Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

“ASKEP MASALAH GANGGUAN JIWA DENGAN KEPUTUSASAAN”

Disusun Oleh :
Yutria Telaumbanua (1914201096)

Dosen Pembimbing :
Ns. Amelia Susanti, M.Kep, Sp, Kep, J

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN ALIFAH PADANG


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran allah swt yang telah melimpahkan nikmat,hidayah,serta


karnunianya sehingga kami dapat menyelsekan makalah “Asuhan Keperawatan Gangguan
Psikososial : Keputusasaan”
Kami juga berterima kasih pada teman-teman sekelompok yang telah memberikan waktu,
dan ide-ide sehingga makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu. Kami ingin makalah ini
tersusun dengan baik bahkan sempurna, tetapi kami tahu bahwa di dunia ini tidak ada yang
sempurna. Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas perkulihan CMHN Semoga
makalah ini bermanfaat, dapat menambah wawasan maupun pengetauhan serta dijadikan dasar
dalam menuntut ilmu dan berguna bagi pembacanya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
2.3 Manifestasi Klinis
2.4 Akibat Keputusasaan
2.5 Pencegahan
2.6 Penatalaksanaan
BAB 3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.2 Diagnosa
BAB 4 TINJAUAN KASUS
4.1 Pengkajian
4.2 Diagnosa
4.3 Intervensi
4.4 Implementasi dan Evaluasi
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah psikososial keputusasaan cenderung berdampak pada perburukan kondisi fisik
klien dan merupakan salah satu masalah keperawatan yang unik, dengan persentase yang masih
sedikit di Ruang Bisma, dan standar asuhan keperawatan psikososial mengenai
keputusasaan belum tampak diaplikasikan di Ruang Bisma, dihubungkan dengan masalah
kesehatan diabetes mellitus yang merupakan masalah kesehatan terbanyak di Ruang
Bisma, sehingga penulis tertarik untuk memberi gambaran tentang masalah keperawatan
psikososial tersebut. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusasaan
merupakan masalah psikososial yang sering terjadi pada pasien dengan diabetes mellitus.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1.Apa yang dimaksud dengan Keputusasaan ?
1.2.2.Apa yang menyebabkan terjadinya keputusasaan ?
1.2.3.Bagaimana manifestasi klinis yang muncul pada diagnosis keputusasaan ?
1.2.4.Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan psikososial
Keputusasaan ?
1.2.5.Bagaimana contoh kasus beserta asuhan keperawatan pasien dengan gangguan
psikososial Keputusasaan ?

1.3 Tujuan
1.3.1 TujuanUmum
Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan
keputusasaan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Tergambarnya data fokus pada asuhan keperawatan psikososial pada klien dengan
Keputusasaan.
1.3.2.2 Tergambarnya rumusan diagnosis keperawatan psikososial yang muncul pada
klien dengan Keputusasaan.
1.3.2.3 Tergambarnya rencana keperawatan psikososial pada klien dengan Keputusasaan
1.3.2.4 Tergambarnya evaluasi tindakan keperawatan psikososial pada klien dengan
Keputusasaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Keputusasaan


Merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat keterbatasan atau
tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi energI
yang dimilikinya (NANDA, 2005). Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan,
ketidakmampuan , keraguan, duka cita, apati, kesedihan, depresi, dan bunuh diri. (Cotton dan
Range, 2004).
Keputusasaan adalah keadaan emosional subjektif yang terus-menerus dimana seorang
individu tidak melihat ada alternative atau tersedia pilihan untuk memecahkan masalah-
masalah atau untuk mencapai apa yang diinginkan dan tidak dapat menggerakkan energinya
sendiri untuk menetapkan tujuan.
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa kehidupannya
terlalu berat untuk dijalani (dengan kata lain mustahil). Seseorang yang tidak memiliki
harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki kehidupannya dan tidak
menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya bahwa baik dirinya atau siapapun
tidak akan bisa membantunya.
2.2.Etiologi
Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :
1.Faktor kehilangan
2.Kegagalan yang terus menerus
3.Faktor Lingkungan
4.Orang terdekat (keluarga)
5.Status kesehatan (penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
6.Adanya tekanan hidup
7.Kurangnya iman
2.3.Manifestasi Klinis
1.Mayor (harus ada)
a.Fisiologis :
1)Respon terhadap stimulus melambat
2)Tidak ada energy
3)Tidur bertambah
b.Emosional :
1) Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan
perasaannya tapi dapat merasakan
2) Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
3) Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
4) Hampa dan letih
5) Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
6) Tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
c.Individu memperlihatkan :
1) Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
2) Penurunan verbalisasi
3) Penurunan afek
4) Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat.
5) Ketidakmampuan mencapai sesuatu
6 ) Hubungan interpersonal yang terganggu
7) Proses pikir yang lambat
8) Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya sendiri.
d.Kognitif :
1) Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan
membuatkeputusan
2) Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah
yangdihadapi saat ini
3) Penurunan fleksibilitas dalam proses piker
4) Kaku (memikirkan semuanya atau tidak sama sekali)
5) Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
6) Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang
ditetapkan
7) Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
8) Tidak dapat mengenali sumber harapan
9) Adanya pikiran untuk membunuh diri.
2.Minor ( mungkin ada )
a.Fisiologis
1) Anoreksia
2) BB menurun
b.Emosional
1) Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
2) Merasa berada diujung tanduk
3) Tegang
4) Muak (merasa ia tidak bisa)
5) Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
6) Rapuh
c.Individu memperlihatkan
1) Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari pembicara
2) Penurunan motivasi
3) Keluh kesah
4) Kemunduran
5) Sikap pasrah
6) Depresi
d.Kognitif
1) Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
2) Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa dating
3) Bingung
4) Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
5) Distorsi proses pikir dan asosiasi
6) Penilaian yang tidak logis
2.4. Akibat Keputusasaan
Akibat yang dapat ditimbulkan dari terjadinya keputusasaan yaitu :
1) Stres
2) Depresi
3) Galau
4) Sakit
5) Pola hidup yang tidak teratur
6) Letih, lesu, lemah; disebabkan karena faktor psikis
7) Hilang kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia sibuk dengan
rasaputus asa yang ada.
8) Trauma; tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk melakukan hal
yangsama karena takut akan mengalami rasa putus asa untuk yang kedua kalinya.
9) Gila; akibat jangka panjang yang umumnya terjadi pada sebagian orang
10) Sakit; diawali dengan makan yang tidak teratur, tidur terlalu larut, beban pikiran
yangberlebihan.
11) Kematian; beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan tidak hanya karenasakit
yang berkepanjangan namun juga karena faktor psikis yang berlebihan.
2.5. Pencegahan
Di bawah ini ada beberapa cara mencegah timbulnya keputusasaan yaitu :
1) Berbaik sangkalah kepada Allah, ingat bahwa setiap yang kita alami ada hikmahnya.
2) Semua ini hanyalah sebuah cobaan dan bukti kecintaaan tuhan kepada kita.
3) Berpikir bahwa tidak adakegagalan yang abadi, karena kita bisa mengubahnya
denganberbuat hal-hal baru.
