Laporan pendahuluan dan Asuhan keperawatan pada klien Ny. S dengan kasus Pemasangan Alat
Kontrasepsi/KB di Puskesmas Dau, dan telah diperiksa dan disetujui oleh
Mahasiswa
(Sa’adatus salamah)
NIM. 1501470043
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
LAPORAN PENDAHULUAN
KONTRASEPSI/ KB
A. Definisi
Keluarga berencana adalah cara merencanakan keluarga: kapan ingin mendapatkan anak dan
berapa jumlah anak. (Burn, 2011)
B. Manfaat KB
1. Jumlah anak yang sedikit berarti lebih banyak makanan bagi setiap anak.
2. Ibu dan anak akan lebih sehat, karena kehamilan yang penuh resiko akan dihindari.
3. Jumlah anak yang sedikit berarti lebih banyak waktu bagi keluarga.
4. Menunggu kehamilan bisa memberi kesempatan kepada wanita muda dan pria untuk
menuelesaikan pendidikan.
5. Membantu menikmati hubungan suami istri, dan mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan.
C. Memilih Cara KB
1. Cara hambatan yang menghambat kehamilan dengan cara menghambat bertemunya sel
terlur wanita dengan sperma pria.
2. Cara hormonal yang menunda kehamilan dengan cara mencegah indung telur untuk
melepaskan sel telur, membuat sel sperma sukar untuk bertemu sel telur, dan menjaga agar
dinding rahim tidak bisa menjadi lahan kehamilan
3. IUD yaitu alat dalam rahim yang menghambat pembuahan sel sperma dengan sel telur.
4. Cara alami yang membantu wanita untuk mengetahui kapan waktu yang subur, sehingga dia
tidak melakukan hubungan intim pada waktu tersebut.
5. Cara permanen ini merupakan tidakan operasi yang menghentikan kesempatan bagi pria dan
wanita bisa mempunyai anak.
D. Jenis-jenis KB:
1. Kondom
a. Kondom Pria
Kondom adalah sarung karet yang dipakai pada alat kemaluan pria selama melakukan
hubungan seksual.
Cara menggunakan kondom:
1) Bila seorang pria tidak disunat tarik selaput kulit kepala penis ke belakang. Kemudian
masukan ujung penis kedalam mulut kondom dan masukan sampai ke ujung akhir
penis yang keras.
2) Dengan terus memencet ujung penis, buka gulungan kondom sampai semua kondom
bisa meliputi semua permukaan penis. Bagian ujung kondom yang agak longgar akan
menampung cairan sperma. Bila ujung penis tidak berongga, kondom bisa pecah.
3) Setelah pria ejakulasi, maka dia sebaiknya memegang ujung dan pinggiran kondom
dan mengeluarkannya dari vagina sewaktu penis masih dalam keadaan tegang.
4) Tarik keluar kondom. Jangan sampai bocor sehingga cairan sperma keluar.
5) Bentuk ikatan pada pangkal kondom kemudian dibuang dengan cara dibakar atau
dikubur sehingga jauh dari kemungkinan permainan ank-anak atau binatang.
b. Kondom Wanita
Kondom wanita yang bisa pas divagina dan menutupi bibir luar bisa dimasukan ke dalam
vagina sebelum melakukan hubungan seksual. Kondom hanya digunakan sekali pakai,
karena akan mudah robek bila dicuci dan digunakan kembali. Kondom wanita merupakan
cara KB yang efektif bisa melindungi dari penularan PMS dan kehamilan serta berada
dibawah kendali wanita.
Cara memakai kondom wanita:
1) Buka bungkusan kondom cari cincin dalam yang berupa cincin yang bertutup.
2) Pencet cincin dalam tersebut dan pegang oleh jari-jari tangan.
3) Masukan cincin ke dalam lubang vagina
4) Dorong cincin sampai betul-betul masuk vagina. Sedangkan cincin luar tetap berada
diluar vagina.
5) Bila melakukan hubungan seksual masukan penis sampai masuk ke dalam cincin luar
tersebut.
6) Lepaskan segera kondom wanita setelah selesai berhubungan sebelum kita berdiri.
Plintir cincin luar kondom supaya cairan sperma masih tetap berada di dalam kondom.
