Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANTE NATAL CARE


DI RUANG IGD PONEK RSUD. DR. H. MOCH ANSARI SALEH
BANJARMASIN

Tanggal 20 – 25 Januari 2020

Oleh:
Susi Lestari, S.Kep
NIM. 1930913320003

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANTE NATAL CARE
DI RUANG IGD PONEK RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH
BANJARMASIN

Tanggal 20 – 25 Januari 2020

Oleh:
Susi Lestari, S.Kep
NIM. 1930913320003

Banjarmasin, Januari 2020

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Nana Astriana H, S.Kep.,Ns.,M.Kes Hj. Fauziah, S.Kep, Ns


NIP. 19730323 199703 2 001
NIPK. 19790317201902209001
LEMBAR PENGESAHAN

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN


G5P4A0 HAMIL 42 MINGGU INPARTU KALA 1 FASE LATEN
DI RUANG IGD PONEK RUMAH SAKIT Dr. H.M ANSARI SALEH
BANJARMASIN

Tanggal 09 – 14 Desember 2019

Oleh:
Muhammad Hapi, S.Kep
NIM. 1930913310015

Banjarmasin, Desember 2019

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Nana Astriana H, S.Kep.,Ns.,M.Kes Hj. Fauziah, S.Kep, Ns


NIP. 19730323 199703 2 001
NIPK. 19790317201902209001
LEMBAR PENGESAHAN

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN


G1P0A0 HAMIL ATERM BELUM INPARTU
DI RUANG IGD PONEK RUMAH SAKIT Dr. H.M ANSARI SALEH
BANJARMASIN

Tanggal 09 – 14 Desember 2019

Oleh:
Muhammad Hapi, S.Kep
NIM. 1930913310015

Banjarmasin, Desember 2019

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Nana Astriana H, S.Kep.,Ns.,M.Kes Hj. Fauziah, S.Kep, Ns


NIP. 19730323 199703 2 001
NIPK. 19790317201902209001
LEMBAR PENGESAHAN

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN


BBLC BCB OBS. KONU E.C HIPOTERMIA
DI RUANG IGD PONEK RUMAH SAKIT Dr. H.M ANSARI SALEH
BANJARMASIN

Tanggal 09 – 14 Desember 2019

Oleh:
Muhammad Hapi, S.Kep
NIM. 1930913310015

Banjarmasin, Desember 2019

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Nana Astriana H, S.Kep.,Ns.,M.Kes Hj. Fauziah, S.Kep, Ns


NIP. 19730323 199703 2 001
NIPK. 19790317201902209001
LEMBAR PENGESAHAN

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN


G1P0A0 HAMIL MINGGU 38-39 DENGAN CPD
DI RUANG IGD PONEK RUMAH SAKIT Dr. H.M ANSARI SALEH
BANJARMASIN

Tanggal 09 – 14 Desember 2019

Oleh:
Muhammad Hapi, S.Kep
NIM. 1930913310015

Banjarmasin, Desember 2019

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Nana Astriana H, S.Kep.,Ns.,M.Kes Hj. Fauziah, S.Kep, Ns


NIP. 19730323 199703 2 001
NIPK. 19790317201902209001
LEMBAR PENGESAHAN

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN


POST CURRETASE, HIPERPLASIA ENDOMETRIUM, ANEMIA
DI RUANG IGD PONEK RUMAH SAKIT Dr. H.M ANSARI SALEH
BANJARMASIN

Tanggal 09 – 14 Desember 2019

Oleh:
Muhammad Hapi, S.Kep
NIM. 1930913310015

Banjarmasin, Desember 2019

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Nana Astriana H, S.Kep.,Ns.,M.Kes Hj. Fauziah, S.Kep, Ns


NIP. 19730323 199703 2 001
NIPK. 19790317201902209001
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTE NATAL CARE

A. Tinjauan Teori
1. Definisi
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Ante
natal care (ANC) adalah usaha yang dilakukan pada waktu hamil dengan
tujuan mempersiapkan ibu dalam masa hamil agar waktu melahirkan dan
sesudahnya ibu dan bayinya dalam keadaan baik.
Pelayanan ante natal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat
preventif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun
janin agar melalui persalinan dengan sejati dan aman, diperlukan
kesiapan fisik, dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan
optimal, karena kesehatan ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janinnya.

2. Tujuan
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil
dapat melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan
selamat serta menghasilkan bayi yang sehat. Secara rinci tujuan antenatal
care adalah:
a. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial
ibu.
b. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya penyulit atau
komplikasi yang dapat muncul selama kehamilan, termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
c. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman
dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan
mempersiapkan ibu agar dapat memberi ASI secara eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
janin agar tumbuh kembang secara normal.
g. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati, dan
kematian neonatal.

3. Frekuensi Kunjungan Ante Natal Care


Sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal, yaitu :
a. 1 kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu).
b. 1 kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28).
c. 2 kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28–36 dan
sesudah minggu ke 36).

4. Standar Pelayanan Ante Natal Care


Dalam penerapan praktis pelayanan ANC, standar minimal 14 T antara lain :
a. Timbang badan dan ukur badan.
Memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui sesuai tidaknya berat
badan ibu. Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap berkunjung ke
tempat pelayanan kesehatan.
 Selama trimester I berat badan ibu harus naik 0,5 sampai dengan
0,75 kg setiap bulan,
 Pada trimester II harus naik 0,25 kg setiap minggunya, dan
 Pada trimester III berat badan ibu harus naik sekitar 0,5 kg setiap
minggunya. Secara umum berat badan meningkat sekitar 8 kg
selama kehamilan.

b. Tekanan darah
Mengukur tekanan darah bertujuan untuk mendeteksi apakah
tekanan darah normal atau tidak. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada
setiap kunjungan. Tekanan darah yang tinggi dapat membuat ibu
keracunan kehamilan, baik ringan maupun berat bahkan sampai kejang-
kejang. Adapun tekanan darah yang rendah dapat menyebabkan ibu
pusing dan lemah.

c. Skrining status imunisasi Tetanus Toxoid (TT)


Tujuannya untuk melindungi ibu dan bayi yang dilahirkan nanti
dari tenanus neonatorum.
 Imunisasi TT ke-1 diberikan pada kunjungan ante natal I,
 Imunisasi TT ke 2 diberikan empat minggu setelah imunisasi TT ke-
1,
 Imunisasi TT ke-3 diberikan setelah enam bulan TT ke-2,
 Imunisasi TT ke-4 diberikan 1 Tahun setelah TT ke-3, dan
 Imunisasi TT ke-5 diberikan setelah setahun TT ke-4.

d. Ukur tinggi fundus uteri


Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim, dilakukan dengan
cera meraba perut dari luar, selain itu untuk mengetahui presentasi
janin, serta mengetahui posisi janin dalam rahim. Pada pemeriksaan ini
juga dilakukan pengukuran tinggi puncak rahim yang kemudian akan
disesuaikan dengan usia kehamilan. Jika diperoleh besarnya rahim tidak
sesuai dengan umur kehamilan maka diperlukan pemeriksaan lanjutan.

e. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan.


Pemberian tablet besi diberikan sesuai dengan kebijakan nasional
yang berlaku diseluruh puskesmas diIndonesia. Pemberian satu tablet
besi sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang pada awal
kehamilan.

f. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling.


Untuk menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi
dengan suami dan keluarga diperlukan guna mempersiapkan rujukan
nantinya. Dengan manajemen rujukan yang benar, cepat, dan tepat
maka ibu dan janin akan memperoleh pelayanan
persalinan dan kelahiran yang benar sehingga membantu menurunkan
angka kematian ibu dan bayi. Program ini lebih diutamakan pada
tempat pelayanan kesehatan terpencil dan jauh dari akses transportasi
yang memadai.

g. Pemeriksaan HB (Hemoglobin)
Dianjurkan pada saat kehamilan diperiksa hemoglobin untuk
memeriksa darah ibu, apakah ibu mengalami anemia atau tidak,
mengetahui golongan darah ibu, sehingga apabila ibu membutuhkan
donor pada saat persalinan ibu sudah mempersiapkannya sesuai dengan
golongan darah ibu.

h. Perawatan payudara, senam payudara dan tekan payudara


Sangat penting dan sangat dianjurkan selama hamil dalam merawat
payudara karena untuk kelancaran proses menyusui dan tidak adanya
komplikasi pada payudara, karena segera setelah lahir bayi akan
dilakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini).

i. Pemeliharaan tingkat kebugaran/senam ibu hamil


Untuk melatih nafas saat menghadapi proses persalinan, dan untuk
menjaga kebugaran tubuh ibu selama hamil.

j. Pemeriksaan protein urine atas indikasi


Sebagai pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan protein
urine, karena untuk mendeteksi secara dini apakah ibu mengalami
hipertensi atau tidak dan apabila hasil protein tinggi, maka ibu bahaya
PEB (Preeklampsia Berat).

k. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi


Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendeteksi secara dini
ditakutkan ibu mengalami penyakit DM
l. Pemberian terapi kapsul yodium
Diberikan terapi tersebut untuk mengantisipasi terjadinya
kekurangan yodium dan mengurangi terjadinya kekerdilan pada bayi
kelak.

m. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria


Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga
kepada ibu hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai
menggigil dan hasil apusan darah yang positif. Dampak atau akibat
penyakit tersebut kepada ibu hamil yakni kehamilan muda dapat terjadi
abortus, partus prematurus juga anemia.

n. Tes PMS Penyakit menular seksual adalah infeksi yang ditularkan


melalui hubungan seksual. Akan beresiko tinggi apabila dilakukan
dengan berganti-ganti pasangan. Baik laki-laki maupun perempuan bisa
beresiko tertular penyakit kelamin. Beberapa jenis penyakit menular
seksual, yaitu :
1. Gonorrea (GO)
2. Sifilis (Raja Singa)
3. Ulkus Mole (chancroid)
4. Klamida
5. Kutil kelamin
6. Herpes
7. HIV/AIDS
8. Pelvic Inflamatory Disease (PID)
Perempuan beresiko besar tertular karena bentuk alat reproduksinya
lebih rentan. Perempuan yang sedang hamil yaitu kelompok dengan
risiko tinggi terhadap penyakit menular seksual yang dapat
menimbulkan kematian pada ibu dan janin yang dikandungnya.
5. Pemeriksaan Ante Natal Care
Pemberian asuhan ante natal care (ANC) harus diberikan sedini
mungkin. Pada awal pemeriksaan yaitu untuk menentukan apakah seorang
ibu sedang mengalami kehamilan. Diagnosa kehamilan ditentukan dengan
pemeriksaan laboratorium. Umumnya pemeriksaan yang dipakai yaitu tes
untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human Chorionic Gonadotropin
(HCG) dapat diukur dengan radioimunoesai dan deteksi dalam darah enam
hari setelah konsepsi atau sekitar 20 hari sejak periode menstruasi terakhir.
Keberadaan hormone ini dalam urin pada kehamilan merupakan dasar dari
berbagai tes kehamilan di berbagai laboratorium dan kadang-kadang dapat
dideteksi dalam urine 14 hari setelah konsepsi.
a. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT).
Salah satu cara menetukan taksiran perkiraan partus (TPP) atau hari
perkiraan lahir (HPL) yaitu dengan menggunakan rumus Neagle, yaitu:
TPP = (HPHT+7), (bulan terakhir haid-3), (tahun+1)
TPP= (HPHT+7), (bulan+9)
b. Pemeriksaan Leopold
Salah satu cara menentukan usia kehamilan yaitu dengan menggunakan
pemeriksaan leopold, yaitu:
1) Leopold I
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian
tubuh fetus apa yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua
tangan mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus
maka akan terasa keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba di
fundus, maka akan terasa lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.
2) Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan
pada kedua sisiabdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan
lain mempalpasi sisi yang berbeda untuk menemukan bagian
punggung janin. Jika punggung akan terasa cembung dan resisten.
3) Leopold III
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan
daerah pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi
abdomen di atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas
panjang dan menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas,
gerakkan tangan turun perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut.
Jika kepala akan teraba keras, bulat, dan bergerak jika disentuh.
Jika bokong akan teraba lembut dan tidak beraturan.
4) Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah
janin masuk ke pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan
turun ke sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan
merasakan bagian tulang yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu:
Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru sebagian kecil, sejajar
yaitu jika bagian yang masuk baru setengah, divergen yaitu jika
hamper sebagian besar dari tubuh janin masuk ke dalam rongga
panggul.
c. Tuanya kehamilan dalam bulan berdasarkan tinggi fundus uteri (TFU):

Tinggi fundus uteri (cm)


3,5 cm

TFU dalam cm Usia gestasi (dalam bulan)


20 5
23 6
26 7
30 8
33 9
d. Pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ)
Rentang normal adalah 120-160 denyut/menit. DJJ dapat didengar
dengan menggunakan stetoskop laenec pada minggu ke 17-18, stetoskop
ultrasonic (Doppler) pada minggu ke 12.

