Disusun Oleh :
Fahmi Amrullah (20181660085)
Moch. Wasis Auda F (20181660088)
Ulfa Ferninda P (20181660111)
Jaenal Fanani (20181660112)
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-
Nyalah sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah “Kesehatan Remaja” ini
tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas yang
diberikan dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas II.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari semua
pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan makalah ini baik
itu secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik dari segi
kalimat, isi maupun dalam penyusunan. oleh karen itu, kritik dan saran yang membangun dari
dosen mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya.
PENULIS
DAFTAR ISI
Kata pengantar ......................................................................................... i
Daftar isi ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................
B. Rumusan Masalah ........................................................................
C. Tujuan penulisan ...........................................................................
D. Manfaat penulisan ........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Masa remaja ................................................................
B. Penyakit Menular Seksual (PMS)..................................................
1) Pengertian PMS.......................................................................
2) Jenis-jenis PMS.......................................................................
3) Tanda atau Gejala PMS...........................................................
4) Penyebaran Penyakit Menular Seksual ...................................
5) Diagnosa dan Pengobatan PMS..............................................
6) Pencegahan PMS pada Remaja...............................................
v C.HIV/AIDS....................................................................................
1) Penularan HIV........................................................................
2) Kelompok Resiko Tinggi.........................................................
3) Perjalanan Infeksi HIV/AIDS.................................................
4) Gejala Klinis AIDS.................................................................
5) Cara Pencegahan HIV/AIDS..................................................
6) Cara mendeteksi HIV/AIDS...................................................
7) Mitos-mitos seputar HIV/AIDS di masyarakat......................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................
B. Saran .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi
satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat yang sama. Komunitas adalah kelompok
dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang
sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai
minat yang sama (Riyadi, 2007). Salah satu kelompok khusus dalam keperawatan komunitas
adalah kelompok remaja.
Masa remaja sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa terjadi
perubahan dalam hal fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan tersebut dapat menyebabkan
kekacauan batin pada remaja. Hal ini menyebabkan remaja dalam kondisi rawan pada pengaruh
buruk lingkungan, apalagi diperberat dengan adanya globalisasi.
Dari proses perkembangan remaja yang begitu rawan dan penuh resiko, maka perlu
adanya pendidikan kesehatan di sekolah, terutama sekolah menengah pertama. Karena masa-
masa tersebut termasuk dalam kategori masa remaja tengah (usia 14-16 tahun) yang perlu
mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak.
Kasus PMS dan HIV/AIDS cukup banyak terjadi di kalangan remaja, apabila remaja
tersebut telah aktif secara seksual (melakukan hubungan seksual) dengan orang yang beresiko
terkena penyakit tersebut. Terutama kasus HIV/AIDS seperti “fenomena gunging es” yang
nampak hanyalah permukaan belaka padahal kasus yang sesungguhnya justru jauh lebih besar.
Remaja sebagai generasi penerus bangsa haruslah dibekali pendidikan kesehatan sejak dini
terutama mengenai remaja dan permasalahannya,agar mereka tidak terjebak ke dalam hal-hal
yang dapat merusak diri mereka sendiri.
B. Rumusan Masalah
Dari analisa di atas maka perumusan masalah adalah “Apakah dengan penyuluhan dapat
meningkatkan pengetahuan remaja tentang PMS dan HIV/AIDS?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum:
2. Tujuan Khusus:
D. Manfaat penulisan
1. Bagi Instansi
Memberikan informasi yang berguna dalam hal kebijaksanaan yang berkaitan dengan
remaja dan permasalahannya.
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengetahuan PMS dan HIV/AIDS serta
permasalahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masa Remaja
Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa
dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir
belasan tahun atau awal dua puluhan tahun (Papalia dan Olds, 2001). Masa remaja dapat dibagi
menjadi menjadi masa remaja awal (usia dari 12 tahun sampai dengan usia 17 tahun) sedangkan
masa remaja akhir (usia dari 17 tahun hingga usia 20 tahun). Masa remaja awal dan akhir
dibedakan karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang
lebih mendekati masa dewasa (Hurlock, 1990).
Pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan- perubahan yang
berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan
dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses
pembentukan orientasi masa depan (Hurlock, 1990). Yang dimaksud dengan perkembangan
adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan. Perubahan itu dapat terjadi secara
kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan
cara berpikir secara konkret menjadi. Perkembangan dalam kehidupan manusia terjadi pada
aspek-aspek yang berbeda. Ada tiga aspek perkembangan, yaitu: perkembangan fisik,
perkembangan kognitif, dan perkembangan kepribadian dan sosial (Papalia dan Olds, 2001)
1. Pengertian PMS
Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual atau hubungan kelamin.
Kemungkinan seseorang tertular penyakit ini akan lebih besar bila melakukan hubungan
seksual dengan berganti-ganti pasangan.
2. Jenis-jenis PMS
Di Indonesia dapat ditemui berbagai jenis PMS, adapun yang perlu diketahui antara lain:
Kuman penyebabnya disebut Treponema Pallidum. Masa tanpa gejala berlangsung 3-4
minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin.
Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri
tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks.
Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini.
Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, atau disebut
masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifillis akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh
darah dan jantung. Pada perempuan hamil sifillis dapat ditularkan kepada bayi yang
dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan teterbelakangan mental.
Kuman penyebabnya adalah Neisseria Gonorrhoe. Ada masa tenggang selama 2-10 hari
setelah kuman masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks.
Tanda-tanda penyakitnya adalah nyeri, merah, bengkak dan bernanah. Gejala pada laki-
laki adalah rasa sakit pada saat kencing,keluarnya nanah kental kuning kehijauan, ujung penis
tampak merah dan agak bengkak. Pada perempuan, 60% kasus tidak menunjukkan gejala.
Namun ada juga rasa sakit pada saat kencing dan terdapat keputihan kental berwarna
kekuningan.
Akibat penyakit GO, pada laki-laki dan perempuan, seringkali berupa kemandulan. Pada
perempuan bisa juga terjadi radang panggul, dan dapat diturunkan kepada bayi yang baru lahir
berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan.
c) Herpes Genitalis
Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes Simplex dengan masa tenggang 4-7 hari
sesudah virus masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks.
Gejala dan tanda-tandanya adalah:
1. Bintil-bintil berair (berkelompok seperti anggur) yang sangat nyeri pada sekitar
alat kelamin
2. Kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering mengerak, lalu hilang
sendiri
3. Gejala kambuh lagi seperti di atas namun tidak senyeri tahap awal bila ada factor
pencetus (stress, haid, minuman/makanan berakohol) dan biasanya menetap
hilang timbul seumur hidup
4. Pada perempuan, seringkali menjadi kanker mulut rahim beberapa tahun
kemudian. Penyakit ini belum ada obat yang benar-benar mujarab tetapi
pengobatan antivirus bisa mengurangi rasa sakit dan lamanya episode penyakit.
d) Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia Trachomatis. Masa tanpa gejala berlangsung 7-
21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan pada alat reproduksi laki-laki dan perempuan.
1. Keluarnya cairan dari alat kelamin atau “keputihan encer” berwarna putih
kekuningan
2. Rasa nyeri di rongga panggul
3. Perdarahan setelah hubungan seksual
a. Pada laki-laki gejalanya adalah:
4. Rasa nyeri saat kencing
5. Keluar cairan bening dari saluran kencing
6. Bila ada infeksi lebih lanjut, cairan semakin sering keluar dan bercampur darah
7. Tidak jarang pula, gejala tidak muncul sama sekali, padahal proses infeksi sedang
berlangsung.
Oleh karena itu penderita tidak sadar sedang menjadi pembawa IMS dan
menularkannya kepada pasangannya melalui hubungan seksual.
Akibat terkena Klamidia pada perempuan adalah cacatnya saluran telur dan
kemandulan, radang saluran kencing, robeknya saluran ketuban sehingga terjadi
kelahiran bayi sebelum waktunya (prematur). Sementara pada laki-laki akibatnya adalah
rusaknya saluran air mani dan mengakibatkan kemandulan, serta radang saluran kencing.
Pada bayi, 60%-70% terkena penyakit mata atau saluran pernafasan (pneumonia).
e) Trikomoniasis Vaginalis
1. Cairan vagina encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk
2. Vulva agak bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman
3. Nyeri saat berhubungan seksual atau saat kencing
f) Kandidiasis Vagina
Gejalanya berupa keputihan berwarna putih susu, bergumpal, disertai rasa gatal
panas dan kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya.
Penyakit ini tidak selalu tergolong IMS, tetapi pasangan seksual dari perempuan
yang terinfeksi jamur ini dapat mengeluh gatal dengan gejala bintik-bintik kemerahan di
kulit kelamin.
g) Kutil Kelamin
Penyebanya adalah Human Papiloma Virus (HPV) dengan gejala yang khas yaitu
terdapat satu atau beberapa kutil di sekitar kemaluan.
Pada perempuan, dapat mengenai kulit di daerah kelamin sampai dubur, selaput
lender bagian dalam liang kemaluan sampai leher rahim. Bila perempuan hamil, kutil
dapat tumbuh sampai besar sekali. Kutil kelamin kadang-kadang bisa mengakibatkan
kanker leher rahim atau kanker kulit di sekitar kelamin.
Pada laki-laki mengenai alat kelamin dan saluran kencing bagian dalam. Kadang-
kadang kutil tidak terlihat sehingga tidak di sadari. Biasanya laki-laki baru menyadari
setelah ia menulari pasangannya.
Sampai sekarang belum ada obat yang dapat secara tuntas menyembuhkan kutil
kelamin. Pengobatan hanya sampai pada tahap menghilangkan kutilya saja.
Tanda atau gejala PMS bisa dilihat atau tergantung dari jenis penyakitnya. Secara
umum yang dapat dirasakan adalah:
Kendala yang dihadapi dalam diagnosis PMS yang tepat adalah keterbatasan
tenaga pemeriksaan laboratorium, keterbatasan pengadaan peralatan dan biaya
operasional, keterbatasan sensitivitas pemeriksaan, dan keterbatasan jangkauan
laboratorium yang hanya untuk beberapa PMS saja, sementara etiologi PMS sangat
banyak serta banyaknya infeksi ganda.
1. LATAR BELAKANG
Sejarah dari HIV /AIDS adalah menginfeksi semua golongan dan paling mendominan
adalah pekerja seks yang enggan mengunakan kondom saat berhubungan seksual. Kemudian
biasanya menggunakan jarum suntik, homoseksual dan heteroseksual, bisa juga dari tranfusi
darah. HIV adalah human immunodefisiensi virus biasanya yang diserang adalah sistem
kekebalan tubuh pada manusia yang sedang turun dan AIDS adalah Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul
karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. Orang yang terkena
virus biasanya rentan sakit atau infeksi oprtunistik penyakit ini memang sulit untuk di
sembuhkan secara total hanya saja bisa di tanggulangi dengan mengikuti proses dari pengobatan
secara benar maka itu akan menambah massa kelangsungan hidup.
Penyakit AIDS ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Bahkan menurut
UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa sejak
pertama kali diakui tahun 1981, dan ini membuat AIDS sebagai salah satu epidemik paling
menghancurkan pada sejarah. Dan Indonesia masih menjadi peringkat tertinggi pada era 2000
atas penyakit HIV / AIDS.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Penyakit ini
kumpulan gejala akibat menurunnya system kekebalan tubuh yang terjadi karena seseoarang
terinfeksi virus HIV. HV sendiri adalah singkatan dari Human Immuno Virus.orang yang
terinfeksi oleh virus ini tidak dapat mengatasi serbuan infeksi penyakit lain karena system
kekebalan tubuhnya menurun terus secara drastis.
1. Penularan HIV
HIV terdapat pada seluruh cairan tubuh manusia, tetapi yang bisa menularkan
hanya yang terdapat pada sperma (air mani), darah, dan cairan vagina.
a) Mereka yang melakukan hubungan seks yang tidak aman, termasuk tanpa
pemakaian kondom
b) Mereka yang berganti-ganti pasangan seksual
c) Mereka yang ganti-ganti jarum suntik atau alat-alat lain yang kontak dengan
cairan tubuh dengan orang lain
d) Mereka yang memperoleh transfusi darah yang tidak di tes HIV
e) Ibu hamil yang terinfeksi virus HIV akan menularkannya ke bayi dalam
kandungannya
Masa inkubasi HIV atau masa laten, sangat tergantung pada daya tahan tubuh
masing-masing orang, rata-rata 5-10 tahun. Selama masa ini orang tidak memperlihatkan
gejala-gejala, walaupun jumlah HIV semakin bertambah dan semakin rusak fungsi
kekebalan tubuh. Pada waktu system kekebalan tubuh sudah dalam keadaan parah,
ODHA (orang dengan HIV/AIDS) akan mulai menampakkan gejala-gejala AIDS.
Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti dengan perubahan serologic.
Ketika antibody terhadap virus tersebut dari negative berubah menjadi positif. Rentang
waktu sejak HIV masuk ke dalam tubuh sampai tes antibody terhadap HIV menjadi
positif. Lama window period antara 1-3 bulan, bahkan ada yang berlangsung 6 bulan.
Pada masa jendela, sekitar 50-90% orang yang terinfeksi HIV menunjukkan
sindrom retroviral akut berupa demam pembesaran kelenjar, pembesaran hati atau ginjal,
nyeri tenggorok, nyeri otot, dsb seperti pada infeksi virus lain.
Masa ini ditandai dengan pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata,
tidak hanya pada satu tempat yang berlangsung lebih dari 1 bulan
1) Samapai saat ini masih belum ada yang bisa menyembuh kan HIV/ AIDS
2) Obat yang sekarang dipaki adalah ARV yang di gunaka untuk terapi menghambat
perkembang biakan virus dalam tubuh
3) Terapi ARV ini akan memberikan kesempatan pasien untuk hidup lebih produktif
b) Pemeriksaan penunjang
a. Serologi
b. Tes anti body serum
c. Test blood western
d. Sel T limfosit
e. Sel T4 HELPER
f. T8
c) HIV/ AIDS dipandang oleh sudut pandang salah satunya dari segi budaya adalah:
Gejala klinis pada orang dewasa ialah jika di dapat 2 dari 3 gejala utama dan 1dalam 5
gejala minor.
Gejala utamanya:
2) Infeksi pada mulut dan tenggorokan, yang disebabkan oleh jamur Candida Albicans
Kemudian bila hasilnya positif, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan cara
“Western Blot atau Immunofluoresensi”
Perumusan masalah berdasarkan analisa data yang dapat menemukan masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh kelompok khusus balita. Masalah yang sudah ditemukan tersebut
perawat dapat menyusun rencana asuhan keperawatan yang selanjutnya dapat diteruskan dengan
intervensi. Masalah yang ditemukan terkadang tidak dapat di selesaikan sekaligus sehingga diperlukan
prioritas masalah. Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki Maslow yaitu:
a. Keadaan yang mengancam kehidupan
b. Keadaaan yang mengancam kesehatan
c. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
1.2 Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Isolasi sosial berhubungan dengan stigma, ketakutan orang lain terhadap penyebaran infeksi,
ketakutan diri sendiri terhadap penyebaran HIV, moral budaya dan agama, penampilan fisik,
gangguan harga diri dan gambaran diri.
Intervensi :
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Masa remaja sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa terjadi
perubahan dalam hal fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan tersebut dapat
menyebabkan kekacauan batin pada remaja. Hal ini menyebabkan remaja dalam kondisi
rawan pada pengaruh buruk lingkungan, apalagi diperberat dengan adanya globalisasi.
Kasus PMS dan HIV/AIDS cukup banyak terjadi di kalangan remaja, apabila remaja
tersebut telah aktif secara seksual (melakukan hubungan seksual) dengan orang yang
beresiko terkena penyakit tersebut. Perlu adanya screening yang cukup kompleks dalam
menyelesaikan kasus remaja dengan HIV
4.2 Saran
a. Bagi Perawat
Perawat sebagai care giver diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada
remaja dengan HIV dan keluarga dalam bentuk promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitative.
b. Bagi Keluarga
Keluarga dan masyarakat pemegang peran penting dalam menentukan kondisi mental remaja
dengan HIV. Remaja dengan HIV yang masih butuh sosialiasasi dalam hidupnya
sebaiknya perlu diperhatikan lebih oleh masyarakat agar mereka merasa diterima oleh
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Abednego, H.M., 1996, Beberapa Pandangan dan Harapan Pemerintah terhadap LSM Peduli
AIDS, Program Book, Abstrak, Pertemuan Nasional Pencegahan & Penatalaksanaan
HIV/AIDS,Jakarta
Ahmad, M., Gaash, B., Kasur, R., and Bashir, S., 2003, Knowledge, Attitude and Belief on
HIV/AIDS Among The Female Senior Secondary Students in Srinagar District of Kashmir,
Health and Population, 26 (3): 101-109.
Anonim, 2006, Pedoman Pelayanan Kefarmasian untuk ODHA, Direktorat Bina Farmasi Klinik
dan Komunitas Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes RI, Jakarta
Asdie, A.H., 2005, Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Volume 4, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Darmasih, R., 2009, Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada
Davey, P., 2008, Infeksi HIV dan AIDS,. At a Glance Medicine, Erlangga, Jakarta, 288-289.
Nursalam dan Kurniawati, N.D., 2008, Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS,
Salemba Medika, Jakarta.
Parker, E., and O’Connor, F. M. L., 2001, Health Promotion Principles and Practice in the
Australian Context, (2nd ed), Allen and Unwin, Australia.
Price, S.A., and Wilson, L.M., 2006, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi
6, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Rachimhadhi, T., Anthony, R. L., dan Hendarmin, M. L. S., 1992, Sindrom AIDS:
Penanggulangan Penyebarannya dalam Praktek Dokter Gigi, EGC, Jakarta.
Richardson, D., 2002, Perempuan dan AIDS, diterjemahkan oleh Zendrato, J., Lestari, F. W., dan
Kurniasih, S. K.,Media Presindo, Yogyakarta.
Rubenstein, D., Wayne, D., dan Bradley, J., 2008, Kedokteran Klinis, Penerbit Erlangga, Jakarta,
389-391.
Sardjito, R., 1994, “Human Immunodeficiency Virus”, Buku Ajar: Mikrobiologi Kedokteran,
Ed. Rev, Binarupa Aksara, Jakarta.
Suharti Ajik, 2000, Pengembangan Model Pelayanan Kesehatan dalam Pencegahan Infeksi
HIV/AIDS pada Pekerja Remaja, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan dan Teknologi
Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Surabaya