Anda di halaman 1dari 19

1

MAKALAH
KEPERAWATAN JIWA I

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

“KEPUTUSASAAN”

Dosen Pengampu : Achmad Syamsudin, S.Kep., Ns

Di susun oleh :

KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
2

NAMA KELOMPOK :
1. IDA LAILA (1614201110082)
2. IKRIMA MUTIARA (1614201110083)
3. JEFRY ANTONO (1614201110084)
4. KHAIRATUN NI’MAH (1614201110085)
5. KHAIRUNNISA (1614201110086)
6. KURNIA NILA SARI (1614201110087)
7. MUHAMMAD ARIF WIDIYANA (1614201110088)
8. MAHRIDA (1614201110089)
9. MAYA RABIAH (1614201110090)
10. MIDILA AULIA WATI (1614201110091)
11. MUHAMMAD ADY RISMANA (1614201110092)
12. MUHAMMAD FIKRI KHAIRANI (1614201110093)
13. MUHAMMAD NORHIDAYAT (1614201110094)
14. MUQORROBIN HAFIEZH (1614201110095)
15. NARITA TRIMAR (1614201110096)
16. NAZRUL FUADI (1614201110097)
17. NIKE AULIA AZZAHRA (1614201110099)
18. NOR AIMAH (1614201110100)
19. NOR INDRIANI (1614201110101)
3

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT , karena atas berkat
rahmat dan kasihnya ,Sehinggga penyusun akhirnya dapat menyelesaikan makalah “Laporan
pendahluan dan Asuhan Keperawatan dengan Keputusasaan”

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Jiwa I. Penyusun
menyadari masih banyak kekurangan dan hal-hal yang perlu ditambahkan pada tugas makalah
ini, Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis
harapkan dari para pembaca.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini dan besar harapan penyusun, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan menambah pengetahuan tentang masalah kesehatan dan semoga
makalah ini sedikitnya dapat memberikan sumbangan ilmu yang dapat bermanfaat khususnya
bagi penyusun dan umumnya bagi para pembaca. Semoga makalah yang di sajikan ini dapat
sesuai dengan indikator yang di harapkan..

Semoga Ridha Allah senantiasa bersama kita. Amin Ya Rabbil Alamin.

Banjarmasin, 24 Mei 2018

Penyususn
4

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 3

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN ........................................................................................... 5

A. Definisi................................................................................................................................. 5

B. Etiologi................................................................................................................................. 5

C. Manifestasi Klinis ................................................................................................................ 5

D. Akibat Keputusasaan ........................................................................................................... 7

E. Pencegahan .......................................................................................................................... 8

F. Penatalaksanaan ................................................................................................................... 8

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN ......................................................................................... 10

A. Pengkajian .......................................................................................................................... 10

B. Diagnosa, NOC & NIC ...................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 19


5

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat keterbatasan atau
tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi energy yang
dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan , keraguan, duka cita ,
apati , kesedihan , depresi , dan bunuh diri. (Cotton dan Range, 2004)
Keputusasaan adalah keadaan emosional subjektif yang terus-menerus dimana seorang
individu tidak melihat ada alternative atau tersedia pilihan untuk memecahkan masalahmasalah
atau untuk mencapai apa yang diinginkan dan tidak dapat menggerakkan energinya sendiri
untuk menetapkan tujuan.
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa kehidupannya terlalu
berat untuk dijalani (dengan kata lain mustahil). Seseorang yang tidak memiliki harapan tidak
melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki kehidupannya dan tidak menemukan solusi
untuk permasalahannya, dan ia percaya bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa
membantunya.

B. Etiologi
Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :
1. Faktor kehilangan
2. Kegagalan yang terus menerus
3. Faktor Lingkungan
4. Orang terdekat ( keluarga )
5. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
6. Adanya tekanan hidup
7. Kurangnya iman

C. Manifestasi Klinis
1. Mayor ( harus ada)
a. Fisiologis :
1) Respon terhadap stimulus melambat
2) Tidak ada energi
3) Tidur bertambah
b. Emosional :
6

1) Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi
dapat merasakan
2) Tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
3) Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
4) Hampa dan letih
5) Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
6) Tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
c. Individu memperlihatkan :
1) Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
2) Penurunan verbalisasi
3) Penurunan afek
4) Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat.
5) Ketidakmampuan mencapai sesuatu
6) Hubungan interpersonal yang terganggu
7) Proses pikir yang lambat
8) Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya sendiri.
d. Kognitif :
1) Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat
keputusan
2) Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang
dihadapi saat ini
3) Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
4) Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
5) Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
6) Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan
7) Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
8) Tidak dapat mengenali sumber harapan
9) Adanya pikiran untuk membunuh diri.

