Oleh:
Susi Lestari, S.Kep
NIM. 1930913320003
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANTE NATAL CARE
DI RUANG IGD PONEK RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH
BANJARMASIN
Oleh:
Susi Lestari, S.Kep
NIM. 1930913320003
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
Oleh:
Muhammad Hapi, S.Kep
NIM. 1930913310015
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
Oleh:
Muhammad Hapi, S.Kep
NIM. 1930913310015
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
Oleh:
Muhammad Hapi, S.Kep
NIM. 1930913310015
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
Oleh:
Muhammad Hapi, S.Kep
NIM. 1930913310015
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
Oleh:
Muhammad Hapi, S.Kep
NIM. 1930913310015
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
A. Tinjauan Teori
1. Definisi
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Ante
natal care (ANC) adalah usaha yang dilakukan pada waktu hamil dengan
tujuan mempersiapkan ibu dalam masa hamil agar waktu melahirkan dan
sesudahnya ibu dan bayinya dalam keadaan baik.
Pelayanan ante natal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat
preventif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun
janin agar melalui persalinan dengan sejati dan aman, diperlukan
kesiapan fisik, dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan
optimal, karena kesehatan ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janinnya.
2. Tujuan
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil
dapat melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan
selamat serta menghasilkan bayi yang sehat. Secara rinci tujuan antenatal
care adalah:
a. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial
ibu.
b. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya penyulit atau
komplikasi yang dapat muncul selama kehamilan, termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
c. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman
dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan
mempersiapkan ibu agar dapat memberi ASI secara eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
janin agar tumbuh kembang secara normal.
g. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati, dan
kematian neonatal.
b. Tekanan darah
Mengukur tekanan darah bertujuan untuk mendeteksi apakah
tekanan darah normal atau tidak. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada
setiap kunjungan. Tekanan darah yang tinggi dapat membuat ibu
keracunan kehamilan, baik ringan maupun berat bahkan sampai kejang-
kejang. Adapun tekanan darah yang rendah dapat menyebabkan ibu
pusing dan lemah.
g. Pemeriksaan HB (Hemoglobin)
Dianjurkan pada saat kehamilan diperiksa hemoglobin untuk
memeriksa darah ibu, apakah ibu mengalami anemia atau tidak,
mengetahui golongan darah ibu, sehingga apabila ibu membutuhkan
donor pada saat persalinan ibu sudah mempersiapkannya sesuai dengan
golongan darah ibu.
6. Manifestasi Klinik
a. Tanda presumtif kehamilan
1) Amenore (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi
menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de Graff dan
ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya
wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu
diketahui hari pertama haid terrakhir untuk menentukan tuanya
kehamilan dan tafsiran persalinan.
2) Mual muntah. Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering
terjadi pada pagi hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi
pengeluaran asam lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan
mual muntah.
3) Ngidam. Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi
pada bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring
tuanya kehamilan.
4) Sinkope atau pingsan. Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf dan menimbulkan
sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur kehamilan lebih
dari 16 minggu.
5) Payudara tegang. Pengaruh estrogen, progesteron, dan
somatomamotropin menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada
payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
6) Anoreksia nervousa. Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia
(tidak nafsu makan), tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi.
7) Sering kencing. Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada
bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai
membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena
uterus yang membesar keluar rongga panggul.
8) Konstipasi/obstipasi. Hal ini terjadi karena tonus otot menurun
disebabkan oleh pengaruh hormone estrogen.
9) Epulis. Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
10) Pigmentasi. Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
Pipi : - Cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
Perut : - Striae livide, Striae albican, Linea alba
makin menghitam
Payudara : - hipepigmentasi areola mamae
11) Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai
bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia
eksterna, kaki dan betis erta payudara.
b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
1) Pembesaran Perut. Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi
pada bulan keempat kehamilan.
2) Tanda Hegar. Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya
isthmus uterus.
3) Tanda Goodel. Pelunakan serviks
4) Tanda Chadwiks. Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva
dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.
5) Tanda Piskacek. Pembesaran uterusyang tidak simetris. Terjadi
karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu
sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
6) Kontraksi Braxton Hicks. Peregangan sel – sel otot uterus, akibat
meningkatnya actomycin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak
beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8
minggu.
7) Teraba Ballotement. Ketukan yang mendadak pada uterus
menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat
dirasakan oleh tangan pemeriksa.
8) Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif. Pemeriksaan
ini adaah untuk mendeteksi adanya hCG yang diproduksi oleh
sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi
diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan diekskresi pada
urine ibu.
c. Tanda Pasti (Positive Sign)
1. Gerakan janin dalam rahim.
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.
Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20
minggu.
2. Denyut jantung janin.
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat
fetal electrocardiograf ( misalnya doppler)
3. Bagian bagian janin.
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin
(lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan
lebih tua (trimester akhir)
4. Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
(Marjati dkk, 2010).
Pathway
Kehamilan
Trimester I
Trimester III
Distensi paru-paru
Konstipasi
Urin terhambat
Ketidakefektifan
pola nafas Resiko infeksi
Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel
telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta
sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang
oleh tuba falofi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi
untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang
paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu
dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi).
Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai
darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi
dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur),
spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta.
1. Sel telur (ovum)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di
geneta-bridge.
2. Sel mani (spermatozoa)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala dengan
bagian tengah, dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak
dengan cepat.
3. Pembuahan (konsepsi = fertilitas)
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatu antara sel mani dengan sel
telur di tuba pallofi.
4. Nidasi (implantasi )
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. LABORATORIUM
1) Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
2) Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
3) Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
b. USG
1) Jenis kelamin.
2) Taksiran kelahiran, TBJ, jumlah cairan amnion.
8. Komplikasi Kehamilan
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain:
a. Hiperemisis gravidarum.
b. Hipertensi dalam kehamilan.
c. Perdarahan trimester I (abortus).
d. Perdarahan antepartum.
e. Kehamilan ektopik.
f. Kehamilan kembar.
g. Molahydatidosa.
h. Inkompatibilitas darah.
i. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
j. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Anamnesa identitas istri dan suami
b. Keadaan umum : keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri
ulu hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
c. Riwayat kehamilan : kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan
ektopik atau kehamilan mola sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik Diagnostik
a. Keadaan umum : Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai
keadaan panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat
diduga bila terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu
sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis), kelainan
belah ketupat dari michealis (tidak simetris).
b. Tinggi badan : Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor
risiko untuk ibu hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari
145 cm dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
c. Berat badan: Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-
0,5 kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat
badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III)
masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan
berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan,
perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan kembar,
hidroamnion, dan anak besar.
d. Lingkar lengan atas (LILA): LILA kurang dari 23,5 cm merupakan
indikator kuat untuk status gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk
melahirkan anak dengan BBLR.
e. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg)
merupakan resiko dalam kehamilan. Penanganan yang kurang
tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15
mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
Denyut nadi: Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80
kali/menit.
Suhu: Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam,
hal ini kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
Pernapasan: Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20
kali/menit. Bila ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu
akan mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit
jantung.
f. Kepala dan Leher
Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat,
berwarna kuning/jaundice pada sclera
Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran
kelenjar tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena
jugularis
g. Payudara
Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal
melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang,
dan besar
Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
Retraksi akibat adanya lesi
Masa atau pembesaran pembuluh limfe
h. Abdomen
Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia
kehamilan > 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan >
22 minggu
Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
Pemeriksaan Leopold :
Leopold I :
Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
Konsistensi uterus
Leopold II :
Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
Menentukan letak punggung janin
Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold III :
Menentukan bagian terbawah janin
Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
Leopold IV :
Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa
jauh sudah masuk PAP
i. Tangan dan kaki
Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku
jari
Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan
hipo atau hiper
j. Pemeriksaan panggul
1) Panggul : genital luar
Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra,
introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises,
cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah, bau)
Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui
adanya pembengkakan masa atau cairan kista
2) Panggul : menggunakan speculum
Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah,
luka/lesi, apakah serviks sudah membuka atau belum
Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah
dan luka
3) Panggul : pemeriksaan bimanual
Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui
pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri
tekan atau nyeri goyang)
Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua
jari di dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan
posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan makan
b. Ketidakefektifan pola napas b.d posisi tubuh yang menghambat
ekspansi paru.
c. Risiko infeksi b.d stasus cairan tubuh (penekanan saluran kemih)
d. Konstipasi b.d kelemahan otot abdomen
e. Ketidakefektifan pola seksualitas b.d kehamilan
f. Ansietas b.d krisis situasi
g. Intoleransi aktivitas b.d fisik tidak bugar
h. Hambatan rasa nyaman b.d kurang kontrol situasi
3. Rencana Tindakan Keperawatan