuhan metabolisme selama 1x 24 jam makanan
Batasan Karakteristik: deficit nutrisi 2. Kolabolasi dengan
1. Berat badan teratasi dengan ahli gizi untuk
menurun 10% kriteria hasil. menentukan jumlah
dibawah rentang NOC: kalori dan nutrisi
ideal Status Nutrisi yang dibutuhkan
2. Nafsu makan 1. Adanya pasien.
menurun peningkatan 3. Anjurkan pasien
3. Kram/nyeri berat badan untuk meningkatkan
abdomen sesuai dengan protein dan vitamin
4. Bising usus tujuan C
hiperaktif 2. Berat badan 4. Yakinkan diet yang
5. Membrane ideal sesuai dimakan
mukosa pucat dengan tinggi mengandung tinggi
6. Sariawan badan serat untuk mencegah
7. Diare 3. Mampu konstipasi
mengidentifik 5. Berikan makanan
asi kebutuhan yang terpilih (sudah
nutrisi dikonsulkan dengan
4. Tidak ada ahli gizi)
tanda-tanda 6. Ajarkan pasien
malnutrisi membuat catatan
5. Tidak terjadi makanan harian
penurunan 7. Monitor jumlah
berat badan nutrisi dan
yang berarti kandungan kalori
Status Nutrisi: 8. Berikan informasi
Asupan Nutrisi: tentang kebutuhan
1. Asupan kalori nutrisi
sepenuhnya 9. Kaji kemampuan
adekuat. pasien untuk
2. Asupan protein mendapatkan nutrisi
sepenuhnya yang dibutuhkan
adekuat. Monitor Nutrisi
3. Asupan 1. BB pasien dalam
karbohidrat batas normal
sepenuhnya 2. Monitor adanya
adekuat. penurunan berat
4. Asupan vitamin badan
sepenuhnya 3. Monitor tipe dan
adekuat jumlah ativitas yang
biasa dilakukan
4. Monitor lingkungan
selama makan
5. Monitor turgor kulit
6. Monitor mual
muntah
7. Monitor kadar
albumin, total
protein, Hb, dan
kadar Ht
8. Monitor kalori dan
sintake nutrisi

4. Implementasi

Pelaksanaan atau implementasi keperawatan merupakan komponen dari


proses keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan
diselesaikan (Potter & Perry, 2006). Pelaksanaan atau implementasi
keperawatan lebih menekankan pada menyelesaikan atau melakukan suatu
tindakan yang sudah direncanakan pada tahap perencanaan atau intervensi.
5. Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari proses keperawatan untuk


mengukur respon klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan respons
klien kearah pencapaian tujuan (Potter & Perry, 2006). Evaluasi keperawatan
terhadap pasien dengan masalah defisit nutrisi dilakukan dengan menilai status
pernapasan berdasarkan kriteria hasil yang telah ditetapkan
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Studi Kasus

Desain studi kasus ini adalah deskriptif dalam bentuk review kasus
untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada pasien anak Dengue
Hemorragic Fever (DHF) dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi di ruang
gardenia RSUD Manokwari. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
asuhan keperawatan anak yang meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

B. Subyek Studi Kasus

Subyek studi kasus yang digunakan dalam penelitian keperawatan


adalah satu orang klien anak dengan kasus yang akan diteliti secara rinci dan
mendalam dengan kriteria subjek :
1. Subjek satu anak dengan penyakit DHF derajat I, II, III
2. Subjek satu anak dengan penyakit DHF usia 0 hingga 14 tahun.
3. Subjek satu anak dengan penyakit DHF berjenis kelamin laki – laki atau
perempuan.

C. Fokus Studi Kasus

Fokus dalam studi kasus ini akan memberikan asuhan keperawatan


pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien anak dengan DHF

D. Waktu dan Tempat

Lokasi penelitian pada kasus ini yaitu klien di Rumah Sakit Umum
Daerah Manokwari. Waktu penelitian pada klien tanggal 23 Januari – 26
Januari.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional menjelaskan semua istilah yang digunakan dan


batasan yang berhubungan dengan judul penelitian. Definisi operasional pada
penelitian ini ini adalah :

1. Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)


DHF adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk dari
genus Aedes, terutama Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang dapat
muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur.
Untuk menentukan penyakit DHF berdasarkan diagnosa medis dan laporan
medik yang dapat di lihat pada catatan rekam medik pasien.