6. Manifestasi Klinik
a. Tanda presumtif kehamilan
1) Amenore (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi
menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de Graff dan
ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya
wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu
diketahui hari pertama haid terrakhir untuk menentukan tuanya
kehamilan dan tafsiran persalinan.
2) Mual muntah. Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering
terjadi pada pagi hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi
pengeluaran asam lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan
mual muntah.
3) Ngidam. Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi
pada bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring
tuanya kehamilan.
4) Sinkope atau pingsan. Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf dan menimbulkan
sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur kehamilan lebih
dari 16 minggu.
5) Payudara tegang. Pengaruh estrogen, progesteron, dan
somatomamotropin menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada
payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
6) Anoreksia nervousa. Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia
(tidak nafsu makan), tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi.
7) Sering kencing. Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada
bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai
membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena
uterus yang membesar keluar rongga panggul.
8) Konstipasi/obstipasi. Hal ini terjadi karena tonus otot menurun
disebabkan oleh pengaruh hormone estrogen.
9) Epulis. Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
10) Pigmentasi. Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
 Pipi : - Cloasma gravidarum
 Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
 Perut : - Striae livide, Striae albican, Linea alba
makin menghitam
 Payudara : - hipepigmentasi areola mamae
11) Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai
bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia
eksterna, kaki dan betis erta payudara.
b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
1) Pembesaran Perut. Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi
pada bulan keempat kehamilan.
2) Tanda Hegar. Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya
isthmus uterus.
3) Tanda Goodel. Pelunakan serviks
4) Tanda Chadwiks. Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva
dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.
5) Tanda Piskacek. Pembesaran uterusyang tidak simetris. Terjadi
karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu
sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
6) Kontraksi Braxton Hicks. Peregangan sel – sel otot uterus, akibat
meningkatnya actomycin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak
beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8
minggu.
7) Teraba Ballotement. Ketukan yang mendadak pada uterus
menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat
dirasakan oleh tangan pemeriksa.
8) Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif. Pemeriksaan
ini adaah untuk mendeteksi adanya hCG yang diproduksi oleh
sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi
diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan diekskresi pada
urine ibu.
c. Tanda Pasti (Positive Sign)
1. Gerakan janin dalam rahim.
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.
Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20
minggu.
2. Denyut jantung janin.
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat
fetal electrocardiograf ( misalnya doppler)
3. Bagian bagian janin.
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin
(lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan
lebih tua (trimester akhir)
4. Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
(Marjati dkk, 2010).
Pathway
Kehamilan

Trimester I
Trimester III

Peningkatan Uterus dan Perubahan Mencari Perubahan


Estrogen payudara membesar fisik informasi psikologis
persalinan &
perawatan
Ketidak-
Tonus otot Hambatan rasa janin/anak Fokus perhatian
efektifan pola
menurun nyaman pada
seksualitas
keselamatan
Ansietas janin
HCL lambung
meningkat

Mual/ Kelemahan Trimester II


muntah fisik
Perubahan tubuh
Uterus semakin dan abdomen
Ketidakseimbangan Intoleransi membesar semakin tampak
nutrisi kurang dari aktifitas membesar
kebutuhan tubuh

Diafragma terdorong Penekanan pada Kelemahan otot


ke atas saluran kemih abdomen
(ureter)

Distensi paru-paru
Konstipasi
Urin terhambat

Ketidakefektifan
pola nafas Resiko infeksi
Patofisiologi

Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel
telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta
sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang
oleh tuba falofi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi
untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang
paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu
dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi).
Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai
darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi
dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur),
spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta.
1. Sel telur (ovum)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di
geneta-bridge.
2. Sel mani (spermatozoa)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala dengan
bagian tengah, dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak
dengan cepat.
3. Pembuahan (konsepsi = fertilitas)
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatu antara sel mani dengan sel
telur di tuba pallofi.
4. Nidasi (implantasi )
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. LABORATORIUM
1) Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
2) Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
3) Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
b. USG
1) Jenis kelamin.
2) Taksiran kelahiran, TBJ, jumlah cairan amnion.

8. Komplikasi Kehamilan
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain:
a. Hiperemisis gravidarum.
b. Hipertensi dalam kehamilan.
c. Perdarahan trimester I (abortus).
d. Perdarahan antepartum.
e. Kehamilan ektopik.
f. Kehamilan kembar.
g. Molahydatidosa.
h. Inkompatibilitas darah.
i. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
j. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.

B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan
a. Anamnesa identitas istri dan suami
b. Keadaan umum : keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri
ulu hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
c. Riwayat kehamilan : kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan
ektopik atau kehamilan mola sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik Diagnostik
a. Keadaan umum : Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai
keadaan panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat
diduga bila terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu
sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis), kelainan
belah ketupat dari michealis (tidak simetris).
b. Tinggi badan : Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor
risiko untuk ibu hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari
145 cm dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
c. Berat badan: Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-
0,5 kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat
badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III)
masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan
berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan,
perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan kembar,
hidroamnion, dan anak besar.
d. Lingkar lengan atas (LILA): LILA kurang dari 23,5 cm merupakan
indikator kuat untuk status gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk
melahirkan anak dengan BBLR.
e. Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg)
merupakan resiko dalam kehamilan. Penanganan yang kurang
tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15
mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
 Denyut nadi: Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80
kali/menit.
 Suhu: Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam,
hal ini kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
 Pernapasan: Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20
kali/menit. Bila ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu
akan mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit
jantung.
f. Kepala dan Leher
 Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
 Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat,
berwarna kuning/jaundice pada sclera
 Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
 Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran
kelenjar tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena
jugularis
g. Payudara
 Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal
melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang,
dan besar
 Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
 Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
 Retraksi akibat adanya lesi
 Masa atau pembesaran pembuluh limfe
h. Abdomen
 Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
 Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia
kehamilan > 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan >
22 minggu
 Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
Pemeriksaan Leopold :
Leopold I :
 Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
 Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
 Konsistensi uterus
Leopold II :
 Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
 Menentukan letak punggung janin
 Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold III :
 Menentukan bagian terbawah janin
 Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
Leopold IV :
 Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
 Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa
jauh sudah masuk PAP
i. Tangan dan kaki
 Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku
jari
 Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
 Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan
hipo atau hiper
j. Pemeriksaan panggul
1) Panggul : genital luar
 Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra,
introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises,
cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah, bau)
 Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui
adanya pembengkakan masa atau cairan kista
2) Panggul : menggunakan speculum
 Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah,
luka/lesi, apakah serviks sudah membuka atau belum
 Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah
dan luka
3) Panggul : pemeriksaan bimanual
 Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui
pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri
tekan atau nyeri goyang)
 Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua
jari di dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan
posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.

4) Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :


a. Dari Janin :
 Djj pada bulan ke 4-5
 Bising tali pusat
 Gerakan dan tendangan janin
b. Dari ibu :
 Bising rahim
 Bising aorta
 Peristaltik usus
5) Pemeriksaan Dalam
a. Vaginal Toucher (VT)
b. Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
 Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
 Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta
posisinya
 Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan makan
b. Ketidakefektifan pola napas b.d posisi tubuh yang menghambat
ekspansi paru.
c. Risiko infeksi b.d stasus cairan tubuh (penekanan saluran kemih)
d. Konstipasi b.d kelemahan otot abdomen
e. Ketidakefektifan pola seksualitas b.d kehamilan
f. Ansietas b.d krisis situasi
g. Intoleransi aktivitas b.d fisik tidak bugar
h. Hambatan rasa nyaman b.d kurang kontrol situasi
3. Rencana Tindakan Keperawatan

No. Diagnosa Rencana Keperawatan


Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Ketidakseimbangan Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh b.d Setelah dilakukan asuham 1. Identifikasi adanya
ketidakmampuan keperawatan diharapkan alergi atau intoleransi
makan nutrisi pasien teratasi makanan yang
dengan kriteria: dimiliki pasien
2. Tentukan apa yang
1. Asupan makan pasien menjadi preferensi
terpenuhi makanan bagi pasien
2. Asupan cairan pasien 3. Instruksikan pasien
terpenuhi mengenai kebutuhan
nutrisi
4. Berikan pilihan
makanan sambil
menawarkan
bimbingan terhadap
pilihan makanan yang
lebih sehat
5. Anjurkan keluarga
untuk membawakan
makanan favorit
pasien sementara
pasien berada di
rumah sakit.
2. Ketidakefektifan pola Status pernapasan Pengaturan posisi
napas b.d posisi tubuh
yang menghambat Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor status
ekspansi paru. keperawatan diharapkan oksigenasi sebelum dan
perubahan pola napas setelah perubahan
- teratasi dengan kriteria: posisi
2. Posisikan pasien semi
1. Frekuensi pernapasan fowler (untuk
normal mengurangi dyspnea)
2. Tidak menggunakan otot 3. Kembangkan jadwal
bantu napas tertulis terkait reposisi
3. Tidak ada restraksi tubuh pasien
dinding dada 4. Instruksikan pasien
bagaimana
menggunakan postur
tubuh dan mekanika
tubuh yang baik ketika
beraktifitas

3. Risiko infeksi b.d Kontrol Risiko: Proses Kontrol Infeksi


stasis cairan tubuh Infeksi 1. Cuci tangan sebelum
(penekanan saluran Setelah dilakukan tindakan dan sesudah kegiatan
kemih) keperawatan selama 3x24 perawatan pasien
jam diharapkan tanda-tanda 2. Lakukan tindakan-
infeksi tidak ada. tindakan pencegahan
bersifat universal
Dengan Kriteria Hasil : 3. Pakai sarung tangan
1. Mencari informasi sebagaimana
terkait control infeksi dianjurkan oleh
(1 ke 3) kebijakan universal
2. Mengidentifikasi 4. Jaga lingkungan
faktor risiko infeksi (1 aseptic yang optimal
ke 3) selama pemasukan di
3. Mengidentifikasi tanda samping tempat tidur
dan gejala infeksi (1 dari saluran
ke 3) penghubung
5. Jaga sistem yang
Keterangan : tertutup saat
1 : Tidak pernah melakuan monitor
menunjukkan hemodinaik invasive
2 : Jarang menunjukkan 6. Ganti IV perifer dan
3 : Kadang-kadang tempat saluran
menunjukkan penghubung serta
4 : Sering menunjukkan balutannya sesuai
5 : Secara konsisten dengan pedoman
menunjukkan CDC saat ini
7. Pastikan penanganan
aseptic dari semua
saluran IV
8. Tingkatkan intake
nutrisi yang tepat
9. Dorong intake cairan
yang sesuai
10. Berikan imunisasi
yang sesuai
11. Ajarkan keluarga
mengenai tanda dan
gejala infeksi

4. Konstipasi b.d Eleminasi usus Manajemen konstipasi


kelemahan otot
abdomen. 1. Monitor tanda dan
gejala konstipasi
Setelah dilakukan asuham 2. Instruksikan keluaga
keperawatan diharapkan untuk mencatat
eleminasi pasien teratasi frekuensi, konsistensi
dengan kriteria: bentuk, volume, warna
dari feses
1. Pola eleminasi normal
3. Instruksikan pasien
2. Kemudahan saat BAB
diet tinggi serat
dengan cara yang
tepat
4. Instruksikan mengenai
hubungan antara diet,
latihan dan asupan
cairan terhadap
kejadian konstipasi
5. Berikan petunjuk pada
pasien untuk
berkonsultasi dengan
dokter jika konstipasi
tetap terjadi
5. Ketidakefektifan pola Citra Tubuh Konseling Seksual
seksualitas b.d
Setelah dilakukan tindakan 1 Dorong pasien untuk
kehamilan keperawatan selama 1x60 mengungkapkan
menit diharapkan ketakutan dan
kebutuhan seksualitas bertanya mengenai
pasien terpenuhi dengan seksual
kriteria hasil:
2 Diskusikan efek
1. Merasa puas dengan perubahan seksualitas
penampilan tubuhnya pada orang terdekat
pasien
2. Percaya diri untuk
melakukan hubungan 3 Diskusikan
seksual modifikasi yang
diperlukan dalam
3. Mampu menyesuaikan aktivitas seksual
dengan perubahan
tampilan fisik 4 Hindari
memperlihatkan
keengganan pada
bagian tubuh yang
mengalami perubahan
5 Berikan informasi
yang nyata mengenai
mitos dan kesalahan
informasi yang
mungkin
diungkapkan pasien

6. Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan asuhan Pengurangan


situasi keperawatan selama 1×24 kecemasaan
jam diharapkan ansietas 1. Gunakan pendekatan
teratasi, dengan 28riteria yang tenang dan
hasil : meyakinkan
Level Kecemasan 2. Jelaskan semua
1. keparahan manifestasi prosedur yang akan
kekhawatiran (4 ke 1) dilakukan
2. ketegangan atau 3. Berikan informasi
perasaan tidak tenang factual terkait
yang muncul dari diagnosis, perawatan
sumber yang tidak dapat dan prognosis
diidentifikasi (4 ke 1) 4. Dorong keluarga
Keterangan : untuk mendampingi
4 : sering klien
1 : tidak pernah 5. Dengarkan klien
Kontrol Kecemasan Terapi relaksasi
1. Memantau intensitas 1. Ciptakan lingkungan
kecemasan (2 ke 4) yang tenang
2. Mengurangi penyebab 2. Minta klien untuk
kecemasan (2 ke 4) tetap rileks
Keterangan : 3. Tunjukkan dan
2 : jarang dilakukan ajarkan tekhnik
4 : sering dilakukan relaksasi kepada klien
7. Intoleransi aktivitas b.d Kelelahan: efek yang Manajemen Energi
fisik tidak bugar mengganggu
1.
Tentukan jenis dan
DS: klien mengatakan Setelah dilakukan asuham banyaknya aktivitas
badan terasa letih keperawatan diharapkan tang dibutuhkan untuk
sehingga sulit untuk aktivitas pasien teratasi menjaga ketahanan
melakukan aktivitas dengan kriteria: 2.
Monitor intake/asupan
DO: pasien terlihat nutrisi untuk
1. Gangguan aktivitasmengetahui sember
lemah
sehari-hari menjadi energy yang adekuat
berkurang 3.
Ajarkan pasien
2. Gangguan rutinitasmengenai pengelolaan
menjadi berkurang kegiatan dan teknik
manajemen waktu
untuk mencegah
kelelahan
4. Anjurkan pasien untuk
memilih kativitas yang
dapat membangun
ketahanan
5. Anjurkan periode
istirahat dan kegiatan
secara bergantian.
8 Hambatan rasa nyaman Status Kenyamanan: Peningkatan Efikasi Diri
b.d kurang kontrol Fisik
situasi 1 Berikan penguatan
Setelah dilakukan tindakan kepercayaan diri
keperawatan selama 1x24 dalam membuat
jam diharapkan perubahan dan
kenyamanan fisik pasien mengambil tindakan
meningkat dengan kriteria
hasil: 2 Berikan penguatan
positif dan dukung
1. Pasien merasa nyaman emosi selama proses
dengan kondisinya pengimplementasian
perilaku
2. Kesejahteraan fisik
meningkat 3 Dukung interaksi
dengan individu lain
yang telah berhasil
merubah perilaku
4 Siapkan individu
mengenai kondisi
fisik dan emosi yang
mungkin akan dialami
selama melakukan
perilaku baru
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2015. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Bulechek, M.G dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC), 6th


Indonesian edition. Indonesia: Mocomedia

Depkes RI. 2007. Pedoman Pelayanan ANC. Jakarta : Depkes RI.

Handerson, C. 2016. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC

Herdman, T. Heather. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan


Klasifikasi 2018-2020. Edisi 11. Jakarta: EGC.

Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi Imperium: Yogyakarta.

Moorhead Sue, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC), 5th


Indonesian edition. Indonesia: Mocomedia.

Rohmah, Nikmatur dkk. 2019. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi.


Jogjakarta : Ar-ruzz Media.

Saifudin, Abdul Bari. 2012. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.


Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sarwono. 2010. Ilmu bedah kebidanan . Jakarta: Bina Pustaka.

Winkjosastro, H. Dkk. 2012. Ilmu kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai