Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

DETEKSI DINI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK


Dosen Pembimbing : Suyami M. Kep., Ns., Sp. Kep. Anak

Disusun Oleh :
1. Ellyta Nafa Prastika (2001014)
2. Erika Noviana Rizky (2001015)
3. Fikriah Maisaroh (2001016)
4. Fitriana Nugraheni (2001017)
5. Fitrianingrum P (2001018)
6. Grahariska (2001019)
7. Ika Sri WW (2001020)
8. Istiqomah T N (2001021)
9. Kanetri Sepvi A (2001022)
10. Layla Zaydatun M (2001023)
11. Melani Rinanda (2001024)
12. Muh Almayda V (2001025)
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KLATEN
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN

“Deteksi Dini Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak”

Proposal Kegiatan Deteksi Dini Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak ini telah disetujui, pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 17 November 2021

Menyetujui

Dosen Pembimbing Ketua Panitia

(Suyami M. Kep., Ns., Sp. Kep. Anak) ( Muhammad Almayda Vadlistyo )

Kepala Sekolah

(Utami Handaruni, S.Psi)

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya dan tidak lupa shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan “DETEKSI DINI PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN ANAK” untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan baik tulisan maupun informasi
yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, saya berterima kasih kepada Ibu Suyami M. Kep., Ns.,
Sp. Kep. Anak atas bimbingannya dalam menulis dan menyusun proposal ini, sehingga penulis
dapat membuat makalah sesuai dengan kaidah dalam membuat karya tulis.

Walaupun makalah ini masih banyak terdapat banyak kekurangan, saya sangat mengharapkan
kepada para pembaca untuk menyampaikan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kebaikan dan kesempurnaan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat selalu bermanfaat bagi pembaca dan atas kekurangan dalam makalah
ini saya mohon maaf. Terakhir tidak lupa saya mengucapkan terima kasih.

Klaten, 17 November 2021

Penulis

2
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
1. Judul Kegiatan : Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
2. Sasaran : Siswa & Orangtua TK Permata Hati Kids School Delanggu
3. Hari/Tanggal : Senin 6 Desember 2021
4. Tempat : TK Permata Hati Kids School Delanggu Klaten
5. Tim Pelaksana

No Nama NIM Jabatan Prodi Asal Institusi


1. Muhammad 2001025 Ketua S1 Stikes
Almayda Vadlistyo Keperawatan Muhammdiyah
Klaten
2. Fitriana Nugraheni 2001017 Wakil Ketua S1 Stikes
Keperawatan Muhammdiyah
Klaten
3. Ellyta Nafa Prastika 2001014 Sekretaris 1 S1 Stikes
Keperawatan Muhammdiyah
Klaten
4. Kanetri Sepvi Astuti 2001022 Sekretaris 2 S1 Stikes
Keperawatan Muhammdiyah
Klaten
5. Fikriah Maisaroh 2001016 Bendahara 1 S1 Stikes
Keperawatan Muhammdiyah
Klaten
6. Grahariska Amalia P 2001019 Bendahara 2 S1 Stikes
Keperawatan Muhammdiyah
Klaten
7. Melani Rinanda 2001024 Sie Acara S1 Stikes
Keperawatan Muhammdiyah
Klaten
8. Laila Zaydatun 2001023 Sie Acara S1 Stikes
Mahmudah Keperawatan Muhammdiyah

3
Klaten
9. Istiqomah T 2001021 Sie Perkap S1 Stikes
Keperawatan Muhammdiyah
Klaten
10. Ika Sri W 2001020 Sie Perkap S1 Stikes
Keperawatan Muhammdiyah
Klaten
11. Fitrianingrum P 2001018 Sie Humas S1 Stikes
Keperawatan Muhammdiyah
Klaten
12. Erika Noviana 2001015 Sie S1 Stikes
Dokumentasi Keperawatan Muhammdiyah
Klaten

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2

4
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM.................................................................................................................3
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................5
BAB I............................................................................................................................................................6
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................6
A. Latar Belakang.................................................................................................................................6
B. Tujuan..............................................................................................................................................7
BAB 2...........................................................................................................................................................8
TINJAUAN TEORI..........................................................................................................................................8
BAB III........................................................................................................................................................16
METODE PELAKSANAAN............................................................................................................................16
BAB VI........................................................................................................................................................18
PENUTUP...................................................................................................................................................18
A. Kesimpulan....................................................................................................................................18
B. Saran..................................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

5
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah yang serius bagi
negara maju maupun berkembang di dunia. Pertumbuhan dapat dilihat dari berat badan,
tinggi badan, dan lingkar kepala, sedangkan perkembangan dapat dilihat dari kemampuan
motorik, sosial dan emosional, kemampuan berbahasa serta kemampuan kognitif. Pada
dasarnya, setiap anak akan melewati proses tumbuh kembang sesuai dengan tahapan
usianya, akan tetapi banyak faktor yang memengaruhinya. Anak merupakan generasi
penerus bangsa yang layak untuk mendapatkan perhatian dan setiap anak memiliki hak
untuk mencapai perkembangan kognisi, sosial dan perilaku emosi yang optimal dengan
demikian dibutuhkan anak dengan kualitas yang baik agar tercapai masa depan bangsa
yang baik.
Prasekolah merupakan periode yang sangat penting karena masa ini anak mulai
mengenal lingkungan baru, belajar bersosialisasi, mengenal banyak teman sebaya dan
proses pembentukan perilaku anak (Ilmiah et al., 2019; Padila et al., 2019; Panzilion et
al., 2020). Dihimpun dari beberapa informasi, didapatkan bahwa lebih dari 200 juta anak
balita mengalami kegagalan dalam mencapai potensi mereka dalam perkembangannya.
Hal tersebut dikarenakan masih kurangnya pemahaman orangtua dalam stimulasi
perkembangan anak, terutama di negara berkembang termasuk indonesia (Ramadhani et
al., 2018). Tahun 2018 jumlah anak prasekolah di Indonesia sekitar 21.990 ribu jiwa.
Dengan jumlah yang cukup signifikan Indonesia tidak luput dari permasalahan kesehatan
salah satunya adalah kesehatan anak yaitu ada sekitar 56,34% anak prasekolah
mengalami keterlambatan pada perkembangan seperti membaca dan menulis. Orang tua
dan guru memiliki peranan penting dalam mengawasi perkembangan anak. Orang tua dan
guru harus memberikan rangsangan atau stimulasi kepada anak dalam semua aspek
perkembangan, baik motorik kasar maupun halus, bahasa dan personal sosial. Stimulasi
harus diberikan secara rutin dengan kasih sayang dan metode bermain, sehingga
perkembangan anak akan berjalan optimal dan dapat mencegah keterlambatan (Panzilion
et al., 2020).
Proses tumbuh kembang anak merupakan hal penting yang harus diperhatikan sejak
dini, mengingat bahwa anak merupakan generasi penerus bangsa memiliki hak untuk
mencapai perkembangan yang optimal, sehingga dibutuhkan anak dengan kualitas baik
demi masa depan bangsa yang lebih baik. Golden age period merupakan periode yang
kritis yang terjadi satu kali dalam kehidupan anak, dimulai dari umur 0 sampai 5 tahun
(Chamidah, 2018). Anak yang memiliki awal tumbuh kembang yang baik akan tumbuh
menjadi dewasa yang lebih sehat, hal ini dipengaruhi oleh hasil interaksi faktor genetik
dan faktor lingkungan, sehingga nantinya memiliki kehidupan yang lebih baik (Deki,
2015). Upaya deteksi dini salah satunya dapat dilakukan melalui program Stimulasi
Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). SDIDTK merupakan program
pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan
stimulasi, deteksi dan intervensi. Tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang yaitu deteksi
dini penyimpangan pertumbuhan, yang dilakukan untuk menemukan status gizi kurang
atau buruk dan bentuk kepala mikrosefali atau makrosefali. Kedua, deteksi dini
penyimpangan perkembangan, untuk mengetahui adanya keterlambatan perkembangan

6
anak, gangguan daya lihat, dan gangguan daya dengar. Ketiga, deteksi dini
penyimpangan perilaku emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah perilaku
emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (Fazrin, 2018).
Kegiatan Deteksi Tumbuh Kembang diadakan di TK Permata Hati Kids School
Delanggu, Klaten dengan sasaran siswa yang berjumlah 50 anak dan orangtua/ wali.Usia
Anak di TK Permata Hati Kids School Delanggu rata-rata sama 5 sampai dengan 6 tahun.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Untuk mengoptimalkan tumbuh dan berkembang anak pra sekolah secara optimal
sesuai potensi yang dimiliki dengan mendapatkan pelayanan stimulasi, deteksi, dan
intervensi dini tumbuh kembang.

2. Tujuan khusus :
a. Mendeteksi Pertumbuhan anak
b. Mendeteksi Tes Daya Lihat
c. Mendeteksi Tes Daya Dengar
d. Mendeteksi Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
e. Mendeteksi Deteksi dini Penyimpangan Perilaku Emosional
f. Mendeteksi Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

BAB 2

TINJAUAN TEORI
a. Pentingnya deteksi pertumbuhan dan perkembangan

7
Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) adalah kegiatan/
pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada
balita dan anak prasekolah. Dengan ditemukannya secara dini penyimpangan/masalah
tumbuh kembang anak,maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga
mempunyai “waktu” dalam membuat rencana tindakan/keluarga. Bila penyimpangan
terlambat diketahui, maka intervensi akan lebih sulit dan hal akan berpengaruh pada tumbuh
kembang anak.
A. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran antropometri, pengukuran
antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan (panjang badan), dan lingkar
kepala. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dilakukan disemua tingkat pelayanan.
Adapun pelaksana dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Pengukuran Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan
semua jaringan yang ada pada tubuh.Pengukuran tinggi badan digunakan untuk
menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetic dan pengukuran lingkar
kepala dimaksudkan menilai pertumbuhan otak.Jadwal pengukuran BB/TB dilakukan
oleh tenaga kesehatan terlatih.
Pengukuran status gizi bayi dan anak balita berdasarkan tinggi badan menurut umur,
juga menggunakan modifikasi standar Harvard, dengan klasifikasinya adalah: Gizi
baik, yakni apabila panjang tinggi badan bayi/anak menurut umurnya lebih dari 80%
standar Harvard. Gizi kurang, apabila panjang/tinggi badan bayi/anak menurut
umurnya berada di antara 70,1%-80% dari standar Harvard. Gizi buruk, apabila
panjang/ tinggi badan bayi/anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar
Harvard.
a. Pengukuran Berat Badan/BB
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa
jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan
yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang
menurun.Berat badan dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan
Menurut Umur) atau melakukan penilaian dengan melihat perubahan berat badan
pada saat pengukuran dilakukan, yang penggunaannya memberikan gambaran
keadaan kini.
1. Menggunakan timbangan bayi
A. Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun
atau selama anak masih bisa berbaring/duduk tenang.
B. Letakan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang.
C. Lihat posis jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0.
D. Bayi sebaikmya telanjang, tanpa topi, kaus kaki, sarung tangan
E. Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan
F. Lihat jarum timbangan sampai berhenti
G. Baca angka yang ditunjukan oleh jarum timbangan atau angka timbangan
H. Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum,baca angka
ditengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan kiri.
2. Menggunakan timbangan pijak
1. Letakan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah bergerak.

8
2. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0.
3. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas
kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu
4. Anak berdiri di atas timbangan sampai berhenti
5. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
6. Baca angka yang ditunjukan oleh jarum timbangan atau angka timbangan.
7. Bila anak terus-menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka
di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan kekiri.
b. Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB)
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari
keadaan kurus kering dan kecil pendek.Tinggi badan sangan baik untuk melihat
keadaan gizi masa lalu terutama yang 70 berkaitan
dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi dan pada masa
balita. Terdapat tiga indikator yang banyak digunakan untuk mengukur terjadinya
gangguan pertumbuhan pada bayi dan anak yaitu indeks TB/U, BB/U dan
BB/TB.Indeks TB/U mengukur gangguan pertumbuhan yang bersifat kronis atau
gangguan pertumbuhan yang terjadi dalam waktu yang cukup lama (beberapa
bulan atau tahun).Adapun indeks BB/U mengukur keadaan kurang gizi yang
bersifat akut.Sedangkan indeks BB/TB digunakan untuk mengukur gangguan
pertumbukan yang bersifat akut, atau gangguan pertumbuhan yang terjadi dalam
waktu yang relative singkat (beberapa hari atau minggu).

B. Deteksi Dini Penyimpanyan Perkembangan Anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining


Perkembangan ( KPSP ).
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak dilakukan disemua tingkat pelayanan
kesehatan dan salah satu adalah dengan melakukan pemeriksaan perkembanngan anak
menggunakan kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP).Formulir KPSP adalah
alat/instrument yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan.Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan.Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah adalah pada umur 3, 6, 9,
12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan.Jika anak belum mencapai
umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk
pemeriksaan rutin.Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta kembali untuk skrining KPSP
pada umur 9 bulan. Bila anak berusia di antaranya maka KPSP yang digunakan adalah
yang lebih kecil dari usia. Contoh: bayi umur 7 bulan maka digunakan adalah KPSP 6
bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan adalah KPSP 9
bulan.Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh
kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan
KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda. Skrining/pemeriksaan dilakukan
oleh tenaga kesehatan, guru dan TK dan petugas PAUD terlatih.
C. Alat/intrumen yang digunakan
a. Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang
kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP 0-72 bulan
b. Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis,
kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah,
potongan biscuit kecil berukuran 0,5 – 1 cm

9
D. Cara menggunakan KPSP
1) Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa
2) Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir. Bila
umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
3) Contoh: bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila anak umur
bayi 3 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan.
4) Setalah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak
5) KSPS terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu:
a. Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh: “dapatkah bayi
makan kue sendiri?”
b. Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas
yang tertulis pada KPSP. Contoh: “pada posisi bayi anda terlentang, tariklah
bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk”
6) Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, karena itu
pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
7) Tanyakan pertanyaan tersebut secara beturutan, satu persatu. Setiap pertanyaan
hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir.
8) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/penasuh anak menjawab
pertanyaan terdahulu.
9) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah terjawab.
E. Interprestasi hasil KPSP
Hitunglah berapa jumlah Ya
6. Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak bisa atau pernah atau sering
atau kadang-kadang melakukannya
7. Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak belum pernah melakukan
atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.
8. Jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangan (S)
9. Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
10. Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
11. Untuk jawaban Tidak, perlu dirinci jumlah jawaban „Tidak‟ menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian).
F. Intervensi
3. Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut.
1. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
2. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.
3. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai
dengan umur dan kesiapan anak.
4. Ikukan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
posyandu secara teratur sebulan 1 kali .jika anak sudah memasuki usia pra
sekolah (36-72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak.
5. Lakukan pemeriksaan/skrining rutin mengunakan KPSP setiap 3 bulan pada
anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24
sampai 72 bulan.

10
4. Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut.
1. Beri petunjukn pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak
lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
2. Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk
mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalan.
3. Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanyan
penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangan.
4. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan
daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.
5. Jika hasil KPSP ulang jawaban „Ya‟ tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada
penyimpangan (P).
5. Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan berikut:
Rujukan kerumah sakit dengan menulis jenis dan jumlah penyimpangan
perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa,sosialisasidan
kemandirian).

b. Gangguan pertumbuhan dan pertumbuhan anak


Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan perkembanagan anak meliputi
gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, bahasa, emosi, dan perilaku :
 Gangguan pertumbuhan fisik
Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan diatas normal dan
gangguan pertumbuhan dibawah normal. Pemantauan BB menggunakan KMS
( kartu menuju sehat) dapat dilakukan secara mudah untuk mengetahui pola
pertumbuhan anak. Menurut soetjiningsih 2003 bila grafik berat badan anak lebih
dari 120% kemungkinan anak mengalami obesitas kelainan hormonal. Sedangkan,
apabila grafik berat badan dibawah normal kemungkinan anak mengalami kurang
gizi, menderita penyakit kronis/kelainan hormonal. Lingkar kepala juga menjadi
salah satu parameter yang penting dalam mendeteksi gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Ukuran lingkar kepala mengambarkan isi kepala termasuk
otak dan cairan serebrosminal. Lingkar kepala yangblebih dari normal dapat
dijumpai yang menderita hidrosefalus, megaensefali, tumor otak ataupun hanya
merupakan variasi normal. Sedangkan apabila lingkar kepala kurang dari normal
dapat diduga anak menderita retafdasi mental, malnyutrisi kronis ataupun hanya
fariasi normal.
Deteksi dini gangguan penglihatan dan gangguan penglihatan dan gangguan
pendengaran juga perlu dilakukan untuk mengatisipasi terjadinya gangguan yang
lebih berat. Jenis gangguan penglihatan yang dapat diderita oleh anak antaralain
adalah maturitas visual yang terlambat, gangguan refraksi, juling, nistagmus,
ampeliobila, butawarna, katarak,neuritis neptik, glau,dan lainsebagainya.
Soetijiningsih 2003. Sedangkan ketulian pada anak dapat dibedakan menjdi
Sedangkan ketulian pada anak dapat dibedakan menjadi tuli konduksi dan tuli
sensorineural menurut Herman 2000 tuli pada anak dapat disebabkan karena
faktor prenatal dan postnatal. Faktor rental antara lain adalah genetik dan infeksi
torch2 yang terjadi selama kehamilan. Sedangkan faktor postnatal yang sering
mengakibatkan ketulian adalah infeksi bakteri atau virus yang terkait dengan otitis
media.

11
 Gangguan perkembangan motorik
perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah
satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot atau
penyakit neuromuscular titik anak dengan kerbau dapat mengalami keterbatasan
perkembangan motorik sebagai akibat spasi citas Poma athetosis, ataksia atau
hipotonia. Kelainan sumsum tulang belakang seperti Vina bifida juga dapat
menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik. Penyakit neuromuskular
seperti muskular distrofi memperhatikan keterlambatan dalam kemampuan
berjalan titik namun, tidak selamanya gangguan perkembangan motorik selalu
didasari adanya penyakit tersebut faktor lingkungan serta kepribadian anak juga
dapat mempengaruhi keterlambatan dalam perkembangan motorik. Anak yang
tidak mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik. Anak yang tidak
mempunyai kesempatan untuk belajar ar-ridho atau au diletakkan di baby Walker
Walker pertama dapat mengalami keterlambatan dan mencapai kemampuan
motoric.
 Gangguan perkembangan bahasa
kemampuan bahasa merupakan kombinasi seluruh sistem perkembangan anak
titik kemampuan berbahasa melibatkan kemampuan motorik faktor psikologis,
emosional dan perilaku buka kurung Widiastuti, 2008 titik gangguan
perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan berbagai faktor, yaitu adanya
faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensi a rendah, kurangnya interaksi
anak dengan lingkungan, maturasi yang terlambat, dan faktor keluarga. Selain itu,
gangguan bicara juga dapat disebabkan karena adanya kelainan fisik seperti bibir
sumbing dan Bell palsy titik Gagap juga termasuk salah satu gangguan
perkembangan bahasa yang dapat sebabkan karena adanya tekanan dari orang tua
agar anak bicara jelas (soetjinigsih, 2003).
 Gangguan emosi dan perilaku
Selama tahap perkembangan, anak juga dapat mengalami Berbagai gangguan
yang terkait dengan psikiatri. Adalah salah satu gangguan yang muncul pada anak
dan memerlukan suatu intervensi khusus apabila mempengaruhi interaksi sosial
dan perkembangan anak. Contoh kecemasan yang dapat dialami anak adalah fobia
sekolah, kecemasan berpisah, media sosial, dan kecemasan Setelah mengalami
trauma. Gangguan perkembangan pervasif pada anak meliputi autisme serta
gangguan perilaku dan interaksi sosial. Menurut Widya Astuti 2008 autism adalah
kelainan neurobiologis yang menunjukkan gangguan komunikasi, interaksi, dan
perilaku titik autisme ditandai dengan terhambatnya perkembangan bahasa,
munculnya gerakan-gerakan aneh seperti berputar-putar, melompat-lompat kemah
atau mengamuk tanpa sebab.

c. Peran orang tua dalam pertumbuhan dan perkembangan


Menurut Miami dalam Lestari (2012:29) orangtua adalah pria dan wanita yang terikat
dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari
anak-anak yang dilahirkannya. Sedangkan menurut Gunarsa dalam Slameto (2003:32)
orangtua adalah dua individu yang berbeda memasuki hidup bersama dengan membawa

12
pandangan, kebiasaankebiasaan sehari-hari. Selain itu, Nasution dalam Slameto (2003:46)
mengartikan orangtua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau
tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu. dapat
disimpulkan bahwa peran orangtua adalah perilaku yang yang berkenaan dengan orangtua
dalam memegang posisi tertentu dalam lembaga keluarga yang didalamnya berfungsi sebagai
pengasuh, pembimbing dan pendidik bagi anak. Peranan orangtua dalam memberikan
pendidikan kepada anak usia dini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi peran orangtua dalam pendidikan anak
menurut Friedman dalam Slameto (2003:39), antara lain:
A. Faktor status sosial ditentukan oleh unsur-unsur seperti pendidikan, pekerjaan, dan
penghasilan;
B. Faktor bentuk keluarga;
C. Faktor tahap perkembangan keluarga dimulai dari terjadinya pernikahan yang
menyatukan dua pribadi yang berbeda, dilanjutkan dengan tahap persiapan menjadi
orangtua;
D. Faktor model peran. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan pendidikan sebagai
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut Langeveld dalam Fadlillah (2012:63) pendidikan merupakan upaya manusia dewasa
membimbing kepada yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan. Manusia dewasa
yang dimaksud adalah seorang pendidik, guru, pembimbing. Sedangkan manusia belum
dewasa ialah peserta didik, siswa, atau yang terbimbing. Menurut Hasnidah (2014:167)
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan
dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, non
formal, dan informal. Upaya dan tanggung jawab terhadap kebutuhan dan pemenuhan hak
anak menjadi tugas orangtua dalam memenuhi hak. Seperti yang disebutkan Sujiono (2011:7)
Pendidikan anak usia dini adalah meliputi upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik
dan orangtua dalam proses perawatan, pengasuhan, dan pendidikan pada anak.
Menurut Anwar dan Ahmad (2009:17), peran orangtua dalam pendidikan anak usia dini
yaitu:
a. Orangtua sebagai guru pertama dan utama;
b. Mengembangkan kreativitas anak;
c. Meningkatkan kemampuan otak anak; dan
d. Mengoptimalkan potensi anak.

d. Peran perawat dalam pertumbuhan dan perkembangan


Peran Perawat Anak
Perawat merupakan anggota dari tim pemberi asuhan keperawatan anak dan orang tuanya.
Perawat dapat berperan dalam berbagai aspek dalam memberikan pelayanan kesehatan dan
bekerjasama dengan anggota tim lain, dengan keluarga terutama dalam membantu
memecahkan masalah yang berkaitan dengan perawatan anak. Mari kita bahas secara jelas
tentang peran perawat anak. Perawat merupakan salah satu anggota tim kesehatan yang
bekerja dengan anak dan orang tua. Beberapa peran penting seorang perawat, meliputi:

13
1) sebagai pendidik.
Perawat berperan sebagai pendidik, baik secara langsung dengan memberi
penyuluhan/pendidikan kesehatan pada orang tua maupun secara tidak langsung
dengan menolong orang tua/anak memahami pengobatan dan perawatan anaknya.
Kebutuhan orang tua terhadap pendidikan kesehatan dapat mencakup pengertian
dasar penyakit anaknya, perawatan anak selama dirawat di rumah sakit, serta
perawatan lanjut untuk persiapan pulang ke rumah. Tiga domain yang dapat dirubah
oleh perawat melalui pendidikan kesehatan adalah pengetahuan, keterampilan serta
sikap keluarga dalam hal kesehatan khususnya perawatan anak sakit.
2) Sebagai konselor
Suatu waktu anak dan keluarganya mempunyai kebutuhan psikologis berupa
dukungan/dorongan mental. Sebagai konselor, perawat dapat memberikan konseling
keperawatan ketika anak dan keluarganya membutuhkan. Hal inilah yang
membedakan layanan konseling dengan pendidikan kesehatan. Dengan cara
mendengarkan segala keluhan, melakukan sentuhan dan hadir secara fisik maka
perawat dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan orang tua tentang masalah
anak dan keluarganya dan membantu mencarikan alternatif pemecahannya.
3) Melakukan koordinasi atau kolaborasi.
Dengan pendekatan interdisiplin, perawat melakukan koordinasi dan kolaborasi
dengan anggota tim kesehatan lain dengan tujuan terlaksananya asuhan yang holistik
dan komprehensif. Perawat berada pada posisi kunci untuk menjadi koordinator
pelayanan kesehatan karena 24 jam berada di samping pasien. Keluarga adalah mitra
perawat, oleh karena itu kerjasama dengan keluarga juga harus terbina dengan baik
tidak hanya saat perawat membutuhkan informasi dari keluarga saja, melainkan
seluruh rangkaian proses perawatan anak harus melibatkan keluarga secara aktif.
4) Sebagai pembuat keputusan etik.
Perawat dituntut untuk dapat berperan sebagai pembuat keputusan etik dengan
berdasarkan pada nilai normal yang diyakini dengan penekanan pada hak pasien
untuk mendapat otonomi, menghindari hal-hal yang merugikan pasien dan
keuntungan asuhan keperawatan yaitu meningkatkan kesejahteraan pasien. Perawat
juga harus terlibat dalam perumusan rencana pelayanan kesehatan di tingkat
kebijakan. Perawat harus mempunyai suara untuk didengar oleh para pemegang
kebijakan dan harus aktif dalam gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan anak. Perawat yang paling mengerti tentang pelayanan keperawatan
anak. Oleh karena itu perawat harus dapat meyakinkan pemegang kebijakan bahwa
usulan tentang perencanaan pelayanan keperawatan yang diajukan dapat memberi
dampak terhadap peningkatan kualitas pelayanan kesehatan anak.
5) Sebagai peneliti.
Sebagai peneliti perawat anak membutuhkan keterlibatan penuh dalam upaya
menemukan masalah-masalah keperawatan anak yang harus diteliti, melaksanakan
penelitian langsung dan menggunakan hasil penelitian kesehatan/keperawatan anak
dengan tujuan meningkatkan kualitas praktik/asuhan keperawatan pada anak. Pada
peran ini diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam melihat fenomena yang ada
dalam layanan asuhan keperawatan anak sehari-hari dan menelusuri penelitian yang
telah dilakukan serta menggunakan literatur untuk memvalidasi masalah penelitian

14
yang ditemukan. Pada tingkat kualifikasi tertentu, perawat harus dapat melaksanakan
penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas praktik keperawatan anak.

15
BAB III

METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, Dilaksanakan secara
langsung di sekolah dengan tetap menerapkan protocol Covid-19 dan Pendidikan Kesehatan
dilakukan secara daring serta melibatkan 50 siswa dan orangtua/wali.

1. Pendataan siswa didapat dengan bekerjasama antara mahasiswa dengan Guru Sekolah.
Setelah data didapatkan akan dilakukan analisis data untuk penentuan prioritas masalah,
pelaksanaan kgiatan, penyajian data, merumuskan kesimpulan yang dilakukan secara
online atau offline
2. Metode Kegiatan

Metode yang akan dipakai dengan melakukan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak (SDIDTKA) secara langsung kepada siswa TK Permata Hati
Kids School Delanggu. Mahasiswa S1 Keperawatan melakukan kegiatan ini untuk
memenuhi tugas Keperawatan Anak 1, serta untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal sesuai potensi yang dimilikinya.

 Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan:


1. Dilakukan Di TK Permata Hati Kids School Delanggu
Kegiatan awal yang dilakukan adalah koordinasi dengan Kepala Sekolah
dan Guru Pendamping untuk mencari info siswa yang ada di TK. Terdapat
51 siswa. Kegiatan ini dibantu oleh Guru Sekolah dalam memberikan
informasi awal kepada responden untuk bisa mengikuti
kegiatanPengukuran Tumbuh Kembang Anak.
2. Penentuan Waktu Praktek
Waktu Praktek Tumbuh Kembang Anak ditentukan oleh kedua belah
pihak antara mahasiswa dan pihak sekolah. Tentunya diharapkan waktu
yang telah ditetapkan tersebut, siswa maupun orangtua/wali dapat
meluangkan waktu untuk kegiatan tersebut.
3. Pengukuran Tumbuh Kembang dimulai dari Berat Badan dan Tinggi
Badan, Tes Daya Dengar, Tes Daya Lihat, Kuesioner Pra Skrinning

16
Perkembangan (KSPP), Deteksi Dini Penyimpangan Perilaku Emosional,
serta Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas.
4. Pendidikan Kesehatan kepada Orangtua/Wali siswa TK Permata Hati Kids
School Delanggu, Klaten dengan daring menggunakan zoom tentang
Deteksi Pertumbuhan dan Perkembangan anak yang telah dilakukan secara
langsung kepada siswa
3. Anggaran Biaya

Material Jumlah Harga Satuan Total

Snack Siswa 55 Rp 5000 Rp 275.000

Snack Guru dan 22 Rp 8.000 Rp.193.000


Mahasiswa
Aqua Gelas Mini Rp 17.000

Kenang-kenangan 1 Rp 50.000 Rp 50.000

Banner 1 Rp 70.000

Hadiah Doorprize Rp 100.000 Rp 100.000

Print Fotocopy Rp 310.000

Total Pengeluaran Rp 998.000

Pemasukan Dana Rp 840.000


Iuran
permahasiswa Rp
70.000

Kekurangan Dana Rp 158.000

17
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah yang serius bagi negara
maju maupun berkembang di dunia. Pertumbuhan dapat dilihat dari berat badan, tinggi
badan, dan lingkar kepala, sedangkan perkembangan dapat dilihat dari kemampuan
motorik, sosial dan emosional, kemampuan berbahasa serta kemampuan kognitif. Pada
dasarnya, setiap anak akan melewati proses tumbuh kembang sesuai dengan tahapan
usianya, akan tetapi banyak faktor yang memengaruhinya.
Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) adalah kegiatan/
pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada
balita dan anak prasekolah. Dengan ditemukannya penyimpangan/masalah tumbuh
kembang anak,maka intervensi mudah dilakukan. Bila penyimpangan terlambat
diketahui, maka intervensi akan lebih sulit dan hal akan berpengaruh pada tumbuh
kembang anak:
Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran antropometri meliputi
pengukuran BB,TB. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dilakukan disemua tingkat
pelayanan, Deteksi Dini Penyimpanyan Perkembangan Anak menggunakan Kuesioner
Pra Skrining Perkembangan ( KPSP ).Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak
dilakukan saat dengan melakukan pemeriksaan perkembanngan anak menggunakan
kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP) .
Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan perkembanagan anak meliputi
gangguan pertumbuhan fisik Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan
pertumbuhan diatas normal dan gangguan pertumbuhan dibawah normal, perkembangan
motoric perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah
satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot atau penyakit
neuromuscular titik anak dengan kerbau dapat mengalami keterbatasan perkembangan
motorik sebagai akibat spasi citas Poma athetosis, ataksia atau hipotonia, Bahasa
kemampuan bahasa merupakan kombinasi seluruh sistem perkembangan anak titik
kemampuan berbahasa melibatkan kemampuan motorik faktor psikologis, emosi, dan
perilaku Selama tahap perkembangan, anak juga dapat mengalami Berbagai gangguan
yang terkait dengan psikiatri.
Orangtua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas
rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu Menurut
Anwar dan Ahmad , peran orangtua dalam pendidikan anak usia dini yaitu Orangtua
sebagai guru pertama dan utama, Mengembangkan kreativitas anak, Meningkatkan
kemampuan otak anak; dan, Mengoptimalkan potensi anak.

18
Perawat sendiri merupakan salah satu anggota tim kesehatan yang bekerja dengan anak
dan orang tua. Beberapa peran penting seorang perawat, meliputi yaitu Sebagain
pendidik, Sebagai konselor, Melakukan koordinasi atau kolaborasi, Sebagai pembuat
keputusan etik.
B. Saran

19
DAFTAR PUSTAKA

Asiyah, S. Hardjito, K.Suwoyo. 2010. Efektifitas Metode Stimulasi Satu Jam Bersama Ibu
Terhadap Perkembangan Anak Usia 12-24 Bulan. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Vol.
1, no: 2, April 2010.
Ciptosantoso, Agus. 2011. Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan.http://balitakami.wordpress.com
Departemen Kesehatan 2006. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi Dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Dasar. Jakarta Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Dhamayanti, Meita. 2006. Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) Anak. Sari
Pediatri. Vol. 1, no: 1. Juni 2006: 9-15.
Kadi Fiva A, Gama Herry, Fadlyana Eddy. Et al. 2008. Kesetaraan Hasil Skrining Risiko
Penyimpangan Perkembangan Menurut Cara Kuesioner Praskrining. Bandung: Universitas
Padjadjaran.
Kamm, Kathi. Thelen, Esther. Jensen, Jody L. 1990. A Dynamical System Approach to
Motor Development. Newborn Stepping A Model for Developmental Motor Analyses. 1990. 70:
763-775.
Kisner, Carolyn. 2007. Therapeutic Exercise Foundations and Techniques. Definition of
Therapeutic Exercise. Philadelphia: F. A. Davis Company.
Maritalia, Dewi. 2009. Analisis Pelaksanaa Program Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita Dan Anak Pra Sekolah Di Puskesmas Kota Semarang
Tahun 2009. Semarang: Universitas Diponegoro.
Martiningsih Wiwin, Setijaningsih Triana, Winarni Sri, et al. 2008. Pengaruh Stimulasi
Terhadap Perkembangan Anak Sebagai Tindak Lanjut Ddtka Masal Pasca Pencatatan Rekor
Muri Di Kota Blitar. Jurnal Penelitian. Blitar: Poltekkes Depkes Malang.
Milestone. 2005. Eigth Month. Motor SkillMilestones. 2005: 1-6.Perkembangan (KPSP)
dan Denver II pada Anak Usia 12-14 Bulan dengan Berat Lahir Rendah. Sari Pediatri. Vol. 10,
no: 1, Juni 2008.
Adriana, Dian. Tumbuh Kembang dan Therapy Bermain pada Anak. Jakarta: Salemba Medik
Jurnal eL-Tarbawi Volume XII No.1, 2019
Jurnal pendidikan khusus Vol 5 No. 2 Nopember 2009
JurnalPotensia,PG-PAUDFKIPUNIB,Vol.2No.1.2017

20
21

Anda mungkin juga menyukai