4. KB Suntikan
Konrasepsi suntikan progestin yang pertama dikembangkan tahun 1953 oleh Karl
Junkmann. Tahun 1957 Junkmann dan kawan-kawan menemukan NET EN. Pada sata
yang sama Upjohn Company di Amerika Serikan menemukan DMPA yang berasal dari
hormon alamiah progesteron. NET EN merupakan suntikan progestin pertama yang pakai
sebagai kontrasepsi dan diberi nama dagang Noristerat. Percobaan-percobaan pertama dari
DMPA sebagai metode kontrasepsi dimulai pada tahun 1963, diikuti percobaan-percobaan
di lapangan pada tahun 1965. Pada tahun 1967 Upjohn Company meminta FDA US untuk
memasarkan DMPA sebagai kontrasepsi di Amerika Serikat. Pada saat itu telah diketahui
dengan jelas bahwa estrogen dalam kontrasepsi hormonal per-oral merupakan penyebab
munculnya efek samping. Seperti, mual, muntah, munculnya bekuan darah, sehingga
adanya metode kontrasepsi yang bebas esterogen seperti DMPA dan mini-pil merupakan
hal yag sangat menarik. Tetapi pada tahun 1970, penelitian-penelitian menunjukkan bahwa
progestin, termasuk DMPA, menyebabkan timbulan benjolan-benjolan pada payudara
binatang percobaan anjing beagle, sehingga menyebabkan timbulnya kewaspadaan dari
FDA. Pada bulan September 1974, FDA menyatakan keinginannya untuk menyetujui
DMPA sebagai suatu metode kontrasepsi tetapi hanya bagi wanita yang telah mengalami
kegagalan kontrasepsi dengan metode lain.
Tidak beberapa lama setelah itu, FDA kembali menangguhkan maksud nya tersebut,
setelah timbul pertanyaan paakah DMPA dapat meninggikan risiko karsinoma serviks.
Tahun 1975 dinyatakan tidak ada bukti-bukti tanda bertambahnya karsinoma serviks, dan
diusulkan kembali penggunaan DMPA untuk kalangan wanita yang terbatas. Tetapi pada
tahun 1978 FDA secara resmi menolak pemakaian DMPA sebagai suatu metode
kontrasepsi, dengan alasan :
1. Masalah timbulnya benjolan-benjolan pada payudara binatang anjing beagle yang
diberikan DMPA belum terpecahkan.
2. Adanya risiko potensial timbulnya cacad bawaan pada kasus kegagalan kontrasepsi.
3. Pemberian esterogen untuk menaggulangi perdarahan haid ireguler karena DMPA,
akan mengurangi keuntungan dari kontrasepsi berisi progestin saja.
4. Belum dapat ditunjukkan adanya kebutuhan yang mendesak dari pemakaian DMPA di
Amerika Serikat.
Kontra-Indikasi Suntikan
WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi suntikan pada:
- Kehamilan
- Ca Mammae
- Ca Traktus Genitalia
- Pendarahan Abnormal Uterus
Disamping itu WHO juga menganjurkan untuk:
- Mempertimbangkan kontra indikasi yang berlaku untuk POK
- Pada wanita dengan DM atau riwayat DM selama kehamilan, harus dilakukan follow
up dengan teliti, karena dari beberapa percobaan laboratorium, ditemukan bahwa
DMPA mempengaruhi metabolism karbohidrat.
Efek Samping Suntikan
- Gangguan haid; ini yang paling sering terjadi dan paling sering mengganggu.
a. Pola haid yang normal dapat berubah menjadi:
- Amenore
- Perdarahan ireguler
- Perdarahan bercak
- Perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang hilang
b. Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian
Perdarahan inter-menstrual dan perdarahan bercak berkurang dengan jalannya
waktu, sedangkan kejadian amenore bertambah besar.
c. Insidens yang tinggi dari amenore diduga berhubungan dengan atrofi endometrium.
Sedangkan sebab-sebab dari perdarahan ireguler masih belum jelas, dan tampaknya
tidak ada hubungan dengan perubahan dalam kadar hormone atau histologi
endometrium.
d. DMPA lebih sering menyebabkan perdarahan, perdarahan- bercak dan amenore
dibandingkan dengan NET EN, dan amenore pada DMPA tampaknya lebih sering
terjadi pada akseptor dengan berat badan tinggi
e. Bila terjadi amenore, berkurangnya darah haid sebenarnya memberikan efek yang
menguntungkan yakni berkurangnya insidens anemia
f. Untung bahwa perdarahan yang hebat, yang dapat membahayakan diri akseptor,
jarang terjadi.
- Berat badan yang bertambah
a. Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara < 1kg- 5
kg pada tahun pertama
b. Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena
bertambahnya lemak tubuh dan bukan karena retensi cairan tubuh
c. Hipotesa para ahli: DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan di
hypothalamus, yang menyebabkan ekseptor makan lebih banyak dari pada
biasanya.
- Sakit Kepala
Inseden sakit kepala adalah sama pada DMPA maupun NET EN dan terjadi pada
kurang dari 1-17% akseptor
- System kardiovaskular
a. Tampaknya hampir tidak ada efek pada tekanan darah atau system pembekuan
darah maupun system fibrinolitik. Tidak ditemukan bukti-bukti bahwa DMPA
maupun NET EN menambah resiko timbulnya bekuan darah atau gangguan
sirkulasi lain.
b. Perubahan dalam metabolism lemak, terutama penurunan HDL kolesterol, baik
pada DMPA maupun NET EN dicurigai dapat menambah besar resiko timbulnya
penyakit kardiovaskuler. HDL kolesterol rendah menyebabkan timbulnya
arterosklerosis. Sedangkan terhadap trigliserida dan kolesterol total tidak
ditemukan efek apapun dari kontrasepsi suntikan.
Keuntungan dari kontrasepsi suntikan senyawa ester ini lebih banyak dibandingkan
kontrasepsi suntikan yang sudah ada atau standar:
Pelepasan hormon dari tempat suntikan berjalan hampir konstan, tanpa
pelepasan-awal yang tinggi seperti yang terjadi pada DMPA dan NET EN
Diberikan dalam larutan mikrokristaline yang aqueous seperti yang dipakai
pada DMPA, sehingga pembuatannya lebih mudah dan biaya nya lebih murah.
b. Kontrasepsi suntikan sekali sebulan
Banyak digunakan di Negara-negara latin dan RRC terdiri dari kombinasi dari estrogen
dan progesteron.
Kontrasepsi sekali sebulan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
kontrasepsi biasa atau standar, yaitu:
1) Menimbulkan perdarahan teratur setiap bulan
2) Kurang menimbulkan perdarahan bercak atau perdarahan irregular lainnya
3) Kurang menimbulkan amenore
4) Efek samping lebih cepat menghilang setelah suntikan dihentikan
Adapun kekurangan dari kontrasepsi sekali sebulan adalah:
a. Penyuntikan lebih sering
b. Biaya keseluruhan lebih tinggi
c. Kemungkinan efek samping karena estrogen
Efek Non-Kontraseptif
Kontrasepsi suntikan juga mempunyai efek non-kontraseptif yang menguntungkan, yaitu:
a. DMPA telah diakui sebagai terapi untuk karsinoma endometrium (primer maupun
mestatik)
b. Pada wanita yang sedang menyusui, DMPA dapat menambah jumlah ASI
c. Kadar Hb sering bertambah, sehingga dapat menolong mencegah anemia, baik pada
DMPA maupu NET EN
d. Pada penderita penyakit sickle cell (suatu penyakit genetic di afrika), DMPA
mengurangi rasa sakit dan terdapat lebih sedikit sel darah merah abnormal.
e. DMPA juga memberi proteksi terhadap beberapa macam infeksi traktus genitalia/PID
f. DMPA juga mencegah vulvo-vaginal candidiasis
g. DMPA mengurangi resiko karsinoma ovarium dan karsinoma endometrium
h. DMPA diperbolehkan di Amerika Serikat untuk dipakai pada karsinoma ginjal (sebagai
pengobatan paliatif)
i. DMPA kadang-kadang digunakan untuk mengobati pubertas praecox
j. DMPA dalam dosis sangat tinggi digunakan untuk mengurangi kadar testosterone pada
pria dengan kelakuan seksual yang abnormal.
Burns, August, dkk.2000. Pemberdayaan Wanita Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Andi
Hamilton, Persis Mary.1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: ECG
Pillitteri, Adele.2002. Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC