Anda di halaman 1dari 8

MATERI PELATIHAN PONEK

A. PRE EKLAMPSIA/EKLAMPSIA

1. DIAGNOSIS PREEKLAMASI
Preeklamasi sering kali ditemukan saat janji prenatal rutin ketika dokter kandungan memeriksa
kenaikan berat badan, tekanan darah dan urine ibu.
Bila dokter mencurigai preeklamsia, ia bisa merekomendasikan beberapa pemeriksaan berikut :

 Tes darah tambahan untuk memeriksa fungsi ginjal dan hati.


 Pengambilan sampel urine 24 jam untuk melihat proteinuria
 USG dan pemantauan janin lainnya untuk memeriksa ukuran bayi dan volume cairan
ketuban
Seorang ibu hamil bisa dipastikan mengidap preeklamsia bila:

 Terdapat tanda – tanda kerusakan ginjal atau hati.


 Rendahnya jumlah trombosit
 Penumpukan cairan paru – paru
 Sakit kepala dan pusing
 Mengalami gangguan penglihatan atau melihat bitnik – bitnik
 Nyeri kepala
 Gangguan penglihatan (menjadi buram)
 Nyeri perut kanan atas
 Mual dan muntah
 Produksi urine menurun
 Penurunan jumlah trombosit pada pemeriksaan darah
 Gangguan fungsi hati
 Sesak nafas
 Bengkak pada kaki, tangan, dan wajah
PENGOBATAN PREEKLAMSIA
Penanganan preeklamsia biasanya tergantung pada seberapa parah masalah kesehatan
tersebut dan seberapa jauh usia kehamilan ibu. Bila usia kehamilan ibu sudah hamper cukup
bulan (37 minggu atau lebih).penanganan preeklamsia yang bisa dilakukan adalah dengan
melahirkan janin yang berada di dalam kandungan. Sebelum proses kelahiran, biasanya ibu
akan diberikan beberapa obat – obatan yaitu:

 Obat penurun tekanan darah


 Obat penambah paru danbayi. Namun, obat baru bisa memberikan efeknya apabila
diberikan sediki dalam 48 jam
 Obat anti kejang perlu diberikan karena ibu dalam kondisi preeklamsia sangat mudah
sekali jatuh ke dalam kondisi eclampsia. Saat ibu hamil mengalami eclampsia, ia akan
mengalami kejang.
Namun, bila preeklamsia berkembang pada awal kehamilan, ibu akan dipantau secara ketat
dalam upaya memperpanjang kehamilan, sehingga memungkinkan janin untuk tumbuh dan
berkembang..
KOMPLIKASI PREEKLAMSIA
Bila dibiarkan saja tanpa pengobatan, preeklamsia bisa bepotensi fatal bagi ibu dan bayi.
Sebelum melahirkan, komplikasi preeklamsia yang paling umum adalah kelahiran prematur,
berat badan lahir rendah atau solusio plasenta.
Preklamsia juga bisa menyebabkan sindrom HELLP, Tanda – tanda lain dari sindrom HELLP
adalah pndangan kabur, nyeri dada, sakit kepala dan mimisan.
Setelah melahirkan bayi, ibu yang mengalami preeklamsia mungkin memiliki risiko yang lebih
tinggi untuk:

 Penyakit ginjal
 Serangan jantung
 Stroke
 Mengembangkan preeklamsia pada kehamilan berikutnya.
PENCEGAH PREEKLAMSIA
Adapun ada beberapa kasus, ibu hamil dapat menurunkan risiko mengalami preeklamsia
dengan cara :
o Mengonsumsi obat aspirin dosis rendah
o Mengonsumsi suplemen kalsium.

Namun , sebelum memulai untuk mengonsumsi obat dan suplemen, ibu hamil harus
berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Sebab keduannya tidak boleh dikonsumsi secara
sembarangan.

2. DIAGNOSIS EKLAMPSIA
Eklampsia adalah kondisi medis serius yang dapat memengaruhi wanita selama kehamilan.
Kondisi inimerupakan lanjutan atau komplikasi dari preeklamsia, yaitu kondisi langka yang
serius di mana tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kejang selama kehamilan.
PENYEBAB EKLAMPSIA
Hingga saat ini, penyebab pasti dari eklampsia belum diketahui. Namun, kondisi eklampsia
diduga berkaitan dengan beberapa hal, seperti:

 Kelainan pada plasenta dan fungsinya.


 Tidak kuatnya aliran darah pada plasenta.
 Rusaknya pembuluh darah plasenta.
 Faktor genetik.

GEJALA EKLAMPSIA

Gejala eklampsia dapat muncul kapan saja selama kehamilan. Berikut adalah gejala preeklamsia yang
paling umum, meliputi:

 Sakit kepala parah.


 Penambahan berat badan yang berlebihan selama kehamilan, lebih dari 1 kg per
minggu.
 Masalah penglihatan, seperti kehilangan penglihatan, penglihatan kabur, hingga
penglihatan ganda.
 Mual, muntah, atau sakit perut
 Pembengkakan tangan, kaki, dan wajah.

Jika preeklamsia sudah berkembang menjadi eklampsia, gejalanya dapat meliputi:

 Kejang, awalnya kedutan atau kejang pada otot-otot wajah dan kemudian menyebar ke
seluruh tubuh.
 Penurunan kesadaran atau koma muncul setelah terjadi kejang seluruh tubuh.

FAKTOR RESIKO EKLAMPSIA


Berikut adalah penjabaran dari faktor risiko tersebut, antara lain: 
 Hamil pada usia tua (diatas 35 tahun) atau usia remaja (dibawah 20 tahun).
 Memiliki riwayat eklampsia pada kehamilan sebelumnya.
 Memiliki riwayat hipertensi sebelum kehamilan.
 Riwayat diabetes gestasional, yakni diabetes yang terjadi dalam masa kehamilan.
 Kehamilan kembar.
 Riwayat keluarga mengalami pre-eklampsia atau eklampsia.
 Obesitas.
 Memiliki riwayat penyakit lupus, arthritis rheumatoid, dan penyakit ginjal.
 Ibu hamil yang mengidap penyakit autoimun. 
 Pernah menjalani fertilisasi in vitro atau bayi tabung.
DIAGNOSIS EKLAMPSIA
 Pemeriksaan penunjang yang dapat membantu menegakkan diagnosis:
 Pemeriksaan Laboratorium Darah
 Pemeriksaan Urine
 Pemeriksaan Fungsi Ginjal. 
 Pemeriksaan Ultrasonografi
 Pemeriksaan Pencitraan Lain. MIsalnya CT-Scan

PENGOBATAN EKLAMPSIA
Kejang pada eklampsia merupakan kondisi gawat darurat yang mengancam nyawa ibu dan bayi. Oleh
karena itu, persalinan adalah pengobatan utama yang dapat dilakukan untuk mengobati eklampsia. 
Berikut adalah penjabaran mengenai obat-obatan yang digunakan sebagai pertolongan pertama pada
eklampsia, yaitu:
 Obat-obatan Antikonvulsan (anti kejang): Magnesium sulfat
 Obat-obatan anti hipertensi harus sesegera mungkin setelah magnesium sulfat diberikan
jika tensi diatas 160/110 mmHg. Target tekanan darah adalah 140–160/90–110 mmHg.
Obat-obatan hipertensi yang dapat digunakan adalah nifedipin.
 Obat-obatan diuretik seperti furosemid dapat diberikan apabila terdapat cairan pada paru (edema
pulmo

KOMPLIKASI EKLAMPSIA

 Perusakan otak bagian oksipital akibat kejang yang dapat menyebabkan kebutaan.
 Perdarahan intrakranial akibat kejang berulang.
 Gagal ginjal akut.
 Sindrom HELLP.
 Disseminated intravascular coagulation (DIC), kondisi di mana terjadi penggumpalan
darah di dalam seluruh pembuluh darah bersamaan dengan perdarahan.

PENCEGAHAN EKLAMPSIA

Untuk meminimalisir risiko terjadinya eklampsia dapat dilakukan

 Pemeriksaan kehamilan rutin agar preeklampsia dapat terdeteksi sedini mungkin


 Menjaga tekanan darah tetap stabil bila memiliki Riwayat hipertensi
 Pengontrolan berat badan sebelum merencanakan kehamilan

B. PENDARAHAN
Pendarahan postpartum datau postpartum hemorogik adalah pendarahan yang berlebihan yang
terjadi persalinan
Proses ini lah yang membuat anda pendarahan postpartum alias pendarahan setelah
melahirkan.

 Pasalnya saat plasenta terlepas, pembuluh darah dalam rahim akan terbuka.
 Pembuluh darah yang terbuka tersebut tidak bisa lansung tertutup begitu saja
 Selain dengan krontraksi rahim, proses menyusui juga dapat membantu meng hentikan
pendarahan
 Banyaknya jumlah hormon oksitosin di dalam tubuh anda bergna untuk menghentikan
perdarahan
Jenis perdarahan postpartum atau postpartum hemoragik terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Perdarahan postpartum primer (PPH Primer)
PPH primer adalah kondisi ketika perdarahan postpartum membuat anda kehilangan
lebih dari 500 mililiter(ml) darah dalam kurun waktu 24 jam pertama.

2. Perdarahan postpartum sekunder ( PPH Sekunder)


Perdarahan hemoragik postpartum atau PPH sekunder adalah kondisi ketika anda
mengalami perdarahan vagina yang hebat atau abnormal mulai dari 24 jam pertama
sampai 12 minggu pascapersalinan.
Berikut adalah gejala yang menandakan adanya perdarahan postpartum atau perdarahan berat
setelah melahirkan :

 Perdarahan tidak berkurang atau berhenti dari hari ke hari


 Tekanan darah menurun
 Jumlah sel darah merah menurun
 Detak jantung meningkat
 Pembengkakan pada beberapa bagian tubuh
 Rasa sakit di perut setelah melahirkan tidak kunjung membaik
Kapan saya harus periksa kedokter ?
Setelah menglami pendarahan setelah melahirkan adalah suatu keadaan gawat darurat.
Perdarahan pascamelahirkan biasanya hal ini disebabkan oleh rahim yang tidak berkontraksi
dengan baik (atonia uteri).
Penyebab perdarahan postpartum atau setelah melahirkan ini dapat dibagi kedalam lima
kelompok utama, sebagai berikut:
1. Atonia uteri adalah kondisi di mana rahim tidak dapat berkontraksi dengan baik untuk
mengeluarkan plasenta
2. Retensio plasenta adalah terjadi saat pembuluh darah dan bagian lain dari plasenta
berada terlalu dalam dinding rahim.
3. Plasenta akreta adalah terjadi saat pembuluh darah dan bagian lain dari plasenta
berada terlalu dalam dinding rahim.
4. Gangguan koagulasi ( pembekuan darah) adalah gangguan pembekuan darah juga
dapat menjadi penyebab ibu mengalami perdarahan saat dan setelah melahirkan

FAKTOR – FATOR RESIKO


Faktor risiko di bawah ini, anda lebih mungkin untuk mengalami perdarahan postpartum
atau setelah melahirkan :

 Melahirkan anak kembar


 Ukuran bayi beser ( berat bayi lebih dari 4000 gram )
 Proses melahirkan dan pengeluaran plasenta memakan waktu lama.
 Pernah melahirkan beberapa kali sebelumnya.
 Rahim robek saat persalinan (rupture uteri)
 Mengalami abruption plasenta yakni plasenta yang lepas sebelum waktunya
 Mengalami plasenta previa atau letak plasenta berada dibawah rahim
 Berat badan ibu berlebih (obesitas)
KOMPLIKASI
Komplikasi adalah perdarahan postpartum atau perdarahan setelah melahirkan berisiko
membuat anda mengalami komplikasi seperti :

 Anemia
 Pusing saat sedang berdiri
 Kelelahan
Bagaimana perdarahan di awal,perdarahan sebenarnya normal terjadisetelah melahirkan.
Akan tetapi, jika jumlahnya terlalu banyak dan tidak kunjung mereda dari hari ke hari,
kemungkinan perdrahan anda sudah termasuk berat atau parah.
Maka itu, dokter dapat melakukan pemeriksaan guna memastikan perdrahan yang anda alami.
Apa saja pengobatan untuk perdarahan postpartum?
PENGOBATAN
Pengobatan yang diberikan dokter untuk membantu mengatasi perdrahan berat setelah
melahirkan biasanya berbeda-beda..
Berikut ini penanganan untuk mengatasi perdarahan post partum atau setelah melahirkan :
1. Memijat rahim dan memberikan obat – obatan
Pijatan rahim biasannya dilakukan untuk kasus atonia uteri alias rahim tidak dapat
berkontraksi

2. Melakukan prosedur kuretase pada rahim


Jika anda mengalami retensio plasenta, dokter dapat menempuh tindakan kuret saat
hamil untuk mengambil plasenta dari dalam rahim.

C. SEPSIS
Sepsis adalah komplikasi berbahaya akibat respons tubuh terhadap infeksi. Kondisi ini dapat
menyebabkan tekanan darah turun drastic sehingga terjadi kerusakan pada organ dan jaringan
tubuh, bahkan bisa mengancam nyawa penderitanya.

DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN SEPSIS


Diagnosis sepsis dilakukan dengan Tanya jawab terkait gejalak, meriksaan fisik lengkap, dan
pemeriksaan penunjang, seperti tes urine, pemindaian dan biopsy.
Sepsis adalah penyakit gawat darurat yang akan memerlukan pengobatan intensif di ICU.
Untuk menagani sepsis, dokter akan memberikan antibiotic atau obat-obat lain, alat bantu
napas, cairan infus, sampai dialysis atau cuci darah.
PENYEBAB SEPSIS
Sepsis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur di bagian tubuh
manapun.namun infeksi yang paling sering memicu sepsis adalah:

 Demam
 Kesemutan
 Radang paru-paru (pneumonia)
 Infeksi saluran kemih
 Infeksi ginjal
 Infeksi pada saluran pencernaan, seperti penyakit usus buntu, infeksi rongga perut
(peritonitis), dan infeksi kandung empedu (kolesistitis)
 Infeksi pada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), misalnya meningitis
atau ensefalit
 Infeksi bakteri di aliran darah (bacteremia)
 Infeksi pada kulit, seperti selulitis

FAKTOR RESIKO SEPSIS


Ada bebrapa faktor yang bisa membuat penderita infeksi lebbih berisiko terserang sepsis yaitu :

 Berusia lebih dari 65 tahun atau berusia kurang 1 tahun


 Menderita penyakit kronis, seperti diabetes, kanker, penyakit paru – paru, dan penyakit
ginjal
 Menderita penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh seperti HIV/AIDS
 Menderita penyakit parah dan sedang dirawat di ICU
 Menderita kecanduan alkohol
GEJALA SEPSIS

 Demam
 Gelisah
 Sulit pernapasan
 Kelelahan berat
 Mual dan muntah
 Linglung
Dokter juga akan melakukan tes darah, yang tujuannya untuk:

 Memeriksa kemungkinan infeksi dalam darah


 Mengevaluasi fungsi hati dan ginjal
 Mengukur kadar elektrolit
 Mengukur kadar oksigen dalam tubuh
 Melihat waktu pembekuan darah
PENGOBATAN SEPSIS
Umumnya pasien pepsis akan menjalani perawatan gawat darurat di unit perawatan intensif
atau ICU. Hal ini dilakukan karena infeksi pada pasien sudah tergolong berat sehingga tanda-
tanda vital pasien perlu dipantau secara ketat oleh dokter.
1. Mencegah dehidrasi dan gagal ginjal akut
2. Menjaga tekanan darah agar tetap normal
3. Menjaga aliran oksigen kedalam tubuh
4. Mempertahankan kadar gula darah normal
Sepsis dapat menimbulkan beberapa komplikasi sebagai berikut :
1. Kematian jaringan ( gangrene)
2. Kerusakan organ permanen
3. Peningkatan risiko infeksi
4. Syok sepsis
Meski sepsis tidak selalu bisa dihindari, tetapi ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
menurunkan risikonnya, yaitu dengan :
1. Menghindari penularan kuman penyebab infeksi
2. Mencegah infeksi berkembang menjadi sepsis

SOAL PRE TEST PELATIHAN PONEK


1. Secara esensial tim PONEK terdiri dari...
a. 2 dokter Sp.OG, 2 dokter Sp.A, 2 dokter UGD, 3 bidan, 2 perawat
b. 2 dokter Sp.OG, 1 dokter Sp.A, 2 dokter UGD, 3 bidan, 2 perawat
c. 2 dokter Sp.OG, 2 dokter Sp.A, 1dokter UGD, 3 bidan, 2 perawat
d. 2 dokterSp.OG, 2 dokter Sp.A, 2 dokter UGD, 1 bidan, 2 perawat
e. 2 dokter Sp.OG, 2 dokter Sp.A, 2 dokter UGD, 3 bidan, 1 perawat

2. Hipertensi gestasional dibedakan menjadi...


a. Hipertensi gestasional tanpa proteinuren
b. Hipertensi gestasional dengan proteinurea
c. Hipertensi gestasional dengan proteinurea dan kondisi sampingan
d. Semua benar
e. Semua salah

3. Penyebab Kematian terbesar pada ibu hamil dan melahirkan adalah :


a. Pre Eklampsia
b. Sepsis
c. Perdarahan
d. Eklampsia
e. Semua benar

4. Pengertian perdarahan post partum adalah...


a. Kehilangan darah yang potensial mengakibatkan ketidakstabilan hemodinamik
b. Kehilangan darah < 500 ml pada persalinan SC
c. Kehilangan darah > 1000 ml pada persalinan pervaginam
d. Kehilangan darah yang mengakibatkan bayi meninggal
e. Perdarahan yang terjadi ketika ibu akan bersalin

5. Pre Eklampsia dan Eklampsia mempunyai gejala yang sama yang


membedakannya pada Eklampsia adalah :
a. Tekanan darah yang tinggi
b. Sakit kepala
c. Protein urin positif
d. Kejang
e. Mual muntah

6. Tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi perdarahan pada ibu post partum
diantaranya, kecuali...
a. Melakukan pemeriksaan fundus
b. Melihat traktus genital bawah
c. Membiarkan sejenak untuk melihat penyebab terjadinya perdarahan
d. Melakukan eksplorasi uterus untuk melihat sisa plasenta, rupture uteri,
dan inverse uteri
e. Melakukan pemeriksaan koagulasi

7. Gejala Sepsis diantaranya adalah kecuali : :


a. Demam
b. Gelisah
c. Mual muntah
d. Stres
e. Sulit pernafasan

8. Tata laksana ABC’s diantaranya adalah...


a. Bicara dan observasi pasien
b. Jalur IV besar
c. Kristaloid dalam jumlah banyak
d. Menghitung darah lengkap
e. Semua benar

9. Obat anti hipertensi untuk terapi akut adalah...


a. Semua benar
b. Atenolol
c. Labetalol
d. Nifedipine 3-8 x 10mg/oral
e. ISDN

10. Sepsis dapat menimbulkan beberapa komplikasi sebagai berikut :


a. Kematian jaringan ( gangrene)
b. Semua benar
c. Peningkatan resiko infeksi
d. Kerusakan organ permanen
e. Syok sepsis

JAWABAN :
1. A
2. D
3. E
4. A
5. D
6. C
7. D
8. F
9. A
10.B

Anda mungkin juga menyukai