Anda di halaman 1dari 13

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan dan Asuhan keperawatan pada klien Ny. S dengan kasus Pemasangan Alat
Kontrasepsi/KB di Puskesmas Dau, dan telah diperiksa dan disetujui oleh

Malang, November 2017

Mahasiswa

(Sa’adatus salamah)
NIM. 1501470043

Mengetahui,

Pembimbing Institusi
LAPORAN PENDAHULUAN
KONTRASEPSI/ KB

A. Definisi
Keluarga berencana adalah cara merencanakan keluarga: kapan ingin mendapatkan anak dan
berapa jumlah anak. (Burn, 2011)

B. Manfaat KB
1. Jumlah anak yang sedikit berarti lebih banyak makanan bagi setiap anak.
2. Ibu dan anak akan lebih sehat, karena kehamilan yang penuh resiko akan dihindari.
3. Jumlah anak yang sedikit berarti lebih banyak waktu bagi keluarga.
4. Menunggu kehamilan bisa memberi kesempatan kepada wanita muda dan pria untuk
menuelesaikan pendidikan.
5. Membantu menikmati hubungan suami istri, dan mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan.

C. Memilih Cara KB
1. Cara hambatan yang menghambat kehamilan dengan cara menghambat bertemunya sel
terlur wanita dengan sperma pria.
2. Cara hormonal yang menunda kehamilan dengan cara mencegah indung telur untuk
melepaskan sel telur, membuat sel sperma sukar untuk bertemu sel telur, dan menjaga agar
dinding rahim tidak bisa menjadi lahan kehamilan
3. IUD yaitu alat dalam rahim yang menghambat pembuahan sel sperma dengan sel telur.
4. Cara alami yang membantu wanita untuk mengetahui kapan waktu yang subur, sehingga dia
tidak melakukan hubungan intim pada waktu tersebut.
5. Cara permanen ini merupakan tidakan operasi yang menghentikan kesempatan bagi pria dan
wanita bisa mempunyai anak.

D. Jenis-jenis KB:
1. Kondom
a. Kondom Pria
Kondom adalah sarung karet yang dipakai pada alat kemaluan pria selama melakukan
hubungan seksual.
Cara menggunakan kondom:
1) Bila seorang pria tidak disunat tarik selaput kulit kepala penis ke belakang. Kemudian
masukan ujung penis kedalam mulut kondom dan masukan sampai ke ujung akhir
penis yang keras.
2) Dengan terus memencet ujung penis, buka gulungan kondom sampai semua kondom
bisa meliputi semua permukaan penis. Bagian ujung kondom yang agak longgar akan
menampung cairan sperma. Bila ujung penis tidak berongga, kondom bisa pecah.
3) Setelah pria ejakulasi, maka dia sebaiknya memegang ujung dan pinggiran kondom
dan mengeluarkannya dari vagina sewaktu penis masih dalam keadaan tegang.
4) Tarik keluar kondom. Jangan sampai bocor sehingga cairan sperma keluar.
5) Bentuk ikatan pada pangkal kondom kemudian dibuang dengan cara dibakar atau
dikubur sehingga jauh dari kemungkinan permainan ank-anak atau binatang.
b. Kondom Wanita
Kondom wanita yang bisa pas divagina dan menutupi bibir luar bisa dimasukan ke dalam
vagina sebelum melakukan hubungan seksual. Kondom hanya digunakan sekali pakai,
karena akan mudah robek bila dicuci dan digunakan kembali. Kondom wanita merupakan
cara KB yang efektif bisa melindungi dari penularan PMS dan kehamilan serta berada
dibawah kendali wanita.
Cara memakai kondom wanita:
1) Buka bungkusan kondom cari cincin dalam yang berupa cincin yang bertutup.
2) Pencet cincin dalam tersebut dan pegang oleh jari-jari tangan.
3) Masukan cincin ke dalam lubang vagina
4) Dorong cincin sampai betul-betul masuk vagina. Sedangkan cincin luar tetap berada
diluar vagina.
5) Bila melakukan hubungan seksual masukan penis sampai masuk ke dalam cincin luar
tersebut.
6) Lepaskan segera kondom wanita setelah selesai berhubungan sebelum kita berdiri.
Plintir cincin luar kondom supaya cairan sperma masih tetap berada di dalam kondom.

2. Pil kombinasi (cara KB yang mengandung estrogen dan progestin)


Cara yang paling meyakinkan dalam mencegah kehamilan adalah pasangan wanitanya
menggunakan pil kontrasepsi. Terdapat beberapa jenis pil ini, tetapi masing-masing
mengandung hormone esterogen dan progesterone yang menghambat ovulasi. Agar benar-
benar efektif maka pil tersebut harus di minum dengan tepat sesuai petunjuk yang
tercantum.
Ada beberapa jenis pil kontrasepsi, antara lain :
a. Kontrasepsi Oral Kombinasi
Pil ini mengandung 30-50 µg estrogen dan antara 0,5-2 mg progesterone (noretisteron).
Kombinasi estrogen menekan ovulasi dan progesterone di tambahkan untuk
mengendalikan siklus menstruasi. Maksud pemberian pil ini adalah untuk mencegah
pematangan folikel de Graaf dan pembentukkan korpus luteum. Kombinasi-kombinasi
kontrasepsi ini juga:
1) Menyebabkan mucus serviks tidak dapat di tembus oleh sperma dan meningkatkan
kekentalannya (viskositasnya).
2) Mengurangi gerakan atau motilitas tuba falopi dengan cara mengurangi kerja
peristaltik sehingga sperma yang tetap hidup akan sangat mengalami kesulitan
bergerak sepanjang tuba falopi untuk sampai uterus.
Siklus menstruasi di tekan, tetapi withdrawal bleeding yang siklis tetap terjadi apabila pil
harian tersebut di ganti dengan placebo. Metode ini dapat di terima karena mengurangi
gangguan siklis dan secara estetik dapat di terima, karena metode ini tidak berhubungan
dengan masalah hubungan seksual.
Efek Samping
Walaupun demikian, metode ini mempunyai kerugian, mempunyai efek samping seperti :
 Efek karena kelebihan estrogen
Ada rasa mual, kadang di sertai muntah, diare dan rasa perut kembung. Selain itu
menyebabkan retensi cairan karena kurangnya pengeluaran air dan natrium. Retensi
cairan ini dapat menyebabkan bertambahnya berat badan. Oleh karena itu, pada
akseptor di anjurkan untuk kurangi konsumsi garam. Efek samping lainnya berupa
sakit kepala, nyeri pada mamae. Konsumsi pil yang cukup lama dengan dosis estrogen
yang tinggi dapat menyebabkan pembesaran mioma uteri, akan tetapi biasanya
pembesaran itu berhenti jika pemakaian pil di hentikan.
Rendahnya dosis estrogen dalam pil dapat mengakibatkan spotting dan withdrawal
bleeding dalam masa intermenstruum.
 Efek karena kelebihan progesterone
Karena hal ini dapat menyebabkan nafsu makan meningkat disertai bertambahnya
berat badan. Dapat menimbulkan jerawat dan alopesia karena efek androgenic dari
jenis progesterone yang di pakai dalam pil.
 Efek samping yang berat
Dapat terjadi trombo-emboli, trombo-emboli ini dapat terjadi apabila di dukung oleh
faktor-faktor predisposisi seperti merokok, hipertensi, diabetes mellitus dan obesitas.
 Menstruasi tidak teratur atau bercak-bercak. Pil kombinasi sering membuat datang
bulan lebih pendek dan lebih ringan.
Kontraindikasi
Tidak semua wanita dapat menggunakan pil kombinasi untuk kontrasepsi.
Kontraindikasinya antara lain :
 Kontraindikasi mutlak
- Tumor-tumor yang dipengaruhi estrogen
- Penyakit-penyakit hati yang aktif, baik akut maupun menahun
- Pernah mengalami trombo phlebitis, trombo-emboli, kelainan serebrovaskular
- Diabetes mellitus
- Kehamilan
 Kontraindikasi relatif
- Depresi
- Migraine
- Mioma uteri
- Hipertensi
- Oligomenorea dan amenorea

Kelebihan dan Kekurangan pil kombinasi


 Kelebihan
- Efektivitasnya dapat di percaya
- Frekuensi koitus tidak perlu di atur
- Siklus haid tidak teratur
- Keluhan dismenorea yang primer menjadi berkurang atau hilang sama sekali
 Kekurangan
- Pil harus di minum setiap hari
- Motivasi harus kuat
- Adanya efek samping walaupun efeknya sementara
- Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea yang persisten
- Harganya relative mahal

Cara pemakaian pil kombinasi:


Pil tersedia dalam paket berisi 21 atau 28 tablet. Bila memakai paket 28 tablet, minumlah
pil setiap hari selama sebulan. Segera setelah selesai 1 paket, mulailah dengan paket yang
baru dan seterusnya. Bila memakai paket 21 pil, minumlah pil setiap hari selama 21 hari,
kemudian tunggu 7 hari sebelum mulai dengan paket yang baru. Datang bulan akan
terjadi pada hari-hari dimana kita sedang berhenti minum pil. Tetapi mulai dengan paket
baru meskipun datang bulan belum datang. Pada kedua paket tersebut baik yang berisi 21
atau 28 pil, minumlah pil pertama pada hari pertama datang bulan. Dengan cara ini kita
akan terlindungi dengan segera. Bila diminum setelah hari pertama, kita bisa mulai pada
tanggal-tanggal selama 7 hari pertama datang bulan. Tetapi kita tidak akan terlindungi
dengan segera, sehingga pada dua minggu pertama kita minum pil, sebaiknya kita juga
memakai cara KB yang lain atau tidak melakukan hubungan seksual. Kita harus minum
pil setiap hari, meskipun kita tidak melakukan hubungan intim setiap hari. Cobalah
memakai pil pada waktu yang sama setiap hari mungkin akan membantu bila kita selalu
mulai minum pil dari paket terbaru pada hari yang sama.
Bila kita lupa minum pil kita bisa hamil
Bila kita lupa minum satu pil begitu ingat, minumlah segera satu pil. Kemudian
minumlah pil selanjutnya secara teratur seperti semula. Ini berarti bahwa kita harus
minum dua pil dalam satu hari.
Bila kita lupa minum dua pil secara berturut-turut, mulailah segera minum pil berikutnya.
Minumlah dua pil selama dua hari dan kemudian teruskan minum satu pil setiap hari
sampai habis. Gunakan kodom sampai kita telah minum pil selama tujuh hari selama
berturut-turut. Bila kita lupa minum tiga pil atau lebih, berhentilah minum pil dan
kemudian tunggu sampai datang bulan berikutnya. Gunakan kondom selama sisa siklus
bulanan. Kemudian mulai dengan paket yang baru.
Pil yang terlambat diminum atau lupa akan menyebabkan perdarahan sedikit, seperti
datang bulan yang ringan.
1. Pil Progesteron
Karena jenis pil ini tidak mengandung estrogen maka pil ini lebih aman bagi wanita
yang tidak cocok pil kombinasi dan bagi wanita timbul efek samping pada pemakaian
pil kombinasi. Pil ini juga lebih baik bagi ibu menyusui karena tidak mengandung zat
yang menyebabkan pengurangan produksi ASI. Penggunaan pil ini sangat efektif bagi
ibu-ibu menyusui.
Pada beberapa wanita pil ini menekan ovulasi secara sempurna. Pada beberapa wanita
yang lain folikel mengalaman pematangan secara normal, tetapi terjadi fase luteal
yang dipersingkat dan tidak terjadi produksi progesterone. Kerja kontrasepsi pil
progesterone saja terletak pada kerjanya pada mucus serviks dengan membuat mukus
ini lebih kental dan sulit dilewati sperma, dan dengan mengurangi kerja peristaltik
tuba falopi sehingga sperma yang tetap hidup sangat sulit atau tidak mungkin
mencapai uterus.
Efek samping yang umum terjadi:
 Perdarahan tidak teratur atau bercak-bercak
 Datang bulan terlambat
 Sering pusing
2. Pil sekuensial
Pil ini hanya mengandung estrogen di minum selama setengah pertama siklus
mentruasi dan kemudian selama setengah siklus yang kedua diberikan pil yang
mengandung baik estrogen maupun progesterone. Efek keseimbangan hormone ini
ialah penekanan ovulasi, dan karena kadar estrogen tinggi, maka juga akan menekan
laktasi apabila diberikan kepada pasien post natal. Sekuensial memberikan banyak
efek samping, yang meliputi bertambahnya berat badan, perubahan payudara, mual,
sakit kepala dan penurunan libido.
Secara umum ada beberapa komplikasi yang terjadi pada kontrasepsi oral, yaitu
mencakup sebagai berikut :
A – Abdominal pain, mengindikasikan masalah pada hepar atau kandung empedu.
C – Chest pain atau sesak napas, mengindikasikan adanya sumbatan pembuluh darah
pada paru atau jantung.
H – Headaches, disebabkan oleh gangguan kardiovaskular atau hipertensi.
E – Eye problem, mengindikasikan gangguan vascular atau hipertensi.
S – Severe leg pain, mengidikasikan proses trombo-emboli.
3. Implant
Implant terdiri dari 6 tabung kecil dan lunak yang ditempatkan dibawah kulit lengan.
Tabung ini mengandung hormon progestin dan bekerja seperti mini-pi. Mereka bisa
mencegah kehamilan selama 5 tahun. Merk dagang yang tersedia adalah Norplant.
Cara pemakaian implant :
Seorang petugas kesehatan yang terlatih membuat sayatan kecil di kulit lengan untuk
memasukan dan mengeluarkan implant. Ini biasanya dilakukan di klinik atau di
puskesmas.

4. KB Suntikan
Konrasepsi suntikan progestin yang pertama dikembangkan tahun 1953 oleh Karl
Junkmann. Tahun 1957 Junkmann dan kawan-kawan menemukan NET EN. Pada sata
yang sama Upjohn Company di Amerika Serikan menemukan DMPA yang berasal dari
hormon alamiah progesteron. NET EN merupakan suntikan progestin pertama yang pakai
sebagai kontrasepsi dan diberi nama dagang Noristerat. Percobaan-percobaan pertama dari
DMPA sebagai metode kontrasepsi dimulai pada tahun 1963, diikuti percobaan-percobaan
di lapangan pada tahun 1965. Pada tahun 1967 Upjohn Company meminta FDA US untuk
memasarkan DMPA sebagai kontrasepsi di Amerika Serikat. Pada saat itu telah diketahui
dengan jelas bahwa estrogen dalam kontrasepsi hormonal per-oral merupakan penyebab
munculnya efek samping. Seperti, mual, muntah, munculnya bekuan darah, sehingga
adanya metode kontrasepsi yang bebas esterogen seperti DMPA dan mini-pil merupakan
hal yag sangat menarik. Tetapi pada tahun 1970, penelitian-penelitian menunjukkan bahwa
progestin, termasuk DMPA, menyebabkan timbulan benjolan-benjolan pada payudara
binatang percobaan anjing beagle, sehingga menyebabkan timbulnya kewaspadaan dari
FDA. Pada bulan September 1974, FDA menyatakan keinginannya untuk menyetujui
DMPA sebagai suatu metode kontrasepsi tetapi hanya bagi wanita yang telah mengalami
kegagalan kontrasepsi dengan metode lain.
Tidak beberapa lama setelah itu, FDA kembali menangguhkan maksud nya tersebut,
setelah timbul pertanyaan paakah DMPA dapat meninggikan risiko karsinoma serviks.
Tahun 1975 dinyatakan tidak ada bukti-bukti tanda bertambahnya karsinoma serviks, dan
diusulkan kembali penggunaan DMPA untuk kalangan wanita yang terbatas. Tetapi pada
tahun 1978 FDA secara resmi menolak pemakaian DMPA sebagai suatu metode
kontrasepsi, dengan alasan :
1. Masalah timbulnya benjolan-benjolan pada payudara binatang anjing beagle yang
diberikan DMPA belum terpecahkan.
2. Adanya risiko potensial timbulnya cacad bawaan pada kasus kegagalan kontrasepsi.
3. Pemberian esterogen untuk menaggulangi perdarahan haid ireguler karena DMPA,
akan mengurangi keuntungan dari kontrasepsi berisi progestin saja.
4. Belum dapat ditunjukkan adanya kebutuhan yang mendesak dari pemakaian DMPA di
Amerika Serikat.

Disamping itu pihak-pihak yang menyetujui metode kontrasepsi suntikan juga


menyatakan bahwa :
a. Wanita mungkin tidak mengetahui obat apa yang disuntikkan kepadanya atau wanita
disuntik tanpa seizinnya (tanpa irformed consent).
b. Sebagai obat suntik berdaya kerja panjang, efeknya termasuk efek smaping utama
maupun yang minor tidk dapat segera dihentikan dengan jalan menghentikan
suntikannya. Baru pada bulan Oktober 1992 FDA menyetujui Depo Provera sebagai
kontrasepsi suntikan.
Kontrasepsi Suntikan (Injektables)
Salah satu tujuan utama dari penelitian kontrasepsi adalah untuk mengembangkan suatu
metode kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama), yang tidak membutuhkan
pemakaian setiap hari atau setiap akan bersanggama, tetapi tetap reversibel.
Dua kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang sekarang banyak dipakai adalah :
1. DMPA (Depot Medroxyprogesterone asetat) = Depo Provera
a. Dipakai di lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang lebih 20 tahun dan
smapai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira 5 juta wanita.
b. Diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg.
2. NET-EN (Norethindrone enanthate) = Noristerat
a. Dipakai lebih dari 40 negara, dengan jumlah akseptor kira-kira 1,5 juta wanita.
b. Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau sekali setiap 8 minggu
untuk 6 bulan pertama (= 3x suntikan pertama), kemudin selanjutnya sekali setiap
12 minggu.
Baik DMPA maupun NET EN sangat aktif dengan angka kegagalan untuk :
DMPA : < 1 per 100 wanita pertahun
NET EN : 2 per 100 wanita pertahun
Efek samping utama : gangguan pola haid. Sedangkan efek samping lain kecil sekali,
antara lain :
 Berat badan naik, antara 1-5 kg (DMPA).
 Sebagian besar wanita belum kembali fertilitasnya selama 4-5 bulan setelah menghentikan
suntikannya.
Penelitian-penelitian membuktikan bahwa sampai saat ini kontrasepsi suntikan tidak
menambah risiko terjadinya karsinoma seperti karsinoma payudara atau serviks,
progesteron, termasuk DMPA digunakan untuk mengobati karsinoma endometrium.

