Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEPERAWATAN JIWA I

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

‘’KEPUTUSASAAN’’

Dosen: Kens Napolion,S.Kp.M.Kep,Sp.Kep.J

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG

MAKASSAR

2021
NAMA KELOMPOK :

1. Indri Febrianti ( 1901018 )


2. Khaerunnisa ( 1901019 )
3. Kristina Longo Arang ( 1901020 )
4. Magdalena Hope Werang ( 1901021 )
5. Muhammad Ilham ( 1901022 )
6. Nadiya Elsa ( 1901024 )
7. Nunung Sri Anggriani ( 1901025 )
8. Nur Aziza ( 1901026 )
9. Nur Indah Hasman ( 1901027 )
10. Nurul Islamiah ( 1901028 )
11. Putry Luthfiah Maharani ( 1901029 )
12. Putri Irawani ( 1901030 )
13. Putri Fajrianti Sultan ( 1901031 )
14. Rahmat Hidayat ( 1901032 )
15. Rahmawati ( 1901033 )
16. Ratna Sari ( 1901034 )
17. Reski Awalia ( 1901035 )

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan kehadiratnya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ‘’Laporan
Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan dengan keputusasaan’’.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Jiwa I. Penyusun
menyadari masih banyak kekurangan dan hal-hal yang perlu di tambahkan pada tugas
makalah ini. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, oleh karena itu kritik dan saran sangat
penlis harapkan dari para pembaca.

Akhrinya penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini dan besar harapan penyusun, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan menambah pengetauhan tentang masalah kesehatan dan smeoga
makalah ini sedikitnya dapat memberikan sumbangan ilmu yang dapat bermanfaat khususnya
bagi penyusun dan umumnya bagi para pembaca. Semoga makalah yang di sajikan ini dapat
sesuai dengan indicator yang diharapkan.

Semoga Ridha Allah senantiasa bersama kita, Amin Ya Rabbil Alamin.

Makassar, 18 Maret 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN................................................................................


A. Definisi....................................................................................................................
B. Etiologi....................................................................................................................
C. Manifestasi Klinis....................................................................................................
D. Akibat Keputusasaan...............................................................................................
E. Pencegahan..............................................................................................................
F. Penatalaksanaan.......................................................................................................

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................


A. Pengkajian...............................................................................................................
B. Diagnosa, NOC & NIC............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorag individu yang melihat


keterbatasan atau tidak ada alternative atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energy yang dumulikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan, keraguan,
duka cita, apati, kesedihan, depresi, dan tumbuh diri. (Cotton dan Range, 2004).
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat untuk dijalani (dengan kata lain mustahil). Seseorang yang
memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki kehidupannya
dan tidak menemukan solusi untuk permasalahanya, dan ia percaya bahwa baik dirinya
atau siapapun tidak akan bisa membantunya.

B. Etiologi

Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :


1. Faktor kehilangan
2. Kegagalan yang terus menerus
3. Faktor lingkungan
4. Orang terdekat (keluarga)
5. Status kesehatan (penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
6. Adanya tekanan hidup
7. Kurangnya iman

C. Manifestasi Klinis

1. Mayor (harus ada)


a. Fisiologis
1) Respon terhadap stimulus melambat
2) Tidak ada energy
3) Tidur bertambah
b. Emosional
1) Individu yang putus asa sering kali kesulitan
mengungkapkan oerasaanya tapi dapat merasakan
2) Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan
pertolongan Tuhan
3) Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
4) Hampa dan letih
5) Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
6) Tidak berdaya, tidak mampu dan terperangkap

c. Individu memperlihatkan :
1) Sikap pasif dan kuranga keterlibatan dalam perawatan
2) Penurunan verbalisasi
3) Penurunan efek
4) Kurangnya ambisi, inisiatif, serta minat
5) Ketidakmampuan mencapai sesuatu
6) Hubungan interpersonal yang terganggu
7) Proses pikir yang lambat
8) Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan
kehidupannya sendiri
d. Kognitif :
1) Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan
kemampuan membuat keputusan
2) Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang
bukan masalah yang dihadapi saat ini
3) Penurunan fleksibilitas dalam proses pola pikir
4) Kaku (memikirkan semuanya atau tidak sama sekali)
5) Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
6) Tidak dapat mengidentifikasikan atau mencapai target dan
tujuan yang ditetapkan
7) Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta
membuat keputusan
8) Tidak dapat mengenali sumber harapan
9) Adanya pikiran untuk membunuh diri

2. Minor (mungkin ada)


a. Fisiologis
1) Anoreksia
2) BB menurun
b. Emosional
1) Individu merasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang
lain
2) Merasa berada di ujung tanduk
3) Tegang
4) Muak (merasa ia tidak bisa)
5) Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia
jalani
6) Rapuh
c. Individu memperlihatkan
1) Kontak mata yang mengalihkan pandangan dari
pembbicara
2) Penurunan motivasi
3) Keluh kesah
4) Kemunduran
5) Sikap pasrah
6) Depresi
d. Kognitif
1) Penurunan kemampuan untuk menyatukan informasi yang
diterima
2) Hilangnya persepsi waktu ketenangan masa lalu, masa
sekarang, masa datang
3) Bingung
4) Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
5) Distorsi proses pikir dan asosiasi
6) Penilaian yang tidak logis

D. Akibat Keputusasaan
Akibat yang dapat ditimbulkan dari terjadinya keputusasaan yaitu :
1. Stress
2. Depresi
3. Galau
4. Sakit
5. Pola hidup yang tidak teratur
6. Letih, lesu, lemah ; disebabkan oleh faktor psikis
7. Hilangnya kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia
sibuk dengan rasa putus asa yang ada
8. Trauma ; tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk
melakukan hal yang sama karena takut akan mengalami rasa putus asa
yang kedua kalinya
9. Gila : akibat jangka panjang yang umunya terjadi pada sebagian orang
10. Sakit ; diawali dengan makan yang teratur, tidur terlalu larut, beban
pikiran yang berlebihan
11. Kematian ; beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan tidak
hanya karena sakit yang berkepanjangan namun juga karena faktor psikis
yang berlebihan.

E. Pencegahan
Di bawah ini ada beberapa cara mencegah timbulnya keputusasaan yaitu :
1. Berbaik sangkalah kepada Allah, ingat bahwa yang kita alami ada
hikmahnya. Semua ini hanyalah sebuah cobaan dan bukti kecintaan Tuhan
kepada kita.
2. Berpikir bahwa tidak ada kegagalan yang abadi, karena kita tetap bisa
mengubahnya dengan berbuat hal-hal baru
3. Tetpkan tindakan kita dalam keadaan apapun kita tetap bisa memilih
tindakan atau mengubah kebiasaan lama dan mencari jalan untuk
mengatasi masalah yang tengah kita hadapi
4. Bersikap lebih fleksibel, kehidupan tidak selalu seperti apa yang
diharapkan, apabila kita menyesuaikan diri dengan situasi baru maka
ketegangan kita akan berkurang
5. Kembangkan tindakan yang kreatif tanyakan pada diri sendiri
‘’KESEMPATAN APA BAGI SAYA DI SINI? JALAN MANA YANG
TERBUKA BAGI SAYA?’’
6. Evaluasi setiap situasi. Pikirkan segala tindakan sebelum bertindak agar
bisa di dapatkan pemecah masalah yang baik
7. Lihat sisi positifnya. Kegagalan memang merupakan pengalaman yang
menyakitkan, Tapi dari pada memikirkan kerugian yang kita alami, lebih
baik fokuskan pada apa yang telah kita pelajari
8. Bertanggung jawab. Jangan salah kan orang lain jika gagal, tapi
perhatikan baik-baik masalah nya dan cobalah memahaminya. Tanyakan
pada diri sendiri bagaimana mengatasinya?
9. Pelihara selera humor dan tertawa memang tidak segera memecahkan
masalah, tetapi akan membantu kita melihat masalah secara perspektif.
Hal itu bagaikan cahaya dalam kegelapan
10. Ingatlah bahwa kegagalan adalah guru yang paling berharga kita bisa
belajar tentang bagaimana kita bisa gagal dan bagaimana kita bisa
mengatasi sebuah kegagalan

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis pada orang yang mengalami keputusasaan yaitu :
1. Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan
keputusasaan
2. Psikoterapi
Adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah
diberikan terpai psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana
kemampuan melalui realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri
sudah baik. Psikoterapi ini bermacam-macam bentuknya antara lain
psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat
dan motivasi agar tidak merasa putus asa dan semangat juangnya.
Psikoterapi re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang
yang maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu,
psikoterapi rekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki kembali
kepribadian yang telah mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh
seperti semula sebelum sakit, psikologi kognitif, dimaksudkan untuk
memulihkan kembali fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat) rasional
sehingga penderita mampu membedakan nilai-nilai moral etika. Masa
yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, dan sebagainya.
Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulinkan gangguan perilaku
yang terganggu menjadi perilaku yang menyesuaikan diri, psikoterapi
keluarga dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya
3. Terapi psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali
beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri,
mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi
beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi psikososial ini
hendaknya masih tetap mengonsumsi obat psikofarmaka
4. Terapi psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan
jiwa. Dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen
agama berhubungan dengan manfaatnya di bidang klinik. Terapi
keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti sembahyang,
berdoa, memanjatkan puji-[ujian kepada Tuhan, ceramah keagamaan,
kajian kitab suci dan sebegainya
5. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagai persiapan penempatan
kembali kekeluargaan dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di
lembaga (institusi) rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam
program rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain ; terapi
kelompok, menjalankan ibadah keagamaan bersama , kegiatan kesenian,
terapi fisik berupa olahraga, keterampilan, berbagai macam kursus,
bercocok tanam, rekreasi, dan sebagainya. Pada umunya program
rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara berkala dilakukan
evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita
mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan
dikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat.

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No. Register, dan
diagnose medis
2. Keluhan utama
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati klien ;
apa yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui
perilaku
Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar
mengetahui apa yang mereka pikir dan rasakan adalah :
a. Persepsi yang adekat tentang rasa keputusasaan
b. Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah
c. Perilaku koping yang adekuat selama proses
3. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan
adalah :
a. Faktor genetic : yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga
yang mempunyai riwayat penyakit depresi akan sulit
mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu
permasalahan
b. Kesehatan jasmani : individu dengan keadaan fisik sehat, pola
hidup yang teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi
stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang
mengalami gangguan fisik
c. Kesehatan mental : individu yang mengalami gangguan jiwa
terutama yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan
perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan
yang suram, biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi
masalah dan mengalami keputusasaan
d. Struktur kepribadian : individu dengan konsep yang negative,
perasaan rendah hati akan menyebabkan rasa percaya diri yang
rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi
4. Faktor prespitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbukan perasaan keputusasaan
adalah :
a. Faktor kehilangan
b. Kegagalan yang terus menerus
c. Faktor lingkungan
d. Orang terdekat (keluarga)
e. Status kesehatan (penyakit yang diderita dan dapat mengancam
jiwa)
f. Adanya tekanan hidup
g. Kurangnya iman
5. Respon emosional
Mayor (harus ada) :
a. Individu yang putus asa sering kali kesulitan mengungkapkan
perasaanya tapi dapat merasakan
b. Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberntungan dan
pertolongan Tuhan
c. Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
d. Hampa dan letih
e. Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
f. Tidak berdaya, tidak mampu dan terperangkap

Minor (mungkin ada) :


a. Individu merasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
b. Merasa berada diujung tanduk
c. Tegang
d. Muak (merasa ia tidak bisa)
e. Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
f. Rapuh
6. Respon kognitif
Mayor (harus ada) :
a. Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan
kemampuan membuat keputusan
b. Mengurusi masalah yang telah laud an akan datang bukan masalah
yang dihadapi saat ini
c. Penurunan fleksibilitas dalam proses piker
d. Kaku (memikirkan semuanya atau tidak sama sekali)
e. Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
f. Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan
yang ditetapkan
g. Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat
keputusan
h. Tidak dapat mengenali sumber harapan
i. Adanya untuk membunuh diri
Minor (mungkin ada) :
a. Penurunan kemampuan untuk menyatukan informasi yang
diterima
b. Hilangnya persepsi waktu tentang masa lalu, masa sekarang,
masa datang
c. Bingung
d. Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
e. Distorsi proses pikir dan asosiasi
f. Penilaian yang tidak logis

B. Diagnosa, NOC & NIC


No. Diagnosa NOC NIC
1. Keputusasaan Status kenyamanan Dukungan spiritual
psikososial Aktivitasnya :
Indikator : a. Menggunakan
a. Kesejahteraan komunikasi terapeutik
psikologis untuk membangun
b. Harapan kepercayaan dan
c. Konsep diri empati peduli
d. Gambaran internal diri b. Menggunakan alat
e. Efek ketenangan untuk memonitor dan
f. Ekspresi mengevaluasi
g. Optimis kesejahteraan rohani
h. Penentuan tujuan yang sesuai
i. Makna dan tujuan c. Memperlakukan
dalam hidup individu dengan
j. Kepuasan spiritual bermartabat dan
k. Depresi hormat
l. Kegelisahan d. Mendorong pertisipasi
m. Takut dalam interaksi
n. Kehilangan spiritual dengan anggota
o. Pikiran untuk bunuh diri keluarga, teman, dan
Kontrol depresi diri lain-lain
Indikator : e. Memberikan privasi
a. Memonitor kemampuan dan ketenangan untuk
untuk berkosentrasi kegiatan spiritual
b. Memonitor intensitas f. Mengajarkan metode
depresi relaksasi dan meditasi
c. Mengidentifikasi g. Menyediakan music
penyebab depresi spiritual, sastra, radio,
d. Memonitor manifestasi atau program tivi
perilaku depresi untuk individu
e. Laporan tidur yang h. Terbuka terhadap sifat
cukup individu yang merasa
f. Laporan meningkat kesepian dan tidak
nafsu berdaya
g. Memonitor manifestasi i. Membantu individu
fisik dari depresi untuk bisa
h. Laporan memperbaiki mengekspresikan dan
suasana hati meringankan
i. Berpartisipasi dalam kemarahan dengan
aktivitas menyenangkan cara yang tepat
j. Mentaati jadwal terapi j. Menggunakan nilai
k. Menghindari teknik klarifikasi
penyalahgunaan alcohol untuk membantu
l. Menghindari individu memperjelas
penyalahgunaan obat keyakinan dan nilai-
non resep nilai yang sesuai
m. Menghindari Inspirasi harapan
penggunaan narkoba a. Membantu pasien /
n. Menjaga kebersihan keluarga untuk
pribadi dan perawatan mengidentifikasi
Harapan daerah-daerah
Indikator : harapan dalam hidup
a. Mengatur harapan masa b. Menghindari tindakan
depan yang positif menutupi kebenaran
b. Mengekspresikan c. Membantu pasien
keyakinan mengembangkan
mengutarakan kehendak spiritual diri
untuk hidup d. Menciptakan
c. Mengutarakan alasan lingkungan yang
untuk hidup memfasilitasi pasien
d. Mengutarakan makna berlatih agama yang
hidup sesuai
e. Menyatakan optimisme e. Memberikan pasien /
f. Mengungkapkan keluarga kesempatan
keyakinan diri untuk terlibat dengan
g. Megutarakan kelompok pendukung
kepercayaan orang lain f. Mendorong hubungan
h. Mengutarakan terapeutik dengan
kedamaian batin penting lainnya
i. Mengutarakanrasa g. Memfasilitasi pasien
kontrol diri yang memasukan
j. Pameran semangat kerugian pribadi ke
hidup dalam gambar
k. Menetapkan tujuan tubuhnya
Ketahan pribadi
Indikator :
a. Verbalisasi positif
melihat keluar
b. Menggunakan strategi
koping yang efektif
c. Mengekspresikan emosi
d. Berkomunikasi dengan
jelas dan tepat untuk
usia
e. Pameran suasana hati
yang positif
f. Pameran positif harga
diri
g. Mengutarakan
kenyamanan dengan
kesendirian
h. Mengutarakan rasa
percaya diri
i. Bertanggung jawab atas
tindakan sendiri
j. Mencari dukungan
emosional
k. Beratnya alternative
untuk memecahkan
masalah
l. Menghindari
penyalahgunaan alcohol
m. Menggunakan sumber
daya
n. Pendidikan dan
kejuruan
o. Verbalisasi kesepian
untuk belajar

2. Koping Koping Peningkatan koping


individu tidak Indikator : a. Hargai pemahaman
efektif a. Menunjukan pasien tentang proses
fleksibilitas peran penyakit dan konsep
b. Keluarga menunjukan diri
fleksibilitas peran para b. Hargai dan diskusikan
anggotanya alternative respon
c. Pertentangan masalah terhadap situasi
d. Nilai keluarga dapat c. Hargai sikap klien
mengatur masalah- terhadap perubahan
masalah peran dan hubungan
e. Melibatkan anggota d. Dukung penggunaan
keluarga dalam sumber spiritual jika
membuat keputusan diminta
f. Mengekspresikan e. Gunakan pendekatan
perasaan dan yang tenang dan
kebebasan emosional berikan jaminan
g. Menunjukan strategi f. Sediakan informasi
untuk memanah actual tentang
masalah diagnosis,
h. Menggunakan strategi penanganan dan
penurunan stress prognosis
i. Peduli terhadap g. Sediakan pilihan yag
kebutuhan anggota realistis tentang aspek
keluarga perawatan saat ini
j. Menentukan prioritas h. Dukung penggunaan
k. Menentukan jadwal mekanisme defensive
untuk rutinitas dan yang tepat
aktivitas keluarga i. Dukung keterlibatan
l. Menjadwalkan untuk keluarga dengan car
respite care yang tepat
m. Mempunyai j. Bantu pasien untuk
perencanaan pada mengidentifikasi
kondisi kegawatan startegi positif untuk
n. Memelihara kestabilan mengatasi
financial keterbatasan dan
o. Mencari bantuan ketika mengelola gaya hidup
dibutuhkan dan perubahan peran
p. Menggunakan support k. Bantu klien
social mengidentifikasi
kemungkinan yang
dapat terjadi
l. Bantuk klien
beradaptasi dan
mengantisipasi
perubahan klien
3. Isolasi sosial Dukungan social Peningkatan sosialisasi
Indikator : Aktivitas :
a. Kesedihan untuk a. Mendorong
memanggil orang lain peningkatan
untuk bantuan keteribatan dalam
b. Uang yang tersedia dari hubungan yang sudah
orang lain bila mapan
diperlukan b. Mendorong kesabaran
c. Bantuan yang diberikan dalam perkembangan
oleh orang lain hubungan
d. Waktu yang disediakan c. Mempromosikan
oleh orang lain hubungan dengan
e. Kerja yang disediakan orang-orang yang
oleh orang lain memiliki kepentingan
f. Informasi yang dan tujuan bersama
diberikan oleh orang d. Mendorong kegiatan
lain social dan masyarakat
g. Bantuan emosional e. Mempromosikan
yang diberikan oleh berbagai masalah
orang lain umum dengan orang
h. Hubungan kepercayaan lain
orang yang bisa f. Mendorong kejujuran
i. Membantu sesuai dalam menyajikan diri
kebutuhan kepada orang lain
j. Jaringan social bantu g. Mempromosikan
k. Kontak socialyag keterlibatan dalam
mendukung kepentingan yang
l. Jaringan social yang sama
stabil h. Mendorong rasa
Keterampilan interaksi hormat terhadap hak
social orang lain
Indikator : i. Memfasilitasi
a. Menggunakan penggunaan alat bantu
pengungkapan yang sensorik seperti
sesuai kacamata dan alat
b. Pameran reseptif bantu dengar
c. Bekerja sama dengan j. Memberikan umpan
orang lain balik tentang
d. Pameran kepekaan perbaikan dalam
terhadap orang lain k. Menjaga penampilan
e. Memberikan perilaku pribadi atau kegiatan
tegas yang sesuai lainnya
f. Menggunakan l. Menghadapi klien
konfrontasi yang sesuai tentang gangguan
g. Menggunakan strategi penilaian, jika
resolusi konflik diperlukan
m. Memberikan umpan
balik positif ketika
pasien menjangkau
orang lain
n. Mengekspresikan
kekuatan dan
kelemahan dari
jaringan saat ini
hubungan
4. Defisit Self care : aktivitas Self care assistance :
perawatan diri sehari-hari ADLS
kriteria hasil : a. Monitor kemampuan
a. Klien terbebas dari bau klien untuk perawatan
badan diri yang mandiri
b. Menyatakan b. Monitor kenutuhan
kenyamanan terhadap klien untuk alat-alat
kemampuan untuk abntu untuk
melakukan adls kebersihan diri,
c. Dapat melakukan adls berpakaian, berhiasan,
dengan bantuan toileting dan makan
c. Sediakan bantuan
sampai klien mampu
secara utuh untuk
melakukan self-care
d. Dorong klien untuk
melakukan aktivitas
sehari-hari yang
normal sesuai
kemampuan yang
dimiliki
e. Dorong untuk
melakukan secara
mandiri, tapi beri
bantuan ketika klien
tidak mampu
melakukannya
f. Ajarkan klien /
keluarga untuk
mendorong
kemandirian untuk
memberikan bantuan
hanya jika oasien
tidak mampu untuk
melakukanya
g. Berikan aktivitas rutin
sehari-hari sesuai
kemampuan
h. Pertimbangkan usia
klien jika mendoroang
pelaksanaan aktivitas
sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Capernito,Lynda Juall.2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10.Jakarta : ECG


Nancy R.ahern & Judith M.Wilkinson.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi
9.Jakarta : ECG
Stuart,G.W.(2007).Buku saku keperawatan jiwa edisi 6.jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai