Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA & PSIKOSOSIAL

KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF

Dosen Pengampu : Nur Wulan Agustina,S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 14


1. Dini Nur Susilo Pramesti (2001050)
2. Erika Padmawati Sukma (2001051)
3. Fadillah Azizah Nur Rohmah (2001052)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KLATEN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat serta Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa & Psikososial.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang ikut
serta mendukung atas pembuatan makalah ini. Semoga dengan selesainya makalah ini
dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan dalam peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Penulis menyadari keterbatasan yang kami miliki, mungkin makalah ini masih
jauh dari suatu kesempurnaan untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran demi
menyempurnakan makalah ini.

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan.................................................................................................................5
BAB II............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................5
A. Pengertian...........................................................................................................5
B. Penyebab.............................................................................................................6
C. Tanda dan Gejala................................................................................................6
D. Rentang Respon..................................................................................................7
E. Akibat yang Muncul............................................................................................8
F. Penanganan..........................................................................................................8
G. Psikodinamika.....................................................................................................8
BAB III...........................................................................................................................9
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan..............................................................................9
A. Pengkajian...........................................................................................................9
B. Diagnosis Keperawatan.......................................................................................9
C. Intervensi Keperawatan.......................................................................................9
D. Implementasi Keperawatan - Strategi Pelaksanaan............................................9
E. Evaluasi Keperawatan.........................................................................................9
BAB IV........................................................................................................................11
Penutup.........................................................................................................................11
A. Kesimpulan.......................................................................................................11
B. Saran.................................................................................................................11
REFERENSI.................................................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa merupakan suatu sehat emosional, psikologik, dan


sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku
dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan emosional.
Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan secara perorangan, lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah,lingkungan pekerjaan lingkungan masyarakat
yang didukung sarana pelayanan kesehatan jiwa dan sarana lain seperti
keluarga dan lingkungan sosial. Lingkungan tersebut selain menunjang upaya
kesehatan jiwa juga merupakan stressor yang dapat mempengaruhi kondisi
jiwa seseorang, pada tingkat tertentu dapat menyebabkan seseorangjatuh
dalam kondisi gangguan jiwa(Videbeck,2012)
Riset kesehatan dasar tahun 2012 menunjukan bahwa sebanyak 0,46%
dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar satu juta orang menderita
gangguan psikotik dan 11,6% menderita gangguan emosional perilaku
terhadap responden usia 15-64 tahun sehingga diperkirakan penderita
gangguan jiwa mencapai19.000.000 orang. Hal ini menunjukan 1000 orang
penduduk terdapat 4-5 orang menderita gangguan jiwa. Data tersebut
menunjukan bahwa data pertahun diindonesia yang mengalami gangguan jiwa
selalu meningkat(Depkes RI,2012)
Gangguan jiwa adalah respon maladaptive dari lingkungan internal dan
eksternal, dibuktikan melalui pikiran,perasaan, dan perilaku yang tidak sesuai
dengan norma local atau budaya dan mengganggu fungsi
sosial,pekerjaan(Townsend,2005)
Kesehatan jiwa adalah kondisi sejahtera ketika seseorang mampu
merealisasikan potensi yang dimiliki, memiliki koping yang baik terhadap

3
stressor,produktif dan mampu memberikan kontribusi terhadap
masyarakat(WHO,2007).

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud koping individu tidak efektif?


b. Apa penyebab koping individu tidak efektf?
c. Bagaimana tanda dan gejala koping individu tidak efektif?
d. Bagaimana rentang respon koping individu tidak efektif?
e. Apa akibat yang muncul pada koping individu tidak efektif?
f. Bagaimana penanganan koping individu tidak efektif?
g. Bagiamana psikodinamika koping individu tidak efektif?\

C. Tujuan

Dalam penyusunan makalah ini penyusun dan pembaca diharapkan dapat


memahami konsep dasar pada asuhan keperawatan dengan koping individu
tidak efektif

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Koping individu tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk


membentuk perilaku yang benar dari stressor, pemilihan respon yang tidak
adekuat atau ketidakmampuan dalam menggunakan sumber yang tersedia
(Nanda,2005).
Koping individu tidak efektif juga didefinisikan sebagai kerusakan
perilaku adaptif dan kemampuan menyelesaikan masalah seseorang dalam
menghadapi tuntutan peran dalam kehidupan(Towsend,1998)
Menurut Kim (2006) koping individu tidak efektif merupakan
kerusakan perilaku dan kemampuan adaptif seseorang individu dalam
memenuhi tuntutan dan peran hidupnya. Koping individu tidak efektif
merupakan keadaan ketika seorang individu mengalami atau berisiko
mengalami suatu ketidakmampuan dalam menangani stressor internal atau
lingkungan dengan adekuat karena ketidakadekuatan sumber.
(Carpenitot,2007)

B. Penyebab

Menurut NANDA (2011) koping individu tidak efektif dapat disebabkan


karena adanya:
1. Gangguan dalam pola penilaian ancaman
2. Gangguan dalam pola melepaskan tekanan/ketegangan
3. Perbedaan gender dalam strategi koping
4. Derajat ancaman yang tinggi
5. Ketidakmampuan untuk mengubah energi yang adaptif
6. Tingkat persepsi kontrol yang tidak adekuat
7. Kesempatan yang tidak adekuat untuk menyiagakan diri terhadap stressor

5
8. Sumber yang tersedia tidak adekuat
9. Dukungan sosial yang tidak adekuat yang diciptakan oleh karakteristik
hubungan
10. Tingkat percaya diri yang tidak adekuat dalam kemampuan mengatasi masal.

C. Tanda dan Gejala

1. Data Subyektif
 Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai kemampuan
mengendalikan atau mempengaruhi situasi
 Mengungkapkan tidak dapat menghasilkan sesuatu
 Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap ketidakmampuan
untuk melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya
 Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran
 Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri .
2. Data Obyektif
 Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatan
 Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan
kesempatan
 Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya
 Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan
iritabilitas, ketidaksukaan, marah, dan bersalah
 Gagal mempertahankan ide atau pendapat yang berkaitan dengan orang
lain ketika mendapat perlawanan
 Apatis dan pasif
 Ekspresi muka murung
 Bicara lambat

D. Rentang Respon

Menurut [ CITATION Sun98 \l 1033 ], rentang respon mekanisme koping dapat


digambarkan sebagai berikut :

6
Jadi, karakteristik mekanisme koping adalah sebagai berikut :
1. Menurut (Friedman dalam Carpenito, 2000), Adaptif jika memebuhi
kriteria sebagai berikut :
a. Dapat menceritakan secara verbal tentang perasaannya
b. Mengembangkan tujuan realistis
c. Dapat mengidentifikasi sumber koping
d. Dapat menimbulkan mekanisme koping yang efektif
e. Mengidentifikasi alternatif strategi
f. Memilih strategi yang tepat
g. Menerima dukungan
2. Maladaptif jika memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Merasa tidak mampu untuk menyelesaikan masalah secara
efektif
b. Tidak mampu menyelesaikan masalah secara efektif
c. Perasaan lemas, takut, marah, irritable, tegang, gangguan
fisiologis adanya stress kehidupan
d. Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar

E. Akibat yang Muncul

F. Penanganan
Mekanisme Koping
1. Koping jangka pendek
Mekanisme koping jangka pendek yang sering dilakukan antara lain:
 Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis, misalnya
pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton tv terus menerus.
 Kegiatan mengganti identitas sementara misalnya ikut kelompok social,
keagamaan, dan politik.
 Kegiatan yang memberi dukungan sementara seperti mengikuti suatu
kompetisi atau kontes popularitas.
 Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti
penyalahgunaan obat-obatan.
2. Koping jangka Panjang

7
Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil, maka mekanisme
jangka panjang dapat dilakukan, antara lain:
 Menutup identitas, dimana klien terlalu cepat mengadopsi identitas yang
disenangi dari orang-orang yang berarti tanpa mengindahkan hasrat,
aspirasi atau potensi diri sendiri.
 Identitas negative merupakan rintangan terhadap nilai dan harapan
masyarakat. Remaja mungkin akan menadi individu antisocial, hal ini
disebabkan karena ia merasa tidak memiliki identitas yang positif.
 Mekanisme pertahanan ego
Mekanisme pertahanan ego yang sering dilakukan antara lain:
a. Regresi
Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas
dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini.
b. Disasosiasi
Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran
atau identitasnya. Keadaan dimana trdapat dua atau lebih kepribadian
pada diri individu,contohnya : seorang laki-laki yang dibawa ke ruang
gawat darurat karena mengamuk, ternyata tidak mampu menjelaskan
kembali kejadian tersebut (lupasama sekali).
c. Isolasi
Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu
dapat bersifat sementara atau berjangka lama).
d. Proyeksi
Pengalihan buah pkiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang
lain terutama keinginana, perasaan, emosional, dan motivasi yang
tidak dapat ditoleransi),
e. Pemisahan/ splitting
Sikap mengelompokkan orang atau keadaan hanya sebagai semuanya
baik atau semuanya buruk. Orang seperti ini mengalami kegagalan
untuk memadukan nilai-nilai positif dan negatif didalam diri sendiri
f. Mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain.
Dalam keadaan berat dapat terjadi deviasi perilaku dan kegagalan
penyesuaian seperti: bunuh diri, penggunaan zat berbahaya ( Ade
Herman, 2011: 144 )

G. Psikodinamika

Gangguan konsep diri : HDR Effect

Tidak efektifnya koping individu Core Problem

Ansietas Causa

8
BAB III

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

1. Pengumpulan data
a. Identitas klien diantaranya adalah nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, pekerjaan, pendidikan, status pernikahan, tanggal masuk RS,
tanggal pengkajian, nomor rekam medik, diagnosa medik alamat.
b. Identitas penanggung jawab diantaranya adalah nama, umur, jenis
kelamin, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, hubungan
dengan klien.
c. Alasan masuk rumah sakit
- Apa yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke RS?
- Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah
tersebut ketik di rumah?
- Bagaimana hasilnya dalam mengatasi masalah tersebut di rumah?
2. Faktor predisposisi
Menurut Ade Herman ( 2011 ), faktor predisposisi antara lain:
a. Faktor biologis
Faktor biologis biasanya karena ada kondisi sakit fisik yang dapat
mempengaruhi kerja hormone secara umum, yang dapat pula berdampak
pada keseimbangan neurotransmitter di otak contoh kadar serotonin yang
menurun dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien
depresi kecenderungan harga diri rendah semakin besar karena klien lebih
di kuasai oleh pikiran negative dan tidak berdaya.
b. Faktor psikologis
Hal-hal yang dapat mengakibatkan individu mengalami koping individu
inefektif meliputi :
Mengingkari masalah, Harga diri rendah, Penolakan, Perasaan malu dan
bersalah, Perasaan tidak berdaya, klien mengatakan bila mempunyai
masalah sering dipendam dalam hati, tampak diam, klien jarang
berkomunikasi dengan teman satu ruangan
c. Faktor sosial
Secara sosial status ekonomi sangat mempengaruhi koping individu
inefektif, antara lain kemiskinan, tempat tinggal didaerah kumuh dan
rawan, kultur sosial yang berubah misal ukuran keberhasilan individu.
d. Faktor kultural
Tuntutan peran sesuai kebudayaan sering meningkatkan kejadian harga
diri rendah antara lain wanita sudah harus menikah jika umur mencapai
dua puluh tahunan, perubahan kultur ke arah gaya hidup individualisme.
(Ade Herman, 2011: 147)
3. Faktor Presipitasi

9
Faktor presipitasi ini bisa ditimbulkan dari dalam maupun luar individu yaitu :
a. Trauma : Penganiayaan seksual dan psikologi atau menyaksikan kejadian
yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran : Frustasi, ketegangan peran terbagi menjadi transisi
peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berhubungan
dengan pertumbuhan. Transisi peran situasi : terjadi dengan bertambahnya
atau berkurangnya anggota melalui kelahiran atau kematian. Transisi peran
sehat-sakit sebagai akibat dari pergeseran keadaan sehat menjadi sakit
(kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran bentuk, penampilan dan
fungsi tubuh.
4. Pengkajian fisik
Difokuskan pada sistem dan fungsi organ:
a. Ukur dan observasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi, suhu.
b. Ukuran tinggi badan dan berat badan
c. Tanyakan apakah berat badan klien naik atau turun.
d. Tanyakan apakah ada keluhan fisik yang dirasakan.
e. Kaji lebih lanjut tentang sitem dan fungsi organ sesuai dengan keluhan
yang ada.
5. Pengkajian Psikososial
a. Genogram
- Genogram minimal tiga generasi yang dapat menggabarkan hubungan
klien dan keluarga.
- Menjelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan
keputusan dan pola asuh.
b. Konsep diri
- Citra Tubuh Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh
yang disukai dan tidak disukai.
- Identitas Diri Status dan posisi klien sebelum di rawat, kepuasan klien
terhadap status dan posisinya, kepuasan klien sebagai laki-laki atau
perempuan.
- Peran Diri Tugas atau peran diri yang diemban dalam keluarga atau
kelmpok atau masyarakat, klien dalam melaksanakan peran atau tugas
tersebut.
- Ideal Diri Harapan terhadap tubuh. Posisi, status, tugas atau peran,
harapan klien terhadap lingkungan, dan harapan kilen terhadap
penyakitnya.
- Harga Diri Hubungan klien dengan orang lain, penilain dan
penghagaan orang lain terhadap diri dan lingkungannya.
6. Hubungan Sosial
Orang yang terdekat dengan kehidupan klien, tempat mengadu, tempat
berbicara, minta bantuan atau sokongan, apakah klien pernah mengikuti
kegiatan di masyarakat, sejauh mana klien terlibat dalam kelompok itu.
7. Spiritual
Terdiri atas Nilai dan Keyakinan dan juga kegiatan ibadah yang dilakukan.
8. Status Mental
- Penampilan
- Pembicaraan
- Aktiviatas motorik
- Alam perasaan
- Afek

10
- Interaksi selama wawancara
- Persepsi
- Proses fikir
- Isi fikir
- Tingkat kesadaran
- Memori
- Tingkat konsentrasi dan terhitung
- Kemampuan penilaian,
- Daya tilik diri

B. Diagnosis Keperawatan

1. Koping Individu Tidak Efektif


2. Harga Diri rendah
3. Risiko Bunuh Diri

C. Intervensi Keperawatan

DX :Koping Individu Tidak Efektif

Tujuan Intervensi Rasional


Klien dapat mengikuti kegiatan 1. Menganjurkan pasien 1.
fisik untuk mendapatkan koping untuk mengambarkan
yang efektif.Dengan kriteria perubahan peran yang
hasil realities.
1. Mengidentifikasi pola 2. Gunakan pendekatan
koping yang efektif. tenang dan
2. Mengungkapkan menyakinkan
secara verbal tentang 3. Menghindari
koping yang efektif. pengambilan
3. Mengatakan keputusan pada saat
penurunan Stress. pasien berada dalam
4. Klien mengatakan stress berat.
telah terima tentang 4. Membantu pasien
keadaannya. untuk identifikasi
keutungan, kerugian
dari keadaan.

DX : Harga Diri rendah

Tujuan Intervensi Rasional


Klien dapat meningkatkan harga 1. Membina hubungan
diri dengan kriteria hasil : saling percaya.
1. Pasien mampu 2. Mengidentifikasi
membina hubungan kemampuan dan aspek
saling percaya. positif yang masih
2. Pasien dapat dimiliki pasien.
mengidentifikasi 3. Membantu pasien
kemampuan dan aspek menilai kemampuan
positif yang dimiliki. yang dapat digunakan .
3. Pasien dapat memilih 4. Membantu pasien
kegiatan sesuai dengan untuk memilih /
kemampuan. menetapkan
4. Pasien dapat melatih kemampuan yang akan

11
kegiatan yang dipilih dilatih.
sesuai dengan 5. Melatih kemampuan
kemampuan. yang dipilih pasien.
5. Pasien dapat 6. Membantu pasien
melakukan kegiatan menyusun jadwal
yang sudah dilatih pelaksanaan
sesuai kemampuan

DX : Ansietas

Tujuan Intervensi Rasional


Setelah dilakukan tindakan 1. Membina hubungan
keperawatan selama 5-8x saling percaya
pertemuan diharapkan klien 2. Membantu pasien
tidak mengalami kecemasan mengenal ansietas
Kriteria hasil : 3. Mengajarkan pasien
1. Partisipasi keluarga dalam relaksasi dengan
perawatan profesional
2. Dapat membina hubungan
saling percaya dengan orang
lain
3. Dapat menjelaskan tentang
ansietas
4. Dapat melakukan teknik
relaksasi untuk mengurangi
ansietas

D. Implementasi Keperawatan - Strategi Pelaksanaan

Pelaksanaan atau implementasi adalah tahapan ketika perawat


mengaplikasikan intervensi keperawatan yang telah direncanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat pada
tahap implementasi adalah kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan untuk
menciptakan hubungan saling percaya dan saling bantu, kemampuan melakukan
teknik psikomotor, kemampuan melakukan observasi sistematis, kemampuan
memberikan pendidikan kesehatan, kemampuan advokasi dan kemampuan evaluasi

E. Evaluasi Keperawatan

Setelah tindakan keperawatan, segera lakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan


sesuai dengan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat di bagi
dua yaitu evaluasi proses dan evaluasi formatif, dilkaukan setiap selesai
melaksanakan tindakan evaluasi hasil atau sumatif dilakuakn dengan
membangdingkan respon pasien pada tujuan yang telah ditentukan

12
13
14
BAB IV

15
Penutup

A. Kesimpulan

Koping individu tidakefektif adalah ketidakmampuan untuk


membentuk perilaku yang benar dari stressor, pemilihan respon yang tidak
adekuat atau ketidakmampuan dalam menggunakan sumber yang tersedia
(Nanda,2005).
Adapun koping individu tidak efektif dapat disebabkan karena adanya
Gangguan dalam pola penilaian ancaman,tekanan/ketegangan, Perbedaan
gender dalam strategi koping,Derajat ancaman yang tinggi, dan
Ketidakmampuan untuk mengubah energi yang adaptif.
Adapun Tanda dan Gejala dari koping tidak efektif yaitu
Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai kemampuan
mengendalikan atau mempengaruhi situasi, Mengungkapkan tidak dapat
menghasilkan sesuatu,Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap
ketidakmampuan untuk melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya,
Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran.

B. Saran

Kami sebagai penulis makalah menyadari bahwa dalam penulisan


makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dari isi
makalah. Untuk itu sebagai penulis kami berharap kritik dan saran dari
pembaca agar dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.

16
REFERENSI

https://www.scribd.com/document/379516912/ASKEP-Koping-Tidak-Efektif
https://www.scribd.com/document/382859653/Lp-Koping-Individu-Tidak-Efektif
https://www.scribd.com/document/495426591/Askep-koping-individu-tidak-efektif

17

Anda mungkin juga menyukai