: Diploma III kebidanan : Asuhan Kebidanan IV (Patologi) : 1. 2. 3. 4. 5. Definisi dan Klasifikasi Etiologi Perubahan patologis Peran bidan dalam pengkajian dan Asuhan dan penatalaksanaan
Terminal Objektif: Setelah mengikuti topik ini mahasiswa diharapkan mampu menguraikan tentang hipertensi dalam kehamilan Sumber Pustaka: 1. 2. Varney, Helen. At all. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume I. EGC : Jakarta. 2006. Hal: 604-07, 641-45 Saifudin, AB. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. JNPKKR (POGI)- YBP SARWONO PRAWIROHARDJO: Jakarta. 2002. Hal: M-33M-45 3. Myles. Buku Ajar Bidan. EGC: Jakarta. 2009. Hal 351363
Ayu Nurdiyan
Page 1
4.
Cunningham, F.Gary. At all. Obstetri. Edisi 22. Vol. 2. EGC: Jakarta. 2009. Hal. 1351-1363
Whiteboard Spidol Penghapus Hand out ISI METODA & ALAT BANTU Metoda : Ceramah, Tanya
WAKTU
30 menit
PENDAHULUAN
Membuka pertemuan Memperkenalkan diri menjadi issue pada saat sekarang, dan
Menceritakan fakta tentang kejadian yang jawab menghubungkan topik hari ini dengan Media : Whiteboard pertemuan sebelumnya.
Menyampaikan objektif perilaku siswa Menyampaikan Memotivasi struktur materi (Topik, Sub topik, dan referensi)
Spidol
siswa
tentang
pentingnya
teori ini ketika berhubungan langsung dengan pasien dan ketika di akhir akan diadakan kuis. METODA: Memberikan pretest
Ayu Nurdiyan
Page 2
Menyebutkan definisi dan klasifikasi hipertensi dalam kehamilan dengan benar. Menguraikan etiologi hipertensi dalam kehamilan dengan benar. Menjelaskan perubahan patologis pada hipertensi dalam kehamilan dengan benar
Menyebutkan peran bidan dalam pengkajian dan diagnosis dengan tepat. Menyebutkan 120 meni t asuhan dan penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan dengan tepat URAIAN MATERI: A. Definisi Gangguan kesehatan yang umum selama Metoda : kehamilan adalah tekanan darah tinggi Ceramah, (hipertensi). Muncul dengan berbagai cara, insiden Tanya ini berkisar anara 5 hingga 10 persen. Sejumlah jawab penelitian cara yang belum pasti dapat untuk mengidentifikasikan ataupun Whiteboar d dengan jelas etiologi tekanan darah tinggi, juga Media : memprediksi mengatasinya. hipertensi yang terjadi pada umumnya, tetapi mempunyai kaitan erat dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi baik pada janin maupun pada ibu. Komplikasi yang umum terjadi pada ibu adalah abrupsio plasenta, perdarahan otak, gagal hati dan gagal ginjal akut. Janin mempunyai resiko IUGR, prematur dan kematian. Klasifikasi dan tanda-tanda hipertensi dalam Kehamilan Hipertensi dalam kehamilan meliputi:
Ayu Nurdiyan Page 3
1.
Tidak ada protein uri Tekanan darah kembali normal < 12 minggu postpartum Mungkin memperlihatkan tandatanda preeklamsia, misalnya nyeri epigastrium dan trombositopenia
2.
Preeklamsia Preeklamsi adalah sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel. Tanda dan gejala: Kriteria ringan) Tekanan mmHg minggu Protein uri 300 mg / 24 jam atau +1 Peningkatan kepastian preklamsia (preeklamsia berat) Tekanan mmHg Protein uri 2,0 g / 24 kam atau darah 160/110 darah setelah 140/90 20 gestasi minumum (preeklamsia
Ayu Nurdiyan
Page 4
gangguan
serebrum
atau
penglihatan lainnya. Nyeri epigastrium menetap 3. Eklamsia Eklamsi adalah terjadinya kejang pada wanita dengan preeklamsiayang tidak disebabkan oleh hal lain. Tanda dan gejala: 4. Peningkatan tekanan darah yang drastis Berkurangnya aliran urine akibat vasospasme (oliguria) Peningkatan protein uri Koma dengan hipertensi kronik
Preeklamsia
(superimposed) Yaitu preeklamsi yang terjadi karena ibu sudah mengalami hipertensi sejak sebelum kehamilan (> 20 minggu) Diagnosis dapat diisyarakatkan oleh: Hipertensi (140/90 mmHg atau lebih) sebelum hamil Hipertensi (140/90 mmHg atau lebih) yang terdeteksi sebelum usia kehamilan 20 minggu Hipertensi yang menetap lama
Ayu Nurdiyan
Page 5
setelah melahirkan Tanda dan gejala: Peningkatan proteinuri (>0,3 9 / 24 jam atau > +1) Peningkatan tiba-tiba tekanan darah dari hipertensi yang sudah ada sebelumnya Coba sebutkan kembali ciri-ciri hipertensi gestasional dan preeklamsia berat! Hipertensi Gestasional: Tekanan darah 140/90 mmHg untuk
pertama
kali
selama
kehamilan Tidak ada protein uri Tekanan darah kembali normal < 12 minggu postpartum Mungkin memperlihatkan tandatanda preeklamsia, misalnya nyeri epigastrium dan trombositopenia Preeklamsia Berat: Tekanan darah 160/110 mmHg Protein uri 2,0 g / 24 kam atau + + Oliguria 400 mm per 24 jam Nyeri kepala menetap serebrum atau atau gangguan
Ayu Nurdiyan
Page 6
B. Etiologi Plasenta dianggap sebagai penyebab utama gangguan hipertensif dalam kehamilan karena setelah kelahiran, penyakit ini berkurang. Plasentasi abnormal merupakan penyebab awal dari terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Respon imun maternal memicu dilepaskannya satu factor atau lebih yang merusak sel endothelial. Sel ini berfungsi dalam mengatur transportasi kapiler, mengendalikan kontak lipid plasma, dan mengatur reaktivitas otot polos vascular sebagai respon terhadap stimulus. Kerusakan menyebabkan: Mengurangi Meningkatkan terhadap produksi prostasiklin dan nitrogen oksida senitivitas II veskular (zat yang angiotensin pada endothelial akan
mengendalikan tekanan darah dan ekresi garam dan air dalam tubuh) Mengaktifkan mekanisme koagulasi dan produksi tromboksan Meningkatkan dan produksi lipid peroksida antioksidan menurunkan produksi
yang disebut stress oksidatif Efek gabungan berbagai peristiwa ini akan menyebabkan tekanan thrombosis vasospame koagulasi dan peningkatan dan permeabilitas darah, serta abnormal,
peningkatan
Ayu Nurdiyan
Page 7
proteinuri, dan hipovolemia. C. Perubahan Patologis 1. Darah Protein plasma akan keluar dari pembuluh darah yang rusak edema yang menyebabkan dalam ruang penurunan tekanan koloid plasma dan peningkatan yang yang intraselular. Volume plasma intravaskular berkurang dan menyebabkan adanya hipovolemia hemokonsentrasi, dengan
diperlihatkan
peningkatan hematokrit. 2. Sistem Koagulasi Peningkatan menyebabkan intravaskular [DIC] trombosit penggunaan terjadinya trombosit koagulasi diseminata rendah, dan masa kadar menyebabkan trombositopenia dan hal ini
(disseminated intravascular coagulation) protrombin 3. Ginjal Hipertensi menyebabkan vasospasme arteriol aferens yang menurunkan aliran darah ke ginjal, sehingga menimbulkan hipoksia kapiler dan edema sel endothelial Kerusakan glomerolus. memanjang,
fibrinogen rendah.
Ayu Nurdiyan
Page 8
tersaring masuk ke dalam urine yang menyebabkan terjadinya proteinuria. 4. Hati Vasokontriksi dasar vascular hepatic akan menyebabkan menyebabkan hipoksia dan edema nyeri dalam hati, pembengkakan edema hati terjadinya epigastrium dan dapat mengakibatkan terjadinya perdarahan intravascular. 5. Otak Hipertensi yang disertai dengan disfungsi endothelial permeabilitas mengakibatkan ini ditandai serebral, barier edema meningkatkan darah-otak serebral terjadinya penglihatan yang dan sakit dan
mikrohemoragi. Secara klinis keadaan dengan kepala, konvulsi. 6. Unit fetoplasenta Dalam uterus, vasokontriksi akan menyebabkan menurunnya aliran darah uterus dan lesi vascular terjadi di dasar plasenta. Penurunan aliran darah ini akan mengakibatkan oksigen plasenta. menjadi yang berkurangnya berdifusi jumlah sel melalui gangguan
trofoblast ke dalam sirkulasi janin dalam Akibatnya iskemik jaringan terjadi plasenta restriksi dan
pertumbuhan janin.
Ayu Nurdiyan
Page 9
Salah yaitu
satu pada
perubahan unit
patologis
yang coba
terjadi karena hipertensi dalam kehamilan fetoplasenta, kembali saudara ceritakan bagaimana
menyebabkan menurunnya aliran darah uterus dan lesi vascular terjadi di dasar plasenta. Penurunan aliran darah ini akan mengakibatkan oksigen plasenta. menjadi yang berkurangnya berdifusi jumlah sel melalui
trofoblast ke dalam sirkulasi janin dalam Akibatnya iskemik jaringan terjadi plasenta restriksi dan
Diagnosis Pengkajian riwayat komprehensif pada pemeriksaan pertama akan mengidentifikasi: Keadaan social yang buruk atau kemiskinan yang dapat menghambat ibu dalam melakukan pemeriksaan rutin. Usia dan paritas ibu Adanya riwayat gangguan hipertensif dalam keluarga Riwayat preeklamsia terdahulu Adanya gangguan medis lain seperti:
Ayu Nurdiyan
Page 10
penyakit ginjal, diabetes, dan gangguan tromboebolisme. Dalam pemeriksaan fisik hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: Tekanan darah Urinalisis Edema dan berlebihan Adanya keluhan : sakit kepala, gangguan penglihatan, dan nyeri epigastrium. E. Asuhan dan Penatalaksanaan 1. Asuhan Antenatal Istirahat Ibu dianjurkan untuk beristirahat sebanyak mungkin Diet Suplemen kalsium berguna bagi ibu dengan hipertensi dalam kehamilan. Asupan vitamin C dan E dapat efektif dalam menurunkan stress oksidatif dan memperbaiki fungsi endothelial. Pemantauan urinalisis Tekanan darah dipantau setiap hari dan urine juga diperiksa setiap hari untuk melihat apakah terdapat proteinuri atau tidak. Pemeriksaan abdomen tekan darah dan peningkatan berat badan
Ayu Nurdiyan
Page 11
Adanya nyeri tekan harus dicatat karena adanya nyerii abdomen merupakan indikasi sindrom HELLP. Pengkajian janin Pengkajian janin dilakukan untuk menentukan kesejahteraan janin. 2. Asuhan Intrapartum Tanda-tanda vital Tekanan darah dikuru setiap 30 menit, pada preeklamsia setiap 1520 menit. Keseimbangan cairan Perhatikan keseimbangan cairan input dan output pada ibu dengan hipertensi dalam kehamilan karena control keseimbangan cairan yang buruk kelebihan pulmoner pernapasan. Kondisi janin Frekuensi denyut jantung janin harus dipantau dengan cermat dan setiap perubahan harus dicatat. 3. Asuhan Pascapartum Kondisi ibu harus terus dipantau setidaknya setiap 4 jam selama 24 jam dapat dan mengakibatkan edema distress sindrom sirkulasi,
Ayu Nurdiyan
Page 12
setelah melahirkan karena masih terdapat kemungkinan terjadinya eklamsia. PENATALAKSANAAN 1. Hipertensi Gestasional Pantau tekanan darah, urin, dan kondisi janin setiap minggu Jika tekanan darah meningkat, tanganin sebagai preklamsia ringan Jika kondisi janin memburuk rawat untuk penilaian kesehatan janin Jika tekanan darah stabil bayi dapat dilahirkan secara normal. 2. Preklamsia Ringan Kehamilan < 37 minggu Jika belum ada perbaikan, lakukan penilaian 2 x seminggy secara rawat jalan: Pantau tekanan darah, urin, refleks dan kondisi janin Konseling tentang tanda preklamsia bera dan eklamsia Lebih banyak istirahat Diet biasa Tidak perlu diberi obat-obatan
Jika tidak ada tanda perbaikan, rawat dan lanjutkan penanganan dan observasi kesehatan janin. Jika proteinuri meningkat tanganin
Ayu Nurdiyan
Page 13
3. Preklamsia Berat dan Eklamsia Penanganan Kejang Beri antikonvulsan Perlengkapan penangan kejang (jalan napas, masker, oksigen) Beri oksigen 4-6 liter per menit Lindungi pasien dari kemungkinan trauma Baringkan pasien pada sisi kiri
Penangaan Umum Jika diastol > 110 mmhg berikan terapi antihipertensi Pasang infus dengan jarum besar (16 gauge atau lebih) Ukur keseimbangan cairan Kateterisasi urin untuk memantau pengeluaran urin Jika urin < 30 ml per jam hentikan antikonvulsan dan berikan cairan i.v (NaCl 0,9% atau RL 1 liter per 8 jam) Jangan tinggalkan pasien sendirian Observasi tanda vital
Ayu Nurdiyan
Page 14
Antikonvulsan Magnesium sulfat merupakan obat pilihan untuk mencegah dan mengatasi kejang pada preeklamsia berat dan eklamsia. Dosis awal
-
MgSO4 4 g iv sebagai larutan 40% selama 5 menit Lanjutkan dengan pemberian 10 dan g larutan kanan MgSO4 50%. secara I.M Masing-masing 5 g bokong kiri tambahkan 1 ml lingnokain 2% pada spuit yang sama.
Jika kejang berulang setelah 15 menit berikan MgSO4 2 g I.V selama 5 menit.
Dosis pemeliharaan
-
MgSO4 1-2 g per jam per infus, 15 tetes per menit. Lanjutkan sampai 24 jam setelah persalinan
Sebelum pemberian periksa: Pernapasan 16x / menit Refleks patella (+) Urin minimal 30 ml per jam dalam 4 jam terakhir
Ayu Nurdiyan
Page 15
Refleks patella (-) Urin < 30 ml per jam dalam 4 jam terakhir
Siapkan antidotum Jika terjadi henti napas berikan 10%) I.V lakukan dalam vantilasi larutan
kalsium glukonat 1 g (20 ml perlahan-lahan pernapasan dimulai. Antihipertensi Jika tekanan diastolik 110mmHg atau lebih berikan obat antihipertensi. Berikan hidralazin 5 mg I.V pelanpelan jam Jika setiap jika 5 menit atau tidak 10 mg sampai berikan tersedia I.V, jika tekanan darah turun. Ulangi setiap perlu hidralazin 12.5 mg I.M setiap 2 jam. hidralazin Labetolol berikan: diastolik tetap > 110 mmHg berikan 20 mg I.V. Atau setalah Rujuk nifedipin Jika 10 5 tidak menit mg baik beri sublingual. sampai
Ayu Nurdiyan
Page 16
Untuk kejadian preeklamsia berat dan eklamsi persalinan ditangani bahkan dengan dengan induksi S.C oleh
karena itu bidan harus segera merujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap jika sudah ringan. 4. Hipertensi Kronik Anjurkan istirahat yang banyak Pantau tekanan darah Pantau kondisi janin Jika tidak ada komplikasi tunggu sampai aterm Jika djj < 100 / menit atau > 180 / menit tangani gawat janin Uraikan kembali cara pemberian MgSO4 secara singkat! Dosis awal MgSO4 4 g iv sebagai larutan 40% selama 5 menit
-
dideteksi
adanya
preeklamsia
Lanjutkan bokong
dengan dan
pemberian kanan
10
g I.M
larutan MgSO4 50%. Masing-masing 5 g kiri secara tambahkan 1 ml lingnokain 2% pada spuit yang sama.
-
Jika kejang berulang setelah 15 menit berikan MgSO4 2 g I.V selama 5 menit.
Dosis pemeliharaan
-
Ayu Nurdiyan
Page 17
per menit. Lanjutkan sampai 24 jam setelah persalinan Sebelum pemberian periksa: Pernapasan 16x / menit Refleks patella (+) Urin minimal 30 ml per jam dalam 4 jam terakhir Berhentikan pemberian jika: Pernapasan < 16x / menit Refleks patella (-) Urin < 30 ml per jam dalam 4 jam terakhir Siapkan antidotum Jika terjadi henti napas lakukan vantilasi berikan kalsium glukonat 1 g (20 ml dalam larutan 10%) I.V perlahanlahan sampai pernapasan dimulai.
Ayu Nurdiyan
Page 18
10 Meni t
KESIMPULAN Metode: 1. Hipertensi gestasional Tanda dan gejala: Tekanan darah 140/90 mmHg untuk pertama kali selama kehamilan Tidak ada protein uri Tekanan darah kembali normal < 12 minggu postpartum Mungkin memperlihatkan tandatanda preeklamsia, misalnya nyeri epigastrium dan trombositopenia 2. Preeklamsia Tanda dan gejala: Kriteria ringan) Tekanan mmHg minggu Protein uri 300 mg / 24 jam atau +1 Peningkatan kepastian preklamsia (preeklamsia berat) Tekanan mmHg
Protein uri 2,0 g / 24 kam atau
(preeklamsia 140/90 20
gestasi
darah
160/110
++
Ayu Nurdiyan
Page 19
Oliguria 400 mm per 24 jam Nyeri kepala menetap atau gangguan serebrum atau penglihatan lainnya. Nyeri epigastrium menetap 3. Eklamsia Tanda dan gejala: Peningkatan tekanan darah yang drastis Berkurangnya aliran urine akibat vasospasme (oliguria) Peningkatan proten uri Koma
4. Preeklamsia dengan hipertensi kronik (superimposed) Tanda dan gejala: Peningkatan proteinuri (>0,3 9 / 24 jam atau > +1) Peningkatan tiba-tiba tekanan darah dari hipertensi yang sudah ada sebelumnya 5. Peran bidan dalam pengkajian dan diagnosis Pengkajian riwayat kesehatan yang komprehensif pada pemeriksaan
Ayu Nurdiyan
Page 20
ibu dalam melakukan pemeriksaan rutin. Usia dan paritas ibu Adanya riwayat gangguan
hipertensif dalam keluarga Riwayat preeklamsia terdahulu Adanya gangguan medis lain
seperti: penyakit ginjal, diabetes, dan gangguan tromboebolisme. Dalam pemeriksaan fisik hal-hal yang harus berikut: Tekanan darah Urinalisis Edema dan peningkatan berat diperhatikan adalah sebagai
badan berlebihan Adanya keluhan : sakit kepala, penglihatan, dan nyeri gangguan
epigastrium. 6. Asuhan dan penanganan. Asuhan Antenatal 20 meni Istirahat Diet Pemantauan urinalisis Pemeriksaan abdomen Pengkajian janin tekan darah dan
Asuhan Intrapartum
Ayu Nurdiyan
Page 21
Asuhan Pascapartum Kondisi setelah terdapat eklamsia. ibu harus terus karena dipantau masih
EVALUASI Jawab pertanyaan berikut dengan memilih jawaban yang paling benar. 1. Yang merupakan tanda dari preeklamsi ringan adalah: a. Tekanan darah diastolic 90 mmHg b. Tekanan darah sistolik < 140 mmHg c. Proteinuria ++ d. Tekanan darah diastolic 110 mmHg e. Kejang
2.
Jika
ditemukan
hipertensi
pada
usia
kehamilan sebelum usia 20 minggu gestasi dan disertai adanya protein uri disebut: a. Hipertensi gestasional b. Hipertensi kronik c. Preeklamsia d. Preeklamsia dengan hipertensi kronik
Ayu Nurdiyan
Page 22
e. Eklamsia
3.
Salah satu yang menyebabkan terjadinya hipertensi dalam kehamilan adalah kecuali: a. Plasentasi abnormal b. Kerusakan endothelium c. Nyeri epigastrium d. Diabetes e. Trombofilia
4. Hipertensi dalam kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan patologis pada beberapa organ, salah satunya yaitu pada ginjal yaitu terjadinya protein uri. Apakah yang menyebabkan terjadinya protein uri tersebut: a. Hipoksia b. Hipovolemia c. Hemokonsentrasi d. Kerusakan edema hati e. Kerusakan endothelium glomerolus
5.
Penanganan harus
kejang
adalah dalam
dengan
memberikan antikonvulsan, dibawah ini yang diperhatikan penghentian pemberian MgSO4 adalah kecuali: a. Jumlah urin b.Tekanan darah c. Refleks patella d. Pernapasan e. Tersedianya antidotum
Ayu Nurdiyan
Page 23
60 meni t
2.
PENUTUP 1. Menyampaikan Menganjurkan ketercapaian mahasiswa untuk tujuan lebih pembelajaran hari ini memperdalam lagi materi 3. 4. Menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Mengucapkan salam.
Ayu Nurdiyan
Page 24