2. Minor ( mungkin ada )


a. Fisiologis
1) Anoreksia
2) BB menurun
b. Emosional
1) Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
2) Merasa berada diujung tanduk
7

3) Tegang
4) Muak ( merasa ia tidak bisa)
5) Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
6) Rapuh
c. Individu memperlihatkan
1) Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari pembicara
2) Penurunan motivasi
3) Keluh kesah
4) Kemunduran
5) Sikap pasrah
6) Depresi
d. Kognitif
1) Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
2) Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang
3) Bingung
4) Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
5) Distorsi proses pikir dan asosiasi
6) Penilaian yang tidak logis

D. Akibat Keputusasaan
Akibat yang dapat ditimbulkan dari terjadinya keputusasaan yaitu :
1. Stres
2. Depresi
3. Galau
4. Sakit
5. Pola hidup yang tidak teratur
6. Letih, Lesu, Lemah; disebabkan karena faktor psikis
7. Hilang kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia sibuk dengan rasa
putus asa yang ada.
8. Trauma; tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk melakukan hal yang sama
karena takut akan mengalami rasa putus asa untuk yang kedua kalinya.
9. Gila; akibat jangka panjang yang umumnya terjadi pada sebagian orang
10. Sakit; diawali dengan makan yang tidak teratur, tidur terlalu larut, beban pikiran yang
berlebihan.
11. Kematian; beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan tidak hanya karena
sakit yang berkepanjangan namun juga karena faktor psikis yang berlebihan.
8

E. Pencegahan
Di bawah ini ada beberapa cara mencegah timbulnya keputusasaanyaitu :
1. Berbaik sangkalah kepada ALLAH,Ingat bahwa setiap yang kita alami ada hikmahnya.
Semua ini hanyalah sebuah cobaan dan bukti kecintaaan tuhan kepada kita.
2. Berpikir bahwa tidak ada kegagalan yang abadi, karena kita bisa mengubahnya dengan
ber buat hal-hal baru.
3. Tetapkan tindakan kita dalam keadaan apapun kita tetap bisa memilih tindakan atau
mengubah kebiasan lama dan mencari jalan untuk mengatasi masalah yg tengah kita
hadapi
4. Bersikap lebih fleksibel, kehidupan tidak selalu seperti yang di harapkan. Apabila kita
dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru maka ketegangan kita kan berkurang.
5. Kembangkan tindakan yang kreatif Tanyakan pada diri sendiri "KESEMPATAN APA
BAGI SAYA DI SINI ? JALAN MANA YANG TERBUKA BAGI SAYA ?"
6. Evaluasi setiap situasi. Pikirkan segala tindakan sebelum bertindak agar bisa di dapatkan
pemecah masalah yang baik.
7. Lihat sisi positifnya. Kegagalan memang merupakan pengalaman yang menyakitkan.
Tapi daripada memikirkan kerugian yang kita alami, lebih baik fokuskan pada apa yang
telah kita pelajari.
8. Bertanggung jawab. Jangan salah kan orang lain jika gagal,tapi perhatikan baik-baik
masalah nya dan cobalah memahaminya. Tanyakan pada diri sendiri bagaimana
mengatasinya?
9. Pelihara selera humor dan tertawa memang tidak segera memecahkan masalah,tetapi
akan membantu kita melihat masalah secara perspektif. Hal itu bagaikan cahaya dalam
kegelapan.
10. Ingatlah bahwa kegagalan adalah guru yang paling berharga kita bisa belajar tentang
bagaimana kita bisa gagal dan bagaimana kita mengatasi sebuah kegagalan.