Farmakologi dari Kontrasepsi Suntikan


DMPA :
1. Tersedia dalam larutan mikrokristaline.
2. Setelah 1 minggu penyuntikan 150 mg, tercapai kadar puncak, lalu kadarnya tetap tinggi
untuk 2-3 bulan, selanjutnya menurun kembali.
3. Ovulasi mungkin sudah dapat timbul setelah 73 hari penyuntikan, tetapi umumnya ovulasi
baru timbul kembali setelah 4 bulan atau lebih.
4. Pada pemakaian jangka alama, tidak tejadi efek akumulatif dari DMPA dalam
darah/serum.
NET EN :
1. Merupakan suatu progestin yang berasal dari testosterone, dibuat dalam larutan minyak.
Larutan minyak tidak mempunyai ukuran partikel yang tetap dengan akibat pelepasan obat
dari tempat suntikan kedalam sirkulasi darah dapat sangat bervariasi.
2. Lebih cepat di metabolisir dan kembalinya kesuburan lebih cepat dibandingkan dengan
DMPA.
3. Setelah disuntikkan, NET EN harus di ubah menjadi norethindrone (NET) sebelum ia
menjadi aktif secara biologis.
4. Kadar puncak dalam serum tercapai dlam 7 hari setelah penyuntikan, kemudian menurun
secara tetap dan tidak ditemukan lagi dalam waktu 2,5 – 4 bulansetelah disuntikkan.

Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan


1. Primer: Mencegah ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH (LH surge). Respons
kelenjar hypofisis terhadap gonadotropin-releasing hormon eksogenous tidak berubah,
sehingga memberi kesan proses terjadi di hipothalamus daripada kelenjar di hypofisis. Ini
berbeda dengan POK, yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada
kelenjar hypofisis. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan hipo-estrogenik.
Pada pemakaian PDMA, endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan kelenjar-
kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi edematous. Pemakaian jangka panjang,
endometrium dapat menjadi sedemikian tipisnya, sehingga tidak dapat atau sedikit sekali
jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembali
menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA terakhir.
2. Sekunder:
a. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga dapat menjadi barier terhadap
spermatozoa
b. Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi dari ovum yang
telah dibuahi
c. Kemungkinan besar mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopii

Efektivitas Kontrasepsi Suntikan


a. Baik DMPA maupun NET EN sangat efektif sebagai metode kontrasepsi. Kurang dari 1
per 100 wanita akan mengalami kehamilan dalam 1 tahun pemakaian DMPA, dan 2 per
100 wanita per-tahun pemakaian NET EN
b. Kontrasepsi suntikan sama efektifnya seperti POK (Pil Oral Kombinasi), dan lebih
efektif daripada IUD
c. Dosis DMPA dengan daya kerja kontraseptif yang paling sering dipakai 150 mg setiap 3
bulan adalah dosis yang tinggi. Setelah suntikan DMPA, ovulasi tidak akan terjadi
untuk minimal 14 minggu. Sehingga terdapat periode “tenggang-waktu/ waktu
kelonggaran” (grace period) selam 2 minggu untuk akseptor DMPA yang disuntik
ulang setiap 3 bulan
d. Penelitian dalam skala kecilk akhir-akhir ini menemukan bahwa dosis lebih rendah dari
DMPA – 100 mg sekali setiap 3 bulan hampir sama efektifnya dngan suntikan 150 mg,
dengan angka kegagalan 0,44 per 100 wanita per tahun.
Sedangkan pemberian sekali setiap 6 bulan dengan dosis 250, 300, 400 atau 450 mg
DMPA umumnya menujukkan angka kegagalan yang sedikit lebih tinggi, 0-3,6
kehamilan per 100 wanita-per tahun.
e. NET EN 200 mg lebih efektif bila diberikan dalam jarak waktu yang lebih pendek.
Penyuntikan sekali setiap 8 minggu: angka kegagalan 0,4-1,8 per 100 wanita per 24
bulan. Penyuntikan sekali setiap 12 minggu angka kegagalan 6,6 per 100 wanita per 24
bulan
f. Masa kerja NET EN lebih singkat daripada DMPA, sehingga tidak terdapat “tenggang-
waktu”waktu-kelonggaran” (grace period) untuk akseptor NET EN yang terlambat
disuntik-ulang.

Menurut WHO pemakaian sekali setiap 8 minggu sedikit lebih efektif


dibandingkan sekali setiap 8 minggu selama 6 bulan yang disusul suntikan sekali setiap 12
minggu.

Kontra-Indikasi Suntikan
WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi suntikan pada:
- Kehamilan
- Ca Mammae
- Ca Traktus Genitalia
- Pendarahan Abnormal Uterus
Disamping itu WHO juga menganjurkan untuk:
- Mempertimbangkan kontra indikasi yang berlaku untuk POK
- Pada wanita dengan DM atau riwayat DM selama kehamilan, harus dilakukan follow
up dengan teliti, karena dari beberapa percobaan laboratorium, ditemukan bahwa
DMPA mempengaruhi metabolism karbohidrat.
Efek Samping Suntikan
- Gangguan haid; ini yang paling sering terjadi dan paling sering mengganggu.
a. Pola haid yang normal dapat berubah menjadi:
- Amenore
- Perdarahan ireguler
- Perdarahan bercak
- Perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang hilang
b. Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian
Perdarahan inter-menstrual dan perdarahan bercak berkurang dengan jalannya
waktu, sedangkan kejadian amenore bertambah besar.
c. Insidens yang tinggi dari amenore diduga berhubungan dengan atrofi endometrium.
Sedangkan sebab-sebab dari perdarahan ireguler masih belum jelas, dan tampaknya
tidak ada hubungan dengan perubahan dalam kadar hormone atau histologi
endometrium.
d. DMPA lebih sering menyebabkan perdarahan, perdarahan- bercak dan amenore
dibandingkan dengan NET EN, dan amenore pada DMPA tampaknya lebih sering
terjadi pada akseptor dengan berat badan tinggi
e. Bila terjadi amenore, berkurangnya darah haid sebenarnya memberikan efek yang
menguntungkan yakni berkurangnya insidens anemia
f. Untung bahwa perdarahan yang hebat, yang dapat membahayakan diri akseptor,
jarang terjadi.
- Berat badan yang bertambah
a. Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara < 1kg- 5
kg pada tahun pertama
b. Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena
bertambahnya lemak tubuh dan bukan karena retensi cairan tubuh
c. Hipotesa para ahli: DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan di
hypothalamus, yang menyebabkan ekseptor makan lebih banyak dari pada
biasanya.
- Sakit Kepala
Inseden sakit kepala adalah sama pada DMPA maupun NET EN dan terjadi pada
kurang dari 1-17% akseptor
- System kardiovaskular
a. Tampaknya hampir tidak ada efek pada tekanan darah atau system pembekuan
darah maupun system fibrinolitik. Tidak ditemukan bukti-bukti bahwa DMPA
maupun NET EN menambah resiko timbulnya bekuan darah atau gangguan
sirkulasi lain.
b. Perubahan dalam metabolism lemak, terutama penurunan HDL kolesterol, baik
pada DMPA maupun NET EN dicurigai dapat menambah besar resiko timbulnya
penyakit kardiovaskuler. HDL kolesterol rendah menyebabkan timbulnya
arterosklerosis. Sedangkan terhadap trigliserida dan kolesterol total tidak
ditemukan efek apapun dari kontrasepsi suntikan.

Jenis kontrasepsi berdasarkan waktu pemberian:


a. Kontrasepsi suntikan jangka panjang yang baru
WHO meneliti dua macam kontrasepsi suntikan yang baru, yang merupakan senyawa
ester berasal dari NET atau Levonorgestrel. Ester adalah kombinasi streroid dengan
suatu asam:
1) HRP002
Berisi levonorgestrel butanoate, dosis 20mg akan mencegah ovulasi untuk 3 bulan,
beredar tahun 1992
2) HRP011
Berisi levonorgestrel 3-oxime cyclopentyl carboxylate, yang secara kimiawi serupa
dengan progestin lain yaitu norgestimate. Senyawa tersebut kurang mengakibatkan
perubahan-perubahan endometrium. Dosis yang sedang diteliti 20, 40, dan 60 mg.
jangka penyuntikan 6 bulan beredar pada pertengahan dasawarsa 1990.

Keuntungan dari kontrasepsi suntikan senyawa ester ini lebih banyak dibandingkan
kontrasepsi suntikan yang sudah ada atau standar:
 Pelepasan hormon dari tempat suntikan berjalan hampir konstan, tanpa
pelepasan-awal yang tinggi seperti yang terjadi pada DMPA dan NET EN
 Diberikan dalam larutan mikrokristaline yang aqueous seperti yang dipakai
pada DMPA, sehingga pembuatannya lebih mudah dan biaya nya lebih murah.
b. Kontrasepsi suntikan sekali sebulan
Banyak digunakan di Negara-negara latin dan RRC terdiri dari kombinasi dari estrogen
dan progesteron.
Kontrasepsi sekali sebulan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
kontrasepsi biasa atau standar, yaitu:
1) Menimbulkan perdarahan teratur setiap bulan
2) Kurang menimbulkan perdarahan bercak atau perdarahan irregular lainnya
3) Kurang menimbulkan amenore
4) Efek samping lebih cepat menghilang setelah suntikan dihentikan
Adapun kekurangan dari kontrasepsi sekali sebulan adalah:
a. Penyuntikan lebih sering
b. Biaya keseluruhan lebih tinggi
c. Kemungkinan efek samping karena estrogen

Efek Non-Kontraseptif
Kontrasepsi suntikan juga mempunyai efek non-kontraseptif yang menguntungkan, yaitu:
a. DMPA telah diakui sebagai terapi untuk karsinoma endometrium (primer maupun
mestatik)
b. Pada wanita yang sedang menyusui, DMPA dapat menambah jumlah ASI
c. Kadar Hb sering bertambah, sehingga dapat menolong mencegah anemia, baik pada
DMPA maupu NET EN
d. Pada penderita penyakit sickle cell (suatu penyakit genetic di afrika), DMPA
mengurangi rasa sakit dan terdapat lebih sedikit sel darah merah abnormal.
e. DMPA juga memberi proteksi terhadap beberapa macam infeksi traktus genitalia/PID
f. DMPA juga mencegah vulvo-vaginal candidiasis
g. DMPA mengurangi resiko karsinoma ovarium dan karsinoma endometrium
h. DMPA diperbolehkan di Amerika Serikat untuk dipakai pada karsinoma ginjal (sebagai
pengobatan paliatif)
i. DMPA kadang-kadang digunakan untuk mengobati pubertas praecox
j. DMPA dalam dosis sangat tinggi digunakan untuk mengurangi kadar testosterone pada
pria dengan kelakuan seksual yang abnormal.

5. Alat dalam rahim IUD (IUCD, COPPER-T, SPIRAL)


IUD adalah sebuah alat yang kecil yang dimasukan ke dalam rahim oleh dokter atau
petugas kesehatan yang terlatih atau bidan. Setelah di rahim, IUD akan mencegah sel
sperma pria untuk bertemu dengan sel terlur wanita. IUD bisa tinggal di dalam rahim
sampai 10 tahun (tergantung pada jenis IUD) sebelum di lepas dan diganti. Sebuah IUD
dapat digunakan tanpa sepengatuhan pria (meskipun kadang-kadang pria dapat merasakan
benangnya).
Kontraindikasi:
- Hamil atau mungkin hamil.
- Dalam bahaya penularan PMS.
- Pernah menderita infeksi tuba atau rahim, atau infeksi setelah melahirkan atau setelah
keguguran.
- Pernah hamil diluar kandungan.
- Pernah mengalami perdarahan hebat dan rasa sakit selama datang bulan.
- Sangat anemik.
- Belum pernah hamil.
Efek samping:
Mengalami perdarahan ringan selama minggu pertama setelah memakai IUD. Beberapa
wanita bisa mengalami datang bulan yang lebih lama lebih banyak dan lebih sakit tetapi ini
akan menghilang setelah tiga bulan pertama pemakaian IUD.
Cara menggunakan IUD:
Sebuah IUD dimasukan oleh seorang petugas kesehatan yang telah dilatih khusus setelah
dilakukan pemeriksaan. Waktu yang terbaik pemasangan IUD adalah selama datang bulan.
Setelah melahirkan, lebih baik menunggu enam bulan untuk memberi kesempatan rahim
pulih kembali baik ukuran dan bentuknya sebelum memasukan IUD.
Kadang-kadang IUD bisa terlepas dari tempatnya. Bila ini terjadi, maka tidak akan efektif
lagi untuk mencegah kehamilan, karena itu sangat penting untuk bisa memeriksa sendiri
letak IUD untuk memastikan letak masih baik. Sebagian besar IUD mempunyai dua
benang yang terjurai kadang-kadang sampai di mulut vagina. Kita bisa memeriksa benang
tersebut setiap setelah datang bulan untuk memastikan letak IUD masih baik.
Cara memeriksa letak IUD:
1. Cuci tangan.
2. Berjongkoklah dan dengan dua jari masukkan ke dalam vagina dan jangkau sedalam-
dalamnya. Rasakan adanya benang tetapi jangan mencoba untuk menarik keluar.
3. Keluarkan jari-jari dan cucilah tangan dengan baik.
Penghentian pemakaian IUD:
Bila kita ingin menghentikan pemakaian IUD, kita harus pergi ke petugas kesehatan yang
akan mengeluarkan IUD, jangan mencoba mengeluarkannya sendiri. Kita bisa segera
menjadi hamil setelah IUD dikeluarkan.
6. Sterilisasi
Terdapat beberapa cara operasi yang bisa membuat pria atau wanita hampir tidak mungkin
bisa mempunyai anak lagi. Karena hasil operasi ini bersifat permanen, maka tindakan ini
hanya tepat bagi ibu atau bapa yang betul-betul telah yakin tidak ingin mempunyai anak
lagi.
Untuk mendapatkan pelayanan tindakan operasi ini, ibu atau bapa harus pergi ke RS yang
mampu melayani operasi tersebut. Operasi ini cukup cepat dan aman yang jarang
menimbulkan efek samping.
a. Vasektomi (operasi pria)
Adalah suatu tindakan bedah yang sangat sederhana dimana dilakukan pemotongan
saluran yang membawa sperma dari buah pelir ke penis. Buah pelirnya sendiri masih
tetap utuh, tidak dipotong sama sekali. Operasi ini dilakukan di Puskesmas, dimana
petugas kesehatan telah dilatih untuk melakukannya. Tindakan operasi ini hanya
berlangsung beberapa menit.
Operasi ini tidak mengubah kemampuan untuk melakukan hubungan seksual ataupun
untuk merasakan kenikmatan hubungan seksual. Pria masih mampu untuk ejakulasi
cairan sperma atau semen tetapi cairan tersebut tidak mengandung benih sperma.
Setelah operasi, pria tersebut harus terlebih dahulu ejakulasi sampai 20 kali sebelum
benih sperma betul-betul telah bersih. Selama menunggu pakailah cara-cara kb yang
telah biasa dipakai.
b. Tubektomi (operasi wanita)
Pemutusan saluran telur wanita sedikit lebih rumit dari pada vasektomi, tetapi tetap
merupakan tindakan bedah yang aman hanya berlangsung sekitar 30 menit.
Petugas kesehatan membuat sayatan kecil di kulit perut ibu, kemudian memotong atau
mengikat saluran yang membawa sel telur dari indung telur kerahim. Tindakan ini tidak
akan mengubah kemampuan wanita untuk melakukan hubungan seksual ataupun
menikmati hubungan seksual. Penting: sterilisasi tidak melindungi terhadap PMS,
termasuk AIDS. Kita harus tetap memikirkan cara untuk perlindungan untuk penyakit-
penyakit tersebut.
7. MAL (Metode Aminorea Laktasi)
Metode Aminorea Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan
pemberian ASI secara eksklusif artinya, diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan
minuman lainnya.
Cara kerja
Cara kerja dari metode MAL adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat
laktasi atau menyusui hormon yan berperan adalah oksitosin dan prolaktin.semakin sering
menyusui maka kadar prolaktin meningkat dan hormon gonadotropin melepaskan hormon
penghambat (inhibitor). Hormon penghambat akan mengurangi kadar estrogen sehingga
tidak terjadi ovulasi.
Manfaat
Metode MAL memberikan manfaat kontrasepsi dan non kontrasepsi. Manfaat non
kontrasepsi:
Untuk bayi:
- Mendapatkan kekebalan pasif.
- Peningkatan gizi.
- Mengurangi resiko penyakit menular.
- Terhidar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula, atau alat minum
yang dipakai.
Untuk ibu:
- Mengurangi perdarahan post partum.
- Membantu proses involusi uteri.
- Mengurangi resiko anemia.
- Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi.
Kelemahan:
- Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan.
- Metode ini hanya efektif digunakan selama 6 bulan setelah melahirkan, belum
mendapat haid dan menyusui secara eksklusif.
- Tidak melindungi dari penyakit menular.
- Bukan merupakan pilihan bagi wanita yang tidak menyusui.
- Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.
Menyusui bisa efektif mencegah kehamilan bila terdapat keadaan seperti berikut ini:
1. Bayi berumur kurang dari 6 bulan.
2. Datang bulan belum dimulai sejak melahirkan.
3. Ibu hanya memberikan ASI saja bagi bayi dan memberikannya setiap bayi merasa
lapar dengan jarak antara waktu makan kurang dari 6 jam baik siang maupun malam.
Bayi sering minum ASI di malam hari.
DAFTAR PUSTAKA

Burns, August, dkk.2000. Pemberdayaan Wanita Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Andi
Hamilton, Persis Mary.1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: ECG
Pillitteri, Adele.2002. Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai