Anda di halaman 1dari 3

PERMASALAHAN PADA KEHAMILAN

Pada masa kehamilan dapat terjadi berbagai komplikasi atau masalah-masalah, seperti
halnya mual dan muntah yang sering dialami pada ibu hamil yang merupakan salah satu gejala
paling awal pada kehamilannya.
A. Hyperemesis gravidarum
- Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah di masa kehamilan dengan frekuensi serta  
gejala yang jauh lebih parah daripada morning sickness.
- Pada morning sickness, mual dan muntah biasanya hanya berlangsung dalam 14 minggu
pertama periode kehamilan dan umumnya dialami di pagi hari. Namun pada kasus hiperemesis
gravidarum, mual atau muntah bisa terus berlangsung lebih dari 14 minggu atau bahkan hingga
bayi lahir. Gejalanya pun bisa muncul sepanjang hari dan bukan di pagi hari saja.
GEJALA :
•  Mual dan muntah parah secara berkepanjangan.
• Pusing.
• Sakit kepala.
• Jantung berdebar.
• Sulit menelan makanan atau minuman.
• Mengeluarkan air liur secara berlebihan.
• Sangat sensitif terhadap aroma.
Jika tidak ditangani secara baik atau diabaikan, gejala hiperemesis gravidarum bisa memburuk
dan berisiko tinggi menyebabkan komplikasi, seperti:
• Berat badan menurun.
• Dehidrasi.
• Konstipasi.
• Ketosis atau peningkatan kadar asam keton yang bersifat toksik di dalam darah dan
 urine.
• Hipotensi atau tekanan darah rendah.
• Deep Vein Thrombosis (DVT) atau penggumpalan darah di dalam pembuluh vena.
• Berat badan bayi rendah.
PENYEBAB :
          Para ahli hingga kini belum bisa mengetahui secara pasti penyebabnya, walau perubahan
hormon seperti hormon glikoprotein atau Human Chorionic Gonadotropin (hCG) dalam darah
kerap menjadi alasan utama.
Ada beberapa hal yang diyakini ahli berkaitan erat dengan kemunculan hiperemesis gravidarum
atau dalam kata lain dapat meningkatkan risiko seorang wanita terkena kondisi ini.
• Pernah mengalami hiperemesis gravidarum di kehamilan sebelumnya.
• Memiliki keluarga dekat (misalnya ibu, kakak, atau adik) yang pernah menderita
 hiperemesis gravidarum.

B. PREEKLAMSIA
Preeklamsia adalah sebuah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah
tinggi (hipertensi) dan tanda-tanda kerusakan organ, misalnya kerusakan ginjal yang ditunjukkan
oleh tingginya kadar protein pada urine (proteinuria).
GEJALA :
• Biasanya muncul saat usia kehamilan memasuki minggu ke-20 atau lebih (paling
 umum usia kehamilan   24-26 minggu), sampai tak lama setelah bayi lahir
• Tekanan darah yang terus meningkat
• Sesak napas akibat cairan di paru-paru.
• Sakit kepala parah.
• Berkurangnya volume urine.
• Gangguan penglihatan, misalnya pandangan hilang secara sementara, menjadi kabur,
 atau sensitif terhadap cahaya.
• Mual dan muntah.
• Rasa nyeri pada perut bagian atas (biasanya di bawah tulang rusuk sebelah kanan).
• Meningkatnya kandungan protein pada urine (proteinuria).
• Gangguan fungsi hati.
• Pembengkakan pada telapak kaki, pergelangan kaki, wajah, dan tangan.
• Menurunnya jumlah trombosit dalam darah (trombositopenia).
PENYEBAB :
- preeklamsia diawali dengan adanya kelainan pada plasenta, yaitu organ yang berfungsi
menerima suplai darah dan nutrisi bagi bayi selama masih di dalam kandungan.
- Pada wanita dengan preeklamsia, pertumbuhan dan perkembangan pembuluh darah plasenta
mengalami gangguan. Pembuluh darah menjadi lebih sempit dari yang seharusnya, serta
melakukan reaksi berbeda terhadap rangsangan hormon. Kondisi tersebut menyebabkan
berkurangnya jumlah darah yang bisa dialirkan.
Adapun beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seorang wanita hamil mengalami
preeklamsia, di antaranya:
• Kehamilan pertama.
• Pernah mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya.
• Kekurangan nutrisi.
• Sedang menderita beberapa penyakit tertentu, seperti sindrom antifosfolipid, diabetes,
 lupus, hipertensi, atau penyakit ginjal.
• Mengandung lebih dari satu janin.
• Bayi pada kehamilan saat ini memiliki ayah yang berbeda dengan kehamilan
 sebelumnya.
• Hamil setelah jeda 10 tahun dengan kehamilan sebelumnya.
• Hamil di bawah usia 20 tahun atau di atas usia 40 tahun.
• Obesitas saat hamil dengan indeks massa tubuh 25 atau lebih.
• Memiliki keluarga dengan riwayat preeklamsia.
C. EKLAMSIA
Eklamsia adalah kondisi serius akibat preeklamsia pada ibu hamil, yang ditandai adanya kejang.
Dengan kata lain, preeklamsia yang disertai kejang disebut eklamsia.
Preeklamsia umumnya terjadi pada trimester terakhir kehamilan, dan risiko munculnya kejang
(eklamsia) adalah pada saat mendekati persalinan. Kejang eklamsia dapat dibagi menjadi 2 fase.
Fase pertama adalah kejang sekitar 15-20 detik yang ditandai dengan kedutan di sekitar wajah.
Setelah itu, kejang eklamsia akan masuk fase kedua yang ditandai dengan kejang otot di sekitar
rahang, otot mata, dan akhirnya menyebar ke seluruh tubuh selama sekitar 60 detik.
GEJALA :
- Munculnya eklamsia pada ibu hamil selalu didahului dengan preeklamsia.
- Hipertensi. Preeklamsia dapat terjadi akibat tekanan darah tinggi yang dapat merusak pembuluh
darah baik arteri, vena, dan kapiler. Kerusakan pembuluh darah arteri akan menyebabkan aliran
darah terganggu sehingga mengganggu kinerja otak dan dapat menghambat pertumbuhan bayi.
-Proteinuria. Proteinuria adalah keberadaan protein di dalam urine yang diakibatkan oleh
gangguan fungsi ginjal. Kondisi ini dapat muncul jika glomerulus, bagian ginjal yang berfungsi
menyaring darah, mengalami kerusakan sehingga protein dapat lolos dari penyaringan.
Ditemukannya protein dalam urine merupakan tanda klinis yang penting dalam mendiagnosis
preeklamsia pada ibu hamil, meskipun tidak menunjukkan gejala.
-Jika preeklamsia sudah masuk tahapan berat, gejala-gejala yang dapat muncul pada ibu hamil
antara lain:
• Pusing.
• Sakit kepala.
• Mual.
• Muntah.
• Nyeri perut.
• Gangguan penglihatan.
• Perubahan refleks badan.
• Gangguan kondisi mental.
• Adanya cairan dalam paru-paru (pulmonari edema).
PENYEBAB :
Hingga saat ini, penyebab terjadinya preeklamsia dan eklamsia belum diketahui dengan pasti.
Namun, sejumlah dugaan menyebutkan bahwa kondisi ini diakibatkan oleh kelainan pada
pembuluh darah dan kelainan pada plasenta.
Beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko preeklamsia dan eklamsia pada ibu
hamil adalah:

 Hamil pada usia remaja atau diatas usia 40 tahun.


 Memiliki riwayat preeklamsia atau eklamsia pada kehamilan sebelumnya.
 Obesitas.
 Mengalami hipertensi sebelum menjalani kehamilan.
 Menjalani kehamilan yang dilakukan melalui donor sel telur atau inseminasi buatan.
 Mengalami kehamilan berganda.
 Mengalami anemia sel sabit.
 Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Anda mungkin juga menyukai