2. Defisit Nutrisi
Defisit Nutrisi merupakan suatu keadaan dimana seseorang
mengalami penurunan berat badan ataupun memiliki resiko mengalami
penurunan berat badan, anoreksia karena tidak adekuatnya asupan nutrisi
atau metabolism nutrisi untuk kebutuhan metabolik pada pasien yang
menderita penyakit dengue haemorrhagic fever (Potter & Perry, 2010)

3. Asuhan Keperawatan pada Anak


Serangkaian proses tindakan profesional dalam praktik keperawatan
pada klien anak dengan diagnosa DHF yang diketahui dari diagnosa medis
dokter diberikan secara langsung kepada klien anak dalam tatanan
pelayanan kesehatan meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi, dan evaluasi.

F. Tehknik Pengumpulan Data

Metode dan Instrument yang digunakan pada peneliti adalah:


6. Teknik Pengumpulan Data Adapun cara pengumpulan data yang
digunakan pada penyusunan karya ilmiah ini berdasarkan literatur, antara
lain :
a. Wawancara Wawancara yaitu hasil anamnesis berisi tentang identitas
klien, keluhan utama, riwayat peyakit sekarang-dahulu-keluarga dan
lain-lain. Sumber data dari klien, keluarga, atau rekam medik.
b. Observasi dan pemeriksaan fisik Observasi yang dapat dilakukan dari
hasil laboratorium. Pemeriksaan fisik dengan menggunakan teknik :
inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi (IAPP) pada tubuh klien.
c. Studi dokumentasi Studi dokumentasi merupakan data yang
didapatkan dari pemeriksaan diagnostik.
7. Instrumen Pengumpulan Data Alat atau instrument
pengumpulan data menggunakan format pengkajian Asuhan
Keperawatan Anak sesuai ketentuan yang berlaku di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Sorong
G. Penyajian Data dan Analisis
Urutan dalam analisis adalah
1. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara,
observasi, dokumen).
2. Mereduksi Data Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk
catatan lapangan dijadikan satu dalam bentuk transkip dan
dikelompokkan menjadi data subjektif dan objektif, dianalis berdasarkan
hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan nilai normal.
3. Penyajian Data Penyajian data dapat dilakukan dengan table, gambar,
bagan maupun teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan
mengaburkan identitas dari klien. Kesimpulan Dari data yang disajikan,
kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan hasil-hasil penelitian
terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan. Penarikan
kesimpulan dilakukan dengan metode induksi

H. Etika Penulisan Karya Tulis Ilmia

Menurut kvale tahun 2011 (dikutip dalam Yati Afiyanti & Imami Nur
Rachmawati, 2014) dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi
kasus, terdiri dari :

1. Konsekuensi Beneficience/ Manfaat Peneliti Membuat hasil penelitian ini


bermanfaat atau memiliki konstribusi memberikan manfaat pada para
partisipan. Dengan cara melalui suatu penelitian atau ungkapan langsung
yang dapat bermanfaat untuk para partisipan secara individu maupun
kelompok yang memiliki kondisi yang sama dengan partisipan yang sedang
diteliti.
2. Informed Consent (persetujuan menjadi klien) xlii Memberikan bentuk
persetujuan antara responden studi kasus dengan memberikan lembar
persetujuan. Tujuan Informed consent adalah agar subjek mengerti maksud
dan tujuan studi kasus. Untuk memperoleh ketersediaan kelengkapan
informasi tentang penelitian yang akan dilakukan. Informed consent sering
kali menjadi masalah ketika partisipan tidak dapat memperoleh penjelasan
yang lengkap di awal penelitian karena sifat dari penelitian kualitatif yang
tentative dan eksploratorif.
3. Anonimity (tanpa nama) Masalah etika studi kasus merupakan masalah
yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek studi kasus dengan
cara memberikan atau menempatkan nama responden dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil studi yang akan
disajikan. Pentingnya penyamaran identitas partisipan karena di dalam
studi kasus tersebut terdapat deskripsi yang rinci tentang partisipan selama
proses penelitian.
4. Confidentiality (kerahasiaan) Semua informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaan peneliti studi kasus. Hal tersebut untuk mengantisipasi
masalahmasalah yang bersifat legal berkenaan dengan perlindungan
indentitas partisipan.
5. Konsekuensi Resiko atau Ketidak nyamanan partisipan Posisi partisipan
merupakan individu atau kelompok yang rentan dapat membuat mereka
berfikir bahwa keikutsertaan dalam penelitian adalah suatu keharusan
padahal mereka tidak menginginkannya. Dengan hal tersebut peneliti harus
meminimalkan resiko bahaya atau ketidaknyamanan partisipan saat
menyampaikan informasi pribadinya.
DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti Yati & Rachmawati Imami Nur. 2014. Metodologi Penelitian


Kualitatif Dalam Riset Keperawatan. Jakarta: Rajawali Press.

Alimul, Aziz,(2006), Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Salemba


Medika.Jakarta.

Andarmoyo,S. (2013). Konsep Dan Proses Keperawatan. (R. Kr,Ed.).


Yogyakarta: Ar-Ruzz Medika.

Apriana, D. (2012). Demam Berdarah Dengue, 8-29.

Narendra, M .B., Sularyo,T.S.,& Soetjiningsih. (2002). Buku Ajar Tumbuh


Kembang Anak dan Remaja(p9). Jakarta: Salemba Medika

Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC

Potter,P.A., & Perry, A.G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:


Konsep Proses, dan praktik. Jakarta: EGC

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI

Ridha, N. (2014). Buku Ajar Keperawatan Anak (p. 440). Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

Sudoyo, A W, Setiyohadi,B, Alwi I, Simadibrata,K.M, Setiti,S. (2010).


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Jilid II Edisi V . Jakarta: Internal
Publising.

Widoyono.2008.Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &


Pemberantasannya. Semarang: Pt Gelora Aksara Pratama.

Suriadi. & Yuliana ,R. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak (edisi 2).
Jakarta: Sagung Seto

Susanto,A.V,.& Fitriana,Y.(2017). Kebutuhan Dasar Manusia (p9).


Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Tarwowto , & wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan (Edisi 3). Jakarta: Salemba Medika

Tiwon, L. (2001). Pengertian DHF.


Lampiran

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN


ANAK DHF DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RSUD
MANOKWARI

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama
b. Jenis kelamin
c. Usia
d. Status perkawinan
e. Agama
f. Suku bangsa
g. Pendidikan
h. Bahasa yang digunakan
i. Pekerjaan
j. Alamat
k. Diagnosa medis

2. PENANGGUNG JAWAB
a. Nama
b. Jenis kelamin
c. Usia
d. Hubungan dengan pasien
e. Pendidikan
f. Pekerjaan
g. Alamat

3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan sekarang
b. Riwayat kesehatan masa lalu
c. Riwayat kesehatan keluarga
4. DATA FISIOLOGIS-PSIKOLOGIS-PERILAKU-
RELASIONALLINGKUNGAN
a. Data Fisiologis
1) Respirasi :
2) Sirkulasi :
3) Nutrisi dan Cairan :
4) Eliminasi :
5) Aktivitas dan istirahat :
6) Neurosensori :
7) Reproduksi dan seksualitas :

b. Data Psikologis
1) Nyeri dan kenyamanan :
2) Integritas Ego :
3) Pertumbuhan dan perkembangan :

c. Data Prilaku
1) Kebersihan diri :
2) Penyuluhan dan pembelajaran :

d. Data Relasional
1) Interaksi social :

e. Data Lingkungan
1) Keamanan dan proteksi :

5. PENGKAJIAN FISIK
a. Umum Keadaan
umum Kesadaran
GCS
1. TB/BB
 IMT
2. Postur tubuh
 Warna kulit
 Turgor kulit
b. Gejala cardinal
 Nadi
 Suhu
 Respirasi
c. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala dan leher
2) Mata
3) Hidung
4) Telinga
5) Mulut
6) Thorak
7) Abdomen
8) Genitourinaria
9) Muskuloskeletal

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
7. THERAPY MEDIC
8. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

9. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
10. RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


HASIL

11. IMPLEMENTASI

NO HARI/TGL NO.DX IMPLEMENTASI RESPON

12. EVALUASI

NO HARI/TGL NO.DX EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai