Jangan melalui jalan yang telah banyak ditempuh orang. Cobalah menempuh jalan baru lalu
tinggalkan jejak Anda di situ, agar orang lain bisa mengikuti Anda.
ETIOLOGI
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor
sebagai berikut:
PATOFISIOLOGI
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti nerloisi jaringan yang
menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Sehingga
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Apabila pada kehamilan kurang dari 8 minggu, nilai khorialis belum menembus desidua serta
mendalam sehingga hasil konsepsi dapat keluar seluruhnya. Apabila kehamilan 8-14 minggu villi
khoriasli sudah menembus terlalu dalam hingga plasenta tidak dapat dilepaskan sempurna dan
menimbulkan banyak perdarahan dari pada plasenta.
Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat, maka dia dapat diliputi
oleh lapisan bekuan darah. Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi
proses modifikasi janin mengering dan karena cairan amion menjadi kurang oleh sebab diserap.
Ia menjadi agak gepeng. Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis.
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya maserasi, kulit
terkelupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terasa cairan dan seluruh janin
bewarna kemerah-merahan (Ai Yeyeh, 2010).
PENATALAKSAAN MEDIS
a. Pemeriksaan umum:
Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk tanda-tanda vital.
Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik kurang 90 mmHg,
nadi lebih 112 kali per menit).
Jika dicurigai terjadi syok, segera lakukan penanganan syok. Jika tidak terlihat tanda-tanda
syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi
wanita karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk
memulai penanganan syok dengan segera.
Jika pasien dalam keadaan syok, pikirkaan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu.
Pasang infus dengan jarum infus besar (16 G atau lebih), berikan larutan garam fisiologik atau
ringer laktat dengan tetesan cepat 500 cc dalam 2 jam pertama (Syaifuddin, 2006).
b. Penanganan Abortus Inkomplit
Menentukan besar uterus, kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan hebat, syok dan sepsis)
Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan < 16 minggu, evakuasi sisa
hasil konsepsi dengan:
a. Aspirasi Vacum Manual merupakan metode evakuasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret
tajam sebaiknya hanya dilakukan jika AVM tidak tersedia.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah
Kadar Hb, dimana Hb normal pada ibu hamil adalah ≥ 11 gr% (TM I dan TM III 11 gr % dan
TM II 10,5 gr %).
b. Urine
Untuk memeriksa protein urine dan glukosa urine.untuk klien dengan kehamilan dan persalinan
normal protein dan glukosa urine negatif.
c. USG
Untuk memeriksa apakah kantong gestasi masih utuh dan cairan amnion masih ada.
KONSEP DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama: Sakit perut, perdarahan, nyeri pada luka jahitan, takut bergerak.
3. Riwayat Kesehatan
4. Riwayat Pembedahan
5. Riwayat penyakit yang pernah dialami
6. Riwayat kesehatan keluarga
7. Riwayat kesehatan reproduksi
8. Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas: Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai
dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
9. Riwayat seksual: Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang
digunakan serta keluahn yang menyertainya.
10. Riwayat pemakaian obat: Kaji riwayat pemakaian obat-obatan kontrasepsi oral, obat
digitalis dan jenis obat lainnya.
b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Hal yang diinspeksi antara lain : mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi,
lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh,
pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fisik, dan seterusnya.
Palpasi
Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban dan tekstur kulit
atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan posisi janin atau
mencubit kulit untuk mengamati turgor.
Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang abnormal
Perkusi
Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan ada tidaknya
cairan , massa atau konsolidasi.
Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks/gerakan pada kaki
bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak
Auskultasi
Mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen
untuk bising usus atau denyut jantung janin.(Johnson & Taylor, 2005 : 39).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan aktif
3. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya pendarahan dan proses kuretase
4. Ansietas berhubungan dengan Ancaman terhadap keselamatan bayi yang di kandungnya.
5. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Editor, Renata Komala sari Ed.4. EGC. Jakarta. 2004