4) Tetapkan tindakan kita dalam keadaan apapun kita tetap bisa memilih tindakan
atau mengubah kebiasan lama dan mencari jalan untuk mengatasi masalah yang tengah
kitahadapi.
5) Bersikap lebih fleksibel, kehidupan tidak selalu seperti yang di harapkan. Apabila kita
dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru maka ketegangan kita akan berkurang.
6) Kembangkan tindakan yang kreatif. Tanyakan pada diri sendiri "Kesempatan apabagi
saya di sini? Jalan mana yang terbuka bagi saya?"
7) Evaluasi setiap situasi. Pikirkan segala tindakan sebelum bertindak agar bisa di
dapatkan pemecah masalah yang baik.
8) Lihat sisi positifnya. Kegagalan memang merupakan pengalaman yang menyakitkan.
9) Tapi daripada memikirkan kerugian yang kita alami, lebih baik fokuskan pada apa yang
telah kita pelajari.
10) Bertanggung jawab. Jangan salah kan orang lain jika gagal,tapi perhatikan baik-baik
masalah nya dan cobalah memahaminya. Tanyakan pada diri sendiri
bagaimanamengatasinya?
11) Pelihara selera humor dan tertawa memang tidak segera memecahkan
masalah,tetapiakan membantu kita melihat masalah secara perspektif. Hal itu bagaikan
cahaya dalamkegelapan.
12) Ingatlah bahwa kegagalan adalah guru yang paling berharga kita bisa belajar tentang
bagaimana kita bisa gagal dan bagaimana kita mengatasi sebuah kegagalan
2.6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis pada orang yang mengalami keputusasaan yaitu:
1. Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan keputusasaan.
2. Psikoterapi
Adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan terapi
psikofarmaka dan telah mencapai tahapan dimana kemampuan menilai realitas sudah
kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi ini bermacam-macam
bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan,
semangat dan motivasi. Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan
pendidikan ulang yang maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu.
Psikoterapi rekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang
telah mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit.
3. Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi dengan
lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada
orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi
psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka.
4. Terapi PsikoreligiusTerapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti
sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan, ceramah keagamaan,
kajian kitab suci dsb.
5. RehabilitasiDalam program rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain, terapi
kelompok, menjalankan ibadah keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik
berupa olahraga, keterampilan, berbagai macam kursus, bercocok tanam, rekreasi,
dan sebagainya. Pada umumnya program rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6
bulan. Secara berkala dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi
sebelum penderita mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si
penderita akan dikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A.Pengkajian
1. Identitas klien
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal
masukrumah sakit, tanggal pengkajian, nomorregister, dan diagnosa medis.
2.Keluhan utama
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati klien,apa
yangdipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui
perilaku.Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui
apa yangmereka pikir dan rasakan adalah :
a. Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan
b.Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah
c.Perilaku koping yang adekuat selama proses
3.Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan adalah:
a.Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang
mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis
dalammenghadapi suatu permasalahan
b.Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang
teratur,cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih
tinggi dibandingkandengan individu yang mengalami gangguan fisik
c.Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang
mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya
pesimis,selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka
dalam menghadapi situasi masalah dan mengalami keputusasaan.
d.Struktur Kepribadian :Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah
diri akan menyebabkan rasapercaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap
stress yang dihadapi.
4.Faktor presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan keputusasaan adalah:
a.Faktor kehilangan
b.Kegagalan yang terus menerus
c.Faktor lingkungan
d.Orang terdekat (keluarga)
e.Status kesehatan (penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
f.Adanya tekanan hidup
g.Kurangnya iman
5.Respon Emosional
1. Mayor (harus ada):
a.Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya
tapidapat merasakan
b.tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
c.Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hiduph
d.Hampa dan letih
e.Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
f.Tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
2. Minor (mungkin ada)
a.Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
b.Merasa berada diujung tanduk
c.Tegang
d.Muak ( merasa ia tidak bisa)
e.Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
f.Rapuh
6.Respon Kognitif
1. Mayor ( harus ada)
a.Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat
keputusan.
b.Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan
masalahyangdihadapi saat ini.
c.Penurunan fleksibilitas dalam proses piker
d.Kaku (memikirkan semuanya atau tidak sama sekali)
e.Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
f.Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan
g.Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
h.Tidak dapat mengenali sumber harapan
i.Adanya pikiran untuk membunuh diri.
2. Minor (mungkin ada)
a.Penurunan kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
b.Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu, masa sekarang, masa dating
c.Bingung
d.Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
e.Distorsi proses pikir dan asosiasi
f.Penilaian yang tidak logis
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan&KriteriaHasil Intervensi
Keputusasaan Harapan Dukungan Emosional
D.0088 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Observasi:
keperawatan 3x24 jam pasien mempunyai  Identifikasi fungsi
keyakinan positif marah, frustasi, dan
Pengertian : Kriteria Hasil: amuk bagi pasien
 Identififikasi hal yang
telah memicu emosi
Terapeutik:
 Fasilitasi
mengungkapkan
perasaan cemas, marah
atau sedih
 Buat pernyataan suportif
atau empati selama fase
berduka
 Lakukan sentuhan untuk
memberikan dukungan
(merangkul atau
menepuk-nepuk)
 Tetap bersama pasien
dan pastikan keamanan
selama ansietas, jika
perlu
 Kurangi tuntutan
berpikir saat sakit atau
lelah
Edukasi
 Jelaskan konsekuensi
tidak menghadapi rasa
bersalah dan malu
 Anjurkan
mengungkapkan
perasaan yang dialami
(misl. Marah, sedid,
ansietas)
 Anjurkan
mengungkapkan
pengalaman emosional
sebelumnya dan pola
respons yang biasa
digunakan
 Ajarkan penggunaan
mekanisme pertahanan
yang tepat
Kolaborasi
Rujuk untuk konseling, jika
perlu
Kondisi individu Menin Cukup Seda Cuku Menu
yang memandang gkat Menin ng pMen run
adanya keterbatasan gkat urun
atau tidak 1 Verbalisasikeputusasaan
tersedianya 1 2 3 4 5
alternative 2 Perilakupasif
pemecahan pada 1 2 3 4 5
masalah yang
dihadapi.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
4.1.PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Data Demografi
Nama : Ny.T
Usia : 53 Tahun
Tanggal Lahir: 26 Oktober 1962
Suku Bangsa : Jawa
Jenis kelamin : Perempuan
Bahasa Dominan : IndonesiaS
tatus perkawinan : janda
Alamat : Jl. Cendrawasih No.16, Cilandak
Tanggal Masuk : 15 mei 2016
Tanggal pengkajian : 16 mei 2016
Ruang rawat : Bisma, kamar 7-8No.
Rekam Medis : 325728
Diagnosis medis : Dispnea ec TB Paru, DM Tipe 2 , Bekas Tb
Riwayat Alergi : tidak ada
Diet : rendah glukosa
Sumber Informasi : Pasien dan keluarga, status pasien
2. Riwayat Keperawatan
1.) Keluhan Utama dan Riwayat Kesehatan Sekarang :
Klien datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak napas sejak 1 minggu yang lalu, mual
dan penurunan nafsu makan, klien masih batuk berdahak.
2.) Riwayat Kesehatan Masa Lalu:
Klien pernah dirawat di rumah sakit dengan riwayat kehamilan pre eklamsia dan
diabetes mellitus pada tahun 2006
3.) Riwayat kesehatan Keluarga
Ayah klien memiliki riwayat diabetes mellitus dan TB Paru
3. Pemeriksaan Fisik
Berat badan : 60,5 Kg
Tinggi badan :165 cm
IMT : 22,16 kg/m2
Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
RR :24x/menit
Suhu : 36,5 C
Riwayat pengobatan fisik : klien mengatakan mengkonsumsi obat DM dan terkontrol, klien
juga pernah mengalami pengobatan OAT selama 5 bulan dan kemudian putus obat
4. Pemeriksaan Penunjang
a) AGD (19 Mei 2016 )
Nilai Normal Satuan Hasil
Ph 7,35-7,45 7,52
pCO2 35-45 mmHg 28
pO2 85-95 mmHg 111
BE -2,5-+2,5 mEq/L -0,4
HCO3 21-25 mEq/L 22,4
SaO2 90-95 % 99

b) Elektrolit (19 Mei 2016)


Nilai Normal Satuan Hasil
Na 135-153 mEq/L 131
K 3,5-5,1 mEq/L 3,3
Cl 98-109 mEq/L 102

c) Kimia Darah (18 Mei 2016)


Nilai Normal Satuan Hasil
Ur 10-50 Mg/dl 122,8
Cr 0,5-1,5 Mg/dl 1,98
Chol <200 Mg/dl 218
HbA’C 7-8 % 8,8
Trigliserida <150 Mg/dl 134
GDS 70-200 Mg/dl 347

d) Fungsi Hati (18 Mei 2016)


Nilai Normal Satuan Hasil
Bilirubin Direk <0,5 Mg/dl 1,59
Bilirubin indirek <1,0 Mg/dl 0,54
Bilirubin total <1,5 Mg/dl 3.13
Albumin 3,4-4,8 Gr/dl 3,61
SGOT <42 U/L 104
SGPT <47 U/L 26

e) Hematologi (15 Mei 2016)


Nilai Normal Satuan Hasil
Hb 13,2-17,3 Gr/dl 9,8
Ht 33-45 % 29
Leukosit 5,0-10,0 Ribu/mm3 16.32
Trombosit 150-440 Ribu/mm3 254

5. Terapi

Nama Obat Dosis


ORAL
Ambroxol 3x1
Curcuma 3x1
ISDN 5% 2x1
Spironolcetone 1x25
Bisoprolol 1x1/2
Simvastatin 1x20mg
CPB 75 1x1
Ramipril 2x5 mg
INJEKSI
Ceftriaxone 1x2
Ranitidine 2x1
Ondansentron 3,8 g
Furosemide 2x1
OBAT KHUSUS
Nebu/8 jam (C+P) 3x8 jam
Novorapid 3x18 Unit
Lantus 1x18 Unit
Keluarga
Tipe keluarga klien merupakan tipe nuclear family dimana dalam keluarga tinggal dalam
satu rumah teridri dari ibu dan anak. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah kepala
keluarga, yaitu Ny.T. kebiasaan yang dilakukan klien bersama keluarga adalah makan
bersama, menonton TV, mengobrol, namun klien jarang berekreasi semenjak tidak bias
berjalan. Klien mengatakan selama dirinya tidak bias berjalan, ia menjadi jarang
berinteraksi dengan tetangga sekitar dan tidak aktif dalam dalam kegiatan masyarakat di
lingkungan rumahnya.
Riwayat Sosial
Klien mengatakan orang terdekat adalah anaknya. Peran serta dlam kelompok,
klien mengatakan sebelum sakit masih bias melakukan pekerjaan rumah secara sendiri, namun
semenjak sakit, klien lebih banyak berdiam diri di rumah dengan segala aktivitas dibantu oleh
pembantunya. Klien mengatakan selama dirinya tidak bias berjalan , ia menjadi jarang
berinteraksi dengan tetangga sekitar dan tidak aktif dalam kegiatan masyarakat di
lingkungan rumahnya.
Status Mental dan Emosi
a. Penampilan
Penampilan klien tampak rapi dan bersih, tidak ditemukan cacat fisik, klien
menggunakan baju terusan berish dan sesuai penampilan usia. Klien mandi 2 kali/hari,
mengganti pakaian sebanyak 2 kali/hari.
b.Tingkah Laku
Pada saat pengkajian awal, klien terlihat sering mengeluh tentang penyakitnya yang
tidak kunjung sembuh, klien tampak selalu gelisah, bersedih dan selalu menangis.
Klien terlihat selalu curiga dengan tindakn yang akan dilakukan kepada dirinya, seperti
menolak ketika akan dilakukan inhalasi maupun dipasang selang oksigen, karena
merasa seperti melihat sesuatu yang tidak nyata.
c.Pola komunikasi
Klien memiliki pola komunikasi yang jelas dan koheren, tampak banyak
berbicara/dominan dalam percakapan, banyak menyatakan kecemasan serta
berulangkali menanyakan mengenai kondisi penyakitnya serta rencana pengobatan dan
tindakan yang akan dijalani.
d.Mood dan Afek
Klien mengatakan merasa pasrah dengan kondisinya saat in, apabila Allah SWT ingin segera
mengambil nyawanyasaat itu, ia mengatakan sudah pasrah dan ingin diambil saja nyawanya.
Hasil observasi selama wawancara, klien tampak gelisah , kontak mata kurang, terlihat
bersedih dan menangis. Proses pikir jelas , isi pikir logis dan mudah diikuti serta relevan.
Memorijangka panjang dan pendek utuh.

e.Persepsi
Tidak ditemukan gangguan persepsi
f.Kognitif
Orientasi klien terhadap realita sesuai baik orientasi waktu, tempat , orang maupun
situasi. Klien juga tidak mengalami gangguan memori baik jangka panjang maupun
pendek. Tingkat konsentrasi dan berhitung klien baik
4.2.ANALISA DATA
No Data Masalah Keperawatan

1. Data Subjektif : Nyeri kronik


-Klien mengatakan nyeri dengan skala 6, tidak ada
perubahan sejak dari 2 Thun yang lalu, nyeri
seperti ditekan, nyeri hanya hilang dengan obat
-Klien mengatakan tidak bias jalan karena nyeri
yang dirasakan.

Data Objektif :
-Ekspresi wajah saat lokasi nyeri disentuh terlihat
meringis
-Klien terlihat hanya melakukan aktivitas ditempat
tidur
Data Subjektif : Keputusasaan
-Klien mengatakan merasa pasrah dengan
kondisinya saat ini, apabila Allah SWT ingin
segera mengambil nyawanya saat ini, ia
mengatakan sudah pasrah dan ingin diambil saja
nyawanya
-Klien mengatakan sesak yang dirasakan tak
kunjung hilang dan nafsu maknnya berkurang
serta mual
-Klien mengatakan pengobatan yang ia rasakan
cenderung tidak berhasil

Data Objektif ;
-Klien terlihat selalu curiga dengan tindakan yang
akan dilakukan kepada dirinya
-Klien hanya menghabiskan waktunya ditempat
tidur dan segala aktivitas dibantu keluarga
-Klien terlihat sedih, sering mengeluh dan
menangis

4.3.RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawata Kriteria Hasil Intervensi
n
Indicator : - Intervensi :
-Mengeathui penyebab munculnya - Manajemen Nyeri
nyeri - lakukan pengkajian
-Menggunakan tindakan pencegahan nyeri yang
-Menggunakan teknik non farmakologi komperhensif meliputi
-Melaporkan perubahan gejala nyeri lokasi, karakteristik,
pada petugas kesehatan awitan dan durasi,
-Melaporkan gejala nyeri yang tak frekuensi, kualitas,
terkendali kepada petugas kesehatan intensitas, atau
-Melaporkan nyeri terkendali keparahan nyeri, dan
factor presifitasinya
- observasi isyarat non
verbal ketidaknyamanan
- identifikasi pengetahuan
klien mengenai nyeri
dan kepercayaannya
terhadap nyeri
- identifikasi pengaruh
budaya klien dalam
merespon nyeri-
identifikasi pengaruh
nyeri terhadap kualitas
hidup (mislanya tidur,
nafsu makan, aktivitas,
koknitif, mood,
hubungan sosial)
- diskusikan bersama
klien faktor yang
memperburuk nyeri-
fasilitasi informasi
tentang nyeri, seperti
penyebab, durasi, dan
aintisipasi-control
lingkungan yang dapat
menimbulkan nyeri
(misalnya suhu 23
ruang, pencahayaan,
suara yang bising)
- kurangi faktor yang
dapat menimbulkan atau
meningkatkan nyeri
(misalnya ketakutan,
kelelahan, deficit
pengetahuan)
- -pilih dan terapkan
tindakan pengurangan
nyeri dengan
farmakologi maupun
non farmakologi
- ajarkan pasien
manjemen nyeri
- ajarkan teknik
nonfarmakologi (seperti
hypnosis, relaksasi,
imajinasi terbimbing,
terapi music, distraksi,
kompres hangat /
dingin, masase)
- monitor manajemen
nyeri klien sesuai
dengan interval yang
telah ditentukan
Indicator : Peningkatan Koping :
- mengekspresikan harapan masa - Bantu klien dalam
depan positif-mengekspresikan mengidentifikasi tujuan
kesetiaan-mengekspresikan jangka pendek dan
keinginan untuk hidup jangka panjang
- mengekspresikan alas an hidup - Kaji dampak situasi
- mengekspresikan makna hidup kehidupan klien dalam
- mengekspresikan optimism peran dan hubungan
- mengekspresikan kepercayaan - Dorong klien
diri-mengekspresikan mengidentifikasi
kedamaian dalam jiwa deskripsi realistis dari
- mengekspresikan kemampuan perubahan peran
control diri - Kaji pemahaman klien
tentang proses penyakit
- Gunakan ketenangan
dan pendekatan
meyakinkan
- Berikan atmosfer
penerimaan
- Berikan informasi yang
benar terkait diagnosis,
pengobatan dan
prognosis
- Evaluasi kemampuan
pengambilan keputusan
- Dorong penggunaan
spiritual
- Kaji latarbelakang
spiritual dan budaya
- Dorong keterlibatan
keluarga secara tepat

4.4.IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Waktu Implementasi Evaluasi
Data: Subjektif:
- Klien mengatakan sesak sudah - Klien mengatakan sesak
berkurang, batuk berkurang, sudah berkurang
mual berkurang, GDS= 129 - Klien mengatakan mual
mg/dl, terlihat edema pada sudah berkurang
ekstremitasbawah - Klien mengatakan
Kemampuan: mampu makan sendiri
- Klien sudah mampu - Klien mengatakan
melakukan batukefektif merasa senang setelah
- Sudah mau diberikan teman-teman lamanya
terapiinhalasi mengunjunginya di RS
- O23L/menit intermitten Objektif:
- Makan habis 1 porsi - TTV:TD=110/70mmHg,
- Sudah mampu mengenali N=66x/menit,RR=18x/
tanda, gejala dan menit, S=36,20C-GDS =
akibatkeputusasaan 243 mg/dl
- Sudah memiliki kemampuan - Klien terlihat lebih
mengontrol keputusasaan tenang dan lebih
dengan berpikirpositif bersemangat
- Sudah mampu melakukan - Klien terlihat sudah
duduk, berpakaian dan minum mampu makan sendiri
sendiri tanpa disuapi dan habis
Implementasi: - Klien terlihat ceria saat
1. MemantauTTV mengobrol bersama
2. Memantau gula teman-temannya
darahharian Analisis:
3. Monitoredema 1. Nyeri kronik
4. Mengevaluasi harapan dan belumteratas
kemampuan positifklien 2. Keputusasaan teratasi
5. Melatih klien melakukan sebagian
ADL secara mandiri
6. Memberikan pujian atas Planning :
kemampuan klien 1. Menaikkan kaki lebih
7. Memotivasi klien tentang tinggi di ataskepala
keberadaan support system 2. Makan sedikit tapi sering
dan melakukan kegiatan dengan mandiri
spiritual 3. Minum air
RTL: putih1200cc/hari
1. Monitor keadaan umum 4. Latihan melakukan ADL
danTTV secara mandiri
2. Evaluasi kemampuan positif
klien dalam melakukan ADL
3. Berikan terapi furosemide
Latih SP 1 dan 2 Keluarga
Data: Subjektif:
1. Klien mengatakan sesak sudah - Klien mengatakan sesak
berkurang, batuk berkurang, sudah berkurang
mual berkurang, GDS= 194 - Klien mengatakan mual
mg/dl, terlihat edema pada sudah berkurang
ekstremitasbawah - Klien mengatakan
Kemampuan: merasa lebih baik
2. Klien sudah mampu kondisinya dan akan
melakukan batukefekti menjauhi pikiran negatif
3. Sudah mau diberikan terapi yang menyebabkan
inhalasi keputusasaan
4. O23L/menit intermitten - Keluarga mengatakan
5. Makan habis 1 porsi akan membantu
6. Sudah mampu mengenali mengatasi masalah
tanda, gejala dan akibat keputusasaan klien
keputusasaan Objektif:
7. Sudah memiliki kemampuan - TTV:TD=110/70mmHg,
mengontrol keputusasaan N=72x/menit,RR=20x/
dengan berpikir positif menit, S=36,30C-GDS =
8. Sudah mampu melakukan 243 mg/dl
duduk, berpakaian dan - Klien terlihat lebih
minumsendiri tenang dan lebih
bersemangat
Implementasi: - Klien terlihat sudah
1. MemantauTTV mampu makan sendiri
2. Memantau gula darah harian tanpa disuapi dan habis
3. Monitoredema - Klien terlihat lebih ceria
4. Mengevaluasi cara mengatasi dan lebih banyak
keputusasaan dalam diri klien bercerita dengan orang-
5. Memberikan pujian atas orang di sekitarnya
kemampuan klien - Keluarga mampu
6. Melatih SP 1 & 2 Keluarga menyebutkan cara-cara
pada klien dengan mengatasi keputusasaan
keputusasaan pada klien
RTL: Analisis
Intervensi selesai 1. Nyeri kronik
belumteratasi
2. Keputusasaan teratasi
Planning:
1. Menaikkan kaki lebih
tinggi di ataskepala
2. Makan sedikit tapi sering
dengan mandiri
3. Minum air
putih1200cc/hari
4. Latihan melakukan ADL
secara mandiri
5. Latihan berpikir positif
dan melanjutkan kegiatan
setelah pulang kerumah
6. Kurangi makanan
berlemak dan kurangi
makanan mengandung
gula tinggi

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Keputusasaan pada klien dapat juga disebabkan oleh gejala psikosomatik yang
dialami oleh klien, yang diperberat dengan penyakit fisik yang menyertainya yaitu diabetes
mellitus. Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah psikososial pada klien
yaitu mengenal keputusasaan, mengembangkan harapan positif, melatih kemampuan positif
dalam diri klien dan pemberian infomasi sesuai dengan kebutuhan klien.
5.2 Saran
Diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan keilmuan keperawatan
khusunya keperawatan jiwa dalam menyediakan pembekalan pada tahap pendidikan
akademik untuk mahasiswa keperawatan yang akan melakukan praktik klinik dalam
mengatasi masalah psikososial keputusasaan.
DAFTAR PUSTAKA

Capernito,Lynda Juall.2007.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10.Jakarta:ECG

Julyarni,2016. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Keputusasaan Yang Mengalami


Diabetes Mellitus.Jakarta:FIK UI

Moorheads, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing outcomes
classification (NOC). Edisi 5. St.Louis: Elsevier Mosby

Stuart,G,W.2007. Buku saku Diagnosis Keperawatan Jiwa edisi 6. Jakarta:ECG

Wilkinson, J.M., & Ahern, N.R. (2009). Buku saku diagnosis keperawatan: Diagnosis NANDA,
intervensi NIC, kriteria hasil NOC, Edisi 9. Esty Wahyuningsih (Penerjemah). Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai