A. Pengertian
Antenatal Care
Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil
secara berkala untuk menjaga keselamatan ibu dan janin (Saifuddin, 2006).
Pemeriksaan ANC adalah suatu program terencana berupa observasi, edukasi dan
penanganan medik pada ibu hamil, guna memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan
yang aman dan memuaskan (Wibowo, 2007).
Dari definisi- definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ANC atau pemeriksaan
kehamilan adalah pelayanan yang diberikan kepada wanita hamil dengan melakukan
pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik
ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan air susu ibu
(ASI) dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
Preeklampsia
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan oedema akibat
kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, oedema dan proteinuria
yang timbul karena.
Pre eklampsia adalah suatu sindrom klinik dalam kehamilan Urobie (usia kehamilan
> 20 minggu dan atau berat janin 500 gram) ditandai dengan hipertensi, proteinuria dan
oedema. Gejala ini dapat timbul sebelum kehamilan urobie pada penyakit tropobiasit.
B. Etiologi Preeklampsia
Apa yang menjadi penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui, ada
pendapat yeng menerangkan penyebab yang sering terjadi yaitu :
1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primgraviditas, kehamilan ganda, hidramnion dan
molahidatidosa.
2. Bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan
3. Dapat terjadi perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dan uterus.
4. Timbulnya hipertensi, edema proteinuria, kejang dan koma. Oleh karena itu tidak ada
karakteristik tertentu yang mengidentifikasikan wanita yang akan mengalami pre
eklampsia, akan tetapi ada beberapa faktor resiko yaitu primigravida, grande multi,
kehamilan ganda dan penyakit ginjal.
C. Klasifikasi Preeklampsia
Preeklampsia riangan dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1. Preeklampsia ingan bila disertai dengan keadaan sebagai berikut :
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring telentang,
atau kenaikan sistdik 30 mmHg atau lebih cara pengukuran sekurang-urangnnya
pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
b. Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka : atau kehamilan berat badan 1 kg lebih
atau lebih perminggu.
c. Proteinuria kwantitatif 0,3 gram atau lebih perliter : kwalitatif 1 + atau 2 + pada urun
kater atau midstream.
2. Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :
a. Tekanan darah 16/110 mmHg atau lebih
b. Proteinuria 5 gram atau lebih perliter
c. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500cc per 24 jam
d. Adanya gangguian serbral, gangguan visus, dan rasa nyeri di pigastrium.
e. Terdapat edema paru dan sisanosis
D. Tujuan ANC
Pelayanan ANC dikemukakan beberapa tujuan antara lain :
a. Memantau kondisi kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial, ibu dan bayi.
c. Menganalisa secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama kehamilan termasuk riwayat penyakit secara umum yaitu pembedahan dan
kebidanan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar tumbuh dan
berkembang secara normal.
g. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, nifas dan
aspek keluarga berencana.
h. Menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal perinatal (Sarwono, 2002).
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu
sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya. Kebijakan
teknis 14 pelayanan pemeriksaan kehamilan menurut Saifuddin, 2006, secara keseluruhan
meliputi komponen- komponen sebagai berikut :
a. Mengupayakan kehamilan yang sehat.
b. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila
diperlukan.
c. Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
d. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi
komplikasi.
E. Patofiologi Preeklampsia
Perubahan pada tekanan darah disebabkan spasmus pembuluh darah yang disertai
dengan retensi garam dan air, bila spesmus pembuluh darah ditemukan diseluruh tubuh,
maka tekanan darah yang meningkat merupakan usaha untuk mengatasi tekanan periver agar
kebutuhan oksigen dalam jaringan dapat dicakup.
Kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan cairan yang
berlebihan dalam ruang intresititial belum diketahui sebabnya. Perubahan yang terjadi pada
ginjal disebabkan oleh aliran darah keginjal menurun, menyebabkan filtrasi glomerulus
berkurang sehingga menyebabkan diuresis turun dan pada kehamilan lanjut dapat terjadi
diguria atau anuria.
suatu keadaan hiperdinamika dimana temuan khas hipertensi dan proteinuria
merupakan akibat hiperfusi ginjal untuk mengendalikan sejumlah besar darah yang berfungs
diginjal, timbul reaksi vasospasme ginjal sebagai suatu mekanime protektif, sehingga akan
mengakibatkan keluhan nyeri kepala dan gangguan pengelihatan atau perubahan mental serta
tingkat kesadaran yang akan menjadi eklamspsia.
Patofisiologi pre eklapmsia setidaknya berkaitan pada perubahan fisiologi pada
kehamian. Hl yang dapat melatarbelakangi ibu hamil mengenai preeklampsia ringan adalah :
1. Faktor fisik
Ibu :
a. Primigravida, mekanisme kejadiannya tidak diketahui, namun kejadiannya
preeklampsia ringan pada ibu primigravida mencapai 85% (Cunningham, 2005 :
630).
b. Ancmalia rahim yang menyebabkan gangguan perfusi plasenta sehingga perfusi
plasenta menurunkan dan mengakibatkan aktivitas sel endometrium kemudian
menyebabkan aktivitas orang perfusi.
Bayi :
Dengan terjadinya janin besar dan gemelli dapat menyebabkan gangguan dalam adaptasi
fisiologi pada kehamilan normal. Hal ini dapat menyebabkan vasospasme yang merupakan
sebagian mekanisme dasar tanda gejala yang menyertai pre eklampsia.
G. Manifestasi Klinik
1. Tanda Presumtif
Supresi menstruasi
Nausea, vomiting, morning sickness.
Sering miksi
Mammae bengkak terasa penuh
Quickening (gerakan pertama kali yang dirasakan oleh ibu)
Chadwicks ( + )
Pigmen pada kulit
2. Tanda Mungkin
Pembesaran abdomen
Tanda hegar
Ballotemen ( + )
Perubahan pada serviks
Braxton Hicks
Tes kehamilan
3. Tanda Pasti
Bunyi DJJ, Nadi 120 – 180
Pergerakan fetal
USG – hasil
Ro – ada skeletal
I. Penatalaksanaan Preeklampsia
1. Di puskesmas
a. Banyak istirahat
b. Diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
c. Sedativa ringan : tablet phenobarbital 3x30 mg atau diazepam 3x2 m per oral
selama 7 hari
d. Roborantia
e. Kunjungan ulang setiap 1 minggu
f. Pemeriksaan laboratorium : Hemoglobin, hemotrokit, trombosit, urine lengkap,
asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal.
2. Rawat Inap
a. Setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan adanya perbaikan dari
gejala-gejala pre eklampsia
b. Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturut-turut (2
minggu)
c. Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklampsia berat.
1) Bila setelah 1 minggu perawatan diatas tidak ada perbaikan maka preeklampsia
ringan dianggap sebagai preeklampsia berat.
2) Bila ada perawatan dirumah sakit sudah ada perbaikan penderita tetap dirawat
selama 2 hari lagi baru lalu dipulangkan. Perawatan lalu disesuaikan dengan
perawatan rawat.
3) Bila dalam perawatan di rumah sakit sudah ada perbaikan sebelum 1 minggu dan
kehanilan masih pre etrm maka teta lalu disesuaikan dengan perawatan rawat.
Perawatan obesitas pasien preeklampsia ringan :
1. Kehamilan pre aterm (kurang 37 minggu)
a. Bila desakan darah mencapai normotensif selama perawatan persalinan di
tunggu sampai aterm.
b. Bila desakan darah turun tetapi belum mencapai normotensif selama perawatan
maka kehamilannya dapat di akhiri pada umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
2. Kehamilan aterm
Persalinan ditunggu sampai terjadi obset persalinan atau di pertimbangankan untuk
melakukan persalinan pada taksiran tanggal persalinan.
3. Cara persalinan
Persalinan dapat dilakukan secara spontan. Bila perlu memperpendek kala II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Riwayat Keperawatan
1. Aktivitas atau istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah dari pada normal ( 8 – 12 minggu), kembali pada
tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan teakhir. Denyut nadi dmeningkat 10
– 15 cm. murmur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan
volume, varises, sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada
trimester terakhir).
2. Integritas ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan frekuensi perkemihan,
urinalisis, peningkatan berat jenis, hemoroid
4. Makanan/cairan
Mual dan muntah terutam apada trimester pertama : nyeri ulu hati umum terjadi,
penambahan BB 2 - 4 kg trimester pertama.
5. Nyeri/ketidaknyamanan
Kramkaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi Braxton hicks terlihat
setelah 28 minggu, nyeri punggung.
6. Pernapasan
Hidung tersumbat, mukosa lebih kental daripada normal, frekuensi pernapasan dapat
meningkat relative terhadap ukuran/tinggi uterus, pernapasan torakal.
7. Keamanan
Suhu 98 – 99,6 F (36,1 – 37,6 C), irama jantung janin terdengar dengan daptone
(mulai 10 – 12 minggu) atau fetoskop ( 17 – 20 minggu), gerakan janin terasa pada
pemeriksaan setelah 20 minggu, sensasi gerakan janin pada abdomen diantara 16 – 20
minggu, ballottement ada pada bukan keempat dan kelima.
8. Seksualitas
Penghentian menstruasi, perubahan respon/aktivitas seksual, leukarea mungkin ada,
peningkatan progresif pada ukuran uterus, perubahan payudara : pembesaran jaringan
adipose, peningkatan vaskularitas, lunak bila di palpasi, kolostrum dapat setelah 12
minggu, perubahan pigmentasi : kloasma, linea nigra, striae gravidarum, tanda-tanda
goodell, hegar, Chadwick positif.
9. Interaksi Sosial
Bingung/meragukan perubahan yang ada di antisipasi, tahap maturasi/perkembangan
bervariasi tapi dapat mundur dengan stressor kehamilan. Respons anggota keluarga
lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung sampai disfungsional.
10. Penyuluhan/pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada usia,
tingkat pengetahuan, pengalaman, keinginan terhadap anak, stabilitas ekonomik.
B. Pemeriksaan Diagnostik
1. Golongan darah
2. ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko terhadap inkompatibilitas
3. Usap vagina/rectal
Tes untuk neisseria gonorrhoea, chlamydia
4. Tes serologi
Menentukan adanya sifilis, penyakit hubungan kelamin.
5. Skrining
Terhadap HIV, hepatitis, tuberkulosis
6. Titer rubella
> a : ad menunjukkan imunitas
7. Papanicoloan Smear
Mengidentifikasi neoplasia, herpeks simplex tipe II
8. Urinalisis
Skrin untuk kondisi medis (mis : pemastian kehamilan, infeksi, diabetes, penyakit
ginjal).
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
1. Ansietas b/d adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi, ancaman pada konsep
diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup,
kurang informasi.
Tujuan :
Kecemasan berkurang/hilang
Intervensi :
a. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan
R/ mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan menentukan arah dan
kemungkinan pilihan / intervensi.
b. Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko yang dalam
reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.
R/ dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan ketidaktahuan dan membantu
keluarga mengenai stress, membuat keputusan, dan beradaptasi secara positif
terhadap pilihan.
c. Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus.
R/ kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji pemecahan situasi. Tingkat
kecemasan biasanya lebih tinggi pada pasangan yang telah melahirkan anak
dengan penyimpangan kromosom.
d. Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis.
R/ dapat menghilangkan kecemasan/ depresi pada pasangan.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan napsu makan, mual/muntah, tidak
mengenal peningkatan kebutuhan metabolic.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Intervensi :
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut, kuku dan kulit
R/ kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan
sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan
b. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan suplemen
vitaminzat besi setiap hari.
R/ Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang
c. Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat
motivasi untuk makanannya.
R/ memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin dibiasakan pada
kebutuhan psikologis, fenomena budaya, respon terhadap lapar, dan atau respon
tubuh terhadap kebutuhan nutrisi.
d. Timbang BB klien. berikan informasi tentang penambahan prenatal yang
optimum.
R/ ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal dan atau dibawah berat
badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi pertumbuhan
intrauterine (IUGR) pada janin dengan BBLR.
e. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
R/ mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative pada status nutrisi
prenatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.
6. Gangguan pola tidur b/d stress psikologik, perubahan pola tingkat aktivitas, sesak.
Tujuan :
Pola tidur teratur.
Intervensi :
a. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan,
teruskan pola tidur saat ini.
R/ membantu mengidentifikasi kebutuhan menetapkan pola tidur yang berbeda
waktu tidur malam dan tidur siang lebih dini.
b. Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur, anjurkan alat
Bantu untuk tidur seperti teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan
penurunan aktivitas tepat sebelum beristirahat.
R/ ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan
aktivitas janin dapat mempersulit tidur.
c. Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan tidur pada posisi
semi fowler.
R/ pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ abdomen menekan
diafragma hingga membatasi ekspansi paru, penggunaan posisi semi fowler
memungkinkan diafragma menueun, membantu mengembangkan ekspansi paru
dengan optimal.
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta
Saifudin, Abdul Bari dkk 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
prawirohardjo. Jakarta.
Sukarni, dkk. 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Nuha Medika : Yogyakarta
http://bangiwell.blogspot.com/2012/05/asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-dengan.html