Anda di halaman 1dari 5

TRIGER CASE CRITICAL NURSING MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS

POLTEKKES KEMENKES JAMBI TA 2020/2010

Lecturer : Mashudi,Ners.,M.Kep ; Ismail Fahmi, Ners.,Mkep.,SP.Kep.MB


Case 1
Ny P Usia 64 tahun masuk UGD Rumah sakit umum pusat X tanggal 5 oktober 2019 dengan
fistula enterokutan abses intraabdomen dan hidronefrosis bilateral, kemudian pasien dirawat
diruang perawatan untuk direncakanan operasi laparotomi eksisi fistula dan pemasangan dj
stent tanggal 7 oktober 2019. Setelah di lakukan operasi pasien di rawat di ruangn HCU selama
2 hari dan selanjutnya dilakukan perawatan di ruang rawat. Tanggal 13 oktober 2019 pasien
perburukan dengan tekanan darah 166/104 frekuensi nadi 137x/menit RR 40 x/menit saturasi
87% menggunakan oksigen NRM 8liter/menit, diuresis 03 cc/kgBB/jam. Hasil pemeriksaan
AGD PH 7,487 PCO2 41,8 PO2 54, HCO3 30,9 pasien dididiagnosis gagal nafas pasien
kemudian dipindahkan ke ICU

Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 21 oktober 2019. Pasien didiagnosis Sepsis +
ARDS perbaikan + DIC + AKI +VAP post operasi laparatomi eksisi fistula enterokutan +
explorasi rectum + pemasangan Dj sten, Pasien terintubasi dengan no ETT 8.0, pemeriksaan
fisik suara nafas ronci pada bagian kiri dan kanan paru, adanya sekret pada tube ETT warna
putih encer. pemeriksaan kultur sputum : bacteri candida sp, Pasien menggunakan ventilator
mode ventilator SIMV dengan Preasure support 12 mmHg, RR 10 x/ menit, PEEP 7 Volume
tidal 350 cc Fi02 50%, I:E 1:2, Sao2 99%. Pasien tidak mengalami sianosis dengan hasil
rontgen adanya infiltrat di basal paru CTR < 50%. AGD tanggal 16/10/2019 PH 7,230 PCO2
33,6 PO2 74,4 HCO3 19,3 BE -4,2, Suara jantung normal tidak ada bising jantung. Tekanan
darah 118/67 MAP 86 dengan Vascon 0,6 mcg/jam, dobutamin 0,5 mcg/jam. CVP 9 cmH20
dengan MPP : 77 , adanya edema anasarka dengan edema pada ekstremitas atas +2 dan
ektremitas bawah +2, hasil EKG : disimpulkan sinus takikardia dengan RVH. Hasil
laboratorium : laktat +3, prokalsitoni >32, APTT 39,2 PT 14,1 Fibrinogen 361 mg/dl D dimer
8200 ng/ml, Kesadaran kualitatif mengantuk dengan propopol 20 mg/jam fentanyl 300 mcg/24
jam, GCS E3 M2 V tube, pupil isokor reflek cahaya positif, ukuran +2 ka, +2 ki, pasien risiko
tinggi jatuh (morse scale 58 ), pemeriksaan CPOT pasien tidak mengalami nyeri, pemeriksaan
RASS -2, pemeriksaan penunjang tanggal 21/10/2019 Na 126 mmol/L, K+ 4,51 mmol/L, CL-
104 mmol/L Ca+ 0,97 mmol/L ureum 173 Mg/Dl, creatinin 0,8 mg/dl, Pasien terpasang

Poltekkes Kemenkes Jambi


colostomi di tranversum dan drain di rectum, dari drain keluar cairan kental berwarna hitam
kehijauan dengan volume 150 cc/ 8 jam. Bising usus postif 6 kali/menit di 4 kuadran, BB
pasien 60 Kg Tinggi 152 cm IMT : 25,97 Pemeriksaan laboratorium tanggal 21 -10 – 2019,
albumin 2,5 grm/dl PT 14,1 HB 12,1 GDS 232 .
Program pengobatan : clinimix 600 cc, meropenem 2 gram, omeprazole 40 mg, ca glukonas 1
ampul, furosemid 240mg/48 jam, fentanyl 200 micro, tygcil 50 mg , heparin 10.000 unit/24
jam, Vascon 0,6 mcg/jam, dobutamin 5 mcg/jam.

Target kompetensi :
1. Mahasiswa diminta memahami konsep dasar Sepsis (definisi, etiologi, komplikasi,
pemeriksaan penunjang) dengan capaian mampu menganalisi konsep (C4).
2. Mahasiswa diminta memahami patofisologi sepsis dengan capaian mampu menganalisi
konsep (C4).
3. Mahasiswa diminta memahami Guidelines shock sepsis dengan capaian mampu
menganalisi konsep (C4).
4. Mahasiswa diminta memahami asuhan keperawatan pada kasus sepsis (pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi ) dengan capaian mampu
menganalisi konsep (C4).

Case 2
Laki-laki usia 42 tahun masuk unit emergency dengan penurunan kesadaran, GCS E3 V4 M5,
tampak ulkus pada pedis dextra, hasil pengkajian pernafasan kusmaul, akral dingin, dan bau
pesing. Keluhan lain yang disampaikan keluarga, pasien sering buang air kecil dengan
frekuensi 10 kali dalam 1 jam. Sebelumnya pasien tidak memiliki keluhan nyeri dada, pasien
memiliki riwayat penyakit diabetes melitus dengan pengobatan lantus 10 unit, novorapid 5
unit 3 kali pemberian. Kemudian pasien dilakukan pengkajian, tekanan darah pasien 90/50
mmHg, frekuensi nadi 120 kali/menit frekuensi nafas 26 mmHg, saturasi oksigen 95%, tidak
ditemukan distensi vena jugalaris. Pada pemeriksaan dada, suara jantung normal bunyi jantung
1 dan 2, tidak ditemukan murmur ataupun gallop. Suara paru vesikuler tidak ditemukan suara
crackles maupun wheezing. Kemudian pasien dilakukan pemeriksaan rapid glucose test
dengan nilai level glukosa 478. Analisis gas darah PH 7.252, PCO2 18.4, PO2 160.7, HCO3-
7,9, BE -16.7, asam laktat 2.6 keton 6.80. Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien mengalami
ketoasidosis, pasien mendapatkan terapi cairan NaCl 0,9% 1000 cc/1 jam, insulin bolus 10 unit,

Poltekkes Kemenkes Jambi


dan diikuti maintenance 0.09 unit/kgBB. Hasil pemeriksaan laboratorium lainnya hemoglobin
128 mg/dl, leukosit 14820 cells/mm3, hemotokrit 38.4 %, ureum 21.4 mg/dl, kreatinin 0,45
mg/dl, natrium 129 mmol/L, kalium 4,29 mmol/L, Cl 112 mmol/L, anion Gap 16. Selanjutnya
pasien dirawat diruang ICU.

Target kompetensi :
1. Mahasiswa diminta memahami konsep dasar ketoasidosis (definisi, etiologi,
komplikasi, pemeriksaan penunjang) dengan capaian mampu menganalisi konsep
(C4).
2. Mahasiswa diminta memahami patofisologi KAD dengan capaian mampu menganalisi
konsep (C4).
3. Mahasiswa diminta memahami Guidelines KAD dengan capaian mampu menganalisi
konsep (C4).
4. Mahasiswa diminta memahami asuhan keperawatan pada kasus KAD (pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi ) dengan capaian mampu
menganalisi konsep (C4).

Case 3
Tn M 45 tahun masuk UGD RS dengan keluhan sesak nafas dan batuk berdarah. Sesak muncul
1 hari SMRS. Pasien juga mengeluhkan tidak BAK 2 hari.Kemudian pasien di rawat di CVCU.
Pasien sebelumnya pernah di rawat di RS dengan diagnosis CHF EF 21% CAD , Mitral
Regurgitasi severe, CKD. Proses pengkajian dilakukan di ruang rawat cardiac intensive care
unit hari ke 9 pasien dirawat, pasien terintubasi dan tersambung dengan circuit ventilasi
mekanik. Pasien terpasang ventilator dengan mode SIMV 8, setting ventilator yang diberikan
kepada pasien Fi02 35%, RR 14%, Tidal Volume 420, P Peak 20 CmH2O, PEEP 5. Response
pasien RR 18 Tidal Volume Ins 370-410, Minute volume 6840, SpO2 98%. Hasil rontgen
ditemukan data CTR 56%, adanya kongesti. AGD PH 7,46 PaCo2 35 mmhg, PO2 131 mmhg,
HCO3 25,1. Cultur specimen ETT tapylococus saprophyticus,. Program pengobatan
levoploksasin 2 x 250 mg.Tekanan darah 98/56 mmHg, nadi 110 bpm, echo EF 21%, Diuresis
0,4 cc/kgBB/jam dengan dopamin 3 mikro/kgBB, ECG : Sinus takikardia dengan ST depresi
di I, AVL.V6. laboratorium darah prokalsitonin 2,41 ng/ml, laktat 1,6. Pengobatan : dobutamin
3 mikro/kgBB, BB pasien 54 Kg, IMT 20,4, hasil laboratorium protein total 6,2 g/ul, albumin
2,9 g/ul, globulin 3,2 g/ul, pengobatan : triofusin 500 cc/24 jam, %, ureum 87.4 mg/dl, kreatinin
2,8 mg/dl, natrium 143 mmol/L, kalium 4,9 mmol/L, Cl 112 mmol/L

Poltekkes Kemenkes Jambi


Target kompetensi :
1. Mahasiswa diminta memahami konsep dasar CHF dan ACS (definisi, etiologi,
komplikasi, pemeriksaan penunjang) dengan capaian mampu menganalisi konsep
(C4).
2. Mahasiswa diminta memahami patofisologi dengan capaian memahami konsep (C5).
3. Mahasiswa diminta memahami manajemen Heart failure dengan capaian mampu
menganalisi konsep (C4).
4. Mahasiswa diminta memahami asuhan keperawatan pada kasus (pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi ) dengan capaian mampu menganalisi
konsep (C4).

Case 4

Seorang laki-laki berusia 35 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas yang memberat
sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Diketahui pasien tersebut memiliki riwayat merokok
aktif, bekerja di pabrik farmasi, dan tidak memiliki riwayat penyakit asma atau TB. Tampak
pasien napas cepat dan dangkal, RR: 35x/menit, akral dingin. Setelah dilakukan rontgen thorax,
ditemukan diffuse infiltrat bilateral dengan suspect ARDS. Hasil AGD menunjukkan pH: 7,2;
PaO2: 50; PaCO2: 55; HCO3: 24. saat ini pasien terpasang NRM. Pasien direncanakan untuk
dilakukan intubasi dan pemasangan ventilasi mekanik.

1. Mahasiswa diminta memahami konsep dasar gagal nafas dan ARDS (definisi, etiologi,
komplikasi, pemeriksaan penunjang) dengan capaian mampu menganalisi konsep
(C4).

Poltekkes Kemenkes Jambi


2. Mahasiswa diminta memahami patofisologi gagal nafas dan ARDS dengan capaian
mampu menganalisi konsep (C4).
3. Mahasiswa diminta memahami manajemen gagal nafas dengan capaian mampu
menganalisi konsep (C4).
4. Mahasiswa diminta memahami asuhan keperawatan pada kasus (pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi ) dengan capaian mampu menganalisi
konsep (C4).

Petunjuk penyelesaian kasus


1. Bentuk kelompok belajar kedalam 4 kelompok kecil.
2. Lakukan pembagian kasus (format pembagian kasus diserahkan kepada mahasiswa)
3. Analisis kasus dengan membandingkan konsep literature terbaru dengan klinis pasien.
4. Laporan dikumpulkan dalam bentuk powerpoint presentations satu hari sebelum hari
presentasi.

Poltekkes Kemenkes Jambi

Anda mungkin juga menyukai