Di Susun oleh:
1. AFNI HANDAYANI ( 2001002)
2. ERIKA NOVIANA RIZKY (2001015)
3. FIKRIAH MAISHAROH (2001016)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “ Makalah Asma Bronkial”.
Dalam menyelesaikan Laporan ini penulis memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak,
sehingga penyusunan Laporan ini dapat berjalan dengan lancar. Dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Allah SWT
2. Ibu Esri Rusminingsih,S.Kep.Ns.,M.Kep selaku Dosen Ilmu Dasar Keperawatan 2.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha
kita, Aamiin.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………II
DAFTAR ISI………………………………………………………….................................III
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………..4
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………..5
C. TUJUAN PENULISAN………………………………………………………5
D. MANFAAT PENULISAN……………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ASMA……………………………………………………….6
B. JENIS- JENIS ASMA…...………………………………................................6
1. ASMA EKSTRINSIK……………………………………………………6
2. ASMA INSTRINSIK…………………………………………………….7
A. KESIMPULAN………………………………………………………………..10
B. SARAN ……………………………………………………………..................10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….……………11
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kejadian penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan dengan perubahan pola hidup
masyarakat modern, polusi baik lingkungan maupun zat-zat yang ada di dalam makanan. Salah satu
penyakit alergi yang banyak terjadi di masyarakat adalah penyakit asma.
Asma adalah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan secara total.
Kesembuhan dari satu serangan asma tidak menjamin dalam waktu dekat akan terbebas dari ancaman
serangan berikutnya. Apalagi bila karena pekerjaan dan lingkungannya serta faktor ekonomi, penderita
harus selalu berhadapan dengan faktor alergen yang menjadi penyebab serangan. Biaya pengobatan
simptomatik pada waktu serangan mungkin bisa diatasi oleh penderita atau keluarganya, tetapi
pengobatan profilaksis yang memerlukan waktu lebih lama, sering menjadi problem tersendiri.
Peran dokter dalam mengatasi penyakit asma sangatlah penting. Dokter sebagai pintu pertama
yang akan diketuk oleh penderita dalam menolong penderita asma, harus selalu meningkatkan
pelayanan, salah satunya yang sering diabaikan adalah memberikan edukasi atau pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan kepada penderita dan keluarganya akan sangat berarti bagi penderita, terutama
bagaimana sikap dan tindakan yang bisa dikerjakan pada waktu menghadapi serangan, dan bagaimana
caranya mencegah terjadinya serangan asma.
Dalam tiga puluh tahun terakhir terjadi peningkatan prevalensi (kekerapan penyakit) asma
terutama di negara-negara maju. Kenaikan prevalensi asma di Asia seperti Singapura, Taiwan, Jepang,
atau Korea Selatan juga mencolok. Kasus asma meningkat insidennya secara dramatis selama lebih dari
lima belas tahun, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Beban global untuk penyakit ini
semakin meningkat. Dampak buruk asma meliputi penurunan kualitas hidup, produktivitas yang
menurun, ketidakhadiran di sekolah, peningkatan biaya kesehatan, risiko perawatan di rumah sakit dan
bahkan kematian. (Muchid
dkk,2007)
Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia, hal ini
tergambar dari data studi survei kesehatan rumah tangga (SKRT) di berbagai propinsi di Indonesia.
Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1986 menunjukkan asma menduduki urutan ke-5 dari
10 penyebab kesakitan (morbiditas) bersama-sama dengan bronkitis kronik dan emfisema. Pada SKRT
1992, asma, bronkitis kronik dan emfisema sebagai penyebab kematian ke- 4 di Indonesia atau sebesar
5,6 %. Tahun 1995, prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13/1000, dibandingkan bronkitis
kronik 11/1000 dan obstruksi paru 2/1000. Studi pada anak usia SLTP di Semarang dengan
menggunakan kuesioner International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC),
didapatkan prevalensi asma (gejala asma 12 bulan terakhir/recent asthma) 6,2 % yang 64 % diantaranya
mempunyai gejala klasik.
5
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Penyakit Asma ?
2. Ada berapa jenis Penyakit Asma ?
3. Bagaimana tanda-tanda Gejala Asma ?
4. Apa penyebab terjadinya Asma ?
C . Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui Penyakit Asma
2. Agar mengetahui jenis-jenis Penyakit Asma
3. Agar mengetahui tanda-tanda Gejala Asma
4. Agar mengetahui penyebab terjadinya Asma
5. Agar mengetahui cara mencegah Penyakit Asma
6. Agar mengetahui cara mengobati pnyakit Asma
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asma
Asma sendiri berasal dari kata asthma. Kata ini berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti
sulit bernafas. Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak nafas, batuk, dan mengi yang
disebabkan oleh penyempitan saluran nafas. Atau dengan kata lain asma merupakan peradangan atau
pembengkakan saluran nafas yang reversibel sehingga menyebabkan diproduksinya cairan kental yang
berlebih (Prasetyo, 2010)
Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran napas yang disebabkan oleh reaksi
hiperresponsif sel imun tubuh seperti mast sel, eosinophils, dan T-lymphocytes terhadap stimuli tertentu
dan menimbulkan gejala dyspnea, whizzing, dan batuk akibat obstruksi jalan napas yang bersifat
reversibel dan terjadi secara episodik berulang (Brunner & Suddarth, 2001).
Menurut Prasetyo (2010) Asma, bengek atau mengi adalah beberapa nama yang biasa kita pakai
kepada pasien yang menderita penyakit asma. Asma bukan penyakit menular, tetapi faktor keturunan
(genetic) sangat punya peranan besar di sini.
Saluran pernafasan penderita asma sangat sensitif dan memberikan respon yang sangat
berlebihan jika mengalami rangsangan atau ganguan. Saluran pernafasan tersebut bereaksi dengan cara
menyempit dan menghalangi udara yang masuk. Penyempitan atau hambatan ini bisa mengakibatkan
salah satu atau gabungan dari berbagai gejala mulai dari batuk, sesak, nafas pendek, tersengal-sengal,
hingga nafas yang berbunyi ”ngik-ngik” (Hadibroto et al, 2006).
a. Asma Ekstrinsik
Asma ekstrinsik adalah bentuk asma yang paling umum, dan disebabkan karena reaksi alergi
penderitanya terhadap hal-hal tertentu (alergen), yang tidak membawa pengaruh apa-apa terhadap
mereka yang sehat.
Pada orang-orang tertentu, seperti pada penderita asma, sistem imunitas bekerja lepas kendali
dan menimbulkan reaksi alergi. Reaksi ini disebabkan oleh alergen. Alergen bisa tampil dalam bentuk:
mulai dari serbuk bunga, tanaman, pohon, debu luar/dalam rumah, jamur, hingga zat/bahan makanan.
Ketika alergen memasuki tubuh pengidap alergi, sistem imunitasnya memproduksi antibodi khusus yang
disebut IgE. Antibodi ini mencari dan menempelkan dirinya pada sel-sel batang. Peristiwa ini terjadi
dalam jumlah besar di paru-paru dan saluran pernafasan lalu membangkitkan suatu reaksi. Batang-
batang sel melepaskan zat kimia yang disebut mediator. Salah satu unsur mediator ini adalah histamin.
7
Akibat pelepasan histamin terhadap paru-paru adalah reaksi penegangan/pengerutan saluran
pernafasan dan meningkatnya produksi lendir yang dikeluarkan jaringan lapisan sebelah dalam saluran
tersebut.
b. Asma Intrinsik
Asma intrinsik tidak responsif terhadap pemicu yang berasal dari alergen. Asma jenis ini
disebabkan oleh stres, infeksi, dan kondisi lingkungan seperti cuaca, kelembaban dan suhu udara, polusi
udara, dan juga oleh aktivitas olahraga yang berlebihan.
Asma intrinsik biasanya berhubungan dengan menurunnya kondisi ketahanan tubuh, terutama
pada mereka yang memiliki riwayat kesehatan paru-paru yang kurang baik, misalnya karena bronkitis
dan radang paru-paru (pneumonia). Penderita diabetes mellitus golongan lansia juga mudah terkena
asma intrinsik.
Tujuan dari pemisahan golongan asma seperti yang disebut di atas adalah untuk mempermudah usaha
penyusunan dan pelaksanaan program pengendalian asma yang akan dilakukan oleh dokter maupun
penderita itu sendiri. Namun dalam prakteknya, asma adalah penyakit yang kompleks, sehingga tidak
selalu dimungkinkan untuk menentukan secara tegas, golongan asma yang diderita seseorang. Sering
indikasi asma ekstrinsik dan intrinsik bersama-sama dideteksi ada pada satu orang.
8
Terapi Penanganan Terhadap Gejala Terapi ini dilakukan tergantung kepada pasien. Terapi ini
dianjurkan kepada pasien yang mempunyai pengalaman buruk terhadap gejala asma, dan dalam kondisi
yang darurat. Penatalaksanaan terapi ini dilakukan di rumah penderita asma dengan menggunakan obat
bronkodilator seperti: β2 -agonist inhalasi dan glukokortikosteroid oral (GINA, 2005).
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asma bronchial adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat
reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus
terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas. Berdasarkan penyebabnya,
asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu : Ekstrinsik (alergik), Intrinsik (non
alergik) ,Asma gabungan.
Dan ada beberapa hal yang merupakan faktor penyebab timbulnya serangan asma bronkhial yaitu :
faktor predisposisi(genetic), faktor presipitasi(alergen, perubahan cuaca, stress, lingkungan kerja,
olahraga/ aktifitas jasmani yang berat). Pencegahan serangan asma dapat dilakukan dengan :
1. Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi
2. Menghindari kelelahan
3. Menghindari stress psikis
4. Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin
5. Olahraga renang, senam asma
B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat menelaah dan
memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini sehingga sedikit banyak bisa menambah
pengetahuan pembaca. Disamping itu saya juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca
sehinga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami.
10
DAFTAR PUSTAKA
11