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis pada orang yang mengalami keputusasaan yaitu:
1. Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan keputusasaan.
2. Psikoterapi
Adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan terapi
psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai realitas sudah
kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi ini bermacam-macam
bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan,
9

semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya.
Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang
maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu, psikoterapi rekonstruktif
dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami keretakan
menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit, psikologi kognitif, dimaksudkan
untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat) rasional sehingga
penderita mampu membedakan nilai- nilai moral etika. Mana yang baik dan buruk, mana
yang boleh dan tidak, dsbnya.Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan
gangguan perilaku yang terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri,
psikoterapi keluarga dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya.
3. Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi dengan
lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada
orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi
psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka.
4. Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa.Dari
penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen agama berhubungan dengan
manfaatnya di bidang klinik.Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan
seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan, ceramah keagamaan,
kajian kitab suci dsb.
5. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali kekeluarga
dan masyarakat.Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi) rehabilitasi
misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi dilakukan berbagai
kegiatan antara lain; terapi kelompok, menjalankan ibadah keagamaan bersama, kegiatan
kesenian, terapi fisik berupa olah raga, keterampilan, berbagai macam kursus, bercocok
tanam, rekreasi, dan sebagainya. Pada umumnya program rehabilitasi ini berlangsung
antara 3-6 bulan. Secara berkala dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi
sebelum penderita mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan
dikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat.
10

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas klien
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk
rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.

2. Keluhan utama
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati klien: apa yang
dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku.
Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui apa yang
mereka pikir dan rasakan adalah :
a. Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan
b. Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah
c. Perilaku koping yang adekuat selama proses

3. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan adalah:
a. Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang
mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam
menghadapi suatu permasalahan
b. Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur,
cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan
dengan individu yang mengalami gangguan fisik
c. Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang
mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis,
selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka dalam menghadapi
situasi masalah dan mengalami keputusasaan.
d. Struktur Kepribadian
Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan menyebabkan rasa
percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi.

4. Faktor presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan keputusasaan adalah:
a. Faktor kehilangan
11

b. Kegagalan yang terus menerus


c. Faktor Lingkungan
d. Orang terdekat ( keluarga )
e. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
f. Adanya tekanan hidup
g. Kurangnya iman

5. Respon Emosional
Mayor (harus ada):
a. Individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi dapat
merasakan
b. tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
c. Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
d. hampa dan letih
e. Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
f. Tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
Minor (mungkin ada)
a. Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
b. Merasa berada diujung tanduk
c. Tegang
d. Muak ( merasa ia tidak bisa)
e. Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
f. Rapuh

6. Respon Kognitif
Mayor ( harus ada)
a. Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat
keputusan
b. Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang dihadapi
saat ini
c. Penurunan fleksibilitas dalam proses piker
d. Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
e. Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
f. Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan
g. Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
h. Tidak dapat mengenali sumber harapan
12

i. Adanya pikiran untuk membunuh diri.


Minor (mungkin ada)
a. Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
b. Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang
c. Bingung
d. Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
e. Distorsi proses pikir dan asosiasi
f. Penilaian yang tidak logis

B. Diagnosa, NOC & NIC


No Diagnosa NOC NIC
1. Keputusasaan Status kenyamanan: Dukungan Spiritual
psyikososial Aktivitasnya:
Indikator: a. Menggunakan komunikasi
a. Kesejahteraan psikologis terapeutik untuk membangun
b. Harapan kepercayaan dan empati peduli
c. Konsep diri b. Menggunakan alat untuk
d. Gambaran internal diri memonitor dan mengevaluasi
e. Efek ketenangan kesejahteraan rohani yang sesuai
f. Ekspresi c. Memperlakukan individu dengan
g. Optimis bermartabat dan hormat
h. Penentuan tujuan d. Mendorong partisipasi dalam
i. Makna dan tujuan dalam interaksi dengan anggota
hidup keluarga, teman, dan lain-lain
j. Kepuasan spiritual e. Memberikan privasi dan
k. Depresi ketenangan untuk kegiatan
l. Kegelisahan spiritual
m. Takut f. Mengajarkan metode
n. Kehilangan spiritual relaksasi dan meditasi
o. Pikiran untuk bunuh diri g. Menyediakan music spiritual,
Kontrol depresi diri sastra, radio, atau program tv
Indikator: untuk individu
a. Memonitor kemampuan h. Terbuka terhadap sifat individu
untuk berkonsentrasi yang merasa kesepian dan tidak
b. Memonitor intensitas berdaya
depresi
13

i. Membantu individu untuk bisa


c. Mengidentifikasi mengekspresikan dan
penyebab depresi meringankan kemarahan dengan
d. Memonitor manifestasi cara yang tepat
perilaku depresi j. Menggunakan nilai teknik
e. Laporan tidur yang cukup klarifikasi untuk membantu
f. Laporan meningkat nafsu individu memperjelas keyakinan
g. Memonitor manifestasi dan nilai-nilai yang sesuai
fisik dari depresi Inspirasi Harapan
h. Laporan memperbaiki a. Membantu pasien /keluarga
suasana hati untuk mengidentifikasi daerah-
i. Berpartisipasi dalam daerah harapan dalam hidup
aktivitas menyenangkan b. Menghindari tindakan menutupi
j. Mentaati jadwal terapi kebenaran
k. Menghindari c. Membantu pasien
penyalahgunaan alkohol mengembangkan spiritual diri
l. Menghindari d. Menciptakan lingkungan yang
penyalahgunaan obat non memfasilitasi pasien berlatih
resep agama yang sesuai
m. Menghindari penggunaan e. Memberikan pasien / keluarga
narkoba kesempatan untuk terlibat dengan
n. Menjaga kebersihan kelompok pendukung
pribadi dan perawatan f. Mendorong hubungan terapeutik
dengan penting lainnya
Harapan
Indicator:
a. Mengutarakan harapan g. Memfasilitasi pasien yang
masa depan yang positif memasukkan kerugian pribadi ke
b. Mengekspresikan dalam gambar tubuhnya
keyakinan
mengutarakan kehendak
untuk hidup
c. Mengutarakan alasan
untuk hidup
d. Mengutarakan makna
14

hidup
e. Menyatakan optimisme
f. Mengungkapkan
keyakinan diri
g. Mengutarakan
kepercayaan lain
h. Mengutarakan kedamaian
batin
i. Mengutarakan rasa
kontrol diri
j. Pameran semangat hidup
k. Menetapkan tujuan

Ketahanan pribadi
Indikator:
a. Verbalisasi positif melihat
keluar
b. Menggunakan strategi
koping yang efektif
c. Mengekspresikan emosi
d. Berkomunikasi dengan
jelas dan tepat untuk usia
e. Pameran suasana hati
yang positif
f. Pameran positif harga
diri
g. Mengutarakan
kenyamanan dengan
kesendirian
h. Mengutarakan rasa
percaya diri
i. Bertanggung jawabatas
tindakan sendiri
j. Mencari dukungan
emosional
15

k. Beratnya alternatif untuk


memecahkan masalah
l. Menghindari
penyalahgunaan narkoba
m. Menghindari
penyalahgunaan alkohol
n. Menggunakan sumber
daya
o. Pendidikan dan kejuruan
p. Verbalisasi kesiapan
untuk belajar
2. Koping Koping Peningkatan Koping
individu tidak Indicator : a. Hargai pemahaman pasien
efektif a. Menunjukan fleksibilitas tentang proses penyakit dan
peran konsep diri
b. Keluarga menunjukan b. Hargai dan diskusikan alternative
fleksibilitas peran para respon terhadap situasi
anggotanya c. Hargai sikap klien terhadap
c. Pertentangan masalah perubahan peran dan hubungan
d. Nilai keluarga dapat d. Dukung penggunaan sumber
mengatur masalah- spiritual jika diminta
masalah e. Gunakan pendekatan yang tenang
e. Melibatkan anggota dan berikan jaminan
keluarga dalam membuat f. Sediakan informasi actual
keputusan tentang diagnosis, penangan dan
f. Mengekspresikan prognosis
perasaan dan kebebasan g. Sediakan pilihan yang realistis
emosional tentang aspek perawatan saat ini
g. Menunjukan strategi h. Dukung penggunaan mekanisme
untuk memanaj masalah defensive yang tepat
h. Menggunakan strategi i. Dukung keterlibatan keluarga
penurunan stress dengan cara yang tepat
i. Peduli terhadap j. Bantu pasien untuk
kebutuhan anggota mengidentifikasi strategi positif
keluarga untuk mengatasi keterbatasan dan
16

j. Menentukan prioritas mengelola gaya hidup dan


k. Menentukan jadwal untuk perubahan peran
rutinitas danm aktivitas k. Bentu klien mengidentifikasi
keluarga kemungkinan yang dapt terjadi
l. Bantu klien beradaptasi dan
l. Menjadwalkan untuk mengantisipasi perubahan klien
respite care
m. Mempunyai perencanaan
pada kondisi kegawatan
n. Memelihara kestabilan
financial
o. Mencari bantuan ketika
dibutuhkan
p. Menggunakan support
social

3. Isolasi sosial Dukungan social Peningkatan Sosialisasi


Indikator : Aktivitas :
a. Kesediaan untuk a. Mendorong peningkatan
memanggil orang lain keterlibatan dalam hubungan
untuk bantuan yang sudah mapan
b. Mendorong kesabaran dalam
b. Uang yang tersedia dari perkembangan hubungan
orang lain bila diperlukan c. Mempromosikan hubungan
c. Bantuan yang diberikan dengan orang-orang yang
oleh orang lain memiliki kepentingan dan tujuan
d. Waktu yang disediakan bersama
oleh orang lain d. Mendorong kegiatan sosial dan
e. Kerja yang disediakan masyarakat
oleh orang lain e. Mempromosikan berbagai
f. Informasi yang diberikan masalah umum dengan orang lain
oleh orang lain f. Mendorong kejujuran dalam
g. Bantuan emosional yang menyajikan diri kepada orang
diberikan oleh orang lain lain
h. Hubungan g. Mempromosikan keterlibatan
17

kepercayaan orang yang dalam kepentingan yang sama


bisa h. Mendorong rasa hormat terhadap
i. Membantu sesuai hak orang lain
kebutuhan i. Memfasilitasi penggunaan alat
j. Jaringan sosial bantu bantu defisit sensorik seperti
k. Kontak sosial yang kacamata dan alat bantu dengar
mendukung j. Memberikan umpan balik tentang
l. Jaringan sosial yang stabil perbaikan dalam
Keterampilan interaksi k. Menjaga penampilan pribadi atau
sosial kegiatan lainnya
Indikator : l. Menghadapi klien tentang
a. Menggunakan gangguan penilaian, jika
pengungkapan yang diperlukan
sesuai m. Memberikan umpan balik positif
b. Pameran reseptif ketika pasien menjangkau orang
c. Bekerja sama dengan lain
orang lain b. Mengeksplorasi kekuatan dan
d. Pameran kepekaan kelemahan dari jaringan saat ini
terhadap orang lain hubungan
e. Menggunakan perilaku
tegas yang sesuai
f. Menggunakan konfrontasi
yang sesuai
g. Melibatkan orang lain
h. Menggunakan kompromi
yang sesuai
i. Menggunakan strategi
resolusi konflik
4. Defisit Self care : aktifitas sehari- Self Care Assistane : ADLS
perawatan diri hari a. Monitor kemempuan klien
Kriteria hasil: untukperawatan diri yang
a. Klien terbebas dari bau mandiri.
badan b. Monitor kebutuhan klien untuk
alat-alatbantu untuk kebersihan
b. Menyatakan kenyamanan diri,berpakaian, berhias, toileting
18

terhadap kemampuan danmakan.


untuk melakukan adls c. Sediakan bantuan sampai
c. Dapat melakukan adls klienmampu secara utuh untuk
dengan bantuan melakukanself-care.
d. Dorong klien untuk
melakukanaktivitas sehari-hari
yang normal sesuaikemampuan
yang dimiliki.
e. Dorong untuk melakukan
secaramandiri, tapi beri bantuan
ketika klientidak
mampumelakukannya.
f. Ajarkan klien/ keluarga
untukmendorongkemandirian,
untukmemberikan bantuan hanya
jika pasientidak mampu untuk
melakukannya.
g. Berikan aktivitas rutin sehari-
harisesuai kemampuan.
h. Pertimbangkan usia klien
jikamendorong pelaksanaan
aktivitassehari-hari.
19

DAFTAR PUSTAKA

Capernito,Lynda Juall.2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta : ECG


Nancy R.ahern & Judith M.Wilkinson.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta:ECG.
Stuart, G.W. (2007).Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 6. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai