KEPERAWATAN JIWA I
‘’KEPUTUSASAAN’’
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
MAKASSAR
2021
NAMA KELOMPOK :
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan kehadiratnya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ‘’Laporan
Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan dengan keputusasaan’’.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Jiwa I. Penyusun
menyadari masih banyak kekurangan dan hal-hal yang perlu di tambahkan pada tugas
makalah ini. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, oleh karena itu kritik dan saran sangat
penlis harapkan dari para pembaca.
Akhrinya penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini dan besar harapan penyusun, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan menambah pengetauhan tentang masalah kesehatan dan smeoga
makalah ini sedikitnya dapat memberikan sumbangan ilmu yang dapat bermanfaat khususnya
bagi penyusun dan umumnya bagi para pembaca. Semoga makalah yang di sajikan ini dapat
sesuai dengan indicator yang diharapkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinis
c. Individu memperlihatkan :
1) Sikap pasif dan kuranga keterlibatan dalam perawatan
2) Penurunan verbalisasi
3) Penurunan efek
4) Kurangnya ambisi, inisiatif, serta minat
5) Ketidakmampuan mencapai sesuatu
6) Hubungan interpersonal yang terganggu
7) Proses pikir yang lambat
8) Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan
kehidupannya sendiri
d. Kognitif :
1) Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan
kemampuan membuat keputusan
2) Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang
bukan masalah yang dihadapi saat ini
3) Penurunan fleksibilitas dalam proses pola pikir
4) Kaku (memikirkan semuanya atau tidak sama sekali)
5) Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
6) Tidak dapat mengidentifikasikan atau mencapai target dan
tujuan yang ditetapkan
7) Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta
membuat keputusan
8) Tidak dapat mengenali sumber harapan
9) Adanya pikiran untuk membunuh diri
D. Akibat Keputusasaan
Akibat yang dapat ditimbulkan dari terjadinya keputusasaan yaitu :
1. Stress
2. Depresi
3. Galau
4. Sakit
5. Pola hidup yang tidak teratur
6. Letih, lesu, lemah ; disebabkan oleh faktor psikis
7. Hilangnya kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia
sibuk dengan rasa putus asa yang ada
8. Trauma ; tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk
melakukan hal yang sama karena takut akan mengalami rasa putus asa
yang kedua kalinya
9. Gila : akibat jangka panjang yang umunya terjadi pada sebagian orang
10. Sakit ; diawali dengan makan yang teratur, tidur terlalu larut, beban
pikiran yang berlebihan
11. Kematian ; beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan tidak
hanya karena sakit yang berkepanjangan namun juga karena faktor psikis
yang berlebihan.
E. Pencegahan
Di bawah ini ada beberapa cara mencegah timbulnya keputusasaan yaitu :
1. Berbaik sangkalah kepada Allah, ingat bahwa yang kita alami ada
hikmahnya. Semua ini hanyalah sebuah cobaan dan bukti kecintaan Tuhan
kepada kita.
2. Berpikir bahwa tidak ada kegagalan yang abadi, karena kita tetap bisa
mengubahnya dengan berbuat hal-hal baru
3. Tetpkan tindakan kita dalam keadaan apapun kita tetap bisa memilih
tindakan atau mengubah kebiasaan lama dan mencari jalan untuk
mengatasi masalah yang tengah kita hadapi
4. Bersikap lebih fleksibel, kehidupan tidak selalu seperti apa yang
diharapkan, apabila kita menyesuaikan diri dengan situasi baru maka
ketegangan kita akan berkurang
5. Kembangkan tindakan yang kreatif tanyakan pada diri sendiri
‘’KESEMPATAN APA BAGI SAYA DI SINI? JALAN MANA YANG
TERBUKA BAGI SAYA?’’
6. Evaluasi setiap situasi. Pikirkan segala tindakan sebelum bertindak agar
bisa di dapatkan pemecah masalah yang baik
7. Lihat sisi positifnya. Kegagalan memang merupakan pengalaman yang
menyakitkan, Tapi dari pada memikirkan kerugian yang kita alami, lebih
baik fokuskan pada apa yang telah kita pelajari
8. Bertanggung jawab. Jangan salah kan orang lain jika gagal, tapi
perhatikan baik-baik masalah nya dan cobalah memahaminya. Tanyakan
pada diri sendiri bagaimana mengatasinya?
9. Pelihara selera humor dan tertawa memang tidak segera memecahkan
masalah, tetapi akan membantu kita melihat masalah secara perspektif.
Hal itu bagaikan cahaya dalam kegelapan
10. Ingatlah bahwa kegagalan adalah guru yang paling berharga kita bisa
belajar tentang bagaimana kita bisa gagal dan bagaimana kita bisa
mengatasi sebuah kegagalan
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis pada orang yang mengalami keputusasaan yaitu :
1. Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan
keputusasaan
2. Psikoterapi
Adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah
diberikan terpai psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana
kemampuan melalui realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri
sudah baik. Psikoterapi ini bermacam-macam bentuknya antara lain
psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat
dan motivasi agar tidak merasa putus asa dan semangat juangnya.
Psikoterapi re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang
yang maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu,
psikoterapi rekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki kembali
kepribadian yang telah mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh
seperti semula sebelum sakit, psikologi kognitif, dimaksudkan untuk
memulihkan kembali fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat) rasional
sehingga penderita mampu membedakan nilai-nilai moral etika. Masa
yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, dan sebagainya.
Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulinkan gangguan perilaku
yang terganggu menjadi perilaku yang menyesuaikan diri, psikoterapi
keluarga dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya
3. Terapi psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali
beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri,
mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi
beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi psikososial ini
hendaknya masih tetap mengonsumsi obat psikofarmaka
4. Terapi psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan
jiwa. Dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen
agama berhubungan dengan manfaatnya di bidang klinik. Terapi
keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti sembahyang,
berdoa, memanjatkan puji-[ujian kepada Tuhan, ceramah keagamaan,
kajian kitab suci dan sebegainya
5. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagai persiapan penempatan
kembali kekeluargaan dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di
lembaga (institusi) rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam
program rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain ; terapi
kelompok, menjalankan ibadah keagamaan bersama , kegiatan kesenian,
terapi fisik berupa olahraga, keterampilan, berbagai macam kursus,
bercocok tanam, rekreasi, dan sebagainya. Pada umunya program
rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara berkala dilakukan
evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita
mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan
dikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No. Register, dan
diagnose medis
2. Keluhan utama
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati klien ;
apa yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui
perilaku
Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar
mengetahui apa yang mereka pikir dan rasakan adalah :
a. Persepsi yang adekat tentang rasa keputusasaan
b. Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah
c. Perilaku koping yang adekuat selama proses
3. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan
adalah :
a. Faktor genetic : yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga
yang mempunyai riwayat penyakit depresi akan sulit
mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu
permasalahan
b. Kesehatan jasmani : individu dengan keadaan fisik sehat, pola
hidup yang teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi
stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang
mengalami gangguan fisik
c. Kesehatan mental : individu yang mengalami gangguan jiwa
terutama yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan
perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan
yang suram, biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi
masalah dan mengalami keputusasaan
d. Struktur kepribadian : individu dengan konsep yang negative,
perasaan rendah hati akan menyebabkan rasa percaya diri yang
rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi
4. Faktor prespitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbukan perasaan keputusasaan
adalah :
a. Faktor kehilangan
b. Kegagalan yang terus menerus
c. Faktor lingkungan
d. Orang terdekat (keluarga)
e. Status kesehatan (penyakit yang diderita dan dapat mengancam
jiwa)
f. Adanya tekanan hidup
g. Kurangnya iman
5. Respon emosional
Mayor (harus ada) :
a. Individu yang putus asa sering kali kesulitan mengungkapkan
perasaanya tapi dapat merasakan
b. Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberntungan dan
pertolongan Tuhan
c. Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
d. Hampa dan letih
e. Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
f. Tidak berdaya, tidak mampu dan terperangkap
DAFTAR PUSTAKA